METODE SCHEFFE DALAM UJI KOMPARASI GANDA ANALISIS VARIANS DUA FAKTOR DENGAN INTERAKSI

dokumen-dokumen yang mirip
ANALISIS VARIANS TIGA FAKTOR PADA RANCANGAN SPLIT-SPLIT PLOT

BAB III METODE PENELITIAN

ANALISIS VARIANSI DUA JALAN

BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Desain Penelitian Jenis penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif. Menurut Sutama (2015:43) penelitian

Utriweni Mukhaiyar BI5106 Analisis Biostatistik 29 November 2012

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PERBANDINGAN METODE BOOTSTRAP DAN JACKKNIFE DALAM MENAKSIR PARAMETER REGRESI UNTUK MENGATASI MULTIKOLINEARITAS

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian kuantitatif dengan jenis eksperimen semu (quasy experimental

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang terkendali

OPTIMASI PRODUKSI DENGAN METODE RESPONSE SURFACE (Studi Kasus pada Industri Percetakan Koran)

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

ANALISIS RAGAM KLASIFIKASI 2 ARAH. b. Mengetahui perbedaan keragaman disebabkan perbedaan antarkolom. Kolom 1 2. j. c. Nilai rata I... R..

EKSPERIMENTASI MODEL PEMBELAJARAN TEAMS GAMES TOURNAMENT BERBASIS KOMPUTER PADA SISWA SMP KELAS VIII

LAPORAN PRAKTIKUM STATISTIK ELEMENTER UJI ANALISIS VARIAN DUA ARAH (TWO WAY ANOVA) Dosen Pengampu Dr. Sri Harini, M.Si

BAB VI UJI PRASYARAT ANALISIS

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. eksperimen digunakan karena sesuai dengan tujuan penelitian yaitu untuk

NASKAH PUBLIKASI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 PENDIDIKAN MATEMATIKA. Oleh : VERA LUSIANA A

METODE ORDINARY LEAST SQUARES DAN LEAST TRIMMED SQUARES DALAM MENGESTIMASI PARAMETER REGRESI KETIKA TERDAPAT OUTLIER

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

EFEKTIFITAS STRATEGI PEMBELAJARAN INFO SEARCH BERBASIS PMR PADA PEMBELAJARAN STATISTIKA DASAR II DITINJAU DARI KECERDASAN INTERPERSONAL MAHASISWA

EKSPERIMEN PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN PROBLEM BASED LEARNING DAN PROJECT BASED LEARNING DITINJAU DARI AKTIVITAS BELAJAR SISWA

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT (NUMBERED HEAD TOGETHER) TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR SISWA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. eksperimen. Menurut Sugiyono (2012: 107) menyatakan bahwa metode

EFEKTIVITAS CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

KONSEP NILAI HARAPAN KUADRAT TENGAH

EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA HUMANISTIK BERBASIS KONSTRUKTIVISTIK MENGGUNAKAN ICT DITINJAU DARI KEMAMPUAN AWAL SISWA.

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tempat dan waktu Penelitian

EKSPERIMENTASI METODE PEMBELAJARAN COURSE REVIEW HORAY DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR PADA SISWA SMP

BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Data 1. Data Nilai Ulangan Semester I Siswa Kelas VII Tahun Pelajaran 2014/2015 Kelas

NASKAH PUBLIKASI SKRIPSI. Disusun Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Matematika

KOMPARASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION DITINJAU DARI KREATIVITAS MAHASISWA

JMP : Volume 4 Nomor 1, Juni 2012, hal

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

ANALISIS PERANCANGAN PERCOBAAN 2 MATERI 3: KONSEP NILAI HARAPAN KUADRAT TENGAH

EKSPERIMENTASI MODEL PEMBELAJARAN THINK TALK WRITE BERBANTU KARTU MASALAH DAN THINK PAIR SHARE BERBANTU KARTU MASALAH DITINJAU DARI KEMAMPUAN AWAL

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY-TWO STRAY

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 TINJAUAN TEORI

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tempat Dan Waktu Penelitian. Penelitian dilaksanakan di SMP se-kecamatan Bajawa Kabupaten

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Analisis Kovariansi pada Rancangan Faktorial Dua Faktor dengan n Kali Ulangan

NASKAH PUBLIKASI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Matematika

DIAGNOSTIK SISAAN PADA MODEL LINIER RANCANGAN ACAK KELOMPOK LENGKAP (RAKL) DUA FAKTOR SKRIPSI

PROSEDUR UMUM. Langkah 1 : tentukan hipotesis 0 (H 0 ) dan anti hipotesis (H 1 )

Yudhi Hanggara 1, Wajubaidah

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB II LANDASAN TEORI. metode kuadrat terkecil (MKT), outlier, regresi robust, koefisien determinasi,

Contoh RAK Faktorial

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Jurnal Akademis dan Gagasan matematika Edisi Ke Dua Tahun 2015 Halaman 45 hingga 53

NASKAH PUBLIKASI SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Matematika

BAB III METODE PENELITIAN

IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI MODEL DISCOVERY LEARNING BERBASIS MULTIMEDIA DITINJAU DARI

Percobaan Dua Faktor: Percobaan Faktorial. Arum Handini Primandari, M.Sc.

REGRESI LINEAR SEDERHANA

ANALISIS VARIAN -YQ-

IMPLEMENTASI PENDEKATAN PEMBELAJARAN SCIENTIFIC DENGAN STRATEGI TEAM GAME TOURNAMENT

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. dasarnya dibedakan menjadi penelitian eksperimen dan non eksperimen. 2 Peneliti

NASKAH PUBLIKASI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Matematika. Oleh: MAHFIATI A

BAB III METODE PENELITIAN. A.Tempat dan Waktu Penelitian

Eksperimentasi Pembelajaran GI dan GI-PP Ditinjau dari Sikap Mahasiswa Terhadap Matematika

UJI HOMOGENITAS. Pada dasarnya uji homogenitas dimaksudkan untuk memperlihatkan bahwa dua atau lebih

PENGARUH PEMBELAJARAN ROLE PLAY DAN GUIDED DISCOVERY TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA DITINJAU DARI AKTIVITAS BELAJAR SISWA

UKURAN SAMPEL DAN DISTRIBUSI SAMPLING DARI BEBERAPA VARIABEL RANDOM KONTINU

BAB 2 LANDASAN TEORI. 1. Analisis korelasi adalah metode statistika yang digunakan untuk menentukan

PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK TERHADAP PRESTASI BELAJAR DITINJAU DARI KEMAMPUAN PEMAHAMAN MATEMATIS PADA MATA KULIAH STATISTIKA NON PARAMETRIK

BAB IV HASIL PENELITIAN

2) Ukuran Data Tidak Sama k n i T 2.. JKT = X 2 ij - i=1 j=1 N k JKK = T 2 i. T 2.. i=1 n i N JKG = JKT - JKK Sumber Jumlah db Kuadrat Tengah F. Hitun

EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MODEL TWO STAY-TWO STRAY (TS-TS)DAN LEARNING TOGETHER (LT) DITINJAU DARI KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan di Laboratorium Silvikultur, Jurusan

Pengaruh variasi celah reed valve dan variasi ukuran pilot jet, main jet terhadap konsumsi bahan bakar pada sepeda motor Yamaha F1ZR tahun 2001

BAB III METODE PENELITIAN. yang bersifat membandingkan. Menguji hipotesis komparatif berarti menguji

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Pada bab ini akan diuraikan hasil penelitian yang telah dilakukan di SMP

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INVESTIGASI KELOMPOK BERBANTUAN PERANGKAT LUNAK MAPLE TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS ABSTRAK

Analisis Variansi (ANOVA) Utriweni Mukhaiyar MA 2081 Statistika Dasar 13 November 2012

Oleh: Sumaji. Kata kunci : Pembelajaran Matematika, Group Investigation, Aktivitas Belajar.

GENERALIZED CROSS VALIDATION DALAM REGRESI SMOOTHING SPLINE

Santi Widyawati Dosen Prodi Pendidikan Matematika, IAIM NU Metro Abstrak

Diana Aprisinta Prodi Pendidikan Matematika STKIP PGRI NGAWI ABSTRAK

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Deskripsi Data

Artikel Publikasi Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Matematika. Diajukan Oleh: HANAN FUADY A

BAB III METODE PENELITIAN

Transkripsi:

Buletin Ilmiah Math. Stat. dan Terapannya (Bimaster) Volume 04, No. 3(2015), hal 371 378. METODE SCHEFFE DALAM UJI KOMPARASI GANDA ANALISIS VARIANS DUA FAKTOR DENGAN INTERAKSI Yuvita Erpina Rosa, Neva Satyahadewi, Muhlasah Novitasari Mara INTISARI Analisis varians merupakan pengembangan dari uji-t dan bagian dari analisis perbandingan. Analisis varians digunakan untuk menguji signifikansi perbedaan tiga rata atau lebih, baik yang berasal dari dua sampel populasi yang berhubungan maupun yang saling bebas. Analisis statistik yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis varians dua faktor dengan interaksi. Asumsi - asumsi yang digunakan dalam analisis varians adalah sampel diambil secara acak dari populasinya, data pengamatan harus berdistribusi normal dan homogen. Uji komparasi ganda merupakan tindak lanjut dari analisis varians karena analisis varians hanya dapat mengetahui hipotesis nol diterima atau ditolak. Hal ini berarti apabila hipotesis nol ditolak, maka belum dapat diketahui rerata mana saja yang berbeda. Hipotesis nol ditolak maka diperoleh kesimpulan bahwa paling sedikitnya terdapat satu rerata yang berbeda dengan rerata lainnya. Untuk mengatasi hipotesis nol yang ditolak peneliti menggunakan salah satu metode dari uji komparasi ganda analisis varians yaitu metode Scheffe. Metode Scheffe dipilih karena metode ini bersifat konservatif dan fleksibel terhadap hasil keputusannya. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data hasil pengukuran MOR papan gipsum. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh jumlah berat ampas sagu dan berat gipsum serta interaksi kedua faktor tersebut terhadap kualitas papan gipsum yang baik untuk list profile. Berdasarkan hasil penelitian pada aplikasi studi kasus diperoleh berat ampas sagu tidak memenuhi syarat sebagai papan gipsum berkualitas baik yang dapat dipergunakan untuk list profile. Kata Kunci : Anava dua faktor dengan interaksi, Scheffe. PENDAHULUAN Analisis varians diperkenalkan oleh Sir Ronald A. Fisher (1890-1962). Asumsi-asumsi yang harus dipenuhi dalam analisis varians adalah subyek yang menjadi sampel pada setiap kelompok harus diambil secara acak dari populasinya, data pengamatan harus berdistribusi normal dan homogen. Analisis varians dua faktor dengan interaksi digunakan untuk menguji beda rataan untuk beberapa populasi secara bersamaan dan menghindari hasil kesimpulan yang salah dalam penelitian apabila terdapat interaksi dari kedua faktor tersebut [1]. Analisis varians mempunyai kelemahan yaitu apabila hipotesis nol ditolak dan hipotesis alternatif diterima maka peneliti hanya mengetahui bahwa rerata-rerata tersebut tidak semuanya sama. Sehingga peneliti perlu mengetahui rerata mana saja yang sama dan yang tidak sama. Untuk menutup kelemahan pada analisis varians maka peneliti perlu melakukan uji lanjut pada analisis varians atau disebut dengan uji komparasi ganda pasca analisis varians. Uji komparasi ganda yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Scheffe [2]. Tujuan penelitian ini adalah mengkaji tentang uji komparasi ganda pasca analisis varians dua faktor dengan interaksi dengan menggunakan metode Scheffe dan mengaplikasikan kedalam hasil penelitian dari pengukuran MOR papan gipsum. Masalah yang dibahas dalam penelitian ini adalah penyelesaian untuk masalah pada analisis varians dua faktor dengan interaksi ketika hipotesis nol yang diperoleh ditolak dengan menggunakan metode Scheffe. Tahapan pada penelitian ini dimulai dengan menguji asumsi-asumsi analisis varians yang harus dipenuhi pada data tersebut. Apabila data tersebut memenuhi asumsi-asumsi maka data yang diperoleh dapat diolah dengan analisis varians dua faktor dengan interaksi. Apabila F hitung lebih besar dari F 371

372 Y.E. Rosa, N. Satyahadewi, M.N. Mara tabel maka hipotesis nol ditolak. Karena hipotesis nol ditolak maka perlu dilakukan uji komparasi ganda dengan metode Scheffe. Metode Scheffe dikembangkan oleh Henry Scheffe (1959). Metode ini dipilih karena uji ini memanfaatkan hasil perhitungan analisis varians yaitu RKG. Uji perbandingan ganda pada metode Scheffe menggunakan sekumpulan pasangan perbandingan nilai rata-rata atau rataan marginal yang diperoleh pada tabel analisis varians. Tabel rataan marginal digunakan untuk mempermudah dalam perhitungan pada metode Scheffe. ANALISIS VARIANS DUA FAKTOR DENGAN INTERAKSI Menurut Walpole (2005), untuk memperoleh rumus umum analisis varians dua faktor dengan interaksi, yaitu dengan memandang n replikasi pada setiap kombinasi perlakuan bila faktor A diamati pada a taraf dan faktor B diamati pada b taraf. Pengamatan dapat dilihat pada Tabel 1 dimana baris menyatakan taraf ke-i dari faktor A dan kolom menyatakan taraf ke-j dari faktor B. Tiap kombinasi perlakuan menentukan suatu sel dalam Tabel 1 yang berarti sel tersebut adalah hasil dari pengamatan pada baris ke-i kolom ke-j, sehingga terdapat sebanyak ab sel yang masing-masing sel berisi n pengamatan. Misalkan menyatakan pengamatan ke-k yang diambil pada taraf ke-i dari faktor A dan taraf ke-j dari faktor B. Seluruh abn pengamatan dapat dilihat pada Tabel 1 [3]. Tabel 1 Percobaan Dua Faktor dengan Beberapa Pengamatan per Sel Kolom (B) Ukuran Rataan Baris (A) Total 1 b sampel marginal 1 a Ukuran sampel Total Rataan marginal Selanjutnya akan didefinisikan beberapa notasi-notasi yang akan sering digunakan dan sebagian telah digunakan pada Tabel 1. = Jumlah nilai (pengamatan) pada sel ke-ij atau baris ke-i kolom ke-j dari faktor A dan faktor B = Jumlah nilai (pengamatan) pada baris ke-i dari faktor A = Jumlah nilai (pengamatan) pada kolom ke-j dari faktor B = Jumlah total semua nilai (pengamatan) dari faktor A dan faktor B = Rataan nilai (pengamatan) pada sel ke-ij atau baris ke-i kolom ke-j dari faktor A dan faktor B = Rataan nilai (pengamatan) pada baris ke-i dari faktor A = Rataan nilai (pengamatan) pada kolom ke-j dari faktor B = Jumlah total semua rataan nilai (pengamatan) dari faktor A dan faktor B

Metode Scheffe dalam Uji Komparasi Ganda Analisis Varians Dua Faktor dengan Interaksi 373 = Ukuran sampel pada kolom ke-j dari faktor B Pengamatan dalam sel-ij yang menggambarkan baris ke-i kolom ke-j merupakan suatu contoh sampel acak berukuran n dari suatu populasi yang diasumsikan normal dengan rataan dan variansi. Semua populasi yang banyaknya ab dianggap mempunyai variansi yang sama. Setiap pengamatan pada Tabel 1 dapat ditulis kedalam bentuk persamaan (1) Persamaan (2) disubstitusikan kedalam Persamaan (1) sehingga diperoleh persamaan dimana i = 1, 2,, a; j = 1, 2,, b; k = 1, 2,, n keterangan = Pengamatan ke-k diambil pada taraf ke-i dari faktor A dan taraf ke-j dari faktor B = Nilai tengah umum atau rata-rata dari seluruh data pengamatan = Pengaruh faktor A baris ke-i = Pengaruh faktor B kolom ke-j = Pengaruh interaksi antara faktor A baris ke-i dengan faktor B kolom ke-j = Mengukur simpangan pengamatan nilai yang teramati dalam sel ke-ij dari nilai tengah populasi Terdapat tiga hipotesis yang akan diuji pada analisis varians dua faktor dengan interaksi, yaitu: pengaruh utama pada faktor A dimana dan paling sedikit ada satu i dengan, pengaruh utama pada faktor B dimana dan paling sedikit ada satu j dengan dan pengaruh interaksi faktor A dengan faktor B dimana dan paling sedikit ada satu (ij) dengan. Pada Persamaan (3) ada empat parameter model yang perlu diestimasi, yaitu: dan. Untuk mengestimasi keempat parameter tersebut maka digunakan metode kuadrat terkecil sehingga akan diperoleh nilai penduga masing-masing parameter. Prinsip dari metode kuadrat terkecil ini adalah untuk mencari estimator-estimator bagi parameter dengan meminimumkan jumlah kuadrat galat [4]. Hasil estimasi parameter disubstitusikan kedalam Persamaan (3) sehingga diperoleh persamaan Dengan demikian dari Persamaan (4) yang apabila dikuadratkan dan dijumlahkan untuk seluruh data akan menghasilkan + (2) (3) (4) Penjumlahan disini adalah untuk semua i, j dan k. Ruas kiri disebut JK Total (JKT), sedangkan suku suku pada ruas kanan berturut-turut disebut JK faktor A (JKA), JK faktor B (JKB), JK interaksi (JK(AB) dan JK galat (JKG). Dengan lambang kesamaan jumlah kuadrat tersebut dapat ditulis sebagai JKT = JKA + JKB + JK(AB) + JKG Sedangkan dalam hal ini, rumus tersebut dalam perhitungan prakteknya akan mengalami kesulitan sehingga perlu disederhanakan lagi menjadi: 1. JKT = jumlah kuadrat total 2. JKA = jumlah kuadrat bagi nilai tengah pengaruh utama dari faktor A

374 Y.E. Rosa, N. Satyahadewi, M.N. Mara 3. JKB = jumlah kuadrat pengaruh utama dari faktor B 4. JK(AB) = jumlah kuadrat interaksi antara faktor A dengan faktor B 5. JKG = jumlah kuadrat galat Derajat kebebasan untuk Jumlah kuadrat (JK) tersebut adalah: 1. JKT = abn 1 2. JKA = (a 1) 3. JKB = (b 1) 4. JK(AB) = (a 1)(b 1) 5. JKG = ab(n 1) Dengan membagi setiap jumlah kuadrat pada ruas kanan dari identitas jumlah kuadrat diatas dengan derajat bebasnya masing-masing, maka akan diperoleh empat nilai dugaan bagi atau disebut dengan kuadrat tengah atau rataan kuadrat, sehingga: Sebelum menguji,,, dengan pengaruh faktor A semuanya sama, maka perlu dihitung nilai nisbah yang merupakan nilai peubah acak yang berdistribusi F dengan derajat kebebasan (a 1) dan ab(n 1) bila benar. Hipotesis nol ditolak pada taraf nyata bila. Begitu pula, untuk menguji, bahwa pengaruh faktor B semuanya sama, maka hitung nilai nisbah yang merupakan nilai peubah acak yang berdistribusi F dengan derajat bebas (b 1) dan ab(n 1) bila benar. Hipotesis nol ditolak pada taraf nyata bila. Menguji hipotesis, bahwa pengaruh interaksi semuanya sama, hitung nilai nisbah yang merupakan nilai peubah acak yang berdistribusi F dengan derajat bebas (a 1)(b 1) dan ab(n 1) bila benar. Hipotesis ditolak pada taraf nyata bila. ''' H 0 Dari hasil perhitungan pada analisis varians dua faktor dengan interaksi maka dapat dibentuk Tabel 2. Sumber Keragaman Nilai Tengah Baris Nilai Tengah Kolom Interaksi Tabel 2 Analisis Varians Dua Faktor dengan Interaksi Jumlah Derajat Bebas Kuadrat Tengah F Hitung Kuadrat JKA JKB JK(AB) Galat JKG - Total JKT - -

Metode Scheffe dalam Uji Komparasi Ganda Analisis Varians Dua Faktor dengan Interaksi 375 UJI KOMPARASI GANDA DENGAN METODE SCHEFFE Metode Scheffe dikembangkan oleh Henry Scheffe (1959). Uji perbandingan berganda Scheffe, menggunakan sekumpulan pasangan perbandingan nilai rata-rata yang diperoleh pada tabel analisis varians. Langkah- langkah komparasi ganda dengan metode Scheffe untuk analisis varians dua faktor dengan interaksi pada dasarnya sama dengan langkah-langkah pada komparasi ganda untuk analisis varians satu faktor. Pada analisis varians dua faktor dengan interaksi tersebut dibagi menjadi dua jenis yaitu komparasi rataan antar kolom dari faktor A dan komparasi rataan antar baris dari faktor B. Dan didalam dua jenis tersebut dibagi lagi menjadi komparasi rataan antar sel atau interaksi pada baris yang sama dan komparasi rataan antar sel atau interaksi pada kolom yang sama. Tabel 3. Rataan Marginal untuk Metode Scheffe Baris (A) 1 Kolom (B) 1 b Ukuran sampel Rataan marginal a Ukuran sampel Rataan marginal Langkah-langkah pengujian pada metode Scheffe [1]: 1) Mengidentifikasi semua pasangan komparasi ganda. 2) Merumuskan hipotesis yang bersesuaian dengan komparasi tersebut. 3) Mencari harga statistik uji F dengan menggunakan rumus sebagai berikut: a) Komparasi rerata antar baris ke-i dan ke-j dari faktor A b) Komparasi rerata antar kolom ke-i dan ke-j dari faktor B c) Komparasi rerata antar sel pada kolom yang sama dari faktor A dengan B d) Komparasi rerata antar sel pada baris yang sama dari faktor A dengan B 4) Menentukan tingkat signifikansi. 5) Menentukan daerah kritis dengan menggunakan rumus sebagai berikut: a) b) c) d) 6) Menentukan uji beda rataan untuk setiap pasangan komparasi rerata. 7) Menyusun rangkuman analisis (komparasi ganda).

376 Y.E. Rosa, N. Satyahadewi, M.N. Mara APLIKASI PENGGUNAAN METODE SCHEFFE Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data hasil penelitian yang dilakukan oleh Rio Agnes Hosana Tambunan (2009) dengan menggunakan metode BNJ pada penelitiannya yang membahas Pengaruh Jumlah Berat Gipsum dan Ampas Sagu Terhadap Sifat Fisik dan Mekanik Papan Gipsum [5]. Data tersebut merupakan hasil pengukuran Modulus of Repture (MOR) papan gipsum. MOR merupakan tegangan lengkung akhir sebelum terjadinya patah dari suatu material dalam kelengkungannya dan MOR sering digunakan untuk membandingkan material satu dengan yang lain. Pada pengujian MOR ada persyaratan untuk benda yang akan diuji yaitu sebelum dilakukan pengujian benda yang diuji harus sama jenisnya, bebas dari cacat yaitu papaan tidak retak, tidak patah dan kadar air maksimum 20%. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh jumlah berat ampas sagu dan berat gipsum serta interaksi kedua faktor tersebut terhadap kualitas papan gipsum. Selain itu, untuk mengetahui jumlah berat ampas sagu dan berat gipsum yang paling tepat sehingga menghasilkan papan gipsum yang berkualitas baik yang dipergunakan untuk list profil. Dalam kasus ini terdapat dua faktor dengan tiga kali ulangan. Faktor berat ampas sagu (A) meliputi: 288.53 gr, 262.12 gr dan 240.13 gr. Faktor berat gipsum (B) meliputi: 432.81 gr, 458.71 gr dan 480.26 gr. Tabel 4. Data Hasil Pengukuran Modulus of Rupture Papan Gipsum Berat Gipsum (B) Berat Ampas Sagu (A) 5.28 7.68 7.20 8.64 9.60 10.56 14.4 9.60 15.36 7.68 10.56 7.20 12.00 11.52 08.64 13.92 9.60 12.96 8.16 5.28 7.68 11.04 11.52 11.04 16.80 13.44 16.32 Teknik analisis data menggunakan uji normalitas dan homogenitas sebagai uji prasyarat. Uji normalitas menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov dan uji homogenitas menggunakan uji Levene. Berdasarkana uji normalitas terhadap kualitas papan gipsum yang telah dilakukan, dengan nilai statistik uji untuk taraf signifikansi 0,05 diperoleh diterima. Hal ini berarti bahwa masing-masing sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal. Uji homogenitas varians terhadap data menggunakan uji Levene dengan taraf signifikansi 0,05 diperoleh diterima, sehingga dapat disimpulkan bahwa populasi mempunyai varians yang homogen. Selanjutnya, perhitungan uji hipotesis analisis varians dua faktor dengan interaksi disajikan pada Tabel 5. Tabel 5. Tabel Rangkuman Analisis Varians Dua Faktor dengan Interaksi Sumber JK Dk RK F hitung F tabel P-value Berat Ampas Sagu (A) Berat Gipsum (B) Interaksi (AB) Galat 172.237 9.370 17.920 59.136 2 2 4 18 86.118 4.685 4.480 3.285 26.213 1.426 1.364-3.55 3.55 2.93-0.000 0.266 0.286 - Total 258.662 26 - - - - Berdasarkan hasil dari analisis varians dua faktor dengan interaksi pada Tabel 5 terhadap pengukuran MOR dengan menggunakan tingkat signifikan 0,05, maka diperoleh keputusan uji pengaruh sebagai berikut: F hitung > F tabel atau P-value, maka ditolak. Jadi

Metode Scheffe dalam Uji Komparasi Ganda Analisis Varians Dua Faktor dengan Interaksi 377 dapat disimpulkan bahwa faktor berat ampas sagu mempunyai pengaruh terhadap sifat fisik dan mekanik papan gipsum. F hitung < F tabel atau P-value, maka diterima. Jadi dapat disimpulkan bahwa faktor berat gipsum tidak mempunyai pengaruh terhadap sifat fisik dan mekanik papan gipsum. F hitung < F tabel atau P-value (0.286) > (0.05), maka diterima. Jadi dapat disimpulkan bahwa tidak ada pengaruh interaksi dari faktor berat ampas sagu dan faktor berat gipsum terhadap sifat fisik dan mekanik papan gipsum. Untuk dari faktor berat ampas sagu yang ditolak perlu dilakukan uji komparasi dengan menggunakan metode Scheffe. Rataan masing-masing sel dan rataan marginal pada Tabel 6 digunakan untuk membantu perhitungan pada metode Scheffe. Tabel 6. Rataan Masing-Masing Sel Dari Data Pengamatan Komparasi rerata antar baris dari faktor A: Hipotesis pada komparasi rerata antar baris dari faktor A adalah: : (tidak ada pengaruh berat ampas sagu terhadap sifat fisik dan mekanik papan gipsum). : (ada pengaruh berat ampas sagu terhadap sifat fisik dan mekanik papan gipsum) Taraf signifikan: Berat ampas sagu (A) Berat Gipsum (B) Ukuran sampel Setelah dicari dengan rumus Scheffe untuk komparasi antar baris diperoleh: Rataan marginal 6.72 8.48 7.04 9 7.41 9.60 10.72 11.20 9 10.51 13.12 12.16 15.52 9 13.60 Ukuran sampel 9 9 9 27 - Rataan marginal 9.81 10.45 11.25-10.51 Daerah kritis: Rangkuman dari hasil perhitungan komparasi rataan antar baris pada faktor A yaitu berat ampas sagu dengan menggunakan metode Scheffe dapat dilihat pada Tabel 7. Tabel 7. Hasil Uji Komparasi Rataan Antar Baris Dengan Metode Scheffe F hitung Daerah kritis Keputusan 13.16438 6.80 ditolak 52.48781 6.80 ditolak 13.07959 6.80 ditolak Berdasarkan hasil uji komparasi ganda dengan metode Scheffe, dapat dilihat untuk faktor berat ampas sagu ternyata berat ampas sagu 240.13 gr yang digunakan memberikan rata-rata hasil kualitas

378 Y.E. Rosa, N. Satyahadewi, M.N. Mara dari papan gipsum sangat signifikansi jika dibandingkan dengan berat ampas sagu 288.53 gr. Namun secara statistik berat ampas sagu 288.53 gr dengan berat ampas sagu 262.12 gr dan berat ampas sagu 262.12 gr dengan berat ampas sagu 240.13 gr hasil kualitas papan gipsum signifikansi. PENUTUP Analisis varians digunakan pada data pengamatan yang memenuhi asumsi-asumsi dalam analisis varians. Uji komparasi ganda merupakan tindak lanjut dari analisis varians yang hipotesis nol ditolak. Metode Scheffe digunakan untuk melakukan pelacakan terhadap perbedaaan rerata antar baris dari faktor A, perbedaan rerata antar kolom dari faktor B, perbedaan rerata antar sel pada baris yang sama dan perbedaan rerata antar sel pada kolom yang sama yang hipotesis nol ditolak. Hipotesis nol pada faktor A ditolak yang menyatakan bahwa berat ampas sagu dalam penelitian ini tidak memenuhi syarat sebagai papan gipsum yang berkualitas baik yang dipergunakan untuk list profile. Berdasarkan uji perbandingan berganda dengan metode Scheffe, dapat dilihat untuk faktor berat ampas sagu ternyata berat ampas sagu 240.13 gr memberikan rata-rata hasil kualitas dari papan gipsum sangat signifikan jika dibandingkan dengan berat ampas sagu 288.53 gr. Namun secara statistik berat ampas sagu 288.53 gr dengan berat ampas sagu 262.12 gr dan berat ampas sagu 262.12 gr dengan berat ampas sagu 240.13 gr hasil kualitas papan gipsum signifikan. DAFTAR PUSTAKA [1]. Djudin Tomo. Statistika Parametrik Dasar-Dasar Pemikiran Dan Penerapannya Dalam Penelitian. Yogyakarta: Tiara Wacana; 2013. [2]. Budiyono. Statistik Untuk Penelitian. Surakarta: Sebelas Maret University Press; 2009. [3]. Pollet Dan Nasrullah. Penggunaan Metode Statistika Untuk Ilmu Hayati. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press; 1994. [4]. Walpole, E. Ronald. Pengantar Statistika. Edisi Ke-3. Bambang Sumantri (Alih Bahasa). Jakarta: Gramedia; 2005. [5]. Rio, A.H.T. Pengaruh Jumlah Berat Gipsum Dan Ampas Sagu Terhadap Sifat Fisik Dan Mekanik Papan Gipsum, UNTAN, Fakultas Kehutanan, Pontianak, 2010; 15(6):100-101. YUVITA ERPINA ROSA NEVA SATYAHADEWI MUHLASAH NOVITASARI MARA : FMIPA UNTAN, Pontianak, youvitaa88@gmail.com : FMIPA UNTAN, Pontianak, neva.satya@math.untan.ac.id : FMIPA UNTAN, Pontianak, noveemara@gmail.com