BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENGAMATAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB V PENUTUP. bab IV, maka penulis dapat mengambil kesimpulan sebagai berikut :

EFEKTIVITAS PENAGIHAN PAJAK DENGAN SURAT PAKSA TERHADAP PENERIMAAN PAJAK PADA KPP PRATAMA BEKASI SELATAN

BAB IV PEMBAHASAN. Surat Ketetapan Pajak (SKP) Dan Surat Tagihan Pajak (STP) Lebih Bayar (SKPLB) berdasarkan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1983

BAB 4 PEMBAHASAN. adalah analisis deskriptif komparatif untuk membandingkan penagihan pajak

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN

BAB IV PEMBAHASAN. Realisasi Tunggakan Pajak yang Lunas Pada Kantor Pelayanan Pajak

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN

BAB 4 PEMBAHASAN. 4.1 Rencana dan Realisasi Penerimaan Pajak Pada Kantor Pelayanan Pajak

Sejak dilakukan reformasi perpajakan pada tahun 1983 yang ditandai dengan perubahan

BAB I PENDAHULUAN. berkesinambungan. Pembangunan tersebut untuk mensejahterakan rakyat indonesia

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENGAMATAN

BAB I Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Indonesia adalah sebuah negara berkembang yang terdiri dari

BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA Sejarah Singkat Berdirinya Instansi. berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 55/PMK.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

ANALISIS EFEKTIFITAS PENERAPAN SURAT PENAGIHAN PAJAK TERHADAP PENERIMAAN PAJAK PADA KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA MEDAN POLONIA

BAB IV PEMBAHASAN. Pelaksanaan Penagihan Pajak dengan Surat Paksa di Wilayah KPP

BAB III METODE PENELITIAN. bulan yakni dimulai dari bulan Agustus sampai dengan bulan Oktober 2015

Sistem pemungutan pajak dari Official Assesment System menjadi Self. administrasi di bidang perpajakan. Self Assessment System merupakan sistem

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN. Analisis yang digunakan dalam pembahasan penelitian ini adalah analisis

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Untuk mendapatkan data yang diperlukan pada penelitian ini, penulis melakukan

BAB 4 PEMBAHASAN. 4.1 Surat Ketetapan Pajak (SKP) Dan Surat Tagihan Pajak (STP)

BAB I PENDAHULUAN. tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan (UU KUP) badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang Undang, dengan tidak

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Tinjauan Penelitian Terdahulu Erwis (2012) menyatakan, bahwa penagihan pajak dan pencairan

BAB III METODE PENELITIAN. Tempat penelitian dilakukan di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Tigaraksa

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara dengan penduduk mencapai 250 juta jiwa.

BAB I PENDAHULUAN. menjadi prioritas utama pemerintah. Berdasarkan data APBN tahun pajak

BAB I PENDAHULUAN. Pajak merupakan salah satu sumber penerimaan negara yang digunakan

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang. Negara Republik Indonesia adalah negara hukum berdasarkan Pancasila dan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB 4 PEMBAHASAN. 4.1 Rencana Penerimaan Dan Realisasi Penerimaan PPh dan PPN Pada. Kantor Pelayanan Pajak Pratama Jakarta Kemayoran

BAB III GAMBARAN DATA TENTANG TATA CARA PENGHAPUSAN NPWP DAN PENCABUTAN PENGUKUHAN PENGUSAHA KENA PAJAK PADA KPP PRATAMA BINJAI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN METODE PENGAMATAN. A. Tinjauan Pustaka

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) Dalam rangka mewujudkan cita-cita pembangunan nasional Negara Republik

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. 1. Tindakan Penagihan Pajak Untuk Mencairkan Tunggakan

SIAPA PEMBAYAR PAJAK: WAJIB PAJAK

BAB III GAMBARAN DATA. akan dapat membawa pengaruh positif terhadap kepatuhan wajib pajak dalam

WAWANCARA NARASUMBER KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA JAKARTA KEMAYORAN

BAB V. Simpulan dan Saran. Berdasarkan analisis data dan pembahasan yang telah diuraikan peneliti pada bab

Wajib Pajak terdaftar

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Indonesia sebagai negara yang sedang berkembang tidak bisa hanya

BAB I PENDAHULUAN. pajak pratama kepada Wajib Pajak untuk menagih pajak yang terutang, selain dari

BAB II LANDASAN TEORI. rakyat kepada Negara berdasarkan Undang-Undang yang dapat dipaksakan. ditunjuk atau digunakan untuk membayar pengeluaran umum.

BAB IV PEMBAHASAN. sebelumnya. Pembahasan meliputi aspek-aspek penting yang perlu. diperhatikan dan selanjutnya akan diuraikan sebagai berikut:

ANALISIS EFEKTIVITAS DAN KONTRIBUSI TINDAKAN PENAGIHAN PAJAK AKTIF DENGAN SURAT TEGURAN DAN SURAT PAKSA SEBAGAI UPAYA PENCAIRAN TUNGGAKAN PAJAK

TABEL PARAMETER ANALISIS RISIKO KETIDAKTERTAGIHAN PIUTANG PAJAK

BAB I PENDAHULUAN. Pemungutan pajak di Indonesia mengacu pada sistem self assessment. Self assessment

KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 561/KMK.04/2000 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. H. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) Utara, oleh sebab itu mahasiswa/i diwajibkan untuk melakukan riset dan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan Nasional di Indonesia pada dasarnya dilakukan oleh

BAB I PENDAHULUAN. yang pesat dalam kehidupan nasional yang perlu dilanjutkan dengan dukungan dan

BAB I PENDAHULUAN. tangga dimana mengenal sumber penerimaan dan pos pos pengeluaran.

BAB 4 PEMBAHASAN. 4.1 Kepatuhan Wajib Pajak di Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Jakarta Tanah Abang Satu

BAB I PENDAHULUAN. yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang, dengan tidak mendapatkan

Bab IV PEMBAHASAN. Surat Ketetapan Pajak(SKP) Dan Surat Tagihan Pajak(STP)

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 24/PMK.04/2011 TENTANG TATA CARA PENAGIHAN DI BIDANG CUKAI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB III PEMBAHASAN TATA CARA PENAGIHAN PAJAK PENGHASILAN KEPADA WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI DI KPP PRATAMA MEDAN TIMUR

BAB IV Hasil dan Pembahasan

PENAGIHAN SEKETIKA SEKALIGUS

LAMPIRAN I PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR : 24/PMK.04/2011 TENTANG : TATA CARA PENAGIHAN DI BIDANG CUKAI

BAB III PEMBAHASAN HASIL PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK. Dalam pelaksanaan Kerja Praktek di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Cikarang Selatan

BAB I PENDAHULUAN. pendapatan negara untuk membiayai semua pengeluaran termasuk pengeluaran

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Bhayangkara Jaya

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

TABEL PARAMETER ANALISIS RISIKO KETIDAKTERTAGIHAN PIUTANG PAJAK

TABEL PARAMETER ANALISIS RISIKO KETIDAKTERTAGIHAN PIUTANG PAJAK

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Pajak adalah pembayaran yang bersifat paksaan kepada negara yang

BAB I PENDAHULUAN. menerus dan berkesinambungan. Pembangunan tersebut bertujuan untuk

PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 24/PMK.04/2011 TENTANG TATA CARA PENAGIHAN DI BIDANG CUKAI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN,

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN

Yurmi Pranita Putri, Murtedjo, SE., Ak., MM ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. (rakyat) agar berbuat, atau bersikap sesuai dengan kehendak Negara, agar mematuhi

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. pajak, tentunya perlu dipahami dulu apa yang dimaksud dengan pajak.

BAB IV PEMBAHASAN. IV.I Realisasi Tunggakan Pajak yang lunas Pada Kantor Pelayanan Pajak

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia mempunyai tujuan nasional, yaitu mewujudkan masyarakat

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 1998 TENTANG TATA CARA PENYITAAN DALAM RANGKA PENAGIHAN PAJAK DENGAN SURAT PAKSA

RIFARI WIDYA KUSUMO NIM.

TENTANG TATA CARA PENAGIHAN DI BIDANG CUKAI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN,

ANALISIS PELAKSANAAN PENAGIHAN PAJAK AKTIF TERHADAP PENCAIRAN TUNGGAKAN PAJAK DI KPP PRATAMA JAKARTA KEBAYORAN BARU DUA

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

DAFTAR PUSTAKA. Abdul Halim, dkk Perpajakan, Jilid 1: Salemba Empat, Jakarta

2013, No. 1003

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan nasional dinegara-negara berkembang pasti memerlukan biaya yang. kebutuhan pembiayaan pembangunan nasional.

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 135 TAHUN 2000 TENTANG TATA CARA PENYITAAN DALAM RANGKA PENAGIHAN PAJAK DENGAN SURAT PAKSA

LAPORAN PRAKTEK KERJA NYATA

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Gambaran umum KPP Pratama Jakarta Setiabudi Dua

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang sedang melakukan pembangunan disegala bidang yang

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 1 PENDAHULUAN. pajak dapat memperbaiki hal tersebut dan menjadi solusi yang efektif.

bahwa Penggugat memiliki tunggakan pajak sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan negara Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan

BAB IV ANALISIS PERSPEKTIF EKONOMI ISLAM TERHADAP EFEKTIVITAS PENGUMPULAN PPN DALAM PENDAPATAN PAJAK DI KANTOR KPP PRATAMA SEMARANG BARAT A.

KETENTUAN UMUM & TATA CARA PERPAJAKAN

BAB III METODE PENELITIAN. penulis melakukan penelitian pada Kantor Pelayanan Pajak ( KPP ) Pratama

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24/PMK.03/2008 TENTANG

BAB III GAMBARAN DATA. terutang oleh Orang Pribadi atau Badan yang bersifat memaksa berdasarkan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 Universitas Bhayangkara Jaya

Transkripsi:

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENGAMATAN A. Data Jumlah Wajib Pajak di KPP Pratama Semarang Gayamsari Tabel 4.1 Jumlah Wajib Pajak Terdaftar dan Efektif di KPP Pratama Semarang Gayamsari Tahun 2014 dan 2015 Th 2014 Th 2015 Ket Terdaftar Efektif Terdaftar Efektif WP OP 60.383 59.659 64.841 64.118 WP Badan 6.148 5.956 6.352 6.437 Bedaharawan 253 248 265 259 Jumlah 66.789 65.863 71.458 70.884 Sumber : Seksi Pelayanan KPP Pratama Semarang Gayamsari Wajib Pajak terdaftar adalah seluruh Wajib Pajak yang telah mempunyai NPWP (Nomor Pokok Wajib Pajak) dan terdaftar di Kantor Pelayanan Pajak Pratama. Wajib Pajak terdaftar terdiri dari Wajib Pajak Efektif dan Wajib Pajak Non Efektif. Wajib Pajak Efektif yaitu Wajib Pajak yang setiap tahun pajak selalu melaksanakan kewajiban perpajakannya seperti menghitung pajak terutang, membayar dan melaporkan SPT. Sedangkan untuk Wajib Pajak Non Efektif adalah Wajib Pajak yang selama dua tahun berturut-turut tidak pernah melaksanakan kewajiban perpajakannya karena alasan berikut: 1. Wajib Pajak yang meninggal dunia/bubar dimana: a. Wajib Pajak Orang Pribadi yang meninggal dunia tetapi belum diterima pemberitahuan tertulis secara resmi dari ahli warisnya (keterangan/akte kematian belum dilampirkan). b. Wajib Pajak Badan telah bubar tetapi belum ada akte pembubarannya dari instansi yang berwenang atau belum ada penyelesaian likuidasi (bagi badan yang sudah mendapat pengesahan dari Menteri Kehakiman). 32

33 2. Wajib Pajak yang tidak diketahui lagi alamatnya, walaupun sudah dilakukan pencarian oleh petugas verifikasi atau petugas yang ditunjuk. 3. Wajib Pajak yang berdasarkan hasil pengamatan tidak melakukan kegiatan usaha lagi. Dari tabel diatas dapat dijelaskan bahwa pada tahun 2014 jumlah keseluruhan untuk Wajib Pajak terdaftar yaitu sebesar 66.789 dimana terdiri dari 60.383 untuk Wajib Pajak Orang Pribadi, 6.148 untuk Badan, dan 253 untuk Bendaharawan, sedangkan untuk Wajib Pajak Efektif total keseluruhan Wajib Pajak sebesar 65.836 dimana 59.659 untuk jumlah Wajib Pajak Orang Pribadi, 5.956 untuk Wajib Pajak Badan, dan 248 untuk Wajib Pajak Bendaharawan. Jika dilihat tahun 2015 jumlah keseluruhan untuk Wajib Pajak terdaftar dari tahun 2014 menjadi 71.458 dimana 64.841 untuk Wajib Pajak Orang Pribadi, 6.352 untuk Wajib Pajak Badan, dan 265 untuk Wajib Pajak Bendaharawan, sedangkan untuk Wajib Pajak Efektif total keseluruhan Wajib Pajak sebesar 70.884 dimana 64.188 untuk Wajib Pajak Orang Pribadi, 6.437 untuk Wajib Pajak Badan, dan 259 untuk Wajib Pajak Bendaharawan. Bila dilihat dari tahun 2014 ke tahun 2015 jumlah Wajib Pajak mengalami kenaikan yang cukup banyak hal ini terjadi disebabkan karena banyak masyarakat yang sudah mengerti akan pentingnya pajak selain itu bisa terjadi karena sekarang ini banyak orang-orang yang mendirikan usaha baik dalam wiraswasta maupun dalam bentuk perusahaan, ataupun bendaharawan dimana apabila perusahaan-perusahaan atau bendaharawan tersebut mempunyai NPWP secara otomatis akan menambah jumlah Wajib Pajak terdaftar baik Orang Pribadi, Wajib Pajak Badan, maupun Wajib Pajak Bendaharawan.

34 B. Jumlah Keadaan Penerimaan Pajak dan Tunggakan Pajak di KPP Pratama Semarang Gayamsari Tahun 2014 dan 2015 Table 4.2 Jumlah Target dan Realisasi Penerimaan Pajak di KPP Pratama Semarang Gayamsari Tahun 2014 dan Tahun 2015 Tahun Target Realisasi Prosentase 2014 470.618.000.000 417.350.838.041 88,68% 2015 637.007.000.000 557.917.926.075 86,96% Sumber: Seksi Pengolahan Data dan Informasi KPP Pratama Semarang Gayamsari Dari data diatas dapat dijelaskan bahwa untuk tahun yang 2014 penerimaan pajak di KPP Pratama Semarang Gayamasari ditargetkan mencapai RP. 470.618.000.000, dalam realisasinya dari jumlah tersebut cukup banyak mencapai Rp. 417.350.838.041 atau 88,68% dari jumlah yang ditargetkan. Hal ini mungkin bisa disebabkan banyaknya Wajib Pajak yang membayar dan sadar akan membayar pajak. Mengingat realisasi penerimaan pajak tahun 2014 cukup efektif dari target yang diharapkan maka untuk tahun 2015 pemerintah memutuskan untuk meningkatkan target penerimaan pajak menjadi Rp. 637.007.000.000 agar tingkat penerimaan pajak diharapkan dapat tercapai dengan baik. Strategi peningkatan target yang dilakukan pada tahun 2015 sebesar RP. 637.007.000.000, tetapi realisasinya menjadi RP. 557.917.926.075 atau 86,96%, ternyata banyak Wajib Pajak yang menunggak karena pada realisasinya penerimaan pajak sangatlah banyak dan mencapai total Rp. 557.917.926.075 atau sekitar 86,96% dari yang ditargetkan. Tetapi jika bandingkan realisasi penerimaan pajak pada tahun 2014 dan tahun 2015 naik sekitar 25%, walaupun naikknya tidak signifikan tetapi hasil ini merupakan hasil yang cukup baik mengingat penerimaan tahun 2015 dibandingkan tahun 2014.

35 Tahun Table 4.3 Jumlah Perkembangan Tunggakan Pajak di KPP Pratama Semarang Tunggakan Awal Gayamsari Tahun 2014 dan Tahun 2015 Penambahan Pengurangan Tunggakan Akhir 2014 82.568.329.336 3.285.175.029 28.757.217.126 57.096.287.239 2015 57.096.287.239 7.436.275.196 25.639.329.245 38.893.233.190 TOTAL 10.721.450.225 54.396.546.371 Sumber : Seksi Penagihan KPP Pratama Semarang Gayamsari Dari tabel 4.3 diatas dapat dapat dijelaskan bahwa untuk tunggakan awal tahun 2014 sebesar Rp. 82.568.329.336 dengan penambahan tunggakan sebesar Rp. 3.285.175.029 dan adanya pengurangan tunggakan akibat adanya penagihan maupun dari kesadaran Wajib Pajak itu sendiri sebesar Rp. 28.757.217.126, dengan begitu maka tunggakan akhir tahun 2014 sekaligus menjadi tunggakan awal tahun 2015 menjadi Rp. 57.096.287.239. Dalam tahun 2015 terjadi penambahan tunggakan pajak sebesar Rp. 7.436.275.196 dimana mengalami kenaikan dari tahun 2014 dan pelunasan akan tunggakan sebesar Rp. 25.639.329.245, sehingga tunggakan akhir untuk tahun 2015 sebesar Rp. 378.893.233.190. Tunggakan pajak terjadi karena adanya Wajib Pajak yang tidak memenuhi kewajiban perpajakannya, tidak sadar dalam hal membayar kewajiban perpajakannya atau belum bisa membayar pajak terutangnya karena jumlahnya yang cukup besar.

36 C. Pelaksanaan Kegiatan Penagihan Pajak di KPP Pratama Semarang Gayamsari 1. Analisis Kegiatan Penerbitan Surat Paksa di KPP Pratama Semarang Gayamsari Tahun 2014 Salah satu tindakan Penagihan Pajak adalah dengan menerbitkan Surat Paksa yang bersifat eksekutorial, langsung bisa dilaksanakan tanpa proses pengadilan, yang berkekuatan hukum tetap. Surat Paksa diterbitkan apabila 21 hari setelah Surat Teguran disampaikan kepada Penanggung Pajak tidak ditanggapi. Surat Paksa disampaikan langsung oleh Jurusita Pajak yang telah disumpah tanpa melalui pos, dan harus dibaca didepan Penanggung Pajak. Surat Paksa diterbitkan dengan tujuan agar Penanggung Pajak mau membayar utang pajaknya sehingga tunggakan pajak dapat berkurang. Dalam penyampaian Surat Paksa terdapat berbagai macam kendala sehingga tunggakan pajak tidak bisa mudah cair begitu saja. Surat Paksa yang disampaikan kepada Penanggung Pajak tidak semuanya direspon dengan baik, bahkan banyak Penanggung Pajak yang berlaku tidak kooperatif terhadap Jurusita. Karena hal-hal itulah tidak semuanya Surat Paksa yang diterbitkan mencairkan tunggakan pajak. Berikut ini data penerbitan dan pencairan tunggakan Surat Paksa selama tahun 2014 dan 2015: Tabel 4.4 Jumlah Surat Paksa Yang Diterbitkan atas Tungakan Pajak Pada Tahun 2014 dan Tahun 2015 Surat Paksa Terbit Surat Paksa Bayar Tahun Lembar Nominal Lembar Nominal 2014 1.748 37.702.748.726 1.575 30.858.788.753 2015 1.400 42.831.708.975 1.037 33.774.643.506 Sumber: Seksi Penagihan KPP Pratama Semarang Gayamasari Dari tabel diatas, Surat Paksa yang dierbitkan oleh jurusita pajak tidak semuanya berhasil mencairkan tunggkan pajak. Selain itu, tidak semua Surat Paksa yang diterbitkan tidak sampai ke penganggung pajak, dan

37 Surat Paksa yang sudah diterima tidak merespon dengan baik. Itu karena masih banyak Surat Paksa yang belum dilunasi sehingga membutuhkan penagihan lebih lanjut. a. Analisis Efektivitas Penagihan Pajak Dengan Surat Paksa Tahun 2014 dan Tahun 2015 Efektivitas penagihan tunggakan pajak dengan surat paksa diukur dengan peresentase sesuai dengan formula rasio efektivitas yaitu dengan menghitung jumlah penagihan yang dibayar dibagi dengan jumlah penagihan yang diterbitkan dikali seratus persen. Perhitungan dilakukan dengan rumus analisis sebagai berikut: Efektivitas Tahun 2014 ( Nominal) Jmh Nominal Surat Paksa Bayar Tahun 2014 Rasio = x 100% Jmh Nominal Surat Paksa Terbit Tahun 2014 30.858.788.738 = x 100% 37.070.742.726 = 81,84% (Secara Nominal) Efektivitas Tahun 2014 (Lembar) Surat Paksa Bayar Tahun 2014 Rasio = x 100% Surat Paksa Terbit Tahun 2014 1575 = x 100% 1748 = 90,10% (Per Lembar) Efektivitas Tahun 2015 ( Nominal) Jmh Nominal Surat Paksa Bayar Tahun 2015 Rasio = x 100% Jmh Nominal Surat Paksa Terbit Tahun 2015 33.774.643.506 = x 100% 47.831.708.975 = 78,85% (Secara Nominal) Efektivitas Tahun 2015 ( Lembar) Surat Paksa Bayar Tahun 2015 Rasio = x 100% Surat Paksa Terbit Tahun 2015

38 1575 = x 100% 1748 = 74,07% (Per Lembar) Tabel 4. 5 Prosentase Efektivitas Prosentase Kriteria 0% - 40% Tidak Efektif 40% - 60% Kurang Efektif 60% - 80% Cukup Efektif 80% - 100% Efektif www.responsitory.unhas.ac.id Dari analisis dan tabel prosentase efektivitas diatas, dapat disimpulkan pada tahun 2014 penerbitan Surat Paksa sebesar 1.748 lembar dan terbanyar 1.575 lembar dengan prosentase 90,10% (efektif), dan nominal penerbitan dengan Surat Paksa Rp. 37.070.742.726 yang terbayar Rp. 30.858.788.738 dengan prosentase 81,84% (efektif). Sedangkan tahun 2015 Surat Paksa terbit 1.400 lembar hanya 1.037 lembar yang terbayar dengan prosentase 74,07% (cukup efektif), dan nominal penerbitan Surat Paksa Rp. 47.831.708.975 hanya terbayar Rp. 33.774.643.306 dengan prosentase 78,85% (cukup efektif). Dengan demikian penerimaan pajak dengan Surat Paksa di KPP Pratama Semarang Gayamsari dari tahun 2014 dan tahun 2015 dari prosentase perlembar maupun nominal mengalami penurunan, akan tetapi prosentasenya masih cukup efektif, meskipun penerimaan tunggakan pajak tahun 2014 dan 2015 mengalami penurunan 2%.

39 D. Kendala-kendala yang dihadapi di KPP Pratama Semarang Gayamsari dalam melaksanakan penagihan dengan Surat Paksa Seksi penagihan mempunyai peran yang sangat penting dalam melakukaan proses penagihana pajak, proses pencairan tunggakan pajak dimana sangat berpengaruh terhadap penerimaan pajak, yang salah satunya dengan menggunakan Surat Paksa. Pelaksanaan penagihan dengan Surat Paksa yang dilaksanankan oleh seksi penagihan di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Semarang Gayamsari mempunyai beberapa kendala yang dapat menghambat jalannya proses pelaksanaan kegiatan penagihan. Adapun kendala-kendala yang dihadapi tersebut sebagai berikut: 1. Terbatasnya Sumber Daya Manusia yang dimiliki oleh KPP Pratama Semarang Gayamsari di Seksi Penagihan, dimana hanya terdapat dua juru sita sementara ditemui adanya Penanggung Pajak yang cukup banyak sehingga tidak dapat mencukupi untuk melakukan pelaksanaan Surat paksa dalam waktu yang ditentukan. 2. Banyaknya alamat Wajib Pajak yang tidak ditemukan disebabkan karena adanya Wajib Pajak yang pindah tanpa memberikan pemberitahuan kepada KPP Pratama Semarang Gayamsari. 3. Adanya kesulitan pencarian terhadap Wajib Pajak dikarenakan Wajib Pajak tersebut pindah alamat atau tempat usaha tanpa memberikan keterangan terhadap pihak KPP Pratama Semarang Gayamsari sehingga juru sita kesulitan mencari objek sita. Selain itu biasanya dalam menyampaikan Surat Paksa maupun Surat Teguran sering tidak sampai kepada Wajib Pajak yang bersangkutan karena ketidakjelasan alamat yang dituju.

40 BAB V PENUTUP A. KESIMPULAN Beberapa kesimpulan yang dapat diambil dari judul Efektivitas Penagihan Pajak Dengan Surat Paksa Dalam Upaya Pencairan Tunggakan Pajak di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Semarang Gayamsari sebagai berikut: 1. Penerimaan pajak tahun 2015 mengalami kenaikan 25% dari tahun 2014, yaitu dimana tahun 2014 penerimaan pajaknya mencapai Rp. 417.350.838.041 dan pada tahun 2015 naik menjadi Rp. 557.917.926.075. 2. Pelaksanaan kegiatan Penagihan dengan Surat Paksa jika dinilai dari perbandingan jumlah per lembar maupun secara nominal yang terbayar maupun terbit tergolong cukup efektif dari tahun 2014 dan tahun 2015 karena tahun 2014 tingkat rasio per lembar dengan prosentase 90,10% sedangkan tahun 2015 cukup efektif dengan prosentase 74,07%, dan jika dinilai dari segi nominal tingkat penagihan dengan surat paksa yang dilakukan pada tahun 2014 efektif dengan prosentase 81.84% dan tahun 2015 mengalami penurunan hanya 2% dengan prosentase 78, 85%. 3. Kurang efektifnya pelaksanaan penagihan pajak dengan Surat Paksa akibat minimnya Sumber Daya Manusia dalam Juru Sita Pajak yang tidak sebanding dengan banyaknya Wajib Pajak yang mempunyai tunggakan pajak.

41 B. SARAN Berdasarkan hasil pembahasan di atas, maka dalam kesempatan ini penulis ingin memberikan sedikit saran yang berkaitan dengan pembahasan dalam laporan ini, yaitu sebagai berikut: 1. Meningkatkan sosialisasi terhadap Wajib Pajak tentang perpajakan dan kedisiplinan dalam membayar pajak agar masyarakat mengerti dan paham akan pentingnya membayar pajak. 2. Adanya sanksi yang lebih tegas bagi para Penanggung Pajak yang tidak mau melunasi utang pajaknya atau menghindar dari kewajiban perpajakannya. 3. Meningkatkan kerjasama dengan pemerintah daerah setempat, sehingga apabila ada kegiatan maupun permasalahan pajak dapat diselesaikan dengan mudah dan cepat.