BAB I PENDAHULUAN. tangga dimana mengenal sumber penerimaan dan pos pos pengeluaran.

Transkripsi

1 digilib.uns.ac.id BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Perekonomian negara sama halnya dengan perekonomian rumah tangga dimana mengenal sumber penerimaan dan pos pos pengeluaran. Pajak merupakan salah satu sumber penerimaan negara yang digunakan untuk melaksanakan pembangunan negara. Pajak dipungut dari warga negara indonesia dan dapat dipaksakan penagihannya. Peran masyarakat sangat penting dalam pembiayaan pembangunan di indonesia. Dengan adanya kerjasama yang baik antara masyarakat dengan pemerintah, maka pembangunan nasional di berbagai bidang, seperti pembangunan ekonomi, sosial budaya serta di bidang lain dapat berjalan dengan lancar serta dapat digunakan untuk kemakmuran dan kesejahteraan rakyat indonesia itu sendiri. Tetapi berdasarkan kenyataan yang ada wajib pajak belum memiliki kasadaran dalam membayar pajak sedangkan sebenarnya wajib pajak cukup mampu dalam melunasi utang pajaknya. Direktorat Jenderal Pajak ( DJP ) Kementerian Keuangan telah mencanangkan di tahun 2015 sebagai tahun pembinaan wajib pajak. Pihak pihak yang akan dibina oleh DJP adalah kelompok orang pribadi atau badan yang belum terdaftar sebagai wajib pajak, kelompok wajib pajak terdaftar namun belum pernah menyampaikan surat pemberitahuan ( SPT ), serta kelompok wajib pajak terdaftar yang telah menyampaikan SPT, 1

2 digilib.uns.ac.id 2 namun belum sesuai dengan kondisi yang sebenarnya. Maka dari itu, Menteri Keuangan telah menerbitkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 91/PMK.03/2015 tentang pengurangan atau penghapusan sanksi administrasi atas keterlambatan penyampaian surat pemberitahuan, pembetulan surat pemberitahuan dan keterlambatan pembayaran atau penyetoran pajak pada tanggal 30 April 2015 yang diundangkan sejak tanggal 04 Mei ( Ortax.org, 2015 ) Pemerintah berharap dengan dikeluarkannya Peraturan Menteri Keuangan Nomor 91/PMK.03/2015 setiap wajib pajak orang pribadi atau badan yang telah mempunyai NPWP baik yang terdaftar baru maupun lama yang terlambat dalam penyampaian surat pemberitahuan, pembetulan surat pemberitahuan atau pembayaran pajak dapat segera mengajukan pembetulan atau pembayaran pajak di Kantor Pelayanan Pajak (KPP) dimana Wajib Pajak tersebut terdaftar. Pengajuan permohonan harus sesuai dengan persyaratan yang ada di Peraturan Menteri Keuangan Nomor 91/PMK.03/2015 yang selanjutnya akan diproses di Direktorat Jenderal Pajak tanpa takut dikenakan sanksi administrasi. Peran Kanwil DJP Jateng II sangat penting dalam proses penyelesaian permohonan / pengurangan sanksi administrasi terkait PMK 91 yang diajukan oleh wajib pajak. Direktorat Jenderal Pajak harus menerbitkan Surat Keputusan Penghapusan Sanksi Administrasi paling lama 6 (enam) bulan sejak tanggal diterimanya permohonan. Apabila jangka waktu ini terlewati, maka permohonan tersebut dianggap

3 digilib.uns.ac.id 3 dikabulkan dan Direktorat Jenderal Pajak harus menerbitkan surat keputusan sesuai dengan permohonan yang telah diajukan oleh Wajib Pajak. Dalam hal ini terdapat berbagai masalah yang dihadapi Wajib Pajak maupun petugas yang berwenang atau biasa yang disebut Penelaah Keberatan selama proses pengajuan berkas permohonan pengurangan/ penghapusan sanksi administrasi, pelaksanaan penyelesaian permohonan pengurangan/ penghapusan sanksi administrasi hingga dihasilkan suatu keputusan atas permohonan pengurangan/ penghapusan sanksi administrasi. Berdasarkan pada uraian diatas maka penulis bermaksud menganalisis kinerja Penelaah Keberatan di Kanwil Direktorat Jenderal Pajak Jateng II dalam menyelesaikan berkas permohonan pengurangan/ penghapusan sanksi administrasi terkait PMK 91 serta memberikan solusinya. Maka dari itu, judul yang diangkat penulis dalam penelitian ini adalah: ANALISIS TERHADAP PENYELESAIAN PERMOHONAN PENGURANGAN / PENGHAPUSAN SANKSI ADMINISTRASI TERKAIT PMK 91 DI KANWIL DJP JATENG II SURAKARTA. B. RUMUSAN MASALAH Berdasarkan latar belakang tersebut, maka rumusan masalah yang dapat diambil adalah sebagai berikut :

4 digilib.uns.ac.id 4 1. Bagaimana proses penyelesaian permohonan pengurangan atau penghapusan sanksi administrasi di Kanwil Direktorat Jenderal Pajak Jawa Tengah II? 2. Bagaimana ketepat waktuan Penelaah Keberatan dalam menyelesaikan permohonan pengurangan atau penghapusan sanksi administrasi di Kanwil Direktorat Jenderal Pajak Jawa Tengah II? 3. Apakah kendala yang dihadapi selama proses penyelesaian permohonan pengurangan atau penghapusan sanksi administrasi serta bagaimana upaya yang dilakukan atas kendala tersebut di Kanwil Direktorat Jenderal Pajak Jawa Tengah II? C. TUJUAN PENELITIAN Tujuan dilakukannya penelitian dalam penyusunan Laporan Tugas Akhir ini adalah : 1. Untuk mengetahui proses penyelesaian permohonan pengurangan atau penghapusan sanksi administrasi di Kanwil Direktorat Jenderal Pajak Jawa Tengah II. 2. Untuk mengetahui ketepat waktuan Penelaah Keberatan dalam menyelesaikan permohonan pengurangan atau penghapusan sanksi administrasi di Kanwil Direktorat Jenderal Pajak Jawa Tengah II. 3. Untuk mengetahui kendala yang dihadapi selama proses penyelesaian permohonan pengurangan atau penghapusan sanksi administrasi serta

5 digilib.uns.ac.id 5 bagaimana upaya yang dilakukan atas kendala tersebut di Kanwil Direktorat Jenderal Pajak Jawa Tengah II. D. MANFAAT PENELITIAN Penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat bagi semua pihak, diantaranya Kantor Wilayah DJP Jawa Tengah II, Wajib Pajak serta Penulis sendiri dapat diuraikan sebagai berikut : 1. Bagi Kanwil DJP Jateng II Dapat menjadi bahan evaluasi serta dapat memberikan masukan dalam meningkatkan kinerja di Kanwil DJP Jateng II Kota Surakarta. 2. Bagi Wajib Pajak Untuk menambah pengetahuan tentang perpajakan, khususnya untuk mengetahui proses penyelesaian permohonan penghapusan atau pengurangan sanksi administrasi. 3. Bagi Penulis Untuk menambah wawasan bagi penulis dan sebagai bekal untuk dapat lebih mengkombinasi antara teori dengan praktik di lapangan.