BAB IV PEMBAHASAN. Realisasi Tunggakan Pajak yang Lunas Pada Kantor Pelayanan Pajak

Transkripsi

1 BAB IV PEMBAHASAN IV.1 Realisasi Tunggakan Pajak yang Lunas Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bekasi Utara Setiap tahun, target realisasi tunggakan pajak yang lunas selalu mengalami perubahan begitu pula pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bekasi Utara. Pada Seksi Penagihan di Kantor Pelayanan Pratama Pratama Bekasi Utara dilakukan pencairan Piutang Pajak untuk memberikan pemasukan kepada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bekasi Utara. Tabel di bawah ini merupakan tunggakan dan realisasi tunggakan Pajak yang terutang yang terdapat di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bekasi Utara dari tahun Tabel 4.1 Realisasi Penerimaan Tunggakan Pajak yang Lunas pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bekasi Utara Tahun Pajak 2009 Rencana dan Realisasi Pencairan Tunggakan Pajak pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bekasi Utara Jumlah Tunggakan Pajak Pencairan (Rupiah) (Rupiah) Rencana Realisasi 16,351, ,270, ,357, ,010, ,089, ,560, ,326,077, ,423,962, ,440,062, Sumber : Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bekasi Utara 36

2 Dilihat dari tabel di atas bahwa jumlah realisasi piutang untuk tahun mengalami kenaikan dalam jumlah penerimaan, besar tunggakan pada tahun 2009 sebesar Rp. 16,351, dan telah direalisasi sebesar Rp. 6,357, di tahun 2010 besar tunggakan sebesar Rp. 16,010, dan terealisasi sebesar Rp. 8,560, sedangkan besar tunggakan pada tahun 2011 adalah Rp. 13,326,077, dan telah direalisasi sebesar Rp. 8,440,062, Hal ini terjadi karena banyak wajib pajak yang terdaftar di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bekasi Utara belum memiliki kesadaran untuk melunasi utang pajaknya yang merupakan tanggung jawabnya, sehingga setiap tahun tunggakan pajak juga mengalami kenaikan. IV.2 Penerbitan Surat Teguran Surat Teguran, Surat Peringatan atau surat lain yang sejenis (KMK nomor 24/PMK.03/2008) adalah surat yang diterbitkan oleh Pejabat untuk menegur atau memperingatkan Wajib Pajak untuk melunasi utang pajaknya, adapun jangka waktu Penerbitan Surat Teguran atau surat lain yang sejenis adalah 7 hari sejak jatuh tempo atas Surat Tagihan atau Surat Ketetapan Pajak. Penerbitan surat teguran dalam UU tidak diatur secara khusus dalam satu bagian tersendiri, tetapi hanya merupakan bagian dari bab mengenai Surat Paksa, seperti yang diatur dalam ketentuan pasal 8 ayat (1) huruf a dan ayat (2) UU No.19 Tahun 1997 sebagaimana telah diubah dengan UU No.19 Tahun Ketentuan Pasal 8 ayat (1) huruf a menyatakan "Surat Paksa diterbitkan apabila Penanggung Pajak tidak melunasi utang pajak dan kepadanya telah diterbitkan surat 37

3 teguran atau surat peringatan atau surat lain yang sejenis." Sementara itu, ayat (2)-nya menyatakan "Surat teguran, Surat Peringatan, atau surat lain yang sejenis diterbitkan apabila Penanggung Pajak tidak melunasi utang pajaknya sampai dengan tanggal jatuh tempo pembayaran." Penerbitan Surat Teguran merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari penerbitan Surat Paksa. Dengan kata lain, Surat Paksa tidak bisa diterbitkan tanpa didahului dengan penerbitan Surat Teguran. Di bawah ini merupakan data jumlah Surat Teguran dan jumlah tunggakan yang belum dibayar saat Surat Teguran diterbitkan dari tahun di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bekasi Utara. Tabel 4.2 Jumlah Penerbitan Surat Teguran pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bekasi Utara Penerbitan Surat Teguran Pada WP Badan dan Orang Pribadi Tahun 2009, 2010 dan 2011 Tahun Lembar Jumlah Utang Pajak (Rp) Realisasi (Rp) ,050,767,917 2,593,867, ,779,131, ,982,248, ,122,797,671 1,021,875, Sumber : Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bekasi Utara Dari hasil penelitian di atas Surat Teguran pada seksi penagihan pajak di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bekasi Utara selama tahun 2009 menunjukkan sebanyak 479 lembar Surat Teguran dengan jumlah utang pajak sebesar Rp. 4,050,767,917.00; dan telah terealisasi sebesar Rp.2,593,867, tahun 2010 surat teguran diterbitkan sebanyak 38

4 243 lembar dengan jumlah utang pajak sebesar Rp. 1,779,131, dan telah terealisasi sebesar Rp. 786,982,248,51 dan pada tahun anggaran 2011 terjadi peningkatan surat teguran yang diterbitkan sebesar 1080 lembar dengan jumlah utang pajak sebesar Rp. 3,122,797, dan telah terealisasi sebesar Rp.1,021,875, VI.3 Penerbitan Surat Paksa Pemberitahuan Surat Paksa dilakukan oleh Jurusita dengan pernyataan dan penyerahan Surat Paksa kepada Penanggung Pajak. Surat Paksa adalah surat perintah membayar utang pajak dan biaya penagihan pajak. Apabila jumlah utang pajak yang masih harus dibayar tidak dilunasi oleh Penanggung Pajak setelah lewat waktu 21 (dua puluh satu) hari sejak diterbitkannya Surat Teguran, maka akan segera diterbitkan Surat Paksa. Utang pajak harus dilunasi dalam jangka waktu 2 x 24 jam setelah Surat Paksa diberitahukan oleh Juru Sita Pajak kepada Penanggung Pajak. Penerbitan Surat Paksa dilakukan apabila: 1. Penanggung Pajak tidak melunasi utang pajak dan kepadanya diterbitkan Surat Teguran atau Surat Peringatan atau surat lain yang sejenis; 2. Terhadap Penanggung Pajak telah dilaksanakan penagihan seketika atau sekaligus; atau 3. Penanggung Pajak tidak memenuhi ketentuan sebagaimana tercantum dalam keputusan persetujuan angsuran atau penundaan pembayaran pajak. 39

5 Berikut ini merupakan data Surat Paksa yang diterbitkan setelah diterbitkan Surat Teguran tahun 2009, 2010 dan 2011 beserta jumlah utang pajak dan jumlah utang pajak yang terealisasi. Tabel 4.3 Jumlah Penerbitan Surat Paksa pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bekasi Utara Penerbitan Surat Paksa Pada WP Badan dan Orang Pribadi Tahun 2009, 2010 dan 2011 Tahun Lembar Jumlah Utang Pajak (Rp) Realisasi (Rp) ,484, ,325, ,448,136, ,206, ,040,797,335 1,802,833, Sumber : Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bekasi Utara Dari penelitian di atas menunjukkan bahwa telah diterbitkan Surat Paksa sebanyak 235 lembar dengan jumlah utang pajak sebesar Rp. 331,484, dan telah terealisasi sebesar Rp. 291,325, pada tahun 2009, di tahun 2010 telah diterbitkan Surat Paksa sebanyak 294 lembar dengan jumlah utang pajak sebesar Rp. 1,448,136, dan telah terealisasi sebesar Rp. 698,206, dan pada tahun 2011 diterbitkan Surat Paksa sebanyak 571 lembar dengan jumlah utang pajak sebesar Rp. 5,040,797, dan telah terealisasi sebesar Rp. 1,802,833, Terdapat kenaikan setiap tahun karena semakin banyak penanggung pajak yang belum melaksanakan kewajiban pajaknya. Pada tahun 2011 jumlah tunggakan surat paksa semakin besar daripada tunggakan surat teguran pada tahun 2011 karena banyak penanggung pajak yang telah mengangsur tunggakannya namun, terhenti pada tahun tersebut dengan sengaja ataupun karena 40

6 berbagai alasan. VI.4 Penerbitan Surat Perintah Melakukan Penyitaan (SPMP) Jika wajib pajak masih belum dapat melunasi tunggakan pajaknya maka petugas pajak berhak mengeluarkan Surat Perintah Melakukan Penyitaan dalam jangka waktu 2x24 jam setelah surat paksa diterbitkan. Tindakan penyitaan adalah tindakan hukum dalam bentuk keputusan, penetapan dari instansi-instansi, penguasa, administrator, yang diberi wewenang berdasarkan undang-undang atau ketentuan-ketentuan yang berlaku untuk menyita barang-barang milik seseorang dalam kedudukan sebagai debitur atau yang "kalah" dalam suatu perkara atau gugatan. Barang milik penanggung pajak yang dapat disita adalah barang yang berada di tempat tinggal,tempat usaha, tempat kedudukan, atau tempat lain, termasuk yang pengusahaannya berada di tangan pihak lain atau yang dibebani dengan hak tanggungan sebagai jaminan pelunasan utang tertentu, berupa: 1. Barang bergerak termasuk mobil, perhiasan, uang tunai dan deposito berjangka, tabungan, saldo rekening koran, giro, atau bentuk lainnya yang dipersamakan dengan itu, obligasi, saham, atau surat berharga lainnya, piutang dan penyertaan modal pada perusahaan lain; dan atau 2. Barang tidak bergerak termasuk tanah, bangunan dan kapal dengan isi kotor tertentu. 41

7 Penyitaan dilaksanakan dengan mendahulukan barang bergerak, kecuali dalam keadaan tertentu dapat dilaksanakan langsung terhadap barang tidak bergerak. Urutan barang bergerak atau tidak bergerak yang disita oleh Jurusita dengan memperhatikan jumlah utang pajak dan biaya penagihan pajak, kemudahan penjualannya dan pencairannya. Pelaksanaan penyitaan dilaksanakan oleh Jurusita pajak yang disaksikan oleh sekurang-kurangnya dua orang yang telah dewasa, penduduk Indonesia, dikenal Jurusita pajak dan dapat dipercaya. Berikut ini data penerbitan surat perintah melaksanakan penyitaan tahun 2009, 2010, dan Tabel 4.4 Jumlah Penerbitan SPMP pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bekasi Utara Penerbitan SPMP Pada WP Badan dan Orang Pribadi Tahun 2009, 2010 dan 2011 Tahun Lembar Jumlah Utang Pajak (Rp) Realisasi (Rp) ,600,000, ,000, ,000, Sumber : Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bekasi Utara Menurut data yang di dapat dari seksi penagihan pajak, surat perintah melakukan penyitaan pajak selama tahun 2009 menunjukan tidak terjadi penyitaan sedangkan pada tahun 2010 dan 2011 terjadi penyitaan sebesar Rp. 5,600,000,000; dan Rp. 300,000,000; terjadi penurunan tingkat penyitaan dari tahun 2010 ke

8 Setelah SPMP terbit, jurusita pajak harus segera melakukan tindakan penyitaan kepada wajib pajak. Dan sering kali kendala yang dihadapi KPP Pratama Bekasi Utara dalam proses penyitaan adalah setelah ditelusuri alamat pajak yang tidak dikenal, pindah domisili ataupun tidak ada tanpa melakukan pemberitahuan kepada KPP atau aparat setempat. VI.5 Hambatan-Hambatan yang Dihadapi dalam Pelaksanaan Penagihan Pajak Menurut peraturan perpajakan, penagihan pajak pada prinsipnya bertujuan untuk menagih wajib pajak agar melunasi hutang pajaknya karena sudah jatuh tempo dengan diterbitkan surat teguran namun belum juga dilunasi. Surat teguran merupakan dasar dari tindakan penagihan pajak kemudian penerbitan surat paksa, penyitaan, pemblokiran, lelang, penyanderaan dan pencegahan. Hambatan dalam pelaksanaan surat paksa dibagi menjadi hambatan dari dalam (internal) dan hambatan dari luar (eksternal) yaitu : a. Internal : Ada banyak sebab di internal Kantor Pelayanan Pajak yang menjadi penghambat dalam pelaksanaan penagihan pajak : 1) Kurangnya jurusita pajak di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bekasi Utara sehingga tidak semua wajib pajak yang memiliki hutang pajak dapat dijangkau. 2) Data yang kurang valid sehingga menjadi kendala dalam pelaksanaan tugas. 43

9 3) Kerjasama antar jurusita yang kurang dalam pelaksanaan kerja serta prosesproses penagihan pajak. 4) Kurang terdapat kerja sama antar seksi untuk mempermudah pekerjaan. 5) Tidak ada tunjangan khusus bagi jurusita pajak sehingga mengurangi motivasi dalam bekerja. 6) Aplikasi untuk melihat data hutang pajak yang sebenarnya (real) sering mengalami kerusakan. 7) Banyak kasus-kasus rumit yang terjadi karena terdapat campur tangan oknum pajak dalam penyelesaian hutang pajak wajib pajak, terutama terjadi sebelum diterapkannya modernisasi sistem administrasi perpajakan. b. Eksternal Hambatan eksternal di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bekasi Utara: 1) terdapat penghapusan ketetapan pajak yang terhutang karena salah administrasi. 2) Wajib pajak tidak memahami peraturan perpajakan. 3) Wajib pajak meninggal dunia dan ahli waris tidak mengakui hutang pajaknya. 4) Wajib pajak pindah alamat tanpa memberitahu alamat yang baru. 44

10 5) Alamat wajib pajak tidak jelas. 6) Tidak ditemukan objek sita pada beberapa penanggung pajak. 7) Wajib pajak tidak mau menerima surat teguran. VI.6 Upaya-Upaya yang Dilakukan Untuk Mengatasi Kendala yang Dihadapi Selama Proses Penagihan Pajak Upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi hal tersebut adalah meningkatkan produktifitas dan kualitas kerja pegawai pada KPP Pratama Bekasi Utara, mengadakan penyuluhan bagi masyarakat awam agar dapat memperlancar penyelesaian dalam pengisian formulir-formulir dan surat penyetoran dan pelaporan dan bekerja sama dengan kelurahan atau pejabat wilayah setempat dimana wajib pajak berdomisili agar semakin mudah melakukan penyisiran, penelitian dan penyelidikan keberadaan wajib pajak. Selain itu, dibutuhkan juga pengadaan sarana dan prasarana bagi seksi penagihan pajak guna memperlancar pencairan tunggakan pajak. Terakhir, dapat juga mengeluarkan biaya tambahan untuk memohon bantuan pada instansi berwajib lainnya atau mengadakan petunjuk pelaksanaan yang mengatur mengenai pencairan tunggakan pajak. 45