BAB 1 PENDAHULUAN. dengan sektor industri lainnya di masing-masing negara. Hal ini terbukti dari

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. ingin dicapai. Untuk meningkatkan kemajuan pembangunan dibidang ekonomi,

BAB I PENDAHULUAN. pesona alam yang luar biasa. Keunikan inilah yang menjadikan Indonesia sebagai

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata merupakan salah satu sektor yang mampu menunjang kemajuan

BAB I PENDAHULUAN. sementara, tidak bekerja yang sifatnya menghasilkan upah, dilakukan perorangan

BAB I PENDAHULUAN. yang secara bersama menghasilkan barang-barang dan jasa (goods and service)

BAB 1 PENDAHULUAN. hanya untuk bersenang - senang, memenuhi rasa ingin tahu, menghabiskan waktu senggang

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata merupakan salah satu bisnis yang tumbuh sangat cepat, dengan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. dunia yang secara signifikan mempengaruhi pertumbuhan ekonomi global.

BAB 1 PENDAHULUAN. Dewan Perjalanan dan Wisata Dunia (World Travel and Tourism Council) angka

BAB I PENDAHULUAN. besar bagi pertumbuhan dunia karena dengan efek gandanya (multiflier effects)

BAB I PENDAHULUAN. bidang pariwisata semakin pesat, United Nations World Tourism Organization

BAB I PENDAHULUAN. Sektor pariwisata merupakan usaha yang pada umumnya sangat

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu perpustakaan.upi.edu

BAB 1 PENDAHULUAN. pengusahaan objek dan daya tarik wisata serta usaha-usaha lain yang terkait. Wisata itu sendiri

BAB I PENDAHULUAN. Sumber: Kantor Dinas Pemuda Olah Raga, Kebudayaan dan Pariwisata Kota Cirebon (2013)

BAB I PENDAHULUAN. bisnis, perdagangan, pendidikan, dan industri di bagian timur pulau Jawa.

BAB I PENDAHULUAN. industri yang menjanjikan, paling tidak kini pariwisata telah berarti bagi

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu peran dari pariwisata yaitu bisa meningkatkan perekonomian

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada saat ini industri pariwisata Indonesia mengalami perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. berbagai belahan dunia, salah satunya yaitu pariwisata di Indonesia. Pariwisata

BAB V PENUTUP. yang mempengaruhi intensitas persaingan pada industri perhotelan kelas

BAB I PENDAHULUAN. yang lebih ketat antara sesama pengelola jasa akomodasi yang ada di Kota Gorontalo

BAB I PENDAHULUAN. memadai bagi para wisatawan. Pertumbuhan pembangunan Hotel hotel baru di. fasilitas bisnis yang ditawarkan oleh hotel.

BAB I PENDAHULUAN. kontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi global. Dari tahun ke tahun, jumlah. kegiatan wisata semakin mengalami peningkatan.

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu ukuran atau indikasi kemajuan suatu masyarakat adalah tersedianya fasilitas

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Industri MICE (Meeting, Incentive, Convention and Exhibition) adalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. internasional antara lain PBB, Bank Dunia, dan World Tourism Organization

BAB I PENDAHULUAN. kegiatannya, dengan pariwisata juga kita bisa reffresing untuk mendapatkan

DAFTAR ISI. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Rumusan Masalah Tujuan Penelitian Kegunaan Penelitian...

BAB I Pendahuluan I - 1 BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan manusia sehari-hari. Segala interaksi yang terjadi merupakan hasil dari

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata adalah salah satu industri yang berkontribusi penting bagi

BAB I PENDAHULUAN. Pengaruh Keputusan Program Personal Selling Meeting Package Terhadap Keputusan Pembelian Di Aston Braga Hotel & Residence

BAB I PENDAHULUAN. karena dapat menjadi lahan usaha menjanjikan bagi masyarakatnya. United

BAB 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. menjadi pendorong utama perekonomian dunia pada abad ke-21, dan menjadi salah

Meeting Room. Grand Pesona Ksatria. Cottage Room

BAB 1 PENDAHULUAN. disebut wisata MICE (Meeting, Incentive, Conference/Convention, Exhibition). MICE

BAB I PENDAHULUAN. berkembang, ada beragam motivasi dan alasan orang melakukan perjalanan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Berdasarkan kajian World Economic Forum (WEF) lewat laporan

BAB I PENDAHULUAN. Yogyakarta semakin banyak dan berkembang pesat guna menunjang

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan kepariwisataan dunia dari tahun ke tahun semakin. meningkat baik dari jumlah wisatawan maupun pembelanjaannya.

BAB I PENDAHULUAN. cepat, dikarenakan oleh kunjungan wisatawan yang semakin meningkat untuk datang

BAB 1 PENDAHULUAN. SDM yang baik atau SDA yang menguntungkan. Banyak sekali sektor pariwisata

BAB I PENDAHULUAN. seperti Biro Perjalanan Wisata, hotel dan badan-badan pariwisata daerah untuk

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan nasional. Hal ini dikarenakan pariwisata merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN. berbagai belahan dunia, salah satunya yaitu pariwisata di Indonesia. Pariwisata

BAB I PENDAHULUAN. ini dalam konteks perusahaan dan konsumen/pelanggan diterjemahkan sebagai

BAB II KAJIAN TEORI. Promosi adalah kegiatan menawar (Kasmir, 2004 : 176). Menurut Bashu

BAB I LATAR BELAKANG. Dilihat dari perkembanganya, industri jasa penyelenggara MICE (meeting,

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah dan pemerintah daerah (Undang-Undang Kepariwisataan No.10 Tahun

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia memiliki suatu nilai yang tidak hilang meskipun zaman sudah

BAB I PENDAHULUAN. serius terhadap bidang ini telah melahirkan beberapa kebijakan sebagai

BAB I PENDAHULUAN. pariwisata, untuk sebagian negara industri ini merupakan pengatur dari roda

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan perekonomian bangsa dan peningkatan kesejahteraan masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. penerimaan devisa Negara di Indonesia disamping minyak dan gas bumi,

BAB I PENDAHULUAN. semakin ketat menuju kearah penguasaan pasar secara luas, Baik itu perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. permintaan dari kebutuhan manusia yang bermacam macam, antara lain

kepada budi adi luhur masyarakat Bali sendiri. Penetapan pariwisata budaya yang

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka dapat diambil

I. PENDAHULUAN. Sektor pariwisata memegang peranan penting dalam menunjang pembangunan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. memberikan perhatian khusus terhadap industri pariwisatanya. Hal ini tidak terlepas

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Logo Hotel Mitra Bandung Sumber: 2014

BAB I PENDAHULUAN. Usaha Jasa Pertemuan, Insentif, Konferensi dan Pameran (Meeting, Incentive,

BAB I PENDAHULUAN. internet dalam kebutuhan masyarakat sehari-hari. Hampir setiap masyarakat

Lounge. Room. Welcome To Our Hotel

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pemasukan bagi negara. Pariwisata memiliki peranan penting dalam membawa

BAB I PENDAHULUAN. wisata utama di Indonesia. Yogyakarta sebagai kota wisata yang berbasis budaya

BAB I PENDAHULUAN. yang perlu dikembangkan adalah jasa pelayanan penginapan.

BAB I PENDAHULUAN. Industri Pariwisata merupakan sektor terpenting dalam suatu negara karena dapat

BAB I PENDAHULUAN. bidang ekonomi yang semakin membuka peluang pengusaha untuk turut

BAB I PENDAHULUAN. Sektor pariwisata merupakan usaha yang pada umumnya sangat

BAB I PENDAHULUAN. mencari keseimbangan atau keserasian dan kebahagiaan dengan lingkungan hidup

BAB III STANDAR PELAKSANAAN, PRODUK HOTEL YANG DIPASARKAN DAN KENDALA DALAM SALES CALL. A. Standar Pelaksanaan Sales Call

BAB I PENDAHULUAN. Pengembangan dan pengujian model yang dapat menjelaskan sebab dan akibat perilaku seorang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. salah satu sektor ekonomi yang mampu untuk terus berekspansi juga melakukan

BAB I PENDAHULUAN. seluruh belahan dunia. Saat ini, seluruh Negara berlomba-lomba untuk

BAB I PENDAHULUAN. diperoleh sebagian besar ditopang oleh sektor jasa. Menurut data yang ada pada tahun

BAB I PENDAHULUAN. Pada era globalisasi saat ini, industri pariwisata telah menjadi sektor

BAB 1 PENDAHULUAN. tidak kalah dengan negara lain. Didukung oleh letak wilayah yang strategis,

BAB I PENDAHULUAN. A.Latar Belakang Penelitian. Dengan bertambahnya hotel baru di Jakarta menjadikan persaingan bisnis

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia. Hal ini sejalan dengan pernyataan Dr. Sapta Nirwandar selaku Wakil

LAMPIRAN I HASIL WAWANCARA INTERNAL. 1. Bagaimana latar belakang atau sejarah Siantar Hotel, Siantar?

2015 PENGARUH SERVICE RECOVERY DAN CUSTOMER EMOTIONS TERHADAP KEPUASAN TAMU DI GRAND SERELA SETIABUDHI HOTELBANDUNG

BAB I. mendorong tumbuhnya berbagai industri sebagai upaya dalam memenuhi. Persaingan dalam dunia industri sebagai dampak dari beragamnya

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan

BAB V PEMBAHASAN. tamu sangatlah ditentukan oleh siapakah yang melayani tamu tersebut. Penampilan

BAB II GAMBARAN UMUM

BAB I PENDAHULUAN. adalah bidang komunikasi pemasaran. Semakin tingginya tingkat persaingan di bisnis lokal

BAB I PENDAHULUAN. Industri di sektor pariwisata mempunyai potensi yang cukup besar bagi

BAB I PENDAHULUAN. Kecamatan Kuta adalah sebuah Kecamatan yang berada di Kabupaten

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. bisnis pariwisata. karena saat ini semua orang butuh berwisata. Berbagai

Transkripsi:

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Sektor pariwisata pada saat ini masih menjadi primadona dibandingkan dengan sektor industri lainnya di masing-masing negara. Hal ini terbukti dari kemampuan sektor pariwisata yang memiliki daya tahan terhadap krisis dan tetap stabil. United Nation World Tourism Organization (UNWTO) optimistis menargetkan jumlah wisatawan internasional (inbound tourism) akan mencapai 1,6 milyar orang dengan perolehan pendapatan dunia mencapai USD 2 triliun pada tahun 2020 mendatang (sumber: www.unwto.org, 2011). Seiring perkembangan sektor pariwisata dunia yang terus meningkat, Indonesia adalah salah satu negara yang sektor pariwisatanya berkembang dengan baik. Hal ini ditunjukan dengan semakin tinggi mobilitas wisatawan nusantara (Wisnus) untuk melakukan aktivitas pariwisata dari tahun ke tahun. Di bawah ini tersaji data mengenai jumlah wisnus di Indonesia pada Tabel 1.1 berikut. TABEL 1.1 JUMLAH WISATAWAN NUSANTARA DI INDONESIA TAHUN 2009-2012 Tahun Jumlah 2009 229.000.000 2010 234.000.000 2011 239.000.000 2012 245.000.000 Sumber: Badan Pusat Statistik, 2012 1

2 Berdasarkan Tabel 1.1 dapat dilihat bahwa mobilitas wisnus dari tahun ke tahun selalu mengalami peningkatan. Peningkatan tersebut dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti jenis wisata Indonesia yang semakin variatif sehingga dapat memuaskan kebutuhan wisatawan ketika berada di suatu destinasi wisata. Tingginya mobilitas wisnus dapat dipengaruhi pula oleh kemudahan aksesibilitas bagi para wisatawan untuk menjangkau destinasi-destinasi wisata yang tersebar di seluruh daerah di Indonesia. Saat ini, tren pariwisata dunia sedang tertuju pada industri Meeting, Incentive, Conference dan Exhibition (MICE). MICE merupakan bisnis yang memberikan kontribusi tinggi secara ekonomi terlebih bagi industri perhotelan. Menurut International Congress and Convention Association (ICCA) Statistic Report, wisatawan yang hendak menyelenggarakan MICE di satu kota atau daerah aspek pemilihan tempat merupakan hal yang menjadi bahan pertimbangan penting. Persentase pemilihan tempat tersebut dapat dilihat dari data berikut: 1). Hotel: 43.1%, 2). Conference/Exhibition centre: 26.3%, 3) Universitas: 21.1%, 4) Lainnya: 9.5%. Sebagaimana diketahui, hotel merupakan bagian integral usaha pariwisata yang merupakan usaha akomodasi yang diusahakan secara komersial dengan penyediaan fasilitas seperti kamar, makanan dan minuman. Terlebih, hotel turut pula berkontribusi dalam mengikuti tren wisata masa kini yaitu memfasilitasi tamu bisnis yang akan melaksanakan kegiatan MICE. Untuk mendukung tren wisata MICE, kini banyak hotel yang menyediakan meeting package dengan

3 berbagai penawaran kegiatan MICE seperti meeting, training, seminar, gathering, dan lainnya. Pemilihan hotel sebagai tempat melaksanakan kegiatan MICE dikarenakan hotel tidak hanya memfasilitasi kegiatan MICE tamu tetapi juga melengkapi fasilitas pendukung lain seperti kamar untuk menginap, restoran untuk pelayanan makanan, dan fasilitas untuk leisure disela kegiatan MICE berlangsung. Bandung, ibukota provinsi Jawa Barat, merupakan salah satu destinasi favorit dunia dengan menempati urutan ke 311 (ICCA Statistic Report, 2010) sebagai tempat penyelenggaraan kegiatan MICE. Berbicara mengenai potensi daerah wisata, terdapat satu daerah yang letaknya tidak jauh dari Kota Bandung yaitu Kecamatan Lembang yang berada di Kabupaten Bandung Barat. Lembang sebagai kawasan wisata memiliki keunggulan komparatif dari segi pariwisatanya yang didukung dengan keindahan alam dan kesejukan udara yang masih terjaga sehingga membuat banyak wisatawan yang mengunjungi daerah ini terlebih untuk mengadakan kegiatan MICE. Grand, sebagai salah satu hotel tertua dan terbesar di Lembang turut pula melengkapi kebutuhan wisatawan khususnya tamu bisnis untuk melaksanakan kegiatan MICE. Hotel dengan konsep convention & resort ini berada di kawasan wisata Lembang yang berdiri sejak tahun 1919. Untuk memfasilitasi kebutuhan wisatawan (tamu) bisnis dalam menyelenggarakan kegiatan MICE, Grand memiliki beberapa function room seperti yang tersaji pada tabel berikut ini.

4 TABEL 1.2 FUNCTION ROOM GRAND HOTEL LEMBANG MEETING ROOM U - SHAPE CLASS ROOM THEATRE ALAMANDA 200 Pax 300 Pax 750 Pax DAHLIA 100 Pax 120 Pax 200 Pax TULIP 30 Pax 40 Pax 60 Pax MEZZANINE 20 Pax 40 Pax 60 Pax MELATI 1 20 Pax 25 Pax 40 Pax MELATI 2 20 Pax 25 Pax 30 Pax PALM 17 Pax 30 Pax 50 Pax Sumber: Sales & Marketing Department Grand, 2012 Apabila melihat tabel di atas, dapat kita ketahui bahwa Grand Hotel Lembang memiliki beberapa unit function room dengan kapasitas yang beragam yang dapat memenuhi kebutuhan tamu dengan berbagai kebutuhan yang berbedabeda baik event dengan total pax (orang) dalam jumlah besar, sedang maupun kecil. Dengan beragamnya kapasitas atau daya tampung function room yang dimiliki Grand, memungkinkan tamu bisnis dengan total pax dalam jumlah yang besar untuk membagi peserta kedalam beberapa kelas dan memungkinkan tamu bisnis tersebut untuk mem-booking lebih dari satu function room. Sebagai hotel convention, selain menyediakan function room Grand Hotel Lembang menyediakan pula pilihan paket untuk keperluan tamu bisnis yang akan melaksanakan kegiatan MICE yang disebut dengan meeting package Grand Hotel Lembang. Meeting package Grand terdiri dari fullboard meeting

5 package dan half-board meeting package. Berikut ini tersaji data mengenai pilihan meeting package yang ditawarkan oleh Grand. TABEL 1.3 MEETING PACKAGE GRAND HOTEL LEMBANG No Paket Meeting Keterangan Harga 1 Fullboard Meeting Package 3x Meals (Breakfast, Lunch, Dinner) + 2x Coffee Break + (Akomodasi) 2 Half-board Meeting Package Sumber: Sales & Marketing Department Grand, 2012 Tabel 1.3 berisi tentang pilihan paket yang dapat dipilih oleh tamu sesuai dengan kebutuhan masing-masing. Fasilitas yang diberikan untuk pemilihan paket Fullboard dan half-board meeting package dengan event meeting ialah meeting equipments seperti: note pad, pencil, flip chart, white board, candy & mineral water; ditambah dengan welcome banner, welcome drink, screen, dan sound system standard hotel. Single Basis Twin Share Triple Share Quadruple Share 1x Meals + 1x C. Break 1x Meals + 2x C. Break 2x Meals + 2x C. Break 2x Meals + 1x C. Break Rp 695.000,-/nett/night/pax Rp 460.000,-/nett/night/pax Rp 415.000,-/nett/night/pax Rp 315.000,-/nett/night/pax Rp 120.000,-/nett/pax Rp 150.000,-/nett/pax Rp 210.000,-/nett/pax Rp 185.000,-/nett/pax Berdasarkan informasi yang didapat dari Amanda Dias Tasya selaku sales & marketing supervisor, Grand memfokuskan pada penjualan meeting package terhadap tamu bisnis. Mendukung konsep nya sebagai

6 convention & resort hotel, Grand memiliki keunggulan komparatif sebagai tempat penyelenggara kegiatan meeting, gathering, maupun training. Pertimbangan lokasi turut serta menjadi alasan tamu bisnis untuk melakukan kegiatan MICE nya di Grand. Terletak di dataran tinggi dengan udara yang masih alami, memiliki panorama yang indah, memiliki banyak objek wisata yang dapat dikunjungi tamu serta lansekap Grand Hotel yang memungkinkan menampung tamu dalam jumlah banyak terlebih untuk melakukan kegiatan diluar ruangan menjadikan Grand sebagai salah satu hotel yang cocok untuk menyelenggarakan kegiatan MICE bagi tamu bisnis. Berikut di bawah ini tersaji data mengenai jumlah tamu bisnis yang menggunakan meeting package Grand. TABEL 1.4 JUMLAH TAMU BISNIS YANG MENGGUNAKAN MEETING PACKAGE GRAND HOTEL LEMBANG PERIODE 2008-2012 No Tamu Bisnis 2008 2009 2010 2011 2012 1 Corporate 143 79 77 115 89 2 Goverment 17 16 44 73 80 TOTAL 160 95 121 188 169 Sumber: Sales & Marketing Department Grand, 2012 Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa jumlah tamu bisnis yang menggunakan meeting package Grand yang terdiri dari corporate dan government berfluktuasi setiap tahunnya. Bila dilihat secara seksama, penggunaan meeting package oleh tamu bisnis tertinggi pada tahun 2011 sebesar 25,64 % atau 188 tamu bisnis, namun di tahun 2012, jumlah tamu bisnis yang menggunakan meeting package Grand mengalami penurunan

7 sebesar 2,59 %. Hal ini merupakan masalah bagi pihak hotel yang mana jika masalah penurunan jumlah tamu bisnis yang menggunakan meeting package Grand tidak diatasi dengan seksama, akan berindikasi pada penurunan revenue hotel yang kesulitan untuk menaikan harga penjualan meeting package setiap tahun. Fenomena penurunan disebabkan pula oleh beberapa faktor diantaranya adalah ketatnya persaingan antar hotel bintang 3 dengan konsep yang sama yaitu convention & resort dan menawarkan harga yang relatif murah. Selain itu, tersedianya berbagai penawaran fasilitas maupun pelayanan dari hotel pesaing yang lebih lengkap seperti Massage & SPA, karaoke maupun fasilitas pendukung lainnya yang tidak dimiliki Grand. Penurunan jumlah tamu bisnis di Grand juga menyebabkan revenue hotel menurun dan banyak produk maupun jasa yang ditawarkan oleh Grand menjadi tidak terjual. Apabila melihat pada Tabel 1.5 di atas, Tamu bisnis yang berasal dari government angkanya cenderung lebih kecil dari perolehan angka jenis tamu bisnis yang berasal dari corporate dikarenakan tamu bisnis yang berasal dari pemerintahan sebagian besar berasal dari wilayah Bandung dan sekitarnya. Sedangkan jenis tamu bisnis yang berasal dari corporate datang dari berbagai kota di Indonesia baik itu dari pulau jawa ataupun luar pulau jawa sehingga banyak tamu bisnis yang berasal dari corporate yang memilih untuk tinggal lebih dari satu hari di hotel untuk melakukan kegiatan meeting, gathering, maupun training

8 sekaligus untuk melakukan aktivitas lainnya diluar hotel seperti berwisata ke objek wisata sekitar kawasan wisata Lembang. Berdasarkan fenomena yang terjadi, Grand khususnya departemen sales & marketing berupaya untuk memperbaiki masalah-masalah tersebut. Salah satunya dengan melakukan strategi promosi maupun pemasaran yang lebih menekankan pada kegiatan penjualan meeting package kepada tamu bisnis supaya dapat berjalan lebih efektif dan efisien. Berdasarkan literatur yang di bahas oleh Rambat Lupiyoadi (2008:120) mengenai promosi, disebutkan bahwa: Promosi merupakan salah satu variabel dalam bauran pemasaran yang sangat penting dilaksanakan oleh perusahaan dalam memasarkan produk jasa. Kegiatan promosi bukan saja berfungsi sebagai alat komunikasi antara perusahaan dan konsumen, melainkan juga sebagai alat untuk memengaruhi konsumen dalam kegiatan pembelian atau penggunaan jasa sesuai dengan keinginan dan kebutuhannya. Berdasarkan literatur di atas, maka dapat diketahui bahwa pemasaran maupun promosi merupakan aspek penting yang harus dijalankan oleh pihak sales & marketing untuk dapat menjual segala macam produk maupun jasa yang ditawarkan termasuk penjualan meeting package Grand. Dalam kegiatan pemasaran maupun promosi, pihak sales & marketing Grand Hotel Lembang melakukan beberapa strategi promosi seperti advertising, public relation, direct marketing, sales promotion, dan personal selling. Namun, strategi

9 promosi yang dilakukan oleh pihak sales & marketing Grand terhadap tamu bisnis lebih difokuskan kepada program direct marketing. Berdasarkan literatur pemasaran yang diungkap oleh Fandy Tjiptono (2008:232) direct marketing dapat didefinisikan sebagai berikut: Direct marketing adalah sistem pemasaran yang bersifat interaktif yang memanfaatkan satu atau beberapa media iklan untuk menimbulkan respon yang terukur dan atau transaksi di sembarang lokasi. Direct marketing sebagai salah satu saluran promotion mix membagi saluran nya kedalam beberapa bentuk, yaitu telemarketing, face to face selling atau direct selling, direct mail, online channel, dan catalogue marketing. Berdasarkan beberapa saluran tersebut, dibawah ini ditunjukkan program direct marketing yang dijalankan oleh Grand. TABEL 1.5 PROGRAM DIRECT MARKETING DI GRAND HOTEL LEMBANG No Program Aplikasi 1 Telemarketing Pihak sales & marketing Grand sedikitnya melakukan 10 kali telemarketing setiap harinya untuk menawarkan meeting package 2 Direct mail (e-mail, brochure, faximile) Pihak sales & marketing mengirimkan penawaran meeting package penawaran melalui e-mail, faximile, dan termasuk brosur didalamnya, layout/setting function room yang dapat disesuaikan dengan kebutuhan maupun additional service yang ditawarkan oleh Grand 3 Face to face selling Pihak sales & marketing Grand bertemu secara langsung dengan tamu sebagai tindak lanjut dari telemarketing atau direct mail Sumber: Sales & Marketing Department Grand

10 Diantara kelima bentuk direct marketing tersebut, pihak sales & marketing Grand memfokuskan pada tiga program yaitu telemarketing, direct mail dan face to face selling. Ketiga program itu diharapkan dapat meningkatkan penjualan meeting package sehingga semakin banyak tamu bisnis yang akan melakukan kegiatan meeting, gathering dan training di Grand Hotel Lembang. Dalam implementasinya, telemarketing yang dilakukan oleh pihak sales & marketing Grand sedikitnya melakukan 10 kali telemarketing setiap harinya untuk menawarkan meeting package. Kegiatan telemarketing dilakukan pada tamu yang pernah melakukan kegiatan MICE-nya di Grand Hotel Lembang berdasarkan database yang telah ada ataupun melakukan telemarketing terhadap tamu baru baik itu instansi pemerintahan, perusahaan swasta, event organizer (EO), maupun tour & travel agent. Program Direct mail yang dilakukan oleh sales & marketing Grand Hotel Lembang adalah pengiriman penawaran mengenai harga meeting package beserta seluruh informasi penting mengenai fasilitas maupun additional services yang tersedia dan informasi mengenai proses maupun ketentuan pembayaran. Dalam penawaran atau dikenal dengan istilah Quotation form seperti yang berlaku di Grand, disertakan nomor kontak Person In Charge dari masingmasing sales staff agar tamu lebih mudah untuk berkomunikasi secara langsung. Selain itu, agar lebih menarik biasanya disertakan gambar-gambar function room, kamar, dan gambar kegiatan outing yang dapat dilakukan selama berada di hotel.

11 Face to face selling adalah program pemasaran yang dilakukan oleh pihak sales & marketing Grand yang bertemu langsung dengan calon tamu bisnis melalui kunjungan ke perusahaan/instansi/pemerintahan (sales call) maupun tamu yang datang ke hotel dengan membuat appoinment terlebih dahulu berdasarkan penawaran yang telah dikirim melalui e-mail maupun faximile. Pada dasarnya, direct marketing adalah aspek dari saluran promotion mix yang diharapkan dapat meningkatkan minat tamu bisnis untuk melakukan kegiatan MICE di Grand. Selain didukung dengan adanya proses marketing research, segmentation, dan evaluation, strategi direct marketing melalui program telemarketing, direct mail dan face to face selling ini ialah strategi untuk melakukan aktivitas pemasaran maupun promosi melalui proses komunikasi aktif antara sales dan calon tamu yang potensial. Program direct marketing Grand yang diimplementasikan melalui telemarketing, direct mail dan face to face selling diharapkan dapat memberi kesempatan untuk meraih konsumen dalam jumlah besar dengan menggunakan berbagai macam pola-pola kreatif seperti pengiriman penawaran melalui e-mail dan faximile dengan menyertakan visual media seperti foto dan video mengenai produk maupun jasa hotel yang dikemas dengan menarik dan dapat menjadi nilai tambah penjualan meeting package terhadap tamu bisnis. Berdasarkan penjelasan latar belakang penelitian tersebut diharapakan program direct marketing yang dilakukan oleh pihak Grand sebagai salah satu strategi promosi hotel terhadap tamu bisnis akan berjalan

12 dengan efektif dan efisien dalam meningkatkan keputusan menggunakan meeting package. Melalui program direct marketing tersebut diharapkan pula dapat meningkatkan daya saing dengan hotel unggulan lainnya di kawasan Lembang dan sekitarnya. Juga ikut serta dalam merebut pasar MICE khususnya di daerah Kabupaten Bandung Barat Sehingga diharapkan hal tersebut akan berdampak langsung pada multiplayer effect baik dari sisi ekonomi, perdagangan, dan berdampak positif pula bagi peningkatan revenue hotel. Berdasarkan latar belakang di atas maka diperlukan adanya sebuah penelitian mengenai Pengaruh Program Direct Marketing terhadap Keputusan Menggunakan Meeting Package Grand. 1.2 Rumusan Masalah Adapun masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini ialah: 1. Bagaimana program direct marketing di Grand 2. Bagaimana keputusan tamu bisnis dalam menggunakan meeting package di Grand 3. Seberapa besar pengaruh program direct marketing terhadap keputusan menggunakan meeting package di Grand 1.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah, maka penelitian ini bertujuan untuk memperoleh hasil temuan mengenai:

13 1. Direct marketing Grand 2. Keputusan tamu bisnis dalam menggunakan meeting package di Grand 3. Pengaruh program direct marketing terhadap keputusan menggunakan meeting package di Grand 1.4 Kegunaan Penelitian Adapun manfaat dari penelitian ini adalah: 1. Kegunaan Teoritis Secara teoritis, hasil penelitian ini dilakukan sebagai pengembangan ilmu pemasaran pariwisata di bidang perhotelan dengan mengkaji pemahaman mengenai direct marketing yang terdiri dari direct mail, telemarketing, dan face to face selling beserta keputusan menggunakan meeting package di Grand. 2. Kegunaan Praktis Secara praktis, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi masukan kepada Grand dalam menerapkan program direct marketing yang terdiri dari direct mail, telemarketing, dan face to face selling yang dapat mempengaruhi keputusan menggunakan meeting package di Grand.

14