BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan salah satu alat komunikasi dan interaksi diantara dua

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Bahasa berperan antara lain dalam membentuk pengalaman sehubungan

BAB I PENDAHULUAN. karakteristik tertentu seperti huruf yang dipakainya, kosakata, sistem pengucapan,

PEMAHAMAN KATA YANG MENUNJUKKAN TEMPAT DAN ARAH DALAM BAHASA JEPANG DAN BAHASA INDONESIA *

Bab 1. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang

Bab 1. Pendahuluan. Bahasa sebagai sistem lambang bunyi yang arbitrer, yang digunakan oleh anggota

Bab 1. Pendahuluan. tidak menyebabkan gangguan pada komunikasi yang terjadi, sehingga komunikasi yang

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Muthi Afifah,2013

BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG JOSHI

BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG PARTIKEL GURAI DAN GORO. Menurut Drs. Sugihartono ( 2001:178 ), joshi adalah jenis kata yang tidak

BAB I PENDAHULUAN. tukar informasi dengan manusia lainnya. Dalam hal ini, keberadaan suatu bahasa

Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang

Bab 1. Pendahuluan. antara anggota masyarakat berupa simbol bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia.

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa Jepang adalah salah satu bahasa yang banyak dipelajari di

BAB I PENDAHULUAN. Begitu pula melalui bahasa, menurut Poerwadarmita (1985; 5), bahasa adalah alat

BAB I PENDAHULUAN. bahasa pertamanya untuk tujuan tertentu. Salah satu bahasa asing yang

BAB 1. Pendahuluan. Ilmu tidaklah luput dari suatu bahasa, salah satunya bahasa Jepang. Bahasa

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran bahasa Jepang sebagai bahasa asing pada tingkat SMA

Bab 1. Pendahuluan. Arti dari bahasa dalam kamus bahasa Inggris Longman dictionary of contemporary

BAB I PENDAHULUAN. Ditinjau dari karakteristik gramatikalnya, kata-kata dalam bahasa Jepang

Bab 1. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang

Bab 1. Pendahuluan. Linguistik merupakan ilmu bahasa yang di perlukan sebagai dasar untuk meneliti

Bab 1. Pendahuluan. digunakan dalam berkomunikasi pada saat bersosialisasi dengan orang lain sehingga

Bab 1. Pendahuluan. bahkan dunia seseorang dengan Tuhannya (Pateda, 1993:6). Tanpa adanya bahasa

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Kelas kata dalam bahasa Jepang (hinshi bunrui) diklasifikasikan ke dalam 10

BAB I PENDAHULUAN. Untuk menguasai suatu bahasa asing dengan baik, salah satu proses yang

BAB I PENDAHULUAN. Manusia sebagai makhluk sosial membutuhkan alat untuk berinteraksi dengan

Bab 1. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan alat komunikasi yang paling penting dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa memegang peranan yang sangat penting dalam kehidupan karena

BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG PARTIKEL BAHASA JEPANG (JOSHI) disebut hinshi bunrui. Hinshi berarti jenis kata atau kelas kata, sedangkan bunrui

BAB 1 PENDAHULUAN. Tabel Jumlah Pembelajar Bahasa Jepang (2012) Sumber: Japan Foundation (2012)

BAB I PENDAHULUAN. dengan berbagai macam makna. Bagi linguistik- ilmu yang khusus mempelajari

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB 1. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang

Bab 1. Pendahuluan. Dunia pendidikan mempunyai banyak bidang ilmu yang dapat dipelajari.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dian Angella, 2013

BAB II KONSEP, KERANGKA TEORI, DAN KAJIAN PUSTAKA

Bab 2. Landasan Teori. perubahan dan dengan sendirinya dapat menjadi predikat. Contoh : 歩く 倒れる 話す.

PENDAHULUAN. dari pada makhluk lain dimuka bumi ini. Bahasa memegang peranan penting

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Pendahuluan. Bahasa adalah alat untuk menyampaikan suatu ide, pikiran, hasrat dan

PENGGUNAAN PARTIKEL TO, BA, TARA DAN NARA SEBAGAI PENANDA BENTUK KONDISIONAL DALAM BUKU MINNA NO NIHONGO

BAB I PENDAHULUAN. bahasa mempunyai kaidah-kaidah ataupun aturan-aturan masing-masing yang baik dan

BAB I PENDAHULUAN. Baik dalam hal pelafalan, intonasi, kosakata, pola kalimat, maupun tata

Bab 1. Latar Belakang. Pembelajaran merupakan upaya membelajarkan siswa (Degeng:1989). Kegiatan

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN KERANGKA TEORI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. bunyi yang arbitrer yang di gunakan oleh para anggota kelompok sosial untuk bekerja

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Setiap bahasa memiliki aturan gramatikal yang memuat kaidah-kaidah

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa Jepang terbagi dalam 10 jenis kelas kata. Partikel merupakan salah

BAB I PENDAHULUAN. berinteraksi satu dengan yang lain. Dengan adanya bahasa, manusia sebagai

Bab 1. Pendahuluan. dari bahasa. Dirgandini (2004:1), mengemukakan bahwa masyarakat berinteraksi sosial

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. hal ini disebabkan karena keunikan dari bahasa-bahasa tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. mengakibatkan perkembangan bahasa (Putrayana, 2008: 1). Bahasa digunakan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Wihartini, 2014

Bab 1. Pendahuluan. Setiap negara memiliki ciri khas masing-masing yang membedakannya

Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Setiap bahasa mempunyai keunikannya masing-masing. Baik dari segi penulisan,

Bab 1. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa adalah sistem lambang bunyi yang digunakan untuk

BAB 1. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. bahasa pria (danseigo) dan ragam bahasa wanita (joseigo). Sudjianto dan Dahidi

BAB II TINJAUAN UMUM TERHADAP FUNGSI, MAKNA DAN PARTIKEL SHUUJOSHI YO. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, definisi fungsi dalam linguistik adalah

Bab 1. Pendahuluan. Bahasa merupakan suatu sarana yang dipakai oleh manusia dalam berkomunikasi,

BAB 1. Pendahuluan. Dalam kesehariannya, manusia pasti tidak akan pernah lepas dari penggunaan

BAB II GAMBARAN UMUM SHUUJOSHI

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa Jepang merupakan salah satu bahasa yang sulit untuk dipelajari.

BAB I PENDAHULUAN. berbagai macam aspek kehidupan manusia (Sutedi, 2003:2). Sehingga

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. makna apabila melekat pada kelas kata lain dalam suatu kalimat. Joshi dalam bahasa Jepang

BAB 1. Pendahuluan. Manusia berinteraksi dengan manusia lain dengan menggunakan bahasa. Bahasa merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa memegang peranan penting dalam kehidupan manusia, yaitu

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan hal yang sangat penting dalam berkomunikasi sesuai

Bab 1. Pendahuluan. Di dalam dunia pendidikan, terdapat banyak sekali bidang ilmu yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. ajektiva (keiyoushi), nomina (meishi), pronomina (rentaishi), adverbia (fukushi), interjeksi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Mirharatulisa Dyah Amoendria, 2013

BAB I PENDAHULUAN. baik, karena komunikasi yang baik di tunjang oleh kemampuan bahasa yang

BAB I PENDAHULUAN. Sebagaimana kita ketahui kelas kata dalam gramatika bahasa Jepang dibagi

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang Partikel dalam bahasa Jepang disebut joshi. Joshi adalah kelas kata yang

BAB I PENDAHULUAN. Keempat keterampilan tersebut berkaitan satu sama lainnya.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Bab 1. Pendahuluan. semua ahli yang bergerak dalam bidang pengetahuan yang lain semakin memperdalam

UCAPAN TERIMA KASIH. Esa, karena berkat rahmat-nya penulis dapat menyelesaikan karya ilmiah ini.

BAB 1. Pendahuluan. Bahasa di dalam wacana linguistik diberi pengertian sebagai sistem simbol bunyi

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa adalah sistem lambang bunyi yang arbitrer yang digunakan oleh para

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa sebagai alat komunikasi. Dengan berkomunikasi segala bentuk

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN KERANGKA TEORI. Shuujoshi Danseigo Pada Komik One Piece Volume 1 Karya Eiichiro Oda

BAB I PENDAHULUAN. diungkapkan kembali kepada orang-orang lain sebagai bahan komunikasi.

BAB I PENDAHULUAN. segala kebutuhan jasmani dan rohani dapat terpenuhi. Oleh karena itu, bahasa

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Suciati Lestari, 2013

BAB I PENDAHULUAN. berinteraksi dengan sesama manusia baik dalam menyampaikan pesan, informasi,

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Setelah penulis melakukan analisis seperti yang telah dipaparkan pada bab

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian terdiri atas beberapa jenis, diantaranya adalah penelitian yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. bahasa, manusia dapat berkomunikasi antara satu dengan lainnya.

Bab 2. Landasan Teori. dengan sendirinya dapat menjadi predikat, contoh : suatu kalimat. Keiyoushi memiliki beberapa perubahan bentuk.

BAB III METODE PENELITIAN

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN I.1.Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan salah satu alat komunikasi dan interaksi diantara dua orang atau lebih, yang berfungsi untuk menyampaikan suatu pesan, pemikiran, kehendak kepada lawan bicara sebagai bahan informasi. Hakikat bahasa adalah bahasa sebagai sistem, lambang, bunyi, bersifat arbitrer, konvensional, produktif, unik, universal, dinamis, bervariasi, dan manusiawi (Chaer Abdul, 2003: 33). Seiring dengan kemajuan era global, maka kebutuhan akan bahasa pun semakin meningkat. Bahkan saat ini beberapa Sekolah Menengah Atas mencanangkan bahasa Jepang sebagai bahasa asing pilihan yang dipelajari selain bahasa Inggris. Hal ini mencerminkan bahwa bahasa Jepang semakin banyak diminati. Untuk menguasai bahasa Jepang dengan baik, tentu diperlukan pemahaman yang mendalam. Tetapi pada kenyataannya, bagi masyarakat Indonesia yang notabennya tidak mengenal kanji, tentu akan menemui berbagai kesulitan dalam mempelajari bahasa Jepang itu sendiri. Karena jika ditinjau dari segi kebahasaannya, bahasa Jepang memiliki ciri khas seperti huruf, sistem pengucapan, gramatika dan ragam bahasanya. Secara gramatika, bahasa Jepang diklasifikasikan kedalam 10 kelas kata (Hinshi Bunrui), yakni doushi (verb), keiyoushi (adjektiva i), keiyoudoushi (adjektiva na), meishi (nomina), fukushi (adverbia), rentaishi (prenomina),

setsuzokushi (konjungsi), kandoushi (interjeksi), jodoushi (verb bantu) dan joshi (partikel). Diantara sepuluh kelas kata dalam bahasa Jepang, joshi (partikel) merupakan materi yang sulit dipahami, dikarenakan banyaknya partikel yang mempunyai makna yang sama. Joshi (partikel) adalah jenis kata yang tidak mengalami perubahan, dan tidak bisa berdiri sendiri, yang memiliki fungsi membantu, dan menentukan; arti, hubungan, penekanan, pertanyaan, keraguan dan lainnya dalam satu kalimat bahasa Jepang baik dalam ragam lisan maupun tulisan (Sugihartono, 2001: viii). Suatu kata yang hanya terdiri dari partikel saja, tidak mempunyai arti apapun. Namun lain halnya jika partikel tersebut ditambahkan dengan kata lain, maka akan membawa suatu arti tertentu. Kaidah bahasa yang disepakati dalam bahasa Jepang menjelaskan bahwa partikel sesungguhnya tidak mempunyai arti, kecuali arti yang berhubungan dengan konteksnya (Naoko Chino, 2006: vii) Menurut Hirai dalam Sudjianto (2004: 181), dikemukakan bahwa joshi (partikel) terbagi lagi kedalam 4 jenis, yaitu: 1. Kakujoshi 格助詞 Umumnya dipakai setelah nomina untuk menunjukan hubungan antara nomina tersebut dengan kata lainnya. Contoh: ga, no, o, ni, e, to, yori, de, dan ya. 2. Setsuzokujoshi 接続助詞 Dipakai setelah yougen (doushi, keiyoushi, keiyoudoushi) atau setelah jodoushi, untuk melanjutkan kata-kata yang telah ada

sebelumnya. Contoh: ba, to, kerdo, keredomo, ga, kara, shi, temo, de, nagara, tari, noni, dan node. 3. Fukujoshi 副助詞 Dipakai setelah berbagai macam kata. Berkaitan erat dengan bagian kata berikutnya. Contoh: wa, mo, koso, sae, demo, shika, made, bakari, dake, hodo, kurai, nado, nari, yara, ka, dan zutsu. 4. Shuujoshi 終助詞 Dipakai setelah berbagai macam kata pada bagian akhir kalimat untuk menyatakan suatu pertanyaan, larangan, seruan, rasa haru, dan sebagainya. Contoh: ka, kashira, na, naa, zo, tomo, yo, ne, wa, no, dan sa. Untuk menggabungkan dua kalimat agar menjadi rangkaian kalimat yang benar, tentu diperlukan ketepatan dalam penggunaan kata bantu sambung yang benar pula. Salah satu diantara kata bantu sambung (setsuzokujoshi) adalah kara dan node. Partikel kara dan node termasuk setsuzokujoshi yang menyatakan hubungan sebab akibat. Dalam bahasa Indonesia partikel ini memiliki arti yang sama,yaitu karena/ sebab. Meski demikian ternyata partikel ini memiliki perbedaan dari segi makna dan penggunaannya. Seperti halnya penelitian yang telah dilakukan oleh Ruth Trifena dengan judul Analisis Kesalahan Penggunaan Kara dan Node yang Menyatakan Hubungan Sebab Akibat dalam Karangan Mahasiswa, mengemukakan bahwa tingkat kesalahan mahasiswa dalam menggunakan partikel kara dan node sebesar 66,67% dan 16,67%. Hal ini berarti

bahwa pemahaman tentang aturan penggunaan parikel kara dan node masih dirasa kurang. Berkaitan dengan hal itu, maka penulis ingin menelaah lebih dalam tentang partikel kara dan node. Dalam hal ini, penulis akan melakukan penelitian yang berbeda dari penelitian terdahulu, yaitu meneliti tentang penggunaan partikel kara dan node dengan mengklasifikasikannya terlebih dahulu kedalam fungsi yang sama, kemudian menganalisis perbedaan dari segi makna dan penggunaanya dalam setiap contoh kalimat. Selanjutnya materi tentang partikel kara dan node tersebut diterapkan kedalam media power point. Maka dari itu penulis bermaksud untuk melakukan suatu penelitian dengan judul Analisis Setsuzokujoshi Kara dan Node I.2.Rumusan dan Batasan Masalah 1.2.1.Rumusan Masalah Merujuk pada latar belakang di atas, maka rumusan masalah yang diterapkan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Apa saja fungsi dari setsuzokujoshi kara dan node. 2. Seperti apakah makna yang muncul pada kalimat yang berisi setsuzokujoshi kara dan node. 3. Apakah persamaan antara setsuzokujoshi kara dan node. 4. Apakah perbedaan antara setsuzokujoshi kara dan node. 5. Bagaimanakah bentuk penyajian materi tentang kara dan node dengan menggunakan media power point.

1.2.2.Batasan Masalah Berdasarkan rumusan-rumusan masalah di atas, maka penulis membatasi masalah dalam penelitian ini, yaitu hanya berkaitan dengan penggunaan setsuzokujoshi kara dan node yang menyatakan hubungan sebab-akibat, berdasarkan fungsi, makna dan penggunaannya dalam kalimat bahasa Jepang. I.3.Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.3.1.Tujuan Penelitian Tujuan yang ingin dikemukakan dalam penelitian ini adalah : 1. Untuk mengetahui fungsi-fungsi dari kalimat-kalimat yang mengandung setsuzokujoshi kara dan node. 2. Untuk mengetahui persamaan dan perbedaan makna diantara setsuzokujoshi kara dan node. 3. Untuk mengetahui persamaan dan perbedaan penggunaan diantara setsuzokujoshi kara dan node. 4. Untuk mengetahui seperti apakah media power point yang digunakan dalam pembelajaran setsuzokujoshi kara dan node. 1.3.2.Manfaat penelitian 1. Bagi penulis Penulis akan memahami lebih dalam tentang persamaan dan perbedaan dari penggunaan setsuzokujoshi kara dan node. 2. Bagi pembelajar bahasa Jepang

Pembelajar akan lebih memahami aturan mengenai penggunaan setsuzokujoshi kara dan node. Sehingga dilain waktu mereka tidak akan mengulangi kesalahan yang sama. 3. Bagi Pengajar Memberi masukan kepada Program Pendidikan Bahasa Jepang sebagai upaya menambah bahan pengajaran bahasa Jepang. I.4.Definisi Istilah Untuk menghindari timbulnya kesalahpahaman arti dari kata-kata maupun istilah yang dipakai dalam penelitian ini, maka penulis akan menjelaskannya sebagaimana berikut : Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2001: 43) yang dimaksud dengan analisis yaitu Penyelidikan terhadap suatu peristiwa (karangan, perbuatan, dan sebagainya) untuk mengetahui keadaan yang sebenarnya (apa sebab-sebabnya, bagaimana duduk perkaranya). Sedangkan yang dimaksud analisis dalam penelitian ini adalah menelaah, mengkaji, mengupas, dan menguraikan perihal tentang setsuzokujoshi kara dan node berdasarkan persamaan fungsi dan perbedaan makna serta penggunaannya. Joshi (partikel) adalah jenis kata yang tidak mengalami perubahan dan tidak bisa berdiri sendiri, yang memiliki fungsi membantu dan menentukan arti, hubungan, penekanan, pertanyaan, keraguan dan lainnya dalam suatu kalimat bahasa Jepang baik dalam ragam lisan maupun ragam tulisan. (Sugihartono, 2001: viii). Dalam hal ini penulis akan meneliti tentang partikel kara dan node.

Partikel kara dan node, termasuk kedalam partikel jenis setsuzokujoshi. Setsuzokujoshi adalah joshi yang pada umumnya dipakai setelah yougen (doushi,keiyoushi, keiyoudoushi) atau setelah jodoushi, untuk melanjutkan katakata yang telah ada sebelumnya (Hirai dalam Sudjianto, 2004: 181). Hubungan sebab akibat dalam penelitian ini adalah hubungan yang mengikat dua bagian kalimat. Dimana kalimat yang satu merupakan alasan atau sebab-sebab, dan kalimat lainnya merupakan akibat atau hasil. Yang dimaksud hubungan sebab akibat dalam penelitian ini adalah hubungan sebab akibat yang terkandung dalam kalimat-kalimat yang menggunakan setsuzokujoshi kara dan node. I.5.Metode Penelitian Metode penelitian adalah suatu cara yang digunakan untuk memecahkan permasalahan yang dihadapi di dalam sebuah penelitian. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode deskriptif. Metode deskriptif diartikan sebagai prosedur atau cara memecahkan masalah penelitian dengan memaparkan keadaan objek yang diselidiki (seseorang, lembaga, masyarakat, pabrik dll) sebagaimana adanya, berdasarkan fakta-fakta yang aktual pada saat sekarang (Nawawi dan Hadari, 1992: 67). Metode deskriptif adalah metode yang membicarakan kemungkinan untuk memecahkan masalah yang aktual dengan jalan mengumpulkan data, menyusun atau mengklasifikasikan data tersebut, kemudian menganalisis dan menginterprestasikannya (Winarno Surakhmad, 1982: 147).

Dengan berdasarkan pada pengertian dari metode deskriptif diatas, maka penulis mengambil metode penelitian deskriptif ini yang dimulai dengan kegiatan mengumpulkan data, menyusun data, mengklasifikasikannya kemudian menganalisa data-data tersebut. I.6.Instrumen dan Sumber Data Data adalah segala fakta dan data yang dapat dijadikan bahan untuk menyusun suatu informasi (Arikunto, 1998: 100). Instrumen dan sumber data dalam penelitian ini berupa jitsurei dan sakurei. Jitsurei adalah contoh penggunaan yang berupa kalimat dalam teks konkrit seperti dalam karya ilmiah, buku, jurnal, novel dan lainnya. Sedangkan sakurei adalah contoh penggunaan yang dibuat oleh peneliti sendiri yang tingkat kebenarannya diterima oleh umum. I.7.Teknik Analisis Data Teknik yang digunakan dalam penelitian ini adalah Teknik Permutasi (pertukaran) atau Teknik Substitusi (pergantian). Teknik Permutasi/ Substitusi merupakan salah satu pendekatan yang digunakan dalam membedakan makna suatu kata dengan cara melihat apakah suatu kata dalam kalimat dapat diganti dengan sinonimnya atau tidak. Dengan menggunakan teknik ini diharapkan dapat diketahui alasan-alasan mengapa suatu kata dapat digunakan dalam kalimat, sedangkan kata lainnya tidak. Tahapan pengolahan datanya sebagai berikut: 1. Pengumpulan data

Mengumpulkan data-data dan informasi yang berkaitan dengan materi setsuzokujoshi kara dan node. 2. Analisa Data Setelah semua data yang terkumpul, kemudian dibuat pengklasifikasian fungsi, yang selanjutnya dianalisis letak perbedaannya, apakah dari segi makna ataupun penggunaannya. 3. Generalisasi Dilakukan secara induktif dengan mengacu pada sumber-sumber data yang telah ada. Kemudian akan dihasilkan suatu kesimpulan mengenai persamaan dan perbedaan setsuzokujoshi kara dan node. I.8.Sistematika Penulisan Bab I : Dalam bab ini penulis menjelaskan latar belakang masalah, rumusan dan batasan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, definisi istilah, metode penelitian, instrumen dan sumber data, teknik analisis data dan sistematika penulisan. Bab II : Dalam bab ini penulis menjelaskan tentang landasan teoritis dan konsep-konsep yang berkaitan dengan masalah penelitian, seperti pengertian joshi, macam-macam joshi, pengertian setsuzokujoshi, fungsi-fungsi setsuzokujoshi, serta penelitian sebelumnya tentang kara dan node.

Bab III: Dalam bab ini penulis menjelaskan metode penelitian secara sistematis, objek penelitian, instrumen penelitian, teknik pengumpulan data, teknik analisis data, dan langkah-langkah penelitian. Bab IV: Dalam bab ini penulis menjelaskan tentang analisis data dan pembahasannya.