BAB III ANALISA 3.1. Literatur Swastha & Handoko (1997) mengartikan segmentasi pasar sebagai kegiatan membagi bagi pasar/market yang bersifat heterogen kedalam satuan satuan pasar yang bersifat homogen. Sebagaimana diketahui bahwa konsumen memiliki berbagai dimensi yang dapat digunakan sebagai dasar untuk melakukan segmentasi pasar. Penggunaan dasar segmentasi yang tepat dan berdaya guna akan lebih dapat menjamin keberhasilan suatu rencana strategis pemasaran. Salah satu dimensi yang dipandang memiliki peranan utama dalam menentukan segmentasi pasar adalah variabel-variabel yang terkandung dalam segmentasi itu sendiri, dan oleh sebab ituperlu dipelajari. Dalam hubungan ini Kotler (1995) mengklasifikasikan jenis-jenis variabel segmentasi sebagai berikut: 1) Geografi Segmentasi ini membagi pasar menjadi unit-unit geografi yang berbeda, seperti negara, propinsi, kabupaten, kota, wilayah, daerah atau kawasan. Jadi dengan segmentasi ini, pemasar memperoleh kepastian kemana atau dimana produk ini harus dipasarkan.
2) Segmentasi Demografi Segmentasi ini memberikan gambaran bagi pemasar kepada siapa produk ini harus ditawarkan. Jawaban atas pertanyaan kepada siapa dapat berkonotasi pada umur, jenis kelamin, jumlah anggota keluarga, siklus kehidupan keluarga seperti anak-anak, remaja, dewasa, kawin/ belum kawin, keluarga muda dengan satu anak, keluarga dengan dua anak, keluarga yang anak-anaknya sudah bekerja dan seterusnya. Dapat pula berkonotasi pada tingkat penghasilan, pendidikan, jenis pekerjaan, pengalaman, agama dan keturunanmisalnya: Jawa, Madura, Bali, Manado, Cina dan sebagainya. 3) Segmentasi Psikografi a) Pada segmentasi ini pembeli dibagi menjadi kelompok-kelompok berdasarkan: b) Status sosial, misalnya: pemimpin masyarakat, pendidik, golongan elite, golongan menengah, golongan rendah. c) Gaya hidup misalnya: modern, tradisional, kuno, boros, hemat, mewah dan sebagainya. d) Kepribadian, misalnya: penggemar, pecandu atau pemerhati suatu produk. 4) Segmentasi Tingkah Laku Segmentasi tingkah laku mengelompokkan pembeli berdasarkan pada pengetahuan, sikap, penggunaan atau reaksi mereka terhadap suatu
produk. Banyak pemasar yakin bahwa variabel tingkah laku merupakan awal paling baik untuk membentuk segmen pasar. 3.2. Analisa Sasaran 1) Geografis Wilayah : kota besar dan kecil di Indonesia khusus Sukabumi, Jakarta dan sekitar Kepadatan : perkotaan (urban) 2) Demografi Usia Jenis kelamin Pendidikan Status ekonomi Agama Nationality Pekerjaan Keluarga : 20-30 tahun : pria wanita : sma, mahasiswa S1/ sederajat : universal : semua agama : Indonesia : mahasiswa/karyawan : single/ menikah 3) Psikografis Kelas sosial Gaya hidup Kebiasaan : semua kalangan : konsumtif, praktis, santai : suka mencoba hal-hal yang baru, suka nyemil
Sikap : positif, antusias, easy going 4) Perilaku Kesempatan belanja Manfaat yang dicari Tingkat keinginan Sikap Manfaat yang dicari Tingkat keinginan : biasa dan khusus : kualitas dan harga : berkeinginan dan siap membeli : positif, terbuka terhadap hal-hal baru : kualitas dan harga : berkeinginan dan siap membeli 3.3. Analisa SWOT: Strength: (menurut hasil wawancara secara lisan) 1) Mempunyai unsur budaya oriental yang mempunyai merek dalam tulisan kuo-i. 2) Rasa moci yang enak (ketan dan kacang) terasa kenyal yang menjadi ciri khas 3) Brand yang sudah melekat di benak masyarakat. Brand Suang Xi ini lebih dikenal dibandingkan dengan kompetitor produk sejenis lainnya 4) Merupakan pendiri moci pertama di Sukabumi yang berdiri sejak tahun1960-an Weakness: 1) Kemasan bambu yang digunakan tidak praktis menyebabkan mudah tumpah dan kondisi makanan tidak dapat bertahan lama. Berdasarkan
pendapat Peleg (1985) pemakaian material mengutamakan material dan rancangan yang dapat melindungi kerusakan. 2) Tidak terdapat informasi kemasan secara detail sesuai dengan peraturan hukum pemerintah. Berdasarkan Undang-Undang RI No. 7 tahun 1996, desain kemasan harus mengikuti standar peraturan pemerintah dan hukum. Threat: 1) Banyaknya produk sejenis yang menawarkan kemasan yang lebih menarik 2) Adanya produk sejenis yang mempunyai desain kemasan yang sama sehingga sulit membedakannya. 3) Adanya ancaman dari makanan tradisonal lainnya. Opportunity: 1) Adanya budaya konsumtif dan tingkat makan terhadap masyarakat yang semakin meningkat 2) Terbentuknya consumer goods untuk jenis produk makanan ringan (camilan) 3) Tidak ada bahan pengawet yang membuat konsumen percaya untuk membeli sebuah produk
3.4. Analisa Kompetitor 1) SWOT Kompetitor indirect (internasional : Royal Family) Strength: a) banyaknya variasi produk/ rasa sehingga ada perbdedaan rasa antara satu dengan yang lainnya b) mempunyai desain kemasan yang variatif c) dari segi desain mempunyai desain yang menarik d) sudah menjelajah ke tahap internasional Opportunity: a) kesan kemasan yang higienis membuat konsumen merasa aman untuk mengkonsumsinya b) kemasan yang menarik dan mempunyai variasi rasa yang membuat konsumen dapat membedakan rasa yang satu dengan yang lainnya Threat: Banyaknya produk sejenis yang mempunyai desain kemasan yang menarik dan beragam bertaraf premium 2) SWOT Kompetitor direct (Lokal: moci Lampion kaswari) Strength: a) mempunyai banyak variasi rasa dengan desain kemasanyang berbeda b) sudah berdiri sekitar kurang lebih 27 tahun yang lalu (1983) c) desain kemasan yang sebagian sudah terbuat dari kotak yang dapat melindungi isi dari kerusakan
Opportunity a) desain kemasan yang telah beberapa diperbaharui, menjadikan konsumen lebih mempercayai kehigienisannya b) adanya varian rasa yang membuat konsumen untuk dapat tertarik membelinya sesuai dengan selera konsumen Threat: Adanya beberapa brand dengan produk sejenis yang sudah melekat di benak masyarakat 3.5. Benefit 1) Produk benefit a) terbuat dari bahan alami/non pengawet yang tidak berbahaya bagi kesehatan b) makanan yang ekonomis c) merupakan cemilan d) rasa kacang dan ketan saja, dua rasa yang menjadikan ciri khas dari moci sukabumi tersebut e) merek/brand moci yang sudah terkenal menjadikan produk ini dikenal oleh masayarakat luas 2) Consumer benefit a) dapat menahan rasa lapar
b) menjadi camilan yang dapat dinikmati selagi santai atau sedang berpergian c) dapat dijadikan oleh-oleh untuk keluarga atau kerabat d) dapat dikonsumsi oleh semua kalangan 3.6. Hasil Analisa Berdasarkan dari hasil wawancara dengan pemilik moci sukabumi sebagai penerus usaha turun temurun ini, beliau mengatakan sejak berdiri usaha ini, moci sukabumi Suang Xi ini belum pernah desain ulang kemasannya. Brand mempunyai peranan yang penting dalam mendesain suatu kemasan yang dapat berguna menentukan identitas suatu produk tersebut. Moci sukabumi ini mempunyai brand bernama Suang Xi Tetapi sebelumnya desain kemasan sukabumi tidak memiliki identitas yang dimana hanya mencantumkan huruf kanjinya saja pada setiap kemasan bambunya. Kemasannya terbuat dari anyaman bambu yang terdiri dari dua rasa ciri khas yaitu rasa kacang dan rasa ketan. Setiap kemasan berisikan 10 moci dengan harga yang ekonomis. Dengan kemasan yang terbuat dari bambu dirasa kurang memenuhi syarat suatu kemasan yang baik yaitu tidak dapat menjaga isi dari kerusakan. Dari hasil analisa kompetitor, terdapat perbedaan antara desain kemasan varian rasa yang satu dan yang lainnya serta menarik. Untuk itu redesain kemasan moci Sukabumi dirasa perlu agar konsumen dapat dengan mudah mengetahui varian masing-masing rasa dan mempunyai kemasan yang berfungsi secara
praktis dan dapat menjaga isi dari kerusakan. Target market moci ini ditentukan untuk kalangan menengah ke atas, untuk itu diperlukan desain kemasan yang disesuaikan untuk target konsumennya yaitu mendesain kemasan yang menarik dan terlihat elegan serta berkesan mahal baik segi bentuk kemasan, warna, elemen, logo, dan tipografi.