REGISTER-REGISTER Oleh : Sumarna, Jurdik Fisika, FMIPA, UNY

dokumen-dokumen yang mirip
Mikrokontroler 89C51 Bagian II :

Pertemuan 10 Arsitektur Mikrokontroler 8051

Gambar 1.1. Diagram blok mikrokontroller 8051

Tabel Perbandingan ROM dan RAM pada beberapa seri ATMEL

MODE OPERASI TIMER/COUNTER. Oleh : Sumarna, Jurdik Fisika, FMIPA, UNY

PORT SERIAL MIKROKONTROLER ATMEL AT89C51

ORGANISASI MEMORI MIKROKONTROLER MCS-51. Yoyo Somantri dan Erik Haritman Dosen Jurusan Pendidikan Teknik Elektro FPTK Universitas Pendidikan Indonesia

Gambar 3.1 Blok Diagram Port Serial RXD (P3.0) D SHIFT REGISTER. Clk. SBUF Receive Buffer Register (read only)

Timer Counter. D3 Telekomunikasi.

TERJADI INTERRUPT MELAYANI INTERRUPT KEMBALI MENERUSKAN PROGRAM YANG TERHENTI PROGRAM YANG SEDANG BERJALAN. Gambar 4.1 Interrupt

SISTEM INTERUPSI MIKROKONTROLER ATMEL

4. Port Input/Output Mikrokontroler MCS-51

TIMER DAN COUNTER MIKROKONTROLER ATMEL

PANDUAN DASAR MIKROKONTROLER KELUARGA MCS-51

I. Pendahuluan. Mikroprosesor CPU. Gambar 1. Perbedaan Mikrokontroler dengan Mikroprosesor

BAB II TEORI DASAR PENUNJANG

Arsitektur Mikrokontroler

BAB II LANDASAN TEORI

Perancangan Serial Stepper

Lampiran 1. Spesifikasi mikrokontroler AT89S51 (Atmel Datasheet) Deskripsi pin

PERTEMUAN MEMORY DAN REGISTER MIKROKONTROLER

PERTEMUAN. KOMUNIKASI MIKROKONTROLER 89C51 DENGAN KOMPUTER (Lanjutan)

Percobaan 6. SERIAL INTERFACE Menggunakan DT-51 MinSys

Wireless Infrared Printer dengan DST-51 (Komunikasi Infra Merah dengan DST-51)

Percobaan 5 PENGENALAN MIKROKONTROLER 8051

Percobaan 8 INTERFACE MIKROKONTROLER DAN KOMPUTER SECARA SERIAL

I/O dan Struktur Memori

Lab Elektronika Industri Mikrokontroler - 1 AT89C1051

Percobaan 5. TIMER/COUNTER Menggunakan DT-51 MinSys

AT89S52 8kByte In-System Programmable Mikrokontroler

BAB II LANDASAN TEORI. Definisi PLC menurut National Electrical Manufacturing Association (NEMA)

PERTEMUAN TIMER & COUNTER MIKROKONTROLER 89C51

Pendahuluan Mikrokontroler 8051

OPERATION SYSTEM. Jenis - Jenis Register Berdasarkan Mikroprosesor 8086/8088

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN Perangkat Keras (Hardware)

Gambar Komunikasi serial dengan komputer

Organisasi Sistem Komputer. Port Serial

Laporan Modul 2, EL3006 Timer/Counter dan Interrupt Jongguran Sondang DN ( )/ Kelompok 48/ Jumat, 14 Maret 2008 Asisten: Virgilius

MODUL 1 Pengenalan C untuk 8051 (Compile dan Download)

SISTEM KOMPUTER.

Microcontroller: Bahasa Pemrograman Assembly 8051

CPU tersebut sama-sama menjalankan program dari suatu lokasi atau tempat, biasanya dari ROM (Read Only Memory) atau RAM (Random Access Memory);

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

digunakan untuk pembahasan dan cara kerja dari rangkaian Teori komponen-komponen pendukung.

Tabel 1. Karakteristik IC TTL dan CMOS

LAPORAN PRAKTIKUM. Praktek Mikroprosesor 1 Job Sheet 2

MIKROPENGENDALI C TEMU 2b AVR ARCHITECTURE. Oleh : Danny Kurnianto,S.T.,M.Eng Sekolah Tinggi Teknologi Telematika Telkom

Alarm Pintu, Harap Pintu Tutup Kembali, Jangan Buka Pintu Lama-lama versi 2

SISTEM MONITORING SUHU MENGGUNAKAN MIKROKONTROLLER AT89S51 DENGAN TAMPILAN DI PC

BAB I TUGAS MATA KULIAH SISTEM MIKROPROSESOR DOSEN PEMBERI TUGAS : FATAH YASIN, ST, MT.

BAB II LANDASAN TEORI. Pemancar adalah suatu alat yang berfungsi membawa dan memproses

MAKALAH. Timer atau Counter 0 dan 1. Oleh : Rizky Dwi N ( ) Satrio Teguh Yulianto ( ) D3 TEKNIK ELEKTRO JURUSAN TEKNIK ELEKTRO

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Rumusan Masalah

TUGAS AKHIR PEMPROGRAMAN SISTEM ROTASI GARASI MOBIL BERBASIS MIKRO KONTROLER

Blok sistem mikrokontroler MCS-51 adalah sebagai berikut.

USER MANUAL TRAINER KEYPAD DAN SEVEN SEGMENT MATA PELAJARAN:ELEKTRONIKA KENDALI

Praktek 1. Interfacing Layer. 1. Tujuan : 2. Alat-alat 1 Unit PC atau notebook Koneksi internet

TI2043 Organisasi dan Arsitektur Komputer Tugas 2 Interrupt Driven I/O

REGISTER Register-register yang terdapat pada mikroprosesor, antara lain :

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM. pada sistem pengendali lampu telah dijelaskan pada bab 2. Pada bab ini akan dijelaskan

BAB II TEORI DASAR DAN PENUNJANG. tersebut. Berikut ini penulis akan membahas tentang prinsip-prinsip dasar dari

CENTRAL PROCESSING UNIT CPU

Wireless Infrared Printer dengan DST-51 (Pengambilan Data dari Standard Parallel Port)

MIKROPROSESOR REGISTER-REGISTER MIKROPROSESOR INTEL

Materi 3. Komponen Mikrokomputer SYSTEM HARDWARE DAN SOFTWARE DADANG MULYANA

BAB II LANDASAN TEORI. Dalam merancang sebuah peralatan yang cerdas, diperlukan suatu

TUGAS MATA KULIAH PENGANTAR MIKROKONTROLER

BAB II LANDASAN TEORI

PERTEMUAN SET INSTRUKSI MIKROKONTROLER AT 89C51

PERCOBAAN 1 PENGENALAN MIKROPROSESOR MPF-I. Oleh : Sumarna, Jurdik Fisika, FMIPA, UNY

SINYAL INTERUPSI. 1. Latar Belakang

BAB II TEORI DASAR 2.1 Suara Ultrasonik 2.2 Mikrokontroler AT89C51

PERCOBAAN 3 INSTRUKSI ARITMATIK DAN LOGIK. Oleh : Sumarna, Jurdik Fisika, FMIPA, UNY

APLIKASI MIKROKONTROLER

ORGANISASI DAN ARSITEKTUR KOMPUTER. rsp oak informatika

MIKROKONTROLER AT89S52

BAB 2 LANDASAN TEORI. Dalam bab ini penulis akan membahas tentang komponen-komponen yang

BAB III KEGIATAN PENELITIAN TERAPAN

DESKRIPSI SINGKAT INSTRUKSI-INSTRUKSI PADA AT89S51

Ringkasan Set Instruksi Dan Mode pengalamatan ( Addressing Mode )

Simple As Possible (SAP) - 1. Abdul Syukur

Memprogram Interupsi AT89S51

BAB III PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI. Pada tugas akhir ini akan dibuat sebuah perangkat keras PLC dengan fasilitas

Akuisasi data dengan remote host AT89s51 melalui serial RS232

PERTEMUAN INTERUPSI MIKROKONTROLER 89C51

Mata Kuliah : Bahasa Rakitan Materi ke-3

PROGRAM STUDI S1 SISTEM KOMPUTER UNIVERSITAS DIPONEGORO. Oky Dwi Nurhayati, ST, MT

Rangkuman Materi Presentasi AOK. Input/Output Terprogram, Intterupt Driven dan DMA. (Direct Memory Access)

Mikroprosesor. Bab 3: Arsitektur Mikroprosesor. INTEL 8086 Generasi Awal Prosesor PENTIUM. Arsitektur Mikroprosesor 1

Struktur Sistem Komputer

TKC210 - Teknik Interface dan Peripheral. Eko Didik Widianto

Hal-hal yang perlu dilakukan CPU adalah : 1. Fetch Instruction = mengambil instruksi 2. Interpret Instruction = Menterjemahkan instruksi 3.

Memprogram Port sebagai Output dan Input Sederhana

TEORI MIKROPROSESOR 8088

PERCOBAAN 5 STACK DAN SUBROUTINE. Oleh : Sumarna, Jurdik Fisika, FMIPA, UNY

PETA MEMORI MIKROPROSESOR 8088

BAB VI INPUT OUTPUT. Universitas Gadjah Mada 1

BAB II TEORI DASAR. peralatan input / output ( I / O ) pendukung di dalamnya. Suatu sistem mikroprosesor

PENGERTIAN REGISTER. Arsitektur Mikroprosesor INTEL 8086 Tinjauan Umum

Pengendalian 8 buah Motor oleh DST-51

Transkripsi:

REGISTER-REGISTER 8051 Oleh : Sumarna, Jurdik Fisika, FMIPA, UNY E-mail : sumarna@uny.ac.id 1. PC (Program Counter) PC dengan ukuran 16 bit menentukan lokasi berikutnya yang akan dieksekusi (dijalankan). Selama beroperasi normal, 8051 menjemput intruksi-instruksi satu demi satu dari memori program. Setiap kali sebuah byte instruksi dijemput dari memori, 8051 menambah 1 (increment) pada nilai dalam PC dengan begitu PC menunjuk ke byte kode pada urutan berikutnya. Register PC dibagi menjadi dua register 8 bit yaitu PCH dan PCL. PCH ditunjuk sebagai byte tinggi dari PC, dan PCL sebagai byte rendahnya. Setelah reset, PC = 0000h (PCH = 00, PCL = 00). Isi dari PC secara otomatis diubah oleh perangkat keras (hardware) ketika mengeksekusi intruksi panggil (call) atau cabang (branch). 2. A atau ACC (Accumulator) Register akumulator berisi sumber atau hasil dari operasi aritmatik dan logik. Mnemonik instruksi spesifik akumulator disederhanakan sebagai A. 3. PSW (Program Status Word) PSW berisi informasi status program. PSW dapat dialamati secara bit. PSW.7 pada sebuah instruksi berguna sebagai flag CY (C), dan PSW.4 sebagai RS1. Diagram bit PSW tersebut adalah sebagai berikut : CY AC F0 RS1 RS0 OV - P MSB LSB CY : Carry Flag. CY dalam status set jika ada simpanan (carry-out) atau pinjaman (borrow-in) untuk MSB yang dihasilkan ketika mengeksekusi suatu instruksi aritmatik. Sebaliknya, CY dalam keadaan reset. AC : Auxiliary Carry Falg. AC dalam keadaan set jika ada simpanan (carryout) dari nibble rendah untuk nibble tinggi atau pinjaman (borrow-in) pada nibble tinggi untuk nibble rendah. Sebaliknya, AC dalam status reset. Flag ini dapat digunakan dalam pengubahan dari biner ke BCD. F0 : Flag 0 disediakan untuk pengguna (User) untuk keperluan umum. RS0, RS1 : Pemilih bank register bit 0 dan bit 1.

OV : Overflow Flag. Ketika OV dalam keadaan set, hal itu menunjukkan bahwa tanda hasil ada di luar jangkauan (misal pembagian dengan 0, panjang bit melebihi ukuran word). Jika hasil tersebut ada di dalam jangkauan (range), maka OV dalam keadaan reset. P : Parity bit (bit paritas). Flag P dalam keadaan set jika hasil yang dikeluarkan oleh suatu instruksi mempunyai paritas ganjil (odd parity), yaitu jika hasil tersebut berisi bit-bit dengan tingkat logika 1 berjumlah ganjil. Jika paritasnya genap, maka flag P dalam status reset. Format Register Program Status Word (PSW) / Flag (Penanda) : CY AC F0 RS 1 RS 0 OV P CY D 7 Farry flag AC D 6 Carry flag pembantu F0 D 5 Flag 0 tersedia bagi pengguna untuk keperluan umum RS 1 D 4 Pemilih bank register bit 1 RS 0 D 3 Pemilih bank register bit 0. OV D 2 Flag overflow D 1 Flag yang dapat didefinisikan pengguna P D 0 Flag paritas yang di-set / di-clear oleh hardware pada setiap siklusinstruksi untuk menunjukkan jumlah genjil / genap dari bit-bit 1 pada akumulator. Nilai yang disajikan oleh bit RS 0 dan bit RS 1 memilih bank register yang sesuai seperti berikut : RS 1 RS 0 Bank Register Alamat 0 0 0 00H 07H 0 1 1 08H 0FH 1 0 2 10H 17H 1 1 3 18H 1FH 4. B (Register B) Register B digunakan selama mengeksekusi perkalian dan pembagian. Untuk instruksi yang lain register B dapat diperlakukan sebagai register scratch-pad. 5. IP (Interrupt Priority) Register IP digunakan untuk mendefinisikan atau menetapkan tingkat prioritas (tinggi atau rendah) dari sumber-sumber interupsi (sela).

Format Register IP : PT2 PS PT1 PX1 PT0 PX0 D 7 Tidak digunakan, cadangan untuk penggunaan masa depan *) D 6 Tidak digunakan, cadangan untuk penggunaan masa depan.*) PT2 D 5 Menentukan level prioritas interupsi Timer 2 (hanya pada 8051) PS D 4 Menentukan level prioritas interupsi port serial PT1 D 3 Menentukan level prioritas interupsi Timer 1 PX1 D 2 Menentukan level prioritas INT 1 eksternal PT0 D 1 Menentukan level prioritas interupsi Timer 0 PX0 D 0 Menentukan level prioritas INT 0 eksternal. *) Software pengguna tudak harus menulisakan 1 pada bit yang dicadangkan. Bit ini dapat digunakan pada produk MCS-51 mendatang untuk meminta fitur baru. Dalam hal demikian, nilai reset atau tidak aktif dari bit baru itu menjadi 0, dan nilai aktifnya adalah 1. 6. IE (Interrupt Enable) Register IE digunakan untuk mengijinkan (enable) atau tidak mengijinkan (disable) pada sumber-sumber interupsi (sela). Format Register IE : EA ET2 ES ET1 EX1 ET0 EX0 EA D 7 Men-disable semua interupsi. Jika EA = 0, tidak ada interupsi yang akan diakui. Jika EA = 1, setiap sumber interupsi dienable secara individual atau di-disable dengan men-set atau meng-clear bit enable-nya. D 6 Tidak digunakan, cadangan untuk penggunaan masa depan. Software pengguna tudak harus menulisakan 1 pada bit yang dicadangkan. Bit ini dapat digunakan pada produk MCS-51 mendatang untuk meminta fitur baru. Dalam hal demikian, nilai reset atau tidak aktif dari bit baru itu menjadi 0, dan nilai aktifnya adalah 1. ET2 D 5 Meng-enable atau men-disable overflow Timer 2 atau capture interrupt (hanya pada 8052)

ES D 4 Meng-enable atau men-disable interupsi port serial ET1 D 3 Meng-enable atau men-disable interupsi overflow Timer 1 EX1 D 2 Meng-enable atau men-disable interupsi 1 eksternal ET0 D 1 Meng-enable atau men-disable interupsi overflow Timer 0 EX0 D 0 Meng-enable atau men-disable interupsi 0 eksternal 7. SBUF (Serial Data Buffer) SBUF sebenarnya terpisah menjadi dua register, satu sebagai register penyangga pengiriman (transmit buffer) dan satu lagi sebagai register penyangga penerimaan (receive bauffer). Jika sebuah byte data dipindahkan (move) ke SBUF, data tersebut akan menuju ke penyangga pengiriman tempat data itu diambil untuk transmisi serial. Ketika sebuah byte data dipindahkan dari SBUF, data tersebut datang dari penyangga penerimaan. 8. SCON (serial Control) SCON merupakam register status dan kendali port serial. Register ini berisi bitbit pemilih mode, bit data ke-9 untuk pengiriman (transmit) dan penerimaan (receive) masing-masing TB8 dan RB8, serta bit-bit interupsi port serial (TI dan RI). Format Register SCON : SM0 SM1 SM2 REN TB8 RB8 T1 R1 SM0 SM1 Mode Deskripsi Baud Rate 0 0 0 Register Geser f osc /12 0 1 1 UART 8 bit Variabel 1 0 2 UART 9 bit f osc /64 atau f osc /32 1 1 3 UART 9 bit Variabel SM0 D 7 Penentu mode port serial SM1 D 6 Penentu mode port serial SM2 D 5 Meng-enable fitur (feature) komunikasi multiprosesor dalam mode 2 dan 3. Dalam mode 2 atau 3, jika SM2 di-set ke 1 kemudian R1 akan tidak diaktifkan, jika telah menerima bit data yang ke 9 (RB8) menjadi 0. Pada mode 1, jika SM2 = 1 kemudian R1 akan tidak diaktifkan, jika sebuah valid stop bit tidak diterima. Pada mode 0, SM2 harus 0. REN D 4 Di-set atau di-clear oleh software untuk meng-enable atau men-disable penerimaan TB8 D 3 Di-set atau di-clear oleh software untuk memilih bit ke 9 yang akan dikirimkan dalam mode 2 dan 3 RB8 D 2 Dalam mode 2 dan 3, merupakan bit data ke 9 yang telah

diterima. Dalam mode 1, jika SM2 = 0, RB8 merupakan suatu stop bit yang telah diterima. Dalam mode 0, RB8 tidak digunakan T1 D 1 Flag interupsi kirim (transmit). Di-set oleh hardware pada akhir bit time ke 8 dalam mode 0, atau pada awal stop bit pada mode yang lain. Ini harus di-clear clearoleh soft ware. R1 D 0 Flag interupsi terima (receive). Di-set oleh hardware pada akhir bit time ke 8 pada mode 0, atau separo jalan melalui stop bit time pada mode lain perkecualian dalam hal di mana SM2 di-set. Ini harus di-clear dengan software. 9. TH1, TL1 (Timer/Counter 1, High and Low Bytes) Kedua register (masing-masing 8 bit) ini digunakan untuk menyimpan nilai hasil cacahan dari timer/counter 1. 10. TH0, TL0 (Timer/Counter 0, High and Low Bytes) Kedua register (masing-masing 8 bit) ini digunakan untuk menyimpan nilai hasil cacahan dari timer/counter 0. 11. TMOD (Timer/Counter Mode Control) Register TMOD digunakan untuk mendefinisikan/menentukan mode-mode operasi dan pemilihan sebagai pewaktu atau pencacah pada timer/counter. Format Register TMOD : GATE C/T M1 M0 GATE C/T M1 M0 TIMER 1 TIMER 0 GATE Ketika TRx (pada TCON) di-set dan GATE = 1 Timer/Counter x akan berjalan hanya selama pin INTx berstatus tinggi (hardware control). Ketika GATE = 0, Timer/Counter x akan berjalan hanya selama TRx = 1 (software control). C/T Selektor Timer atau Counter di-clear untuk operasi Timer (masukan dari detak sisten internal) dan di-set untuk operasi Counter (masukan dari pin masukan Tx). M1 Bit pemilih mode M0 Bit pemilih mode.

M1 M0 Mode pengoperasian 0 0 0 Timer 13 bit 0 1 1 Timer/Counter 16 bit 1 0 2 Timer/Counter 8 bit isi ulang (auto-reload) 1 1 3 (Timer 0) TL0 adalah Timer/Counter 8 bit dikendalikan oleh bit-bit pengendali Timer 0 standar, TH0 adalah timer 8 bit dan dikendalikan oleh bit-bit pengendali Timer 1. 1 1 3 (Timer 1) Timer/Counter 1 berhenti. 12. TCON (Timer/Counter Control) Register TCON berisi bit flag limpahan (overflow) dan bit kendali berjalan (run) pada timer/counter, juga berisi bit flag gigir (edge) dan bit kendali jenis interupsi (sela). Format Register TCON : TF1 TR1 TF0 TR0 IE1 IT1 IE0 IT0 TF1 D 7 Flag overflow Timer 1. Di-set oleh hardware ketika Timer/Counter 1overflow, dan di-clear oleh hardware ketika prosesor memvektor ke suatu routine pelayanan interupsi TR1 D 6 Bit kendali jalannya Timer 1. Di-set atau di-clear oleh software untuk mengubah Timer/Counter ON atau OFF TF0 D 5 Flag overflow Timer 0. Di-set oleh hardware ketika Timer/Counter 1overflow, dan di-clear oleh hardware ketika prosesor memvektor ke suatu routine layanan TR0 D 4 Bit kendali jalannya Timer 0. Di-set atau di-clear oleh software untuk mengubah Timer/Counter ON atau OFF IE1 D 3 Flag tebing (edge) interupsi 1 eksternal. Di-set oleh hardware ketika tebing interupsi eksternal terdeteksi, dan di-clear oleh hardware ketika interupsi tersebut telah diproses IT1 D 2 Bit kendali tipe interupsi 1. Di-set atau di-clear oleh software untuk menentukan level tebing jatuh / rendah (falling edge/low level) terpicu interupsi eksternal IE0 D 1 Flag tebing (edge) interupsi 0 eksternal. Di-set oleh hardware ketika tebing interupsi eksternal terdeteksi, dan di-clear oleh hardware ketika interupsi tersebut telah diproses IT0 D 0 Bit kendali tipe interupsi 0. Di-set atau di-clear oleh software untuk menentukan level tebing jatuh / rendah (falling edge/low level) terpicu interupsi eksternal

13. DPH, DPL (DPTR/Data Pointer, High and Low Bytes) DPTR adalah register 16 bit, terbagi menjadi dua bagian DPH (8 bit byte tinggi) dan DPL (8 bit byte rendah). Fungsi intensifnya untuk menunjuk atau memegang sebuah alamat 16 bit. DPTR dapat difungsikan sebagai register 16 bit atau sebagai dua register 8 bit yang independen (berdiri sendiri). 14. PCON (Power Control) PCON berisi bit baud rate ganda (SMOD), bit mode Idle (IDL), dan bit mode power down (PD). Format Register PCON : D 6 D 5 D 4 D 3 D 2 D 1 D 0 SMO D SMOD D 7 Bit baud rate ganda. Jika Timer 1 digunakan untuk menghasilkan baud rate, maka baud rate tersebut digandakan ketika digunakan port serial dalam mode 1, 2, atau 3. D 6, D 5, D 4 Tidak digunakan, cadangan untuk penggunaan masa depan GF1 D 3 Bit flag keperluan umum GF0 D 2 Bit flag keperluan umum PD D 1 Power Down bit_setting. Bit ini mengaktifkan operasi Power Down pada 80C51BH (hanya tersedia pada CHMOS). IDL D 0 Idle (tidak jalan) Mode bit-setting. Bit ini mengaktifkan operasi Idle Mode dalam 80C51BH (hanya tersedia pada CHMOS). 15. SP (Stack Pointer) GF1 GF0 PD IDL Register SP mempunyai lebar 8 bit. Isi register tersebut bertambah satu (increment) sebelum data disimpan selama eksekusi PUSH dan CALL. Selama stack yang tersisa di sembarang tempat (may reside anywhere) pada RAM dalam serpih (on-chip), stack pointer dikenai nilai awal (diinialisasi) ke 07h sesudah reset. Hal ini menyebabkan stack tersebut mulai pada lokasi 08h. 16. P0, P1, P2, P3 (I/O Port 0 to 3) P0, P1, P2, dan P3 berturut-turut merupakan SFR yang mencantol/mengait (latch) port-port I/O 0, 1, 2, dan 3 pada 8051. 17. TH2, TL2 (Timer/Counter 2, High and Low Bytes)

Dua register 8 bit yang digunakan untuk menyimpan nilai (hasil) cacahan dari timer/counter 2. Timer/counter 2 hanya ada (resident) di dalam keluarga 8052. 18. RCAP2H, RCAP2L (Timer/Counter Capture, High and Low Bytes) Pasangan register (RCAP2H, RCAP2L) merupakan register penangkap (capture) untuk mode tangkap (capture) timer 2. Pada mode ini, masuk merespon suatu transisi (peralihan) pada pin T2EX keluarga 8052, TH2 dan TL2 dicopykan ke dalam RCAP2H dan RCAP2L. Timer/counter 2 juga memiliki mode auto-reload 16 bit, RCAP2H dan RCAP2L mempertahankan (hold) nilai reload pada mode tersebut. 19. T2CON (Timer/Counter 2 Control) (Seperti register TCON tetapi untuk mengendalikan timer/counter 2). Isi SFR sesudah reset adalah sebagai berikut : REGISTER NILAI RESET REGISTER NILAI RESET PC 0000 h P0 FF h A (ACC) 00 h P1 FF h B 00 h P2 FF h DPTR 0000 h P3 FF h IE 0x000000 B PCON 0xxx0000 B IP xx000000 B PSW 00 h SBUF xxxxxxxx B SCON 00 h SP 07 h TH0 00 h TMOD 00 h TL0 00 h TCON 00 h TH1 00 h T2CON 00 h TL1 00 h RCAP2H 00 h TH2 00 h RCAP2L 00 h TL2 00 h