oleh: Hernawati Gaib*Asrin **Warni T. Sumar UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN JURUSAN MANAJEMEN PENDIDIKAN 2013 ABSTRAK

dokumen-dokumen yang mirip
Fakultas Ilmu Pendidikan Jurusan Manajemen Pendidikan. Anggota : Pembimbing I Dr. Asrin, M.Pd Pembimbing II Warni Tune Sumar SPd.

¹ Sofyan Kasiaradja Mahasiswa pada Jurusan Manajemen Pendidikan Universitas Negeri Gorontalo: Prof.Dr.H. Ansar M.Si dan Dr. Asrin M.

BAB 1 PENDAHULUAN. pengendalian diri, kepribadian kecerdasan akhlak mulia, serta keterampilan yang. diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

MANAJEMEN KESISWAAN DI SMK NEGERI 1 GORONTALO Septyaningsih ahbabuna, Ansar*, Warni sumar** Jurusan Manajemen Pendidikan, Fakultas Ilmu Pendidikan UNG

BAB III METODE PENELITIAN. tentang kinerja pengawas Sekolah Dasar Negeri yang berada di Kecamatan. Posigadan Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan.

Penerapan Metode Jigsaw Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IV Pada Mata Pelajaran IPS di SDK Despot Petunasugi Kecamatan Bolano Lambunu

Meningkatkan Hasil Belajar Pada Mata Pelajaran IPA Melalui Pendekatan Pakem Siswa Kelas V SDN 21 Ampana

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN PKN KELAS V MELALUI METODE DISKUSI DI SDN NO 1 LOLI DONDO

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

yang berbeda satu sama lain, memiliki keunikan masing-masing yang tidak sama dengan orang lain. Oleh karena itu pembelajaran hendaknya memperhatikan

BAB I PENDAHULUAN. Banyak ahli mengemukakan bahwa pembelajaran merupakan implementasi

Oleh: Rusmiati SD Negeri 1 Punjul Karangrejo Tulungagung

PENERAPAN COOPERATIVE LEARNING TIPE MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI PECAHAN DI KELAS VII A SMP NEGERI 1 PALU

PENGELOLAAN KEUANGAN DAN PEMBIAYAAN DI SDN 2 MILANGODAA DI KECAMATAN POSIGADAN KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW SELATAN

Yusuf Gafur Guru Biologi, SMP Negeri 2 Sano Nggoang -

Penerapan Metode Penugasan untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Materi Perubahan Wujud Benda dalam Pembelajaran IPA Kelas IV SDN 21 Ampana

Hasmiati, Baharuddin, dan Sukayasa. Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako ABSTRAK

KOMPETENSI KEPALA SEKOLAH DALAM SUPERVISI PEMBELAJARAN DI SEKOLAH DASAR NEGERI KECAMATAN POSIGADAN KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW SELATAN

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Pendekatan dan Jenis Penelitian Deskriptif

BAB III METODE PENELITIAN

Susilawati, Lilies, dan Bustamin. Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako ABSTRAK

PENINGKATAN KEMAMPUAN OPERASI BILANGAN BULAT MELALUI PENDEKATAN PAKEM SISWA KELAS VII D SMP NEGERI 3 PURWOREJO TAHUN PELAJARAN 2008/2009

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPA Kelas IV SDN Lariang Melalui Metode Demonstrasi

MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA MATERI GAYA MAGNET MELALUI METODE INKUIRI TERBIMBING

Penerapan Metode Demonstrasi Sebagai Upaya Peningkatan Hasil Belajar Siswa di Kelas III SDN Mire

PERSEPSI SISWA KELAS X TKJ TENTANG KEMAMPUAN MENGAJAR GURU MATA PELAJARAN IPPK DI SMK TAMANSISWA JETIS YOGYAKARTA. Oleh : Resti Kurnia Yulianti

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MODUL DENGAN PENDEKATAN CTL TERHADAP KEBERHASILAN PENGAJARAN REMEDIAL KELAS VIII

Meningkatkan Hasil Belajar IPA Tentang Konsep Pesawat Sederhana Melalui Metode Demonstrasi Pada Siswa Kelas V SD Inpres 2 Langaleso

Peningkatan Kemampuan Menyusun Paragraf Melalui Metode Latihan Terbimbing Siswa Kelas III SDN 5 Ampana

Penerapan Model Pembelajaran Jigsaw Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) Siswa Kelas V SD Inpres Salabenda Kecamatan Bunta

BAB III METODE PENELITIAN. yakni dari bulan September sampai dengan bulan Desember 2013.

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas V SDN Mimbala Pada Pokok Bahasan Proses Pencernaan Melalui Penerapan Pembelajaran Quantum Teaching

PENGARUH PENGELOLAAN KELAS TERHADAP AKTIVITAS BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN EKONOMI DI KELAS XI IPS SMA NEGERI 1 TAPA KABUPATEN BONE BOLANGO

Peningkatan Kemampuan Siswa Membaca Permulaan Menggunakan Metode SAS Dengan Bantuan Kartu Kalimat di Kelas I SDN Tampanombo

SITI ARFAH, S.Pd 1 ABSTRAK

Deskripsi Kemampuan Mahasiswa Biologi Tahun Ajaran 2009/2010 Dalam Penyusunan Rencana Pembelajaran Berdasarkan KTSP di Sekolah Menengah

Saintifik pada materi himpunan kelas VII Semester Ganjil MTs GUPPI Sumberejo Tahun Pelajaran ?

II. TINJAUAN PUSTAKA. perhatian anak didik agar terpusat pada yang akan dipelajari. Sedangkan menutup

Peningkatan Hasil Belajar Siswa dalam Pembelajaran IPA Melalui Metode Inquiri di Kelas IV SD Inpres 4 Kasimbar

SKRIPSI. Diajukan Untuk Penulisan Skripsi Guna Memenuhi Salah Satu Syarat. Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.)

Bahmid. Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako ABSTRAK

UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR FISIKA MATERI BESARAN DAN SATUAN MELALUI MODEL PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGASI KELAS X-1 SMAN 6 CIREBON TAHUN AJARAN

Penerapan Metode Tanya Jawab untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pokok Bahasan Sumber Daya Alam di Kelas IV SDN FatufiaKecamatan Bahodopi

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN PEMECAHAN MASALAH UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI PEMBELAJARAN KELISTRIKAN

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Model Pembelajaran Kooperatif pada Mata Pelajaran IPA di Kelas V SD Negeri 2 Tatura

BAB I PENDAHULUAN. Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) pada tahun 2006 menuntut perubahan

depan yang akan dijalani yang diwarnai tantangan dan perubahan. Kurikulum 2013 merupakan pengembangan dari Kurikulum Tingkat Satuan

Meningkatkan Minat Belajar PKn Melalui Metode Bermain Peran Siswa Kelas IV SD Inpres 3 Tolai

PENERAPAN PAKEM UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA SISWA SDN- 8 LANGKAI PALANGKARAYA. Oleh : Rita Rahmaniati *

ISSN: Herman

PERANAN GURU MATA PELAJARAN SOSIOLOGI DALAM MEMBINA KELOMPOK BELAJAR SISWA PADA SEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA) NEGERI-1 PALANGKA RAYA.

PENINGKTAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH SISWA KELAS V SD KARTIKA XX-1 KOTA MAKASSAR

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SDN 2 Lion Kecamatan

PENGARUH PENGGUNAAN METODE DISKUSI TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATAPELAJARAN PRODUKTIF 1 DI SMK NEGERI 1 GORONTALO

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. mutu pendidikan, karena pendidikan merupakan sarana yang sangat penting

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE PADA MATERI AJAR MENJAGA KEUTUHAN NKRI. Tri Purwati

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Gorontalo Utara. Dengan deskripsi lokasi sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Yuliani Susilawati,2013

Penerapan Pendekatan Konstruktivisme Dalam Menulis Karangan Narasi Siswa Kelas 1V SDN 1 Batudaa Kabupaten Gorontalo LEMBAR PENGESAHAN JURNAL OLEH

Jamidar Kepala SMP Negeri 2 Sirenja Kab. Donggala Sulawesi Tengah ABSTRAK

Penerapan Model Pembelajaran Paikem Untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPA Di Kelas V SDN 3 Tompoh

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Energi Panas di Kelas IV SD Inpres Siuna

Candra Hulopi SI Pendidikan Ekonomi Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Negeri Gorontalo

2014 PENGGUNAAN ALAT PERAGA PAPAN BERPAKU UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOGNITIF SISWA PADA MATERI KELILING PERSEGI DAN PERSEGI PANJANG

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Penggunaan Metode Demonstrasi Pada Mata Pelajaran IPA Di Kelas III SDN Inpres Tunggaling

Pemanfaatan Media Alat Peraga Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Peserta Didik Pada Mata Pelajaran PKn di Kelas IV SDN 1 Toili

Analisis keterlaksanaan kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) pada materi ajar IPA SMP Kelas VIII SMP Negeri 3 Madiun

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarakan hasil penelitian, maka dapat disimpulkan : Hasil belajar siswa SMA Negeri 2 Serui Kabupaten Kepulauan Yapen,

BAB I PENDAHULUAN. baik sebagai pribadi maupun sebagai masyarakat (Amri, 2010 : 13). Pendidikan

KAJIAN TENTANG PELAKSANAAN EVALUASI PADA PROSES PEMBELAJARAN MATEMATIKA SMP se-kecamatan MARISA SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. (pendidik), kurikulum (materi pelajaran), sarana (peralatan dan dana) serta murid

BAB I PENDAHULUAN. yang terpenting dalam meningkatkan kualitas maupun kompetensi manusia, agar

PROSIDING Kajian Ilmiah Dosen Sulbar ISBN:

BAB III METODE PENELITIAN. hendaknya metode penulisan dengan memperhatikan kesesuaian antara objek yang

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa di SD Negeri 20 Ampana pada Pembelajaran IPA melalui Metode Inquiry

PROSIDING SEMINAR NASIONAL MIPA III ISBN

KORELASI ANTARA KONDISI EDUKATIF GURU DENGAN KEMAMPUAN PENGELOLAAN KELAS PADA SMK NURUSSALAF KEMIRI PURWOREJO

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 3 No. 3 ISSN X. Rosita, Jamaludin, dan Yusdin Gagaramusu

SEMINAR NASIONAL PENINGKATAN KUALITAS PENULISAN KARYA ILMIAH STOK BINA GUNA, SABTU 16 SEPTEMBER 2017 UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR DRIBBLING

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam aktivitas kehidupan sehari-hari, manusia hampir tidak pernah dapat

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 4 No. 4 ISSN X. Maspupah SDN Inpres 1 Birobuli, Sulawesi Tengah

BAB I PENDAHULUAN. Kinerja seorang guru merupakan komponen yang sangat menentukan

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI PADA MATERI IPA DI KELAS VI SD BK TANAPOBUNTI.

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI SIFAT-SIFAT BENDA MELALUI METODE EKSPERIMEN DI KELAS IV SDN 3 BULANGO TIMUR KABUPATEN BONE BOLANGO

BAB V PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN. A. Deskripsi Tentang Keterampilan Dasar Mengajar Guru, Motivasi Belajar

BAB III METODE PENELITIAN. dasar pertimbangan bahwa di sekolah tersebut terdapat siswa-siswi yang masih

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Muhammad Gilang Ramadhan,2013

BAB I PENDAHULUAN. Matematika merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan

Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Pada Pelajaran IPS Melalui Tanya Jawab di Kelas IV SDN 3 Ogotua Kabupaten Tolitoli

PENGGUNAAN MODEL TIPE CURAH PENDAPAT DALAM PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI TENTANG KEINDAHAN ALAM

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Aktivitas Guru dalam Pembelajaran Fisika dengan Penerapan Model

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian tindakan kelas atau PTK (Classroom Action Research), dimana

Serambi Akademica, Volume IV, No. 2, November 2016 ISSN :

PENERAPAN PAKEM DENGAN MEDIA INTERAKTIF UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA KELAS I SEMESTER 1 SDN TANGGUL KULON 01 TAHUN PELAJARAN 2009/2010

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Wonggarasi Barat Kecamatan Lemito

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran IPA Dengan Menggunakan Media Gambar di Kelas V SDN 05 Biau

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran saintifik dari kelas I sampai dengan kelas VI. Pembelajaran tematik

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Mella Tania K, 2014

Transkripsi:

1 PENGELOLAAN PEMBELAJARAN AKTIF KREATIF EFEKTIF DAN MENYENANGKAN (PAKEM) DI SEKOLAH DASAR NEGERI SE KECAMATAN POSIGADAN KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW SELATAN oleh: Hernawati Gaib*Asrin **Warni T. Sumar UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN JURUSAN MANAJEMEN PENDIDIKAN 2013 ABSTRAK Hernawati Gaib: Pengelolaan Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan (PAKEM) di Sekolah Dasar Negeri se Kecamatan Posigadan Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan. Universitas Negeri Gorontalo, Fakultas Ilmu Pendidikan Jurusan Manajemen Pendidikan 2013. Pembimbing I Dr Asrin MPd dan Pembimbing II Warni Tune Sumar SPd. MPd Penelitian bertujuan untuk mengetahui gambaran yang ril mengenai: Perencanaan program pembelajaran PAKEM, Implementasi pembelajaran PAKEM, Monitoring dan Evaluasi pembelajaran PAKEM. Metode yang digunakan dalam penelitian adalah deskriptif kuantitatif sampel penelitian berjumlah 36 guru. Tehnik pengumpulan data yaitu angket, observasi dan dokumen. Data dalam penelitian dianalisis dengan rumus persentase (%). Hasil penelitian menujukan bahwa Pengelolaan pembelajaran aktif, kreaktif, efektif dan menyenangkan (PAKEM) di Sekolah Dasar Negeri se Kecamatan Posigadan Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan. Meliputi: (1) Perencanaan program pembelajaran PAKEM berada pada kategori sangat efektif. (2) Impelementasi pembelajaran PAKEM berada pada kategori efektif. (3) Monitoring dan evaluasi pembelajaran PAKEM berada pada kategori efektif. Untuk disarankan (1) Untuk kepala sekolah diharapkan dapat mengembangkan pengetahuan guru melalui pembelajaran pakem dan dapat melalukan pembinaan secara professional guru secara terencana, sistematis dan berkelanjutan sehingga kegiatan pembelajaran dapat berlangsung secara memadai (2) Untuk guru diharapkan dapat mencari kiat-kiat dalam mengembangkan pengetahuan dan lebih meningkatkan kreaktivitas dalam pengelolaan model pembelajaran pakem.(3) Untuk peneliti hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai dasar penelitian lanjutan pada populasi yang lebih besar. Kata Kunci: Perencanaan, Implementasi, Monitoring dan evaluasi

2 PENDAHULUAN Pembelajaran merupakan suatu proses yang kompleks dan melibatkan berbagai aspek yang saling berkaitan, oleh karena itu untuk menciptakan pembelajaran yang kreaktif dan menyenangkan, diperlukan berbagai keterampilan di antaranya adalah keterampilan membelajarkan atau keterampilan mengajar. Peguasaan terhadap keterampilan mengajar tersebut harus utuh dan sistematis melalui proses pembelajaran. Guru adalah salah satu faktor penting dalam menyelenggarakan pendiidkan di sekolah. Oleh karena itu meningkatkan mutu pendiidkan berarti dapat meningkatkan mutu guru. Meningkatkan mutu guru bukan hanya dari segi kesejahteraan, tetapi juga profesionalismenya. Undang-Undang No 14 Tahun 2005 Pasal I ayat (I) menyatakan guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan menengah. Sebagai seorang guru profesional guru harus memilih kompetensi keguruan yang cukup. Dimana kompetensi keguruan tampak pada kemampuan menerapkan sejumlah konsep, asas kerja, sebagai guru, mampu mendemonstrasikan sejumlah strategi maupun pendekatan pengajaran yang menarik dan interaktif, disiplin, jujur dan konsisten. Sejalan dengan hal itu Undang-Undang No 14 Tahun 2005 Bab II Pasal 2 ayat (I) menyatakan guru mempunyai kedudukan sebagai tenaga profesional pada jenjang pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan usia dini pada jenjang pendidikan formal yang diangkat sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Profesional berarti melakukan sesuatu sebagai pekerjaan pokok sebagai profesi dan bukan sebagai pengisi waktu luang tetapi profesional sebagai tenaga pendidikan dalam menyelenggarakan pendidikan melalui lembaga pendidikan formal. PAKEM merupakan singkatan dari pembelajaran aktif, kreaktif, efektif dan menyenangkan. Pembelajaran aktif dimaksudkan bahwa dalam pembelajaran guru harus mampu menciptakan suasana sedemikian rupa sehingga siswa aktif bertanya, mempertanyakan dan mengemukakan gagasan. Kreaktif dimaksudkan bahwa guru

3 mampu menciptakan kegiatan belajar yang beragam sehingga memenuhi berbagai tingkat kemampuan siswa. Efektif yaitu menghasilkan apa yang harus dikuasai siswa setelah pembelajaran berlangsung, dan menyenangkan sehingga siswa memusatkan perhatiannya secara penuh pada saat belajar sehingga waktu untuk mencurahkan perhatian siswa (Depdiknas, 2004:45) Menurut Usman (2009: 21) mengemukakan bahwa guru memiliki peran yang sangat penting dalam menentukan kuantitas dan kualitas pengajaran yang dilaksanakannya. Oleh sebab itu guru harus memikirkan dan membuat perencanaan secara seksama dan meningkatkan kesempatan belajar bagi siswanya dan memperbaiki kualitas mengajarnya. Hal ini menuntut perubahan-perubahan dalam pengorganisasian kelas, penggunaan metode mengajar, strategi belajar mengajar, maupun sikap dan karakteristik guru dalam mengelolah proses pembelajaran. Guru berperan sebagai pengelolah proses belajar mengajar, bertindak selaku fasilitator yang berusaha menciptakan kondisi belajar yang efektif sehingga memungkinkan proses belajar mengajar, mengembangkan bahan pelajar dengan baik dan meningkatkan kemampuan siswa untuk menyimpak pelajaran dan menguasai tujuan-tujuan pendidikan. Melalui PAKEM dimaksudkan bahwa dalam proses pembelajaran guru harus menciptakan suasana sedemikian rupa sehingga siswa aktif bertanya mempertanyakan dan mengemukakan gagasan. Belajar merupakan suatu proses aktif yang dapat melibatkan siswa secara langsung yang dapat merubah prilaku siswa dari aspek kognitif, afektif dan psikomotorik serta dapat menggunakan lingkungan sebagai tempat belajar, maka diperlukan kreaktivitas guru dalam mengembangkan ketiga aspek yang terdapat pada diri siswa melalui pengelolahan pembelajaran model pakem. Melalui kegiatan belajar guru dapat membangun pengetahuannya bukan proses pasif yang hanya menerima kucuran ceramah guru tentang pengetahuan, sehingga proses pembelajaran tidak dapat memberikan kepada siswa untuk berperan aktif hanya yang bersifat catat bahan sampai habis maka proses pembelajaran tersebut bertentangan dengan hakekat belajar. Untuk itu diperlukan kompetensi guru dalam mengelolah pembelajaran model pakem dalam kegiatan belajar mengajar dikelas sehingga dapat

4 membangun pengetahuan siswa seperti apa yang diharapkan oleh tujuan pendidikan pada umumnya dan tujuan sekolah pada khususnya. Dalam pengelolaan model pembelajaran PAKEM memerlukan lingkungan belajar yang kondusif, yang mendukung berbagai aktivitas siswa dalam melakukan proses belajar. Karena melalui pengelolaan model pembelajaran PAKEM diharapkan dapat terlihat siswa aktif mengeksplorasikan melalui berbagai percobaan, melakukan observasi, diskusi kelompok, melakukan latihan-latihan praktis, memanfaatkan perpustakaan sebagai sumber belajar. Menurut Abimayu dkk (2008: 8) mengemukakan terdapat beberapa prinsip yang perlu diperhatikan dalam upaya mengoptimalkan keaktifan siswa dalam belajar baik dari segi yang belajar maupun dari segi mengelolah proses pembelajaran. Prinsip belajar itulah yang harus diperhatikan dalam menerapkan PAKEM antara lain: (1) penumbuhan motivasi baik motivasi instrinsik maupun motivasi ekstrinsik, (2) npemantapan latar dari yang akan dipelajari khususnya pemberian apersepsi/kaitan, (3) mengupayakan keterarahan kepada suatu fokus, seperti suatu konsep inti ataupun permasalahan sehingga siswa dapat memusatkan perhatian dalam mengaitkan/menghubungkan keseluruhan bahan yang sedang dipelajari, (4) belajar sambil bekerja, bermain ataupun kegiatan lainnya, (5) penyesuaian dengan perbedaan individual, (6) peluang untuk bekerja sama dengan berbagai pola interaksi, (7) peluang untuk menemukan sendiri informasi/konsep, (8) penumbuhan kepekaan mencari masalah dan memecahkannya, (9) mengupayakan keterpaduan baik asimilasi maupun akomodasi. METODE PENELITIAN Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif yang bersifat deskriptif. Dalam hal ini mendeskripsikan fenomena yang berkaitan dengan Pengelolaan Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkn di Sekolah Dasar Negeri se Kecamatan Posigadan Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan. Penelitian ini dilakukan selama 4 (empat) bulan terhitung pada saat pelaksanaan studi pendahuluan sampai dengan proses pembimbingan dalam

5 menyelesaikan laporan akhir penelitian. Dengan tahapan penelitian sebagai berikut: (1) observasi awal, (2) pengumpulan data, (3) pengolahan data, (4) penulisan skripsi. Adapun pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif menggunakan analisis persentase dan jenis penelitian ini bersifat deskriptif, yaitu bertujuan untuk mengetahui Pengelolaan Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan (PAKEM) di Sekolah Dasar Negeri se Kecamatan Posigadan Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan. Sehingga proses pembelajaran dalam kegiatan belajar mengajar dapat tercapai secara efektif dan efisien. Anggota populasi dalam penelitian ini adalah seluruh karakteristik yang berhubungan dengan Pengelolaan Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan (PAKEM) di Sekolah Dasar Negeri se Kecamatan Posigadan Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan berjumlah 120 orang. Dengan ukuran sampel penelitian didasarkan pada pendapat Arikunto (1999: 120) bahwa apabila jumlah populasi kurang dari 100, maka dapat diambil semuannya untuk dijadikan sampel dan penelitian disebut penelitian populasi, sedangkan bila jumlah populasi lebih dari 100, dapat diambil antara 10-15% atau 15-20% atau lebih dari itu disesuaikan dengan kemampuan peneliti dari segi waktu, tenaga dan biaya, oleh sebab itu penetapan sampel dalam penelitian ini sebesar 25% dari anggota populasi atau 30%X 120 = 36 Orang. Tehnik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini analisis deskriptif persentase dengan analisis statistik deskriptif yaitu analisis data yang menggunkan rumus persentase (%) dengan mengikuti langkah-langkah sebagai berikut dengan formulasi: Pr = F/N x 100 ( Sugiyono 2005: 107) Dimana: P : Presentase F : Frekuensi jawaban responden n : Jumlah jawaban responden 100% : Bilangan tetap

6 Penjelasan terhadap rumus di atas sebagai berikut: Untuk mendeskripsikan variabel yang diteliti sehubungan dengan indikator pengelolaan pembelajaran aktif, kreaktif, efektif dan menyenangkan dilihat dari kreaktifitas guru dalam pembelajaran di Sekolah Dasar Negeri se Kecamatan Posigadan Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan digunakan tehnik analisis dengan formulasi: Sr-S min P = x 100% ( Sugiyono, 2005: 111) r Keterangan: P = Persentase Sr = Skor Indikator/ Responden S.Min = Skor minimal yang mungkin dicapai r = Selisih antara skor maksimal dengan skor minimal Hasil analisis data selanjutnya diolah dalam penelitian mengenai pengelolaan pembelajaran aktif, kreaktif, efektif dan menyenangkan di Sekolah Dasar Negeri se Kecamatan Posigadan Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan. buat dalam bentuk tabel, untuk mendeskripsikan fenomena yang terkait dengan dengan klasifikasi sebagai berikut: Skor Persentase Kriteria Keberhasilan 81% - 100% = Sangat Efektif 61% - 80% = Efektif 41% - 60% = Kurang Efektif 21%-40% = Tidak Efektif 0% - 20% = Sangat Tidak Efektif HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Guna mendapatkan data dalam penelitian ini sehubungan dengan Pengelolaan Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan (PAKEM) di Sekolah Dasar Negeri Se Kecamatan Posigadan Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan dijaring dengan menggunakan angket yang diedarkan kepada 36 respoden guru yang berada di

7 Sekolah Dasar Negeri se Kecamatan Posigadan Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan. Indikator Persentase Klasifikasi (%) Penilaian Perencanaan program pembelajaran PAKEM 83,88 Sangat Efektif Implementasi pembelajaran PAKEM 80,64 Efektif Monitoring dan evaluasi pembelajaran PAKEM 77,56 Efektif Jumlah 242,08 - Rata-Rata 80,69 Efektif Sumber: Olahan Data Primer, 2013 Berdasarkan tabel diatas bahwa pengelolaan pembelajaran aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan di Sekolah Dasar Negeri se Kecamatan Posigadan Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan pada kategori efektif dengan presentase rata-rata sekitar 80,69%. Perolehan persentase ini merupakan akumulasi dari indikator pengelolaan pembelajaran aktif, kreaktif, efektif dan menyenangkan pada kategori efektif dengan presentase rata-rata sekitar 80,69%. pengelolaan pembelajaran aktif, kreaktif, efektif dan menyenangkan dalam perencanaan program pembelajaran PAKEM pada kategori sangat efektif dengan persentase 83,88%. pengelolaan pembelajaran aktif, kreaktif, efektif dan menyenangkan dalam implementasi pembelajaran PAKEM pada kategori efektif dengan persentase 80,64%. Pengelolaan pembelajaran aktif, kreaktif, efektif dan menyenangkan dalam monitoring dan evaluasi pembelajaran PAKEM pada kategori efektif dengan persentase 77,56%. PEMBAHASAN Sehubungan dengan hasil penelitian yang telah dilakukan untuk mendapatkan gambaran yang riil tentang pengelolaan pembelajaran aktif, kreaktif, efektif dan menyenangkan di Sekolah Dasar Negeri se Kecamatan Posigadan Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan dengan indikator perencanaan program pembelajaran PAKEM,

8 implementasi pembelajaran PAKEM serta monitoring dan evaluasi pembelajaran PAKEM dapat diuraikan sebagai berikut: a. Perencanaan program pembelajaran PAKEM Hasil pengelolaan data untuk indikator perencanaan program pembelajaran PAKEM diperoleh persentase 83,88% dari frekuensi total angket. Hasil ini bila dihubungkan dengan kriteria penilaian angket dengan jumlah 36 responden dengan kategori sangat efektif ini menujukan bahwa perencanaan guru dalam program pembelajaran cukup berarti dalam pelaksanaan proses pembelajaran dimana sebagaian besar guru mempertimbangkan penguasaan kurikulum dalam hal penguasaan kompetensi dasar yang akan dijabarkan dalam rumusan tujuan pembelajaran, pengembangan materi sesuai dengan karakteristik siswa ini menujukan sebagaian guru telah mampu menentukan bahan ajar yang tepat dalam proses pembelajaran serta menentukan metode pembelajaran, pemilihan sumber dan media pembelajaran. Namun perlu ditingkatkan lagi karena masih terdapat sekitar 16,12% guru belum mampu menujukan kemampuan dalam hal perencanaan program pembelajaran PAKEM dari pemilihan materi dan pemilihan metode yang tepat yang digunakan sesuai dengan tujuan pembelajaran. b. Implemetasi Pembelajaran PAKEM Hasil pengolahan data dengan indikator implementasi pembelajaran PAKEM dipeeoleh persentase 80,64% dari frekuensi total angket. Hasil ini bila dihubungkan dengan kriteria penilaian angket dengan jumlah 36 responden dengan kategori efektif. Oleh sebab itu setiap guru dalam melaksanakan pembelajaran diharapkan lebih menunjukan aktivitas siswa sehingga dapat memberikan kesempatan lebih besar berkembangnya daya kreaktivitas siswa berlangsung dalam suasana yang menyenangkan. Dalam hal ini bekerja secara optimal dalam mengimplementasikan metode pembelajaran, penguasaan keterampilan mengajar, pelayanan individual, pemanfataan media. Pemberian reword serta keterlibatan siswa didalam proses pembelajaran. Dengan model pembelajaran PAKEM guru harus menujukan kemampuan diantaranya: (1) kemampuan merancang dan mengelolah pembelajaran,

9 (2) guru harus menggunakan alat bantu dan sumber belajar yang beragam terciptanya interaksi yang bervariasi antara guru dengan siswa, (3) guru dapat memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan keterampilannya, (4) guru dapat memberikan kesempatan untuk mengungkapkan gagasannya sendiri baik dalam bentuk lisan maupun tulisan. Namun disisi lain implementasi pembelajaran berbasis PAKEM perlu ditingkatkan lagi kearah yang lebih baik karena masih terdapat sekitar 19,36% belum mampu menujukan kemampuannya dalam mengimplmentasikan pembelajaran PAKEM dikelas. c.monitoring dan Evaluasi pembelajaran PAKEM Hasil pengolahan data dengan indikator monitoring dan evaluasi pembelajaran PAKEM diperoleh persentase 77,56% dari frekuensi total angket. Hasil ini bila dihubungkan dengan kriteria penilaian angket dengan jumlah 36 responden dengan kategori efektif ini menujukan bahwa monitoring dan evaluasi pembelajaran PAKEM dapat dilaksanakan dengan baik. Dalam melaksanakan proses hasil belajar siswa tetap dinilai melalui pemberian tugas, pemberian remedial serta pengayaan bertujuan untuk mengetahui pencapaian daya serap siswa dan penilaian hasil belajar siswa pada akhir proses pembelajaran. Guru dapat memberikan umpan balik secara individual dengan menggunakan berbagai tes dan non tes dan manfaatnya untuk kegiatan tindak lanjut setiap proses dan hasil pembelajaran disertai dengan reword. Namun disisi lain monitoring dan evaluasi pembelajaran PAKEM perlu ditingkatkan karena masih sebagaian guru belum mampu menujukan monitoring dan evaluasi itu terlihat masik sekitar 22,44%. Pengelolaan pembelajaran aktif, kreaktif, efektif dan menyenangkan dalam monitoring dan evaluasi pembelajaran PAKEM belum mampu menunjukan kemampuanya dalam melaksanakan monitoring dan evaluasi untuk mengukur ketercapaian hasil belajar siswa.

10 PENUTUP Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dikemukakan, dapat disimpulkan bahwa pengelolaan Pembelajaran Aktif, Kreaktif, Efektif dan Menyenangkan (PAKEM) di Sekolah Dasar Negeri se Kecamatan Posigadan Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan pada kategori efektif. Saran Sehubungan dengan hasil penelitian ini maka dapat disarakan beberapa hal sebagai berikut: 1. Untuk kepala sekolah diharapkan dapat mengembangkan pengetahuan guru melalui pembelajaran pakem dan dapat melalukan pembinaan secara professional guru secara terencana, sistematis dan berkelanjutan sehingga kegiatan pembelajaran dapat berlangsung secara memadai 2. Untuk guru diharapkan dapat mencari kiat-kiat dalam mengembangkan pengetahuan dan lebih meningkatkan kreaktivitas dalam pengelolaan model pembelajaran pakem. 3. Untuk peneliti hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai dasar bagi penelitian pada populasi yang lebih besar. DAFTAR PUSTAKA Arikunto Suharsimin 1999. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan. Praktek Jakarta Rineka Cipta Arikunto, Suharsimin 2005. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta Bumi Aksara Abimayu Soli 2008. Strategi Pembelajaran. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional Depdiknas 2005 Pengelolaan Kegiatan Belajar Mengajar Melalui Pendekatan PAKEM, Kontekstual, dan Kecakapan Hidup Jakarta Depdiknas Usaman. M. 2009 Menjadi Guru Profesional Penerbit PT Remaja Rosda Karya Bandung

11