FOURIER Oktober 2014, Vol. 3 No. 2, KONSEP DASAR RUANG METRIK CONE. Yogyakarta

dokumen-dokumen yang mirip
TEOREMA TITIK TETAP PADA RUANG BERNORMA CONE BERNILAI-

KONSEP DASAR RUANG METRIK CONE

Kekontraktifan Pemetaan pada Ruang Metrik Kerucut

TEOREMA TITIK TETAP DI RUANG BANACH CONE

ANALISA KETUNGGALAN TITIK TETAP PADA PEMETAAN KONTRAKTIF DI RUANG METRIK LENGKAP DENGAN MEMANFAATKAN JARAK-W

TEOREMA TITIK TETAP DI RUANG METRIK CONE PADA JARAK-W. Skripsi. Untuk memenuhi sebagai persyaratan. mencapai derajat Sarjana S-1

Ketunggalan titik Tetap Pemetaan Kondisi Tipe Kontraktif pada Ruang Banach

Konvergensi Barisan dan Teorema Titik Tetap

TITIK TETAP NADLR FUNGSI MULTI NILAI KONTRAKTIF PADA RUANG METRIK ( ) Rinurwati Jurusan Matematika FMIPA-ITS Jl. Arif Rahman Hakim Surabaya 60111

PROSIDING SEMINAR NASIONAL STATISTIKA UNIVERSITAS DIPONEGORO 2013 ISBN: DUA TIPE PEMETAAN KONTRAKTIF PADA RUANG METRIK CONE

SIFAT TITIK TETAP PADA RUANG METRIK SKRIPSI

FOURIER Oktober 2014, Vol. 3, No. 2, KONSEP FUNGSI SEMIKONTINU. Malahayati 1

SIFAT TITIK TETAP PADA JARAK-W DI RUANG METRIK LENGKAP

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

PEMETAAN KONTRAKTIF LEMAH MULTIVALUED DI RUANG METRIK PARSIAL

TANPA MENGGUNAKAN SIFAT KEKONTINUAN FUNGSI. Skripsi. Untuk memenuhi sebagian persyaratan. mencapai derajat Sarjana S-1. Program Studi Matematika

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

SIFAT SUB RUANG TOPOLOGI HASIL KALI RUANG METRIK KERUCUT

RUANG LIPSCHITZ. Departemen Pendidikan Matematika FPMIPA UPI. *Surel: : (, ) Ϝ

BEBERAPA TEOREMA TITIK TETAP UNTUK PEMETAAN NONSELF. Kata kunci : pemetaan nonexpansive, pemetaan condensing, pemetaan kompak.

Sifat Barisan Subhimpunan Tutup di Ruang Metrik yang Completion-nya adalah Ruang Atsuji

ANALISIS TITIK TETAP SET- VALUED FUNCTION MENGGUNAKAN METRIK HAUSDORFF TESIS

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

ITERASI TIGA LANGKAH PADA PEMETAAN ASIMTOTIK NON- EKSPANSIF

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

KEKONVERGENAN LEMAH PADA RUANG HILBERT

TEOREMA TITIK TETAP PADA RUANG ULTRAMETRIK DISKRIT

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan

Teorema Titik Tetap Pada Ruang Ultrametrik Diskrit

BAB III KEKONVERGENAN LEMAH

Eksistensi Dan Ketunggalan Titik Tetap Untuk Pemetaan Kontraktif Pada Ruang Metrik-G Komplit

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

KESTABILAN PERSAMAAN FUNGSIONAL JENSEN.

KAJIAN TEOREMA TITIK TETAP PEMETAAN KONTRAKTIF PADA RUANG METRIK CONE LENGKAP DENGAN JARAK-W

KEKONVERGENAN BARISAN DI RUANG HILBERT PADA PEMETAAN TIPE-NONSPREADING DAN NONEXPANSIVE

TINJAUAN PUSTAKA. Ruang metrik merupakan ruang abstrak, yaitu ruang yang dibangun oleh

Teorema Titik Tetap di Ruang Norm-2 Standar

INTERVAL KEKONTRAKTIFAN PEMETAAN PADA RUANG BANACH. Badrulfalah 1, Khafsah Joebaedi. 2.

Beberapa Sifat Operator Self Adjoint dalam Ruang Hilbert

Karakteristik Operator Positif Pada Ruang Hilbert

ANALISIS KEKONVERGENAN PADA BARISAN FUNGSI

BAB II DASAR TEORI. Di dalam BAB II ini akan dibahas materi yang menjadi dasar teori pada

PEMETAAN KONTRAKSI CIRIC-MATKOWSKI PADA RUANG METRIK TERURUT. Mariatul Kiftiah

ABSTRAK 1 PENDAHULUAN

II. LANDASAN TEORI ( ) =

Ruang Norm-n Berdimensi Hingga

BAB III OPERATOR LINEAR TERBATAS PADA RUANG HILBERT. Operator merupakan salah satu materi yang akan dibahas dalam fungsi

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga SIFAT JARAK PADA RUANG METRIK SKRIPSI SITI MAISYAROH

KONVERGENSI DAN KELENGKAPAN PADA RUANG QUASI METRIK

PENGANTAR ANALISIS FUNGSIONAL

Keterbatasan Lokal Suatu Operator Superposisi Pada Ruang Barisan Real. Lina Nurhayati, Universitas Sanggabuana

SIFAT KELENGKAPAN RUANG METRIK BERNILAI KOMPLEKS

Kajian Fungsi Metrik Preserving

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

TRANSFORMASI LINIER PADA RUANG BANACH

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB V KEKONVERGENAN BARISAN PADA DAN KETERKAITAN DENGAN. Pada subbab 4.1 telah dibahas beberapa sifat dasar yang berlaku pada koleksi

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

SIFAT-SIFAT HIMPUNAN PROXIMINAL

REFLEKSIVITAS PADA RUANG ORLICZ DENGAN KEKONVERGENAN RATA-RATA

VARIABEL KOMPLEKS SUMANANG MUHTAR GOZALI KBK ALJABAR & ANALISIS

BAB III INTEGRAL LEBESGUE. Pada bab sebelumnya telah disebutkan bahwa ruang dibangun oleh

SUATU KAJIAN TITIK TETAP PEMETAAN k-pseudononspreading SEJATI DI RUANG HILBERT

KEKUATAN KONVERGENSI DALAM PROBABILITAS DAN KONVERGENSI ALMOST SURELY

EKSISTENSI SUPREMUM DAN INFIMUM DENGAN TEOREMA CANTOR DEDEKIND. Nursiya Bito. Staf Dosen Jurusan Matematika dan IPA Universitas Negeri Gorontalo

BAB II KAJIAN TEORI. memahami sifat-sifat dari barisan fungsi. Pada bab ini akan diuraikan materimateri

ANALISIS REAL 2 SUMANANG MUHTAR GOZALI KBK ANALISIS

HUBUNGAN LIMIT FUNGSI DAN LIMIT BARISAN PADA TOPOLOGI REAL

Integral Baire-1 Stieltjes, Henstock-Stieltjes dan Riemann-Stieltjes. The Stieltjes Integrals of Baire-1, Henstock and Riemann

II. LANDASAN TEORI. Pada bab ini akan dijelaskan mengenai teori-teori yang berhubungan dengan

F. RANCANGAN KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR

Ruang Linear Metrik: Sifat Sifat Dasar Dan Struktur Ruang Dalam Ruang Linear Metrik

PROYEKSI ORTHOGONAL PADA RUANG HILBERT. ROSMAN SIREGAR Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Jurusan Matematika Universitas Sumatera Utara

PENGANTAR ANALISIS REAL

FUNGSI COMPUTABLE. Abstrak

KONSEP DASAR RING BERNORMA SKRIPSI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna. memperoleh derajat Sarjana S-1. Program Studi Matematika.

BAB III FUNGSI UJI DAN DISTRIBUSI

16. BARISAN FUNGSI Barisan Fungsi dan Kekonvergenan Titik Demi Titik

OPERATOR PADA RUANG BARISAN TERBATAS

MA5031 Analisis Real Lanjut Semester I, Tahun 2015/2016. Hendra Gunawan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

DEFINISI TIPE RIEMANN UNTUK INTEGRAL LEBESGUE 1. Drajad Maknawi 2 dan Muslich 3 Jurusan Matematika FMIPA UNS. Abstrak

Volume 1, Nomor 2, Desember 2007

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang dan Permasalahan

II. TINJAUAN PUSTAKA. dan Integral Bawah Darboux, Integral Darboux, Teorema Bolzano Weierstrass,

HOMOMORFISMA DARI LEVEL SUBNEAR-RING FUZZY

KAJIAN OPERATOR ACCRETIVE DAN SIFAT KETERBATASAN PADA RUANG HILBERT

TOPOLOGI METRIK PARSIAL

HUKUM ITERASI LOGARITMA. TUGAS AKHIR untuk memenuhi sebagian persyaratan memperoleh gelar sarjana sains SORTA PURNAWANTI NIM.

BAHAN AJAR ANALISIS REAL 1. DOSEN PENGAMPU RINA AGUSTINA, S. Pd., M. Pd. NIDN

BAB II LANDASAN TEORI. Pada Bab Landasan Teori ini akan dibahas mengenai definisi-definisi, dan

II. TINJAUAN PUSATAKA

MA3231 Analisis Real

EKSISTENSI TITIK TETAP DARI SUATU TRANSFORMASI LINIER PADA RUANG BANACH

Penerapan Aproksimasi Fejer dalam Membuktikan Teorema Weierstrass

KAJIAN KONSEP RUANG NORMA-2 DENGAN DOMAIN PEMETAAN BERUPA RUANG BERDIMENSI HINGGA

TINJAUAN PUSTAKA. Dalam bab ini akan dibahas beberapa konsep mendasar meliputi ruang vektor,

SYARAT SYARAT FUNGSI DI RUANG METRIK AGAR RUANG METRIKNYA MEMILIKI ATSUJI COMPLETION

5. Sifat Kelengkapan Bilangan Real

BAB I PENDAHULUAN. Integral Lebesgue merupakan suatu perluasan dari integral Riemann.

Transkripsi:

FOURIER Oktober 014, Vol. 3 No., 146 166 KONSEP DASAR RUANG METRIK CONE A. Rifqi Bahtiar 1, Muchammad Abrori, Malahayati 3 1,, 3 Program Studi Matematika, Fakultas Sains dan Teknologi, UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta Abstrak Ruang metrik merupakan salah satu konsep yang penting dalam ranah analisis fungsional. Dikatakan penting karena konsep ruang metrik banyak dipakai dalam teori-teori matematika yang lain dan sering dipakai juga dalam studi fisika lanjut. Ruang metrik adalah suatu himpunan yang berlaku suatu metrik. Metrik adalah suatu fungsi dengan domain sembarang himpunan yang tak kosong menuju kodomain bilangan real atau fungsi bernilai real dengan definisi urutan dalam bilangan real. Pada tahun 007 Huang Long Guang dan Zhang Xian menggeneralisasikan konsep ruang metrik menjadi ruang metrik cone. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengkaji konsep dasar ruang metrik cone yang meliputi mengkaji barisan konvergen, barisan cauchy beserta contohnya dan hubungan barisan konvergen dan barisan terbatas dalam ruang metrik cone, mengkaji hubungan ruang metrik dan ruang metrik cone dan mengkaji salah satu teorema titik tetap dalam ruang metrik cone. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode studi literatur yaitu dengan membahas dan menjabarkan konsep-konsep yang sudah ada di dalam literatur. Diharapkan dari penelitian ini dapat memberikan gambaran umum tentang konsep dasar ruang metrik cone. Selanjutnya dari penelitian ini dapat dibuktikan bahwa setiap ruang metrik adalah ruang metrik cone dengan ruang Banach dan cone tertentu dan juga dapat dibuktikan bahwa pemetaan kontraktif pada ruang metrik cone dengan cone normal mempunyai titik tetap tunggal. Kata Kunci: Ruang Metrik, Cone, Ruang Metrik Cone, Teori Titik Tetap. 1. PENDAHULUAN Pada tahun 007 dalam paper yang berjudul Cone Metric Spaces and Fixed Point Theorems of Contractive Mappings, Huang Long Guang dan Zhang Xian menggeneralisasikan konsep ruang metrik menjadi ruang metrik abstrak atau ruang metrik cone. Pada skripsi ini akan diteliti seperti apakah konsep dasar ruang metrik cone. Konsep dasar disini yang dimaksud adalah menjelaskan definisi ruang metrik cone beserta contohnya, mengkaji barisan konvergen, barisan Cauchy dalam ruang metrik cone beserta contohnya dan mencari hubungan barisan konvergen dan barisan terbatas dalam ruang metrik cone dan juga mengkaji hubungan ruang metrik dengan ruang metrik cone lalu meneliti seperti apakah teorema titik tetap dalam ruang metrik cone. 146

Konsep Dasar Ruang Metrik Cone. KONSEP DASAR RUANG METRIK CONE.1. Pengertian Ruang Metrik Cone Pada subbab ini akan diberikan definisi dan sifat-sifat yang terkait dengan ruang metrik cone. Definisi.1.1. (Huang Long Guang dan Zhang Xian., 007: 1468) Diberikan ruang banach real dan himpunan dengan, disebut cone apabila memenuhi: (i) himpunan tertutup, dan {0} (ii) Jika, R dengan, 0 dan, maka + (iii) Jika dan maka = 0 Selanjutnya dalam tulisan ini selalu menyatakan ruang Banach real dan merupakan cone. Contoh.1. Diberikan himpunan = { R 0}. Himpunan adalah cone. (i) Jelas, dan {0}. Sebab = { R 0}. Selanjutnya tertutup, sebab memuat semua titik limitnya. (ii) Ambil sembarang R dengan 0, dan sehingga 0 jelas bahwa 0. Jadi dapat disimpulkan. (iii) Ambil sembarang dan, karena = { R 0} sehingga hanya 0 yang memenuhi oleh karena itu = 0 sama artinya dengan = 0. Berdasarkan (i), (ii), dan (iii) terbukti bahwa himpunan adalah cone. Berikut ini akan diberikan relasi urutan yang berlaku pada ruang Banach. Definisi.1.3 (Huang Long Guang dan Zhang Xian, 007: 1469) Untuk sembarang cone berlaku relasi urutan sebagai berikut: (i) jika dan hanya jika, untuk setiap,. (ii) y jika dan hanya jika tetapi, untuk setiap,. (iii) jika dan hanya jika. Selanjutnya dalam penelitian ini diasumsikan. Pada subbab ini akan diberikan definisi normal cone yang akan selalu dipakai dalam definisi-definisi dan contoh-contoh selanjutnya. Definisi.1.4. (Huang Long Guang dan Zhang Xian, 007: 1469) Himpunan adalah normal cone apabila terdapat bilangan > 0 sehingga untuk setiap,, dengan 0 berlaku. 147

A Rifqi Bahtiar, Muchammad Abrori, & Malahayati Selanjutnya bilangan positif disebut konstanta normal dari. Berikut diberikan contoh normal cone. Contoh.1.5 (Huang Long Guang dan Zhang Xian, 007: 1469) Diberikan = {, 0}. Himpunan adalah normal cone dengan konstanta normal =1. Terlebih dahulu akan ditunjukan himpunan adalah cone. (i) Jelas, dan {0}. Sebab = { :, 0} Selanjutnya tertutup, sebab memuat semua titik limitnya. (ii) Ambil sembarang, R dengan, 0, dan, dengan = dan = sehingga + = + = + (b, ) = ( +, + ) karena + 0 dan + 0 maka +. (iii) Ambil sembarang, dengan =, dan dengan = 1 = (, ) menurut definisi dari hanya (0,0) yang memenuhi = (, ) oleh karena itu (, ) = (0,0) sama artinya dengan = 0 sehingga = 0. Berdasarkan (i), (ii), dan (iii) terbukti bahwa adalah cone. Akan ditunjukkan cone adalah normal. Ambil sembarang,, misalkan = dan = dengan,,, 0. Selanjutnya untuk 0, akan dibuktikan ada > 0 sedemikian sehingga. Diberikan norma pada R = = +. 0 berarti = (, ) berarti 0 dan 0. Akan ditunjukkan. 148

Konsep Dasar Ruang Metrik Cone = = + dan = = +. karena dan sehingga + --- + berarti. Jadi ada = 1 sedemikian sehingga jika 0 maka. Jadi terbukti bahwa himpunan adalah normal cone. Berikut ini akan diberikan salah satu sifat dari normal cone. Lemma.1.6 (Sh. Rezapour dan R. Hamlbarani, 008: 70) Tidak ada normal cone yang mempunyai konstanta normal < 1. Andaikan normal cone dengan konstanta normal < 1. Ambil sembarang dengan {0} dan sembarang dengan 0 < < 1 sehingga < 1. Oleh karena itu jika (1 ) maka (1 ) >. Ini kontradiksi dari definisi normal cone. Jadi terbukti tidak ada normal cone yang mempunyai konstanta normal < 1. Berikut ini diberikan definisi ruang metrik cone beserta dua contohnya dan topologi pada ruang metrik cone. Contoh yang pertama ruangnya adalah bilangan real sedangkan contoh yang kedua ruangnya adalah himpunan barisan. Definisi 3.1.7 (Huang Long Guang dan Zhang Xian, 007: 1469) Diberikan himpunan. Pemetaan : yang mempunyai sifat: (i) 0 untuk setiap, dan = 0 jika dan hanya jika =. (ii) = untuk setiap,. (iii) + untuk setiap,,. disebut metrik cone pada. Selanjutnya pasangan disebut ruang metrik cone. Contoh 3.1.8 (Huang Long Guang dan Zhang Xian, 007: 1469) Diberikan = R, = { :, 0}, dan = R. Didefinisikan : dengan = {, } dengan 0 akan ditunjukan adalah ruang metrik cone. Ambil sembarang,, R (i) = (, ), karena 0 dan 0 sehingga 0 sama artinya dengan 0. = 0 (, ) = 0 = 0 dan = 0 = 0 =. 149

A Rifqi Bahtiar, Muchammad Abrori, & Malahayati (ii) = ( ) = 1 = selanjutnya = (, ) = (, ) =. Jadi terbukti =. (iii) Akan dibuktikan +, menurut definisi = (, ) = (, ) = (, ) maka + = (, ) + (, ) = ( +, + ) = [ +, ( + )]. + = [ +, ( + )] (, ) = [ +, ( + ) = [ +, ( + ) ). Akan dibuktikan ( + ) 0 = + = ( ) + ( ) +, sehingga + jika dan hanya jika ( + ) 0 sehingga ( + ) ) 0 dengan 0 sehingga +. Oleh karena itu + Jadi pasangan adalah ruang metrik cone. Contoh 3.1.9 (Mehdi Asadi dan Hossein Soleimani, 011: 4) Diberikan > 0, dan = = { } : < dengan cone = {{ } : 0, } dan diketahui adalah ruang metrik. Jika diberikan pemetaan : dan selanjutnya didefinisikan 150

Konsep Dasar Ruang Metrik Cone dengan = { } = Akan ditunjukan (, ) ruang metrik cone. Ambil sembarang,, (i) Akan ditunjukan 0. Didefinisikan: = karena diketahui ruang metrik sehingga 0 oleh karena itu 0 sama artinya dengan sehingga dapat disimpulkan 0. (i) Akan ditunjukan = 0 jika dan hanya jika = = = 0 = 0 = 0 = 0 karena diketahui adalah ruang metrik maka untuk = 0 berakibat =, jadi terbukti = 0 jika dan hanya jika =. (ii) Akan dibuktikan =. = = karena metrik sehingga terbukti bahwa =. (iii) Akan dibuktikan + Didefinisikan: = = 151

A Rifqi Bahtiar, Muchammad Abrori, & Malahayati = karena ruang metrik berakibat +, sehingga + + + sehingga jelas +. Oleh karena itu +. Terlihat dari (i), (ii), (iii) dan (iv) jadi (, ) ruang metrik cone... Barisan dalam Ruang Metrik Cone Pada bagian ini akan diberikan definisi barisan konvergen beserta contohnya, barisan Cauchy beserta contohnya dan barisan terbatas pada ruang metrik cone serta sifat-sifat yang melekat pada barisan konvergen, barisan Cauchy dan barisan terbatas pada ruang metrik cone. Definisi..1. (Huang Long Guang dan Zhang Xian, 007: 1469) Diberikan ruang metrik cone dengan dan { }. Barisan { } dikatakan konvergen ke apabila untuk setiap, dengan 0. terdapat sehingga untuk setiap > berlaku. Dinotasikan dengan lim = atau dengan. Contoh.. Diberikan = R, = R, = { R 0}. Pemetaan : dengan = dan barisan { } dengan = maka 0 dengan. Ambil sembarang R dengan 0. Menggunakan sifat Archimides, ada sedemikian sehingga <. Oleh karena itu untuk setiap diperoleh <. Konsekuensinya untuk setiap berlaku (, 0) = 0 < 1 < karena dan sehingga. Jadi yang artinya 15

Konsep Dasar Ruang Metrik Cone (, 0). Jadi 0 dengan. Di bawah ini akan diberikan lagi contoh barisan konvergen dengan barisan yang sama dengan contoh.. tetapi dengan ruang Banach, cone dan metrik yang didefinisikan pada contoh.1.8 Contoh..3 Diberikan ruang metrik cone dengan ruang Banach = R, cone = { :, 0}, dan = R jika didefinisikan pemetaan : dengan = {, } untuk 0, dan diberikan barisan { } dengan =. Barisan { } konvergen ke 0. Ambil sembarang dengan 0. Misalkan = untuk, 0, berdasarkan hukum Archimides ada sedemikian sehingga > dan > untuk > 0. Oleh karena itu untuk setiap > berakibat < < dan < <. Jadi untuk untuk setiap > (, 0) = 1, 1 = 1, karena > dan > maka > 0 dan > 0 sehingga, (, 0) 0. Jadi barisan { } konvergen ke 0. Berikut ini diberikan lemma 3..4 untuk membantu membuktikan lemma 3..5 Lemma..4 (Duran Turkoglu dan Muhib Abuloha, 010:489) Diberikan ruang metrik cone, kemudian untuk setiap dan 0 dengan > 0. Jika < dengan maka. Ambil sembarang dengan 0 berarti. Oleh karena itu pasti ada > 0 sedemikian sehingga { : < }. Selanjutnya = ( ) = ( ) < oleh karena itu ( ). Lemma..5 (Huang Long Guang dan Zhang Xian, 007: 1469) 153

A Rifqi Bahtiar, Muchammad Abrori, & Malahayati Diberikan ruang metrik cone, dengan normal cone. Barisan { } konvergen ke jika dan hanya jika 0 dengan. ( ) Diketahui { } konvergen ke. Ambil sembarang > 0, pilih dengan 0. Berdasarkan hukum Archimides ada > 0 sedemikian sehingga <. Berdasarkan dari diketahui ada sehingga untuk setiap > karena normal cone sehingga untuk > berakibat <. Itu sama artinya dengan 0 ( ). ( ) Ambil sembarang > 0 karena 0 dengan berarti ada sedemikian sehingga untuk setiap berakibat <. Ambil sembarang dengan 0 berdasarkan lemma 3..4 maka. Ini sama dengan. Sehingga terbukti bahwa { } konvergen ke. Jadi terbukti Barisan { } konvergen ke jika dan hanya jika 0 dengan. Selanjutnya diberikan salah satu sifat barisan konvergen dalam ruang metrik cone. Lemma..6 (Huang Long Guang dan Zhang Xian, 007: 1470) Diberikan ruang metrik cone, adalah normal cone dengan konstanta normal. Diberikan { }. Jika { } konvergen ke dan { } konvergen ke, maka =. Ambil sembarang dengan 0. Selanjutnya { } konvergen ke artinya untuk setiap dengan 0 ada sehingga untuk setiap > berlaku. Barisan { } konvergen ke artinya untuk setiap > berlaku 154

Konsep Dasar Ruang Metrik Cone selanjutnya dengan cara yang sama karena metrik cone: + = + + = Jadi 0 karena normal cone sehingga 0 oleh karena itu untuk sembarang 0 menyebabkan = 0 = 0 =. Jadi =. Berdasarkan lemma tersebut menunjukan bahwa setiap barisan konvergen dalam ruang metrik cone juga memiliki titik limit tunggal. Teorema..7 (H. Kunze, D. La Torre, F. Mendivil dan Vrscay, 01:3) Barisan { } konvergen ke jika dan hanya jika untuk setiap ada sedemikian sehingga untuk setiap berakibat. ( ) Ambil sembarang, karena dengan sehingga ada sehingga untuk setiap berlaku. ( ) 155

A Rifqi Bahtiar, Muchammad Abrori, & Malahayati Ambil sembarang sehingga ada > 0 yang berakibat ( ) dan ambil dengan ( ) sehingga yang sama artinya dengan, dari diketahui ada sehingga untuk berakibat. Itu sama artinya dengan. Sehingga terbukti dengan. Jadi terbukti barisan { } konvergen ke jika dan hanya jika dengan ada sedemikian sehingga untuk setiap berakibat. Definisi..8. (Huang Long Guang dan Zhang Xian, 007: 1470) Diberikan ruang metrik cone dan { }. Barisan { } disebut barisan Cauchy pada apabila untuk setiap dengan 0 ada sehingga untuk setiap, > berlaku. Contoh..10 Diberikan = R, = R, = { R 0}. Pemetaan : dengan = dan barisan { } dengan =. Barisan { } adalah barisan Cauchy di. Ambil sembarang R dengan 0. Menggunakan hukum Archimides, ada sehingga <. Oleh karena itu apabila, diperoleh < <, dan < <. Konsekuensinya untuk setiap, berlaku = = 1 1 1 1 < + = karena dan juga sehingga. Jadi yang sama artinya dengan. Jadi { } adalah barisan Cauchy pada. Definisi..9 (Huang Long Guang dan Zhang Xian, 007: 1470) Ruang metrik cone disebut ruang metrik cone lengkap apabila setiap barisan Cauchy pada juga merupakan barisan yang konvergen pada. Contoh..10 Diberikan = [, ], = R, = { R 0} dan didefinisikan pemetaan : [, ] [, ] R dengan 156

Konsep Dasar Ruang Metrik Cone = sup{ ( ) ( ) : [, ]} akan ditunjukan pasangan ( [, ], ) adalah ruang metrik cone lengkap. Ambil sembarang barisan Cauchy { } [, ]. Untuk sebarang dengan 0, maka terdapat sehingga untuk setiap, berlaku = sup{ ( ) ( ) : [, ]}. Hal ini berarti bahwa untuk setiap [, ] dan, berlaku ( ) ( ) 4 atau dengan kata lain untuk setiap [, ] barisan { ( )} merupakan barisan Cauchy di dalam R. Oleh karena itu untuk setiap [, ] barisan { ( )} konvergen, katakan konvergen ke suatu bilangan ( ). Jadi lim ( ) = ( ) itu akan berakibat ( ) ( ) = lim ( ) ( ) (1) asalkan. Selanjutnya jelas bahwa merupakan fungsi bernilai bilangan real yang terdefinisi pada [, ] dan untuk berlaku = sup { ( ) ( ) : [, ]} = sup{ lim ( ) ( ) : [, ] } () karena kontinu pada [, ] maka kontinu seragam pada [, ], artinya ada bilangan > 0 sehingga untuk setiap, [, ] dengan < berlaku ( ) ( ) <, karena an ( ) ( ) sehingga ( ) ( ) (3) selanjutnya berdasarkan (1), (), (3) untuk setiap, [, ] dengan < diperoleh ( ) ( ) ( ) ( ) + ( ) ( ) + ( ) ( ) + + =. Jadi terbukti fungsi kontinu pada [, ] atau [, ]. Kesimpulanya karena sebarang barisan Cauchy { } [, ] konvergen ke suatu [, ] maka terbukti ruang metrik cone ( [, ], ) lengkap. Lemma..11 (Huang Long Guang dan Zhang Xian, 007: 1470) 157

A Rifqi Bahtiar, Muchammad Abrori, & Malahayati Diberikan ruang metrik cone dan { }. Jika { } konvergen ke maka { } adalah barisan Cauchy. Ambil sembarang dengan 0, karena { } konvergen ke maka ada sedemikian sehingga untuk setiap, > berlaku dan juga karena metrik cone + = + + =. Jadi terbukti { } barisan Cauchy. Kebalikan dari teorema 3..13 belum tentu berlaku, berikut diberikan contohnya. Contoh 3..1 (Counter Example) Pada contoh 3..1 di sini akan mengambil contoh..15 yang diasumsikan sebagai ruang metrik cone. Pada subbab 3.4 akan dibuktikan bahwa setiap ruang metrik adalah ruang metrik cone. Diberikan = [0,1], = R dan = { R > 0} dengan metrik cone = ( ) ( ), dengan, [0,1] dan diberikan barisan { } dengan definisi sebagai berikut: ( ) = 0, 0 1 1 1 + 1, 1 1, 1 < 1 1 < 1 Berdasarkan dari definisi { } [0,1] Barisan { } mempunyai barisan Cauchy di [0,1] sebab untuk sembarang 0, berdasarkan hukum Archimides ada dengan > untuk setiap, (diasumsikan > ) berlaku = ( ) ( ) ( ) + ( ) = 1 1 + 1 < 1 + 1 = 1 1 < = karena, > 0 sehingga > 0 itu sama artinya dengan 158

Konsep Dasar Ruang Metrik Cone. Selanjutnya diandaikan barisan { } konvergen ke suatu [0,1] sehingga untuk 0 ( ) diperoleh = ( ) + ( ) ( ) + 1 ( ) = 0 jika dan hanya jika ( ) = 0 dan 1 ( ) = 0. Kontradiksi dengan definisi barisan { } sehingga dapat disimpulkan { } tidak konvergen ke suatu [0,1]. Jadi dapat disimpulkan bahwa tidak setiap barisan Cauchy konvergen. Telah dibuktikan bahwa setiap barisan konvergen merupakan barisan Cauchy, tetapi sebaliknya belum tentu berlaku. Sama halnya seperti pada ruang metrik apabila pada barisan Cauchy ditambahkan suatu syarat tertentu maka akan diperoleh jaminan kekonvergenan barisan tersebut pada ruang metrik cone. Syarat-syarat tertentu yang dimaksud dapat dilihat dalam teorema berikut ini. Teorema..13 (S. Jain, S. Jain dan L. Jain, 010:116) Diketahui ruang metrik cone dan { } barisan Cauchy. Jika { } memuat suatu barisan bagian yang konvergen maka { } konvergen ke titik limit yang sama. Ambil sembarang dengan 0 karena { } barisan Cauchy maka ada sehingga untuk setiap, > berlaku. Selanjutnya diketahui { } memuat suatu barisan bagian yang konvergen yang dimisalkan. Oleh karena itu ada sehingga untuk sembarang dengan 0 ada yang untuk setiap berlaku. Selanjutnya jika diambil bilangan asli = maks{, } maka untuk setiap dan diperoleh, +, + =. Jadi terbukti bahwa barisan Cauchy { } juga konvergen ke titik. 159

A Rifqi Bahtiar, Muchammad Abrori, & Malahayati Selanjutnya akan diberikan lagi beberapa sifat dari barisan konvergen dan Cauchy pada ruang metrik cone. Lemma 3..14 (Huang Long Guang dan Zhang Xian, 007: 1470) Diberikan ruang metrik cone dan normal cone, dengan konstanta normal. Diberikan barisan { }. Barisan { } adalah barisan Cauchy jika dan hanya jika 0 (, ). ( ) Diketahui { } barisan Cauchy. Ambil sembarang > 0, pilih dengan 0. Berdasarkan hukum Archimides ada > 0 sedemikian sehingga <. Berdasarkan dari diketahui barisan { } Cauchy berarti ada oleh karena itu untuk setiap, > berlaku karena normal cone jadi ketika > berakibat <. Itu sama artinya dengan 0 (, ). ( ) Ambil sembarang > 0 karena 0 dengan, berarti ada sedemikian sehingga untuk setiap, berlaku <. Ambil sembarang dengan 0. Untuk, berdasarkan lemma 3..4 diperoleh yang berarti. Sehingga terbukti bahwa { } barisan Cauchy. Jadi terbukti barisan { } adalah barisan Cauchy jika dan hanya jika 0 (, ). Lemma..15 (Huang Long Guang dan Zhang Xian, 007: 1471) Diberikan ruang metrik cone dan adalah normal cone dengan konstanta normal. Diberikan { } dan { }. Jika, ( ) maka ( ). 160

Konsep Dasar Ruang Metrik Cone Ambil sembarang > 0 karena { } dan { } berarti untuk setiap dengan 0 ada sehingga untuk setiap > berlaku dan ada sehingga untuk setiap > berlaku. Pilih = supremum {, } sehingga ada oleh karena itu untuk setiap > berlaku dan karena, maka pasti ada dengan 0 yang berlaku < karena ruang metrik cone sehingga: + + + = + + +, selanjutnya dan, sehingga + + + (1) karena ruang metrik cone : + = + + + = + + + () Dari (1) dan () + + + sehingga + + jika dan hanya jika 0 + 4 ditambahkan kedua ruas dengan maka menjadi 161

A Rifqi Bahtiar, Muchammad Abrori, & Malahayati 4 + karena normal cone 4 +, sehingga jelas bahwa + + 4 + = (4 + ) <. Jadi terbukti ( ). Selanjutnya akan diberikan definisi barisan terbatas dalam ruang metrik cone dan hubungan barisan terbatas dengan barisan konvergen dalam ruang metrik cone. Definisi 3..16 (H. Javidzadeh dan M.R Haddadi, 011:1) Diberikan ruang metrik cone dan barisan { }, barisan { } dikatakan terbatas apabila ada 0, sedemikian sehingga untuk setiap berlaku (0, ). Lemma..17 Setiap barisan yang konvergen di ruang metrik cone adalah terbatas. Ambil sembarang dengan 0, karena { } konvergen berarti ada sehingga untuk setiap berlaku, karena ruang metrik cone: (0, ) = (, 0) + (, 0) berarti untuk setiap + (, 0) + (, 0) karena metrik cone sehingga 0 (, 0), sehingga dapat dipilih, dengan 0 = + (, 0). Jadi terbukti barisan { } terbatas..3. Hubungan Ruang Metrik Cone dengan Ruang Metrik. Pada bagian ini akan dibuktikan bahwa setiap ruang metrik merupakan ruang metrik cone. Teorema.3.1 (Huang Long Guang dan Zhang Xian, 007: 1469) Ruang metrik cone adalah generalisasi dari ruang metrik atau bisa ditulis setiap ruang metrik pasti ruang metrik cone. 16

Konsep Dasar Ruang Metrik Cone Ambil sebarang ruang metrik karena ruang metrik sehingga untuk setiap,, berlaku sifat-sifat: 1) 0 ) = 0 jika dan hanya jika = 3) = 4) +. Jelas bahwa R adalah ruang Banach, dan dibentuk cone = { R 0} karena 0 sehingga. Untuk sifat 4, karena,, 0 sehingga + 0 oleh karena itu +. Jadi dapat disimpulkan bahwa juga merupakan ruang metrik cone..4. Teorema Titik Tetap dalam Ruang Metrik Cone Pada bagian ini akan dibuktikan salah satu teorema titik tetap dari pemetaan kontraktif di ruang metrik cone. Teorema.4.1 (Huang Long Guang dan Zhang Xian, 007: 1471) Jika diberikan ruang metrik cone lengkap dan normal cone P dengan konstanta normal. Diberikan pemetaan :, dengan kontraktif yaitu ( ), ( ) untuk setiap, dengan [0,1) maka mempunyai sebuah titik tetap tunggal di. Pilih, dibentuk = ( ), = ( ) = ( ( ) = ( ),, = ( ) = ( ), Bisa dibentuk sehingga = ( ( ), ( ) = ( ), ( ) = ( ), ( ) = karena ruang metrik cone maka untuk setiap 163

A Rifqi Bahtiar, Muchammad Abrori, & Malahayati + + + + + + ( + + + ) ( ) karena normal cone diperoleh: 1 Untuk, maka 0. Berarti lim, = 0 jika dan hanya jika lim, = 0. Menurut lemma 3..5 berarti { } adalah barisan Cauchy. Selanjutnya karena lengkap maka pasti ada sedemikian sehingga ( ). Berdasarkan sifat ruang metrik cone ( ( ), ) ( ( ), ( ) )+ ( ( ), ) = ( ), ( ) + ( ( ), ) (, ) + (, ) Oleh karena normal cone maka diperoleh 0 ( ( ), ) (, ) + (, ) ( (, ) + (, ) karena maka ( ( ), ) = 0 ( ( ), ) = 0 sesuai sifat ruang metrik cone dapat disimpulkan ( ) = jadi merupakan titik tetap. Akan dibuktikan bahwa tunggal. Andaikan titik tetap lain dari maka (, ) = ( ), ( ) (, ) karena [0,1) sehingga hanya = 0 yang memenuhi, berarti (, ) = 0 (, ) = 0 =. Jadi terbukti, titik tetap adalah tunggal. Akibat 3.4. Diberikan ruang metrik cone lengkap, dan normal cone dengan konstanta normal. Selanjutnya ambil sembarang dengan 0 dan, dibentuk = { }. Jika pemetaan : bersifat kontraktif yaitu untuk setiap, : ( ), ( ) 164

Konsep Dasar Ruang Metrik Cone dengan [0,1) dan ( ( ), ) (1 ) maka mempunyai titik tetap tunggal pada. Berdasarkan teorema 3.4.1 berarti hanya perlu dibuktikan bahwa lengkap dan ( ) untuk setiap. Ambil sembarang barisan Cauchy { } pada. Sehingga barisan { } cauchy pada. Oleh karena lengkap maka ada sehingga dengan. Selanjutnya karena ruang metrik cone sehingga + + Berdasarkan lemma 3..5, jika maka 0 sehingga artinya. Sehingga terbukti lengkap. Selanjutnya untuk setiap, ( ) ( ( ), ) + ( ), ( ) (1 ) + (1 ) + =. Sehingga dapat disimpulkan ( ). Oleh karena lengkap dan ( ) untuk setiap, jadi terbukti mempunyai titik tetap tunggal pada. 3. KESIMPULAN Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, disimpulkan teorema-teorema pada barisan konvergen dan barisan Cauchy dalam ruang metrik ternyata berlaku juga pada barisan konvergen dan barisan Cauchy dalam ruang metrik cone. Selanjutnya disimpulkan juga bahwa ruang metrik cone adalah perluasan dari ruang metrik dan pemetaan kontraktif pada ruang metrik cone dengan cone normal mempunyai titik tetap tunggal. 4. DAFTAR PUSTAKA [1] Agariaval, Ravi P., Maria Mehan., and Donald D Regan. 1986. Fixed Point Theory and Applications. United Kingdom: Cambridge University Press. [] Asadi, Mehdi and Hossein Soleimani. 011. Examples In Cone Metric Spaces: A Survey. http://arxiv.org/pdf/110.4675v1.pdf. Diakses pada tanggal 5 Februari 011 pukul 16.00 WIB. [3] Bartle, R.G. 1967. The Element Real of Analysis. New York: John Wiley & Sons, Inc. [4] Bartle, R.G. and Sherbert, D.R. 198. Introduction to Real Analysis. Second Edition. New York: John Wiley & Sons, Inc. [5] Darmawijaya, Soeparna. 006. Pengantar Analisis Real. Yogyakarta: Jurusan Matematika Fakultas MIPA Universitas Gajah Mada. [6] 007. Pengantar Analisis Abstrak. Yogyakarta : Jurusan. [7] Matematika Fakultas MIPA Universitas Gajah Mada. 165

A Rifqi Bahtiar, Muchammad Abrori, & Malahayati [8] Davies, Paul. 00. Membaca Pikiran Tuhan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. [9] Deimling. 1985. Nonlinear Functional Analysis. New York: Springer, Verlag New York. Inc. [10] Gordji, M. Eshagi, M. Ramezani, H. Khodaei dan H. Baghani. 009. Cone Normed Spaces. http://arxiv.org/pdf/091.0960v1.pdf. Diakses pada tanggal 5 Februari 011 pukul 16.00 WIB. [11] Guang, Huang Long and Zhang Xian. 006. Cone metric spaces and fixed point theorems of contractive mappings. J.Math Anal. Appl. 33(007) 1468-1476. [1] Jamil, Anas. 009. Fungsi Bervariasi Terbatas pada Interval [a,b]. Skripsi. Malang: Jurusan Matematika Fakultas Sains dan Teknologi UIN Maulana Malik Ibrahim. [13] Javidzadeh, H. Dan M.R Haddadi. 011. Some Fixed Point Theorems for Pointwise Contractions. http://sid.ir/en/vewssid/j_pdf/101140111007.pdf. Diakses pada tanggal 6 April 01 pukul 16.30 WIB. [14] Khamsi, Mohammed A. 010. Remarks On Cone Metric Spaces and Fixed Point Theorems of Contractive Mappings. http://www.emis.de/journals/hoafpta/volume010/315398.pdf. Diakses pada tanggal 6 Desember 011 pukul 0.05 WIB. [15] Jain, S., S. Jain dan L. Jain. 010. Weakly Compatible Maps In Cone Metric Spaces. http://seminariomatematico.dm.unito.it/rendiconti/68-/115.pdf [16] Kunze, H., H.D. La Torre, F. Mendivil, dan E.R Vrscay. 01. Generalized Fractal Transforms and Self- Similar Objects In Cone Metric Spaces. http://math.acadiau.ca/mendivil/papers/conemetrics.pdf. Diakses pada tanggal 6 Desember 011 pukul 0.15 WIB. [17] Mardalis. 1995. Metode Penelitian Suatu Pendekatan Proposal. Jakarta: PT Aksara. [18] Nurnugroho, Burhanuddin Arif. 009. Konsep Dasar Ring Bernorma. Skripsi. Yogyakarta: Jurusan Matematika Fakultas Sains dan Teknologi UIN Sunan Kalijaga. [19] Shirali, Satish dan Harkrishan L. Vasudeva. 006. Metric Spaces. London: Springer-Verlag. [0] Turkoglu, Duran dan Muhib Abuloha. 010. Cone Metric Spaces and fixed point theorems in diametrically contractivemappings.http://www.google.co.id/search?q=cone+metric+spaces+and+fixed+point+theorems +in+diametrically+contractive+mappings&ie=utf8&oe=utf8&aq=t&rls=org.mozilla:engb:official&client= firefox-a. Diakses pada tanggal 3 April 01 pukul 01.57 WIB. 166