PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

dokumen-dokumen yang mirip
VII. KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia Implementasi kebijakan..., Nursantiyah, FISIP UI, 2009

I. PENDAHULUAN. Menurut Saragih (2001), pengembangan sektor agribisnis pada. masa yang akan datang menghadapi sejumlah tantangan besar yang

III KERANGKA PEMIKIRAN

BAB I PENDAHULUAN. apa yang dibutuhkan untuk mendapatkan produk yang telah ditetapkan.

BAB I PENDAHULUAN. secara hukum pada tanggal 23 April 1993 dengan nama PT. Citra Flour Mills.

III. KERANGKA PEMIKIRAN

BAB I PENDAHULUAN. Dalam hal ini, perusahaan sering dihadapkan pada masalah masalah yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB III PEMBAHASAN. = tujuan atau target yang ingin dicapai. = jumlah unit deviasi yang kekurangan ( - ) terhadap tujuan (b m )

BAB I PENDAHULUAN. peranan penting dalam perekonomian nasional dan kesejahteraan masyarakat. Pada

BAB I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. permasalahan yang sama, yaitu persaingan dalam industrinya sehingga perusahaan

III KERANGKA PEMIKIRAN

III. METODE PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

OPTIMALISASI USAHA AGROINDUSTRI TAHU DI KOTA PEKANBARU

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Definisi Usaha Kecil Menengah

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Persaingan ketat terjadi saat ini dikarenakan banyak perusahaan yang terus

BAB I PENDAHULUAN. paling tepat bagi perusahaan. Selain itu pengelolaan dan strategi yang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Perencanaan produksi pada perusahaan manufaktur merupakan aktivitas

BAB 1 PENDAHULUAN. dari ekonomi global yang melanda hampir negara-negara di Amerika dan Asia. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Perekonomian Indonesia menghadapi perdagangan bebas dituntut untuk lebih giat dan

III KERANGKA PEMIKIRAN

JURNAL TEKNIK POMITS Vol.1, No. 1, (2013) 1-6 II. URAIAN PENELITIAN

PEMROGRAMAN LINIER: FORMULASI DAN PEMECAHAN GRAFIS

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dengan pertambahan penduduk. Perkembangan industri tepung terigu

III. METODE PENELITIAN

PENERAPAN METODE GOAL PROGRAMMING UNTUK OPTIMASI BIAYA PRODUKSI PADA PRODUK AIR MINERAL AQUA DI BANGKALAN

BAB 3 LINEAR PROGRAMMING

BAB IV PEMBAHASAN. optimasi biaya produksi pada home industry susu kedelai Pak Ahmadi

BAB I PENDAHULUAN. mengoptimalkan setiap proses produksi. Perbaikan secara berkelanjutan ini harus

OPTIMASI PROFIT PADA PRODUKSI GULA SEMUT FORTIFIKASI VITAMIN A DENGAN TIGA TINGKATAN KUALITAS GRADE DI PT. XYZ

III. KERANGKA PEMIKIRAN

IV. METODE PENELITIAN

Model Linear Programming:

III KERANGKA PEMIKIRAN

BAB I PENDAHULUAN. PT. Gold Coin Indonesia Medan-Mill adalah perusahaan yang

MAKSIMALISASI PROFIT DALAM PERENCANAAN PRODUKSI

PEIIEWAN MODEL GOAl '80GIIMIMIIIG DAIAM OPTlMlSI PRODUISI POLYESTER DAII FANCY PLYWOOD 01 PTJABAR UTAMA WOOD IIDUSTRY, TAN G ERAII 0 JAWABARAT

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. besar dan mampu membantu pemerintah dalam mengurangi tingkat pengangguran.

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. dari UD. Wingko Babat Pak Moel sebagai berikut: a. Data permintaan wingko pada tahun 2016.

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Usaha, Mikro, Kecil dan Menengah

BAB III. KERANGKA PEMIKIRAN

PENDAHULUAN. terjangkau, memiliki kualitas gizi yang yang baik, mudah diolah menjadi berbagai

OPTIMALISASI PRODUKSI MENGGUNAKAN MODEL LINEAR PROGRAMMING (Studi Kasus : Usaha Kecil Menengah Kue Semprong)

BAB III METODE PENELITIAN. pada sayuran organik PT. Masada Organik Indonesia secara optimal. Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Model Linear Programming:

APLIKASI GOAL PROGRAMMING UNTUK ANALISIS OPTIMASI PRODUK OLAHAN KAYU PINUS DARI HUTAN RAKYAT DI KABUPATEN SAMOSIR

konsumen yang pada akhirnya dapat memberikan laba atau keuntungan yang

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Perkembangan Pengusahaan Yoghurt di Indonesia

Maximize or Minimize Z = f (x,y) Subject to: g (x,y) = c

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

OPTIMALISASI JADWAL KUNJUNGAN EKSEKUTIF PEMASARAN DENGAN GOAL PROGRAMMING

BAB I PENDAHULUAN. sektor properti dan infrastruktur, dengan pertumbuhan Compound Annual

OPTIMALISASI PRODUKSI OBAT TRADISIONAL PADA TAMAN SYIFA DI KOTA BOGOR, JAWA BARAT

BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH

Riset Operasi Bobot: 3 SKS

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II LANDASAN TEORI. Dalam bab ini dibahas beberapa definisi dan konsep-konsep yang

BAB 1 PENDAHULUAN. rendah laba yang diperoleh perusahaan makin rendah pula kinerja perusahaan.

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. Dalam dunia bisnis yang kompetitif sekarang ini, peningkatan kualitas

BAB I PENDAHULUAN. Proses penggilingan gandum menjadi tepung dikenal sebagai salah satu industri

IV. METODE PENELITIAN

MATEMATIKA SISTEM INFORMASI 2 [KODE/SKS : IT / 2 SKS]

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

OPTIMASI PERENCANAAN PRODUKSI DENGAN GOAL PROGRAMMING DI PT. AGRI FIRST INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

ANALISIS MODEL LINEAR PROGRAMMING

BAB II LANDASAN TEORI. Pemrograman linear (PL) ialah salah satu teknik dari riset operasi untuk

KERANGKA PEMIKIRAN Kerangka Pemikiran Teoritis

BAB 3 LEXICOGRAPHIC GOAL PROGRAMMING 3.1 DESKRIPSI UMUM LEXICOGRAPHIC GOAL PROGRAMMING

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan dalam dunia industry manufaktur maupun jasa semakin ketat

BAB 2 LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

Ardaneswari D.P.C., STP, MP.

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

18/09/2013. Ekonomi Teknik / Sigit Prabawa / 1. Ekonomi Teknik / Sigit Prabawa / 2

PENENTUAN INTERVAL WAKTU PEMELIHARAAN PENCEGAHAN BERDASARKAN ALOKASI DAN OPTIMASI KEHANDALAN PADA PERALATAN SEKSI PENGGILINGAN E

I. PENDAHULUAN. Sumber : BPS (2009)

PENERAPAN MODEL LINEAR GOAL PROGRAMMING UNTUK OPTIMASI PERENCANAAN PRODUKSI

I. PENDAHULUAN. Gula merupakan salah satu komoditas perkebunan strategis Indonesia baik

BAB III PEMBAHASAN. kali makanan utama dan tiga kali makanan antara/kudapan (snack) dengan jarak

3 METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian 3.2 Metode Penelitian 3.3 Metode Pengumpulan Data

RISET OPERASIONAL MINGGU KE-2. Disusun oleh: Nur Azifah., SE., M.Si. Linier Programming: Formulasi Masalah dan Model

Manajemen Operasional

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan terigu dicukupi dari impor gandum. Hal tersebut akan berdampak

Optimalisasi Pengadaan Tandan Buah Segar (TBS) Sebagai Bahan Baku Produksi Crude Palm Oil dan Palm Kernel PT. Ukindo-Palm Oil Mill

BAB I PENDAHULUAN. memerlukan suatu perencanaan untuk menciptakan masa depan usahanya melalui

IV. METODE PENELITIAN

LAMPIRAN 1 HASIL WAWANCARA. 1. PT ISM Bogasari Flour Mills Division,Tbk merupakan perusahaan manufaktur

CCR-314 #2 Pengantar Linear Programming DEFINISI LP

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Transkripsi:

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Meningkatnya persaingan perusahaan tepung terigu baik secara lokal maupun global akhir-akhir ini mengharuskan perusahaan memiliki keunggulan kompetitif. Di Indonesia persaingan tepung terigu yang menggunakan gandum sebagai bahan bakunya mengalami peningkatan. Hal itu disebabkan antara lain dihapuskannya monopoli impor gandum oleh BULOG dan dibukanya jalur impor tepung terigu pada tahun 1993, serta besarnya persaingan dengan berdirinya pabrik-pabrik tepung terigu baru. Industri tepung terigu pertama di Indonesia yaitu PT. ISM Bogasari Flour Mills yang didirikan pada tahun 1971. Perusahaan ini didirikan atas dasar adanya peningkatan akan konsumsi tepung terigu dalam negeri. Peningkatan konsumsi tepung terigu merupakan peluang bagi produsen tepung terigu seperti PT. ISM Bogasari Flour Mills untuk dapat meningkatkan produksinya guna memenuhi permintaan pasar. PT. ISM Bogasari Flour Mills berusaha untuk dapat memproduksi tepung terigu dengan kualitas yang terbaik untuk dapat bersaing dengan tepung terigu impor. Pada tahun 1993 pemerintah melakukan deregulasi investasi dibidang industri tepung terigu. Kebijakan tersebut membuka peluang untuk dibukanya penggilingan-penggilnmgan gandum baru di Indoneisa. Sejak saat tersebut PT. ISM Bogasari Flour Mills mulai bersaing dengan produsen tepung terigu lokal. Aliran impor dibuka lebar dengan bea masuk 0 % dan pemerintah melepaskan keterlibatannya dalam perdagangan tepung terigu. Dengan demikian produk PT ISM Bogasari Flour Mills bersaing tidak hanya dengan produsen lokal tetapi juga dengan produsen manca negara. Informasi yang bersumber dari PT. ISM Bogasari Flour Miils menyebutkan bahwa industri tepung terigu di Indonesia sendiri didukung oleh beberapa faktor, yaitu : 1. Peningkatan kesadaran bahwa tepung adalah makanan yang sehat dan bergizi. 2. Peningkatan konsumsi makanan berbasis terigu. 2

3. Alternatif diversifikasi pangan. 4. Kesadaran bahwa lebih baik memproduksi sendiri tepung terigu di Indonesia untuk menjaga kualitas dan kandungan gizi tepung terigunya. Persaingan industri tepung terigu nasional yang menggunakan bahan dasar gandum semakin meningkat sejak dibukanya jalur impor pada tahun 1993 yang menyebabkan banyaknya produsen tepung terigu di Indonesia. Persaingan industri tepung terigu nasional di mulai dengan berdirinya PT. ISM Bogasari Flour Mills pada tahun 1971 dan diikuti oleh perusahaan-perusahaan lain di antaranya : PT. Berdikari Sari Utama, PT. ISM Bogasari Flour Mills, PT. Sriboga Ratu Raya, dan PT. Panganmas Inti Persada. Perusahaan-perusahaan tersebut menjadi kompetitor bagi PT. ISM Bogasari Flour Mills yang mendorong perusahaan tepung terigu pertama ini harus memilki keunggulan kompetitif. Besarnya peningkatan konsumsi tepung terigu dalan negeri memacu produsen-produsen tepung terigu untuk berproduksi maksimal. Hal ini menunjukan prospek yang baik dalam industri persaingan pengolahan tepung terigu. Trend penjualan produsen tepung terigu di Indonesia antara tahun 2004 2009 dapat terlihat seperti pada Tabel 1. Tabel 1. Penjualan Produsen Tepung Terigu Nasional Periode 2004-2009 Produsen 2004 2005 2006 2007 2008 2009 BSU 402.246 412.254 521.674 473.654 490.049 418.324 BS 2.311.497 2.582.914 2.489.321 2.578.934 2.398.756 2.489.109 SRR 160.007 163.047 168.646 167.437 168.932 163.893 PIP 134.271 146.782 139.867 140.034 138.965 139.876 Impor 326.087 409.865 398.769 412.876 407.856 398.989 Sumber : APTINDO 2009 Keterangan : BSU : PT. Berdikari Sari Utama BS : PT. ISM Bogasari Flour Mills SRR : PT. Sriboga Ratu Raya PIP : PT. Panganmas Inti Persada Import : Impor 3

Besarnya tingkat konsumsi tepung terigu tidak hanya menunjukan prospek industri, tetapi juga membuka peluang bersaing yang semakin bertambah sehingga perusahaan harus mempunyai keunggulan kompetitif untuk meningkatkan daya saing. Hal itu terlihat dari impor terigu yang semakin menurun seperti yang terlihat pada Tabel 1. pada tahun 2009. Seperti dilihat pada Tabel 1, jika dibandingkan dengan trend penjualan tahun 2007, pada tahun 2009 penjualan tepung terigu PT. ISM Bogasari Flour Miils mengalami penurunan. Selain itu terlihat bahwa produsen produsen tepung terigu baik dalam maupun luar negeri yang merupakan pesaing. Salah satu cara membentuk atau menambah keunggulan kompetitif untuk PT. ISM Bogasari Flour Mills adalah dengan melakukan pemaksimalan produksi berkualitas. Oleh karena itu untuk memaksimumkan nilai atau keuntungan yang dihasilkan dari proses produksi atau untuk meminimumkan biaya yang dikeluarkan dalam proses produksi, yaitu dengan memperhatikan serta melakukan pembenahan kendala kendala yang berbeda di luar jangkauan pelaku kegiatan. Hal ini ditujukan untuk lebih meningkatkan mutu dari produk yang dipasarkan serta mampu bertahan dalam persaingan dengan perusahaan-perusahaan tepung terigu dalam negeri maupun luar negeri. Menyikapi perubahan yang ada PT. ISM Bogasari Flour Mills melakukan serangkaian pembenahan organisasional. Pada bidang pengembangan sumberdaya manusia PT. ISM Bogasari Flour MIlls telah mengantisipasinya melalui sejumlah program peningkatan mutu seperti Total Quality Management, pada bidang produksi orientansi berubah pandangan melalui pengendalian kualitas (Quality Control), serta perencanaan pengembangan dan pengendalian produksi (Production Planning Improvement and Control). Untuk mendukung semua upaya itu, PT. ISM Bogasari Flour Mills mengembangkan sistem teknologi informasi yang dimilikinya (Organizational Information System and Management Information System) melalui pengembangan sumberdaya energi yang dibutuhkan untuk mendukung sistem produksi yaitu ketersediaan listrik dan ketersediaan air sebagai sumberdaya energi utama dalam proses produksi. Pada persaingan produksi tepung terigu setiap perusahaan harus memilki cara untuk dapat mempertahankan mutu atau kualitas produknya. Hal tersebut 4

didukung dengan adanya teknologi serta sumberdaya yang berkualitas. Sumberdaya serta teknologi yang baik dapat saling bertentangan untuk mendapatkan kualitas produk yang baik. Pada penelitian ini yang mengacu pada produksi tepung terigu PT. ISM Bogasari Flour Mills menggunakan konsep pendekatan untuk mendapatkan solusi terbaik pada pertentangan antara teknologi serta sumberdaya. Konsep pendekatan tersebut yaitu : 1. Rencana target produksi adalah sejumlah produksi yang diharapkan tercapai pada periode tertentu. Besar rencana target produksi ditentukan dengan memperhitungkan permintaan PPIC, kapasitas mesin, dan breakdown factor yang ditetapkan. Besarnya diukur dalam satuan ton. 2. Biaya listrik adalah biaya yang harus dikeluarkan oleh PT. ISM Bogasari Flour Mills karena penggunaan listrik untuk pengoperasian mesin mesin Mill MNO. Besarnya diukur dalam satuan rupiah. 3. Jam kerja yang tersedia adalah waktu yang ada untuk melakukan kegiatan produksi sesuai dengan kondisi yang ada oleh tenaga kerja. Besarnya diukur dalam satuan jam. 4. Biaya air adalah jumlah biaya yang harus dikeluarkan PT. ISM Bogasari Flour Mills karena penggunaannya dalam proses produksi tepung Mill MNO. Besarnya diukur dalam satuan rupiah. Menurut Maarif et al. (1989), jika mengikuti pendekatan Linear Programming, seluruh tujuan manajemen diungkapkan ke dalam satu fungsi tujuan. Sebagai akibatnya sistem yang direncanakan dapat menjadi kondisi optimal pada satu tujuan dan harus mengorbankan tujuan tujuan yang lain. Menurut Render dan Stair (1990), di dalam lingkungan bisnis masa kini, maksimalisasi laba atau meminimalkan biaya adalah tidak selalu satu satunya sasaran hasil yang perusahaan tetapkan untuk maju. Sering memaksimalkan total laba adalah hanya salah satu dari beberapa sasaran yang akan dicapai. Hal tersebut mencakup sasaran yang saling seperti ketika memaksimalkan penguasaan pasar, memelihara tiadanya pengangguran, menyediakan manajemen ekologi berkualitas, memperkecil kebisingan dalam lingkungan, dan beberapa sasaran lainnya. Salah satu tindak lanjut dari hal tersebut adalah menciptakan kegiatan produksi yang selalu berusaha untuk mengalokasikan sumberdaya yang terbatas di 5

antara berbagai kegiatan yang saling bersaing untuk mewujudkan tujuan tujuan perusahaan. Pada sistem produksi terdapat suatu alur masukan menjadi keluaran, dimana masukan terdiri dari bahan, tenaga kerja, mesin, energi, modal dan informasi yang saling terkait satu sama lainnya. Sedangkan pada keluaran dapat terbentuk suatu barang atau jasa. Secara umum, produksi diartikan sebagai suatu kegiatan atau proses yang mentransformasikan masukan (input) menjadi keluaran (output). Dengan dasar pengertian itu, di dalam kegiatan yang menghasilkan barang atau jasa, dapat diukur kemampuan menghasilkan atau transformasinya, yang sering dikenal dengan produktivitas untuk setiap masukan yang dipergunakan. Sistem produksi adalah alat yang dipergunakan untuk mengubah masukan sumberdaya guna menciptakan barang atau jasa yang berguna sebagai keluaran (Buffa dan Sarin, 1996). Pada penelitian ini alat analisis yang digunakan yaitu Goal Programming. Goal Programming merupakan suatu metode yang memperlihatkan suatu pendekatan penyelesaian terhadap masalah program linear yang mempunyai tujuan ganda dan saling bertentangan (Taylor, 1993). Goal programming merupakan suatu variasi dari linear programming yang dapat digunakan untuk memecahkan masalah dengan tujuan ganda atau lebih dari satu. Dalam goal programming tidak terdapat analisis dual dan analisis sensitivitas seperti dalam linear programming, hal tersebut disebabkan dalam goal programming terdapat lebih dari satu tujuan. Tujuan tujuan tersebut mempunyai satu satuan yang berbeda sehingga tidak dapat disatukan dengan tujuan tujuan lainnya sehingga nilai Z tidak dapat ditentukan. Pada penelitian ini pertentangan antara kendala-kendala tujuan yang ingin dicapai merupakan sasaran utama untuk mencari solusi terbaik. Sehingga hasil yang telah dianalisis dengan menggunakan goal programming dapat diimplementasikan untuk mendapatkan solusi terbaik dari pertentanagan antara kendala tujuan. Pertentangan antara kendala tujuan tersebut dapat menunjukan kendala tujuan yang terbaik sebagai prioritas utama yang dapat meningkatkan sistem produksi serta operasi maksimal. 6

1.2 Perumusan Masalah Persaingan yang semakin ketat mengharuskan perusahaan melakukan proses produksi yang efisien dari input atau output. Seperti yang telah diketahui bahwa kegiatan produksi merupakan kegiatan mentransformasikan masukan (input) menjadi keluaran (output) yang beberapa barang atau jasa. Dalam industri manufaktur, masukan adalah beberapa bahan baku, tenaga listrik atau bahan bakar, sumberdaya manusia dan dana atau modal, yang diproses untuk ditransformasikan menjadi keluaran yang berupa barang hasil jadi. Secara umum, fungsi produksi terkait dengan pertanggungjawaban dalam pengolahan dan pentransformasian masukan (input) menjadi keluaran (output) berupa produk yang akan memberikan hasil pendapatan bagi perusahaan. Untuk melaksanakan fungsi tersebut diperlukan serangkaian kegiatan yang merupakan keterkaitan dan menyatu serta menyeluruh sebagai suatu sistem. Pada PT. ISM Bogasari Flour Miils terdapat Mill (tempat produksi) K, L, M, N, dan O yang merupakan Mill sejenis dari sisi teknis. Pada mill mill tersebut terdapat permasalahan besar kapasitas yang dirasa kurang memenuhi dalam pencapaian target. Karena itu akan dikaji penerapan konsep pendekatan dengan mengacu pada pencarian solusi terbaik untuk pertentangan antara kendala-kendala tujuan di tiga Mill (Mill M, N dan O) dengan membuat model goal programming, sehingga dapat terlihat besarnya sumberdaya sumberdaya yang dibutuhkan pada target yang ingin dicapai. Pengambilan kendala tujuan dalam hal ini Rencana Target Produksi, minimisasian biaya listrik, minimisasian jam tenaga kerja dan minimisasian biaya air, didasarkan pada adanya pertentangan antara kendala teknis dan non teknis yang ada pada perusahaan selain kendala modal dan informasi yang memiliiki ketertakaitan. Seperti yang telah dijelaskan oleh Buffa dan Sarin tentang ssstem produksi, maka pengambilan kendala tujuan didasarkan atas realita yang saling berkaiatan yaitu produk, energi, tenaga kerja dan mesin yang saling terkait atas dasar hubungan antara faktor masukan yang digunakan perusahaan dan output (keluaran) yang didapatkannya. Berdasarkan keterangan tersebut, maka permasalahan yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah : 7

1. Identifikasi tujuan dengan memperhatikan tujuan-tujuan untuk mencari solusi terbaik dari pertentangan kendala-kendala tujuan yang berada pada Mill (tempat produksi) MNO PT. ISM Bogasari Flour Mills yaitu : Rencana Target Produksi, minimisasi biaya listrik, minimisasi biaya air dan jam kerja. Kendala tersebut diidentifikasi dengan menggunakan alat analisis goal programming. 2. Bagaimana menganalisis dan menformulasikan kendala tujuan ke dalam model yang terbentuk dengan memperhatikan keadaan Mill MNO PT.ISM Bogasari Flour Miils untuk mendapatkan solusi terbaik dari pertentangan prioritas kendala tujuan dibentuk. Berdasarkan hasil keterangan yang diperoleh dari Mill MNO PT. ISM Bogasari Flour Mills dapat diketahui terdapat beberapa tujuan yang hendak dicapai oleh Mill MNO, karena terdapat beberapa tujuan maka dilakukan suatu penentuan prioritas dalam mencapai tujuan tersebut yang didapat dari hasil wawancara langsung dengan pihak terkait. Prioritas tersebut secara berurutan adalah : (1) pemenuhan rencana target produksi, (2) minimisasi biaya listrik, (3) meminimisasi jam tenaga kerja dan (4) meminimisasis biaya air. Masing masing tujuan tersebut akan dijadikan suatu fungsi matematika dimana dengan fungsi tersebut akan dilakukan proses optimasi fungsi tujuan. Fungsi tujuan tersebut merupakan fungsi yang meminimumkan angka penyimpangan atau deviasi dari suatu ruas kanan pada suatu kendala tujuan. 1.3 Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan : 1. Mencari solusi terbaik dengan menggunakan aplikasi goal programming bagi kendala tujuan yang digunakan, yaitu : a. Rencana Target Produksi (RTP), b. minimisasi biaya listrik, c. minimisasi jam tenaga kerja dan d. minimisasi biaya air. 2. Mengimplementasikan hasil dari kendala tujuan yang telah dianalisis dengan mengacu pada pihak PT. ISM Bogasari Flour Mills. 8

1.4 Manfaat Penelitian 1. Membentuk suatu model untuk Mill yang dapat digunakan untuk mengetahui tingkat sumberdaya yang dibutuhkan pada tingkat yang memiliki solusi terbaik untuk dapat berguna sebagai salah satu kebijakan alternatif dalam pengambilan keputusan dengan memperhatikan target produksi dari bagian PPIC dengan keadaan Mill MNO PT.ISM Bogasari Flour Miils. 2. Diharapkan dapat menjadi suatu pengetahuan tambahan dalam hal penggunaan solusi terbaik dengan menggunakan aplikasi goal programming bagi pembaca atau kalangan akademis dan peneliti selanjutnya. 3. Sebagai bahan pembelajaran bagi penulis dalam penulisan karya ilmiah. 1.5 Keterbatasan Penelitian Keterbatasan pada penelitian ini adalah produk tepung terigu yang digunakan sebagai variabel keputusan berjumlah 8 jenis seperti yang tertera pada Tabel 3 dan hanya berlaku pada Mill MNO atau yang serupa, hal ini dikarenakan 8 jenis tepung terigu ini merupakan jenis tepung terigu yang secara umum di produksi di Mill MNO. Jika terdapat kesamaan atau sudah termasuk dengan banyaknya jenis tepung terigu yang diproduksi pada penelitian ini. Maka model optimasi pada penelitian ini dapat digunakan setiap saat. Jika Mill MNO ingin berproduksi selain dari jenis tepung terigu yang diproduksi seperti pada penelitian ini, maka perlu dihitung kembali koefisien teknologi yang menyertainya, sehingga model berubah sesuai dengan penambahan jenis tepung terigu baru yang diproduksi. Pada penelitian ini dibuat suatu model yang dapat digunakan untuk periode mingguan atau bulanan dan model pada penelitian ini diuji dengan data produksi pada bulan Februari 2010, tetapi pada penelitian ini model hanya diuji dengan periode bulanan karena tidak terdapatnya revisi RTP pada bulan Februari 2010. Jika terdapat suatu revisi RTP pada minggu tertentu, maka penggunaan model untuk periode minggu tertentu dapat dilakukan dengan memberi nilai nol dalam model pada variabel keputusan dan nilai sumberdaya yang tidak diproduksi atau tidak diperlukan pada minggu tertentu tersebut. Model optimasi mingguan juga dapat dilakukan dengan hanya memasukan nilai sumberdaya yang 9

dibutuhkan pada model yang ada pada minggu tertentu tersebut. Model Goal Programming ini diolah dengan software LINDO. Pada penelitian ini mengasumsikan tidak adanya break down factor (waktu mesin rusak) dan terdapat pembulatan angka hingga tiga angka di belakang koma. 10