BAB III METODE PENELITIAN. pada sayuran organik PT. Masada Organik Indonesia secara optimal. Penelitian

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB III METODE PENELITIAN. pada sayuran organik PT. Masada Organik Indonesia secara optimal. Penelitian"

Transkripsi

1 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Objek dan Tempat Penelitian Objek dalam penelitian ini adalah pola pengadaan dan tingkat pengadaan pada sayuran organik PT. Masada Organik Indonesia secara optimal. Penelitian dilakukan di PT. Masada Organik Indonesia yang bertempat di Jalan Ciburial Cisuren, Tugu Utara, Bogor. Pemilihan lokasi penelitian dilakukan secara sengaja (purposive) dengan dasar pertimbangan PT. Masada Organik Indonesia ini merupakan salah satu perusahaan sayuran organik dengan prospek perkembangan yang baik namun memiliki masalah dalam pengoptimalan pasokan sayuran organik. 3.2 Desain dan Teknik Penelitian Desain penelitian yang digunakan adalah desain penelitian kualitatif, yaitu desain penelitian yang tertuju pada pemecahan masalah sekarang dengan melakukan penyelidikan yang menuturkan, menganalisa dan mengklasifikasikan (Winarno, 1982). Pada penelitian ini, desain kualitatif digunakan untuk mendeskripsikan keadaaan umum perusahaan dan mendeskripsikan pola pengadaan sayuran organik. Selain itu juga untuk mengidentifikasi pola pengadaan yang dilakukan perusahaan sebelumnya, sehingga dapat dibuat model perencanaan pengadaan sayuran organik yang optimal. 33

2 34 Teknik penelitian yang dilakukan adalah studi kasus, yaitu penelitian tentang status subjek penelitian yang berkenaan dengan suatu fase spesifik atau khas dari keseluruhan personalitas. Teknik studi kasus yaitu penelitian tentang status subjek penelitian yang berkenaan dengan suatu fase spesifik atau khas dari keseluruhan personalitas. Tujuan studi kasus adalah untuk mempelajari secara mendetail tentang latar belakang keadaan sekarang, sifat-sifat serta karakterkarakter yang khas dari kasus, ataupun status dari individu dan interaksi lingkungan dari suatu unit secara lebih mendalam (Rusidi, 2002). 3.3 Data/Informasi yang Diperlukan (Operasionalisasi Variabel) Variabel-variabel yang dioperasionalisasikan dapat dilihat pada Tabel 3.1 Tabel 3.1 Operasionalisasi Variabel Konsep/Variabel Abstrak (Subvariabel /Dimensi) Pola Kemitraan Indikator Konkrit (Data/Informasi) - Latar belakang kemitraan - Jenis kemitraan - Jangka waktu Macam Data Primer Jenis Data Pola pengadaan sayuran organik Pemilihan pemasok - Track record pemasok - Kemampuan produksi - Ketepatan waktu pengiriman - Kualitas barang Primer

3 35 Tabel 3.1 Operasionalisasi Variabel (Lanjutan) Konsep/Variabel Abstrak (Subvariabel /Dimensi) Indikator Konkrit (Data/Informasi) Macam Data Jenis Data Prosedur pembelian - Nilai pembelian - Periode pembelian - Distribusi pembelian - Penentuan harga - Sistem pembayar Primer Pola pengadaan sayuran organik Evalusi kinerja Pengadaan modal Pengadaan tenaga kerja Pengadaan sayuran - Waktu/ketepatan pengiriman - Kuantitas - Kualitas - Biaya - Target - Sumber modal - Kebutuhan modal - Penarikan tenaga kerja - Jumlah tenaga kerja - Tingkat pendidikan - Tingkat usia - Waktu kerja - Kuantitas - Kualitas - Spesifikasi produk - Penanganan barang - Penyimpanan barang - transportasi - Ketepatan waktu - Biaya Primer, sekunder Primer, sekunder Primer Primer, sekunder Proses pengadaan yang optimal Target sasaran pada pengadaan sayuran - Sasaran keuntungan - Sasaran jumlah pengadaan Primer, sekunder

4 36 Tabel 3.1 Operasionalisasi Variabel (Lanjutan) Konsep/Variabel Proses pengadaan yang optimal Abstrak (Subvariabe l/dimensi) Kendala pada proses pengadaan Indikator Konkrit (Data/Informasi) - Luas lahan - Modal - Tenaga kerja Macam Data Primer Jenis Data 3.4 Sumber Data/Informasi dan Cara Menentukannya Sumber data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder. Teknik pengumpulan data dilakukan melalui observasi lapangan, wawancara, dan studi literatur. Data primer diperoleh dari hasil pengamatan secara langsung dan dari hasil wawancara secara mendalam dengan pihak perusahaan seperti bagian pengadaan dan responden atau informan lain yang terkait dengan ruang lingkup kebutuhan penelitian, sedangkan data sekunder diperoleh dari data penunjang lainnya, berupa studi literatur kepustakaan, hasil-hasil penelitian, karya ilmiah, dokumen tertulis serta laporan dari berbagai instansi serta lembaga yang memiliki kaitan erat dengan objek penelitian. 3.5 Teknik Pengumpulan Data/Informasi Teknik pengumpulan data dan informasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 1. Observasi, yaitu dengan melaksanakan pengamatan langsung terhadap objek penelitian dalam hal ini adalah PT. Masada Organik Indonesia.

5 37 2. Wawancara, yaitu tanya jawab secara langsung kepada objek penelitian melalui interview terhadap orang-orang yang mewakili pihak perusahaan dengan mengajukan beberapa pertanyaan (key question) yang telah dipersiapkan penulis sebelumnya. 3. Studi literatur, yaitu pengumpulan data dengan menggunakan literatur kepustakaan, fasilitas internet dan data dari lembaga ataupun instansi yang berhubungan dengan objek penelitian. 3.6 Rancangan Analisis Analisis Deskriptif Analisis deskriptif digunakan untuk menjawab identifikasi masalah yang pertama yakni mengenai pola pengadaan sayuran organik pada PT. Masada Organik Indonesia. Analisis deskriptif akan memberikan penjelasan secara detail mengenai tahapan-tahapan proses pengadaan sayuran organik untuk memenuhi permintaan pelanggan. Komponen-komponen yang dianalisis antara lain pola kemitraan, pemilihan pemasok, prosedur pembelian, pengadaan modal, pengadaan tenaga kerja serta pengadaan pada sayuran organik. Berdasarkan hasil analisis dapat diambil kesimpulan mengenai bagaimana pola pengadaan sayuran organik pada perusahaan tersebut Penentuan Optimasi Pengadaan Untuk menentukan optimasi pengadaan sayuran organik pengolahan data dilakukan dengan menggunakan bantuan software program sasaran linier (Goal

6 38 Pragramming) yang bernama LINDO (Linear Interactive Discrete Optimizer), dalam analisis ini dilakukan analisis primal, analisis dual dan analisis sensitivitas. Analisis primal merupakan analisis terhadap sejumlah kombinasi produk (Xj) terbaik yang dapat menghasilkan tujuan (Z) yang maksimum dengan keterbatasan sumberdaya yang tersedia (bi). Untuk mengetahui apakah pengadaan yang dilakukan sudah optimal atau belum dilakukan perbandingan antara hasil analisis dengan kondisi di perusahaan. Analisis dual merupakan suatu nilai yang menunjukan perubahan yang akan terjadi pada fungsi tujuan (Z) apabila sumberdaya berubah satu-satuan. Melalui analisis ini dapat diketahui apakah sumberdaya yang digunakan dalam perusahaan merupakan sumberdaya yang sifatnya langka atau sebaliknya. Jika nilai dual lebih besar dari nol (>0) dan nilai Slack atau surplusnya sama dengan nol maka sumberdaya tersebut merupakan sumberdaya langka. Sumberdaya langka atau yang disebut sebagai kendala aktif merupakan kendala yang membatasi nilai fungsi tujuan, sedangkan sumberdaya berlebih atau kendala tidak aktif adalah kendala yang tidak habis terpakai dan tidak mempengaruhi fungsi tujuan jika terjadi perubahan sebesar satu-satuan. Langkah selanjutnya menganalisis kepekaan/sensitivitas. Analisis sensitivitas goal programming untuk melihat dampak perubahan parameter-parameter dalam model terhadap nilai peubah pengambil keputusan. Analisis ini dianggap penting, karena mengingat adanya ketidakpastian dari parameter-parameter dalam model. Perubahan tersebut meliputi perubahan koefisien tujuan, perubahan koefisien input output, perubahan nilai sebelah kanan

7 39 model, perubahan fungsi kendala baru, dan tambahan peubah pengambil keputusan. Menurut Taha (1987), ada dua jenis perubahan yang dapat mempengaruhi feabilitas yaitu perubahan ketersediaan sumberdaya (RHS) dan penambahan kendala baru, sedangkan perubahan yang mempengaruhi optimasi adalah perubahan koefisien fungsi tujuan dan perubahan koefisien penggunaan sumberdaya (koefisien teknologi). Perencanaan feasibel adalah suatu perencanaan yang memenuhi kendala-kendala yang dinyatakan dalam bentuk pertidaksamaan linier, sedangkan perencanaan optimal adalah perencanaan feasibel yang memiliki fungsi tujuan maksimum dari semua perencanaan feasibel yang ada (Sposito, V.A, 1975 dalam Ismintarti, 1996) Analisis Model Dalam penelitian ini ditetapkan dua tujuan yang hendak dicapai perusahaan, yaitu sasaran keuntungan dan sasaran pemenuhan target pengadaan pasokan sayuran organik. Berdasarkan pada sasaran tersebut, dibuat fungsi sasaran dengan meminimumkan deviasi atau penyimpangan terhadap tujuan yang ada. Aktivitas yang dimasukan ke dalam model adalah aktivitas pengadaan yang dilakukan perusahaan. Aktivitas pengadaan yang dilakukan oleh PT. Masada Organik Indonesia yaitu:

8 40 a. Pengadaan sayuran bayam (X 1 ) b. Pengadaan sayuran caisim (X 2 ) c. Pengadaan sayuran brokoli (X 3 ) d. Pengadaan sayuran wortel (X 4 ) Pemodelan Kendala-kendala Proses pengadaan dipengaruhi oleh berbagai faktor input salah satunya seperti material, tenaga kerja, modal dan biaya, lahan, alat transportasi dan lain-lain. Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan bahwa perusahaan menginginkan pengadaan dan keuntungan yang maksimum dengan keterbatasan modal, tenaga kerja, dan lahan. Kendala-kendala yang akan dimasukan ke dalam model adalah: a. Kendala sasaran keuntungan. a X 1 + b X 2 + c X 3 + d X 4 + DA - DB + = A b. Kendala sasaran pengadaan berdasarkan permintaan konsumen. X 1 + DC - DD + = C X 2 + DE - DF + = E X 3 + DG - DH + = G X 4 + DI - DJ + = I c. Kendala sasaran pengadaan berdasarkan target yang sudah ditentukan perusahaan. X 1 + DK - DL + = K X 2 + DM - DN + = M X 3 + DO - DP + = O

9 41 X 4 + DQ - DR + = Q d. Kendala luas lahan. byl X 1 + csl X 2 + brl X 3 + wl X 4 LL e. Kendala tenaga kerja. byt X 1 + cst X 2 + brt X 3 + wt X 4 TK f. Kendala modal. bym X 1 + csm X 2 + brm X 3 + wm X 4 KM Keterangan: DA - DB + DC - DD + DE- DF + DG - DH + DI - DJ + DK - DL + DM - DN + DO - : Deviasi bawah kendala keuntungan pengadaan sayuran. : Deviasi atas kendala keuntungan pengadaan sayuran. : Deviasi bawah kendala pengadaan bayam berdasarkan permintaan. : Deviasi atas kendala pengadaan bayam berdasarkan permintaan. : Deviasi bawah kendala pengadaan caisim berdasarkan permintaan. : Deviasi atas kendala pengadaan caisim berdasarkan permintaan. : Deviasi bawah kendala pengadaan brokoli berdasarkan permintaan. : Deviasi atas kendala pengadaan brokoli berdasarkan permintaan. : Deviasi bawah kendala pengadaan wortel berdasarkan permintaan. : Deviasi atas kendala pengadaan wortel berdasarkan permintaan. : Deviasi bawah kendala pengadaan bayam berdasarkan target pengadaan. : Deviasi atas kendala pengadaan bayam berdasarkan permintaan. : Deviasi bawah kendala pengadaan caisim berdasarkan target pengadaan. : Deviasi atas kendala pengadaan caisim berdasarkan target pengadaan. : Deviasi bawah kendala pengadaan brokoli berdasarkan target pengadaan.

10 42 DP + DQ - DR + a b c d byl csl brl wl byt cst brt wt bym csm brm wm A C E G : Deviasi atas kendala pengadaan brokoli berdasarkan target pengadaan. : Deviasi bawah kendala pengadaan wortel berdasarkan target pengadaan. : Deviasi atas kendala pengadaan wortel berdasarkan target pengadaan. : Rata-rata keuntungan per kg bayam (Rp/kg). : Rata-rata keuntungan per kg caisim (Rp/kg). : Rata-rata keuntungan per kg brokoli (Rp/kg). : Rata-rata keuntungan per kg wortel (Rp/kg). : Penggunaan luas lahan yang dibutuhkan oleh sayuran bayam (m 2 /kg/thn). : Penggunaan luas lahan yang dibutuhkan oleh sayuran caisim (m 2 /kg/thn). :Penggunaan luas lahan yang dibutuhkan oleh sayuran brokoli (m 2 /kg/thn). : Penggunaan luas lahan yang dibutuhkan oleh sayuran wortel (m 2 /kg/thn). : Penggunaan jam kerja per kg untuk sayuran bayam. : Penggunaan jam kerja per kg untuk sayuran caisim. : Penggunaan jam kerja per kg untuk sayuran brokoli. : Penggunaan jam kerja per kg untuk sayuran wortel. : Rata-rata modal yang digunakan per kg sayuran bayam. : Rata-rata modal yang digunakan per kg sayuran caisim. : Rata-rata modal yang digunakan per kg sayuran brokoli. : Rata-rata modal yang digunakan per kg sayuran wortel. : Total keuntungan. : Jumlah permintaan pada sayuran bayam. : Jumlah permintaan pada sayuran caisim. : Jumlah permintaan pada sayuran brokoli.

11 43 I K M O Q LL TK KM : Jumlah permintaan pada sayuran wortel. : Jumlah target pengadaan sayuran bayam yang ditentukan perusahaan. : Jumlah target pengadaan sayuran caisim yang ditentukan perusahaan. : Jumlah target pengadaan sayuran brokoli yang ditentukan perusahaan. : Jumlah target pengadaan sayuran wortel yang ditentukan perusahaan. : Total ketersediaan lahan. : Total ketersediaan tenaga kerja. : Total modal yang dianggarkan untuk seluruh jenis sayuran Formulasi Fungsi Tujuan Kegiatan produksi sayuran bertujuan untuk menghasilkan sayuran dimana pengadaan yang diinginkan oleh perusahaan adalah agar menghasilkan pengadaan sayuran yang optimum dengan tetap memperhatikan kendala-kendala sumberdaya yang ada diperusahaan. Oleh karena itu di dalam penelitian ini diformulasikan fungsi tujuan yang ingin dicapai dengan menetapkan sasaran yang disesuaikan dengan kemampuan sumberdaya yang tersedia. Fungsi tujuan yang digunakan merupakan tujuan untuk memaksimalkan pengadaan sayuran yang optimal dan akan dibagi menjadi dua alternatif tujuan pengadaan yaitu alternatif pertama pemenuhan pengadaan berdasarkan permintaan dan alternatif kedua pemenuhan pengadaan berdasarkan target pengadaan. Pada kedua alternatif ini tidak diberikan prioritas pada kendala sasaran yang ingin diminimumkan pada fungsi tujuan. Hal ini dimaksudkan untuk mengatasi kondisi pengadaan yang optimal dengan memanfaatkan sumberdaya yang tersedia guna

12 44 memenuhi sasaran-sasaran yang diinginkan. Secara matematis diformulasikan sebagai berikut: - Alternatif pertama menghasilkan sayuran berdasarkan jumlah permintaan: Minimumkan Z = ( DB+DC+DE+DG+DI) - Alternatif kedua menghasilkan sayuran berdasarkan target pengadaan dari perusahaan: Minimumkan Z = ( DB+DK+DM+DO+DQ) Setelah itu dilakukan pemilihan alternatif dari kedua alternatif di atas, dimana pemilihan alternatif ini berdasarkan pada banyaknya sasaran yang tercapai pada kondisi optimal serta hasilnya dapat mendekati terhadap permasalahan yang ada. Keluaran model dihasilkan dari pengolahan data dengan menggunakan Lindo. 3.7 Jadwal Penelitian Proses penelitian dilaksanakan dalam beberapa fase yaitu persiapan, pengumpulan data, pengolahan data, dan penulisan skripsi. Adapun waktu yang diperlukan untuk melaksanakan masing-masing fase adalah sebagai berikut (Tabel 3.2): Tabel 3.2 Fase dan Waktu Penelitian No. Fase-fase Penelitian Waktu Pelaksanaan 1 Persiapan Desember Januari Pengumpulan data/informasi Januari Februari Pengolahan data/informasi Februari Maret Penulisan skripsi April 2012 selesai Jumlah 6 Bulan

PANDUAN WAWANCARA PENELITIAN OPTIMASI PENGADAAN SAYURAN ORGANIK. : Optimasi Pengadaan Sayuran Organik

PANDUAN WAWANCARA PENELITIAN OPTIMASI PENGADAAN SAYURAN ORGANIK. : Optimasi Pengadaan Sayuran Organik LAMPIRAN 98 99 Lampiran 1. Panduan Wawancara PANDUAN WAWANCARA PENELITIAN OPTIMASI PENGADAAN SAYURAN ORGANIK Nama Mahasiswa : Prestilia Ningrum NPM : 150310080098 Jurusan Hal Sumber Informasi : Agribisnis

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Peternakan Puyuh Bintang Tiga (PPBT) yang berlokasi di Jalan KH Abdul Hamid Km 3, Desa Situ Ilir Kecamatan Cibungbulang,

Lebih terperinci

3 METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian 3.2 Metode Penelitian 3.3 Metode Pengumpulan Data

3 METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian 3.2 Metode Penelitian 3.3 Metode Pengumpulan Data 3 METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April 2010. Lokasi penelitian berada di PT Perikanan Nusantara Cabang Benoa, Bali (Peta lokasi kantor PT Perikanan

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di Sub Terminal Agribisnis (STA) Rancamaya yang berlokasi di Jl. Raya Rancamaya Rt 01/01, Kampung Rancamaya Kidul, Desa Rancamaya,

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Penelitian Dalam setiap perusahaan berusaha untuk menghasilkan nilai yang optimal dengan biaya tertentu yang dikeluarkannya. Proses penciptaan nilai yang optimal dapat

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Rinadya Yoghurt yang berlokasi di Bukit Asri Ciomas Blok A5 No. 9, Kecamatan Ciomas, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Pemilihan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian Operation Research (OR) digunakan dalam penyelesaian masalahmasalah manajemen untuk meningkatkan produktivitas, atau efisiensi. Metode dalam Teknik

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2 Jenis dan Sumber Data

IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2 Jenis dan Sumber Data IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Kelompok Tani Pondok Menteng Desa Citapen, Kecamatan Ciawi, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Pemilihan lokasi dilakukan secara

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Pabrik Kelapa Sawit (PKS) Adolina PTPN IV Medan, Sumatera Utara. Pemilihan lokasi penelitian dilakukan secara sengaja

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN 20 III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Kerangka Pemikiran Perencanaan produksi yang optimal akan sia-sia jika distribusi yang diterapkan suatu perusahaan tidak tepat dan efektif. Hal tersebut dapat menimbulkan

Lebih terperinci

ANALISIS MODEL LINEAR PROGRAMMING

ANALISIS MODEL LINEAR PROGRAMMING VII ANALISIS MODEL LINEAR PROGRAMMING 7.1. Penentuan Model Linear Programming Produksi Tempe Dampak kenaikan harga kedelai pada pengrajin tempe skala kecil, menengah, dan besar dianalisis dengan menggunakan

Lebih terperinci

KERANGKA PEMIKIRAN Kerangka Pemikiran Teoritis

KERANGKA PEMIKIRAN Kerangka Pemikiran Teoritis III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Konsep Optimalisasi Distribusi Sistem distribusi adalah cara yang ditempuh atau digunakan untuk menyalurkan barang dan jasa dari produsen

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1 Teori Produksi Produksi adalah suatu kegiatan atau proses yang mentransformasikan masukan (input) menjadi hasil keluaran (output) yang berupa

Lebih terperinci

BAB IV. METODE PENELITIAN

BAB IV. METODE PENELITIAN BAB IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di milk treatment (MT) Koperasi Peternakan Bandung Selatan (KPBS) Pangalengan, jalan Raya Koperasi No.1 Pangalengan, Kab.

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1 Sistem Produksi Secara umum produksi dapat diartikan sebagai suatu kegiatan atau proses yang mentransformasikan masukan (input) menjadi hasil

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam hal ini, perusahaan sering dihadapkan pada masalah masalah yang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam hal ini, perusahaan sering dihadapkan pada masalah masalah yang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Suatu perusahaan selalu berusaha untuk mendapatkan laba yang maksimal. Dalam hal ini, perusahaan sering dihadapkan pada masalah masalah yang kompleks dalam mengambil

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1 Produksi Menurut Salvatore (2001), produksi merujuk pada transformasi dari berbagai input atau sumberdaya menjadi output berupa barang atau

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. pengelolaan pengadaan paprika, yaitu pelaku-pelaku dalam pengadaan paprika,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. pengelolaan pengadaan paprika, yaitu pelaku-pelaku dalam pengadaan paprika, BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Objek dan Tempat Penelitian Objek yang diteliti dalam penelitian ini antara lain adalah sistem pengelolaan pengadaan paprika, yaitu pelakupelaku dalam pengadaan paprika,

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI Dalam bab ini akan diuraikan mengenai metode-metode ilmiah dari teori-teori yang digunakan dalam penyelesaian persoalan untuk menentukan model program linier dalam produksi.. 2.1 Teori

Lebih terperinci

MAKSIMISASI KEUNTUNGAN USAHA BUDIDAYA RUMPUT LAUT DI DESA LALOMBI KECAMATAN BANAWA SELATAN KABUPATEN DONGGALA

MAKSIMISASI KEUNTUNGAN USAHA BUDIDAYA RUMPUT LAUT DI DESA LALOMBI KECAMATAN BANAWA SELATAN KABUPATEN DONGGALA e-j. Agrotekbis 1 (2) : 198-203, Juni 2013 ISSN : 2338-3011 MAKSIMISASI KEUNTUNGAN USAHA BUDIDAYA RUMPUT LAUT DI DESA LALOMBI KECAMATAN BANAWA SELATAN KABUPATEN DONGGALA Profit Maximization Of Seaweed

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Definisi Usaha Kecil Menengah

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Definisi Usaha Kecil Menengah II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Definisi Usaha Kecil Menengah Pengertian Usaha Kecil Menengah (UKM) menurut Keputusan Presiden RI No. 99 tahun 1998, yaitu kegiatan ekonomi rakyat yang berskala kecil dengan bidang

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis Kelangkaan merupakan hal yang tidak bisa dihindari. Hal ini menjadi masalah utama ketika keinginan manusia yang tidak terbatas berhadapan dengan

Lebih terperinci

BAB III PEMBAHASAN. = tujuan atau target yang ingin dicapai. = jumlah unit deviasi yang kekurangan ( - ) terhadap tujuan (b m )

BAB III PEMBAHASAN. = tujuan atau target yang ingin dicapai. = jumlah unit deviasi yang kekurangan ( - ) terhadap tujuan (b m ) BAB III PEMBAHASAN A. Penyelesaian Perencanaan Produksi dengan Model Goal Programming Dalam industri makanan khususnya kue dan bakery, perencanaan produksi merupakan hasil dari optimisasi sumber-sumber

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. ditentukan dengan metode purposive sampling, yaitu suatu metode penentuan lokasi

BAB IV METODE PENELITIAN. ditentukan dengan metode purposive sampling, yaitu suatu metode penentuan lokasi BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi Penelitian Lokasi penelitian yaitu Kecamatan Denpasar Utara Kota Denpasar, ditentukan dengan metode purposive sampling, yaitu suatu metode penentuan lokasi secara sengaja

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada saat sekarang ini, perkembangan perusahaan baik dalam bidang jasa atau produksi dapat dikatakan maju secara signifikan. Hal ini dapat dibuktikan dengan semakin

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sektor pertanian merupakan salah satu sektor yang mempunyai peranan

BAB I PENDAHULUAN. Sektor pertanian merupakan salah satu sektor yang mempunyai peranan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sektor pertanian merupakan salah satu sektor yang mempunyai peranan penting dalam meningkatkan perkembangan ekonomi Indonesia. Hal ini dikarenakan sektor pertanian

Lebih terperinci

OPTIMASI PROFIT PADA PRODUKSI GULA SEMUT FORTIFIKASI VITAMIN A DENGAN TIGA TINGKATAN KUALITAS GRADE DI PT. XYZ

OPTIMASI PROFIT PADA PRODUKSI GULA SEMUT FORTIFIKASI VITAMIN A DENGAN TIGA TINGKATAN KUALITAS GRADE DI PT. XYZ JURNAL TEKNOLOGI AGRO-INDUSTRI Vol. 2 No.1 ; Juni 2015 OPTIMASI PROFIT PADA PRODUKSI GULA SEMUT FORTIFIKASI VITAMIN A DENGAN TIGA TINGKATAN KUALITAS GRADE DI PT. XYZ NINA HAIRIYAH Jurusan Teknologi Industri

Lebih terperinci

VI HASIL DAN PEMBAHASAN

VI HASIL DAN PEMBAHASAN VI HASIL DAN PEMBAHASAN 6.1. Perumusan Fungsi Tujuan Berdasarkan metode penelitian, perumusan model program linear didahului dengan penentuan variabel keputusan, fungsi tujuan, dan kendala. Fungsi tujuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Perencanaan produksi pada perusahaan manufaktur merupakan aktivitas

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Perencanaan produksi pada perusahaan manufaktur merupakan aktivitas BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perencanaan produksi pada perusahaan manufaktur merupakan aktivitas yang sangat penting dalam menentukan kontinuitas operasional produksi. Di dalam praktek, manajer

Lebih terperinci

BAB III PEMBAHASAN. kali makanan utama dan tiga kali makanan antara/kudapan (snack) dengan jarak

BAB III PEMBAHASAN. kali makanan utama dan tiga kali makanan antara/kudapan (snack) dengan jarak BAB III PEMBAHASAN A. Perencanaan Menu Diet Diabetes Mellitus Diet DM di RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta diberikan dengan cara tiga kali makanan utama dan tiga kali makanan antara/kudapan (snack) dengan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Pemrograman linear (PL) ialah salah satu teknik dari riset operasi untuk

BAB II LANDASAN TEORI. Pemrograman linear (PL) ialah salah satu teknik dari riset operasi untuk BAB II LANDASAN TEORI A. Pemrograman Linear Pemrograman linear (PL) ialah salah satu teknik dari riset operasi untuk memecahkan persoalan optimasi (maksimum atau minimum) dengan menggunakan persamaan dan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Sayuran Organik Sayuran sebagai salah satu produk hortikultura dapat digolongkan menjadi jenis sayuran komersial dan non komersial.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perencanaan produksi sebagai suatu perencanaan taktis yang bertujuan untuk memberikan keputusan berdasarkan sumber daya yang dimiliki perusahaan dalam memenuhi permintaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. apa yang dibutuhkan untuk mendapatkan produk yang telah ditetapkan.

BAB I PENDAHULUAN. apa yang dibutuhkan untuk mendapatkan produk yang telah ditetapkan. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perencanaan produksi adalah suatu kegiatan yang berkenaan dengan penentuan apa yang harus diproduksi, berapa banyak diproduksi dan sumber daya apa yang dibutuhkan

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Fungsi Produksi Produksi dan operasi dalam ekonomi menurut Assauri (2008) dapat diartikan sebagai suatu kegiatan yang berhubungan dengan usaha

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitin ini adalah studi kasus. Studi kasus adalah penelitian tentang status subjek penelitian yang berkenaan dengan suatu fase

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. dari UD. Wingko Babat Pak Moel sebagai berikut: a. Data permintaan wingko pada tahun 2016.

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. dari UD. Wingko Babat Pak Moel sebagai berikut: a. Data permintaan wingko pada tahun 2016. BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Pengumpulan dan Pengolahan Data Untuk menganalisi permasalahan pengoptimalan produksi, diperlukan data dari UD. Wingko Babat Pak Moel sebagai berikut: a. Data permintaan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 12 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam proses produksi setiap perusahaan pasti dihadapkan pada persoalan mengoptimalkan lebih dari satu tujuan. Tujuan-tujuan dari persoalan produksi tersebut ada

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1 Produksi Menurut Salvatore (2002), produksi merujuk pada transformasi dari berbagai input atau sumberdaya menjadi output berupa barang atau

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Matriks 2.1.1 Pengertian Matriks Matriks adalah susunan segi empat siku-siku dari bilangan bilangan. Bilanganbilangan dalam susunan tersebut dinamakan entri dalam matriks (Anton,

Lebih terperinci

Optimasi Jumlah Pelanggan Perusahaan Daerah Air Minum Surya Sembada Kota Surabaya Berdasarkan Jenis Pelanggan dengan Metode Fuzzy Goal Programming

Optimasi Jumlah Pelanggan Perusahaan Daerah Air Minum Surya Sembada Kota Surabaya Berdasarkan Jenis Pelanggan dengan Metode Fuzzy Goal Programming JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol. 1, No. 1, (2013) 1-6 1 Optimasi Jumlah Pelanggan Perusahaan Daerah Air Minum Surya Sembada Kota Surabaya Berdasarkan Jenis Pelanggan Metode Fuzzy Goal Programming Rofiqoh

Lebih terperinci

MAKSIMALISASI PROFIT DALAM PERENCANAAN PRODUKSI

MAKSIMALISASI PROFIT DALAM PERENCANAAN PRODUKSI MAKSIMALISASI PROFIT DALAM PERENCANAAN PRODUKSI Tri Hernawati Staf Pengaar Kopertis Wilayah I Dpk Fakultas Teknik Universitas Islam Sumatera Utara Medan Abstrak Profit yang maksimal merupakan tuuan utama

Lebih terperinci

OPTIMALISASI USAHA AGROINDUSTRI TAHU DI KOTA PEKANBARU

OPTIMALISASI USAHA AGROINDUSTRI TAHU DI KOTA PEKANBARU OPTIMALISASI USAHA AGROINDUSTRI TAHU DI KOTA PEKANBARU Akhmad Sarifudin, Djaimi Bakce, Evy Maharani Fakultas Pertanian Universitas Riau Hp: 085271968335; Email: akhmad_agb08@yahoo.com ABSTRACT The purpose

Lebih terperinci

Dualitas Dalam Model Linear Programing

Dualitas Dalam Model Linear Programing Maximize or Minimize Z = f (x,y) Subject to: g (x,y) = c Dualitas Dalam Model Linear Programing Prof. Dr. Ir. ZULKIFLI ALAMSYAH, M.Sc. Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Jambi KONSEP

Lebih terperinci

OPTIMALISASI JADWAL KUNJUNGAN EKSEKUTIF PEMASARAN DENGAN GOAL PROGRAMMING

OPTIMALISASI JADWAL KUNJUNGAN EKSEKUTIF PEMASARAN DENGAN GOAL PROGRAMMING OPTIMALISASI JADWAL KUNJUNGAN EKSEKUTIF PEMASARAN DENGAN GOAL PROGRAMMING Abstrak Oleh : Sintha Yuli Puspandari 1206 100 054 Dosen Pembimbing : Drs. Sulistiyo, M.T Jurusan Matematika Fakultas Matematika

Lebih terperinci

LINDO. Lindo dapat digunakan sampai dengan 150 kendala dan 300 variabel

LINDO. Lindo dapat digunakan sampai dengan 150 kendala dan 300 variabel LINDO Pegertian: Lindo (Linear Interactive Discrete Optimize) adalah paket program siap pakai yang digunakan untuk memecahkan masalah linear, integer dan quadratic programming. Kemampuan: Lindo dapat digunakan

Lebih terperinci

BAHAN KULIAH TEKNIK RISET OPERASI

BAHAN KULIAH TEKNIK RISET OPERASI BAHAN KULIAH TEKNIK RISET OPERASI JURUSAN FAKULTAS KOMPUTER UNDA - SAMPIT 28 Materi : SILABUS Matakuliah :Riset Operasional (Operation Research) 1 PENDAHULUAN Perkembangan Riset Operasi Arti Riset Operasi

Lebih terperinci

PENERAPAN PROGRAM LINIER DALAM OPTIMASI BIAYA PAKAN IKAN DENGAN METODE SIMPLEKS (STUDI KASUS PT. INDOJAYA AGRINUSA MEDAN)

PENERAPAN PROGRAM LINIER DALAM OPTIMASI BIAYA PAKAN IKAN DENGAN METODE SIMPLEKS (STUDI KASUS PT. INDOJAYA AGRINUSA MEDAN) PENERAPAN PROGRAM LINIER DALAM OPTIMASI BIAYA PAKAN IKAN DENGAN METODE SIMPLEKS (STUDI KASUS PT. INDOJAYA AGRINUSA MEDAN) Beby Sundary (1011297) Mahasiswa Program Studi Teknik Informatika STMIK Budi Darma

Lebih terperinci

Optimalisasi Pengadaan Tandan Buah Segar (TBS) Sebagai Bahan Baku Produksi Crude Palm Oil dan Palm Kernel PT. Ukindo-Palm Oil Mill

Optimalisasi Pengadaan Tandan Buah Segar (TBS) Sebagai Bahan Baku Produksi Crude Palm Oil dan Palm Kernel PT. Ukindo-Palm Oil Mill Petunjuk Sitasi: Pasaribu, M. F., & Puspita, R. (2017). Optimalisasi Pengadaan Tandan Buah Segar (TBS) Sebagai Bahan Baku Produksi Crude Palm Oil dan Palm Kernel PT. Ukindo-Palm Oil Mill. Prosiding SNTI

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PROGRAM LINIER PRIMAL-DUAL DALAM MENGOPTIMALKAN PRODUKSI MINYAK GORENG PADA PT XYZ

PENERAPAN MODEL PROGRAM LINIER PRIMAL-DUAL DALAM MENGOPTIMALKAN PRODUKSI MINYAK GORENG PADA PT XYZ Saintia Matematika Vol. 1, No. 1 (2013), pp. 29 40. PENERAPAN MODEL PROGRAM LINIER PRIMAL-DUAL DALAM MENGOPTIMALKAN PRODUKSI MINYAK GORENG PADA PT XYZ Sarah Marina Gultom, Faigiziduhu Bu ulolo, Henry Rani

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. masyarakat Indonesia. Usahatani padi dan kedelai merupakan salah satu usaha

BAB III METODE PENELITIAN. masyarakat Indonesia. Usahatani padi dan kedelai merupakan salah satu usaha 24 BAB III METODE PENELITIAN 1.1. Kerangka Pemikiran Pertanian merupakan salah satu kegiatan ekonomi yang dilakukan oleh masyarakat Indonesia. Usahatani padi dan kedelai merupakan salah satu usaha pertanian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN , hal 9. 1 Subagyo D., Asri M., Handoko H.T., Dasar-dasar Operation Research, BPFE, Yogyakarta,

BAB I PENDAHULUAN , hal 9. 1 Subagyo D., Asri M., Handoko H.T., Dasar-dasar Operation Research, BPFE, Yogyakarta, BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH Program linier merupakan suatu model umum yang dapat dipergunakan untuk menyelesaikan masalah pengalokasian sumber-sumber terbatas secara optimal 1. Masalah

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE GOAL PROGRAMMING UNTUK OPTIMASI BIAYA PRODUKSI PADA PRODUK AIR MINERAL AQUA DI BANGKALAN

PENERAPAN METODE GOAL PROGRAMMING UNTUK OPTIMASI BIAYA PRODUKSI PADA PRODUK AIR MINERAL AQUA DI BANGKALAN PENERAPAN METODE GOAL PROGRAMMING UNTUK OPTIMASI BIAYA PRODUKSI PADA PRODUK AIR MINERAL AQUA DI BANGKALAN Rica Amalia 1, Tony Yulianto 2, Iin Nofita Sari 3 1,2,3) Jurusan Matematika, Fakultas MIPA,Universitas

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Objek Penelitian Penelitian ini dilakukan di Desa Karehkel yang berada di wilayah Kecamatan Leuwiliang, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat. Objek penelitian ini

Lebih terperinci

LINEAR PROGRAMMING. Pembentukan model bukanlah suatu ilmu pengetahuan tetapi lebih bersifat seni dan akan menjadi dimengerti terutama karena praktek.

LINEAR PROGRAMMING. Pembentukan model bukanlah suatu ilmu pengetahuan tetapi lebih bersifat seni dan akan menjadi dimengerti terutama karena praktek. LINEAR PROGRAMMING Formulasi Model LP Masalah keputusan yang biasa dihadapi para analis adalah alokasi optimum sumber daya yang langka. Sumber daya dapat berupa modal, tenaga kerja, bahan mentah, kapasitas

Lebih terperinci

Bab 2 LANDASAN TEORI

Bab 2 LANDASAN TEORI Bab 2 LANDASAN TEORI 2.1 Perencanaan Produksi Perencanaan produksi merupakan perencanaan tentang produk apa dan berapa yang akan diproduksi oleh perusahaan yang bersangkutan dalam satu periode yang akan

Lebih terperinci

Fungsi kendala tidak hanya dibentuk oleh pertidaksamaan tetapi juga oleh pertidaksamaan dan/atau persamaan =. Fungsi kendala dengan pertidaksamaan

Fungsi kendala tidak hanya dibentuk oleh pertidaksamaan tetapi juga oleh pertidaksamaan dan/atau persamaan =. Fungsi kendala dengan pertidaksamaan Fungsi kendala tidak hanya dibentuk oleh pertidaksamaan tetapi juga oleh pertidaksamaan dan/atau persamaan =. Fungsi kendala dengan pertidaksamaan mempunyai variabel surplus, tidak ada variabel slack.

Lebih terperinci

OPTIMALISASI JADWAL KUNJUNGAN EKSEKUTIF PEMASARAN DENGAN GOAL PROGRAMMING

OPTIMALISASI JADWAL KUNJUNGAN EKSEKUTIF PEMASARAN DENGAN GOAL PROGRAMMING OPTIMALISASI JADWAL KUNJUNGAN EKSEKUTIF PEMASARAN DENGAN GOAL PROGRAMMING Oleh : Sintha Yuli Puspandari 1206 100 054 Dosen Pembimbing : Drs. Sulistiyo, M. T Jurusan Matematika Fakultas Matematika dan Ilmu

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Teoritis Untuk mengetahui dampak kenaikan harga kedelai sebagai bahan baku (input) dalam industri tempe, akan digunakan beberapa teori yang berkaitan dengan hal tersebut.

Lebih terperinci

PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang I. PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Meningkatnya persaingan perusahaan tepung terigu baik secara lokal maupun global akhir-akhir ini mengharuskan perusahaan memiliki keunggulan kompetitif. Di Indonesia persaingan

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN Penelitian ini akan melakukan pengembangan dari model yang sudah ada tentang penanganan logistik bantuan. Penentuan rute dan jumlah alokasi komoditi ke setiap titik permintaan

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL LINEAR GOAL PROGRAMMING UNTUK OPTIMASI PERENCANAAN PRODUKSI

PENERAPAN MODEL LINEAR GOAL PROGRAMMING UNTUK OPTIMASI PERENCANAAN PRODUKSI PENERAPAN MODEL LINEAR GOAL PROGRAMMING UNTUK OPTIMASI PERENCANAAN PRODUKSI Natalia Esther Dwi Astuti 1), Lilik Linawati 2), Tundjung Mahatma 2) 1) Mahasiswa Program Studi Matematika FSM UKSW 2) Dosen

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1 Kombinasi Produk Optimum Penentuan kombinasi produksi dilakukan untuk memperoleh lebih dari satu output dengan menggunakan satu input. Hal ini

Lebih terperinci

3. METODOLOGI. Gambar 5 Peta lokasi penelitian di kabupaten Sukabumi.

3. METODOLOGI. Gambar 5 Peta lokasi penelitian di kabupaten Sukabumi. 3. METODOLOGI 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di kabupaten Sukabumi pada UPI yang bergerak dalam kegiatan pengolahan hasil perikanan. UPI ini berlokasi di kabupaten Sukabumi, Jawa

Lebih terperinci

18/09/2013. Ekonomi Teknik / Sigit Prabawa / 1. Ekonomi Teknik / Sigit Prabawa / 2

18/09/2013. Ekonomi Teknik / Sigit Prabawa / 1. Ekonomi Teknik / Sigit Prabawa / 2 PENERAPAN PROGRAM LINIER dalam OPTIMASI PRODUKSI Ekonomi Teknik / Sigit Prabawa / 1 MASALAH yg banyak dihadapi oleh INDUSTRI adalah BAGAIMANA MENGGUNAKAN atau MENENTUKAN ALOKASI PENGGUNAAN SUMBER DAYAYG

Lebih terperinci

BAB III. KERANGKA PEMIKIRAN

BAB III. KERANGKA PEMIKIRAN BAB III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Teori Produksi Produksi dapat diartikan sebagai suatu kegiatan atau proses yang mentransformasi masukan (input) menjadi hasil keluaran

Lebih terperinci

MATEMATIKA SISTEM INFORMASI 2 IT

MATEMATIKA SISTEM INFORMASI 2 IT MATEMATIKA SISTEM INFORMASI 2 IT 011215 UMMU KALSUM UNIVERSITAS GUNADARMA 2016 Penerapan Riset Operasi Bidang akuntansi dan keuangan Penentuan jumlah kelayakan kredit Alokasi modal investasi, dll Bidang

Lebih terperinci

OPTIMALISASI PRODUKSI KAIN TENUN SUTERA PADA CV BATU GEDE DI KECAMATAN TAMANSARI KABUPATEN BOGOR

OPTIMALISASI PRODUKSI KAIN TENUN SUTERA PADA CV BATU GEDE DI KECAMATAN TAMANSARI KABUPATEN BOGOR OPTIMALISASI PRODUKSI KAIN TENUN SUTERA PADA CV BATU GEDE DI KECAMATAN TAMANSARI KABUPATEN BOGOR SKRIPSI MAULANA YUSUP H34066080 DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 43 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan zaman dan ilmu teknologi yang begitu cepat membuat persaingan pasar di antara perusahaan-perusahaan semakin meningkat, khususnya dalam hal memperebutkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan diseluruh pengusaha tembakau mole iris di Kecamatan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan diseluruh pengusaha tembakau mole iris di Kecamatan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Objek dan Tempat Penelitian Penelitian dilakukan diseluruh pengusaha tembakau mole iris di Kecamatan Tanjungsari yang masih aktif pada tahun 2007-2011, jumlah dari pengusaha

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pemrograman Non Linier Pemrograman Non linier merupakan pemrograman dengan fungsi tujuannya saja atau bersama dengan fungsi kendala berbentuk non linier yaitu pangkat dari variabelnya

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dari ekonomi global yang melanda hampir negara-negara di Amerika dan Asia. Hal ini

BAB 1 PENDAHULUAN. dari ekonomi global yang melanda hampir negara-negara di Amerika dan Asia. Hal ini 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan dunia perdagangan pada saat ini cukup sulit, dikarenakan dampak dari ekonomi global yang melanda hampir negara-negara di Amerika dan Asia. Hal

Lebih terperinci

Ardaneswari D.P.C., STP, MP.

Ardaneswari D.P.C., STP, MP. Ardaneswari D.P.C., STP, MP. Materi Bahasan Pengantar pemrograman linier Pemecahan pemrograman linier dengan metode grafis PENGANTAR Pemrograman (programming) secara umum berkaitan dengan penggunaan atau

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Dasar Teori 2.1.1 Produksi Produksi secara umum adalah semua kegiatan yang bertujuan untuk menciptakan atau menambah nilai guna suatu barang untuk memenuhi kebutuhan kepuasan

Lebih terperinci

Jurnal Agri Sains Vol, 1 No.02 (2017) Optimasi Produksi Crude Palm Oil (cpo) Dan Inti Sawit (Kernel) Studi Kasus PT. Mega Sawindo Perkasa

Jurnal Agri Sains Vol, 1 No.02 (2017) Optimasi Produksi Crude Palm Oil (cpo) Dan Inti Sawit (Kernel) Studi Kasus PT. Mega Sawindo Perkasa JAS Jurnal Agri Sains Vol, 1 No.02 (2017) e-issn :2581-0227 http://ojs.umb-bungo.ac.id/index.php/jas/index Optimasi Produksi Crude Palm Oil (cpo) Dan Inti Sawit (Kernel) Studi Kasus PT. Mega Sawindo Perkasa

Lebih terperinci

OPTIMALISASI PRODUKSI MENGGUNAKAN MODEL LINEAR PROGRAMMING (Studi Kasus : Usaha Kecil Menengah Kue Semprong)

OPTIMALISASI PRODUKSI MENGGUNAKAN MODEL LINEAR PROGRAMMING (Studi Kasus : Usaha Kecil Menengah Kue Semprong) OPTIMALISASI PRODUKSI MENGGUNAKAN MODEL LINEAR PROGRAMMING (Studi Kasus : Usaha Kecil Menengah Kue Semprong) Ai Nurhayati 1, Sri Setyaningsih 2,dan Embay Rohaeti 2. Program Studi Matematika Fakultas Matematika

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Biaya Produksi Biaya produksi merupakan biaya yang dikeluarkan untuk memproduksi suatu produk dengan penambahan biaya tetap dan biaya variabel. Biaya tetap (fixed cost) adalah

Lebih terperinci

Dualitas Dalam Model Linear Programing

Dualitas Dalam Model Linear Programing Maximize or Minimize Z = f (x,y) Subject to: g (x,y) = c Dualitas Dalam Model Linear Programing Prof. Dr. Ir. ZULKIFLI ALAMSYAH, M.Sc. Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Jambi KONSEP

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. lokasi penelitian secara sengaja (purposive) yaitu dengan pertimbangan bahwa

BAB III METODE PENELITIAN. lokasi penelitian secara sengaja (purposive) yaitu dengan pertimbangan bahwa BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Objek dan Tempat Penelitian Objek penelitian ini adalah strategi pengadaan bahan baku agroindustri ubi jalar di PT Galih Estetika Indonesia Kabupaten Kuningan, Jawa Barat.

Lebih terperinci

PROGRAM LINIER : ANALISIS POST- OPTIMAL. Pertemuan 6

PROGRAM LINIER : ANALISIS POST- OPTIMAL. Pertemuan 6 PROGRAM LINIER : ANALISIS POST- OPTIMAL Pertemuan 6 Pengantar Biasanya, setelah solusi optimal dari masalah program linier ditemukan maka peneliti cenderung untuk berhenti menganalisis model yang telah

Lebih terperinci

BAB 3 LINEAR PROGRAMMING

BAB 3 LINEAR PROGRAMMING BAB 3 LINEAR PROGRAMMING Teori-teori yang dijelaskan pada bab ini sebagai landasan berpikir untuk melakukan penelitian ini dan mempermudah pembahasan hasil utama pada bab selanjutnya. 3.1 Linear Programming

Lebih terperinci

OPERATION RESEARCH-1

OPERATION RESEARCH-1 OPERATION RESEARCH-1 Prof.Dr.H.M.Yani Syafei,MT MATERI PERKULIAHAN 1.Pemrograman Linier (Linear Programming) Formulasi Model Penyelesaian dengan Metode Grafis Penyelesaian dengan Algoritma Simplex Penyelesaian

Lebih terperinci

CCR-314 #2 Pengantar Linear Programming DEFINISI LP

CCR-314 #2 Pengantar Linear Programming DEFINISI LP PENGANTAR LINEAR PROGRAMMING DEFINISI LP Linear Programming/LP (Program Linear) merupakan salah satu teknik dalam Riset Operasional (Operation Research) yang paling luas digunakan dan dikenal dengan baik.

Lebih terperinci

VII. KEPUTUSAN PRODUKSI AKTUAL DAN OPTIMAL

VII. KEPUTUSAN PRODUKSI AKTUAL DAN OPTIMAL VII. KEPUTUSAN PRODUKSI AKTUAL DAN OPTIMAL 7.1 Keputusan Produksi Aktual Keputusan produksi aktual adalah keputusan produksi yang sudah terjadi di P4S Nusa Indah. Produksi aktual di P4S Nusa Indah pada

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH 126 BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH 3.1 Flow Diagram Pemecahan Masalah Gambar 3.1 Flow Diagram Pemecahan Masalah 127 1 PENGUMPULAN DATA - Data spesifikasi produk - Data bahan baku - Data jumlah mesin

Lebih terperinci

BAB 3 PEMBAHASAN. 3.1 Pengumpulan Data

BAB 3 PEMBAHASAN. 3.1 Pengumpulan Data BAB 3 PEMBAHASAN 3.1 Pengumpulan Data Pengumpulan data dilaksanakan selama 1 bulan, terhitung mulai tanggal 28 Mei 2013 sampai 28 Juni 2013, sesuai dengan izin yang diberikan oleh Kepala Cabang PT. Mega

Lebih terperinci

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN BAB III. METODOLOGI PENELITIAN A. KERANGKA PEMIKIRAN Peningkatan luas lahan perkebunan kelapa sawit telah mampu meningkatkan kuantitas produksi minyak sawit mentah dan minyak inti sawit dan menempatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. besar dan mampu membantu pemerintah dalam mengurangi tingkat pengangguran.

BAB I PENDAHULUAN. besar dan mampu membantu pemerintah dalam mengurangi tingkat pengangguran. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam menghadapi globalisasi dunia saat ini mendorong persaingan diantara para pelaku bisnis yang semakin ketat. Di Indonesia sebagai negara berkembang, pembangunan

Lebih terperinci

PENDEKATAN KUANTITATIF SEBAGAI SALAH SATU ALTERNATIF METODE PEMECAHAN MASALAH. Dewi Atika Dosen Tetap Fakultas Ekonomi Universitas Pakuan

PENDEKATAN KUANTITATIF SEBAGAI SALAH SATU ALTERNATIF METODE PEMECAHAN MASALAH. Dewi Atika Dosen Tetap Fakultas Ekonomi Universitas Pakuan PENDEKATAN KUANTITATIF SEBAGAI SALAH SATU ALTERNATIF METODE PEMECAHAN MASALAH Dewi Atika Dosen Tetap Fakultas Ekonomi Universitas Pakuan ABSTRAK Pemecahan masalah dengan menggunakan pendekatan kuantitatif,

Lebih terperinci

DEFINISI LP FUNGSI-FUNGSI DALAM PL MODEL LINEAR PROGRAMMING. Linear Programming Taufiqurrahman 1

DEFINISI LP FUNGSI-FUNGSI DALAM PL MODEL LINEAR PROGRAMMING. Linear Programming Taufiqurrahman 1 DEFINISI LP PENGANTAR LINEAR PROGRAMMING Linear Programming/LP (Program Linear) merupakan salah satu teknik dalam Riset Operasional (Operation Research) yang paling luas digunakan dan dikenal dengan baik.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. A. Sistem Persamaan Linear dan Sistem Pertidaksamaan Linear

BAB II LANDASAN TEORI. A. Sistem Persamaan Linear dan Sistem Pertidaksamaan Linear 5 BAB II LANDASAN TEORI A Sistem Persamaan Linear dan Sistem Pertidaksamaan Linear Persamaan linear adalah bentuk kalimat terbuka yang memuat variabel dengan derajat tertinggi adalah satu Sedangkan sistem

Lebih terperinci

METODE SIMPLEKS DALAM PROGRAM LINIER

METODE SIMPLEKS DALAM PROGRAM LINIER METODE SIMPLEKS DALAM PROGRAM LINIER Dian Wirdasari Abstrak Metode simpleks merupakan salah satu teknik penyelesaian dalam program linier yang digunakan sebagai teknik pengambilan keputusan dalam permasalahan

Lebih terperinci

Nurhayanto, SE., MBA

Nurhayanto, SE., MBA Nurhayanto, SE., MBA Perusahaan mempunyai tujuan yang harus dicapai melalui keputusan-keputusan yang dibuat manajer. Secara umum, tujuan perusahaan adalah sedapat mungkin memaksimalkan laba atau meminimumkan

Lebih terperinci

MAKSIMALISASI KEUNTUNGAN USAHA ROTI DAN BROWNIS PADA INDUSTRI SYARIAH BAKERY DI KELURAHAN TANAMODINDI KECAMATAN PALU SELATAN KOTA PALU

MAKSIMALISASI KEUNTUNGAN USAHA ROTI DAN BROWNIS PADA INDUSTRI SYARIAH BAKERY DI KELURAHAN TANAMODINDI KECAMATAN PALU SELATAN KOTA PALU e-j. Agrotekbis 5 (1) : 36-45, Februari 217 ISSN : 2338-311 MAKSIMALISASI KEUNTUNGAN USAHA ROTI DAN BROWNIS PADA INDUSTRI SYARIAH BAKERY DI KELURAHAN TANAMODINDI KECAMATAN PALU SELATAN KOTA PALU Maximization

Lebih terperinci

Teknik Riset Operasional Semester Genap Tahun Akademik 2015/2016 Teknik Informatiaka UIGM

Teknik Riset Operasional Semester Genap Tahun Akademik 2015/2016 Teknik Informatiaka UIGM Teknik Riset Operasional Semester Genap Tahun Akademik 2015/2016 Teknik Informatiaka UIGM Dosen: Didin Astriani Prassetyowati, M.Stat Silabus MATAKULIAH TI214 TEKNIK RISET OPERASI (2 SKS) TUJUAN Agar mahasiswa

Lebih terperinci

BAB 3 LEXICOGRAPHIC GOAL PROGRAMMING 3.1 DESKRIPSI UMUM LEXICOGRAPHIC GOAL PROGRAMMING

BAB 3 LEXICOGRAPHIC GOAL PROGRAMMING 3.1 DESKRIPSI UMUM LEXICOGRAPHIC GOAL PROGRAMMING BAB 3 LEXICOGRAPHIC GOAL PROGRAMMING 3.1 DESKRIPSI UMUM LEXICOGRAPHIC GOAL PROGRAMMING Lexicographic goal programming adalah salah satu jenis dari goal programming. Model ini adalah model paling umum digunakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. industri dan lain-lain. Seiring dengan adanya perkembangan di berbagai bidang

BAB I PENDAHULUAN. industri dan lain-lain. Seiring dengan adanya perkembangan di berbagai bidang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan di berbagai bidang yang semakin pesat, mendorong manusia untuk berfikir lebih kritis. Baik dalam bidang kesehatan, pendidikan, industri dan lain-lain. Seiring

Lebih terperinci

OPTIMASI POLA TANAM PADA LAHAN KERING DI KOTA PEKANBARU DENGAN MENGGUNAKAN METODA MULTI OBJECTIVE (GOAL) PROGRAMMING

OPTIMASI POLA TANAM PADA LAHAN KERING DI KOTA PEKANBARU DENGAN MENGGUNAKAN METODA MULTI OBJECTIVE (GOAL) PROGRAMMING Jurnal Ilmiah Teknik Industri, Vol. 11, No. 2, Des 2012 ISSN 1412-6869 OPTIMASI POLA TANAM PADA LAHAN KERING DI KOTA PEKANBARU DENGAN MENGGUNAKAN METODA MULTI OBJECTIVE (GOAL) PROGRAMMING Vera Devani 1

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Distribusi 2.2 Saluran Distribusi

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Distribusi 2.2 Saluran Distribusi 5 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Distribusi Menurut Nasution (2004), distribusi fisik merupakan sambungan kunci (key link) antara produksi dan pemasar yang akan meningkatkan profitabilitas bagi perusahaan. Secara

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Program linier merupakan metode matematika dalam mengalokasikan sumber daya yang terbatas untuk mencapai suatu tujuan, seperti memaksimumkan keuntungan dan meminimumkan

Lebih terperinci