BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV IMPLEMENTASI KARYA

BAB I PENDAHULUAN. maupun kehidupan sehari-hari. Seseorang dapat menggali, mengolah, dan

BAB I PENDAHULUAN. dan ketertarikan terhadap masalah manusia serta kehidupan sosialnya atau keinginannya

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Membaca dapat dikategorikan sebagai kegiatan yang digemari oleh mayoritas

PEMETAAN INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI

LAMPIRAN 2 KISI-KISI USBN SMP

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) atau sains sangat berkaitan erat dengan cara

Wasis Sugeng Yuli Irianto

BAB I PENDAHULUAN. tentang kisah maupun kehidupan sehari-hari. Seseorang dapat menggali,

Gambar 3.1 Proses pembagian kuesioner di sekolah Sumber : Dokumentasi pribadi

BAB VI KESIMPULAN. Dari hasil analisis struktural terhadap unsur intrinsik novel Madogiwa no

46. Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP)/Madrasah Tsanawiyah (MTs)

ANALISIS KRITERIA KETUNTASAN MINIMAL

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Pemilihan Studi. 1. Judul Perancangan

BAB I PENDAHULUAN. Sastra sebagai cabang dari seni, yang keduanya unsur integral dari

BAB 4 PEMBAHASAN Kategori Data yang Didapat Dari Hasil Wawancara. Fiksi Baru (mutakhir) Gambar Bahasa Kesukaan. Hiburan Hobi

BAB IV ANALISIS DATA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penciptaan

BAB 4 KONSEP DESAIN. 4.1 Landasan Teori/Metode Teori membuat Komik. Dalam bukunya, Scott McCloud mengatakan bahwa komik adalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan mempunyai peranan yang sangat menentukan bagi perkembangan dan perwujudan diri individu, terutama bagi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

PERANCANGAN KOMIK FIKSI BERTEMA BULUTANGKIS DENGAN KARAKTER DAN SETTING INDONESIA

BAB 4 KONSEP. 4.1 Landasan Teori

PENDAHULUAN. Pertama (SMP)/Madrasah Tsanawiyah (MTs) Pendahuluan Pendalaman Materi Fisika SMP

JURNAL SAINS DAN SENI ITS Vol. 5, No.2, (2016) ( X Print) F-227

Mata Pelajaran IPA di SMALB bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut.

BAB 2 DATA DAN ANALISA

46. Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP)/Madrasah Tsanawiyah (MTs)

10. Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Fisika dan sains secara umum terbentuk dari proses penyelidikan secara sistematis

47. Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam untuk Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa Tunanetra (SMPLB A)

BAB 1 PENDAHULUAN. Keterampilan berbahasa mencakup keterampilan menyimak, berbicara,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Siti Sutiawati, 2014

KELAS VII : SEMESTER 1

Mata Pelajaran IPA di SMALB bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut.

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Prestasi belajar yang dicapai siswa tidak dapat lepas dari peran guru.

J. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR ILMU PENGETAHUAN ALAM SMPLB TUNADAKSA

PROGRAM TAHUNAN MATA PELAJARAN IPA TERPADU...

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perancangan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam hal ini melibatkan keterampilan dan penalaran. Untuk. untuk kreatif, percaya diri dan berfikir kritis.

PERANCANGAN BOARD GAME SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNTUK ANAK SD KELAS 1

INTISARI BAB I PENDAHULUAN

RENCANA PEMBELAJARAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan ujung tombak suatu negara yang menginginkan

BAB I PENDAHULUAN. Popularitas dari buku komik bertema superhero telah mendefinisikan buku komik

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

I. PENDAHULUAN. dalam proses pembelajaran selama ini dan sistem pembelajaran yang. mudah. Diperlukan peran aktif guru sebagai pendidik untuk dapat

Ilustrasi komik the dragon s mark Dengan tema aksi misteri

BAB I PENDAHULUAN. dalam kondisi yang berbeda sekalipun (Frappaolo, 1997 : 12). Knowledge

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

27. peristiwa mutasi; 28. evolusi dan asal-usul kehidupan; 29. usaha manusia dalam meningkatkan produksi pangan; 30. bioteknologi dalam kehidupan.

5. KOMPETENSI INTI DAN KOMPTENSI DASAR ILMU PENGETAHUAN ALAM SD/MI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

05. MEMBUAT CERITA KOMIK. KOMIK 04 MEMBUAT CERITA KOMIK / Hal. 1

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pengarang serta refleksinya terhadap gejala-gejala sosial yang terdapat di

6. KOMPETENSI INTI DAN KOMPTENSI DASAR ILMU PENGETAHUAN ALAM SMP/MTs

BAB I PENDAHULUAN. Budaya merupakan suatu kebiasaan masyarakat yang sukar diubah dan

PEMETAAN STANDAR KOMPETENSI, KOMPETENSI DASAR, PENILAIAN DAN KKM

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran merupakan suatu proses interaksi antara komponen-komponen

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 2 DATA DAN ANALISA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Silabus Olimpiade BOF XI Soal SMP

PENDAHULUAN Latar Belakang Memasuki era globalisasi yang penuh dengan persaingan dan tantangan, bangsa Indonesia dituntut untuk meningkatkan Sumber

BAB I PENDAHULUAN. Di setiap tempat di Indonesia memiliki ciri khas dan keunikannya masing-masing,

1.1 BAB I 1.2 PENDAHULUAN

SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. endemisitas baik flora maupun fauna di Indonesia. atau sekitar 17% dari total jenis burung di dunia. Jumlah tersebut sebanyak

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. terjadi konflik-konflik yang akhirnya menyebabkan terjadinya perubahan jalan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Deskripsi Kondisi Fisik Sekolah Dan Pembelajaran Di Sekolah

KATALOG CD-ROM Animasi Pendidikan Indonesia ANIVISI EDUTAMA

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

Perancangan Komik Poconggg Juga Pocong. Merisca Christanti

BAB I PENDAHULUAN Gambaran Umum Obyek Penelitian

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Secara institusional objek sosiologi dan sastra adalah manusia dalam masyarakat,

BAB I PENDAHULUAN. Menanamkan rasa kepedulian didalam diri manusia merupakan sesuatu hal

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

PERANCANGAN NOVEL GRAFIS KEMBANG JEPUN RESHA PURNAMA SARI

BAB III METODE PENELITIAN

KEMAMPUAN MENULIS CERPEN BERDASARKAN PENGALAMAN SISWA DI SMP NEGERI 17 KOTA JAMBI

BAB 2 DATA DAN ANALISA. Metode yang digunakan penulis dalam mendapatkan data adalah: Tinjauan pustaka: melalui media buku, dan internet

Faktor-Faktor dalam. Perancangan Desain

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Para ahli pendidikan sains memandang sains tidak hanya terdiri atas produk

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Tarigan (dalam PLPG, 2009: 28) Menulis atau mengarang adalah. wacana yang kemudian dileburkan menjadi tulisan.

BAB 4 KONSEP DESAIN. 4.1 Landasan Teori Teori Desain Komunikasi Visual. Menurut Jessica Helfand dalam situs

KISI-KISI SOAL ULANGAN KENAIKAN KELAS Tahun 2012/2013

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Perkembangan industri perfilman di Indonesia mempunyai sisi kemajuan

UNSUR INTRINSIK PADA CERPEN MENJELANG LEBARAN, MBOK JAH, DAN DRS CITRAKSI DAN DRS CITRAKSA

BAB 1 PENDAHULUAN. Dilihat dari perkembangan teknologi informasi saat ini, industri game merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini game telah menjadi hal yang biasa di keseharian kita. Awalnya,

BAB IV KONSEP DESAIN

Transkripsi:

197 BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan. 6.1.1 Variabel-Variabel Dalam Pembuatan Komik Sains. Dalam pembuatan komik sains Biologi ini penulis banyak mendapatkan masukan dan manfaat. Dengan menciptakan media yang menarik bagi siswa, siswa akan lebih mudah memahami pelajaran Biologi. Dalam pembuatan komik sains yang sesuai dengan target audience dan tujuan pembelajaran, terdapat beberapa variabel berikut yang patut diperhatikan antara lain : A. Variabel Materi Pelajaran 1. Hendaknya materi pelajaran yang akan di buat komik mengikuti kurikulum yang berlaku agar target audience dapat segera menyesuaikan dengan pelajaran sekolahnya. 2. Pembagian materi pelajaran pada setiap komik dapat bervariasi. Namun sebaiknya dibagi menurut bab bahasan untuk setiap komik karena setiap bab berbeda-beda pembahasannya, sehingga tidak tercampur. B. Variabel Komik - Struktur komik : Pada sisi komik terdapat beberapa variabel yang patut diperhatikan untuk membuat komik sains yang sesuai antara lain: 1. Paneling. Karena yang diutamakan adalah konten pendidikan, maka paneling yang digunakan hendaknya bukan yang rumit atau menggunakan banyak bentuk. Paneling komik sains biasanya sederhana. Penggunaan panel elaborate juga sering digunakan. Alur pada panel mengadaptasi yang umum digunakan. 2. Penggunaan gaya gambar yang berbeda sesuai tujuan. Antara lain gaya kartun untuk penjelasan proses, ilustrasi untuk menjelaskan struktur dan fotografi untuk menegaskan dan memperjelas contoh. 3. Penciptaan karakter sesuai target audience. Untuk komik sains Biologi yang target audiencenya anak dan remaja, maka gaya kartun yang paling cocok

198 karena dapat berbaur dengan anak-anak dan tidak terlihat aneh. Juga memberikan atribut sifat (psikologis) dan fisik yang mendekati kegemaran dan kebiasaan target audience. Sikap tubuh dan ekspresi dan penggunaan simbolsimbol yang mewakili sifat dari karakter juga sangat penting agar karakter semakin terasa hidup. Semakin dekat kemiripan semakin membaur pula karakter, karena target audience melihat kesamaan dirinya pada karakter. 4. Penggambaran citra pada latar yang realistis untuk membuat karakter menghayati lokasi yang membuat target audience larut dalam cerita. Dalam membangun setting lokasi pada komik sains Biologi ini, digunakan lokasi yang dekat dengan kehidupan target audience. 5. Gunakan transisi antar panel sesuai tujuan. Dalam komik sains Biologi, transisi yang digunakan adalah transisi subyek-subyek dan aksi ke aksi karena dinilai paling efektif namun tetap menjaga jalan cerita. Taransisi yang bertujuan memainkan emosi pembaca seperti halnya komik fiksi bukan menjad hal yang utama, namun tetap digunakan agar tidak hilang keseruannya. 6. Penggunaan intensitas dan sudut pandang yang beragam dapat digunakan saat tidak menjelaskan materi. Hal ini dimaksudkan untuk menciptakan variasi dan meningkatkan keseruan. 7. Komik pendidikan sebaiknya berwarna karena elemen warna dapat memenuhi kebutuhan anak dan berimajinasi dan membayangkan bagaimana rupa yang sebenarnya. 8. Adanya kuis yang berupa permainan untuk memberi tes pada target audience untuk menguji pemahamannya. Kuis dibuat dalam bentuk permainan agar anak merasa senang saat mengerjakannya. - Penceritaan : 1. Cerita yang diadaptasikan yang sesuai dengan kesukaan target audience. Pada komik Sains Biologi ini mengadaptasi cerita petualangan yang disesuaikan dengan tema materi bahasan seperti materi tentang tumbuhan. 2. Plot yang digunakan pada komik pendidikan sebaiknya plot maju / progresif agar pembaca tidak bingung. Hal ini sesuai dengan materi pelajaran yang mengadaptasi sistem progresif untuk meningkatkan kemampuan siswa yaitu pembahasan dari yang mudah ke yang sulit. Plot mundur bisa digunakan di awal cerita, namun hendaknya tidak digunakan pada saat menerangkan materi bahasan.

199 3. Dalam bercerita usahakan menciptakan penokohan yang beragam sifatnya agar cerita dapat terus mengalir alami. Dalam perancangan komik sains Biologi ini cerita petualangan diberi tantangan sehingga semakin seru dan dengan penokohan yang beragam seperti ada yang protagonis dan antagonis. Dalam komik sains, posisi penokohan protagonis biasanya menjadi tokoh utama yang membawa sifat-sifat positif dan layak menjadi panutan antara lain seperti baik hati, tidak sombong, semangat dan gigih, pantang menyerah, rajin belajar dan sebagainya. 6.1.2 Hasil Post Test Pada Target Audience Remaja Awal Usia 13-14 Tahun. Metode pemberian Post Test disini menggunakan metode depth interview untuk mengetahui tingkat ketertarikan serta memberi kuis pada target audience untuk menguji tingkat pemahaman mereka. Penulis juga meneliti jenis soal yang terdapat pada buku pelajaran dan mencatat bahwa jenis soal pada buku pelajaran bertipe tingkatan tahu sampai tingkatan aplikasi. Namun mayoritas masih pada level tingkatan satu seperti soal pilihan ganda dan isian yaitu Tahu (Knowledge). Tingkatan paham (Comprehension) jarang digunakan dan tingkatan Aplikasi (Aplication) hanya digunakan pada materi tes kunci determinasi sederhana yang mana sering menjadi tugas kelompok bukan individu. Sehingga post test disini akan menguji pemahaman siswa dari tingkatan tahu sampai tingkatan aplikasi saja. Selain itu materi klasifikasi makhluk hidup pada SMP adalah sebagai materi pengenalan. Wawancara : Peserta ditemui untuk membaca output komik sains Biologi. Setelah cukup, ditanyakan tentang kegemaran target audience terhadap output komik sains dan perbandingannya dengan buku pelajaran dilanjtkan dengan pemberin kuis. Hasil Wawancara : Target audience masing-masing tampak menyukai output komik sains dibandingkan dengan buku pelajaran. Penyajian dengan cara komik yang mempunyai alur cerita, karakter yang cocok serta gambar-gambar yang menarik membuat materi jadi terlihat simple dan mudah dipahami menjadi faktor kesenangan mereka. Hasil Post Test : Target audience mampu mengisi kuis-kuis yang ada pada halaman

200 belakang komik. Sehingga dapat disimpulkan mereka memenuhi pemahaman tingkat tahu. Namun tidak semua kuis dapat diisi karena butuh waktu untuk membuat target audience memahami seluruh materi klasifikasi. Seperti materi kunci determinasi yang membutuhkan pemahaman lebih dan kerja kelompok. 6.2 Saran Komik sains mempunyai bermacam-macam tema. Harapannya komik sains Biologi bisa berkembang pada tema-tema berikutnya sehingga dapat meningkatkan minat baca anak terhadap Biologi dan menambah wawasan. Komik sains Biologi yang menyesuaikan denagnakurikulum pendidikan di Indonesia untuk kelas 7 dpat dikembangkan dengan berbagai macam tema diantaranya sebagai berikut : a. Pengamatan Gejala Alam yang membahas tentang pengamatan pada alam dan obyeknya, cara kerja dengan peralatan mikroskop sebagai bagian dari pengamatan alam serta keselamatan kerja agar kegiatan pengamatan sesuai dengan keinginan dan lancar. b. Makhluk Hidup dan Ciri-cirinya yang akan menjelaskan tentang berbagai cirri-ciri makhluk hidup, perbedaan mahkluk hidup antara hewan dan tumbuhan c. Klasifikasi Makhluk Hidup yang akan membahas tentang penggolonganpenggolongan makhluk hidup dalam beberapa kelompok sesuai dengan ciri-ciri khususnya yang kadang tidak bisa dilihat dengan mata telanjang. Mengelompokkan sesuai jenispemberian nama ilmiah dan kunci determinasi untuk mengelompokkan makhluk hidup sesuai dengan pengamatan pada cirri-cirinya. d. Keanekaragaman Pada Sistem Organisasi Kehidupan seri ini akan mendeskripsikan dan menjelaskan tentang sel, jaringan dan organ yang terdapat pada makhluk hidup e. Ekosistem yang akan membahas tentang mengenai pengertian Ekosistem, alur dan hubungan saling ketergantungan serta pola interaksi organisme didalam ekosistem tersebut. f. Keanekaragaman Makhluk Hidup dan Upaya Pelestariannya yang akan mengangkat tentang keanekaragaman makhluk hidup yang terdiri dari

201 berbagai jenis dan peranan manusia untuk menjaga keanekaragaman tersebut. g. Kepadatan Populasi dan Lingkungannya yang akan mengangkat tentang pengertian kepadatan populasi dn pengaruhnya terhadap lingkungan. h. Pencemaran Lingkungan yang akan mengangkat tentang Keadaan lingkungan yang tercemar, jenis dan macamnya, menerangkan tentang kerugiannya serta mengetasi pencemaran. Dengan semakin banyaknya komik sains yang beredar diharapakan siswa dapat lebih senang membaca Biologi dan dpat menambah wawasan tentunya sesuai dengan kesenangan mereka.