BAB I PENDAHULUAN. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) atau sains sangat berkaitan erat dengan cara

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) atau sains sangat berkaitan erat dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga sains bukan hanya menekankan pada penguasaan pengetahuan berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses penemuan (Depdiknas, 2006). Dalam sains, proses pembelajarannya ditekankan pada pemberian pengalaman secara langsung untuk mengembangkan kompetensi siswa. Sains tidak hanya merupakan kumpulan pengetahuan saja. Chain dan Evans (Rustaman et al., 2003) menyatakan bahwa sains mengandung empat hal. Keempat hal tersebut yaitu konten atau produk, proses atau metode, sikap, dan teknologi. Sains sebagai konten atau produk berarti bahwa dalam sains terdapat suatu konten atau produk yang berupa fakta-fakta, hukum-hukum, prinsip-prinsip dan teori-teori yang sudah diterima kebenarannya. Sains sebagai proses atau metode berarti bahwa sains merupakan proses atau metode yang dilakukan untuk mendapatkan suatu pengetahuan. Sains sebagai sikap berarti bahwa dalam sains terkandung berbagai sikap positif seperti tekun, terbuka, jujur, dan objektif. Sains sebagai teknologi berarti bahwa sains mempunyai keterkaitan dan digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Keempat hal tersebut bersifat saling terkait, sehingga dalam pembelajaran sains seharusnya mencakup keempat hal tersebut. 1

2 2 Dalam pembelajaran sains, proses memerankan peranan yang sangat penting. Dalam hal ini yang dimaksud proses adalah proses peserta didik dalam mendapatkan pengetahuan. Siswa hendaknya diberi peluang untuk memperoleh dan menemukan konsep melalui serangkaian kegiatan pembelajaran yang menekankan pada pengalaman belajar secara langsung sehingga memperoleh pengetahuan. Biologi sebagai sains menekankan pada pengalaman belajar secara langsung untuk dapat memahami konsep dan proses sains. Pemberian pengalaman belajar secara langsung sangat ditekankan melalui pengembangan keterampilan proses. Terdapat keterkaitan antara keterampilan proses dengan pengalaman belajar. Melalui Keterampilan Proses Sains dalam kegiatan pembelajaran dapat membantu siswa dalam mengembangkan pengetahuan, sikap, nilai, serta keterampilan. Semakin aktif siswa secara intelektual, manual, dan sosial, maka pengalaman belajar siswa akan semakin bermakna (Rustaman et al., 2003). Banyak cara yang dapat ditempuh oleh guru untuk meningkatkan kemampuan keterampilan proses sains siswa, salah satu cara yang dapat dikembangkan adalah penggunaan analisis fenetik. Fenetik merupakan salah satu metode dalam sistem klasifikasi yang dapat menggambarkan hubungan kekerabatan antara kelompok-kelompok organisme biologi untuk memahami keanekaragaman hayati (Topik, 2008). Hubungan kekerabatan dapat dilihat berdasarkan banyaknya kesamaan atau kemiripan karakter antara organisme yang sedang dipelajari.

3 3 Penggunaan analisis fenetik ini telah dilakukan pada berbagai tingkat pendidikan. Topik (2008) mengungkapkan bahwa penggunaan analisis fenetik pada jenjang perguruan tinggi memperoleh hasil yang positif, artinya mahasiswa lebih tertarik mempelajari kekerabatan antara kelompok organisme biologi dengan menggunakan langkah-langkah analisis fenetik. Oktaviani (2009) juga mengungkapkan bahwa sebagian besar siswa SMA menyukai pembelajaran dengan menggunakan analisis fenetik. Berdasarkan adanya respons yang positif terhadap penggunaan analisis fenetik pada pembelajaran klasifikasi di tingkat perguruan tinggi dan SMA, maka pada penelitian ini penggunaan analisis fenetik dilakukan pada tingkat Sekolah Menengah Pertama (SMP). Analisis fenetik dapat digunakan untuk mempelajari materi keanekaragaman hayati terutama mengenai konsep klasifikasi, baik klasifikasi pada dunia hewan maupun pada dunia tumbuhan. Konsep klasifikasi dianggap merupakan konsep yang membosankan dan sulit bagi siswa dikarenakan bersifat hapalan semata. Penggunaan analisis fenetik ini diharapkan dapat menjadi sebuah alternatif pengajaran dalam rangka meningkatkan pemahaman siswa dalam mempelajari keanekaragaman hayati. B. Rumusan Masalah Berkaitan dengan latar belakang masalah diatas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah : Bagaimanakah kemampuan keterampilan proses sains siswa SMP yang terungkap melalui penggunaan analisis fenetik pada pembelajaran keanekaragaman makhluk hidup?

4 4 Berdasarkan rumusan masalah tersebut, dapat dijabarkan beberapa pertanyaan penelitian sebagai berikut : 1. Bagaimanakah kategori kemunculan keterampilan proses sains siswa yang terungkap pada saat pembelajaran dengan menggunakan analisis fenetik? 2. Bagaimanakah respons siswa dan guru terhadap penggunaan analisis fenetik untuk mempelajari keanekaragaman makhluk hidup? C. Batasan Masalah Agar permasalahan tidak terlalu meluas dalam pelaksanaannya, maka ruang lingkup masalah dalam penelitian ini dibatasi sebagai berikut : 1. Keterampilan proses sains yang diteliti meliputi kemampuan siswa dalam mengobservasi, mengklasifikasi, menginterpretasi dan berkomunikasi. 2. Materi yang akan dikaji dalam penelitian ini adalah mengenai klasifikasi tumbuhan berbiji yang dipelajari dengan menggunakan analisis fenetik. D. Tujuan Penelitian Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui : 1. Kemunculan kemampuan keterampilan proses sains siswa SMP yang terungkap melalui penggunaan analisis fenetik pada saat pembelajaran. 2. Respons siswa SMP dan guru terhadap penggunaan analisis fenetik untuk mempelajari keanekaragaman makhluk hidup.

5 5 E. Manfaat Penelitian Hasil penelitan ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada berbagai pihak yang terkait, diantaranya sebagai berikut : 1. Bagi peneliti Mengetahui gambaran mengenai pengaruh penggunaan analisis fenetik sebagai salah satu alat bantu belajar siswa dalam proses pembelajaran terhadap kemampuan keterampilan proses sains siswa SMP terutama keterampilan observasi, klasifikasi, interpretasi dan komunikasi. Selain itu juga sebagai bahan perbandingan bagi para peneliti lain yang tertarik untuk meneliti masalah yang berkaitan dengan penelitian ini. 2. Bagi guru Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi bagi guru mengenai manfaat penggunaan analisis fenetik sebagai salah satu alternatif media pembelajaran, khususnya pada konsep keanekaragaman makhluk hidup. 3. Bagi siswa a. Dengan belajar menggunakan analisis fenetik, diharapkan siswa menjadi lebih termotivasi untuk mempelajari makhluk hidup di lingkungan sekitar. b. Dengan keterampilan proses sains, diharapkan siswa menjadi lebih aktif dan kreatif untuk menemukan, mempelajari dan memahami hal-hal yang baru dalam pembelajaran dengan menggunakan analisis fenetik. c. Siswa dapat memperoleh pengalaman belajar langsung dalam pembelajaran biologi melalui keterampilan proses sains.

6 6 4. Bagi dunia pendidikan Memberikan informasi mengenai pengembangan pembelajaran melalui penggunaan analisis fenetik sebagai salah satu alternatif alat bantu belajar dalam pembelajaran IPA, khususnya biologi. F. Asumsi Penelitian ini dilandasi oleh asumsi dasar sebagai berikut : 1. Belajar biologi atau sains secara bermakna baru akan dialami siswa apabila terlibat aktif secara intelektual, manual, dan sosial (Rustaman, 2003). 2. Melalui keterampilan proses sains dalam kegiatan pembelajaran dapat membantu siswa dalam mengembangkan pengetahuan, sikap, nilai, serta keterampilan (Semiawan, 1992). 3. Fenetik dapat digunakan sebagai salah satu metode dalam studi sistematik untuk meningkatkan pemahaman siswa (Topik, 2008).