Tri Wibowo 2 UPTD Kecamatan Padamara ABSTRAK

dokumen-dokumen yang mirip
PEMBIMBINGAN BERKELANJUTAN MENYUSUN PROGRAM SUPERVISI BAGI KEPALA SEKOLAH SD

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Tugiyana 2 SDN 1 Kalitinggar Kecamatan Padamara Kabupaten Purbalingga

BAB V P E N U T U P. 5.1 Kesimpulan

PELAKSANAAN SUPERVISI KLINIS KEPALA SEKOLAH UNTUK MENINGKATKAN KINERJA GURU DALAM MENGELOLA PEMBELAJARAN PADA SMA NEGERI 2 SAMBAS

IMPLEMENTASI PENDEKATAN MATEMATIKA REALISTIK DALAM PEMBELAJARAN PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN BILANGAN BULAT DI KELAS IV SD NEGERI CIKUYA 01 1

UPAYA PENINGKATAN KOMPETENSI GURU DALAM MENYUSUN SILABUS DAN RPP MELALUI SUPERVISI AKADEMIK YANG BERKELANJUTAN DI SD NEGERI 0102 BARUMUN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Kepala Sekolah, Meningkatkan Kualitas Pembelajaran PKn

KOMPETENSI GURU DAN PERANAN KEPALA SEKOLAH. Inom Nasution 1 ABSTRAK

PERAN KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN KINERJA GURU DI SD NEGERI KUDU 01 BAKI SUKOHARJO

PENERAPAN SUPERVISI AKADEMIK BERKELANJUTAN DALAM UPAYA MENINGKATKAN KINERJA GURU-GURU SD PADA SEKOLAH BINAAN DI KOTA MATARAM

BAB I PENDAHULUAN. pelanggannya. Sebagai pemimpin pendidikan, Kepala sekolah mempunyai peran

PENGELOLAAN SUPERVISI PEMBELAJARAN DI SD NEGERI 2 MRANGGEN DEMAK TESIS

Latihan: UJI KOMPETENSI KEPALA SEKOLAH 2012

BAB V KESIMPULAN IMPLIKASI DAN SARAN. Setelah melalui serangkaian proses pengamatan empirik, kajian teoritik, penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Bab pendahuluan ini secara berturut-turut di bahas mengenai latar belakang, fokus

BAB I PENDAHULUAN. bidangnya. Pendidikan dalam pengertian bahasa disebut proses melatih dan

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran. Guru memiliki kedudukan sebagai figur sentral dalam

PERAN KEPALA MADRASAH DALAM UPAYA MENINGKATKAN MUTU PENDIDIKAN DI MAN PURWODADI TAHUN AJARAN NASKAH PUBLIKASI

Supervisi Administrasi Untuk Meningkatkan Kinerja Guru Dalam Menyusun Perangkat Pembelajaran. Sri Winarni

Pamujo, Risma Dwi Rapprilia 2 PGSD FKIP Universitas Muhammdiyah Purwokerto

PENINGKATAN KOMPETENSI SUPERVISI KEPALA SEKOLAH MELALUI SUPERVISI KELOMPOK DI SEKOLAH DASAR

BAB I PENDAHULUAN. Dunia pendidikan selalu mendapatkan sorotan tajam dari masyarakat.

BAB V PEMBAHASAN. 1. Analisis Data Mengenai Perencanaan Supervisi Kepala Madrasah dalam. Meningkatkan Kinerja Guru Di MAN 2 Tulungagung

BAB I PENDAHULUAN. Kepala sekolah selaku pemimpin secara langsung merupakan contoh nyata

DIDAKTIKA PGRI, 1, (2), 2015, 109

BAB I PENDAHULUAN. faktor yang saling mempengaruhi, misalnya persoalan administrasi,

PENERAPAN SUPERVISI KLINIS UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENGAJAR GURU-GURU DI SEKOLAH BINAAN SUB RAYON SMP NEGERI 15 MEDAN

BAB IV ANALISIS PERAN KEPALA SEKOLAH SEBAGAI MANAJER DALAM PENGEMBANGAN KURIKULUM PAUD DI KB TK ISLAM MASJID AL AZHAR PERMATA PURI NGALIYAN SEMARANG

MENINGKATKAN KINERJA GURU MELALUI SUPERVISI AKADEMIK KEPALA SEKOLAH DENGAN PENDEKATAN INDIVIDUAL DI SD CANDI 01 KECAMATAN CANDISARI KOTA SEMARANG

Sinta Lativatul Vauziah, Sony Irianto, Pratik Hari Yuwono 2. PGSD FKIP Universitas Muhammadiyah Purwokerto ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. bisa lepas dari kegiatan administrasi. Oleh karena itu setiap sekolah harus

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan tidak terlepas dari kualitas pendidikan itu sendiri. Banyak

PENINGKATAN KEMAMPUAN GURU DALAM MENYUSUN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) MELALUI SUPERVISI AKADEMIK

BAB I PENDAHULUAN. tertuju pada pencapaian mutu dan kinerja pendidikan. Melalui kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu komponen yang menentukan proses belajar mengajar

BAB I PENDAHULUAN. guru, siswa, orang tua, pengelola sekolah bahkan menjadi tujuan pemerintah.

1. PENDAHULUAN. Madrasah, dalam konteks ini Institusi Pendidikan formal yang berbasis Agama

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Keberhasilan penyelenggaraan pendidikan yang berkualitas sangat erat

OPTIMALISASI PELAKSANAAN SUPERVISI AKADEMIK DALAM UPAYA MENINGKATKAN KINERJA GURU SD NEGERI 49 CAKRANEGARA

HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN ORANG TUA DENGAN PELAKSANAAN WAJIB BELAJAR PENDIDIKAN DASAR 9 TAHUN 1

BAB V PEMBAHASAN. A. Supervisi Kepala Taman Kanak-kanak (TK) terhadap Kinerja Guru Taman

BAB I PENDAHULUAN. tertuju kepada guru. Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama

BAB I PENDAHULUAN. Setiap pelaksanaan program pendidikan memerlukan adanya pengawasan atau supervisi.

BAB I PENDAHUL PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. dalam setiap kehidupan tersebut, di satu sisi sangat bermanfaat bagi kehidupan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB V KESIMPULAN IMPLIKASI DAN SARAN. sebelumnya, diperoleh kesimpulan sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN. melalui pendidikan, baik secara pendidikan formal, non formal maupun

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan di Indonesia telah digariskan dalam undang-undang Republik

Oleh : Hepy S Pasambuna, Arwildayanto*, Arifin**

Assalamu alaikum Wr. Wb. Selamat pagi, Salam sejahtera bagi kita semua.

BAB I PENDAHULUAN. berdasarkan Pancasila dan Undang-undang Dasar Sebagai perwujudannya

BAB I PENDAHULUAN. Kepala Sekolah pada suatu waktu dan guru-guru tetap menjalankan aktivitas

BAB I PENDAHULUAN. salah satunya dalam bidang pendidikan. Sehubungan dengan hal tersebut,

SISWA KELAS IV SD NEGERI 3 MOJOAGUNG KECAMATAN KARANGRAYUNG KABUPATEN GROBOGAN TAHUN AJARAN 2012/2013 PUBLIKASI ILMIAH

BAB IV ANALISIS KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN KINERJA GURU DI SMP ISLAM SULTAN AGUNG 1 SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. masalah pendidikan. Guru memegang peran utama dalam pembangunan pendidikan,

BAB I PENDAHULUAN. pada kemampuan bangsa itu sendiri dalam meningkatkan kualitas sumber daya

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Tuti Rohayati, 2014

MENINGKATKAN MINAT BELAJAR SAINS (IPA) DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL (CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING)

BAB I PENDAHULUAN. tugasnya melalui manajemen pendidikan yang diterapkan. Sebagai pelaksana

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN PERAN KEPALA SEKOLAH DALAM MENGEMBANGKAN KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU PAI DI SMK MUHAMMADIYAH KAJEN KABUPATEN PEKALONGAN

DIDAKTIKA PGRI, 2, (2), 2016, 309

BAB VI KESIMPULAN. tiga sub bab pokok bahasa, yaitu kesimpulan, Implikasi dan saran.

BAB V SIMPULAN IMPLIKASI DAN SARAN

PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN MIKRO INOVATIF BAGI PENINGKATAN KOMPETENSI PEDAGOGIK CALON GURU BAHASA INDONESIA

Theresyam Kabanga Program Studi PGSD UKI Toraja ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. yang menyandang predikat guru professional. Hal tersebut tertuang dalam

Jurnal Pendidikan Serambi Ilmu, Edisi September 2016 Volume 27 Nomor 2

Karsiyem UPTD Dikpora Kec. Alian Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kab. Kebumen

PENINGKATAN KUALITAS MENGAJAR GURU MELALUI SUPERVISI KLINIS OLEH PENGAWAS SEKOLAH DI SEKOLAH DASAR

BAB I PENDAHULUAN. jauh ketinggalan dibandingkan dengan kebutuhan masyarakat. Sehingga

TESIS. Diajukan kepada Program Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Surakarta Untuk Penyusunan Tesis

BAB I PENDAHULUAN. yang dapat menghambat pembangunan dan perkembangan ekonomi nasional.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Muhammad Khoerudin, 2016

MENINGKATKAN PERAN GURU MELALUI SUPERVISI

PERKEMBANGAN FASILITAS SOSIAL EKONOMI DI KECAMATAN PADAMARA

BAB I PENDAHULUAN. membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka

Kata Kunci = kompetensi pedagogik, perencanaan pembelajaran, dan supervisi akademik

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan atau kesuksesan pelaksanaan kepemimpinan kepala. sekolah dalam mengelola organisasi pendidikan dipengaruhi oleh

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada hakikatnya merupakan sebuah upaya untuk. meningkatkan kualitas manusia. Sekolah merupakan salah satu organisasi

Susiyanto 2 PGSD FKIP Universitas Kristen Satya Wacana ABSTRAK 3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PERAN GURU DALAM MENANAMKAN PENDIDIKAN KARAKTER DI SEKOLAH DASAR 1

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Upaya meningkatkan kualitas sumber daya manusia bukan merupakan tugas yang

SUPERVISI INDIVIDUAL DENGAN PENDEKATAN KOLABORATIF SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN GURU DALAM MENYUSUN RPP. Ena Suprapti

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Tantangan kepemimpinan saat ini adalah menghadapi perubahan lingkungan

SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagai Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.)

PERSEPSI MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI FISE UNY TERHADAP PROFESIONALITAS GURU BERDASARKAN UNDANG- UNDANG GURU DAN DOSEN NO 14 TAHUN

e-issn: p-issn: Upaya Meningkatkan Kompetensi Guru Kelas dalam Proses Pembelajaran Melalui Supervisi Akademik di SDN 9 Cakranegara

KOMPETENSI KEPALA SEKOLAH SEBAGAI SUPERVISOR DALAM MENINGKATKAN KINERJA GURU DI SD NEGERI GEUMPANG KABUPATEN PIDIE. Oleh: Yusran

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan nasional yang menjelaskan tentang pengertian dan tujuan. pendidikan bahwa pendidikan adalah suatu usaha sadar dan

JURNAL PENDIDIKAN AKUNTANSI INDONESIA Vol. VI. No. 2 Tahun 2008 Hal

Bukti Instrumen PKKS Kompetensi KEPEMIMPINAN PEMBELAJARAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. menuju sekolah dan pendidikan secara luas. Sebagai pengelola institusi satuan

Transkripsi:

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENYUSUN PROGRAM SUPERVISI MELALUI PEMBINAAN BERKELANJUTAN BAGI KEPALA SEKOLAH DASAR DI DABIN 2 UPT DINAS PENDIDIKAN PADAMARA PADA SEMESTER I TAHUN PELAJARAN 2015/2016 1 Tri Wibowo 2 UPTD Kecamatan Padamara ABSTRAK Hasil penelitian menunjukkan bahwa Pembimbingan perkelanjutan mampu meningkatkan kemampuan menyusun program supervisi pada kepala sekolah di Dabin 2 UPTD Pendidikan Padamara. Hal ini dibuktikan dengan hasil akhir pada siklus 2, yaitu skor mutu program sebesar 48,9 dan proses pembimbingan berkelanjutan sebesar 28. Hasil tersebut melampaui indikator kinerja dalam penelitian ini, yaitu skor rata-rata mutu program supervisi minimal sebesar 43 dan tindakan pembimbingan dari peneliti minimal sebesar 24. Berdasarkan hasil tersebut, maka hipotesis tindakan terbukti benar. Saran yag diajukan adalah: 1) Pengawas sekolah agar melaksanakan pembimbingan berkelanjutan secara terus menerus kepada kepala sekolah dalam penyusunan program supervisi maupun kegiatan lain yang terkait guna mengoptimalkan kompetensi manajerial kepala sekolah, 2) Kepala sekolah agar bersikap proaktif dalam meminta saran dan arahan dari pengawas guna meningkatkan kompetensinya Kata kunci: Program supervisi, pembimbingan berkelanjutan, kepala sekolah. 1 Makalah disampaikan pada acara Seminar Nasional Menjadi Guru Inspirator Kenali dan Kembangkan Kemampuan Intelegensi Emas untuk Indonesia Emas di Prodi PGSD FKIP Universitas Muhammadiyah Purwokerto Tanggal 30 April 2016. 2 Koresponden mengenai isi makalah ini dapat dilakukan melalui: 3wiebowops@gmail.com 457

PENDAHULUAN Sekolah merupakan organisasi formal untuk membentuk sumber daya manusia (SDM) berkualitas. Kesuksesan untuk memperoleh mutu pendidikan yang baik guna mendukung terciptanya SDM yang berkualitas salah satunya ditentukan kepada kepemimpinan yang kuat dari kepala sekolah. Hal ini senada dengan pendapat Crawfond (dalam Nasution, 2013) yang mengemukakan bahwa pemimpin yang sukses adalah mereka-mereka yang organisasinya telah berhasil dalam mencapai tujuan. Jadi jelas bahwa salah satu aspek penting dalam organisasi sekolah adalah leadership atau kepemimpinan. Pada konteks ini, kepala sekolah merupakan pemimpin satuan pendidikan yang mempunyai peranan sangat besar dalam mengembangkan mutu pendidikan di sekolah demi terciptanya sumberdaya manusia yang berkualitas. Kepala sekolah memegang peran sentral dalam menghimpun, memanfaatkan dan menggerakkan secara optimal seluruh potensi dan sumber daya sekolah untuk mencapai tujuan yang ditetapkan. Oleh karena itu, seorang kepala sekolah harus memiliki kemampuan managerial yang handal dan memiliki kepribadian yang baik serta dapat memainkan berbagai peran yang sesuai dengan karakteristik sekolah yang dipimpin. Menurut Mulyasa (2008: 98) keberhasilan kepala sekolah dapat diukur kualitas kinerjanya dalam berperan sebagai: Edukator (pendidik), Manager, Administrator (pembina tata usaha), Supervisor (penyelia), Leader (pemimpin), Inovator (mengembangkan model-model yang inovatif), dan Motivator (memberikan motivasi). Pelaksanaan peran, fungsi dan tugas tersebut tidak dapat dipisahkan satu dan yang lain karena saling terkait dan saling mempengaruhi serta menyatu dalam pribadi seorang kepala sekolah. Kepala sekolah yang demikian akan mampu mendorong visi menjadi aksi nyata dalam pengelolaan sekolah. Salah satu kompetensi yang harus dimiliki Kepala Sekolah adalah kompetensi sebagai supervisor, yaitu kompetensi untuk melakukan supervisi terhadap kegiatan akademik maupun nonakademik yang dilaksananakan di sekolah. Kegiatan ini mempunyai andil dalam mendukung profesionalisme dan kinerja guru. Menurut Trimo (2010) kegiatan supervisi merupakan kegiatan yang wajib dilaksanakan dalam penyelenggaraan pendidikan. Pelaksanaan kegiatan supervisi dilaksanakan oleh kepala sekolah dan pengawas sekolah dalam memberikan pembinaan kepada guru. Kenyataan menunjukkan bahwa salah satu kelemahan yang dijumpai pada pengawas adalah dalam hal supervisi akademik. Hasil survei Direktorat Tenaga Kependidikan pada Tahun 2008 terhadap para pengawas di suatu kabupaten yang menunjukkan bahwa para pengawas memiliki kelemahan dalam kompetensi supervisi akademik, evaluasi pendidikan, serta penelitian dan pengembangan (Depdiknas, 2009). Realitas di lapangan menunjukkan bahwa kepala sekolah yang berada di daerah binaan peneliti, yaitu Daerah Binaan (Dabin) 2 UPTD Pendidikan 458

Padamara Kabupaten Purbalingga, belum memiliki kemampuan yang memadai untuk menyusun program supervisi sesuai ketentuan. Pelaksanaan supervisi cenderung bersifat rutinitas, tanpa program yang tersusun rapi dan sistematis. Berdasarkan hasil supervisi pada beberapa sekolah di wilayah binaan, Peneliti mencermati bahwa program supervisi cenderung diasumsikan oleh beberapa kepala sekolah adalah jadwal supervisi yang hanya memuat nomor, nama pendidik dan tanggal pelaksanaan supervisi. Kurangnya kemampuan kepala sekolah dalam membuat program supervisi dapat disebabkan belum maksimalnya pengawas dalam melaksanakan pembinaan atau pembimbingan kepada kepala sekolah mengenai pentingnya supervisi. Hal ini juga disebabkan karena pelaksanaan supervisi yang belum maksimal. Kurangnya kemampuan kepala sekolah dalam menyusun program supervisi mendorong peneliti untuk melakukan penelitian tindakan sekolah untuk meningkatkan kemampuan menyusun program supervisi pendidikan bagi kepala SD di Dabin 2 UPTD Pendidikan Padamara Kabupaten Purbalingga. Upaya yang dilakukan untuk meningkatkan kemampuan kepala SD dalam menyusun program supervisi pendidikan adalah melalui pembimbingan berkelanjutan. MTODE PENELITIAN Tempat melakukan penelitian adalah di Sekolah Dasar di wilayah Dabin 2 UPTD Pendidikan Padamara Kabupaten Purbalingga. Hal ini dikarenakan SD tersebut merupakan sekolah yang berada di daerah binaan peneliti selaku pengawas TK/SD. Subjek dalam penelitian ini adalah kepala SD di Dabin 2 yang merupakan daerah binaan peneliti. Jumlah subjek penelitian sebanyak 10 orang, yaitu kepala sekolah di SDN 1 Karanggambas, SDN 2 Dawuhan, SDN 1 Kalitinggar, SDN 2 Kalitinggar, SDN 1 Purbayasa, SDN 2 Purbayasa, SDN Karangpule, SDN Kalitinggar Kidul, SDN Sokawera, SDN Mipiran. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Kemampuan Kepala Sekolah dalam Menyusun Program Supervisi Kondisi awal kemampuan kepala sekolah di Dabin 2 UPTD Pendidikan Padamara dalam menyusun program supervisi masih rendah. Berdasarkan hasil supervisi rutin peneliti, diperoleh data bahwa kepala sekolah tersebut belum memiliki kemampuan menyusun program supervisi secara maksimal. Dari 10 orang kepala sekolah ternyata belum semua memiliki kompetensi yang memadai dalam menyusun program supervisi, terbukti dari hasil supervisi rutin memiliki nilai kategori kurang dengan rata-rata nilai 27. Untuk itu peneliti akan melakukan tindakan agar semua kepala sekolah mampu menyusun program supervisi secara maksimal. Demikian pula pembimbingan yang dilakukan peneliti juga belum maksimal, karena keterbatasan waktu dan banyaknya kegiatan yang melibatkan keberadaan peneliti sehingga tidak dapat 459

melaksanakan supervisi dengan maksimal. Kepala sekolah dalam menyusun program supervisi nampak kurang maksimal. Tidak ada skor 4 atau skor maksimal, berarti tidak ada yang nampak baik. Kondisi Awal Mutu Penyusunan Program Supervisi oleh Kepala Sekolah di Dabin 2 Sebelum Penelitian Tindakan No. Unsur yang Diamati Kode Kepala Sekolah & Skor Penilaian A B C D E F G H I J Jml Ratarata 1. Kesesuaian sistematika program supervisi 2. Kesesuaian tiap komponen dengan isi 3. Kesesuaian daftar isi dengan program 4. Memuat halaman judul dan kata pengantar 5. Memuat komponen manfaat supervisi 6. Memuat komponen tujuan supervisi 3 2 1 2 1 1 1 2 1 1 14 1,4 3 2 2 2 2 2 2 1 1 2 18 1,8 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 20 2 2 2 2 2 2 1 1 2 2 1 17 1,7 7. Memuat sasaran supervisi 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 21 2,1 8. Memuat prinsip supervisi 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 19 1,9 9. Memuat SDM yang terlibat dalam supervisi 10. Memuat program pokok supervisi 11. Memuat program tindak lanjut 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 21 2,1 12. Memuat penutup 13. Memuat referensi / daftar pustaka 14. Memuat lampiran Jumlah 29 28 27 27 27 26 26 27 27 26 270 27 Berdasarkan hasil tindakan pada siklus 1 dan 2 maupun kondisi awal dapat dirangkum ke dalam tabel. Pada mutu program supervisi terjadi peningkatan dari data awal sampai akhir siklus 2 adalah 21,5 atau 39,1%. Data pembimbingan dari awal sampai siklus 2 adalah 29 atau 96%. Sementara untuk tindakan pembimbingan, dari data awal sampai akhir siklus 2 terjadi peningkatan sebesar 28 atau 93,3%. 460

No. Tabel Rata-rata data awal, Akhir Siklus 1 dan Akhir Siklus 2 Data Penelitian 1 Mutu Program Supervisi Data Awal Siklus 1 Siklus 2 Total Kenaikan % Kenaikan 27 41,6 48,9 21,9 39,1 %. 2 Pembimbingan 0 17 28 28 93,3 % Berdasarkan tabel tersebut dapat dilakukan pembahasan bahwa penelitian tindakan sekolah tentang peningkatan kemampuan menyusun program supervisi oleh peneliti terhadap kepala sekolah di Dabin 2 UPTD Pendidikan Padamara dapat dikatakan berhasil karena terjadi peningkatan skor pada mutu penyusunan program dan skor pembimbingan. Lebih terlihat jelas pada Gambar 4.3. Walaupun masih belum sempurna, namun sudah mendekati atau skor maksimal. Hasil Tindakan Berdasarkan pembahasan hasil penelitian, yang telah diuraikan sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa tindakan pembimbingan secara berkelanjutan oleh peneliti berhasil meningkatkan kemampuan kepala sekolah dalam penyusunan program supervisi. Keberhasilan tersebut ditandai dengan perubahan atau peningkatan skor penilaian terhadap penyusunan program supervisi yang dilakukan kepala sekolah di Dabin 2 UPTD Pendidikan Padamara. Untuk mutu penyusunan program supervisi dari kondisi awal, siklus 1 sampai ke kondisi akhir siklus 2 terdapat peningkatan, yaitu dari skor 27 pada kondisi awal menjadi 41,6 pada siklus 1 dan 48,9 pada siklus 2. Total kenaikannya sebesar 21,9 atau 39,1%. Proses pembimbingan berkelanjutan dari pengawas dari kondisi awal belum dilaksanakan (0), menjadi dilaksanakan dengan capaian skor sebesar 17 pada siklus 1 dan 28 pada siklus 2, sehingga total kenaikan sebesar 28 atau 93,3%. Berdasarkan hasil tersebut di atas, hipotesis tindakan yang menyatakan Pembimbingan berkelanjutan dapat meningkatkan kompetensi dalam menyusun program supervisi bagi kepala sekolah di Dabin 2 UPTD Pendidikan Padamara Kabupaten Purbalingga, terbukti benar. Dengan kata lain, kemampuan menyusun program supervisi dapat ditingkatkan melalui pembimbingan berkelanjutan oleh pengawas sekolah. Kegiatan tersebut secara nyata mampu meningkatkan kompetensi manajerial kepala sekolah, khususnya dalam menyusun program supervisi pendidikan bagi para guru. Kondisi tersebut pada tahap selanjutnya diharapkan dapat memberikan kontribusi positif bagi peningkatan profesionalisme guru dan mutu pendidikan sehingga dapat menciptakan iklim yang kondusif guna mewujudkan sekolah sebagai wahana untuk membentuk sumberdaya manusia yang berkualitas. 461

PENUTUP Pembimbingan perkelanjutan mampu meningkatkan kemampuan menyusun program supervisi pada kepala sekolah di Dabin 2 UPTD Pendidikan Padamara. Hal ini dibuktikan dengan hasil akhir pada siklus 2, yaitu skor mutu program sebesar 48,9 dan proses pembimbingan berkelanjutan sebesar 28. Hasil tersebut melampaui indikator kinerja dalam penelitian ini, yaitu skor rata-rata mutu program supervisi minimal sebesar 43 dan tindakan pembimbingan dari peneliti minimal sebesar 24. Berdasarkan hasil tersebut, hipotesis tindakan yang menyatakan: Pembimbingan berkelanjutan dapat meningkatkan kemampuan menyusun program supervisi bagi kepala sekolah di Dabin 2 UPTD Pendidikan Padamara, terbukti benar DAFTAR PUSTAKA Iriyani, Dwi. 2007. Pengembangan Supervisi Klinis untuk Meningkatkan Kemampuan Dasar Mengajar Guru. Jurnal Didaktika, Vol.2 No.2 Maret 2008. Mantja, W. 2002. Manajemen Pendidikan dan Supervisi Pengajaran. Malang: Wineka Media. Mukminan. 2003. Pengembangan Silabus Matakuliah Pengajaran Mikro dan PPL Berdasar KBK. Makalah Seminar dan Lokakarya. Diselenggarakan oleh UNY Dalam Rangka Dies Natalis UNY. Mulyasa, E., 2008. Kurikulum Satuan Tingkat Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional nomor 13 tahun 2007 tanggal 17 April 2007 tentang Standar Kepala Sekolah Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan Robbins, Stephen P. 2001. Perilaku Organisasi (Konsep-Kontroversi-Aplikasi). Prenhallindo, Jakarta. Sahertian, Piet A. 2000. Konsep-Konsep dan Teknik Supervisi Pendidikan Dalam Rangka Pengembangan Sumber Daya Manusia. Jakarta: Rineka Cipta. Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi. Jakarta : Rineka Cipta. Suprihatin, MD. 1989. Administrasi Pendidikan (Fungsi dan Tanggung Jawab Kepala Sekolah sebagai Administrator dan Supervisor Sekolah. Semarang: IKIP Semarang Press. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Zurnali, Cut 2010, Learning Organization, Competency, Organizational Commitment, dan Customer Orientation : Knowledge Worker - Kerangka Riset Manajemen Sumberdaya Manusia di Masa Depan", Unpad Press, Bandung 462