MENINGKATKAN PERAN GURU MELALUI SUPERVISI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "MENINGKATKAN PERAN GURU MELALUI SUPERVISI"

Transkripsi

1 MENINGKATKAN PERAN GURU MELALUI SUPERVISI Oleh Anang Nazaruddin, S.Pd.I. ABSTRAK Guru yang merupakan ujung tombak keberhasilan pendidikan di Indonesia. Oleh sebab itu guru dituntut berkerja secara profesional, untuk menjadikan guru profesional maka salah satu upaya adalah dengan melakukan supervisi, baik yang dilakukan oleh kepala sekolah maupun pengawas. Dalam melakukan supervisi diharapkan sepervisor (Kepala Sekolah dan Pengawas) tidak bertindak sebagai inspektur yang hanya mencari kesalahan guru dalam melaksanakan tugasnya. Namun sebaliknya supervisor harus bisa memberikan bantuan layanan untuk mengatasi permasalahan yang dihadapi oleh guru. Oleh sebab itu supervisor harus paham betul tujuan, fungsi, prinsip-prinsip, metode serta teknik supervisi agar memperoleh manfaat yang optimal berupa guru yang profesional. Kata kunci : peran guru, supervisi. A. Pendahuluan Guru Merupakan ujung tombak keberhasilan pendidikan. Bila mutu pendidikan tidak baik maka guru yang akan menjadi sasaran pertama. Bagaimana gurunya? ini menunjukkan bahwa masyarakat menyerahkan sepenuhnya keberhasilan pendidikan generasi muda kepada guru. Walaupun sebenarnya tidak hanya guru yang menjadi faktor penentu keberhasilan pendidikan. Dengan beban itu maka peranan guru dalam dunia pendidikan menjadi sangat penting. Guru sebagai ujung tombak dalam dunia pendidikan dituntut selalu meningkatkan kinerjanya. Dengan kata lain guru dituntut meningkatkan kualitasnya. Dalam usaha meningkatkan kualitas sumber daya manusia di dunia pendidikan, guru merupakan komponen utamanya, mereka harus dibina dan dikembangkan secara terus menerus. Pembinaan profesi guru dilaksanakan melalui program pendidikan pra-jabatan dan program pendidikan dalam jabatan. Salah satu pembinaan profesi dalam jabatan dilaksanakan melalui supervisi. Supervisi sebagai salah satu langkah membentuk guru yang profesional perlu disadari oleh guru. Namun anehnya sampai saat ini masih terdapat guru yang belum menyadari pentingnya supervisi. Masih ada guru yang takut bila disupervisi. Bila 1

2 disekolahnya didatangi pengawas untuk melakukan supervisi maka guru tersebut malah bersembunyi. Lebih baik tidak masuk kerja daripada disupervisi. Ini adalah ironis. Maka dari itu sangat penting merubah paradigma guru dalam memandang supervisi. Oleh sebab itu dengan adanya tulisan ini penulis berharap paradigma guru bisa berubah dalam memandang supervisi. Guru menjadi sadar akan pentingnya supervisi dalam meningkatkan profesionalismenya. Tidak ada lagi guru yang takut disupervisi. Bukan supervisor yang memaksa guru agar mau disupervisi namun guru yang meminta supervisor agar dirinya disupervisi bagaikan suatu kebutuhan. B. Peranan Guru Dalam Pendidikan Pada mulanya ketika pengetahuan belum berkembang pesat, ketika penemuan hasil-hasil teknologi belum berkembang hebat, maka peran utama guru di sekolah adalah menyampaikan ilmu pengetahuan sebagai warisan kebudayaan masa lalu yang dianggap berguna sehingga harus dilestarikan. Dalam kondisi demikian, guru berperan sebagai sumber belajar (learning resources) bagi siswa. Siswa akan belajar dari setiap yang di sampaikan oleh guru. lalu apakah pada masa yang telah berkembang seperti sekarang ini ilmu pengetahuan sebagai warisan masa lalu yang harus dikuasai itu hanya dapat dipelajari dari guru? Tentu saja tidak. Dalam abad teknologi dan informasi ini siswa dapat mempelajarinya dari berbagai sumber. Namun demikian, dalam proses pembelajaran, guru tetap memiliki peran yang sangat penting. Teknologi yang konon dapat memudahkan manusia mencari dan mendapatkan informasi dan pengetahuan tidak mungkin bisa menggantikan peran guru. Oleh sebab itu, saat ini guru harus dapat berperan sesuai kondisi dan kebutuhan peserta didik, tidak hanya sebatas sebagai sumber belajar saja. Adapun secara terperinci, akan dijelaskan beberapa peran guru dalam proses pembelajaran sebagai berikut. 1. Guru sebagai Sumber Belajar 2

3 Guru sebagai sumber belajar merupakan peran utama dan sangat penting. Peran ini berkaitan erat dengan penguasaan pelajaran. Sehingga dalam hal ini guru dituntut agar dapat melakukan hal-hal berikut: a. memiliki referensi yang lebih banyak dibandingkan siswa; b. dapat menunjukkan sumber belajar lain yang dapat dipelajari oleh siswa yang biasanya memiliki kecepatan belajar di atas rata-rata siswa lainnya; c. perlu melakukan pemetaan tentang materi pelajaran. 2. Guru sebagai fasilitator. Sebagai fasilitator guru berperan dalam memberikan pelayanan untuk memudahkan siswa dalam kegiatan proses pembelajaran. Dalam hal ini guru dituntut agar mampu memahami beberapa hal berikut: a. guru perlu memahami berbagai jenis media dan sumber belajar; b. guru perlu memiliki keterampilan dalam merancang suatu media; c. guru dituntut untuk mampu mengorganisasikan berbagai jenis media serta dapat memanfaatkan berbagai sumber belajar; d. guru dituntut agar memiliki kemampuan dalam berkomunikasi dan berinteraksi dengan siswa. 3. Guru sebagai pengelola Sebagai pengelola pembelajaran (learning manajer), guru berperan dalam menciptakan iklim belajar yang memungkinkan siswa dapat belajar secara nyaman. 4. Guru sebagai demonstrator Sebagai demonstrator, guru harus mampu menunjukkan kepada siswa segala sesuatu yang dapat membuat siswa lebih mengerti dan memahami setiap pesan yang disampaikan. 3

4 5. Guru sebagai Pembimbing Guru harus mampu berperan sebagai pembimbing siswa agar dapat mencapai dan melaksanakan tugas-tugas perkembangan mereka sehingga dengan ketercapaian itu ia dapat tumbuh dan berkembang sebagai manusia ideal yang menjadi harapan setiap orang tua dan masyarakat. Berdasarkan beberapa uraian di atas dapat disimpulkan bahwa untuk menjadi guru profesional yang memiliki akuntabilitas dalam melaksanakan ketiga komponen tersebut di atas, dibutuhkan tekad dan keinginan yang kuat dalam diri setiap guru untuk mewujudkannya. C. Supervisi 1. Pengertian Telah banyak pendapat mengenai pengertian supervisi. Pada tulisan ini tidak semuanya disampaikan. Namun diharapkan bisa memberikan gambaran mengenai pengertian supervisi tersebut. Konsep supervisi modern dirumuskan oleh Kimball Wiles (1967) sebagai berikut : Supervision is assistance in the development of better teaching learning situation. Supervisi adalah bantuan dalam pengembangan situasi pembelajaran yang lebih baik. Rumusan ini mengisyaratkan bahwa layanan supervisi meliputi keseluruhan situasi belajar mengajar. Jelas sekali bahwa situasi dalam pembelajaran yang harus diperbaiki melalui supervisi. Sangat luas cakupan supervisi pembelajaran, semua aspek dalam pembelajaran menjadi sasaran supervisi, termasuk didalamnya adalah guru. Dalam pelaksanaannya supervisi lebih menekankan kepada persahabatan yang dilandasi oleh pemberian layanan dan kerjasama yang lebih baik diantara guru guru, karena bersifat demokratis. Hal ini sangat berbeda dengan inspeksi yang lebih menekankan pada kekuasaan dan otoriter. 2. Tujuan supervisi pendidikan. 4

5 Tujuan supervisi adalah memberikan layanan dan bantuan untuk meningkatkan kualitas mengajar guru di kelas yang pada gilirannya untuk meningkatkan kualitas belajar sisiwa. Bukan saja memperbaiki kemampuan mengajar tetapi juga mengembangkan kualitas guru (sahertian, 2000:19) Drs. N. A. Ametembu (2009) menyatakan bahwa tujuan supervisi dibedakan menjadi dua yaitu tujuan umum dan khusus sebagai berikut : a. Tujuan umum 1) Membina orang-orang yang disupervisi menjadi manusia dewasa yang sanggup berdiri 2) Membina orang-orang yang disupervisi menjadi manusia pembangun yang berpancasila 3) Perbaikan situasi pendidikan dan pengajaran pada umumnya dan peningkatan mutu mengajar dan belajar pada khususnya b. Tujuan khusus 1) Membantu guru-guru lebih memahami tujuan pendidikan yang sebenarnya 2) Membantu guru-guru untuk lebih dapat lebih memahami dan menolong murid 3) Memperbesar kesanggupan guru mendidikan murid untuk terjun kemasyarakat 4) Memperbesar kesadaran guru terhadap kerja yang demokratis dan kooperatif 5) Memperbesar amibisi guru untuk berkembang 6) Membantu guru-guru untuk memanfaatkan pengalaman yang dimiliki 7) Memperkenalkan karyawan baru kesekolah 8) Melindungi guru dari tuntutan tak wajar dari masyarakat 9) Mengembangkan profesional guru 5

6 Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa tujuan supervisi secara prinsip mengandung unsur memberi pelayana berupa bantuan serta pembinaan dalam rangka memperbaiki kinerja. 3. Fungsi supervisi pendidikan a. Meningkatkan mutu pembelajaran yang ruang lingkupnya sempit, hanya tertuju pada aspek akademik, khususnya yang terjadi di ruang kelas ketika guru sedang memberikan bantuan dan arahan kepada siswa b. Memicu unsur yang terkait dengan pembelajaran yang lebih dikenal dengan nama supervisi administrasi c. Membina dan memimpin 4. Prinsip-prinsip supervisi pendidikan a. Prinsip-prinsip fundamental Pancasila merupakan dasar atau fundamental bagi setiap supevisor pendidikan di Indonesia. Bahwa seorang supervisor haruslah seorang pancasialis sejati b. Prinsip-prinsip praktis 1) Negatif a) Tidak otoriter b) Tidak berasas kekuasaan c) Tidak lepas dari tujuan pendidikan d) Bukan mencari kesalahan e) Tidak boleh terlalu cepat mengharapkan hasil 2) Positif a) Konstruktif dan kreatif b) Sumber secara kolektif bukan supervisor sendiri c) Professional d) Sangup mengembangkan potensi guru e) Memperhatikan kesejahteraan guru 6

7 f) Progresif g) Memperhitungkan kesanggupan supervisi h) Sederhana dan informasi i) Objektif dan sanggup mengevaluasi diri sendiri c. Prinsip-prinsip supervisi 1) Supervisi bersifat memberikan bimbingan dan memberikan bantuan kepada guru dan staf sekolah lain untuk mengatasi masalah dan mengatasi kesulitan dan bukan mencari-cari kesalahan. 2) Pemberian bantuan dan bimbingan dilakukan secara langsung, artinya bahwa pihak yang mendapat bantuan dan bimbingan tersebut tanpa dipaksa atau dibukakan hatinya dapat merasa sendiri serta sepadan dengan kemampuan untuk dapat mengatasi sendiri. 3) Apabila supervisor merencakan akan memberikan saran atau umpan balik, sebaiknya disampaikan sesegera mungkin agar tidak lupa. Sebaiknya supervisor memberikan kesempatan kepada pihak yang disupervisi untuk mengajukan pertanyaan atau tanggapan. 4) Kegiatan supervisi sebaiknya dilakukan secara berkala misalnya 3 bulan sekali, bukan menurut minat dan kesempatan yang dimiliki oleh supervisor. 5) Suasan yang terjadi selama supervisi berlangsung hendaknya mencerminkan adanya hubungan yang baik antara supervisor dan yang disupervisi tercipta suasan yang akrab. 6) Untuk menjaga agar apa yang dilakukan dan yang ditemukan tidak hilang atau terlupakan, sebaiknya supervisor membuat catatan singkat. 5. Jenis-jenis supervisi pendidikan berdasarkan prosesnya a. Korektif : lebih mencari kesalahan b. Preventiif : mencegah hal-hal yang tidak diinginkan c. Konstruktif : membangun (dapat meperbaiki jika terjadi kesalahan) d. Kreatif : menekankan inisiatif dan kebebasan berfikir 7

8 6. Tipe-tipe supervisi a. Tipe inspeksi Tipe seperti ini biasanya dalam adminstrasi dan model kepemimpinan yang otokratis mengutamakan pada upaya mencari kesalahan orang lain. Bertindak sebagai inspektur yang bertugas mengawasi pekerjaan guru. Supervisi ini dijalankan terutama untuk mengawasi, meneliti dan mencermati apakah guru dan petugasdi sekolah sudah melaksanakan tugas yang diperintahkan serta ditentukan oleh atasannya. b. Tipe Laisses Faire Tipe ini kebalikan dari tipe sebelumnya. Dalam tipe ini para pegawai dibiarkan saja bekerja sekehendaknya tanpa diberi petunjuk yang benar. c. Tipe Coersive Tipe ini sifatnya memaksakan kehendaknya. Apa yang diperkirakannya sebagai sesuatu yang baik, meskipun tidak cocok dengan kondisi atau kemampuan pihak yang disupervisi tetap saja dipaksakan berlakunya. Supervisi ini mungkin masih bisa diterapkan secara tepat untuk hal-hal yang bersifat awal d. Tipe training dan guidance Tipe ini diartikan memberikan latihan dan bimbingan. Hal yang positif dari supervisi ini yaitu guru dan staf tata usaha selalu mendapatkan latihan dan bimbingan dari kepala sekolah. Sedangkan dari sisi negatifnya kurang adanya kepercayaan pada guru dan karyawan bahwa mereka mampu mengembangkan diri tanpa selalu diawasi, dilatih dan dibimbing oleh atasannya. e. Tipe demokratis Selain kepemimpinan yang bersifat demokratis, tipe ini juga memerlukan kondisi dan situasi yang khusus. Tanggung jawab bukan hanya seorang pemimpin saya yang memegangnya, tetapi didistribusikan atau didelegasikan 8

9 kepada para anggota atau warga sekolah sesuai dengan kemampuan dan keahlian masing-masing 7. Teknik supervisi pendidikan a. Teknik kelompok : cara pelaksanaan supervisi tehadap sekelompok orang yang disupervisi b. Teknik perorangan : dilakukan terhadap individu yang memiliki masalah khusus 8. Metode supervisi a. Metode langsung : alat yag digunakan mengenai sasaran supervisi b. Metode tak langsung : mempergunakan berbagai alat perantara (media) D. Penutup Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa dalam rangka untuk lebih meningkatkan peran guru maka diperlukan supervisi. Dengan supervisi maka kesulitan yang dialami guru akan bisa teratasi. Supervisor yang memberikan bantuan menyelesaikan masalah yang dihadapi oleh guru. Yang bertindak sebagai supervisi terhadap guru bisa kepala sekolah mapupun pengawas. Oleh sebab itu maka supervisi yang dilakukan oleh kepala sekolah maupun pengawas hendaknya bisa membantu guru mencari solusi atas masalah yang dihadapi, bukan mencari kesalahan dari guru semata. DAFTAR PUSTAKA 9

10 E. Mulyasa, Dr, M.Pd., 2003, Manajemen Berbasis Sekolah (Konsep, Strategi dan Implementasi), Badung : PT. Remaja Rosda Karya. Sahertain, Piet A, Konsep-Konsep dan Teknik Supervisi Pendidikan Dalam Rangka Pengembangan Sumber Daya Manusia, Jakarta : Rineka Cipta. Sapari, Achmad Pemahaman Guru Terhadap Inovasi Pendidikan, Artikel. Jakarta : Kompas (16 Agustus 2002) Supandi Administrasi dan Supervisi Pendidikan. Jakarta : Departemen Agama. Universitas Terbuka. Suprihatin, MD Administrasi Pendidikan, Fungsi dan Tanggung Jawab Kepala Sekolah Sebagai Administrator dan Supervisor Sekolah. Semarang : IKIP Semarang Press. Undang-undang No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas) dan Penjelasannya, Yogyakarta : Media Wacana Press, Usman, Moh. Uzer Menjadi Guru Profesional, Bandung : Remaja Rosdakarya. 10

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Supervisi Kepala Sekolah 2.1.1 Pengertian Supervisi Kepala Sekolah Supervisi adalah suatu aktivitas pembinaan yang direncanakan untuk membantu para guru dan pegawai sekolah

Lebih terperinci

SUPERVISI AKADEMIK BERKELANJUTAN DALAM PENINGKATAN KOMPETENSI GURU MENYUSUN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

SUPERVISI AKADEMIK BERKELANJUTAN DALAM PENINGKATAN KOMPETENSI GURU MENYUSUN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN Jurnal Penelitian Tindakan Sekolah dan Kepengawasan Vol. 1, No. 1, Juni 2014 ISSN 2355-9683 SUPERVISI AKADEMIK BERKELANJUTAN DALAM PENINGKATAN KOMPETENSI GURU MENYUSUN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Lebih terperinci

UPAYA PENINGKATAN KOMPETENSI GURU DALAM MENYUSUN SILABUS DAN RPP MELALUI SUPERVISI AKADEMIK YANG BERKELANJUTAN DI SD NEGERI 0102 BARUMUN

UPAYA PENINGKATAN KOMPETENSI GURU DALAM MENYUSUN SILABUS DAN RPP MELALUI SUPERVISI AKADEMIK YANG BERKELANJUTAN DI SD NEGERI 0102 BARUMUN Volume 3 Nomor 1, Halaman 56-60, Januari-Juni 2017 RISTEKDIK Jurnal Bimbingan dan Konseling P-ISSN: 2527-4244, E-ISSN : 2541-206X UPAYA PENINGKATAN KOMPETENSI GURU DALAM MENYUSUN SILABUS DAN RPP MELALUI

Lebih terperinci

PERTEMUAN 2 & 3 KONSEP DASAR SUPERVISI PENDIDIKAN

PERTEMUAN 2 & 3 KONSEP DASAR SUPERVISI PENDIDIKAN PERTEMUAN 2 & 3 KONSEP DASAR SUPERVISI PENDIDIKAN Pengertian Supervisi menunjukkan kepada sebuah aktivitas akademik yaitu suatu kegiatan pengawasan yang dijalankan oleh orang yang memiliki pengetahuan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN. penelitian yang berjudul Pengaruh Disiplin Kerja dan Kepemimpinan Kepala

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN. penelitian yang berjudul Pengaruh Disiplin Kerja dan Kepemimpinan Kepala 121 BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN Pada bab V ini akan dibahas mengenai kesimpulan, implikasi dan saran dari penelitian yang berjudul Pengaruh Disiplin Kerja dan Kepemimpinan Kepala Sekolah Terhadap

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Supervisi Akademik Supervisi berasal dari kata super, artinya lebih atau di atas, dan vision artinya melihat atau meninjau (Iskandar & Mukhtar, 2009). Secara etimologis

Lebih terperinci

SUPERVISI PENDIDIKAN

SUPERVISI PENDIDIKAN A. Pendahuluan Perilaku Supervisi/Pem binaan SUPERVISI PENDIDIKAN Istilah supervisi pendidikan sudah cukup lama dikenal dalam dunia pendidikan di Indonesia. Pengertian supervisi pendidikan pada umumnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sekolah merupakan salah satu lembaga formal pendidikan yang berfungsi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sekolah merupakan salah satu lembaga formal pendidikan yang berfungsi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang. Sekolah merupakan salah satu lembaga formal pendidikan yang berfungsi sebagai wadah untuk mencapai tujuan pembangunan nasional. Keberhasilan pendidikan di sekolah tergantung

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan yang buruk dan tidak berkembang akan berpengaruh juga terhadap

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan yang buruk dan tidak berkembang akan berpengaruh juga terhadap BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan memiliki makna yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Makna penting pendidikan ini telah menjadi kesepakatan yang luas dari setiap elemen masyarakat.

Lebih terperinci

TEKNIK SUPERVISI KUNJUNGAN KELAS SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN DAN PROFESIONALISME GURU SD 3 DAN 10 KESIMAN DENPASAR Oleh Ni Nengah Widyani 1

TEKNIK SUPERVISI KUNJUNGAN KELAS SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN DAN PROFESIONALISME GURU SD 3 DAN 10 KESIMAN DENPASAR Oleh Ni Nengah Widyani 1 TEKNIK SUPERVISI KUNJUNGAN KELAS SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN DAN PROFESIONALISME GURU SD 3 DAN 10 KESIMAN DENPASAR Oleh Ni Nengah Widyani 1 Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah

Lebih terperinci

PENGELOLAAN SUPERVISI PEMBELAJARAN DI SD NEGERI 2 MRANGGEN DEMAK TESIS

PENGELOLAAN SUPERVISI PEMBELAJARAN DI SD NEGERI 2 MRANGGEN DEMAK TESIS PENGELOLAAN SUPERVISI PEMBELAJARAN DI SD NEGERI 2 MRANGGEN DEMAK TESIS Diajukan Kepada Program Studi Magister Manajemen Pendidikan Universitas Muhammadiyah Surakarta Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Peningkatan mutu pendidikan ditentukan oleh kesiapan sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Peningkatan mutu pendidikan ditentukan oleh kesiapan sumber daya 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Peningkatan mutu pendidikan ditentukan oleh kesiapan sumber daya manusia yang terlibat dalam proses pendidikan. Guru salah satu faktor penentu kualitas pendidikan,

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Setelah penulis mengkaji dan mengadakan analisa tentang peran kepemimpinan kepala sekolah dalam meningkatkan profesionalisme guru PAI di SMPN 18 Semarang, maka penulis dapat

Lebih terperinci

SUPERVISI PENDIDIKAN Cecep Kustandi

SUPERVISI PENDIDIKAN Cecep Kustandi SUPERVISI PENDIDIKAN Cecep Kustandi Research Evalution Improvement Assiatance Cooperation CIRI SUPERVISI SUPERVISI PENDIDIKAN Supervisi pendidikan adalah pembinaan yang berupa bimbingan atau tuntunan mengenai

Lebih terperinci

RESPON GURU TERHADAP VISI SUPERVISI

RESPON GURU TERHADAP VISI SUPERVISI RESPON GURU TERHADAP VISI SUPERVISI A. PENTINGNYA MASALAH Pendidikan dimasa desentralisasi berbeda dengan sentralisasi. Pada masa sentralisasi segala sesuatu seperti bangunan sekolah, kurikulum, jumlah

Lebih terperinci

LAPORAN PENELITIAN PENINGKATAN KEMAMPUAN KEPALA SEKOLAH DALAM MELAKSANAKAN PROGRAM SUPERVISI MELALUI PELATIHAN DAN PENDAMPINGAN

LAPORAN PENELITIAN PENINGKATAN KEMAMPUAN KEPALA SEKOLAH DALAM MELAKSANAKAN PROGRAM SUPERVISI MELALUI PELATIHAN DAN PENDAMPINGAN LAPORAN PENELITIAN PENINGKATAN KEMAMPUAN KEPALA SEKOLAH DALAM MELAKSANAKAN PROGRAM SUPERVISI MELALUI PELATIHAN DAN PENDAMPINGAN ( Penelitian pada Kepala Sekolah di Wilayah Binaan Kecamatan Muntilan Kabupaten

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. 1. Pengertian kinerja supervisi pembelajaran kepala madrasah

BAB II KAJIAN TEORI. 1. Pengertian kinerja supervisi pembelajaran kepala madrasah BAB II KAJIAN TEORI A. Kinerja Supervisi Pembelajaran Kepala Madrasah 1. Pengertian kinerja supervisi pembelajaran kepala madrasah Kinerja artinya sama dengan prestasi kerja atau dalam bahasa Inggrisnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. melalui pendidikan, baik secara pendidikan formal, non formal maupun

BAB I PENDAHULUAN. melalui pendidikan, baik secara pendidikan formal, non formal maupun 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Upaya peningkatan Sumber daya Manusia salah satunya dilakukan melalui pendidikan, baik secara pendidikan formal, non formal maupun informal. Pendidikan yang

Lebih terperinci

SUPERVISI KEPALA SEKOLAH TERHADAP KOMPETENSI PROFESIONAL GURU

SUPERVISI KEPALA SEKOLAH TERHADAP KOMPETENSI PROFESIONAL GURU SUPERVISI KEPALA SEKOLAH TERHADAP KOMPETENSI PROFESIONAL GURU Yoserizal Bermawi & Tati Fauziah (Dosen Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) FKIP Unsyiah) ABSTRAK Penelitian yang berjudul Supervisi

Lebih terperinci

OBSERVASI KELAS SEBAGAI SALAH SATU TEKNIK SUPERVISI PENGAJARAN OLEH KEPALA SEKOLAH. Oleh : MARTINUS M.KROWIN. Dosen Universitas Negeri Manado ABSTRACT

OBSERVASI KELAS SEBAGAI SALAH SATU TEKNIK SUPERVISI PENGAJARAN OLEH KEPALA SEKOLAH. Oleh : MARTINUS M.KROWIN. Dosen Universitas Negeri Manado ABSTRACT OBSERVASI KELAS SEBAGAI SALAH SATU TEKNIK SUPERVISI PENGAJARAN OLEH KEPALA SEKOLAH Oleh : MARTINUS M.KROWIN Dosen Universitas Negeri Manado ABSTRACT Many ways that can be taken in the supervision of the

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Nasional No. 20/2003, bahwa pendidikan nasional bertujuan untuk

BAB I PENDAHULUAN. Nasional No. 20/2003, bahwa pendidikan nasional bertujuan untuk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan sangat penting dalam kelangsungan hidup bangsa. Pendidikan berkualitas sangatlah diperlukan dalam usaha untuk kemajuan bangsa dan negara. Sebagaimana disebutkan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. jawab baik secara fisik maupun spiritual terhadap keberhasilan aktivitas kerja dari

BAB II KAJIAN TEORI. jawab baik secara fisik maupun spiritual terhadap keberhasilan aktivitas kerja dari BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Pengertian Kepemimpinan Kepemimpinan secara harfiah berasal dari kata pimpin. Kata pimpin mengandung pengertian mengarahkan, membina atau mengatur, menuntun dan juga menunjukkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tugasnya melalui manajemen pendidikan yang diterapkan. Sebagai pelaksana

BAB I PENDAHULUAN. tugasnya melalui manajemen pendidikan yang diterapkan. Sebagai pelaksana BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sekolah sebagai organisasi yang menjalankan proses pendidikan dengan segala fungsi dan hasilnya, mempunyai perangkat yang mewujudkan fungsi dan tugasnya melalui manajemen

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam setiap kehidupan tersebut, di satu sisi sangat bermanfaat bagi kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. dalam setiap kehidupan tersebut, di satu sisi sangat bermanfaat bagi kehidupan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi telah membawa perubahan hampir di semua aspek kehidupan manusia, baik itu dalam bidang ekonomi, politik, sosial,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pelanggannya. Sebagai pemimpin pendidikan, Kepala sekolah mempunyai peran

BAB I PENDAHULUAN. pelanggannya. Sebagai pemimpin pendidikan, Kepala sekolah mempunyai peran BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kepala sekolah adalah pemimpin pendidikan yang mempunyai tanggung jawab dalam penyelengaraan pendidikan di sekolahnya, untuk menghantarkan sekolah menjadi sekolah

Lebih terperinci

MENGULAS KEMAMPUAN MANAJERIAL KEPALA SEKOLAH. DI ERA OTONOMI Oleh: Dr. H. Yoyon Bahtiar Irianto, M.Pd. (FIP-UPI)

MENGULAS KEMAMPUAN MANAJERIAL KEPALA SEKOLAH. DI ERA OTONOMI Oleh: Dr. H. Yoyon Bahtiar Irianto, M.Pd. (FIP-UPI) MENGULAS KEMAMPUAN MANAJERIAL KEPALA SEKOLAH A. Prawacana DI ERA OTONOMI Oleh: Dr. H. Yoyon Bahtiar Irianto, M.Pd. (FIP-UPI) Sekolah merupakan lembaga pendidikan yang menyelenggarakan pendidikan formal

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN KINERJA GURU DI SMP ISLAM SULTAN AGUNG 1 SEMARANG

BAB IV ANALISIS KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN KINERJA GURU DI SMP ISLAM SULTAN AGUNG 1 SEMARANG 69 BAB IV ANALISIS KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN KINERJA GURU DI SMP ISLAM SULTAN AGUNG 1 SEMARANG A. Kepemimpinan kepala sekolah di SMP Islam Sultan Agung 1 Semarang Kepala sekolah merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan investasi dan memegang peranan penting dalam. upaya meningkatkan sumber daya manusia. Melalui peningkatan dan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan investasi dan memegang peranan penting dalam. upaya meningkatkan sumber daya manusia. Melalui peningkatan dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan investasi dan memegang peranan penting dalam upaya meningkatkan sumber daya manusia. Melalui peningkatan dan pengembangan sumber daya manusia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Setiap pelaksanaan program pendidikan memerlukan adanya pengawasan atau supervisi.

BAB I PENDAHULUAN. Setiap pelaksanaan program pendidikan memerlukan adanya pengawasan atau supervisi. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap pelaksanaan program pendidikan memerlukan adanya pengawasan atau supervisi. Supervisi sebagai fungsi administrasi pendidikan berarti aktivitas-aktivitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Lembaga persekolahan mempunyai tujuan yang ingin dicapai. Untuk itu,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Lembaga persekolahan mempunyai tujuan yang ingin dicapai. Untuk itu, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Lembaga persekolahan mempunyai tujuan yang ingin dicapai. Untuk itu, peranan stakeholdersnya sangatlah penting. Menggerakkan semua stakeholders sekolah agar

Lebih terperinci

Supervisi Administrasi Untuk Meningkatkan Kinerja Guru Dalam Menyusun Perangkat Pembelajaran. Sri Winarni

Supervisi Administrasi Untuk Meningkatkan Kinerja Guru Dalam Menyusun Perangkat Pembelajaran. Sri Winarni Supervisi Administrasi Untuk Meningkatkan Kinerja Guru Dalam Menyusun Perangkat Pembelajaran Sri Winarni Guru SDN 1 Pandean Email: sri.winarni@gmail.com Tersedia Online di http://www.jurnal.unublitar.ac.id/

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Dalam mencapai tujuan, setiap organisasi dipengaruhi oleh perilaku

I. PENDAHULUAN. Dalam mencapai tujuan, setiap organisasi dipengaruhi oleh perilaku I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam mencapai tujuan, setiap organisasi dipengaruhi oleh perilaku organisasi yang merupakan pencerminan dari perilaku dan sikap orang-orang yang terdapat dalam organisasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. proses pembelajaran di sekolah. Usaha meningkatkan kualitas sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. proses pembelajaran di sekolah. Usaha meningkatkan kualitas sumber daya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar yang sengaja dirancang untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan yaitu meningkatkan kualitas sumber daya manusia melalui proses

Lebih terperinci

Pelaksanaan Supervisi Akademik Untuk. Menerapkan Metode Pembelajaran di SD Negeri Neuhen Kabupaten Aceh Besar Tahun Pelajaran 2014/2015

Pelaksanaan Supervisi Akademik Untuk. Menerapkan Metode Pembelajaran di SD Negeri Neuhen Kabupaten Aceh Besar Tahun Pelajaran 2014/2015 Pelaksanaan Supervisi Akademik Untuk Meningkatkan Kemampuan Guru dalam Menerapkan Metode Pembelajaran di SD Negeri Neuhen Kabupaten Aceh Besar Tahun Pelajaran 2014/2015 Oleh: Drs. Amiruddin. A 9 Abstrak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pada mutu output pengajarannya. Bila seluruh guru menunjukkan. pemimpin pengajaran yang bertanggung jawab untuk pencapaian tujuan.

BAB I PENDAHULUAN. pada mutu output pengajarannya. Bila seluruh guru menunjukkan. pemimpin pengajaran yang bertanggung jawab untuk pencapaian tujuan. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manajemen pembelajaran merupakan salah satu faktor dan indikator terpenting dalam pendidikan karena sekolah merupakan tempat pembelajaran. Dalam proses belajar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan di Indonesia telah digariskan dalam undang-undang Republik

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan di Indonesia telah digariskan dalam undang-undang Republik BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Sekolah merupakan suatu sistim yang di dalamnya terdapat komponen-komponen yang harus digerakkan untuk mencapai tujuan. Tujuan pendidikan di Indonesia telah

Lebih terperinci

FAKULTAS EKONOMI UNNES SUPERVISI GURU MATA PELAJARAN EKONOMI DI INDONESIA: ANTARA TEORI DAN REALITA

FAKULTAS EKONOMI UNNES SUPERVISI GURU MATA PELAJARAN EKONOMI DI INDONESIA: ANTARA TEORI DAN REALITA FAKULTAS EKONOMI UNNES SUPERVISI GURU MATA PELAJARAN EKONOMI DI INDONESIA: ANTARA TEORI DAN REALITA Joko Widodo 1 Abstrak Rendahnya mutu pendidikan di Indonesia menjadi penyebab utama rendahnya kualitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk meningkatkan sumber daya yang dimilikinya. Baik sumber daya materil

BAB I PENDAHULUAN. untuk meningkatkan sumber daya yang dimilikinya. Baik sumber daya materil 1 BAB I PENDAHULUAN A. Identifikasi Masalah 1. Latar Belakang Dalam menghadapi perkembangan abad 21 semua organisasi dituntut untuk meningkatkan sumber daya yang dimilikinya. Baik sumber daya materil dan

Lebih terperinci

PROFESIONALITAS KEPALA SEKOLAH DALAM KEBERHASILAN KURIKULUM 2013

PROFESIONALITAS KEPALA SEKOLAH DALAM KEBERHASILAN KURIKULUM 2013 PROFESIONALITAS KEPALA SEKOLAH DALAM KEBERHASILAN KURIKULUM 2013 Muklisin 1 Abstrak Kepala sekolah merupakan salah satu komponen pendidikan yang paling berperan dalam meningkatkan kualitas pendidikan.

Lebih terperinci

PEMBIMBINGAN BERKELANJUTAN MENYUSUN PROGRAM SUPERVISI BAGI KEPALA SEKOLAH SD

PEMBIMBINGAN BERKELANJUTAN MENYUSUN PROGRAM SUPERVISI BAGI KEPALA SEKOLAH SD PEMBIMBINGAN BERKELANJUTAN MENYUSUN PROGRAM SUPERVISI BAGI KEPALA SEKOLAH SD Hari Kartini Setyawati 1 e-mail : hari_ks95@yahoo.com ABSTRAK Kepala sekolah di daerah binaan peneliti belum memiliki kemampuan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Konsep Dasar Supervisi Pendidikan 1. Pengertian Supervisi Yang dimaksud supervisi adalah pembinaan yang diberikan kepada seluruh staf sekolah agar mereka dapat meningkatkan kemampuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Muhammad Khoerudin, 2016

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Muhammad Khoerudin, 2016 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan merupakan suatu usaha menciptakan manusia yang mampu berinovasi dengan mengembangkan potensi dalam dirinya. Selain itu, pendidikan juga meningkatkan

Lebih terperinci

BAB VI KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN. Berdasarkan temuan data di lapangan, maka dapat disimpulkan bahwa:

BAB VI KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN. Berdasarkan temuan data di lapangan, maka dapat disimpulkan bahwa: BAB VI KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN 6.1 Kesimpulan Berdasarkan temuan data di lapangan, maka dapat disimpulkan bahwa: 6.1.1 Peran dan Fungsi Kepala Sekolah sebagai Pendidik (Educator) Kepala sekolah

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. perkembangan dan kelangsungan hidup bangsa. Personil yang berhubungan. yang menyandang persyaratan tertentu

BAB 1 PENDAHULUAN. perkembangan dan kelangsungan hidup bangsa. Personil yang berhubungan. yang menyandang persyaratan tertentu BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan mempunyai peran yang sangat penting dalam perkembangan dan kelangsungan hidup bangsa. Personil yang berhubungan langsung dengan tugas penyelenggaraan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masalah pendidikan bangsa. Menurut Mulyasa Setidaknya terdapat tiga syarat

BAB I PENDAHULUAN. masalah pendidikan bangsa. Menurut Mulyasa Setidaknya terdapat tiga syarat BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Masalah Sumber daya manusia yang berkualitas merupakan hal yang penting bagi suatu negara untuk menjadi negara maju, kuat, makmur dan sejahtera. Upaya peningkatan kualitas

Lebih terperinci

PELAKSANAAN SUPERVISI KLINIS KEPALA SEKOLAH UNTUK MENINGKATKAN KINERJA GURU DALAM MENGELOLA PEMBELAJARAN PADA SMA NEGERI 2 SAMBAS

PELAKSANAAN SUPERVISI KLINIS KEPALA SEKOLAH UNTUK MENINGKATKAN KINERJA GURU DALAM MENGELOLA PEMBELAJARAN PADA SMA NEGERI 2 SAMBAS Jurnal Visi Ilmu Pendidikan halaman 711 PELAKSANAAN SUPERVISI KLINIS KEPALA SEKOLAH UNTUK MENINGKATKAN KINERJA GURU DALAM MENGELOLA PEMBELAJARAN PADA SMA NEGERI 2 SAMBAS Oleh Lili Ng Chui Mi 1 Abstrak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dasar supervisi pembelajaran dijelaskan beberapa dasar-dasar tentang konsep

BAB I PENDAHULUAN. dasar supervisi pembelajaran dijelaskan beberapa dasar-dasar tentang konsep BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Supervisi pembelajaran atau yang lebih dikenal dengan pengawasan pembelajaran memiliki konsep dasar yang saling berhubungan. Dalam konsep dasar supervisi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Sekolah sebagai pendidikan formal bertujuan membentuk manusia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Sekolah sebagai pendidikan formal bertujuan membentuk manusia 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Sekolah sebagai pendidikan formal bertujuan membentuk manusia yang berkepribadian, dalam mengembangkan intelektual peserta didik dalam rangka mencerdaskan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang dapat menghambat pembangunan dan perkembangan ekonomi nasional.

BAB I PENDAHULUAN. yang dapat menghambat pembangunan dan perkembangan ekonomi nasional. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Rendahnya kualitas sumber daya manusia merupakan masalah mendasar yang dapat menghambat pembangunan dan perkembangan ekonomi nasional. Penataan sumber daya manusia

Lebih terperinci

Tri Wibowo 2 UPTD Kecamatan Padamara ABSTRAK

Tri Wibowo 2 UPTD Kecamatan Padamara ABSTRAK UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENYUSUN PROGRAM SUPERVISI MELALUI PEMBINAAN BERKELANJUTAN BAGI KEPALA SEKOLAH DASAR DI DABIN 2 UPT DINAS PENDIDIKAN PADAMARA PADA SEMESTER I TAHUN PELAJARAN 2015/2016 1 Tri

Lebih terperinci

UPAYA PENINGKATAN KINERJA GURU

UPAYA PENINGKATAN KINERJA GURU UPAYA PENINGKATAN KINERJA GURU Oleh : Lailatussaadah Dosen Fakultas Tarbiyah Dan Keguruan UIN Ar-Raniry Email: lailamnur27@gmail.com ABSTRAK Kinerja guru merupakan hasil, kemajuan dan prestasi kerja guru

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. strategis dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Peran pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. strategis dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Peran pendidikan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Lembaga pendidikan dipandang sebagai lembaga yang memiliki peran strategis dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Peran pendidikan sangat penting

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Era informasi dan globalisasi yang terjadi saat ini, menimbulkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Era informasi dan globalisasi yang terjadi saat ini, menimbulkan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Era informasi dan globalisasi yang terjadi saat ini, menimbulkan tantangan bagi bangsa Indonesia. Tantangan tersebut bukan hanya dalam menghadapi dampak tranformasi

Lebih terperinci

KOMPETENSI HAKIKAT KOMPETENSI. Kemampuan Profesional Guru. Mampu:

KOMPETENSI HAKIKAT KOMPETENSI. Kemampuan Profesional Guru. Mampu: KONSEP KEPAHLAWANAN DRS. R. A. ANGGORO RAHARDJO HARRY ANWAR, SH., MH. Peran Pendidik dalam Penerapan Konsep Kepahlawanan di Lingkungan Sekolah KOMPETENSI HAKIKAT KOMPETENSI PEDAGOGIK SOSIAL KEPRIBADIAN

Lebih terperinci

tugas sehari-hari (Arwani, 2005).

tugas sehari-hari (Arwani, 2005). BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Telaah Pustaka 1. Supervisi a. Pengertian Supervisi Secara umum yang dimaksud dengan supervisi adalah melakukan pengamatan secara langsung dan berkala oleh atasan terhadap pekerjaan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN. dari analisis data dapat digeneralisasikan pada populasi penelitian. Berdasarakan rumusan

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN. dari analisis data dapat digeneralisasikan pada populasi penelitian. Berdasarakan rumusan 91 BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Persyaratan analisis data telah terpenuhi, dengan demikian kesimpulan yang dihasilkan dari analisis data dapat digeneralisasikan pada populasi penelitian.

Lebih terperinci

NAMA : INDANA MARDIANI NIM : KELAS : C

NAMA : INDANA MARDIANI NIM : KELAS : C NAMA : INDANA MARDIANI NIM : 08-002-0114 KELAS : C UPAYA PENINGKATAN PROFESIONALISME GURU MELALUI PENINGKATAN KOMPETENSI KEPALA SEKOLAH DAN PENGAWAS SEKOLAH DALAM SUPERVISI PENDIDIKAN Indana Mardiani Abstrak:

Lebih terperinci

Upaya Peningkatan Kemampuan Guru-Guru SMP.I Cening Joni 121

Upaya Peningkatan Kemampuan Guru-Guru SMP.I Cening Joni 121 UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN GURU-GURU SMP NEGERI 1 SERIRIT SINGARAJA DALAM PROSES PEMBELAJARAN MELALUI PENERAPAN SUPERVISI KLINIS TAHUN 2O11 I CENING JONI ABSTRAK Kepala SMP Negeri 1 Seririt Singaraja

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sosiologis yang menekankan pada intuisi serta peranan dan harapan

BAB I PENDAHULUAN. sosiologis yang menekankan pada intuisi serta peranan dan harapan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Sebagai proses sosial, pendidikan terbingkai dalam pandangan sosiologis yang menekankan pada intuisi serta peranan dan harapan masyarakat yang ada di dalam

Lebih terperinci

Brebes, 28 Mei 1972 Dr. Nur Aedi Konsultan Permen 12 PMPTK Depdiknas

Brebes, 28 Mei 1972 Dr. Nur Aedi Konsultan Permen 12 PMPTK Depdiknas Memperkenalkan Brebes, 28 Mei 1972 Dr. Nur Aedi Konsultan Permen 12 PMPTK Depdiknas MATERI SUPERVISI AKADEMIK APA SUPERVISI AKADEMIK ITU? MENGAPA SUPERVISI AKADEMIK DIPERLUKAN KAPAN SUPERVISI AKADEMIK

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Nuansa Aulia. 2010), hlm. 63. 1 Dadi Permadi, Daeng Arifin, The Smiling Teacher, (Bandung:

BAB I PENDAHULUAN. Nuansa Aulia. 2010), hlm. 63. 1 Dadi Permadi, Daeng Arifin, The Smiling Teacher, (Bandung: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan unsure yang penting dan utama dalam konteks pembangunan bangsa dan negara. Dalam pendidikan, khususnya pendidikan formal di sekolah, pendidik merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pada era globalisasi ini, pendidikan menjadi sangat penting. Bekal pendidikan yang telah dimiliki suatu masyarakat akan berkembang secara baik, dan dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. M, telah membawa perubahan besar pada kebijakan pengembangan sektor

BAB I PENDAHULUAN. M, telah membawa perubahan besar pada kebijakan pengembangan sektor BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perubahan dalam bidang politik di Indonesia pada penghujung abad ke 20 M, telah membawa perubahan besar pada kebijakan pengembangan sektor pendidikan. Dengan ditetapkannya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHUL PENDAHULUAN

BAB I PENDAHUL PENDAHULUAN UAN BAB I PENDAHUL PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kemajuan peradaban suatu bangsa sangat dipengaruhi oleh sumber daya manusianya. Untuk dapat membentuk sumber daya manusia ini haruslah melalui pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penghargaan atas dasar prestasi dan kinerjanya. dengan meningkatkan profesionalisme dalam melakukan pekerjaan sebagai guru.

BAB I PENDAHULUAN. penghargaan atas dasar prestasi dan kinerjanya. dengan meningkatkan profesionalisme dalam melakukan pekerjaan sebagai guru. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Diterbitkannya Undang-Undang RI Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen adalah suatu bukti pengakuan terhadap peningkatan profesionalitas pekerjaan guru dan

Lebih terperinci

Kepala Sekolah, Meningkatkan Kualitas Pembelajaran PKn

Kepala Sekolah, Meningkatkan Kualitas Pembelajaran PKn Kepala Sekolah, Meningkatkan Kualitas Pembelajaran PKn Probo Puji Graffita Prodi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan, Universitas Negeri Malang Jl. Semarang 5 Malang E-mail: affitd@yahoo.com Abstrak:

Lebih terperinci

PENGARUH SUPERVISI KEPALA SEKOLAH, MOTIVASI KERJA DAN KOMPENSASI TERHADAP KINERJA GURU SD MUHAMMADIYAH SE KECAMATAN NGAMPILAN KOTA YOGYAKARTA

PENGARUH SUPERVISI KEPALA SEKOLAH, MOTIVASI KERJA DAN KOMPENSASI TERHADAP KINERJA GURU SD MUHAMMADIYAH SE KECAMATAN NGAMPILAN KOTA YOGYAKARTA PENGARUH SUPERVISI KEPALA SEKOLAH, MOTIVASI KERJA DAN KOMPENSASI TERHADAP KINERJA GURU SD MUHAMMADIYAH SE KECAMATAN NGAMPILAN KOTA YOGYAKARTA Oleh : Sukiyah Salah satu faktor yang mempengaruhi kinerja

Lebih terperinci

PELAKSANAAN PROGRAM SUPERVISI KEPALA SEKOLAH. TERHADAP GURU- GURU di SMA NEGERI 2 TELUK KERAMAT ARTIKEL PENELITIAN OLEH MISRA F

PELAKSANAAN PROGRAM SUPERVISI KEPALA SEKOLAH. TERHADAP GURU- GURU di SMA NEGERI 2 TELUK KERAMAT ARTIKEL PENELITIAN OLEH MISRA F PELAKSANAAN PROGRAM SUPERVISI KEPALA SEKOLAH TERHADAP GURU- GURU di SMA NEGERI 2 TELUK KERAMAT ARTIKEL PENELITIAN OLEH MISRA F01109002 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perubahan, perkembangan dan kebutuhan zaman. Di antaranya harus terdapat

BAB I PENDAHULUAN. perubahan, perkembangan dan kebutuhan zaman. Di antaranya harus terdapat 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sekarang Ini pelaksanaan pendidikan diarahkan untuk mengimbangi perubahan, perkembangan dan kebutuhan zaman. Di antaranya harus terdapat guru yang professional dan

Lebih terperinci

EFEKTIFITAS KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH (Studi Kasus : SMA AL-ISLAM 2 SURAKARTA) TESIS. Oleh MAHMUDAH : Q

EFEKTIFITAS KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH (Studi Kasus : SMA AL-ISLAM 2 SURAKARTA) TESIS. Oleh MAHMUDAH : Q EFEKTIFITAS KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH (Studi Kasus : SMA AL-ISLAM 2 SURAKARTA) TESIS Diajukan Kepada Program Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Surakarta untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna Memperoleh

Lebih terperinci

URGENSI PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEPALA SEKOLAH DALAM UPAYA PENINGKATAN PROFESIONALISME. Nurdin Hidayat STKIP-PGRI Bandar Lampung ABSTRAK

URGENSI PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEPALA SEKOLAH DALAM UPAYA PENINGKATAN PROFESIONALISME. Nurdin Hidayat STKIP-PGRI Bandar Lampung ABSTRAK Nurdin Hidayat STKIP-PGRI Bandar Lampung ABSTRAK Pengelolaan pendidikan terkait dengan Pemerintah secara makro sebagai pembuat kebijakan dan secara mikro Kepala Sekolah sebagai sebagai pengelola sekolah.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Setiap unit usaha atau organisasi merupakan sebuah sistem, yang

BAB I PENDAHULUAN. Setiap unit usaha atau organisasi merupakan sebuah sistem, yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Setiap unit usaha atau organisasi merupakan sebuah sistem, yang terdiri dari berbagai macam komponen yang saling mendukung dalam rangka mencapai tujuannya.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masalah pendidikan. Guru memegang peran utama dalam pembangunan pendidikan,

BAB I PENDAHULUAN. masalah pendidikan. Guru memegang peran utama dalam pembangunan pendidikan, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Guru merupakan komponen yang palingmenentukan dalam sistem pendidikan secara keseluruhan yang harus mendapat perhatian yang sentral, pertama dan utama. Figur

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. Tabel 5.1 Rekapitulasi Hasil Penelitian. Hasil Penelitian. Tidak ada pengaruh. Signifikasi. Signifikasi

BAB V PEMBAHASAN. Tabel 5.1 Rekapitulasi Hasil Penelitian. Hasil Penelitian. Tidak ada pengaruh. Signifikasi. Signifikasi BAB V PEMBAHASAN A. Rekapitulasi Hasil Penelitian Setelah melakukan analisis data penelitian, selanjutnya adalah mendeskripsikan hasil penelitian tersebut dalam sebuah tabel yang menggambarkan antara pedagogik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masa sentralisasi segala sesuatu seperti: bangunan sekolah, kurikulum,

BAB I PENDAHULUAN. masa sentralisasi segala sesuatu seperti: bangunan sekolah, kurikulum, 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan di masa desentralisasi berbeda dengan sentralisasi. Pada masa sentralisasi segala sesuatu seperti: bangunan sekolah, kurikulum, jumlah siswa,

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS. Menurut Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS. Menurut Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS A. Tinjauan Pustaka 1. Sertifikasi Profesi Guru Menurut Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen Pasal 1 Ayat (11) disebutkan bahwa sertifikasi

Lebih terperinci

PERAN PENDIDIK DALAM SISTEM PENDIDIKAN

PERAN PENDIDIK DALAM SISTEM PENDIDIKAN PERAN PENDIDIK DALAM SISTEM PENDIDIKAN Fahmawati Isnita Rahma dan Ma arif Jamuin Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Surakarta, Jl. Ahmad Yani, Tromol Pos I, Pabelan Kartasura, Surakarta 57102

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. anggota yang berfungsi didalamnya guna melaksanakan tugas-tugas dan

BAB I PENDAHULUAN. anggota yang berfungsi didalamnya guna melaksanakan tugas-tugas dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kepala sekolah sebagai pemimpin sekolah, ia menggerakkan seluruh anggota yang berfungsi didalamnya guna melaksanakan tugas-tugas dan kewajiban yang ada di sekolah.

Lebih terperinci

A. LATAR BELAKANG MASALAH

A. LATAR BELAKANG MASALAH BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Kegiatan utama pendidikan di sekolah dalam rangka mewujudkan tujuannya adalah kegiatan pembelajaran, sehingga seluruh aktivitas organisasi sekolah bermuara pada

Lebih terperinci

SUPERVISI PENDIDIKAN PENGERTIAN SUPERVISI PENDIDIKAN. Supervisi

SUPERVISI PENDIDIKAN PENGERTIAN SUPERVISI PENDIDIKAN. Supervisi PENGERTIAN SUPERVISI PENDIDIKAN SUPERVISI PENDIDIKAN Berasal dari kata supervision yang terdiri dari dua kata yaitu super yang berarti lebih; dan vision yang berarti melihat atau meninjau. Secara terminologis

Lebih terperinci

PELAKSANAAN SUPERVISI PENDIDIKAN OLEH KEPALA SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN PROFESIONAL GURU BIMBINGAN KONSELING DI SMP NEGERI 8 BANDA ACEH

PELAKSANAAN SUPERVISI PENDIDIKAN OLEH KEPALA SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN PROFESIONAL GURU BIMBINGAN KONSELING DI SMP NEGERI 8 BANDA ACEH ISSN 2302-0156 9 Pages pp. 75-83 PELAKSANAAN SUPERVISI PENDIDIKAN OLEH KEPALA SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN PROFESIONAL GURU BIMBINGAN KONSELING DI SMP NEGERI 8 BANDA ACEH Yenniyar 1, Nasir Usman 2, Niswanto

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi merupakan era kemajuan ilmu pengetahuan dan

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi merupakan era kemajuan ilmu pengetahuan dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Era globalisasi merupakan era kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang telah menimbulkan persaingan dalam berbagai bidang, yang menuntut masyarakat Indonesia untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Secara umum tujuan pendidikan dapat dikatakan membawa anak ke arah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Secara umum tujuan pendidikan dapat dikatakan membawa anak ke arah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Secara umum tujuan pendidikan dapat dikatakan membawa anak ke arah tingkat kedewasaan. Artinya anak dituntut agar dapat berdiri sendiri (mandiri) dalam hidupnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Guru atau seorang pendidik, merupakan ujung tombak pendidikan, karena guru

BAB I PENDAHULUAN. Guru atau seorang pendidik, merupakan ujung tombak pendidikan, karena guru 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Guru atau seorang pendidik, merupakan ujung tombak pendidikan, karena guru memegang perananan yang cukup penting baik dalam perencanaan maupun pelaksanaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik melalui kegiatan bimbingan, pengajaran atau latihan bagi peranannya di masa yang akan datang. Sedangkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Diantara elemen tersebut adalah instruktur atau pendidik, materi ajar, metode, tujuan

BAB I PENDAHULUAN. Diantara elemen tersebut adalah instruktur atau pendidik, materi ajar, metode, tujuan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menurut Undang-Undang Sisdiknas No 20 tahun 2003, Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Lahirnya Undang-undang No. 22 tahun 1999 yang direvisi dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Lahirnya Undang-undang No. 22 tahun 1999 yang direvisi dengan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Lahirnya Undang-undang No. 22 tahun 1999 yang direvisi dengan Undang- undang Nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, telah membawa nuansa pembaharuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Upaya meningkatkan kualitas sumber daya manusia bukan merupakan tugas yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Upaya meningkatkan kualitas sumber daya manusia bukan merupakan tugas yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Upaya meningkatkan kualitas sumber daya manusia bukan merupakan tugas yang mudah, karena sumber daya manusia yang berkualitas bukan hanya dilihat dari penguasaannya

Lebih terperinci

1. PENDAHULUAN. Madrasah, dalam konteks ini Institusi Pendidikan formal yang berbasis Agama

1. PENDAHULUAN. Madrasah, dalam konteks ini Institusi Pendidikan formal yang berbasis Agama 1. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Madrasah, dalam konteks ini Institusi Pendidikan formal yang berbasis Agama Islam merupakan harapan masa depan umat. Sebab munculnya Madrasah sangat mewarnai bangsa

Lebih terperinci

SUPERVISI PENDIDIKAN. Pendekatan humanistik. Profesionalisasi. guru 2/12/2012. Bimbingan Bantuan Pembinaan Pengarahan Petunjuk Kemitraan

SUPERVISI PENDIDIKAN. Pendekatan humanistik. Profesionalisasi. guru 2/12/2012. Bimbingan Bantuan Pembinaan Pengarahan Petunjuk Kemitraan SUPERVISI PENDIDIKAN Disiapkan oleh: Setya Raharja AP FIP UNY SUPERVISI PENDIDIKAN Bimbingan Bantuan Pembinaan Pengarahan Petunjuk Kemitraan Profesionalisasi guru Kualitas pembelajaran Pembelajaran Efektif

Lebih terperinci

Pengaruh Kepemimpinan Kepala Sekolah Terhadap Kinerja Guru

Pengaruh Kepemimpinan Kepala Sekolah Terhadap Kinerja Guru Pengaruh Kepemimpinan Kepala Sekolah Terhadap Kinerja Guru Mukhamad Sulistiya (09120067) Mahasiswa Pendidikan Ekonomi IKIP Veteran Semarang ABSTRAK Untuk meningkatkan mutu pendidikan disekolah tidak hanya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. anak didik kita diberi bekal ilmu yang memadai melalui jalur pendidikan yang

BAB I PENDAHULUAN. anak didik kita diberi bekal ilmu yang memadai melalui jalur pendidikan yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Saat ini perkembangan global begitu cepat dan sangat dinamis. Pendidikan menjadi alat untuk mengatasi keadaan tersebut dan hal itu dapat dilakukan apabila anak didik

Lebih terperinci

HJ. BAIQ SUMIATI. Pengawas SD Dinas Pendidikan Kota Mataram

HJ. BAIQ SUMIATI. Pengawas SD Dinas Pendidikan Kota Mataram UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN GURU-GURU SEKOLAH DASAR DALAM MELAKSANAKAN PROSES PEMBELAJARAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN SUPERVISI KOLABORATIF DI SEKOLAH BINAAN HJ. BAIQ SUMIATI Pengawas SD Dinas Pendidikan Kota

Lebih terperinci

SUPERVISI AKADEMIK OLEH KEPALA SEKOLAH DI SEKOLAH DASAR SE KECAMATAN BANTUL

SUPERVISI AKADEMIK OLEH KEPALA SEKOLAH DI SEKOLAH DASAR SE KECAMATAN BANTUL SUPERVISI AKADEMIK OLEH KEPALA SEKOLAH DI SEKOLAH DASAR SE KECAMATAN BANTUL SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Manajemen merupakan hal yang sangat penting dalam semua bidang

BAB 1 PENDAHULUAN. Manajemen merupakan hal yang sangat penting dalam semua bidang BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manajemen merupakan hal yang sangat penting dalam semua bidang kehidupan. Dengan manajemen, kinerja sebuah organisasi dapat berjalan secara maksimal. Demikian juga dengan

Lebih terperinci

PELAKSANAAN SUPERVISI KEPALA SEKOLAH UNTUK PENGEMBANGAN KOMPETENSI GURU DI SD NEGERI 10 BANDA ACEH ABSTRAK

PELAKSANAAN SUPERVISI KEPALA SEKOLAH UNTUK PENGEMBANGAN KOMPETENSI GURU DI SD NEGERI 10 BANDA ACEH ABSTRAK Jurnal Ilmiah Mahasiswa Prodi PGSD FKIP Unsyiah Volume 1 Nomor 1, 11-20 Agustus 2016 PELAKSANAAN SUPERVISI KEPALA SEKOLAH UNTUK PENGEMBANGAN KOMPETENSI GURU DI SD NEGERI 10 BANDA ACEH Ayu 1) Nurhaidah

Lebih terperinci

pujian atau kritik atas hasil kerja karyawan Tabel 4.14 Tanggapan responden mengenai pemimpin selalu meminta karyawan untuk berpartisipasi

pujian atau kritik atas hasil kerja karyawan Tabel 4.14 Tanggapan responden mengenai pemimpin selalu meminta karyawan untuk berpartisipasi DAFTAR TABEL Tabel 3.1 Operasional Variabel... 37 Tabel 3.2 Arti pembobotan dengan Skala Likert... 45 Tabel 3.3 Skala Interval Gaya Kepemimpinan... 46 Tabel 3.4 Skala Interval Motivasi... 46 Tabel 3.5

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. (1) Kesimpulan, (2) Saran, dan (3) Rekomendasi.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. (1) Kesimpulan, (2) Saran, dan (3) Rekomendasi. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Pada bagian akhir tesis ini akan diuraikan secara berturut-turut tentang (1) Kesimpulan, (2) Saran, dan (3) Rekomendasi. A. Kesimpulan Berdasarkan permasalahan dan tujuan dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Proses belajar mengajar merupakan inti dari proses pendidikan secara keseluruhan dengan guru sebagai pemegang peranan utamanya. 1 Guru sebagai pengajar atau

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. profesionalnya, dan sebaliknya kinerja yang di bawah standar kerja

BAB I PENDAHULUAN. profesionalnya, dan sebaliknya kinerja yang di bawah standar kerja BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap profesional ingin menunjukkan bahwa kinerjanya dapat dipertanggungjawabkan. Guru sebagai seorang profesional mempertaruhkan profesi pada kualitas kerjanya.

Lebih terperinci