Jurnal Pendidikan Serambi Ilmu, Edisi September 2016 Volume 27 Nomor 2

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Jurnal Pendidikan Serambi Ilmu, Edisi September 2016 Volume 27 Nomor 2"

Transkripsi

1 287 UPAYA INTENSITAS SUPERVISI AKADEMIK KEPALA SEKOLAH DALAM KELOMPOK KERJA GURU (KKG) UNTUK MENINGKATKAN KINERJA GURU TAMAN KANAK-KANAK BINAAN WILAYAH IV WOYLA RAYA KABUPATEN ACEH BARAT Syamsidar Pengawas Sekolah Tingkat SD/TK Dinas Pendidikan UPTD Wilayah IV Woyla Raya Aceh Barat Abstrak Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui seberapa besar upaya kepala sekolah dalam Kelompok Kerja Guru (KKG) te rhadap kinerja guru Taman Kanak-Kanak Binaan Wilayah IV Woyla Raya Kabupaten Aceh Barat dalam wilayah binaan. Subjek penelitian tindakan sekolah ini adalah kepala Sekolah dengan jumlah kepala sekolah sebanyak 11 Taman Kanak- Kanak. Penelitian tindakan sekolah ini dilaksanakan pada tahun pelajaran 2015/2016. Penelitian tindakan sekolah ini dilaksanakan dalam kurun waktu 3 bulan yaitu dari bulan yaitu dari bulan Februari sampai dengan April 2015 pada triwulan pertama. Dilaksanakan pada waktu tersebut karena tahun pejaran baru dimulai sekolah. Penelitian ini adalah penelitian tindakan sekolah yang terdiri dari dua siklus dan setiap siklus terdiri dari dua kali binaan. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan Intensitas Supervisi Akademik terhadap Kepala Sekolah dalam Kelompok Kerja Guru (KKG) atau melakukan kunjungan ke setiap sekolah binaan, melakukan penilian terhadap keterlibatan Kepala Sekolah dalam pembinaan Kelompok Kerja Guru (KKG) dan melakukan penilian terhadap tanggung jawab Kepala Sekolah. Alat pengumpulan data yaitu melalui daftar penilaian intensitas, daftar pembinaan kepla sekolah dan daftar wawan cara Kepala Sekolah. Validasi data dalam penelitian tindakan sekolah ini dilakukan dengan cara memasukkan nilai-nilai yang diperoleh dari penilaian kinerja Kepala Sekolah. Analisis data dilakukan secara deskriptif kualitatif. Prosedur penelitian terdiri dari pra penelitian, perencanaan siklus satu, pelaksanaan tindakan siklus satu, pengamatan siklus satu, refleksi siklus satu, perencanaan siklus dua, pelaksanaan tindakan siklus dua, pengamatan siklus dua dan refleksi siklus dua. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terjadi peningkatan persentase Intensitas Supervisi Akademik Kepala Sekolah Kepala Sekolah dari rata-rata 23 pada siklus I meningkat menjadi 26,90 pada binaan II. Peningkatan Sekolah mengalami peningkatan dari 28,5% pada binaan I meningkat menjadi 32,2 pada binaan II. Upaya Sekolah Dalam Kelompok Kerja Guru (KKG) untuk Meningkatkan Kinerja Guru Taman Kanak-Kanak Binaan Wilayah IV Woyla Raya Kabupaten Aceh Barat. Kata Kunci : Kinerja Guru, Intensitas, Supervisi dan Akademik. PENDAHULUAN Negara sebagai suatu bangsa wajib mempersiapkan pendidikan yang berkualitas bagi generasi muda. Generasi muda yang produktif adalah pilar suatu bangsa dalam membangun dan mengembangkan negara. Masa depan suatu bangsa sangat erat kaitannya dengan upaya nyata bangsa dalam membangun sektor pendidikan di negaranya. Pendidikan merupakan sektor pembangunan yang sangat penting terutama untuk investasi sumber daya manusia di masa mendatang. Keberhasilan suatu bangsa dalam membangun mutu pendidikan sangat ditentukan oleh mutu gurunya, hal ini dapat dicermati di negara negara maju atau yang sedang bergerak maju (Asorun Ni am Sholeh, 2006: 5-6). Berdasarkan hal tersebut, pendidikan dimaksudkan untuk menyiapkan anak bangsa menghadapi masa depan dan menjadikan bangsa ini bermartabat di antara bangsa- bangsa lain di dunia.

2 288 Rendahnya mutu pendidikan di Indonesia secara langsung berdampak pada rendahnya mutu sumber daya manusia. Berbagai sektor menjadi dampak akan hal ini, baik sektor industri, keuangan, politik, bahkan sektor pendidikan itu sendiri. Bila ditilik lebih jauh maka permasalahan rendahnya mutu pendidikan di Indonesia ini berawal dari kondisi guru yang serba kesulitan. Kesulitan dalam menyiapkan bahan ajar, menyiapkan media pembelajaran dan lain sebagainya. Padahal, guru mempunyai posisi dan peranan yang sangat penting dan strategis dalam keseluruhan upaya pencapaian mutu pendidikan (Asrorun Ni am Sholeh,2006: 6). Pemerintah telah melakukan berbagai program peningkatan kualitas guru salah satunya melalui program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB). Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 16 Tahun 2009 tentang Jabatan Fungsional dan Angka Kreditnya, bahwa yang dimaksud pengembangan keprofesian berkelanjutan adalah pengembangan kompetensi guru yang dilaksanakan sesuai dengan kebutuhan, bertahap, berkelanjutan untuk meningkatkan profesionalitasnya. Kementerian Pendidikan dan Budaya melalui Direktorat Jenderal Peningkatan Mutu Pendidikan dan Tenaga Pendidikan Tahun 2008 telah mengeluarkan standar pengembangan Kelompok Kerja Guru (KKG) untuk SD/MI/TK, dan Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) untuk guru SMP/MTs/SMPLB, SMA/MA/SMALB, dan SMK/MAK. Pada standar pengembangan ini dijelaskan tujuan pelaksanaan KKG dan MGMP adalah untuk memperluas wawasan dan pengetahuan guru dalam berbagai hal khususnya penguasaan substansi materi pembelajaran, strategi pembelajaran, metode pembelajaran, dan memaksimalkan pemakaian sarana dan prasarana belajar, dan sumber belajar lainnya. Pada forum ini guru dapat saling berdiskusi seputar permasalahan yang terjadi dalam kegiatan pembelajaran dan juga secara bersama mencari solusi pemecahan masalahnya sehingga pada akhirnya guru dapat mempertahankan profesionalitasnya dalam melakukan proses pembelajaran. Keberhasilan pendidikan di Sekolah Dini akan sangat mempengaruhi proses pembelajaran selanjutnya. Kelompok Kerja Guru (KKG) adalah wadah yang dijadikan tempat melakukan pertemuan bagi guru kelas atau guru mata pelajaran sejenis bagi guru TK/SD/MI/SDLB di tingkat kecamatan yang terdiri dari sejumlah guru dari sejumalah sekolah (Kemendikbud, 2009: iv). Melalui KKG, diharapkan berbagai permasalahan yang dihadapi guru dalam kegiatan pembelajaran bisa didiskusikan. Para guru, satu sama lain dapat bertukar pikiran dan pengalaman, atau melakukan sharing melalui forum KKG. Sejalan dengan upaya meningkatkan mutu pendidikan Indonesia, pemerintah terus berupaya memperkuat fungsi pengawasan pendidikan terutama pada tingkatan sekolah. Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara telah mengeluarkan peraturan Nomor 118 Tahun 1996 tentang Jabatan Fungsional Pengawas Sekolah dan Angka Kreditnya, dikatakan bahwa pengawas sekolah adalah Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang diberi tugas, tanggung jawab, dan wewenang secara penuh oleh pejabat yang berwenang untuk melakukan Pelaksanaan KKG dan supervisi pengawas di Kota Meulaboh Aceh Barat yang memiliki 14 kecamatan di Kota Meulaboh Aceh Barat secara keseluruhan telah diterapkan. Program ini secara langsung diawasi dan dipantau oleh Dinas Pendidikan dan UPTD Kota Meulaboh Aceh Barat.Pelaksanaan KKG dan supervisi pengawas di Kota Meulaboh Aceh Barat di jalankan oleh Unit Pelaksana Teknis (UPTD) taman kanakkanak dan sekolah dasar yang terbagi menjadi 4 cakupan wilayah kota Yogyakarta yaitu UPTD TK dan SD wilayah Woyla Raya, UPTD TK dan SD wilayah timur, UPT TK dan SD wilayah barat, dan UPTD TK dan SD wilayah selatan. Berdasarkan hasil observasi pada tanggal 10 februari 2015 mengenai kegiatan belajar mengajar di di wilayah IV Woyla Raya terungkap bahwa masih ada Kepala Sekolah yang belum Menerapkan secara meneyeluruh tentang Intensitas Supervisi Akademik untuk kinerja guru. Hal ini tentunya akan bertitik tolak dari fenomena di atas, peneliti berkeinginan mengkaji lebih lanjut dengan melakukan penelitian terkait Intensitas Supervisi Akademik kepla sekolah dalam KKG dan intensitas supervisi akademik oleh pengawas terhadap kinerja kepla sekolah dan melihat besarnya kontribusi yang dihasilkan dari

3 Syamsidar, Upaya Sekolah 289 Intensitas Supervisi Akademik kepla sekolah dalam KKG dan intensitas supervisi akademik oleh pengawas dalam meningkatkan kinerja guru Sekolah Dasar se-binaan wilayah IV Woyla raya melalui penelitian pendidikan yang diberi judul Upaya Intensitas Supervisi Akademik Kepala Sekolah Dalam Kelompok Kerja Guru (KKG) Untuk Meningkatkan Kinerja Guru Taman Kanak-Kanak Binaan Wilayah Iv Woyla Raya Kabupaten Aceh Barat Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka dapat dirumuskan sebagai berikut; 1. Seberapa besar upaya Kelompok Kerja Guru (KKG) te rhadap kinerja guru Taman Kanak-Kanak Binaan Wilayah IV Woyla Raya Kabupaten Aceh Barat. 2. Seberapa besar Intensitas Supervisi Akademik Kepala Sekolah terhadap kinerja guru Taman Kanak-Kanak Binaan Wilayah IV Woyla Raya Kabupaten Aceh Barat. Tujuan penelitian yang hendak dicapai adalah untuk mengetahui sebagai berikut: 1. Ingin Mengetahui Seberapa besar upaya Kelompok Kerja Guru (KKG) te rhadap kinerja guru Taman Kanak-Kanak Binaan Wilayah IV Woyla Raya Kabupaten Aceh Barat. 2. Ingin Mengetahui Seberapa besar Sekolah terhadap kinerja guru Taman Kanak-Kanak Binaan Wilayah IV Woyla Raya Kabupaten Aceh Barat. TINJAUAN PUSTAKA Menurut Anwar Prabu Mangkunegara (2009: 67) istilah kinerja berasal dari kata job performance atau actual performance (prestasi kerja atau prestasi sesungguhnya yang dicapai seseorang). Menurut Suryadi Prawirosentomo (2008:2), kinerja diartikan sebagai hasil kerja yang dapat dicapai oleh seseorang atau sekelompok orang dalam suatu organisasi sesuai dengan wewenang dan tanggungjawab masing-masing personil. Sedangkan Menurut Ilyas (Yuliani Indrawati, 2006: 45), kinerja adalah penampilan hasil karya personel baik kuantitas maupun kualitas dalam suatu organisasi dan merupakan penampilan individu maupun kelompok kerja personil. Kinerja dideskripsikan menjadi 3 (tiga) bagian penting yaitu: (1) Tujuan: Penentuan tujuan dari setiap unit organisasi merupakan strategi yang digunakan untuk meningkatkan kerja; (2) Ukuran: Dibutuhkan ukuran untuk mengukur pencapaian kinerja yang diharapkan dari personil, untuk itu standar penilaian kinerja sangat dibutuhkan; (3) Penilaian: Penilaian kerja secara regular yang dikaitkan dengan proses pencapaian tujuan kinerja setiap personil. Kepala Sekolah Kepala sekolah adalah seseorang yang menjabat kedudukan paling tinggi dalam suatu satuan pendidikan. Oleh karena itu, kepemimpinan dalam suatu satuan pendidikan sangatlah dibutuhkan dalam terlaksananya proses pembelajaran yang kondusif di sekolah. Syaiful sagala (2007: 49) Kepemimpinan adalah kemampuan mempengaruhi atau mendorong seseorang atau sekelompok orang agar bekerja secara sukarela untuk mencapai tujuan tertentu dalam situasi tertentu. Kelompok Kerja Guru Menurut Julia (2008: 4) Kelompok Kerja Guru (KKG) merupakan wadah dalam pembinaan profesional guru yang dapat dimanfaatkan untuk berkomunikasi, bertukar pikiran dan berbagi pengalaman, melaksanakan berbagai demonstrasi, atraksi dan simulasi dalam pembelajaran. Menurut Hasibuan yang dikutip oleh Ginting (199 5: 1) menyebutkan Kelompok Kerja Guru (KKG) merupakan suatu wadah dalam pembinaan kemampuan profesional guru, pelatihan, dan tukar menukar informasi dalam suatu mata pelajaran tertentu sesuai dengan tuntutan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Pengertian Supervisi Akademik Menurut Piet Sahertian, (200 0: 7) berpendapat bahwa supervisi adalah program yang berencana untuk memperbaiki pengajaran. Lebih lanjut Piet Suhartien (2000: 37) menjelaskan fungsi-fungsi supervisi pendidikan menjadi: a. Penelitian, dalam rangka mengumpulkan data mengenai situasi belajar mengajar yang sebenarnya. b. Penilaian, setelah suatu situasi diamati melalui proses penilaian, supervisor selanjutnya menyimpulkan aspek-aspek

4 290 apa saja yang telah diteliti. c. Perbaikan, tujuan utama supervisi untuk memperbaiki situasi belajar mengajar dengan segala aspeknya kearah yang lebih baik. d. Pembinaan, supervisor dapat melakukan bimbingan kearah pembinaan orang- orang yang disupervisi, dan perbaikan situasi dengan memanfaatkan segala sumber. METODE PENELITIAN Penelitian ini Merupakan Penelitian Tindakan Sekolah dengan pendekatan Desktiptif.Arikunto(2002:10)menyatakan bahwa pendekatan penelitian kuantitatif adalah pendekatan penelitian yang banyak dituntut menguakkan angka, mulai dari pengumpulan data, penafsiran terhadap data tersebut, serta penampilan hasilnya. Adapun pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif yaitu penelitian yang dimaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan,dan lainlain, secara holistik (Moleong, 2009:6). Penelitian dibagi menjadi empat tahapan yaitu tahap perencanaan (planning), tindakan (action), observasi (observation), dan refleksi (reflection), dan seterusnya sampai perbaikan atau peningkatan yang diharapkan tercapai TAHAPAN PENELITIAN Tahap Perencanaan Perencanaan yang akan dilakukan adalah: 1. Menyusun silabus 2. Menentukan jumlah siklus, yaitu 2 siklus dan setiap siklus terdiri dari satu kegiatan atu dua kegiatan. 3. Membuat rencana pelaksanaan pembelajaran RKM untuk digunakan. 4. Mendesain bahan Bahan Presentsi Untuk Kepala sekolah dalam binaan. 5. Menentukan sekolah sample penelitian, yaitu sekolah binaan 6. Menentukan objek penelitian, yaitu pembinaan Intensitas Supervisi Akademik Kepala Sekolah dalam Kelompok Kerja Guru (KKG) untuk meningkatkan Kinerja Guru. 7. Menentukan subjek penelitian, yaitu kepala sekolah, guru, komite sekolah dan tenaga kependidikan lainnya. 8. Menyusun instrumen penelitian, yaitu lembar pengamatan, pedoman wawancara dan angket. Tahap Pelaksanaan Sebelum melaksanakan tindakan disekolah binaan, terlebih dahulu dahulu peneliti mengakan koordinasi dengan UPTD Wilayah IV Kabupaten Aceh Barat.Siklus I dilaksanakan pada tanggal 10 Februari 2015 dan 16 Februari Materi yang akan diberikan adalah Binaan Intensitas Supervisi Akademik dalam Kelompok Kerja Guru (KKG) untuk meningkatkan Kinerja Guru. Adapun tindakan yang dilakukan padab tiap siklus yaitu dengan mensosialisasi dan binaan kepada kepala sekolah untuk menunjang kinerja guru pada TK binaan Wilayah IV Woyla Raya secara bertahap dilakukan dalam rapat dengan memberikan undangan dan pemberitahuan kepada Kepala Sekolah.Tiaptiap Pertemuan kan di adakan Sosialisasi atau binaan kepada kepala sekolah dalam pemahaman atau tata cara peningkatan kinerja guru Mengajar di kelas dengan tujuan memberi trobosan baru kepada guru dalam proses belajar mengajar. Tahap selanjutnya Kepala Sekolah diberikan pengetahuan Tata Cara dalam meningkatkan kemampuan guru yaitu memberikan pengetahuan dalam pembelajaran guru dikelas. Observasi Selama pelaksanaan tindakan dilakukan pencatatan sesuai dengan lembar observasi maupun pedoman wawancara. Observasi ini dilakukan untuk melihat pelaksanaan proses binaan sesuai dengan tahapan-tahapan penerapan Intensitas Supervisi Akademik dalam meningkatkan Kinerja Guru pada binaan TK binaan Wilayah IV Woyla Raya Aceh Barat. Beberapa hal yang diamati selama observasi adalah keterlaksanaan tahap-tahap Binaan Intensitas Supervisi Akademik yang meliputi Tiap kepala sekolah TK binaan Wilayah IV Woyla Raya Aceh Barat, kelompok Kerja Guru, Sistim Pembelajaran, peningkatan Kinerja Guru, dan Peningkatan Pembelajaran Guru oleh kepala sekolah Binaan. Refleksi Pada refleksi siklus I, peneliti akan melakukan kajian ulang mengenai penelitian

5 Syamsidar, Upaya Sekolah 291 tindakan Sekolah yang telah dilakukan selama 3x pertemuan. Pada tahap refleksi ini, penulis akan memperbaiki kekurangan yang ada pada tiap-tiap siklus, untuk meningkatkan kinerja guru menjadi lebih baik melalui Binaan Intensitas Supervisi Akademik dalam Kepala sekolah dalam Kelompok Kerja Guru (KKG). HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian Pada Siklus I Binaan I dan Binaan II Berdasarkan data hasil penelitian pada siklus I binaan I dan binaan II mengenai hasil Upaya Sekolah Dalam Kelompok Kerja Guru (KKG) diperoleh data yang tersaji dalam Tabel 1. Tabel 1. Hasil Sekolah Siklus I Binaan I dan Binaan II No Pencapaian Binaan I Binaan II 1. Rata-rata 23,50 26,90 2. Nilai terendah Nilai tertinggi Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa nilai rata-rata binaan I adalah 23,50, nilai terendah 23, nilai tertinggi 31. Nilai rata-rata binaan II adalah 26 dengan nilai terendah, 35 nilai tertinggi. Hasil Penelitian Pada Siklus II Binaan I Dan Binaan II Berdasarkan data hasil penelitian pada siklus II pada binaan I dan binaan II mengenai hasil Sekolah Dalam Kelompok Kerja Guru (KKG) diperoleh data yang tersaji dalam Tabel 2. Tabel 2. Hasil Sekolah Dalam Kelompok Kerja Guru (KKG) Siklus II binaan I dan binaan II No Pencapaian Binaan I Binaan II 1 Rata-rata Nilai terendah Nilai tertinggi Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa nilai rata-rata binaan I adalah 28, nilai terendah 34, nilai tertinggi 39,. Nilai rata-rata binaan II adalah 39 dengan nilai terendah 36, nilai tertinggi 39, Hasil Upaya Intensitas Supervisi Akademik Kepala Sekolah Dalam Kelompok Kerja Guru (KKG) Untuk Meningkatkan Kinerja Guru Taman Kanak-Kanak Binaan Wilayah Iv Woyla Raya Kabupaten Aceh Barat pada siklus I binaan I nilai rataratanya adalah 23,50 Nilai rata-rata pada siklus I binaan II adalah 26,90. Pada siklus II binaan I nilia rata-ratanya adalah 28. Sedangkan pada siklus II binaan II nilai rataratanya adalah 32,90. Upaya Intensitas Supervisi Akademik Kepala Sekolah Dalam Kelompok Kerja Guru (KKG) untuk Meningkatkan Kinerja Guru Taman Kanak-Kanak Binaan Wilayah IV Woyla Raya Kabupaten Aceh Barat. Kepala Sekolah melaksanakan Intensitas Supervisi Akademik semaksimal mungkindalam binaan, sehingga keterampilan Kelompok Kerja Guru (KKG) dapat meningkat. Guru merupakan tenaga pendidik yang berperan aktif dalam pembelajaran, sehingga aktivitas guru dalam pembelajaran meningkat. Sekolah Dalam Kelompok Kerja Guru

6 292 (KKG) untuk Meningkatkan Kinerja Guru.dalam binaan menulis Intensitas Supervisi Akademik Kepala Sekolah Dalam Kelompok Kerja Guru (KKG) Untuk Meningkatkan Kinerja Guru Taman Kanak-Kanak Binaan Wilayah IV Woyla Raya Kabupaten Aceh Barat memperoleh hasil yang optimal sesuai dengan kriteria indikator yang diharapkan. Berdasarkan hasil observasi dapat diketahui bahwa terdapat peningkatan pemahaman Kepala Sekolah Dalam membina Kelompok Kerja Guru (KKG) dari siklus I ke siklus II. Hal ini dapat dilihat dari pengamatan keaktifan Kepala Sekolah Dalam Kelompok Kerja Guru (KKG) pada siklus I diperoleh skor 28 dengan kriteria baik dan Siklus II diperoleh skor 38 dengan kriteria sangat baik. KESIMPULAN Berdasarkan tujuan, analisis data dan pembahasan hasil penelitian tentang Upaya Sekolah Dalam Kelompok Kerja Guru (KKG) Untuk Meningkatkan Kinerja Guru Taman Kanak-Kanak Binaan Wilayah Iv Woyla Raya Kabupaten Aceh Barat : 1. Hasil Observasi Intensitas Supervisi Akademik Kepala Sekolah binaan I diketahui bahwa jumlah skor Intensitas Supervisi Akademik Kepala Sekolah pada siklus I binaan I adalah sebesar 22. Rata-rata skor setiap indikator adalah 3,66 dengan kriteria baik. 2. Hasil observasi Keaktifan Kelompok Kerja Guru (KKG) dalam pembinaan Sekolah siklus I binaan I, dapat diketahui bahwa jumlah skor yang diperoleh semua Keaktifan Kelompok Kerja Guru adalah 141. Rata-rata skor setiap peserta didik adalah 23,51 dengan katagori baik. 3. Hasil Intensitas Supervisi Akademik Kepala Sekolah Dalam Kelompok Kerja Guru (KKG) Siklus II binaan I dan binaan II dapat diketahui bahwa nilai rata-rata binaan I adalah 28, nilai terendah 34, nilai tertinggi 39,. Nilai rata-rata binaan II adalah 39 dengan nilai terendah 36, nilai tertinggi 39. SARAN-SARAN Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dan menginga Upaya Intensitas Supervisi Akademik Kepala Sekolah Dalam Kelompok Kerja Guru (KKG) Untuk Meningkatkan Kinerja Guru Taman Kanak- Kanak Binaan Wilayah IV Woyla Raya Kabupaten Aceh Barat,maka peneliti memberikan beberapa saran sebagai bahan masukan bagi parapembaca. Adapun saransaran tersebut sebagai berikut: 1. Di harapkan kepada kepala sekolah yang memiliki Intensitas Supervisi Akademik Kepala Sekolah Dalam Kelompok Kerja Guru (KKG) pada umumnya hendaklah menggunakan dan mengembangkan binaan dengan menerapkan Intensitas Supervisi Akademik pada setiap proses belajar mengajar berlangsung, sehingga siswa dapat menyerapdan memahami pembelajaran dengan mudah. 2. Pihak sekolah hendaknya menyediakan alat-alat peragabaikitu tentang materi dan mediator yang memadai sehingga Meningkatkan Kinerja Guru Taman Kanak-Kanak Binaan dan dapat dukungan dari kepala sekolah secara peuh. 3. Denga nmembaca karya ilmiah ini, pembaca diharapkan mengambil manfaat dan pelajaran dari pemahaman tentang bagaimana Upaya Intensitas Supervisi Akademik Kepala Sekolah Dalam Kelompok Kerja Guru (KKG) Untuk Meningkatkan Kinerja Guru Taman Kanak-Kanak Binaan tentang tentang kinerja guru yang profesional Karena kelak kita seorang tenaga pengajar atau Guru, maka pembelajaran pun sangat penting bagi kita. Orang yang berhenti belajar adalah pemilik masa lalu, sedangkan orang yang terus balajar adalah pemilik masa depan. DAFTAR PUSTAKA Asrorun Ni am Sholeh.(2006). Undang undang Profesionalisme Guru dan Dosen. Jakarta: PT RinekaCipta. Kemendiknas. (2005). Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan. Jakarta.. (2007). Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 2007 tentang Organisai dan Tata Kerja Lembaga Penjamin Mutu Pendidikan. Jakarta.. (2007). Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2007 tentang Standar Pengawas Sekolah. Jakarta.

7 Syamsidar, Upaya Sekolah 293.(2008). Peraturan Pemerintahan No. 74 Tahun 2008 tentang Guru. Jakarta.. (20 08). Penilaian Kinerja Guru. Jakarta. Anwar Prabu M. (2006). Evaluasi Kinerja SDM. Bandung: RefikaAditama. (2009). Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Anwar Prabu M. (2006). Evaluasi Kinerja SDM. Bandung: RefikaAditama Yuliani Indrawati, (2006). Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kinerja Guru Matematika dalam Pelaksanaan Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) pada Sekolah Menengah Atas Kota Palembang. Palembang: Jurnal Manajemen dan Bisnis Sriwijaya Vol 4, No Syaeful Sagala. (2007). Manajemen Strategik dalam Peningkatan Mutu Pendidikan. Bandung : Alfabeta. Piet Sahertian. (2000). Konsep Dasar dan Teknik Supervisi Pendidikan dalam Rangka Pengembangan Sumber Daya Manusia. Jakarta: Rineka Cipta.

PENINGKATAN KEMAMPUAN GURU DALAM KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR MELALUI SUPERVISI AKADEMIK. Elly Indriati

PENINGKATAN KEMAMPUAN GURU DALAM KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR MELALUI SUPERVISI AKADEMIK. Elly Indriati Didaktikum: Jurnal Penelitian Tindakan Kelas ISSN 2087-3557 PENINGKATAN KEMAMPUAN GURU DALAM KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR SD Negeri Pesarean 01 Adiwerna Tegal Abstrak Penelitian tindakan kelas ini di latarbelakangi

Lebih terperinci

KINERJA PENGAWAS SEKOLAH DASAR NEGERI DI KECAMATAN POSIGADAN KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW SELATAN. Irawan Kasiaradja¹, Abd.Kadim.Masaong 2, Arifin 3.

KINERJA PENGAWAS SEKOLAH DASAR NEGERI DI KECAMATAN POSIGADAN KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW SELATAN. Irawan Kasiaradja¹, Abd.Kadim.Masaong 2, Arifin 3. KINERJA PENGAWAS SEKOLAH DASAR NEGERI DI KECAMATAN POSIGADAN KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW SELATAN Irawan Kasiaradja¹, Abd.Kadim.Masaong 2, Arifin 3. Universitas Negeri Gorontalo Fakultas lmu Pendidikan

Lebih terperinci

Artikel Jurnal. Oleh : Diaz Wiryawan NIM

Artikel Jurnal. Oleh : Diaz Wiryawan NIM KONTRIBUSI PARTISIPASI GURU DALAM KELOMPOK KERJA GURU (KKG) DAN INTENSITAS SUPERVISI AKADEMIK OLEH PENGAWAS TERHADAP KINERJA GURU SEKOLAH DASAR SE-KECAMATAN KOTAGEDE YOGYAKARTA Artikel Jurnal Diajukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Peningkatan mutu pendidikan khususnya di tingkat Sekolah Dasar

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Peningkatan mutu pendidikan khususnya di tingkat Sekolah Dasar BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Peningkatan mutu pendidikan khususnya di tingkat Sekolah Dasar merupakan fokus perhatian dalam rangka meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Hal ini karena

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dalam proses pendidikan, pengawasan atau supervisi merupakan bagian tidak terpisahkan dalam upaya peningkatan prestasi belajar dan mutu sekolah. Sahertian

Lebih terperinci

PERSEPSI GURU TERHADAP PELAKSANAAN SUPERVISI OLEH PENGAWAS SMK NEGERI DI KECAMATAN LUBUK BASUNG KABUPATEN AGAM

PERSEPSI GURU TERHADAP PELAKSANAAN SUPERVISI OLEH PENGAWAS SMK NEGERI DI KECAMATAN LUBUK BASUNG KABUPATEN AGAM PERSEPSI GURU TERHADAP PELAKSANAAN SUPERVISI OLEH PENGAWAS SMK NEGERI DI KECAMATAN LUBUK BASUNG KABUPATEN AGAM Desriani Jurusan Administrasi Pendidikan FIP UNP Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan

Lebih terperinci

PERSEPSI GURU TENTANG PROSES PELAKSANAAN SUPERVISI PEMBELAJARAN OLEH KEPALA SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI KELOMPOK BISNIS MANAJEMEN DI KOTA PADANG

PERSEPSI GURU TENTANG PROSES PELAKSANAAN SUPERVISI PEMBELAJARAN OLEH KEPALA SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI KELOMPOK BISNIS MANAJEMEN DI KOTA PADANG PERSEPSI GURU TENTANG PROSES PELAKSANAAN SUPERVISI PEMBELAJARAN OLEH KEPALA SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI KELOMPOK BISNIS MANAJEMEN DI KOTA PADANG Rezy Marsellina Jurusan Administrasi Pendidikan FIP

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan pendidikan formal. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan pendidikan formal. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pengawas pendidikan mempunyai kedudukan yang strategis dan penting dalam membina dan mengembangkan kemampuan profesional guru dan kepala sekolah dengan tujuan agar sekolah

Lebih terperinci

BUPATI DEMAK PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI DEMAK NOMOR 53 TAHUN 2015 TENTANG

BUPATI DEMAK PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI DEMAK NOMOR 53 TAHUN 2015 TENTANG SALINAN BUPATI DEMAK PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI DEMAK NOMOR 53 TAHUN 2015 TENTANG PEMBINAAN DAN PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN BAGI GURU DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN DEMAK DENGAN

Lebih terperinci

Kata Kunci: Pelaksanaan supervisi akademik pengawas, perencanaan,pemantauan, penilaian, dan pembinaan dan pembimbingan Pengawas.

Kata Kunci: Pelaksanaan supervisi akademik pengawas, perencanaan,pemantauan, penilaian, dan pembinaan dan pembimbingan Pengawas. ANALISIS PELAKSANAAN SUPERVISI AKADEMIK PENGAWAS PADA SMA NEGERI 1 WATAMPONE Muhammad Subaer SMA Negeri 1 Watampone Kabupaten Bone subaermuhammad@yahoo.com Abstrak MUHAMMAD SUBAER. 2015. Analisis Pelaksanaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sedangkan pengawas sekolah melakukan pengawasan terhadap penyelenggaraan

BAB I PENDAHULUAN. sedangkan pengawas sekolah melakukan pengawasan terhadap penyelenggaraan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengawas sekolah, kepala sekolah dan guru adalah tiga unsur utama pelaku pendidikan di sekolah yang dalam melaksanakan tugasnya perlu bersinergi agar tujuan sekolah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. negara menjadi lebih baik. Untuk mencapai pendidikan yang berkualitas

BAB I PENDAHULUAN. negara menjadi lebih baik. Untuk mencapai pendidikan yang berkualitas BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pendidikan merupakan investasi masa depan suatu bangsa. Pendidikan yang berkualitas tinggi akan membentuk generasi penerus yang mampu membangun negara menjadi lebih

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menjadi perhatian serius pemerintah. Sejalan dengan upaya peningkatan

BAB I PENDAHULUAN. menjadi perhatian serius pemerintah. Sejalan dengan upaya peningkatan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan di Indonesia terutama kualitas ditingkat sekolah dasar menjadi perhatian serius pemerintah. Sejalan dengan upaya peningkatan kesejahteraan guru melalui

Lebih terperinci

LENTERA Jurnal Ilmiah Kependidikan ISSN : Vol. 13 No. 1 (2018) 1 10

LENTERA Jurnal Ilmiah Kependidikan ISSN : Vol. 13 No. 1 (2018) 1 10 LENTERA Jurnal Ilmiah Kependidikan ISSN : 0216-7433 Vol. 13 No. 1 (2018) 1 10 PENERAPAN COACHING UNTUK MENINGKATKAN KOMPETENSI KEPALA SEKOLAH DALAM SUPERVISI AKADEMIK PADA SMP BINAAN DINAS PENDIDIKAN KOTA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas. Menurut Suryadi (2011: 2) warga negara berhak memperoleh pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas. Menurut Suryadi (2011: 2) warga negara berhak memperoleh pendidikan BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pembukaan Undang-Undang Dasar (UUD) 1945 Negara Republik Indonesia dinyatakan bahwa salah satu tujuan negara adalah mencerdaskan kehidupan bangsa. Oleh karena itu dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar yang dengan sengaja dirancang untuk

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar yang dengan sengaja dirancang untuk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan adalah usaha sadar yang dengan sengaja dirancang untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Pendidikan bertujuan untuk meningkatkan kualitas sumber daya

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.206, 2012 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN AGAMA. Pengawas. Madrasah. Pendidikan Agama Islam. PERATURAN MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2012 TENTANG PENGAWAS MADRASAH DAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan lembaga pendidikan madrasah khususnya di Kabupaten Lampung

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan lembaga pendidikan madrasah khususnya di Kabupaten Lampung 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan lembaga pendidikan madrasah khususnya di Kabupaten Lampung Selatan sangat penting dan terkait dengan Kementerian Agama. Lembaga Kementerian Agama sangat

Lebih terperinci

KINERJA GURU DI SD KECAMATAN DELI TUA KABUPATEN DELI SERDANG. Halimatussakdiah dan Khairul Anwar Surel :

KINERJA GURU DI SD KECAMATAN DELI TUA KABUPATEN DELI SERDANG. Halimatussakdiah dan Khairul Anwar Surel : KINERJA GURU DI SD KECAMATAN DELI TUA KABUPATEN DELI SERDANG Halimatussakdiah dan Khairul Anwar Surel : halimatussakdiahnst11@gmail.com ABSTRAK Analisis awal pada 2016 (Januari s.d Maret) terhadap 36 orang

Lebih terperinci

PEDOMAN PENILAIAN KINERJA PENGAWAS MADRASAH

PEDOMAN PENILAIAN KINERJA PENGAWAS MADRASAH PEDOMAN PENILAIAN KINERJA PENGAWAS MADRASAH DIREKTORAT PENDIDIKAN MADRASAH DIRJEN PENDIDIKAN ISLAM KEMENTERIAN AGAMA 2014 KATA PENGANTAR Keberhasilan penyelenggaraan pendidikan yang berkualitas sangat

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 24 TAHUN 2011 TENTANG

PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 24 TAHUN 2011 TENTANG PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 24 TAHUN 2011 TENTANG TATA CARA PENGANGKATAN PELAKSANA TUGAS KEPALA SATUAN PENDIDIKAN, PENGAWAS SATUAN PENDIDIKAN DAN PENILIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, BUPATI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan soko guru dalam meningkatkan kualitas hidup manusia, disamping sebagai alat penjaga cagar budaya yang telah ada juga menjadi sarana perubahan

Lebih terperinci

BUPATI BLORA PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 14 TAHUN 2015 TENTANG PENILAIAN KINERJA KEPALA SEKOLAH DI KABUPATEN BLORA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI BLORA PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 14 TAHUN 2015 TENTANG PENILAIAN KINERJA KEPALA SEKOLAH DI KABUPATEN BLORA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BLORA PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 14 TAHUN 2015 TENTANG PENILAIAN KINERJA KEPALA SEKOLAH DI KABUPATEN BLORA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BLORA, Menimbang : a. bahwa dalam rangka meningkatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Permasalahan pendidikan nasional adalah bagaimana meningkatkan mutu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Permasalahan pendidikan nasional adalah bagaimana meningkatkan mutu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan pendidikan nasional adalah bagaimana meningkatkan mutu dan relevansi pendidikan pada setiap jalur, jenis, dan jenjang pendidikan. Upaya yang telah dilakukan

Lebih terperinci

EFEKTIVITAS KEGIATAN MUSYAWARAH GURU MATA PELAJARAN DAN PENGARUHNYA TERHADAP KINERJA GURU DI SMP SE-KECAMATAN PANDAAN KABUPATEN PASURUAN

EFEKTIVITAS KEGIATAN MUSYAWARAH GURU MATA PELAJARAN DAN PENGARUHNYA TERHADAP KINERJA GURU DI SMP SE-KECAMATAN PANDAAN KABUPATEN PASURUAN EFEKTIVITAS KEGIATAN MUSYAWARAH GURU MATA PELAJARAN DAN PENGARUHNYA TERHADAP KINERJA GURU DI SMP SE-KECAMATAN PANDAAN KABUPATEN PASURUAN Aprilia Nia Permatasari Burhanuddin Ahmad Yusuf Sobri E-mail: aprilianiania@gmail.com

Lebih terperinci

SUPERVISI AKADEMIK OLEH KEPALA SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN KINERJA GURU

SUPERVISI AKADEMIK OLEH KEPALA SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN KINERJA GURU SUPERVISI AKADEMIK OLEH KEPALA SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN KINERJA GURU Nurohiman SMKN 1 Ketahun, Jl. Poros Pasar Ketahun, Kab. Bengkulu Utara e-mail: rohimannur@gmail.com Abstract: The objective of the

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 27 TAHUN 2010 TENTANG PROGRAM INDUKSI BAGI GURU PEMULA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 27 TAHUN 2010 TENTANG PROGRAM INDUKSI BAGI GURU PEMULA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA ` PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 27 TAHUN 2010 TENTANG PROGRAM INDUKSI BAGI GURU PEMULA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL, Menimbang : a. bahwa salah satu syarat

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. A. Supervisi Kepala Taman Kanak-kanak (TK) terhadap Kinerja Guru Taman

BAB V PEMBAHASAN. A. Supervisi Kepala Taman Kanak-kanak (TK) terhadap Kinerja Guru Taman 120 BAB V PEMBAHASAN A. Supervisi Kepala Taman Kanak-kanak (TK) terhadap Kinerja Guru Taman Kanak-kanak (TK) di Gugus PAUD Asoka Kecamatan Banjarmasin Barat Supervisi memiliki kedudukan sentral dalam upaya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Guru merupakan penentu keberhasilan pendidikan melalui kinerjanya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Guru merupakan penentu keberhasilan pendidikan melalui kinerjanya 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Guru merupakan penentu keberhasilan pendidikan melalui kinerjanya yang harus selalu ditingkatkan mutu dan kualitasnya. Peningkatan mutu pendidikan sejalan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Definisi Pengawas Pengawas sekolah merupakan bagian dari pendidikan yang bertugas untuk membantu kinerja guru dalam meningkatkan kualitas pembelajaran di sekolah.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Muhammad Khoerudin, 2016

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Muhammad Khoerudin, 2016 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan merupakan suatu usaha menciptakan manusia yang mampu berinovasi dengan mengembangkan potensi dalam dirinya. Selain itu, pendidikan juga meningkatkan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dilakukan terhadap sumberdaya manusia yang ada, materi, dan sumberdaya

BAB 1 PENDAHULUAN. dilakukan terhadap sumberdaya manusia yang ada, materi, dan sumberdaya 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Supervisi merupakan tahapan proses yang sangat penting bagi suatu organisasi dalam mengawasi dan mengendalikan pelaksanaan program yang telah direncanakan demi tercapainya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Lembaga pendidikan sebagai salah satu bentuk pelayanan publik

BAB I PENDAHULUAN. Lembaga pendidikan sebagai salah satu bentuk pelayanan publik BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Lembaga pendidikan sebagai salah satu bentuk pelayanan publik membutuhkan manusia sebagai sumber daya pendukung utama untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Diberlakukannya Undang Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menjadi titik tolak acuan standarisasi dalam pengelolaan pendidikan nasional.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kemakmuran atau kemajuan suatu bangsa. Pendidikan yang ada di sekitar kita. tentang Sistem Pendidikan Nasional disebutkan bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. kemakmuran atau kemajuan suatu bangsa. Pendidikan yang ada di sekitar kita. tentang Sistem Pendidikan Nasional disebutkan bahwa: 1 BAB I PENDAHULUAN A. Konteks Penelitian Dewasa ini pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting demi kelangsungan kehidupan. Baik kelangsungan kehidupan seseorang hingga kelangsungan suatu bangsa.

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI NEGARA PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI NOMOR: 21 TAHUN 2010 TENTANG

PERATURAN MENTERI NEGARA PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI NOMOR: 21 TAHUN 2010 TENTANG MENTERI NEGARA PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI NEGARA PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI NOMOR: 21 TAHUN 2010 TENTANG JABATAN

Lebih terperinci

HJ. BAIQ SUMIATI. Pengawas SD Dinas Pendidikan Kota Mataram

HJ. BAIQ SUMIATI. Pengawas SD Dinas Pendidikan Kota Mataram UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN GURU-GURU SEKOLAH DASAR DALAM MELAKSANAKAN PROSES PEMBELAJARAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN SUPERVISI KOLABORATIF DI SEKOLAH BINAAN HJ. BAIQ SUMIATI Pengawas SD Dinas Pendidikan Kota

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran yang bermutu. Karwati (2013:47) ada tiga pilar fungsi sekolah

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran yang bermutu. Karwati (2013:47) ada tiga pilar fungsi sekolah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sekolah merupakan institusi paling depan dalam menjalankan proses pendidikan. Sekolah sebagai lembaga pendidikan formal harus mampu mengembangkan seluruh potensi

Lebih terperinci

Nomor : DT.I.II/2/PP.03.1/1056/2011 Jakarta, 30 Juni 2011 M Lampiran : 1 (satu) lampiran Perihal : Apresiasi KKG PAI SD Kabupaten/Kota Tahun 2011

Nomor : DT.I.II/2/PP.03.1/1056/2011 Jakarta, 30 Juni 2011 M Lampiran : 1 (satu) lampiran Perihal : Apresiasi KKG PAI SD Kabupaten/Kota Tahun 2011 KEMENTERIAN AGAMA RI. DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN ISLAM DIREKTORAT PENDIDIKAN AGAMA ISLAM Jln. Lapangan Banteng Barat No. 3-4 Jakarta, Telp. 3522871,3811772 Email:ditpais@depag.go.id J A K A R T A Nomor

Lebih terperinci

BUPATI BLORA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 25 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI BLORA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 25 TAHUN 2016 TENTANG BUPATI BLORA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 25 TAHUN 2016 TENTANG PELAKSANAAN PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN BAGI GURU DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN BLORA DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

BAB II PENGAWAS PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PPAI) 1. Landasan Hukum Pengawas Pendidikan Agama Islam ( PPAI ) Penagawas Madrasah sebagai berikut : 1

BAB II PENGAWAS PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PPAI) 1. Landasan Hukum Pengawas Pendidikan Agama Islam ( PPAI ) Penagawas Madrasah sebagai berikut : 1 BAB II PENGAWAS PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PPAI) A. Kajian Teori 1. Landasan Hukum Pengawas Pendidikan Agama Islam ( PPAI ) Pengawas merupakan sebagai tenaga kependidikan memiliki banyak peran dalam meningkatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tugasnya melalui manajemen pendidikan yang diterapkan. Sebagai pelaksana

BAB I PENDAHULUAN. tugasnya melalui manajemen pendidikan yang diterapkan. Sebagai pelaksana BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sekolah sebagai organisasi yang menjalankan proses pendidikan dengan segala fungsi dan hasilnya, mempunyai perangkat yang mewujudkan fungsi dan tugasnya melalui manajemen

Lebih terperinci

PERSEPSI GURU TENTANG PELAKSANAAN SUPERVISI OLEH KEPALA SEKOLAH DI SMK NEGERI SE-KECAMATAN LUBUK BEGALUNG PADANG ARTIKEL ILMIAH.

PERSEPSI GURU TENTANG PELAKSANAAN SUPERVISI OLEH KEPALA SEKOLAH DI SMK NEGERI SE-KECAMATAN LUBUK BEGALUNG PADANG ARTIKEL ILMIAH. PERSEPSI GURU TENTANG PELAKSANAAN SUPERVISI OLEH KEPALA SEKOLAH DI SMK NEGERI SE-KECAMATAN LUBUK BEGALUNG PADANG ARTIKEL ILMIAH Oleh: INTAN SUCI UTAMA 53913 ADMINISTRASI PENDIDIKAN FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

Lebih terperinci

BUPATI SUMEDANG PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI SUMEDANG NOMOR 32 TAHUN 2014 TENTANG

BUPATI SUMEDANG PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI SUMEDANG NOMOR 32 TAHUN 2014 TENTANG SALINAN SALINAN Menimbang BUPATI SUMEDANG PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI SUMEDANG NOMOR 32 TAHUN 2014 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN BUPATI SUMEDANG NOMOR 76 TAHUN 2010 TENTANG PENUGASAN GURU SEBAGAI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan di sekolah baik yang diselenggarakan pemerintah maupun masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan di sekolah baik yang diselenggarakan pemerintah maupun masyarakat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu usaha yang dilakukan untuk mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan

Lebih terperinci

SKRIPSI. Oleh Diaz Wiryawan NIM

SKRIPSI. Oleh Diaz Wiryawan NIM KONTRIBUSI PARTISIPASI GURU DALAM KELOMPOK KERJA GURU (KKG) DAN INTENSITAS SUPERVISI AKADEMIK OLEH PENGAWAS TERHADAP KINERJA GURU SEKOLAH DASAR SE-KECAMATAN KOTAGEDE YOGYAKARTA SKRIPSI Diajukan kepada

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 28 TAHUN 2010 TENTANG PENUGASAN GURU SEBAGAI KEPALA SEKOLAH/MADRASAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 28 TAHUN 2010 TENTANG PENUGASAN GURU SEBAGAI KEPALA SEKOLAH/MADRASAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA SALINAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 28 TAHUN 2010 TENTANG PENUGASAN GURU SEBAGAI KEPALA SEKOLAH/MADRASAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya secara efektif untuk mencapai sasaran atau tujuan tertentu.

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya secara efektif untuk mencapai sasaran atau tujuan tertentu. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manajemen merupakan hal yang sangat penting dalam semua bidang kehidupan. Manajemen pada dasarnya merupakan suatu proses penggunaan sumber daya secara efektif

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pemerintah kota Malang mengharapkan supaya semua pegawai negeri tak

BAB 1 PENDAHULUAN. Pemerintah kota Malang mengharapkan supaya semua pegawai negeri tak BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pemerintah kota Malang mengharapkan supaya semua pegawai negeri tak terkecuali guru dapat memperoleh kenaikan pangkat tepat pada waktunya sesuai dengan aturan yang tertuang

Lebih terperinci

BUPATI MADIUN BUPATI MADIUN,

BUPATI MADIUN BUPATI MADIUN, BUPATI MADIUN SALINAN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 31 TAHUN 2013 TENTANG PENUGASAN GURU SEBAGAI KEPALA SEKOLAH DALAM LINGKUP PEMERINTAH KABUPATEN MADIUN BUPATI MADIUN, Menimbang : a. bahwa guru dapat

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. internasional bukan lagi lokal atau nasional (Permadi, 2007). Untuk menjawab

BAB 1 PENDAHULUAN. internasional bukan lagi lokal atau nasional (Permadi, 2007). Untuk menjawab BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dampak globalisasi telah memasuki berbagai aspek kehidupan. Disadari atau tidak semua kalangan perlu menyiapkan diri dan menyikapinya dengan baik. Pada era ini

Lebih terperinci

PANDUAN KERJA PENGAWAS SEKOLAH

PANDUAN KERJA PENGAWAS SEKOLAH PANDUAN KERJA PENGAWAS SEKOLAH PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL GURU DAN TENAGA KEPENDIDIKAN DIREKTORAT PEMBINAAN TENAGA KEPENDIDIKAN PENDIDIKAN DASAR

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Otonomi daerah memberikan kewenangan yang besar kepada Pemerintah Daerah dalam berbagai bidang, termasuk bidang pendidikan. Salah satu kewenangan tersebut

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Deskripsi Tempat dan Subjek Penelitian

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Deskripsi Tempat dan Subjek Penelitian BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Deskripsi Tempat dan Subjek Penelitian 4.1.1. Deskripsi Tempat Penelitian Penelitian dilakukan di SD Negeri Ledok 07 Salatiga, yang beralamat di Jl. Veteran

Lebih terperinci

DIDAKTIKA PGRI, 2, (2), 2016, 309

DIDAKTIKA PGRI, 2, (2), 2016, 309 DIDAKTIKA PGRI, 2, (2), 2016, 309 PENINGKATAN KEMAMPUAN MELAKSANAKAN PEMBELAJARAN IPS DENGAN METODE JIGSAW MELALUI SUPERVISI AKADEMIK BERKELANJUTAN BAGI GURU KELAS TINGGI SD BINAAN 04 KECAMATAN PANCUR

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. suatu organisasi.arti kinerja sebenarnya berasal dari kata-kata job performance

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. suatu organisasi.arti kinerja sebenarnya berasal dari kata-kata job performance BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Kinerja Kinerja (performance) merupakan gambaran mengenai tingkat pencapaian pelaksanaan suatu program kegiatan atau kebijakan dalam mewujudkan sasaran, tujuan, visi,

Lebih terperinci

BUPATI GARUT PERATURAN BUPATI GARUT NOMOR 730 TAHUN 2012 TENTANG MEKANISME PENGANGKATAN DAN PENUGASAN PENGAWAS SATUAN PENDIDIKAN

BUPATI GARUT PERATURAN BUPATI GARUT NOMOR 730 TAHUN 2012 TENTANG MEKANISME PENGANGKATAN DAN PENUGASAN PENGAWAS SATUAN PENDIDIKAN BUPATI GARUT PERATURAN BUPATI GARUT NOMOR 730 TAHUN 2012 TENTANG MEKANISME PENGANGKATAN DAN PENUGASAN PENGAWAS SATUAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI GARUT, Menimbang : a. bahwa untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bab Pendahuluan ini secara berturut-turut dibahas mengenai: Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Bab Pendahuluan ini secara berturut-turut dibahas mengenai: Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN Bab Pendahuluan ini secara berturut-turut dibahas mengenai: Latar Belakang Penelitian, Fokus Penelitian, Pertanyaan Penelitian, Tujuan Penelitian, Kegunaan Penelitian dan Definisi Istilah.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan faktor utama dalam pembentukan pribadi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan faktor utama dalam pembentukan pribadi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan faktor utama dalam pembentukan pribadi manusia, pembentukan pribadi manusia yang berkualitas menjadi keharusan bagi suatu bangsa jika ingin

Lebih terperinci

TEKNIK SUPERVISI KUNJUNGAN KELAS SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN DAN PROFESIONALISME GURU SD 3 DAN 10 KESIMAN DENPASAR Oleh Ni Nengah Widyani 1

TEKNIK SUPERVISI KUNJUNGAN KELAS SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN DAN PROFESIONALISME GURU SD 3 DAN 10 KESIMAN DENPASAR Oleh Ni Nengah Widyani 1 TEKNIK SUPERVISI KUNJUNGAN KELAS SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN DAN PROFESIONALISME GURU SD 3 DAN 10 KESIMAN DENPASAR Oleh Ni Nengah Widyani 1 Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah

Lebih terperinci

PENINGKATAN KOMPETENSI SUPERVISI KEPALA SEKOLAH MELALUI SUPERVISI KELOMPOK DI SEKOLAH DASAR

PENINGKATAN KOMPETENSI SUPERVISI KEPALA SEKOLAH MELALUI SUPERVISI KELOMPOK DI SEKOLAH DASAR PENINGKATAN KOMPETENSI SUPERVISI KEPALA SEKOLAH MELALUI SUPERVISI KELOMPOK DI SEKOLAH DASAR Suryantini UPTD Dikpora Kecamatan Banjarsari Surakarta Suryantini1958@gmail.com ABSTRACT The research is aimed

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. proses pembelajaran di sekolah. Usaha meningkatkan kualitas sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. proses pembelajaran di sekolah. Usaha meningkatkan kualitas sumber daya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar yang sengaja dirancang untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan yaitu meningkatkan kualitas sumber daya manusia melalui proses

Lebih terperinci

MONITORING DAN EVALUASI

MONITORING DAN EVALUASI MILIK NEGARA TIDAK DIPERDAGANGKAN NSPK Norma, Standar, Prosedur, dan Kriteria PETUNJUK TEKNIS MONITORING DAN EVALUASI KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN ANAK USIA DINI,

Lebih terperinci

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH NOMOR 23 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 27 TAHUN 2010 TENTANG PROGRAM INDUKSI BAGI GURU PEMULA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 27 TAHUN 2010 TENTANG PROGRAM INDUKSI BAGI GURU PEMULA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA ` PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 27 TAHUN 2010 TENTANG PROGRAM INDUKSI BAGI GURU PEMULA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL, Menimbang : a. bahwa salah satu syarat

Lebih terperinci

jtä ~Éàt gtá ~ÅtÄtçt

jtä ~Éàt gtá ~ÅtÄtçt Menimbang : jtä ~Éàt gtá ~ÅtÄtçt PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA NOMOR 41 TAHUN 2014 TENTANG PENUGASAN GURU SEBAGAI KEPALA SEKOLAH DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA TASIKMALAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

II. KAJIAN PUSTAKA. Salah satu unsur penting yang paling menentukan dalam meningkatkan kualitas

II. KAJIAN PUSTAKA. Salah satu unsur penting yang paling menentukan dalam meningkatkan kualitas II. KAJIAN PUSTAKA A. Supervisi Salah satu unsur penting yang paling menentukan dalam meningkatkan kualitas pendidikan adalah tenaga pendidik. Tenaga pendidik (guru) dituntut untuk mampu melaksanakan tugas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mutu sumber daya manusia menuju era globalisasi yang penuh dengan tantangan.

BAB I PENDAHULUAN. mutu sumber daya manusia menuju era globalisasi yang penuh dengan tantangan. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu upaya untuk membangun dan meningkatkan mutu sumber daya manusia menuju era globalisasi yang penuh dengan tantangan. Sehingga

Lebih terperinci

PELAKSANAAN PROGRAM PENINGKATAN MUTU GTK MELALUI KOMUNITAS GTK

PELAKSANAAN PROGRAM PENINGKATAN MUTU GTK MELALUI KOMUNITAS GTK PELAKSANAAN PROGRAM PENINGKATAN MUTU GTK MELALUI KOMUNITAS GTK JAKARTA, 13 FEBRUARI 2017 Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan ARUS DATA DAPODIK KE GTK

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Supervisi Pendidikan 2.1.1 Tujuan Supervisi Supervisi adalah kata serapan dari bahasa Inggris supervision, gabungan dari dua kata super dan vision, yang memiliki arti melihat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. adalah salah satu fungsi manajemen pendidikan yang harus diaktualisasikan.

BAB I PENDAHULUAN. adalah salah satu fungsi manajemen pendidikan yang harus diaktualisasikan. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keberhasilan penyelenggaraan pendidikan yang berkualitas berkaitan erat dengan keberhasilan peningkatan kompetensi dan profesionalisme pendidik dan tenaga kependidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tertuju pada pencapaian mutu dan kinerja pendidikan. Melalui kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. tertuju pada pencapaian mutu dan kinerja pendidikan. Melalui kegiatan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pengawasan pendidikan merupakan salah satu rangkaian yang penting dalam proses manajemen. Inti pembicaraan pengawasan pendidikan terutama tertuju pada pencapaian

Lebih terperinci

10 Media Bina Ilmiah ISSN No

10 Media Bina Ilmiah ISSN No 10 Media Bina Ilmiah ISSN No. 1978-3787 PENINGKATAN KEMAMPUAN GURU DALAM MENETAPKAN KRITERIA KETUNTASAN MINIMAL (KKM) MELALUI WORKSHOP DI SD NEGERI 31 AMPENAN Oleh: Sri Banun Kepala SD Negeri 31 Ampenan

Lebih terperinci

PELAKSANAAN SUPERVISI KLINIS KEPALA SEKOLAH UNTUK MENINGKATKAN KINERJA GURU DALAM MENGELOLA PEMBELAJARAN PADA SMA NEGERI 2 SAMBAS

PELAKSANAAN SUPERVISI KLINIS KEPALA SEKOLAH UNTUK MENINGKATKAN KINERJA GURU DALAM MENGELOLA PEMBELAJARAN PADA SMA NEGERI 2 SAMBAS Jurnal Visi Ilmu Pendidikan halaman 711 PELAKSANAAN SUPERVISI KLINIS KEPALA SEKOLAH UNTUK MENINGKATKAN KINERJA GURU DALAM MENGELOLA PEMBELAJARAN PADA SMA NEGERI 2 SAMBAS Oleh Lili Ng Chui Mi 1 Abstrak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Sesuai tanggung jawabnya bahwa guru adalah tenaga pendidik

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Sesuai tanggung jawabnya bahwa guru adalah tenaga pendidik BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sesuai tanggung jawabnya bahwa guru adalah tenaga pendidik profesional yang memiliki peran besar dalam upaya peningkatan mutu pendidikan dan dalam mencapai tujuan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Supervisi Kepala Sekolah 2.1.1 Pengertian Supervisi Kepala Sekolah Supervisi adalah suatu aktivitas pembinaan yang direncanakan untuk membantu para guru dan pegawai sekolah

Lebih terperinci

ANALISIS KOMPETENSI GURU GEOGRAFI DALAM MELAKSANAKAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS (PTK) DI SMA NEGERI KOTA BANJARMASIN

ANALISIS KOMPETENSI GURU GEOGRAFI DALAM MELAKSANAKAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS (PTK) DI SMA NEGERI KOTA BANJARMASIN JPG (Jurnal Pendidikan Geografi) Volume 4 No 1 Januari 2017 Halaman 40-50 e-issn : 2356-5225 http://ppjp.unlam.ac.id/journal/index.php/jpg ANALISIS KOMPETENSI GURU GEOGRAFI DALAM MELAKSANAKAN PENELITIAN

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. yang bersertifikat pendidik di Kabupaten Kulon Progo dilihat dari segi. kesimpulan yang lebih rinci sebagi berikut:

BAB V PENUTUP. yang bersertifikat pendidik di Kabupaten Kulon Progo dilihat dari segi. kesimpulan yang lebih rinci sebagi berikut: BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Kinerja guru mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan SMP Negeri yang bersertifikat pendidik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan usaha sadar yang dengan sengaja dirancangkan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Pendidikan bertujuan untuk meningkatkan kualitas

Lebih terperinci

Tri Wibowo 2 UPTD Kecamatan Padamara ABSTRAK

Tri Wibowo 2 UPTD Kecamatan Padamara ABSTRAK UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENYUSUN PROGRAM SUPERVISI MELALUI PEMBINAAN BERKELANJUTAN BAGI KEPALA SEKOLAH DASAR DI DABIN 2 UPT DINAS PENDIDIKAN PADAMARA PADA SEMESTER I TAHUN PELAJARAN 2015/2016 1 Tri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Implementasi Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional telah dijabarkan ke dalam sejumlah peraturan antara lain Peraturan Pemerintah

Lebih terperinci

SUPERVISI AKADEMIK DAPAT MENINGKATKAN KOMPETENSI GURU MELAKSANAKAN PROSES PEMBELAJARAN. Oleh Zainuddin*

SUPERVISI AKADEMIK DAPAT MENINGKATKAN KOMPETENSI GURU MELAKSANAKAN PROSES PEMBELAJARAN. Oleh Zainuddin* 212 SUPERVISI AKADEMIK DAPAT MENINGKATKAN KOMPETENSI GURU MELAKSANAKAN PROSES PEMBELAJARAN Oleh Zainuddin* Abstrak Supervisi akademik berpengaruh kepada kegiatan membantu guru dalam mengembangkan pembelajaran

Lebih terperinci

PERATURAN WALIKOTA MOJOKERTO NOMOR 75 TAHUN 2014 TENTANG OPTIMALISASI TATA KELOLA PENGANGKATAN KEPALA SEKOLAH 01 KOTA MOJOKERTO

PERATURAN WALIKOTA MOJOKERTO NOMOR 75 TAHUN 2014 TENTANG OPTIMALISASI TATA KELOLA PENGANGKATAN KEPALA SEKOLAH 01 KOTA MOJOKERTO WALIKOTA MOJOKERTO PERATURAN WALIKOTA MOJOKERTO NOMOR 75 TAHUN 2014 TENTANG OPTIMALISASI TATA KELOLA PENGANGKATAN KEPALA SEKOLAH 01 KOTA MOJOKERTO OENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MOJOKERTO,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Gaya mengajar adalah cara atau metode yang dipakai oleh guru ketika sedang

BAB I PENDAHULUAN. Gaya mengajar adalah cara atau metode yang dipakai oleh guru ketika sedang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Gaya mengajar adalah cara atau metode yang dipakai oleh guru ketika sedang melakukan pengajaran. Gaya mengajar guru biasanya sangat erat kaitanya dengan gaya

Lebih terperinci

PEDOMAN PENILAIAN KINERJA KEPALA SEKOLAH/MADRASAH

PEDOMAN PENILAIAN KINERJA KEPALA SEKOLAH/MADRASAH PEDOMAN PENILAIAN KINERJA KEPALA SEKOLAH/MADRASAH PUSAT PENGEMBANGAN TENAGA KEPENDIDIKAN BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PENDIDIKAN DAN PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN REKOMENDASI

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN REKOMENDASI BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN REKOMENDASI A. Simpulan Berdasarkan pembahasan uraian dan hasil penelitian yang telah dipaparkan sebelumnya, ada empat faktor yang mempengaruhi Implementasi Standar Pengawas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sistem Pendidikan Nasional seperti yang tertulis pada Undang-undang nomor 20

BAB I PENDAHULUAN. Sistem Pendidikan Nasional seperti yang tertulis pada Undang-undang nomor 20 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sistem Pendidikan Nasional seperti yang tertulis pada Undang-undang nomor 20 tahun 2003 pada pasal 11 ayat 1 menjelaskan bahwa pemerintah dan pemerintah daerah menjamin

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGHITUNG PENILIAN KINERJA MELALUI KEGIATAN KERJA KELOMPOK DI UNIT PELAKSANA TEKNIS DAERAH BANYUWANGI

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGHITUNG PENILIAN KINERJA MELALUI KEGIATAN KERJA KELOMPOK DI UNIT PELAKSANA TEKNIS DAERAH BANYUWANGI PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGHITUNG PENILIAN KINERJA MELALUI KEGIATAN KERJA KELOMPOK DI UNIT PELAKSANA TEKNIS DAERAH BANYUWANGI Rini Hastuti Pengawas TK/SD pada Dinas Pendidikan Pemuda dan Olah Raga Kabupaten

Lebih terperinci

UPAYA PENINGKATAN KINERJA GURU

UPAYA PENINGKATAN KINERJA GURU UPAYA PENINGKATAN KINERJA GURU Oleh : Lailatussaadah Dosen Fakultas Tarbiyah Dan Keguruan UIN Ar-Raniry Email: lailamnur27@gmail.com ABSTRAK Kinerja guru merupakan hasil, kemajuan dan prestasi kerja guru

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan mutu sumber daya manusia menuju era globalisasi yang penuh dengan tantangan sehingga disadari bahwa

Lebih terperinci

Serambi Akademica, Volume IV, No. 2, November 2016 ISSN :

Serambi Akademica, Volume IV, No. 2, November 2016 ISSN : Serambi Akademica, Volume IV, No. 2, November 2016 ISSN : 2337-8085 PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN PEMECAHAN MASALAH (PROBLEM SOLVING) UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS XII TEKNIK

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN KOMPETENSI KEPROFESIAN BERKELANJUTAN PENDIDIK ANAK USIA DINI DI KECAMATAN JATEN KABUPATEN KARANGANYAR

PENGEMBANGAN KOMPETENSI KEPROFESIAN BERKELANJUTAN PENDIDIK ANAK USIA DINI DI KECAMATAN JATEN KABUPATEN KARANGANYAR E-ISSN: 2528-7427 1 PENGEMBANGAN KOMPETENSI KEPROFESIAN BERKELANJUTAN PENDIDIK ANAK USIA DINI DI KECAMATAN JATEN KABUPATEN KARANGANYAR Nanik Dwi Nurhayati Pendidikan Kimia Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Peranan guru dalam meningkatkan kualitas pendidikan di sekolah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Peranan guru dalam meningkatkan kualitas pendidikan di sekolah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peranan guru dalam meningkatkan kualitas pendidikan di sekolah sangat strategis. Walaupun perkembangan teknologi cukup pesat, sampai saat ini peranan guru sebagai pendidik,

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN PROFESIONAL GURU MELALUI SUPERVISI AKADEMIK TEKNIK INDIVIDUAL CONFERENCE

PENINGKATAN KEMAMPUAN PROFESIONAL GURU MELALUI SUPERVISI AKADEMIK TEKNIK INDIVIDUAL CONFERENCE PENINGKATAN KEMAMPUAN PROFESIONAL GURU MELALUI SUPERVISI AKADEMIK TEKNIK INDIVIDUAL CONFERENCE (IC) OLEH PENGAWAS SEKOLAH DI SMK KOSGORO 2 NGANTANG KABUPATEN MALANG Mochamad Mudjiono Cabang Dinas Pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan akhir manusia dalam menempuh pendidikan biasanya berkaitan dengan

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan akhir manusia dalam menempuh pendidikan biasanya berkaitan dengan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan salah satu cara yang paling umum yang ditempuh manusia dalam rangka meningkatkan pengetahuan dan keahlian yang dimilikinya. Tujuan akhir manusia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Upaya meningkatkan kualitas sumber daya manusia bukan merupakan tugas yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Upaya meningkatkan kualitas sumber daya manusia bukan merupakan tugas yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Upaya meningkatkan kualitas sumber daya manusia bukan merupakan tugas yang mudah, karena sumber daya manusia yang berkualitas bukan hanya dilihat dari penguasaannya

Lebih terperinci

LAPORAN PENGEMBANGAN DIRI

LAPORAN PENGEMBANGAN DIRI LAPORAN PENGEMBANGAN DIRI Diajukan Untuk Memperoleh Angka Kredit Jabatan Fungsional Guru Oleh SURATMAN, S.Pd.,M.Pd. NIP. 19600208 198201 1 007 SD NEGERI 1 PANIMBO UPTD PENDIDIKAN KECAMATAN KEDUNGJATI KABUPATEN

Lebih terperinci

BUPATI JEMBER SALINAN PERATURAN BUPATI JEMBER NOMOR 21.1 TAHUN 2013 TENTANG

BUPATI JEMBER SALINAN PERATURAN BUPATI JEMBER NOMOR 21.1 TAHUN 2013 TENTANG 1 BUPATI JEMBER SALINAN PERATURAN BUPATI JEMBER NOMOR 21.1 TAHUN 2013 TENTANG PENGEMBANGAN DAN PEMBINAAN KEMAMPUAN PROFESIONAL PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN DI KABUPATEN JEMBER DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri 2 Pesawahan kecamatan Teluk

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri 2 Pesawahan kecamatan Teluk 1 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian 3.1.1 Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri 2 Pesawahan kecamatan Teluk Betung Selatan Bandar Lampung. Alasan menggunakan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam peningkatan mutu pendidikan dan oleh karena guru sendiri wajib memiliki

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam peningkatan mutu pendidikan dan oleh karena guru sendiri wajib memiliki BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Peran guru sangat menentukan dalam usaha peningkatan mutu pendidikan formal. Guru dituntut untuk mampu menyelenggarakan proses pembelajaran dengan sebaik-baiknya. Guru

Lebih terperinci