III. Distribusi Tegangan Dalam Tanah.

dokumen-dokumen yang mirip
Materi Mekanika Tanah II (post-mid)

MEKANIKA TANAH 2 PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL

MEKANIKA TANAH (CIV -205)

VII. Penurunan. Pertemuan XI, XII, XIII. VII.1 Pendahuluan

MEKANIKA TANAH DASAR DASAR DISTRIBUSI TEGANGAN DALAM TANAH

Pembebanan Batang Secara Aksial. Bahan Ajar Mekanika Bahan Mulyati, MT

DAFTAR ISI. i ii iii iv

TEGANGAN DALAM TANAH

Mekanika Tanah II. Penurunan

KORELASI KAPASITAS DUKUNG MODEL PONDASI TELAPAK BUJUR SANGKAR DENGAN LUAS PERKUATAN GEOTEKSTIL (STUDI LABORATORIUM) Muhammad. Riza.

BAB III LANDASAN TEORI. Boussinesq. Caranya dengan membuat garis penyebaran beban 2V : 1H (2 vertikal

Pertemuan I,II,III I. Tegangan dan Regangan

Bab 5 Puntiran. Gambar 5.1. Contoh batang yang mengalami puntiran

SOAL A: PERENCANAAN PANGKAL JEMBATAN DENGAN PONDASI TIANG. 6.5 m

DAFTAR ISI ABSTRACT KATA PENGANTAR DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN DAFTAR NOTASI DAN SINGKATAN BAB I PENDAHULUAN 1 1.

VI. Konsolidasi ( Lanjutan )

MEKANIKA TANAH (CIV -205)

(FORENSIC GEOTECHNICAL ENGINEERING) TOPIK KHUSUS CEC 715 SEMESTER GANJIL 2012/2013

Mekanika Bahan TEGANGAN DAN REGANGAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PERSIAPAN TES SKL KELAS X, MATEMATIKA IPS Page 1

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

PROGRAM STUDI DIPLOMA 3 TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN ITSM BAHAN AJAR MEKANIKA REKAYASA 2

l l Bab 2 Sifat Bahan, Batang yang Menerima Beban Axial

II. Kuat Geser Tanah

d b = Diameter nominal batang tulangan, kawat atau strand prategang D = Beban mati atau momen dan gaya dalam yang berhubungan dengan beban mati e = Ek

TEGANGAN DAN REGANGAN

STUDI DISTRIBUSI TEGANGAN DALAM TANAH AKIBAT BEBAN LUAR DENGAN MENGGUNAKAN SIGMA/W GEOSTUDIO

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG RUSUNAWA UNIMUS

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Umum. Berkembangnya kemajuan teknologi bangunan bangunan tinggi disebabkan

DAFTAR ISI. Judul DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN DAFTAR NOTASI DAN SINGKATAN BAB I PENDAHULUAN RUMUSAN MASALAH TUJUAN PENELITIAN 2

Bab 3. Metodologi. Sebelum membahas lebih lanjut penggunaan single tube dalam aplikasi

MODUL PERKULIAHAN REKAYASA FONDASI 1. Penurunan Tanah pada Fondasi Dangkal. Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGARUH BENTUK DASAR MODEL PONDASI DANGKAL TERHADAP KAPASITAS DUKUNGNYA PADA TANAH PASIR DENGAN DERAJAT KEPADATAN TERTENTU (STUDI LABORATORIUM)

PENGARUH KEDALAMAN GEOTEKSTIL TERHADAP KAPASITAS DUKUNG MODEL PONDASI TELAPAK BUJURSANGKAR DI ATAS TANAH PASIR DENGAN KEPADATAN RELATIF (Dr) = ± 23%

BAB III METODE KAJIAN

STABILITAS LERENG (SLOPE STABILITY)

BAB II STUDI PUSTAKA

LANGKAH KERJA PERHITUNGAN PONDASI DANGKAL. Tanah dianggap homogen dengan mengambil karakteristik tanah pada lapisan γb N γ. =c ' N c.

Evaluasi Belajar Tahap Akhir Nasional Tahun 1986 Matematika

BAB IV ANALISA STRUKTUR

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

a home base to excellence Mata Kuliah : Struktur Beton Lanjutan Kode : TSP 407 Pelat Pertemuan - 3

Integrity, Professionalism, & Entrepreneurship. : Perancangan Struktur Beton. Pondasi. Pertemuan 12,13,14

a home base to excellence Mata Kuliah : Struktur Beton Lanjutan Kode : TSP 407 Pondasi Pertemuan - 4

III. TEGANGAN DALAM BALOK

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Soal :Stabilitas Benda Terapung

D3 TEKNIK SIPIL FTSP ITS

Dinamika Rotasi, Statika dan Titik Berat 1 MOMEN GAYA DAN MOMEN INERSIA

ANALISIS LERENG DENGAN PERKUATAN PONDASI TIANG

C. y = 2x - 10 D. y = 2x + 10

Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang

KESEIMBANGAN BENDA TEGAR

MEKANIKA TANAH 2 KESTABILAN LERENG. UNIVERSITAS PEMBANGUNAN JAYA Jl. Boulevard Bintaro Sektor 7, Bintaro Jaya Tangerang Selatan 15224

Hukum Hooke. Diktat Kuliah 4 Mekanika Bahan. Ir. Elisabeth Yuniarti, MT

Pertemuan IV II. Torsi

Tanah Homogen Isotropis

BAB III LANDASAN TEORI

DAFTAR ISI. i ii iii. ix xii xiv xvii xviii

PENGARUH METODE KONSTRUKSI PONDASI SUMURAN TERHADAP KAPASITAS DUKUNG VERTIKAL (148G)

Pasir (dia. 30 cm) Ujung bebas Lempung sedang. Lempung Beton (dia. 40 cm) sedang. sedang

Bab III Metodologi Penelitian

MODUL 7 TAHANAN FONDASI TERHADAP GAYA ANGKAT KE ATAS

TEKANAN TANAH LATERAL

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang biasanya dari struktur cangkang terbagi tiga, yaitu : a) Permukaan Rotasional, yaitu bentuk permukaan yang berasal dari

Setelah membaca modul mahasiswa memahami pembagian kecepatan di arah vertical dan horizontal.

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN. penambangan batu bara dengan luas tanah sebesar hektar. Penelitian ini

BAB I. Perencanaan Atap

FONDASI TELAPAK TERPISAH (TUNGGAL)

Gambar III.1 Diagram Alir Program Penelitian

Dinamika. DlNAMIKA adalah ilmu gerak yang membicarakan gaya-gaya yang berhubungan dengan gerak-gerak yang diakibatkannya.

ANALISA STRUKTUR PELAT DUA ARAH TANPA BALOK (FLAT SLAB)

BAB I PENDAHULUAN. Seluruh muatan (beban) dari bangunan, termasuk beban-beban yang bekerja pada

KINEMATIKA GERAK 1 PERSAMAAN GERAK

X. TEGANGAN GESER Pengertian Tegangan Geser Prinsip Tegangan Geser. [Tegangan Geser]

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Pembahasan hasil penelitian ini secara umum dibagi menjadi lima bagian yaitu

PERENCANAAN JEMBATAN KALI TUNTANG DESA PILANGWETAN KABUPATEN GROBOGAN

BAB III DASAR TEORI. BAB II Tinjauan Pustaka 32

Respect, Professionalism, & Entrepreneurship. Mata Kuliah : Mekanika Bahan Kode : TSP 205. Kolom. Pertemuan 14, 15

9/14/2016. Jaringan Aliran

PENGARUH VARIASI LUAS PIPA PADA ELEMEN BALOK BETON BERTULANG TERHADAP KUAT LENTUR

BAB II DASAR TEORI 2.1 Konsep Perencanaan 2.2 Motor 2.3 Reducer

DIKTAT MEKANIKA KEKUATAN MATERIAL

STUDI PENGARUH KONSTANTA PEGAS TANAH TERHADAP RESPON TEGANGAN DAN PENURUNAN PADA PONDASI PELAT (MAT FOUNDATION) ABSTRAK

I. TEGANGAN NORMAL DAN TEGANGAN GESER

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. karbon, baja paduan rendah mutu tinggi, dan baja paduan. Sifat-sifat mekanik dari

B.1. Menjumlah Beberapa Gaya Sebidang Dengan Cara Grafis

Bab IV STABILITAS LERENG

MIMIN RIHOTIMAWATI TRIGONOMETRI

BAB III STATIKA FLUIDA

BebanAksial(lanjutan)

Matematika Proyek Perintis I Tahun 1979

BAB IV KRITERIA DESAIN

Trigonometri - IPA. Tahun 2005

BAB XI PERENCANAAN PONDASI TIANG PANCANG

BAB III LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Arahnya diwakili oleh sudut yang dibentuk oleh A dengan ketigas umbu koordinat,

Transkripsi:

Pertemuan IV, V, VI III. Distribusi Tegangan Dalam Tanah. III.1 Umum Hitungan tegangann-tegangan yang terjadi didalam tanah berguna untuk analisis ; tegangan regangan (stress strain) pada tanah penurunan (settlement) yang terjadi pada tanah Dalam hitungan tegangan dalam tanah, tanah dianggap bersifat elastis, homogen, isotropis, terdapat hubungan linier antara tegangan dan regangan, tegangan ini disebabkan ; beban yang bekerja dipermukaan tanah, ini berkurang jika kedalam bertambah. berat sendiri tanah, ini bertambah jika kedalaman bertambah. Regangan volume pada material yang bersifat elastis dinyatakan oleh persamaan ; V 1 µ V E ( σ + σ + σ ) x y dengan ; V perubahan volume V volume µ angka poisson E modulus elastisitas σ x, σ y, σ tegangan-tegangan dalam ara x, y,. Bila penurunan akibat beban terjadi pada kondisi tanpa drainase (undrained) atau volume tetap, maka V/V 0, maka kondisi ini µ 0,5 dan jika pembebanan menyebabkan terjadi perubahan volume atau V/V > 0, maka µ < 0,5. III. Teori Boussinesq. 1. Beban titik Anggapan-anggapan ; Tanah merupakan bahan bersifat elastis, homogen, isotropis, dan semi tak berhingga. Tanah tidak mempunyai berat Hubungan tegangan dan regangan mengikuti hukum Hooke. Distribusi tegangan akibat beban tidak tergantung jenis tanah. Distribusi tegangan simetri terhadap sumbu vertikal () Perubahan volume tanah diabaikan Tanah tidak mengalami tegangan sebelum beban Q diterapkan. III-1

Berdasarkan pengamatan, tegangan vertikal tidak tergantung pada E dan µ, sedangkan tekanan lateral bergantung pada µ dan tidak bergantung pada E. Sebelum beban struktur bekerja tanah sudah mengalami tegangan akibat tekanan overburden (σ), sedangkan tegangan yang diakibatkan oleh beban struktur dinyatakan dengan tambahan tegangan (stress increment) yaitu σ. Gambar 1II.1 Tambahan tegangan dan distribusi tegangan dalam tanah akibat baban titik Tambahan tegangan vertikal ( σ ) akibat beban titik dianalisis dengan meninjau sistem tegangan pada koordinat silinder. Tambahan tegangan vertikal ( σ ) pada titik A dalam tanah akibat bebab titik Q dipermukaan dinyatakan ; Faktor pengaruh σ 3Q π 1 1+ ( r / ) 5 / 5 / 3 1 I B 1 ( / ) π + r Sehingga tambahan tegangan vertikal dalam tanah menjadi, Q σ I B Nilai I B disajikan juga dalam bentuk grafik (Gambar III. ), nilai faktor pengaruh beban titik I B untuk Boussinesq, dan faktor pengaruh beban titik I W untuk Wastergaard. Tegangan geser yang terjadi akibat beban titik adalah ; τ r 3Q π r ( ) 5 / r + III-

Gambar III. Nilai faktor pengaruh teori Boussineq dan Westergaard (Taylor, 1948) Contoh soal Beban titik seperti ( Gambar CIII-1) ; Gambar CIII-1 Beban titik a. Hitung tambahan tegangan vertikal pada titik 1 dan 3 b. Jika diketahui b tanah 18 kn/m3, hitung tegangan total pada titik 1 dan 3 Penyelesaian ; a. tegangan yang terjadi pada masing-masing titik akibat setiap beban adalah ; Akibat beban kolom 1 (640 kn) Titik r (m) r/ I B σ (kn/m ) 1 3 4 6 0,8 1,6,4 0,14 0,0 0,004 14,336,048 0,410 Akibat beban kolom (160 kn) Titik r (m) r/ I B σ (kn/m ) 1 3 0 0,8 0 0,8 0,14 0,48 0,14 3,584 1,88 3,584 III-3

Akibat beban kolom 3 (30 kn) Titik r (m) r/ I B σ (kn/m ) 1 3 6 4,4 1,6 0,8 0,004 0,0 0,14 0,05 1,04 7,168 b. overburden adalah ; σ b 18 x,5 45 kn/m tegangan total yang terjadi pada ; Titik 1 45 + 14,336 + 3,584 + 0,05 63,15 kn/m. Titik 45 +,048 + 1,88 + 1,04 60,39 kn/m. Titik 3 45 + 0,410 + 3,584 + 7,168 56,16 kn/m.. Beban garis Tambahan tegangan akibat beban garis Q per satuan panjang pada sembarang titik dalam tanah dinyatakan oleh (Gambar III.3); Gambar 1II.3 Tambahan tegangan akibat beban garis. 3 Q σ (arah sumbu ) π ( x + ) Q x σ x (arah sumbu x ) π ( x + ) Q x τ x (tegangan geser) π ( x + ) 3. Beban terbagi rata berbentuk lajur memanjang Tambahan tegangan pada titik A dalam tanah akibat beban terbagi rata q yang berbentuk lajur memanjang dipermukaan tanah dinyatakan oleh ; III-4

Gambar III.4 Tambahan tegangan beban terbagi rata lajur memanjang. q σ ( α + sinα cosβ ) (tambahan tegangan vertikal pada arah sumbu ) π q σ x ( α sinα cosβ )( tambahan tegangan mendatar pada arah sumbu x) π q τ x ( sinα sin β ) (tegangan geser) π dengan, α dan β (dalam radian) yaitu sudut seperti ditunjukan (Gambar III.4). Contoh soal Sebuah fondasi lajur memanjang dengan lebar meter seperti (Gambar CIII-). Gambar CIII- Beban terbagi rata memanjang Tentukan tegangan vertikal efektif dan tegangan lateral efektif pada titik kedalaman 3 m dibawah pusat fondasi sebelum dan sesudah pembebanan Penjelasan ; Sebelum pembebanan ; σ ( sat - w ) ( 19,81 9,81 ) 3 30 kn/m. III-5

σ x Ko. σ 0,4 x 30 1 kn/m. Sesudah pembebanan ; Gambar CIII-3 Pengaruh beban terhadap titik A Berdasarkan Gambar CIII-3 dapat dihitung ; tg ½ α 1/3 0,33333 ½ α 18,435 o. α 36,87 o. 0,05 π Posisi titik A dibawah pusat fondasi maka sudut β 0 o. Tambahan tegangan vertikal pada titik A ; 50 σ ' 3,14 o o ( 0,05x3,14+ sin 36,87 cos0.) 79,618( 0,6437 + 0,6) 99,01kN / m Tambahan tegangan arah lateral pada titik A ; 50 σ ' 3,14 o o ( 0,05x3,14 sin 36,87 cos0 ) 79,618( 0,6437 0,6) 3,479kN / m x Tegangan efektif pada titik A sedalam 3 meter dibawah pusat fondasi sesudah pembebanan, σ σ + σ 30 + 99,01 19,01 kn/m. σx σx + σx 1 + 3,479 15,479 kn/m. 4. Beban terbagi rata berbentuk empat persegi panjang. Gambar III.5 Beban terbagi rata berbentuk empat persegi panjang III-6

Dari (Gambar III.5) diperoleh B m dan L n, sedangkan σ qi I 1 mn 4π m + n 0,5 ( m + n + 1) ( m + n + ) + 1+ m n + n mn m + n + 1 + arc tg + 1) m + n + 1 m n x ( m Nilai faktor pengaruh I untuk tegangan dibawah sudut luasan empat persegi panjang akibat beban terbagi rata q dapat dilihat pada (Gambar III.6) ; Gambar III.6 Faktor pengaruh untuk beban luasan empat persegi dibawah sudut luasan Contoh Soal Fondasi empat persegi ( 3 x 6 ) m mengalami pembebanan terbagi rata 100 kn/m seperti (Gambar CIII-4), Gambar CIII-4 Beban dengan fondasi empat persegi panjang III-7

Hitunglah ; a. Tambahan tegangan vertikal dibawah titik A, i dan titik k pada kedalaman 3 m b. Jika luasan decf ditambah beban 100 kn/m lagi, hitung tambahan tegangan pada titik A, i dan k pada kedalaman 3 meter. Penyelesaian ; a. perhatikan Gambar CIII-4, σ (A) σ (Agjb) - σ (Ahja) - σ (Aigc) + σ (Aidh) σ (i) σ (ijcb) - σ (ijda) σ (k) σ (kjfb) + σ (kifc - σ (kjea) - σ (keid) Luasan Agjb Ahja Aigc Aidh ijcb ijda kjfb kifc kjea keid q (kn/m ) 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 L (m) 9 9 6 3 6 6 6 6 3 3 B (m) 6 3 3 3 6 3 3 3 3 3 (m) 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 m B/ 1 1 1 1 1 1 1 1 n L/ 3 3 1 1 1 I 0,38 0,03 0,00 0,180 0,33 0,00 0,00 0,00 0,180 0,180 σ qi (kn/m ) 3,800 0,300 0,000 18,000 3,300 0,000 0,000 0,000 18,000 18,000 σ (A) 3,800-0,300-0,000 + 18,000 1,500 kn/m. σ (i) 3,300-0,000 3,300 kn/m. σ (k) 0,000 + 0,000-18,000-18,000 4,000 kn/m. b. beban luasan dcef ditambah 100 kn/m maka, penambahan beban pada A, i dan k adalah σ (A) σ (Akfg) - σ (Akeh) - σ (Aicg) + σ (Aidh) σ (i) σ (ikfc) σ (k) σ (kfci) - σ (iked) - σ (kedi) Luasan Akfg Akeh Aicg Aidh ikfc iked kfci kedi q (kn/m ) 100 100 100 100 100 100 100 100 L (m) 6 6 6 3 6 3 6 3 B (m) 6 3 3 3 3 3 3 3 (m) 3 3 3 3 3 3 3 3 m B/ 1 1 1 1 1 1 1 n L/ 1 1 1 I 0,33 0,00 0,00 0,180 0,00 0,180 0,00 0,180 σ qi (kn/m ) 3,300 0,000 0,000 18,000 0,000 18,000 0,000 18,000 III-8

σ (A) 3,300-0,000-0,000 +18,000 1,300 kn/m. σ (i) 0,000-18,000,000 kn/m. σ (k) 0,000-18,000,000 kn/m. Jadi beban pada titik A, i dan k pada kedalaman 3 meter menjadi ; σ (A) 1,500 + 1,300,800 kn/m. σ (i) 3,300 +,000 5,300 kn/m. σ (k) 4,000 +,000 6,000 kn/m 5. Beban terbagi rata berbentuk lingkaran Gambar III.7 Tegangan dibawah beban terbagi rata lingkaran. Karena da r dθ dr, maka integrasi dari persamaan ini akan diperoleh tambahan tegangan dibawah pusat beban terbagi rata berbentuk lingkaran ; 1 σ q 1 qi r 3 / [1 + ] dengan, I 1 1 [ ( ) ] 3 / 1+ r / Nilai faktor pengaruh I untuk tambahan tegangan vertikal dibawah beban terbagi rata berbentuk lingkaran dapat menggunakan (Gambar III.8) dibawah ini, III-9

Contoh soal Gambar III.8 Faktor pengaruh I untuk beban lingkaran. Sebuah tangki dengan diameter 4 m mendukung beban terbagi rata q 10 kn/m lihat (Gambar CIII-5), Gambar CIII-5 Beban tangki Hitunglah ; a. Tambahan tegangan dibawah pusat tangki kedalaman m (titik A) b. Tambahan tegangan dibawah tepi tangki kedalaman m (titik B ) c. Tambahan tegangan sejarak 4 m dari pusat tangki kedalaman m ( titik C ) Penyelesaian ; Penyelesaian dapat dilakukan dengan cara tabelaris ; Titik r x q σ /r x/r I ( m ) ( m ) ( m ) (kn/m ) (kn/m ) A 0 1 0 0,64 10 76,80 B 1 1 0,33 10 39,60 C 4 1 0,04 10 4,80 III-10

6. Beban terbagi rata berbentuk segi tiga memanjang tak berhingga Beban terbagi rata segitiga memanjang tak berhingga fleksibel diperlihatkan sebuah penampang segitiga dengan alas b dan tinggi q (Gambar III. 9), Gambar III.9 Tegangan akibat beban terbagi rata segi tiga memanjang. Tambahan tegangan vertikal yang terjadi pada titik A adalah ; σ q x α sin δ π b (tambahan tegangan arah vertikal) q x R 1 σx α,303 log + sin δ π (tambahan tegangan arah sumbu x) b b R τ q 1+ cos δ α ( tegangan geser ) π b x dengan ; b ½ lebar alas penampang segitiga q (tinggi timbunan) x (berat volume tanah timbunan) α, δ sudut yang ditunjukan dalam Gambar III.9 Contoh soal Sebuah timbunan memanjang dengan penampang segitiga dimana alas segitiga 4 m, dan q 150 kn/m, hitunglah a. Tegangan pada titik A sedalam 3 m berjarak m dari sisi tegak segitiga arah keluar. b. Tegangan pada titik B sedalam 3 m berjarak m dari sisi tegak segitiga arah kedalam. Penyelesaian ; a. Dari Gambar CIII-6 diperoleh, tg δ A /3 0,66666 δ A arc tg 0,66666 33,69 o tg (α A + δ A ) 6/3 α A + δ A arc tg 63,44 o III-11

α A 63,44 o 33,69 o 9,75 o. 9,75 o /180 o (π) 0,165 π Gambar CIII-6 Pembebanan segitiga memanjang 1 x4 + 150 3 σ ( A) 0,165x3,14 sin m x3,14 b. tg ( δ B ) /3 0,66666 - δb 33,69 o δb - 33,69 o o ( x33,69 ) 3,885( 0,8635 0,931) 1,4kN / tg α B (1) /3 0,66666 α B (1) 33,69 o tg α B () /3 0,66666 α B () 33,69 o maka α B tg α B (1) + tg α B () 67,38 o 0,374 π ( + 1,33) 150 o σ ( B) 0,374x 3,14 sinx( 33,69 ) 3,885 m x3,14 ( 0,3934+ 0,931) 1,65kN/ 7. Beban terbagi rata berbentuk trapesium memanjang tak berhingga Gambar III.10 Tambahan tegangan vertikal beban trapesium Tegangan pada titik A (Gambar III.10a) tegangan pada titik A (Gambar III.10b) tegangan pada titik A (Gambar III.10c) III-1

Dimana I q a + b b σ ( α1 + α ) α qi π a a 1 a + b π a b a ( α + α ) α 1 Nilai faktor pengaruh untuk berbagai a/ dan b/ dapat dilihat pada gambar dibawah ini ; Gambar III.11 Grafik faktor pengaruh beban trapesium. Contoh soal, Suatu timbunan berbentuk trapesium memanjang seperti Gambar CIII-7, Gambar CIII-7 Pembebanan trapesium memanjang a. Hitunglah tambahan tegangan dititk A dan titik B pada kedalaman 5 meter. b. Jika tanah dasar memiliki b 19 kn/m3, hitung tegangan total pada titik A dan titik B III-13

Penyelesaian ; Dari gambar CIII-7 tanah timbunan q b. 5 19 x 5 95 kn/m. σ (A) σ (efgh) σ (B) σ (abcd) + σ (cdgh) - σ (abef) Luasan efgh cdgh abfe abcd q (kn/m ) 95 95 95 95 b (m),5 7,5 5 0 a (m) 5 5 5 5 (m) 5 5 5 5 a/ 1 1 1 1 b/ 0,5 1,5 1 4 I 0,397 0,478 0,455 0,500 σ qi (kn/m ) 37,715 45,410 43,5 47,500 σ (A) 37,715 + 45,410 83,15 kn/m σ (B) 47,500-43,5 4,75 kn/m III.3 Teori Newmark. Dari rumus tambahan beban vertikal dari beban terbagi rata berbentuk lingkaran dapat juga ditulis sebagai berikut ; r σ 1 1 q Dimana nilai r/ dan σ /q merupakan besaran tak berdimensi. Berdasarkan rumus diatas Newmark membuat diagram pengaruh untuk menentukan besarnya tambahan tegangan vertikal dibawah luasan beban terbagi rata. / 3 Gambar III.1 Diagram pengaruh tambahan tegangan vertikal (Newmark) III-14

Jari-jari lingkaran adalah nilai r/, yaitu untuk σ /q 0, 0,1, 0,,..., 1. seluruhnya 9 lingkaran. Panjang AB panjang satuan untuk menggambarkan lingkaran. Lingkaran dibagi oleh garis-garis dengan titik pusat yang sama. Nilai pengaruh 1/n, dengan n adalah jumlah elemen yang terpotong oleh garis lewat pusat lingkaran dengan lingkarannya. Terdapat 00 elemen, maka nilai faktor pengaruh adalah 1/00 atau 0,005. Untuk menentukan besarnya tegangan vertikal pada kedalaman tertentu dibawah pondasi dilakukan cara sebagai berikut ; 1. Tentukan kedalaman yang akan dihitung tambahan tegangannya. Buat AB. Jika 5 m, maka panjang AB dalam grafik adalah 5 m.. Gambarkan denah pondasi dengan skala panjang sesuai dengan panjang satuan garis AB. Artinya jika panjang pondasi L 10 m dan lebar B 5m, maka gambarkan L 10/5 m m, dan lebar 5/5 1m kali AB. 3. Denah pondasi diletakan sedemikian rupa sehingga proyeksi titik tegangan pada denah pondasi yang akan ditentukan tegangannya, berimpit dengan pusat lingkarn Newmark. 4. Hitung jumlah elemen yang tertutup oleh denah pondasi, misalnya n elemen. 5. Tambahkan tegangan pada kedalaman, dihitung dengan menggunakan persamaan ; σ n ql dengan ; q beban terbagi rata pada pondasi n jumlah elemen yang tertutup denah pondasi I faktor pengaruh. Cara newmark cocok untuk pondasi dengan bentuk dan ukuran sembarang, sejauh denah pondasi masih dapat digambarkan pada diagram dengan skala yang sama. Contoh soal, Hitung besarnya tambahan tegangan vertikal dipusat berat (titik A) akibat beban fondasi ( 3 x 3 ) m yang mendukung beban terbagi rata 100 kn/m kedalaman 3 m, gambarkan garis pengaruh lingkaran Newmark. Penyelesaian ; Untuk menggambarkan lingkaran Newmark, diambil panjang skala AB tertentu, misalnya AB 4 cm, Jari-jari tiap lingkaran diperoleh dengan mengalikan jari-jari relatif (r/) dengan 4 cm, III-15

Nomor σ q Jari-jari Jari-jari lingkaran Lingkaran relatif r/ ( untuk AB 4 cm ) 0 0,00 0,00 0,00 1 0,10 0,7 1,08 0,0 0,40 1,60 3 0,30 0,5,07 4 0,40 0,64,55 5 0,50 0,77 3,07 6 0,60 0,9 3,67 7 0,70 1,11 4,44 8 0,80 1,39 5,55 9 0,90 1,91 7,63 1,00 #DIV/0! #DIV/0! Gambarkan lingkaran Newmark dengan ukuran jari-jari lingkaran pada tabel diatas. Hitungan tambahan tegangan dibawah titik A pada kedalaman 3 m ( 300 cm ), dilakukan dengan memasang titik A pada pusat lingkaran Newmark (Gambar CIII-8). Gambar CIII-8 Lingkaran Newmark Karena AB 4 cm, kedalaman 3 m, maka ukuran fondasi pada lingkaran Newmark adalah ; B 3 m menjadi (AB/)B ( 4/300 ) 300 4 cm L 3 m menjadi (AB/)L ( 4/300 ) 300 4 cm Dari gambar elemen yang tertutup fondasi n 66,4 ; maka tambahan tegangan vertikal dipusat fondasi sedalam 3 m adalah ; σ nql 66,4 x 100 x 0,005 33, kn/m III.4 Teori Westergaard. Teori westergaard lebih cocok untuk tanah berlapis, hasil tegangan yang dihitung lebih kecil dari Boussinesq. Dalam praktek Boussinesq lebih banyak digunakan. III-16

Tambahan tegangan sebuah titik dalam tanah akibat beban titik dipermukaan dinyatakan ; σ Q ( 1 µ )( µ ) ( 1 µ )/( µ ) + ( r / ) ] 3 / π [ Untuk angka µ 0, maka σ Q π 1 [ 1+ ( r / ) ] 3 / Persamaan dapat ditulis dalam bentuk σ Q I W Dengan I W adalah faktor pengaruh fungsi dari r/. Nilai faktor pengaruh sesuai dengan pembebanan dapat dilihat pada Gambar III-. Beban-beban terbagi rata berbentuk luasan bujur sangkar dan berbentuk lajur memanjang tidak berhingga ditunjukan Gambar III-13. Gambar III.13 Isobar tegangan vertikal untuk beban terbagi rata bentuk lajur memanjang dan bujur sangkar. Isobar faktor pengaruh Boussinesq untuk fondasi empat persegi panjang juga dapat digambarkan dengan teori Westergaard untuk angka Poisson µ 0 ( Gambar III-14 ) III-17

Gambar III.14 Faktor pengaruh dibawah sudut luasan segi empat Diagram pengaruh Newmark pada penyelesaian Westergard untuk µ 0 ditunjukan Gambar III-15. Gambar III.15 Faktor pengaruh Newmark ( Westergaard ) III.5 Faktor Koreksi untuk mengubah tegangan pada pusat fondasi menjadi nilai tegangan rata-rata Dalam analisa Boussinesq dan Westergaard, untuk mengubah tegangan pada pusat berat fondasi menjadi nilai rata-rata tegangan dibawah fondasi, dapat dilakukan denga cara III-18

mengalikan hasil hitungan tegangan vertikal dibawah pusat fondasi dengan faktor koreksi yang diberikan Shower (196) dimana B pada tabel adalah lebar fondasi Tabel III.1 Koreksi untuk mengubah tegangan dibawah pusat fondasi kaku menjadi tegangan rata-rata Kedalaman Faktor Koreksi 0 0,5 B B 1,5 B B 0,85 0,90 0,95 1,0 III.6 Metode Penyebaran Beban V : 1H. Salah satu cara untuk menghitung penambahan tegangan akibat beban pondasi adalah dengan membuat garis penyebaran beban V : 1H. Cara ini beban pondasi Q didukung oleh piramid yang mempunyai kemiringan sisi V : 1H. Gambar I.15 Penyebaran beban V : 1H Dengan pendekatan ini, nilai tambahan tegangan vertikal dinyatakan dengan ; a. Fondasi empat persegi panjang σ Q qlb ( L + )( B + ) ( L + )( B + ) b. Fondsi lajur memanjang. qb σ B + Jika letak fondasi saling berdekatan, kemungkinan piramid penyebaran tegangan berpotongan, untuk mrnghitung tambahan tegangan vertikal diperoleh dengan menjumlahkan tambahan tegangan secara aljabar pada lokasi yang dimaksud. III-19

Contoh ; Timbunan setinggi m dipadatkan pada area yang sangat luas, b timbunan 1 kn/m 3, diatas timbunan ada fondasi telapak ( 300 x 300 ) cm yang mendukung beban 1000 kn, b tanah asli 16 kn/m 3, muka air tanah sangat dalam ; a. Hitung dan gambarkan hubungan antara tegangan efektif dan kedalaman sebelum ada timbunan b. Hitung dan gambarkan hubungan antara tambahan tegangan akibat beban timbunan dan fondasi Penyelesaian ; a. Karena muka air tanah sangat dalam, maka tegangan efektif adalah ; σ ' γ b Terlihat tegangan akan bertambah secara linier seiring dengan bertambahnya kedalaman. b. Timbunan yang sangat luas maka faktor pengaruh tambahan tegangan I 1 sehingga ; σ qi h (1) 1 x x 1 4 kn/m. Akibat beban fondasi dipakai rumus ; Q 1000 σ dan selanjutnya diselesaikan dengan tabelaris, ( L + )( B + ) (3 + )(3 + ) (m) (3 + ) (3 + )(3 + ) σ (kn/m ) 0 3 9 111,11 1 4 16 6,50 5 5 40,00 3 6 36 7,78 4 7 49 0,41 5 8 64 15,63 6 9 81 1,35 7 10 100 10,00 8 11 11 8,6 9 1 144 6,94 10 13 169 5,9 III-0

III-1