VI. Konsolidasi ( Lanjutan )

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "VI. Konsolidasi ( Lanjutan )"

Transkripsi

1 Pertemuan IX, X VI. Konsolidasi ( Lanjutan ) VI.1 Tekanan Prakonsolidasi (p c ) Tekanan prakonsolidasi ditentukan (Casagrande, 1936) pada Grafik e log p. a. Pilih dengan pandangan mata titik berjari jari minimum (puncak kurva) misal titik A. b. Gambarkan garis lurus // absis dengan melalui titik A c. Gambarkan garis singgung pada kurva dengan melalui titik A d. Bagi dua sudut yang dibuat oleh kedua garis diatas. e. Perpanjang bagian lurus kurva pemampatan asli sampai memotong garis bagi sudut diatas. Titik potong (B), proyeksi titik B ke absis diperoleh tekanan prakonsolidasi (p c ). Gambar VI.1 Cara menentukan p c (Casagrande) VI. Pengaruh Gangguan pada Benda Uji pada Grafik e log p Kondisi tanah dilaboratorium tidak sama dengan dilapangan, bedanya adalah karena sudah terjadi gangguan pada tanah saat uji konsolidasi, maka untuk mengetahui hubungan e log p kondisi lapangan, diperlukan koreksi terhadap hasil pengujian laboratorium. Gangguan tersebut berupa saat tanah dilapangan, tanah dipengaruhi oleh tegangan efektif vertikal (σ z ) dan tegangan efektif horizontal (σ x = k o σ z ). Karena tanah diambil dengan pengeboran, tekanan efektif horizontal hilang, akibatnya tanah jenuh tersebut mengembang, kondisi ini ditahan oleh tekanan air pori negatif (- µ akibat kapiler),jika udara tidak keluar maka volume tidak berubah, dan tegangan kekang efektif (σ x ) = - µ. Jika nilai (σ x / σ z = k o ) berubah maka regangan yng timbul akan merusak benda uji. Gambar VI.a menunjukan tanah lempung normally consolidated, pemampatan asli lapangan dilihatkan gris lurus AB (p o = p c ), jika beban bertambah, terjadi perubahan angka pori (e) menurut garis putus-putus BE (perpanjangan garis AB). Jika tanah diambil pada VI-1

2 kedalaman tertentu dan diuji laboratorium, tekanan konsolidasi efektif berkurang, walaupun e tetap. Jika sampel dibebani kembali di laboratorium, kurva konsolidasi ditunjukan kurva CD. Gambar VI. Pengaruh gangguan terhadap pemampatan. Gambar VI.b menunjukan tanah lempung over consolidated, sejarah tegangan saat tanah dilapangan ditunjukan garis AB (saat p c tercapai), karena sesuatu hal terjadi diwaktu lampau, tanah diatas terbongkar dan beban berkurang sampai tekanan overburden (p o ), Kurva penuh BC memperlihatkan hubungan e log p dilapangan saat pengurangan beban. Jika beban dilapangan bertambah, akan mengikuti kurva CB dengan garis putus-putus, jika beban melampaui tekanan prkonsolidasi (p c ), kurva akan terus kebawah mengikuti garis lurus BF. Bila tanah pada kedudukan C diambil untuk diuji laboratorium, maka tekanan efektif tereduksi pada angka pori yang konstan, jika tanah diuji laboratorium, kurva akam mengikuti garis penuh DE, jadi gangguan terhadap benda uji mengakibatkan kurva laboratorium bergeser kekiri. VI.3 Koreksi Indeks Pemampatan (C c ) pada grafik e log p. Akibat pengaruh pengujin laboratorium, benda uji sedikit terganggu, kerusakan benda uji menghasilkan pengurangan kemiringan dari garis pemampatan (C c ) asli lapangan, karenanya diharapkan kemiringan garis kompresi (C c ) lapangan sedikit lebih besar dari hasil yang diperoleh di laboratorium. Penggambaran kurva asli lapangan secara pendekatan seperti yang diusulkan Schmertmann (1953), garis kemiringan C c uji laboratorium dianggap memotong garis asli lapangan pada nilai pori e mendekati,4 angka pori awal (e ). Lempung normally consolidated (Gambar VI.3a) dimana p = p c, pemampatan asli lapangan menurut garis AB, titik A (p, e ) dan titik B dimana e-nya =,4 e. VI-

3 Gambar VI.3 Kurva asli lapangan. Lempung over consolidated (Gambar VI.3b), titik A (p, e ). Kurva pembebanan kembali digambarkan garis AC sejajar dengan garis pembebanan kembali (C r ) hasil laboratorium, sedangkan kurva pemampatan C c dibuat dengan menarik garis BC, dimana titik B kurva laboratorium ditarik dari angka pori,4 e, dan C perpotongan kurva pembebanan kembali dilapangan dengan garis vertikal ditarik lewat p c. VI.4 Faktor yang Mempengaruhi Penentuan Tekanan Prakonsolidasi (p c ) Pengaruh gangguan benda uji menyebabkan kurva pemampatan asli bergeser ke-kiri, sehingga tekanan prakonsolidasi juga bergeser kekiri. Pada uji konsolidasi ada istilah LIR, yaitu ratio penambahan beban yang diterapkan saat pengujian. LIR adalah tambahan tegangan dibagi tegangan awal atau ; p LIR = p a ' Jika LIR = 1, maka tambahan beban sama dengan beban sebelumnya. Untuk lempung sensitif LIR < 1 untuk meminimalisir pengaruh gangguan tanah. Faktor lain adalah lamanya waktu penmbahan beban. VI.5 Hitungan Penurunan Konsolidasi. Tanah lempung jenuh dengan tebal awal H, akibat beban lapisan tanah menerima tambahan beban sebesar p (tegangan lateral = ), akhir konsolidasi tambahan tegangan vertikal p akibat tambahan tegangan dari p ke p 1. ( p 1 = p + p ) dan terjadi pengurangan angka pori dari e ke e 1. Hubungan perubahan volume dengan angka pori adalah H H V = V e1 e = + e 1 e = 1+ e o VI-3

4 Penurunan tanah sebesar dh dapat dinyatakan ; ds c e e = 1+ e 1 dh = e e1 p1' p' dh = mv pdh p ' p ' 1+ e 1 Jika m v dan p dianggap sama pada sembarang kedalaman maka penurunan konsolidasi primer total ; S c = m v p H Jika tanah berlapis ; S c = Σm vi p i H i Persamaan umum adalah ; e e1 e = H = H 1 + e 1+ e S c Bila p 1 = p + p maka ; a. Lempung normally consolidated (p c = p ) S c = C b. Lempung over consolidated (p c > p ) 1. Jika p 1 < p c maka. Jika p 1 > p c C c S c S c = C H = Cr 1+ e H p1' log ' c 1+ e p H p1' log ' r 1+ e p pc' log + C p ' H 1+ e p1' log p ' c c e = pada kurva penambahan beban pada p >p c log p' C r e = pada kurva penambahan beban pada p <p c log p' Contoh soal Hasil uji konsolidasi pada tanah lempung seperti tergambar pada Gambar CVI.1 Contoh tanah lempung diambil pada kedalaman m dimana tekanan overburden efektif p o = 75 kn/m, e =,91, tentukan ; a. Kemiringan kurva asli lapangan dengan cara Schmertmann b. Hitung penurunan konsolidasi pada lempung akibat beban fondasi dan tekanan overburden, dimana tekanan pertambah menjadi p 1 = 8 kn/m termasuk overburden, tebal lapisan lempung H = 1 m. VI-4

5 Gambar CVI.1 Hasil uji konsolidasi Penyelesaian : a. Tentukanlah tekanan prakonsolidasi (p c )dengan cara Casagrande, diperoleh p c = 75 kn/m, sama dengan tekanan overburden (p o ) tanah berupa Normally Cansolidated. Gambarkan garis mendatar melewati e o =,91, garis memotong garis vertikal dari C dititi A. Titik B diperoleh dengan memperpanjang kurva dan berpotongan dengan garis mendatar melalui titik,4 e. Hubungkan titik A dan titik B, diperoleh kurva pemampatan asli lapangan. b. Penurunan konsolidasi ; Lempung merupakan normally consolidated dimana p o = p c Sc = Cc H po' + p log p ' 1+ eo o Pada kurva pemampatan asli lapangan diperoleh ; p 1 = 9 kn/m e 1 =,71 p = kn?m e =,58 Indeks pemampatan lapangan Cc adalah ;,71,58 Cc = =,38 log log9 Maka penurunan konsolidasi Sc adalah ;,38 8 Sc = 9 1+,91 75 ( 1) log =, m VI.6 Kecepatan Penurunan Konsolidasi. a. Derajad penurunan konsolidasi Pada elemen tanah kedalaman z, perkembangan proses konsolidasi dinyatakan ; VI-5

6 e e U = e e dengan ; U = derajat konsolidasi pada saat tertentu dimana U antara ( 1)% e e 1 e = angka pori awal sebelum terjadi konsolidasi = angka pori akhir konsolidasi = angka pori pada waktu saat perhitungan Besarnya derajat konsolidasi ini dapat ditentukan dari kurva hubungan e p. 1 Gambar VI.4 Hubungan e-p Andai hubungan e-p berupa linier maka persamaan derajad konsolidasi (U) dapat dinyatakan ; p' po' U = p 1 ' p ' Pada grafik dapat dihitung p 1 = p + µ i = p + µ sehingga ; p1 ' µ p' p' + µ i µ p' µ i µ µ U = = = = 1 p ' p ' p ' + µ i p ' µ i µ i 1 dengan : µ = kelebihan tekanan air pori pada waktu tertentu µ = tekanan air pori awal µi = kelebihan tekanan air pori yang terjadi sesudah kenaikan tegangan b. Teori konsolidasi satu dimensi Menurut terzaghi (195) dengan anggapan ; a. Tanah homogen VI-6

7 b. Tanah lempung jenuh sempurna c. Partikel pada dan air tidak mudah mampat d. Arah pemampatan dan aliran air pori vertikal e. Regangan kecil f. Berlaku hukum Darcy g. Koefisien permeabilitas (k) dan koefisien perubahan volume (m v ) konstan h. Ada hubungan khusus antara angka pori dan tegangan efektif. Hubungan koefisien konsolidasi dengan permeabilitas ditentukan ; Faktor waktu adalah ; dimana, H Tv C T v = v = k γ m w Cvt H = lintasan drainase terpanjang = faktor waktu v Tabel VI.1 Hubungan vaktor waktu (Tv) & derajad konsolidasi Kasus 1 Nilai nilai hubungan U dan Tv dalam kondisi tekanan air pori awal (u i ) sama besar diseluruh lapisannya, Kasus dan kasus 3 Tekanan air pori tidak sama besar diseluruh lapisannya. VI-7

8 Gambar VI.5 Variasi kondisi aliran air pori Casagrande dan Taylor mengusulkan hubungan antara U dan Tv U < 6% maka Tv = (π/4)u U > 6% maka Tv = -,933 log (1-U),85 atau Tv = 1,781,933 log (1 U) Ketinggian H yang digunakan untuk menentukan faktor waktu adalah ; a. Seluruh tebal lapisan tanah untuk drainase tunggal b. Setengah dari tebal lapisan untuk drainase double Gambar VI.6 Hubungan derajad konsolidasi (Uz) dengan faktor waktu Tv VI.6 Koefisien konsolidasi (Cv) Kecepatan penurunan konsolidasi dapat dihitung dengan menggunakan koefisien konsolidasi Cv, derajad konsolidasi pada sembarang waktu dapat ditentukan dengan menggambarkan grafik penurunan vs waktu untuk satu beban tertentu. VI-8

9 Penentuan besaran Cv dapat ditentukan dengan metode yaitu ; 1). Metode kecocokan Log-Waktu Prosedur penentuan Cv diusulkan oleh Casagrande dan Fadum (194). Prosedur sebagai berikut ; a. Gambarkan grafik penurunan terhadap log waktu untuk beban yang diterapkan b. Titik awal kurva ditentukan (mendekati parabola). Tentukan dua titik yaitu pada saat t 1 (titik P) dan 4t 1 (titik Q). Jarak vertikal PQ diukur (misalnya x). Kedudukan R = R digambar dengan mengukur jarak x vertikal diatas titik P. c. Titik U = 1%, atau R 1 diperoleh dari titik potong dua bagian linier kurva, yaitu titik potong bagian lurus konsolidasi primen dan sekunder. d. Titik U = 5% ditentukan dengan R 5 = (R + R 1 )/ Dari sini diperoleh t 5. Nilai Tv sehubungan dengan U = 5% adalah,197 (Tabel VI.1) sehingga Cv dinyatakan dalam persamaan ; Cv =,197H t 5 t dengan ; Cv H t t 5 = koefisien konsolidasi (m /dt) = tinggi rata rata sampel (m) = waktu untuk derajad konsolidasi 5% (dt) Pada uji konsolidasi dengan drainase atas bawah (dobel), nilai H diambil ½ dari tebal ratarata benda uji, jika drainase satu arah saja maka H t = H. Gambar VI.7 Grafik kecocokan log waktu (Casagrande, 194) VI-9

10 ). Metode akar waktu Metode ini digunakan untuk menentukan nilai Cv dengan menggambarkan grafik hubungan akar waktu terhadap penurunan. Kurva biasanya linier sampai dengan 6% konsolidasi. Kurva ini untuk menentukan derajad konsolidasi U = 9%, dimana disini absis OR akan sama dengan 1,15 kali absis OQ. Untuk memperoleh derajad konsolidasi U = 9% adalah sebagai berikut ; Gambarkan grafik hubungan penurunan vs akar waktu dari data hasil uji konsolidasi Titik U = % diperoleh dengan memperpanjang garis dari bagian awal kurva yang lurus sehingga memotong ordinat di titik P dan absisi dititik Q Garis lurus PR digambar dengan absis OR = 1,15 x absis OQ. Perpotongan PR dengan kurva merupakan titik R9 pada absis. dari sini diperleh t 9 Tv untuk konsolidasi U = 9% adalah,848 dan koefisien konsolidasi Cv dinyatakan dengan persamaan ; Cv =,848H t 9 t Cv H t t 5 = koefisien konsolidasi (m /dt) = tinggi rata rata sampel (m) = waktu untuk derajad konsolidasi 9% (dt) Gambar VI.8 Metode akar waktu (Taylor, 1948) Jika menghitung batas konsolidasi primer (U = 1%), titik R1 pada kurva dapat diperoleh dengan perbandingan kedudukannya. Contoh Soal - 1 Pada uji konslidasi pada penambahan tekanan dari 5 kn/m sampai 1 kn/m diperoleh data hubungan waktu dan penurunan seperti ; VI-1

11 Tabel CVI.1 Waktu (menit),5 1,5 4 6,5 9 1,5 16, Hitunglah koefsien konsolidasi (Cv) dengan cara ; a. Taylor b. Casagrande Tebal Contoh (cm) 1,9 1,974 1,8819 1,8655 1,851 1,843 1,8366 1,83 1,888 1,878 1,851 1,8199 1,8177 1,813 Penyelesaian ; a. Taylor Buat grafik hubungan t dan perubahan ketebalan ( H) t 9 Gambar CVI. Hubungan penurunan dengan akar waktu Dari kurva diperoleh t 9 =,6 menit, diperoleh t 9 =,6 = 6,76 menit H rata-rata = ½(1,9 + 1,813) = 1,8663 cm Drainase dua arah, Ht = ½ x 1,8663 =,9331 cm,848ht,848x, Cv = = = 18,x1 cm / dt t 6,76x6 9 VI-11

12 b. Casagrande Buat kurva hubungan penurunan dengan log t Gambar CVI. 3 Hubungan penurunan dengan log waktu Dari kurva diperoleh t 5 = 1,7 menit,197ht,197x, Cv = = = 17x1 cm / dt t 1,7 x6 5 Contoh soal - Uji konsolidasi pada tanah lempung nomally consolidated untuk kenaikan tegangan dari 1 kn/m ke kn/m, dicapai t 5 = 15 menit. Tinggi benda uji rata-rata 1,93 cm. Pada saat p 1 = 1 kn/m diperoleh e 1 = 1 dan saat p = kn/m diperoleh e =,91, tentukan nilai Cv dan koefisien permeabuilitas (k) Penyelesaian ; 1 x ( ),197 1,93 x1 Ht,197 Cv = = = 1,97x1 8m / dt t 15x6 5 C v k = dimana γ m w v e 1,91 mv = = =,46m / kn p' ( 1+ e) ( 1)( 1+,955) Dimana nilai e disini diambil rata-rata yaitu e = ½(1 +,91) =,955 Sehingga ; k = Cv w. mv = (1,97 x 1-8 )(9,81)(,46) = 8,9 x 1-11 m/dt Contoh soal 3 Lapisan lempung homogen tebal 1 m terletak ditengah-tengah lapisan pasir kerikil seperti tergambar ; VI-1

13 Gambar CVI. 4 Kondisi lapisan tanah pada soal Koefisien konsolidasi rata-rata Cv = 7,99 x 1-4 cm /dt a. Hitunglah derajad konsolidasi tanah lempung saat 7 tahun sesudah beban bekerja penuh, dihitung pada ketebalan lempung, 4, 6, 8 dan 1 meter. b. Bila tanah timbunan dengan tebal 5 m dihamparkan pada tanah yang sangat luas diatas pasir dengan berat volume kn/m3, perkirakan kelebihan tekanan air pori yang tersisa pada lempung pada kedalaman,4,6,8 dan 1 m c. Hitung waktu yang dibutuhkan untuk terjadinya penurunan sebesar, m, bila lempung normally consolidated Penyelesaian ; a. Menghitung derajad konsolidasi, Cv t Tv = H 7,99x1 = 8 ( 7x365x4x6x6) (,5x1) = t Ht = ½ 1 = 5 m,71 satuan Cv dijadikan m /dt Tabel CVI. z (m) z/ht Uz (%)(Gambar II.13) µ z (kn/m ) = (1-Uz)µi ,4,8 1, 1, b. Beban tambahan akibat timbunan p = h = x 5 = 1 kn/m dalam waktu jangka pendek ( t = ) dengan beban 1 dimensi maka p = µ = 1 kn/m VI-13

14 ui u Dari derajad konsolidasi Uz = diperoleh µ = ( 1 Uz)µi ui dengan ; µ = kelebihan tekanan air pori saat t = ti µi = kelebihan tekanan air pori awal = 1 kn/m Perhitungan selanjutnya kolom 4 tabel diatas. c. Waktu yang dibutuhkan bila penurunan konsolidasi, m Lempung normally Sc = Cc H po' + p log + e p ' 1 o o Tekanan overburden efektif ditengah lempung p o = 1,6 x 16,8 + 3 x 8, x 1,19 = 1,4 kn/m Karena areal beban terbagi rata sangat luas maka faktor pengaruh = 1, sehingga p = qi = 1 x 1 = 1 kn/m Sehingga 1 1,4 + 1 Sc =,5 log =, 46m 1+,61 1,4 Derajad konsolidasi St, U = = =,435 < 6% maka berlaku persamaan, Sc,46 Tv = (π/4)u = ¼ (3,14)(,435) =,149 Dari persamaan TvHt,149x5 t = = = dt = 1, 478 tahun 4 Cv 7,99x1 Contoh soal 4 Uji konsolidasi pada contoh tanah mm yang diberi tegangan 1 s/d kn/m, diperoleh hasil ; Tabel CVI.3 Waktu (menit),5 1,5 4 9 Tebal contoh (mm) 19,8 19,63 19,5 19,4 19,6 VI-14

15 ,11 19,1 18,85 18,69 18,53 18,41 18,7 18, 18,1 18,3 18, Sesudah 4 jam contoh menjadi 17,6 mm, a. Gambarkan diagram penurunan terhadap akar waktu b. Tentukan besarnya koefisien konsolidasi c. Jika perubahan volume (mv) tanah,1 m /kn, tentukan koef permeabilitas d. Berapa waktu yang dibutuhkan lapisan tanah di lapangan setebal 3 m agar tanah ini mencapai 5% konsolidasi total Penyelesaian ; a. Diagram hubungan penurunan dengan akar waktu Tabel CVI.4 Waktu Tebal (menit) contoh (mm) Akar waktu,5 19,8,5 1 19,63 1,5 19,5 1,5 4 19,4 9 19, , , , , , , , , , , VI-15

16 Gambar CVI. 5 Curva hubungan akar waktu dengan penurunan b. Koefisien konsolidasi dari diagram diperoleh t 9 = 13 menit, maka t 9 = 169 menit H t = ½ ( + 17,6)/ = 9,45 mm 9 t,848h,848x9, Cv = = = 7,4x1 mm / dt = 7,4x1 m / dt t 169x6 c. k = Cv w. mv = 7,4 x ,81.,1 = 7,6 x 1-1 m/dt,197ht,197x1,5 9 d. t5 = = =,6x1 dt = 1, 9 tahun 9 Cv 7,4x1 Contoh 5 Lapisan lempung dibebani oleh fondasi dan mengalami penurunan konsolidasi 3 mm dalam waktu 36 hari. Dari uji konsolidasi laboratorium, penurunan tersebut merupakan penurunan 5% konsolidasi totalnya. Tentukan estimasi hubungan waktu terhadap penurunan untuk periode 1 tahun, jika drainase arah. Penyelesaian Pada U = 5% yang terjadi pada 36 hari, penurunan konsolidasi yang terjadi St = USc = 3 mm, Sc = St/U = 3/,5 = 1 mm Untuk U < 6%, berlaku ; VI-16

17 Tv = (π/4)u 4 Tv Cv t U = = 1,13 Tv = 1,13 π Ht = 1,13 Cv x36 =5% Ht Lanjutan dari perhitungan diatas diperoleh ; Cv =,1 Ht Sehingga untuk U < 6% berlaku ; 4 Tv Cv t U = = 1,13 = 1,13. t.,1 atau π Ht t = 5439 U hari U > 6% maka Tv = -,933 log (1-U),85 t = Ht /Cv x Tv = (1/,1) x Tv = 6944,44 Tv hari t = 6944,44 x (-,933 log (1-U),85 hari Perhitungan secara tabelaris, Tabel CVI.5 U Tv t = Tv Ht Penurunan pada waktu t Cv St = U Sc (mm) hari tahun, -,, - 18,6 4,5-34,93 3, ,73 6,6, ,45 7,7, ,67 84,8, ,79 96,9, ,13 18 IV. 16 Konsolidasi Sekunder. Konsolidasi sekunder terjadi jika konsolidasi primer sudah selesai, merupakan kemiringan bagian akhir pada kurva-kurva diatas. Untuk memperoleh kemiringan sekunder pada kurva perlu memperpanjang pengamatan di laboratorium, ini akan mempermudah hitungan kemiringan kurva kompresi sekunder C α (lihat gambar). VI-17

18 Gambar VI.9 Penentuan indeks pemampatan sekunder Dari gambar diperoleh Indeks pemampatan sekunder ( C α ) ; C α e = log( t / t1) Rasio pemampatan sekunder Penurunan konsolidasi sekunder S s C αε Cα = 1 + e p C t H log 1+ e t = α p 1 dengan ; e p H t t 1 = angka pori saat konsolidasi primer selesai = tebal benda uji awal atau tebal lapisan tanah yang ditinjau. = t 1 + t = waktu saat konsolidasi primer selesai Penurunan akibat konsolidasi sekunder dihitung terpisah, nilai yang diperoleh ditambahkan dengan nilai penurunan konsolidasi primernya dan penurunan segera. Nilai C α dapat diperoleh dari grafik hubungan angka pori ( e ) terhadap waktu ( t ) (Gambar VI.9). Menurut Terzaghi (1948), faktor yang mempengaruhi terjadinya konsolidasi sekunder ; a. Pengurangan volume tanah pada tegangan efektif konstan b. Regangan vertikal akibat gerakan tanah secara lateral dibawah strukturnya Sedangkan penelitian dari Ladd (1971), Raymond dan Wahls (1976) menyimpulkan sbb ; a. Cα tidak tergantung dari waktu b. Cα tidak tergantung dari tebal lapisan tanah c. Cα tidak tergantung dari LIR selama konsolidasi primer terjadi VI-18

19 d. Nilai banding Cα/Cc secara pendekatan adalah konstan kebanyakan lempung terkonsolidasi normal. Besarnya nilai dari Cα/Cc seperti didalam tanbel dibawah ini ; Tabel VI. Nilai Cα/Cc untuk berbagai tanah (Mesri & Goldlewski) Contoh soal Suatu timbunan dihampar diatas tanah lempung. Untuk mempercepat penurunan digunakan drainase vertikal. diperkirakan penurunan terjadi 3 cm. Drainase pasir diameter 45 cm sejarak,66m, disusun secara bujur sangkar. Hitung penurunan konsolidasi lempung akibat ranah timbunan pada waktu-waktu t = ;,5;,5;,75 tahun. Penyelesaian ; Gambar CVI.6 Kondisi tanah menurut soal Drainase vertikal berlaku rumus ; Cvt Cht D 1 Tv = Tr = t = F( n)ln 4R 8C Ur H t h 1 Ur = 1 e [ 8T / FF ( n) ] (1-U) = (1-Uv)(1-Ur) atau U = 1 - (1-Uv)(1-Ur) VI-19

20 dengan ; F(n) = ln(d/d),75 D = diameter silinder yang dipengaruhi drainase vertikal d = diameter drainase pasir Ur = derajad konsolidasi rata-rata arah horizontal t = waktu yang dibutuhkan untuk mencapai Ur Ch = koefisien konsolidasi arah horizontal Uv = derajad konsolidasi rata-rata akibat dainase arah vertikal Faktor waktu untuk drainase vertikal ; Cvt,5x365t Tv = = =, 365t tahun Ht 5 Jari-jari ekivalen untuk susunan bujur sangkar R =,564 s =,564 x,66 = 1,5 m D = R = x 1,5 = 3 m Karena kv = kh, maka Cv = Ch Cht,5x365xt Tr = = = 1, 5t tahun 4R 4x1,5 Drainase arah vertikal dengan menganggap Uv < 6%, maka berlaku 4Tv Uv = π Arah radial Ur = 1 e [ 8T / FF ( n) ] F(n) = ln(d/d),75 = ln(3/,45),75 = 1,15 Hitungan selanjutnya berupa tabelaris ; Tabel CVI. 6 t St = U x 3 Tv Uv Tr Ur U tahun ( cm ),,,,,,,,5,91,341,63,839,894 6,8,5,183,48,55,974,987 9,6,75,74,591,788,996,998 9,95 VI-

MEKANIKA TANAH SOIL SETTLEMENT/ PENURUNAN TANAH. UNIVERSITAS PEMBANGUNAN JAYA Jl. Boulevard Bintaro Sektor 7, Bintaro Jaya Tangerang Selatan 15224

MEKANIKA TANAH SOIL SETTLEMENT/ PENURUNAN TANAH. UNIVERSITAS PEMBANGUNAN JAYA Jl. Boulevard Bintaro Sektor 7, Bintaro Jaya Tangerang Selatan 15224 MEKANIKA TANAH SOIL SETTLEMENT/ PENURUNAN TANAH UNIVERSITAS PEMBANGUNAN JAYA Jl. Boulevard Bintaro Sektor 7, Bintaro Jaya Tangerang Selatan 15224 PENYEBAB PENURUNAN /SETTLEMENT Tanah tidak mampu mendukung

Lebih terperinci

KONSOLIDASI. Konsolidasi.??? 11/3/2016

KONSOLIDASI. Konsolidasi.??? 11/3/2016 KONSOLIDASI Mekanika Tanah II Konsolidasi.??? Konsolidasi adalah suatu proses pengecilan volume secara perlahan-lahan pada tanah jenuh sempurna dengan permeabilitas rendah akibat pengaliran sebagian air

Lebih terperinci

MEKANIKA TANAH KEMAMPUMAMPATAN TANAH. UNIVERSITAS PEMBANGUNAN JAYA Jl. Boulevard Bintaro Sektor 7, Bintaro Jaya Tangerang Selatan 15224

MEKANIKA TANAH KEMAMPUMAMPATAN TANAH. UNIVERSITAS PEMBANGUNAN JAYA Jl. Boulevard Bintaro Sektor 7, Bintaro Jaya Tangerang Selatan 15224 MEKANIKA TANAH KEMAMPUMAMPATAN TANAH UNIVERSITAS PEMBANGUNAN JAYA Jl. Boulevard Bintaro Sektor 7, Bintaro Jaya Tangerang Selatan 5224 KOMPONEN PENURUNAN (SETTLEMENT) Penambahan beban di atas suatu permukaan

Lebih terperinci

VII. Penurunan. Pertemuan XI, XII, XIII. VII.1 Pendahuluan

VII. Penurunan. Pertemuan XI, XII, XIII. VII.1 Pendahuluan Pertemuan XI, XII, XIII VII. Penurunan VII.1 Pendahuluan Jika tanah dibebani maka akan terjadi penurunan (settlement), penurunan akibat beban ini terdiri dari penurunan segera dan penurunan konsolidasi.

Lebih terperinci

Mata kuliah MEKANIKA TANAH Dr. Ir. Erizal, MAgr.

Mata kuliah MEKANIKA TANAH Dr. Ir. Erizal, MAgr. MEKANIKA Mata kuliah semester berikutnya BAGAN ALIR GAYA ANGKAT DISTRIBUSI DIBAWAH TEGANGAN BANGUNAN AIR (8) (6) PERENCANAAN TEGANGAN EFEKTIF (7) (9) PONDASI REMBESAN AIR DALAM (5) (1) KLASIFIKASI (3)

Lebih terperinci

PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH 2006/2007 BAB X KONSOLIDASI 1 REFERENSI

PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH 2006/2007 BAB X KONSOLIDASI 1 REFERENSI BAB X KONSOLIDASI 1 REFERENSI Das, Braja M. 1985. Mekanika Tanah jilid 1. Penerbit Erlangga: Jakarta. Bab 7, Kemampumampatan Tanah, Hal. 177. 2 DASAR TEORI Telah kita ketahui bahwa ketika sebuah material

Lebih terperinci

TEORI TERZAGHI KO K N O S N O S L O I L DA D S A I S SA S T A U T U DI D ME M N E S N I S

TEORI TERZAGHI KO K N O S N O S L O I L DA D S A I S SA S T A U T U DI D ME M N E S N I S TEORI TERZAGHI KONSOLIDASI SATU DIMENSI Teori Terzaghi tentang Konsolidasi Satu Dimensi Anggapan-anggapan Tanah homogen Tanah jenuh Butiran tanah dan air tidak dapat dimampatkan Kemampatan dan aliran hanya

Lebih terperinci

Mekanika Tanah II. Penurunan

Mekanika Tanah II. Penurunan Mekanika Tanah II Penurunan Pendahuluan Penurunan (settlement) adalah akibat dari pembebanan tanah Regangan yang terjadi di tanah dapat diakibatkan oleh berubahnya susunan tanah dan berkurangnya rongga

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA & LANDASAN TEORI

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA & LANDASAN TEORI BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA & LANDASAN TEORI 2.1 Konsolidasi Konsolidasi merupakan suatu proses pemampatan tanah, dan berkurangnya volume pori dalam tanah. Hal ini dapat menghasilkan bertambahnya daya dukung

Lebih terperinci

STUDI PERBANDINGAN SAND DRAIN DAN IJUK DIBUNGKUS GONI SEBAGAI VERTIKAL DRAIN

STUDI PERBANDINGAN SAND DRAIN DAN IJUK DIBUNGKUS GONI SEBAGAI VERTIKAL DRAIN Konferensi Nasional Teknik Sipil 4 (KoNTekS 4) Sanur-Bali, -3 Juni 010 STUDI PERBANDINGAN SAND DRAIN DAN IJUK DIBUNGKUS GONI SEBAGAI VERTIKAL DRAIN Sumiyati Gunawan Program Studi Teknik Sipil, Universitas

Lebih terperinci

II. Kuat Geser Tanah

II. Kuat Geser Tanah Pertemuan II & III II. Kuat Geser Tanah II.. Umum. Parameter kuat geser tanah diperlukan untuk analisis-analisis antara lain ; Kapasitas dukung tanah Stabilitas lereng Gaya dorong pada dinding penahan

Lebih terperinci

PERBANDINGAN PENURUNAN KONSOLIDASI. Hanny Tangkudung ABSTRAK

PERBANDINGAN PENURUNAN KONSOLIDASI. Hanny Tangkudung ABSTRAK PERBANDINGAN PENURUNAN KONSOLIDASI Hanny Tangkudung ABSTRAK Pada tulisan ini ditinjau tanah tiga lapisan dengan ketebalan total 14 meter. Tinjauan perhitungan penurunan konsolidasinya dilakukan pada setiap

Lebih terperinci

UJI KONSOLIDASI (CONSOLIDATION TEST) ASTM D2435

UJI KONSOLIDASI (CONSOLIDATION TEST) ASTM D2435 UJI KONSOLIDASI (CONSOLIDATION TEST) ASTM D2435 1. LINGKUP Uji konsolidasi dilakukan pada tanah lempung atau lanau yang jenuh air berdasarkan teori Terzaghi. Khusus untuk tanah ekspansif dan tanah organik,

Lebih terperinci

III. Distribusi Tegangan Dalam Tanah.

III. Distribusi Tegangan Dalam Tanah. Pertemuan IV, V, VI III. Distribusi Tegangan Dalam Tanah. III.1 Umum Hitungan tegangann-tegangan yang terjadi didalam tanah berguna untuk analisis ; tegangan regangan (stress strain) pada tanah penurunan

Lebih terperinci

MEKANIKA TANAH (CIV -205)

MEKANIKA TANAH (CIV -205) MEKANIKA TANAH (CIV -205) OUTLINE Dasar-dasar konsolidasi tanah Proses konsolidasi Teori Terzaghi Uji konsolidasi dilaboratorium Intreetasi data hasil uji lab KOMPONEN PENURUNAN TANAH Penambahan beban

Lebih terperinci

MODUL 4 (MEKANIKA TANAH II) Penurunan Konsolidasi Tanah Consolidation Settlement

MODUL 4 (MEKANIKA TANAH II) Penurunan Konsolidasi Tanah Consolidation Settlement Program Studi Teknik Sipil Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Universitas Mercu Buana 4 MODUL 4 (MEKANIKA TANAH II) Penurunan Konsolidasi Tanah Consolidation Settlement 1. Pengertian Dasar Penambahan

Lebih terperinci

Rekayasa Fondasi 1. Penurunan Fondasi Dangkal. Laurencis, ST., MT. Modul ke: Fakultas TEKNIK PERENCANAAN & DESAIN. Program Studi Teknik Sipil

Rekayasa Fondasi 1. Penurunan Fondasi Dangkal. Laurencis, ST., MT. Modul ke: Fakultas TEKNIK PERENCANAAN & DESAIN. Program Studi Teknik Sipil Modul ke: 08 Edwin Fakultas TEKNIK PERENCANAAN & DESAIN Program Studi Teknik Sipil Rekayasa Fondasi 1 Penurunan Fondasi Dangkal Laurencis, ST., MT. Penurunan Fondasi Dangkal Rekayasa Fondasi 1 Sub-Pokok

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. Boussinesq. Caranya dengan membuat garis penyebaran beban 2V : 1H (2 vertikal

BAB III LANDASAN TEORI. Boussinesq. Caranya dengan membuat garis penyebaran beban 2V : 1H (2 vertikal BAB III LANDASAN TEORI 3.1. Distribusi Tegangan Dalam Tanah Berbagai cara telah digunakan untuk menghitung tambahan tegangan akibat beban pondasi. Semuanya menghasilkan kesalahan bila nilai banding z/b

Lebih terperinci

EVALUASI PENURUNAN DAN KESTABILAN TIGA JEMBATAN MERR II-C YANG MENUMPU DI ATAS LEMPUNG LUNAK

EVALUASI PENURUNAN DAN KESTABILAN TIGA JEMBATAN MERR II-C YANG MENUMPU DI ATAS LEMPUNG LUNAK TUGAS AKHIR EVALUASI PENURUNAN DAN KESTABILAN TIGA JEMBATAN MERR II-C YANG MENUMPU DI ATAS LEMPUNG LUNAK Oleh : Arifin Zaid Wirawan Ng 3107100142 Dosen Pembimbing Prof. Ir. Indrasurya BM, MSc. Ph.D. Trihanyndio

Lebih terperinci

PERCEPATAN PENURUNAN TANAH DENGAN METODA ELEKTROKINETIK, BAHAN IJUK DAN SAMPAH PLASTIK SEBAGAI DRAINASI VERTIKAL

PERCEPATAN PENURUNAN TANAH DENGAN METODA ELEKTROKINETIK, BAHAN IJUK DAN SAMPAH PLASTIK SEBAGAI DRAINASI VERTIKAL PERCEPATAN PENURUNAN TANAH DENGAN METODA ELEKTROKINETIK, BAHAN IJUK DAN SAMPAH PLASTIK SEBAGAI DRAINASI VERTIKAL Sumiyati Gunawan 1 Program Studi Teknik Sipil, Universitas Atma Jaya Yogyakarta, Jl. Babarsari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Penurunan pada konstruksi teknik sipil akibat proses konsolidasi tanah

BAB I PENDAHULUAN. Penurunan pada konstruksi teknik sipil akibat proses konsolidasi tanah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penurunan pada konstruksi teknik sipil akibat proses konsolidasi tanah pendukung merupakan salah satu aspek utama dalam bidang geoteknik terutama pada lapisan tanah

Lebih terperinci

Analisis Konsolidasi dengan Menggunakan Metode Preloading dan Vertical Drain pada Areal Reklamasi Proyek Pengembangan Pelabuhan Belawan Tahap II

Analisis Konsolidasi dengan Menggunakan Metode Preloading dan Vertical Drain pada Areal Reklamasi Proyek Pengembangan Pelabuhan Belawan Tahap II Reka Racana Teknik Sipil Itenas No.x Vol.xx Jurnal Online Institut Teknologi Nasional Agustus 2014 Analisis Konsolidasi dengan Menggunakan Metode Preloading dan Vertical Drain pada Areal Reklamasi Proyek

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Seluruh muatan (beban) dari bangunan, termasuk beban-beban yang bekerja pada

BAB I PENDAHULUAN. Seluruh muatan (beban) dari bangunan, termasuk beban-beban yang bekerja pada BAB I PENDAHULUAN I.1. Umum Secara garis besar, struktur bangunan dibagi menjadi 2 bagian utama, yaitu struktur bangunan di dalam tanah dan struktur bangunan di atas tanah. Struktur bangunan di dalam tanah

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. menghiraukan kualitas konstruksi atau kualitas pondasi nya.

BAB 1 PENDAHULUAN. menghiraukan kualitas konstruksi atau kualitas pondasi nya. BAB 1 PENDAHULUAN Semua struktur pasti mengalami beberapa settlement (penurunan tanah), tanpa menghiraukan kualitas konstruksi atau kualitas pondasi nya. Tidak banyak yang menyadari bahwa tanah yang kita

Lebih terperinci

Disusun oleh : RETNO SANTORO MELYANNY SITOHANG INDAH SEPTIANY DWITARETNANI DIMAZ PRASETYO

Disusun oleh : RETNO SANTORO MELYANNY SITOHANG INDAH SEPTIANY DWITARETNANI DIMAZ PRASETYO LAPORAN PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH Test konsolidasi Disusun oleh : RETNO SANTORO 5423070321 MELYANNY SITOHANG 5423070322 INDAH SEPTIANY 5423070335 DWITARETNANI 5423070333 DIMAZ PRASETYO 5423073257 1 I. Pendahuluan

Lebih terperinci

SOAL A: PERENCANAAN PANGKAL JEMBATAN DENGAN PONDASI TIANG. 6.5 m

SOAL A: PERENCANAAN PANGKAL JEMBATAN DENGAN PONDASI TIANG. 6.5 m SOAL A: PERENCANAAN PANGKAL JEMBATAN DENGAN PONDASI TIANG 0. 0.4 ± 0.0 0. 0.8 30 KN I 3. m.0 0.3 30 KN.0.7 m m 9 m II II 0.7 m. m Panjang abutment tegak lurus bidang gambar = 0. m. Tiang pancang dari beton

Lebih terperinci

PERBAIKAN TANAH LUNAK DENGAN METODE PRELOADING DENGAN PREFABRICATED VERTICAL DRAINS (PVD)

PERBAIKAN TANAH LUNAK DENGAN METODE PRELOADING DENGAN PREFABRICATED VERTICAL DRAINS (PVD) PERBAIKAN TANAH LUNAK DENGAN METODE PRELOADING DENGAN PREFABRICATED VERTICAL DRAINS (PVD) Disusun untuk Memenuhi Tugas Terstruktur Mata Kuliah Perbaikan Tanah Oleh : Marsa Achadian Tyarpratama NIM. 135060107111002

Lebih terperinci

I. Tegangan Efektif. Pertemuan I

I. Tegangan Efektif. Pertemuan I Pertemuan I I. Tegangan Efektif I.1 Umum. Bila tanah mengalami tekanan yang diakibatkan oleh beban maka ; Angka pori tanah akan berkurang Terjadinya perubahan-perubahan sifat mekanis tanah (tahanan geser

Lebih terperinci

PERCEPATAN PENURUNAN SAMPAH PLASTIK SEBAGAI DRAINASE VERTIKAL

PERCEPATAN PENURUNAN SAMPAH PLASTIK SEBAGAI DRAINASE VERTIKAL Volume 13 No 1 Oktober 2014: 69-82 PERCEPATAN PENURUNAN SAMPAH PLASTIK SEBAGAI DRAINASE VERTIKAL Sumiyati Gunawan Program Studi Teknik Sipil Universitas Atma Jaya Yogyakarta Jl Babarsari 44 Yogyakarta

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Mendirikan bangunan di atas tanah lempung akan menimbulkan beberapa

I. PENDAHULUAN. Mendirikan bangunan di atas tanah lempung akan menimbulkan beberapa I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Mendirikan bangunan di atas tanah lempung akan menimbulkan beberapa permasalahan, diantaranya daya dukung tanah dan pemampatan tanah. Daya dukung tanah lempung pada umumnya

Lebih terperinci

Soal Geomekanik Mekanika Tanah dan Teknik Pondasi

Soal Geomekanik Mekanika Tanah dan Teknik Pondasi Soal Geomekanik Mekanika Tanah dan Teknik Pondasi 1. Fase Tanah (1) Sebuah contoh tanah memiliki berat volume 19.62 kn/m 3 dan berat volume kering 17.66 kn/m 3. Bila berat jenis dari butiran tanah tersebut

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN Tanah yang diuji adalah jenis tanah gambut yang diambil dari Desa Rawa Sragi, Kabupaten Lampung Timur. Sampel tanah yang ditelit

METODOLOGI PENELITIAN Tanah yang diuji adalah jenis tanah gambut yang diambil dari Desa Rawa Sragi, Kabupaten Lampung Timur. Sampel tanah yang ditelit STUDI PENURUNAN TANAH GAMBUT PADA KONDISI SINGLE DRAIN DENGAN METODE VERTIKAL DRAIN DENGAN MENGGUNAKAN PRELOADING Ahmad Herison, Yuda Romdania, Febrizky C Putri Dosen Fakultas Teknik Universitas Lampung

Lebih terperinci

Karakteristik Kuat Geser Puncak, Kuat Geser Sisa dan Konsolidasi dari Tanah Lempung Sekitar Bandung Utara

Karakteristik Kuat Geser Puncak, Kuat Geser Sisa dan Konsolidasi dari Tanah Lempung Sekitar Bandung Utara Karakteristik Kuat Geser Puncak, Kuat Geser Sisa dan Konsolidasi dari Tanah Lempung Sekitar Bandung Utara Frank Hendriek S. NRP : 9621046 NIRM : 41077011960325 Pembimbing : Theodore F. Najoan.,Ir.,M.Eng.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA.1 Konsolidasi Penambahan beban di atas suatu permukaan tanah dapat menyebabkan lapisan tanah di bawahnya mengalami pemampatan. Pemampatan tersebut disebabkan oleh adanya deformasi

Lebih terperinci

BAB III DATA PERENCANAAN

BAB III DATA PERENCANAAN BAB III DATA PERENCANAAN 3.1 Umum Perencanaan pondasi tiang mencakup beberapa tahapan pekerjaan. Sebagai tahap awal adalah interpretasi data tanah dan data pembebanan gedung hasil dari analisa struktur

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Ada beberapa pendapat tentang definisi tanah menurut para ahli dibidang. sipil, yaitu tanah dapat didefinisikan sebagai :

II. TINJAUAN PUSTAKA. Ada beberapa pendapat tentang definisi tanah menurut para ahli dibidang. sipil, yaitu tanah dapat didefinisikan sebagai : 5 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Tanah Ada beberapa pendapat tentang definisi tanah menurut para ahli dibidang sipil, yaitu tanah dapat didefinisikan sebagai : 1. Secara umum tanah terdiri dari tiga bahan, yaitu

Lebih terperinci

PERENCANAAN SISTEM PERBAIKAN TANAH DASAR TIMBUNAN pada JEMBATAN KERETA API DOUBLE TRACK BOJONEGORO SURABAYA (STA )

PERENCANAAN SISTEM PERBAIKAN TANAH DASAR TIMBUNAN pada JEMBATAN KERETA API DOUBLE TRACK BOJONEGORO SURABAYA (STA ) 1 PERENCANAAN SISTEM PERBAIKAN TANA DASAR TIMBUNAN pada JEMBATAN KERETA API DOUBLE TRACK BOJONEGORO SURABAYA (STA 190+575) Achmad Rizal Zulmi, dan Ir. Suwarno, M.Eng, Musta in arief, S.T., M.T. Jurusan

Lebih terperinci

PENGARUH TEBAL LAPISAN TANAH KOHESIF TERHADAP PENURUNAN KONSOLIDASI PRIMER AKIBAT TIMBUNAN ABSTRAK

PENGARUH TEBAL LAPISAN TANAH KOHESIF TERHADAP PENURUNAN KONSOLIDASI PRIMER AKIBAT TIMBUNAN ABSTRAK PENGARUH TEBAL LAPISAN TANAH KOHESIF TERHADAP PENURUNAN KONSOLIDASI PRIMER AKIBAT TIMBUNAN Wismoyo Siswanto NRP: 1221002 Pembimbing: Hanny Juliany Dani, S.T., M.T. ABSTRAK Penambahan beban di atas permukaan

Lebih terperinci

BAB VII PERHITUNGAN STRUKTUR BANGUNAN PELINDUNG PANTAI

BAB VII PERHITUNGAN STRUKTUR BANGUNAN PELINDUNG PANTAI BAB VII PERHITUNGAN STRUKTUR BANGUNAN PELINDUNG PANTAI 7.. Perhitungan Struktur Seawall Perhitungan tinggi dan periode gelombang signifikan telah dihitung pada Bab IV, data yang didapatkan adalah sebagai

Lebih terperinci

Tanah Homogen Isotropis

Tanah Homogen Isotropis Tanah Homogen Isotropis adalah tanah homogen yang mempunyai nilai k sama besar pada semua arah (kx = kz = ks). ks kx x z kz s Tanah Homogen Anisotropis adalah tanah homogen yang memiliki nilai k tidak

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. Pengujian sifat fisik tanah adalah sebagai pertimbangan untuk merencanakan dan

HASIL DAN PEMBAHASAN. Pengujian sifat fisik tanah adalah sebagai pertimbangan untuk merencanakan dan IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Uji Fisik Pengujian sifat fisik tanah adalah sebagai pertimbangan untuk merencanakan dan melaksanakan pembangunan suatu konstruksi. Pengujian sifat fisik tanah ini dilakukan

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI 3.1. Fondasi Plat / Fondasi Dangkal Fondasi adalah bagian dari suatu sistem rekayasa yang meneruskan beban yang ditopang fondasi dan beratnya sendiri kepada dan kedalam tanah dan

Lebih terperinci

9/14/2016. Jaringan Aliran

9/14/2016. Jaringan Aliran Jaringan Aliran Jaringan aliran merupakan kombinasi dari beberapa garis aliran dan garis ekipotensial. Garis aliran adalah suatu garis sepanjang mana butir butir air akan bergerak dari bagian hulu kebagian

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENGUJIAN LABORATORIUM DAN ANALISA DATA

BAB IV HASIL PENGUJIAN LABORATORIUM DAN ANALISA DATA BAB IV HASIL PENGUJIAN LABORATORIUM DAN ANALISA DATA IV.1 DATA INDEKS PROPERTIES Data indeks properties yang digunakan adalah data sekunder dari tanah gambut Desa Tampan Riau yang diperoleh pada penelitian

Lebih terperinci

Untuk tanah terkonsolidasi normal, hubungan untuk K o (Jaky, 1944) :

Untuk tanah terkonsolidasi normal, hubungan untuk K o (Jaky, 1944) : TEKANAN TANAH LATERAL Tekanan tanah lateral ada 3 (tiga) macam, yaitu : 1. Tekanan tanah dalam keadaan diam atau keadaan statis ( at-rest earth pressure). Tekanan tanah yang terjadi akibat massa tanah

Lebih terperinci

Materi Mekanika Tanah II (post-mid)

Materi Mekanika Tanah II (post-mid) MEKANIKA TANAH II Materi Mekanika Tanah II (post-mid) 1. Distribusi Tegangan dalam Tanah 1.Teori Boussinesq 2.Beban titik, beban garis 3.Beban merata segi empat, lingkaran, trapesium 4.Metode distribusi

Lebih terperinci

Hitung penurunan pada akhir konsolidasi

Hitung penurunan pada akhir konsolidasi Konsolidasi Tangkiair diameer 30 m Bera, Q 60.000 kn 30 m Hiung penurunan pada akhir konsolidasi Δσ 7 m r 15 m x0 /r 7/15 0,467 x/r0 I90% Δσ q n I 48.74 x 0,9 43,86 KPa Perlu diperhiungkan ekanan fondasi

Lebih terperinci

BAB IV STUDI KASUS 4.1 UMUM

BAB IV STUDI KASUS 4.1 UMUM BAB IV STUDI KASUS 4.1 UMUM Penimbunan pada tanah dengan metode drainase vertikal dilakukan secara bertahap dari ketinggian tertentu hingga mencapai elevasi yang diinginkan. Analisis penurunan atau deformasi

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Sampel tanah yang akan diuji adalah tanah yang diambil dari Desa Rawa

III. METODOLOGI PENELITIAN. Sampel tanah yang akan diuji adalah tanah yang diambil dari Desa Rawa III. METODOLOGI PENELITIAN A. Sampel Tanah Sampel tanah yang akan diuji adalah tanah yang diambil dari Desa Rawa Sragi, Kabupaten Lampung Timur B. Metode Pengambilan Sampel Pada saat pengambilan sampel

Lebih terperinci

MODUL 7 TAHANAN FONDASI TERHADAP GAYA ANGKAT KE ATAS

MODUL 7 TAHANAN FONDASI TERHADAP GAYA ANGKAT KE ATAS Program Studi Teknik Sipil Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Universitas Mercu Buana 7 MODUL 7 TAHANAN FONDASI TERHADAP GAYA ANGKAT KE ATAS Fondasi menara (tower) sering menerima gaya angkat ke atas

Lebih terperinci

Mekanika Tanah I Norma Puspita, ST. MT.

Mekanika Tanah I Norma Puspita, ST. MT. TEGANGAN EFEKTIF (Effective Stress) Mekanika Tanah I Norma Puspita, ST. MT. Pengertian Bila tanah mengalami tekanan akibat pembebanan seperti beban pondasi, maka angka pori tanah akan berkurang. Tekanan

Lebih terperinci

MEKANIKA TANAH KRITERIA KERUNTUHAN MOHR - COULOMB. UNIVERSITAS PEMBANGUNAN JAYA Jl. Boulevard Bintaro Sektor 7, Bintaro Jaya Tangerang Selatan 15224

MEKANIKA TANAH KRITERIA KERUNTUHAN MOHR - COULOMB. UNIVERSITAS PEMBANGUNAN JAYA Jl. Boulevard Bintaro Sektor 7, Bintaro Jaya Tangerang Selatan 15224 MEKANIKA TANAH KRITERIA KERUNTUHAN MOHR - COULOMB UNIVERSITAS PEMBANGUNAN JAYA Jl. Boulevard Bintaro Sektor 7, Bintaro Jaya Tangerang Selatan 154 KRITERIA KERUNTUHAN MOHR COULOMB Keruntuhan geser (shear

Lebih terperinci

2/25/2017. Pengertian

2/25/2017. Pengertian Pengertian Bila tanah mengalami tekanan akibat pembebanan seperti beban pondasi, maka angka pori tanah akan berkurang. Tekanan akibat beban pondasi juga dapat mengakibatkan perubahan-perubahan sifat mekanis

Lebih terperinci

ANALISA SETLEMEN CARA ANALITIS DAN METODE FINITE ELEMENT PADA TANAH LUNAK DENGAN SOFTWARE SEBAGAI ALAT BANTU ABSTRAK

ANALISA SETLEMEN CARA ANALITIS DAN METODE FINITE ELEMENT PADA TANAH LUNAK DENGAN SOFTWARE SEBAGAI ALAT BANTU ABSTRAK ANALIA ETLEMEN CARA ANALITI DAN METODE FINITE ELEMENT PADA TANAH LUNAK DENGAN OFTWARE EBAGAI ALAT BANTU Oleh : I Wayan Giatmajaya ABTRAK Meningkatnya penggunaan lahan untuk pembangunan yang menyangkut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar belakang. Bangunan yang direncanakan diatas suatu lapisan tanah liat lunak harus

BAB I PENDAHULUAN Latar belakang. Bangunan yang direncanakan diatas suatu lapisan tanah liat lunak harus BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Bangunan yang direncanakan diatas suatu lapisan tanah liat lunak harus mempertimbangkan daya dukung tanah yang sangat terbatas serta penurunan yang cukup besar dimana

Lebih terperinci

ANALISIS SISTEM PENURUNAN KONSOLIDASI MULTI-LAYER

ANALISIS SISTEM PENURUNAN KONSOLIDASI MULTI-LAYER ANALISIS SISTEM PENURUNAN KONSOLIDASI MULTI-LAYER Rofika Ratna Ardiansyah Program Studi S1 Teknik Sipil, Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Riau, Pekanbaru-Riau, E-mail : fikaardiansyah@gmail.com

Lebih terperinci

embankment (preloading) Drainasi vertikal Sand blanket 0,5 1 M

embankment (preloading) Drainasi vertikal Sand blanket 0,5 1 M DRAINASE VERTIKAL Tujuan : untuk mempercepat proses konsolidasi. Contoh : pada pembangunan jalan, dermaga, perumahan atau kompleks industri di daerah tanah lunak. Berupa tiang-tiang pasir atau pita-pita

Lebih terperinci

ANALISIS PENURUNAN TANAH DASAR PROYEK SEMARANG PUMPING STATION AND RETARDING POND BERDASAR EMPIRIS DAN NUMERIS

ANALISIS PENURUNAN TANAH DASAR PROYEK SEMARANG PUMPING STATION AND RETARDING POND BERDASAR EMPIRIS DAN NUMERIS ANALISIS PENURUNAN TANAH DASAR PROYEK SEMARANG PUMPING STATION AND RETARDING POND BERDASAR EMPIRIS DAN NUMERIS Tri Wahyu Kuningsih 1) Pratikso 2) Abdul Rochim 2) 1) Staf Pengajar Teknik Sipil Fakultas

Lebih terperinci

Pembebanan Batang Secara Aksial. Bahan Ajar Mekanika Bahan Mulyati, MT

Pembebanan Batang Secara Aksial. Bahan Ajar Mekanika Bahan Mulyati, MT Pembebanan Batang Secara Aksial Suatu batang dengan luas penampang konstan, dibebani melalui kedua ujungnya dengan sepasang gaya linier i dengan arah saling berlawanan yang berimpit i pada sumbu longitudinal

Lebih terperinci

KONSOLIDASI (ASTM D )

KONSOLIDASI (ASTM D ) XI. KONSOLIDASI (ASTM D 435-96) I. MAKSUD Maksud percobaan adalah untuk mengetahui kecepatan konsolidasi dan besarnya penurunan tanah apabila tanah mendapatkan beban, keadaan tanah disamping tertahan dan

Lebih terperinci

BAB VI PERHITUNGAN STRUKTUR BANGUNAN PANTAI

BAB VI PERHITUNGAN STRUKTUR BANGUNAN PANTAI 145 BAB VI PERHITUNGAN STRUKTUR BANGUNAN PANTAI 6.1. Perhitungan Struktur Revetment dengan Tumpukan Batu Perhitungan tinggi dan periode gelombang signifikan telah dihitung pada Bab IV, data yang didapatkan

Lebih terperinci

PENGARUH GEOTEKSTIL TERHADAP KUAT GESER PADA TANAH LEMPUNG LUNAK DENGAN UJI TRIAKSIAL TERKONSOLIDASI TAK TERDRAINASI SKRIPSI. Oleh

PENGARUH GEOTEKSTIL TERHADAP KUAT GESER PADA TANAH LEMPUNG LUNAK DENGAN UJI TRIAKSIAL TERKONSOLIDASI TAK TERDRAINASI SKRIPSI. Oleh 786 / FT.01 / SKRIP / 04 / 2008 PENGARUH GEOTEKSTIL TERHADAP KUAT GESER PADA TANAH LEMPUNG LUNAK DENGAN UJI TRIAKSIAL TERKONSOLIDASI TAK TERDRAINASI SKRIPSI Oleh MIRZA RIO ENDRAYANA 04 03 01 047 X DEPARTEMEN

Lebih terperinci

KUAT GESER TANAH. Materi Kuliah : Mekanika Tanah I Oleh : Tri Sulistyowati

KUAT GESER TANAH. Materi Kuliah : Mekanika Tanah I Oleh : Tri Sulistyowati KUAT GESER TANAH Materi Kuliah : Mekanika Tanah I Oleh : Tri Sulistyowati DEFINISI Parameter kuat geser tanah diperlukan untuk analisis-analisis kapasitas dukung tanah, stabilitas lereng, dan gaya dorong

Lebih terperinci

(A) 3 (B) 5 (B) 1 (C) 8

(A) 3 (B) 5 (B) 1 (C) 8 . Turunan dari f ( ) = + + (E) 7 + +. Turunan dari y = ( ) ( + ) ( ) ( + ) ( ) ( + ) ( + ) ( + ) ( ) ( + ) (E) ( ) ( + ) 7 5 (E) 9 5 9 7 0. Jika f ( ) = maka f () = 8 (E) 8. Jika f () = 5 maka f (0) +

Lebih terperinci

No. Job : 07 Tgl :12/04/2005 I. TUJUAN

No. Job : 07 Tgl :12/04/2005 I. TUJUAN I. TUJUAN II. LABORATORIUM UJI TANAH POLITEKNIK NEGERI BANDUNG Jl. Gegerkalong Hilir Ds. Ciwaruga Kotak Pos 6468 BDCD Tlp. (022) 2013789, Ext.266 Bandung Subjek : Pengujian Tanah di Laboratorium Judul

Lebih terperinci

Pengaruh Kedalaman PVD Pada Analisis Konsolidasi Dengan Menggunakan Metode Elemen Hingga

Pengaruh Kedalaman PVD Pada Analisis Konsolidasi Dengan Menggunakan Metode Elemen Hingga Rekaracana Teknik Sipil Itenas No.x Vol. xx Jurnal Online Institut Teknologi Nasional Januari 2015 Pengaruh Kedalaman PVD Pada Analisis Konsolidasi Dengan Menggunakan Metode Elemen Hingga MARRILYN ARISMAWATI

Lebih terperinci

(FORENSIC GEOTECHNICAL ENGINEERING) TOPIK KHUSUS CEC 715 SEMESTER GANJIL 2012/2013

(FORENSIC GEOTECHNICAL ENGINEERING) TOPIK KHUSUS CEC 715 SEMESTER GANJIL 2012/2013 GEOTEKNIK FORENSIK (FORENSIC GEOTECHNICAL ENGINEERING) TOPIK KHUSUS CEC 715 SEMESTER GANJIL 2012/2013 1 Geoteknik Forensik ESTIMASIPENURUNAN FONDASI 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 Estimasi Penurunan fondasi

Lebih terperinci

Bab 3 KONSTRUKSI GEOMETRIS 3.1. KONSTRUKSI-KONSTRUKSI DASAR.

Bab 3 KONSTRUKSI GEOMETRIS 3.1. KONSTRUKSI-KONSTRUKSI DASAR. Bab 3 KONSTRUKSI GEOMETRIS Materi : Konstruksi-konstruksi dasar. Garis-garis lengkung. Gambar proyeksi. Gambar pandangan tunggal. Proyeksi ortogonal (gambar pandangan majemuk). 3.1. KONSTRUKSI-KONSTRUKSI

Lebih terperinci

Bab 5 Puntiran. Gambar 5.1. Contoh batang yang mengalami puntiran

Bab 5 Puntiran. Gambar 5.1. Contoh batang yang mengalami puntiran Bab 5 Puntiran 5.1 Pendahuluan Pada bab ini akan dibahas mengenai kekuatan dan kekakuan batang lurus yang dibebani puntiran (torsi). Puntiran dapat terjadi secara murni atau bersamaan dengan beban aksial,

Lebih terperinci

PENURUNAN KONSOLIDASI PONDASI TELAPAK PADA TANAH LEMPUNG MENGANDUNG AIR LIMBAH INDUSTRI. Roski R.I. Legrans ABSTRAK

PENURUNAN KONSOLIDASI PONDASI TELAPAK PADA TANAH LEMPUNG MENGANDUNG AIR LIMBAH INDUSTRI. Roski R.I. Legrans ABSTRAK PENURUNAN KONSOLIDASI PONDASI TELAPAK PADA TANAH LEMPUNG MENGANDUNG AIR LIMBAH INDUSTRI Roski R.I. Legrans ABSTRAK Efek samping dari produk yang dihasilkan suatu industri adalah limbah industri. Dalam

Lebih terperinci

LABORATORIUM UJI BAHA JURUSAN TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI BANDUNG

LABORATORIUM UJI BAHA JURUSAN TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI BANDUNG REFERENSI Modul Praktikum Lab Uji Bahan Politeknik Negeri I. TUJUAN 1. Mengetahui kekuatan tanah terhadap gaya horizontal, dengan cara menetukan harga kohesi (c) dari sudut geser dalam ( ϕ ) dari suatu

Lebih terperinci

KAPASITAS DUKUNG TIANG

KAPASITAS DUKUNG TIANG PONDASI TIANG - Pondasi tiang digunakan untuk mendukung bangunan bila lapisan tanah kuat terletak sangat dalam, mendukung bangunan yang menahan gaya angkat ke atas, dan bangunan dermaga. - Pondasi tiang

Lebih terperinci

sangat dipengaruhi oleh besarnya janngan muatan negatif pada mineral, tipe,

sangat dipengaruhi oleh besarnya janngan muatan negatif pada mineral, tipe, BABV ANALISIS HASIL PENELITIAN 5.1 Lempung Asli (remolded) Sifat fisik dari lempung asli (remolded) sebagaimana yang dapat dilihat dari hasil pengujian pada bab sebelumnya yakni indeks kompresi (Cc) sebesar

Lebih terperinci

KASUS DILAPANGAN YANG BERKAITAN DENGAN PROSES KONSOLIDASI PENURUNAN PENURUNAN AKIBAT KONSOLIDASI PENURUNAN AKIBAT PERUBAHAN BENTUK TANAH

KASUS DILAPANGAN YANG BERKAITAN DENGAN PROSES KONSOLIDASI PENURUNAN PENURUNAN AKIBAT KONSOLIDASI PENURUNAN AKIBAT PERUBAHAN BENTUK TANAH TEORI KONSOLIDASI DEFINISI & ANALOGI KASUS DILAPANGAN YANG BERKAITAN DENGAN PROSES KONSOLIDASI PENURUNAN PENURUNAN AKIBAT KONSOLIDASI PENURUNAN AKIBAT PERUBAHAN BENTUK TANAH PENYEBAB PROSES KELUARNYA AIR

Lebih terperinci

TINJAUAN JARAK PENGAMBILAN SAMPEL PADA TANAH LEMPUNG LUNAK DARI Ds. JONO Kec. TANON Kab. SRAGEN YANG DISTABILISASI DENGAN KOLOM PASIR

TINJAUAN JARAK PENGAMBILAN SAMPEL PADA TANAH LEMPUNG LUNAK DARI Ds. JONO Kec. TANON Kab. SRAGEN YANG DISTABILISASI DENGAN KOLOM PASIR TINJAUAN JARAK PENGAMBILAN SAMPEL PADA TANAH LEMPUNG LUNAK DARI Ds. JONO Kec. TANON Kab. SRAGEN YANG DISTABILISASI DENGAN KOLOM PASIR Naskah Publikasi untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat

Lebih terperinci

STABILISASI TANAH HIDROLIS

STABILISASI TANAH HIDROLIS STABILISASI TANAH HIDROLIS Pre-fabricated Vertical Drain Oleh : Andika Satria Agus (0907132986) Jurusan Teknik SIpil, Fakultas Teknik, Universitas Riau Prefabricated Vertical Drain (PVD) adalah adalah

Lebih terperinci

MATEMATIKA DASAR TAHUN 1987

MATEMATIKA DASAR TAHUN 1987 MATEMATIKA DASAR TAHUN 987 MD-87-0 Garis singgung pada kurva y di titik potong nya dengan sumbu yang absisnya positif mempunyai gradien 0 MD-87-0 Titik potong garis y + dengan parabola y + ialah P (5,

Lebih terperinci

GESER LANGSUNG (ASTM D

GESER LANGSUNG (ASTM D X. GESER LANGSUNG (ASTM D 3080-98) I. MAKSUD Maksud percobaan adalah untuk menetukan besarnya parameter geser tanah dengan alat geser langsung pada kondisi consolidated-drained. Parameter geser tanah terdiri

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tanah Lempung Ekspansif Petry dan Little (2002) menyebutkan bahwa tanah ekspansif (expansive soil) adalah tanah yang mempunyai potensi pengembangan atau penyusutan yang tinggi

Lebih terperinci

KORELASI KAPASITAS DUKUNG MODEL PONDASI TELAPAK BUJUR SANGKAR DENGAN LUAS PERKUATAN GEOTEKSTIL (STUDI LABORATORIUM) Muhammad. Riza.

KORELASI KAPASITAS DUKUNG MODEL PONDASI TELAPAK BUJUR SANGKAR DENGAN LUAS PERKUATAN GEOTEKSTIL (STUDI LABORATORIUM) Muhammad. Riza. KORELASI KAPASITAS DUKUNG MODEL PONDASI TELAPAK BUJUR SANGKAR DENGAN LUAS PERKUATAN GEOTEKSTIL (STUDI LABORATORIUM) Muhammad. Riza. H NRP : 0221105 Pembimbing : Herianto Wibowo, Ir, M.sc FAKULTAS TEKNIK

Lebih terperinci

STUDI PARAMETER UJI KONSOLIDASI MENGGUNAKAN SEL ROWE DAN UJI KONSOLIDASI KONVENSIONAL TANAH DAERAH BANDUNG (012G)

STUDI PARAMETER UJI KONSOLIDASI MENGGUNAKAN SEL ROWE DAN UJI KONSOLIDASI KONVENSIONAL TANAH DAERAH BANDUNG (012G) STUDI PARAMETER UJI KONSOLIDASI MENGGUNAKAN SEL ROWE DAN UJI KONSOLIDASI KONVENSIONAL TANAH DAERAH BANDUNG (012G) Anastasia Sri Lestari 1, Florentina M. Sugianto 2 1 Jurusan Teknik Sipil, Universitas Katolik

Lebih terperinci

1 BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang. Di daerah Kalimantan timur memiliki tanah organic clay yang menutupi

1 BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang. Di daerah Kalimantan timur memiliki tanah organic clay yang menutupi Bab I. Pendahuluan 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Di daerah Kalimantan timur memiliki tanah organic clay yang menutupi sebagian dari wilayahnya. Secara umum organic clay selalu mempunyai sifat-sifat

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR KAJIAN KESTABILAN STRUKTUR DENGAN MEMPERBANDINGKAN METODE VERTICAL DRAIN DAN PERKUATAN GEOSINTETIK

TUGAS AKHIR KAJIAN KESTABILAN STRUKTUR DENGAN MEMPERBANDINGKAN METODE VERTICAL DRAIN DAN PERKUATAN GEOSINTETIK TUGAS AKHIR KAJIAN KESTABILAN STRUKTUR DENGAN MEMPERBANDINGKAN METODE VERTICAL DRAIN DAN PERKUATAN GEOSINTETIK (STUDI KASUS : PEMBANGUNAN STOCK YARD, KALIMANTAN TENGAH) Diajukan sebagai syarat untuk meraih

Lebih terperinci

ek SIPIL MESIN ARSITEKTUR ELEKTRO

ek SIPIL MESIN ARSITEKTUR ELEKTRO ek SIPIL MESIN ARSITEKTUR ELEKTRO STUDI POTENSI PENURUNAN KONSOLIDASI DI KALUKUBULA (Studi kasus: Perumahan Kelapa Mas Permai) Benyamin Bontong * Abstract The consolidation setlement is one of the problems

Lebih terperinci

ANALISIS PENURUNAN PONDASI DANGKAL PADA TANAH LEMPUNG KASONGAN ABSTRACT

ANALISIS PENURUNAN PONDASI DANGKAL PADA TANAH LEMPUNG KASONGAN ABSTRACT Jurnal Natur Indonesia 5(1): 95-101 (2002) ISSN 1410-9379 ANALISIS PENURUNAN PONDASI DANGKAL PADA TANAH LEMPUNG KASONGAN Monita Olivia, Gunawan Wibisono Jurusan Teknik Sipil, FT, Universitas Riau Diterima

Lebih terperinci

MODUL 2,3 (MEKANIKA TANAH II) Konsolidasi pada Tanah

MODUL 2,3 (MEKANIKA TANAH II) Konsolidasi pada Tanah Program Studi Teknik Sipil Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Universitas Mercu Buana 2,3 MODUL 2,3 () Konsolidasi pada Tanah 1. Pengertian Konsolidasi Bila lapisan tanah jenuh berpermeabilitas rendah

Lebih terperinci

Lingkaran adalah tempat kedudukan titik-titik pada bidang yang berjarak

Lingkaran adalah tempat kedudukan titik-titik pada bidang yang berjarak 4 Lingkaran 4.1. Persamaan Lingkaran Bentuk Baku. Lingkaran adalah tempat kedudukan titik-titik pada bidang yang berjarak tetap dari suatu titik tetap. Titik tetap dari lingkaran disebut pusat lingkaran,

Lebih terperinci

KECEPATAN ALIRAN HORISONTAL DENGAN IJUK DAN LIMBAH PLASTIK SEBAGAI DRAINASI VERTIKAL

KECEPATAN ALIRAN HORISONTAL DENGAN IJUK DAN LIMBAH PLASTIK SEBAGAI DRAINASI VERTIKAL Konferensi Nasional Teknik Sipil 11 Universitas Tarumanagara, 26-27 Oktober 2017 KECEPATAN ALIRAN HORISONTAL DENGAN IJUK DAN LIMBAH PLASTIK SEBAGAI DRAINASI VERTIKAL Sumiyati Gunawan 1 dan Agatha Padma

Lebih terperinci

A. Menentukan Letak Titik

A. Menentukan Letak Titik Apa yang akan Anda Pelajari? Koordinat Cartesius Mengenal pengertian dan menentukan gradien garis lurus Menentukan persamaan garis lurus Menggambar grafik garis lurus Menentukan Gradien, Persamaan garis

Lebih terperinci

SETTLEMENT KHAS BEBERAPA JENIS TANAH. Encu Sutarman FAKULTAS TEKNIK, JURUSAN TEKNIK SIPIL

SETTLEMENT KHAS BEBERAPA JENIS TANAH. Encu Sutarman FAKULTAS TEKNIK, JURUSAN TEKNIK SIPIL SETTLEMENT KHAS BEBERAPA JENIS TANAH Encu Sutarman FAKULTAS TEKNIK, JURUSAN TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS LANGLANG BUANA BANDUNG Jl. Karapitan No. 116 Bandung Tlp. (022) 421 8086 ABSTRAK Consolidasi atau proses

Lebih terperinci

MEKANIKA TANAH (CIV -205)

MEKANIKA TANAH (CIV -205) MEKANIKA TANAH (CIV -205) OUTLINE : Tipe lereng, yaitu alami, buatan Dasar teori stabilitas lereng Gaya yang bekerja pada bidang runtuh lereng Profil tanah bawah permukaan Gaya gaya yang menahan keruntuhan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. yang turut diperhitungkan, kemudian dapat meneruskannya ke dalam tanah

I. PENDAHULUAN. yang turut diperhitungkan, kemudian dapat meneruskannya ke dalam tanah I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam pembangunan konstruksi sipil, tanah mempunyai peranan yang sangat penting. Dalam hal ini, tanah berfungsi sebagai penahan beban akibat konstruksi di atas tanah yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Uraian Umum Abutmen merupakan bangunan yang berfungsi untuk mendukung bangunan atas dan juga sebagai penahan tanah. Adapun fungsi abutmen ini antara lain : Sebagai perletakan

Lebih terperinci

PENGARUH BENTUK DASAR MODEL PONDASI DANGKAL TERHADAP KAPASITAS DUKUNGNYA PADA TANAH PASIR DENGAN DERAJAT KEPADATAN TERTENTU (STUDI LABORATORIUM)

PENGARUH BENTUK DASAR MODEL PONDASI DANGKAL TERHADAP KAPASITAS DUKUNGNYA PADA TANAH PASIR DENGAN DERAJAT KEPADATAN TERTENTU (STUDI LABORATORIUM) PENGARUH BENTUK DASAR MODEL PONDASI DANGKAL TERHADAP KAPASITAS DUKUNGNYA PADA TANAH PASIR DENGAN DERAJAT KEPADATAN TERTENTU (STUDI LABORATORIUM) Ronald P Panggabean NRP : 0221079 Pembimbing : Ir. Herianto

Lebih terperinci

PRELOADING AND PRE-FABRICATED VERTICAL DRAINS COMBINATION TO ACCELERATE CONSOLIDATION PROCESS IN SOFT CLAY (Case Study Suwung Kangin Soft Clay)

PRELOADING AND PRE-FABRICATED VERTICAL DRAINS COMBINATION TO ACCELERATE CONSOLIDATION PROCESS IN SOFT CLAY (Case Study Suwung Kangin Soft Clay) KOMBINASI PRELOADING DAN PENGGUNAAN PRE-FABRICATED VERTICAL DRAINS UNTUK MEMPERCEPAT KONSOLIDASI TANAH LEMPUNG LUNAK (STUDI KASUS TANAH LEMPUNG SUWUNG KANGIN) Anissa Maria Hidayati 1 dan Made Dodiek Wirya

Lebih terperinci

PERKUATAN TANAH LUNAK PADA PONDASI DANGKAL DI BANTUL DENGAN BAN BEKAS

PERKUATAN TANAH LUNAK PADA PONDASI DANGKAL DI BANTUL DENGAN BAN BEKAS PERKUATAN TANAH LUNAK PADA PONDASI DANGKAL DI BANTUL DENGAN BAN BEKAS Sumiyati Gunawan 1 dan Ferdinandus Tjusanto 2 1 Program Studi Teknik Sipil, Universitas Atma Jaya Yogyakarta, Jl. Babarsari 44 Yogyakarta

Lebih terperinci

DEFFERNSIAL atau TURUNAN FUNGSI ALJABAR

DEFFERNSIAL atau TURUNAN FUNGSI ALJABAR DEFFERNSIAL atau TURUNAN FUNGSI ALJABAR A. Pengertian Turunan dari fungsi y f () Laju rata-rata perubahan fungsi dalam interval antara a dan a h adalah : y f( a h) f( a) f ( a h) f( a) = = (dengan syarat

Lebih terperinci

BAB VI PERENCANAAN STRUKTUR

BAB VI PERENCANAAN STRUKTUR BAB VI PERENCANAAN STRUKTUR VI - BAB VI PERENCANAAN STRUKTUR 6. Tinjauan Umum Pada bab ini akan dibahas mengenai perencanaan struktur bangunan pantai yang direncanakan dalam hal ini bangunan pengaman pantai

Lebih terperinci

PENGARUH KEDALAMAN GEOTEKSTIL TERHADAP KAPASITAS DUKUNG MODEL PONDASI TELAPAK BUJURSANGKAR DI ATAS TANAH PASIR DENGAN KEPADATAN RELATIF (Dr) = ± 23%

PENGARUH KEDALAMAN GEOTEKSTIL TERHADAP KAPASITAS DUKUNG MODEL PONDASI TELAPAK BUJURSANGKAR DI ATAS TANAH PASIR DENGAN KEPADATAN RELATIF (Dr) = ± 23% PENGARUH KEDALAMAN GEOTEKSTIL TERHADAP KAPASITAS DUKUNG MODEL PONDASI TELAPAK BUJURSANGKAR DI ATAS TANAH PASIR DENGAN KEPADATAN RELATIF (Dr) = ± 23% Jemmy NRP : 0021122 Pembimbing : Herianto Wibowo, Ir,

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN. penambangan batu bara dengan luas tanah sebesar hektar. Penelitian ini

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN. penambangan batu bara dengan luas tanah sebesar hektar. Penelitian ini BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Pengumpulan Data Sekayan Kalimantan Timur bagian utara merupakan daerah yang memiliki tanah dasar lunak lempung kelanauan. Ketebalan tanah lunaknya dapat mencapai 15

Lebih terperinci