BAB III METODOLOGI PENELITIAN

dokumen-dokumen yang mirip
Batuan beku Batuan sediment Batuan metamorf

BAB III KEGIATAN KERJA PRAKTIK. a. Surat permohonan kerja praktik dari Fakultas Teknik Universitas. lampung kepada CV.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

LEMBAR KERJA SISWA. No Jenis Tanah Jenis tanaman Pemanfaatannya

ANALISIS DAN PEMETAAN DAERAH KRITIS RAWAN BENCANA WILAYAH UPTD SDA TUREN KABUPATEN MALANG

III. METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian survei. Survei adalah

PEMANFAATAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS DENGAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) UNTUK PREDIKSI DAERAH RAWAN BANJIR DI KOTA SEMARANG

BAB IV METODE PENELITIAN

TUGAS UTS SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS PEMETAAN DAERAH RAWAN BANJIR DI SAMARINDA

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

ANALISIS DAN PEMETAAN DAERAH KRITIS RAWAN BENCANA WILAYAH UPTD SDA TUREN KABUPATEN MALANG

Gambar 4.15 Kenampakan Satuan Dataran Aluvial. Foto menghadap selatan.

geografi Kelas X PEDOSFER II KTSP & K-13 Super "Solusi Quipper" F. JENIS TANAH DI INDONESIA

APLIKASI PJ UNTUK PENGGUNAAN TANAH. Ratna Saraswati Kuliah Aplikasi SIG 2

Tanah dapat diartikan sebagai lapisan kulit bumi bagian luar yang merupakan hasil pelapukan dan pengendapan batuan. Di dala

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian adalah sebuah cara yang digunakan untuk mencapai

KAJIAN INDEKS POTENSI LAHAN TERHADAP PEMANFAATAN RENCANA TATA RUANG WILAYAH MENGGUNAKAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS DI KABUPATEN SRAGEN

III. METODOLOGI. 3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian

STUDI PEMANTAUAN LINGKUNGAN EKSPLORASI GEOTHERMAL di KECAMATAN SEMPOL KABUPATEN BONDOWOSO dengan SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Gambar 9. Peta Batas Administrasi

EVALUASI RENCANA TATA RUANG WILAYAH BERDASARKAN INDEKS POTENSI LAHAN MELALUI SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS DI KABUPATEN SRAGEN

Gambar 7. Lokasi Penelitian

EVALUASI ARAHAN PEMANFAATAN LAHAN TAMBAK DI KABUPATEN SAMPANG MENGGUNAKAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS

KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI. A. Letak Geografis. 08º00'27" Lintang Selatan dan 110º12'34" - 110º31'08" Bujur Timur. Di

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. tersebut relatif tinggi dibandingkan daerah hilir dari DAS Ciliwung.

BAB 3 METODE PENELITIAN

3/30/2012 PENDAHULUAN PENDAHULUAN METODE PENELITIAN

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI. yang di lakukan oleh Agus Settiyono (2016) dalam penelitiannya menggunakan 7

SMA/MA IPS kelas 10 - GEOGRAFI IPS BAB 4. Dinamika Lithosferlatihan soal 4.6

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB III KEGIATAN KERJA PRAKTIK. Persiapan

PENERAPAN ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) GUNA PEMILIHAN DESAIN PRODUK KURSI SANTAI

KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI A. Letak Geografis

ANALISIS POTENSI KEKERINGAN GEOMORFOLOGI MENGGUNAKAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS DI KABUPATEN PURWOREJO

KESESUAIAN LAHAN PENGEMBANGAN PERKOTAAN KAJANG KABUPATEN BULUKUMBA

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

Kuliah 11. Metode Analytical Hierarchy Process. Dielaborasi dari materi kuliah Sofian Effendi. Sofian Effendi dan Marlan Hutahaean 30/05/2016

Penentuan Lokasi Berpotensi Longsor Dengan Menggunakan Metode Analytycal Hierarchy Process (AHP) Di Kecamatan Kulawi Kabupaten Sigi

ANALISIS POTENSI LAHAN PERTANIAN SAWAH BERDASARKAN INDEKS POTENSI LAHAN (IPL) DI KABUPATEN WONOSOBO PUBLIKASI KARYA ILMIAH

BAB III TINJAUAN WILAYAH

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. artian yang lebih spesifik yakni pihak ketiga dalam supply chain istilah dalam

BAB IV GEOMORFOLOGI DAN TATAGUNA LAHAN PERKEBUNAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

PEMETAAN DAERAH RAWAN LONGSOR LAHAN DI KECAMATAN DAU, KABUPATEN MALANG DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN GEOMORFOLOGI

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Gambar 3 Peta lokasi penelitian

1.2 MAKSUD DAN TUJUAN

ANALISIS POTENSI KEKERINGAN FISIK LAHAN DI KABUPATEN KULON PROGO TAHUN 2016

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN

DAFTAR ISI. ABSTRAK... i KATA PENGANTAR... ii DAFTAR ISI... iv DAFTAR TABEL... ix DAFTAR GAMBAR xiii BAB I PENDAHULUAN... 1

ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) Amalia, ST, MT

Pemetaan Daerah Risiko Banjir Lahar Berbasis SIG Untuk Menunjang Kegiatan Mitigasi Bencana (Studi Kasus: Gunung Semeru, Kab.

BAHAN DAN METODE. Gambar 1 Peta Lokasi Penelitian

Fasilitas Penempatan Vektor Eigen (yang dinormalkan ) Gaji 0,648 0,571 0,727 0,471 0,604 Jenjang 0,108 0,095 0,061 0,118 0,096

Tabel 7. Luas wilayah tiap-tiap kabupaten di Provinsi Jawa Barat. IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN PEMILIHAN GALANGAN KAPAL UNTUK PEMBANGUNAN KAPAL TANKER DI PULAU BATAM

IV. KONDISI UMUM 4.1 Kondisi Fisik Wilayah Administrasi

SISTEM INFORMASI GEOGRAFI TEORI DAN APLIKASI

ANALISIS DATA Metode Pembobotan AHP

PEMANFAATAN LAHAN BERBASIS MITIGASI BENCANA LONGSOR DI KOTA MANADO

Jumlah desa, dusun dan luas Kabupaten Bantul per kecamatan dapat

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL...

Penyebaran Kuisioner

11 Jenis Jenis Tanah Berikut Penjelasannya Tanah Organosol atau Tanah Gambut, Tanah Aluvial,

JurnalGeodesiUndip APRIL 2015

BAB I PENDAHULUAN. tanahdengan permeabilitas rendah, muka air tanah dangkal berkisar antara 1

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN KADER KESEHATAN DI KECAMATAN PEUDAWA KABUPATEN ACEH TIMUR

EVALUASI KEMAMPUAN LAHAN UNTUK PENGEMBANGANN PARIWISATA DENGAN MENGGUNAKAN DATA CITRA SATELIT FELIK DWI YOGA PRASETYA

METODE PENELITIAN Kerangka Pemikiran Ruang Lingkup Penelitian

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN DALAM MENENTUKAN PENILAIAN PRESTASI KARYAWAN TERBAIK. Surmayanti, S.Kom, M.Kom

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 5, No. 2, (2016) ISSN: ( Print)

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 5, No. 2, (2016) ISSN: ( Print) C78

BAB III METODE PENELITIAN. dimulai pada bulan Maret 2016 sampai dengan bulan Juni 2016

Analisis Spasial Untuk Menentukan Zona Risiko Bencana Banjir Bandang (Studi Kasus Kabupaten Pangkep)

STUDI UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN (UKL) EKSPLORASI GEOTHERMAL DI KECAMATAN SEMPOL, KABUPATEN BONDOWOSO DENGAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS

NUR MARTIA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

DAFTAR ISI. II. LINGKUP KEGIATAN PENELITIAN Ruang Lingkup Penelitian Kerangka Alur Pikir Penelitian... 22

Rici Efrianda ( )

BAB IV PETA KERENTANAN LONGSORAN

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Pemetaan Potensi Rawan Banjir Berdasarkan Kondisi Fisik Lahan Secara Umum Pulau Jawa

ISSN VOL 15, NO 2, OKTOBER 2014

BAB IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

DAFTAR ISI. Halaman ABSTRAK... i KATA PENGANTAR... ii DAFTAR ISI... iii DAFTAR TABEL... v DAFTAR GAMBAR... vii

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Pengantar Latar Belakang

KAJIAN KAWASAN RAWAN BANJIR DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFI DI DAS TAMALATE

BAB 2 LANDASAN TEORI

III. BAHAN DAN METODE

10. PEMBOBOTAN (WEIGHTING)

Transkripsi:

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Berikut adalah metode penelitian yang diusulkan : Pengumpulan Data Peta Curah Hujan tahun Peta Hidrologi Peta Kemiringan Lereng Peta Penggunaan Lahan Peta Jenis Tanah AHP Perbandingan berpasangan Pemberian Skor dan pembobotan pada masingmasing parameter pengaruh banjir dalam ArcGIS YA Sintesa prioritas Uji konsistensi CR<0.1? TIDAK Analisis Data (Overlay) Penjumlahan hasil perkalian skor dan bobot dari AHP sebagai penentu daerah rawan banjir Peta prediksi daerah rawan banjir Kota Semarang Gambar 3.1 Metode Penelitian 32

34 3.2 Objek Penelitian Dalam tugas akhir ini, Kota Semarang dipilih sebagai objek penelitian. Kota Semarang dipilih karena kota ini memiliki potensi daerah rawan banjir yang besar. Objek yang digunakan meliputi: kemiringan lereng, jenis tanah, penggunaan lahan, curah hujan, dan hidrologi. 3.3 Metode Pengumpulan Data 1. Observasi Observasi merupakan cara mendasar dalam mencari tahu tentang sesuatu yang ada di sekitar kita. Kegiatan yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu melakukan pengumpulan data peta daerah rawan banjir Kota Semarang dan data curah hujan tahun 2010 hingga 2014 yang didapatkan dari Pemerintah Kota Semarang. Pengumpulan data kriteria yang dibutuhkan dari Pemerintah Kota Semarang yaitu : a. Data jenis tanah b. Data kemiringan lereng c. Data penggunaan lahan d. Data curah hujan e. Data hidrologi 2. Studi Pustaka Studi pustaka merupakan teknik dalam mengumpulkan data yang digunakan untuk mengumpulkan data dengan cara studi penelaahan terhadap buku buku, catatan-catatan, literatur-literatur, dan laporan-laporan yang berkaitan dengan masalah yang dipecahkan. Studi pustaka yang dilakukan selama melakukan penelitian berupa pembuatan peta menggunakan ArcGIS dengan mengimplementasikan metode AHP sebagai penentu daerah rawan banjir Kota Semarang.

35 3.4 Pengumpulan Data Pada pengumpulan data akan dijelaskan dari mana dan bagaimana data diperoleh. 1. Data Primer Data hasil pengumpulan data yang diperoleh dari bebagai sumber. Pengumpulan data primer daerah rawan banjir seperti data jenis tanah, kemiringan lereng, penggunaan lahan, curah hujan, dan hidrologi didapatkan dari Badan Perencanaan Pembangunan Daerah dan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika Kota Semarang. 2. Data Sekunder Data sekunder adalah data yang didapatkan dari dokumen, laporan tertulis, jurnal/paper, thesis, dan buku yang diperoleh dari berbagai sumber berkaitan dengan GIS dan metode AHP. Adapun data sekunder sebagai berikut : a. Materi Sistem Informasi Geografis dan Metode Analytical Hierarchy Process (AHP) diambil dari jurnal ilmiah yang berjudul GIS-based land suitability analysis integrating multi-criteria evaluation for the allocation of potential pollution sources karya Ingrida Bagdanavičiūtė 2012. b. Materi Sistem Informasi Geografis dan Metode Analytical Hierarchy Process (AHP) diambil dari jurnal ilmiah yang berjudul Combining GIS and Analytic hierarchy process for evaluating land suitability for irrigation: A case study from Serbia karya Zorica Srdjevic dan Ratko Bajcetic 2010 c. Materi Skoring dan Pembobotan dalam Sistem Informasi Geografis diambil dari jurnal ilmiah yang berjudul SIG untuk memetakan daerah banjir dengan metode skoring dan pembobotan karya Muhamad Sholahuddin DS 2014.

36 d. Pembelajaran Skoring dan Pembobotan dalam Sistem Informasi Geografis diambil dari buku yang berjudul Pemodelan SIG untuk mitigasi bencana karya Wahana Komputer 2015. 3.5 Instrumen Penelitian Kebutuhan yang akan digunakan dalam mendukung proses kerja penelitian ini diantaranya sebagai berikut : 3.5.1 Peralatan Penelitian Dukungan software dan hardware yang dibutuhkan untuk mendukung kelancaran penelitian yang dilakukan. a. Kebutuhan Perangkat Keras (Hardware) Perangkat keras yang dibutuhkan untuk penelitian meliputi : 1. Laptop ASUS dengan Processor Intel Core i5 2. Layar 14 3. RAM 4000Mb 4. Harddisk 500 GB b. Kebutuhan Perangkat Lunak (Software) Kebutuhan perangkat lunak yang dibutuhkan untuk penelitian antara lain : 1. Windows 10 Ultimate 64bit 2. ArcGIS 10.3 3. Microsoft Word 2013 4. Microsoft Excel 2013 5. Google Earth 3.5.2 Bahan Bahan-bahan yang diperlukan dalam penelitian antara lain : 1. Data Kemiringan lereng Kota Semarang dalam bentuk peta digital

37 2. Data Jenis Tanah Kota Semarang dalam bentuk peta digital 3. Data Guna lahan Kota Semarang dalam bentuk peta digital 4. Data Hidrologi Kota Semarang dalam bentuk peta digital 5. Data Curah hujan tahun 2010-2014 Kota Semarang 6. Dan data lain yang diambil dari berbagai sumber. 3.6 Analisa Faktor Pengaruh Daerah Rawan Banjir Kota Semarang 3.6.1 Analisa Atribut Analisa atribut dibagi menjadi dua, yaitu proses skoring dan pembobotan. 3.6.1.1 Skoring Skoring adalah teknik pengambil keputusan pada proses yang melibatkan faktor secara bersama dengan cara memberi nilai pada masing-masing faktor. Dalam menentukan penilaian skoring dapat dilakukan skoring subjektif yaitu dengan penetapan skor berdasarkan pertimbangan tertentu dan dilandasi dengan pemahaman proses atau skoring objektif yaitu dengan perhitungan stastik[14]. Proses skoring berguna untuk memberikan nilai skor pada setiap parameter yang mempengaruhi banjir. Semakin besar pengaruhnya, semakin tinggi skornya. Untuk pemberian skor, diberikan skor 1 pada parameter yang berpengaruh kecil dan skor 5 diberikan pada parameter yang berpengaruh besar terhadap banjir[15]. Proses penilaian skoring subjektif berdasarkan pertimbangan tertentu : a. Skoring pada parameter Kemiringan lereng Semakin rendah kemiringan tanah, semakin tinggi terhadap pengaruh banjir. Pemberian skor parameter kemiringan lereng dibagi menjadi lima jenis sebagai berikut :

38 Tabel 3.1 Klasifikasi Kemiringan Lereng No. Lereng (%) Kriteria kemiringan Skor 0-2 Datar 5 1 2-15 Landai 4 2 15-25 Miring 3 3 25-40 Terjal 2 4 >40 Sangat terjal 1 5 b. Skoring pada parameter Jenis Tanah Jenis tanah grumusol adalah jenis tanah bersifat lempung sehingga berpengaruh terhadap banjir. Jenis tanah Kota semarang terdiri dari Grumosol, Litosol, mediteran, Latosol, Aluvial, Andosol, Regosol. - Jenis tanah grumusol merupakan jenis tanah yang terbentuk dari batuan induk kapur dan tuffa vulkanik yang umumnya bersifat basa sehingga tidak ada aktivitas organik didalamnya. Jenis tanah grumusol bertekstur lempung. - Jenis tanah aluvial merupakan Jenis tanah muda, bahannya berasal dari material halus yang diendapkan oleh aliran sungai. - Jenis tanah regosol merupakan endapan abu vulkanik baru yang memiliki butir kasar. Penyebaran terutama pada daerah lereng gunung api. - Jenis tanah litosol merupakan jenis tanah berbatu-batu dengan lapisan yang tidak begitu tebal. Bahannya berasal dari jenis batuan beku yang belum mengalami proses pelapukan secara sempurna.

39 - Jenis tanah latosol merupakan tanah tersebar didaerah beriklim basah, curah hujan lebih dari 300 mm/tahun, dan ketinggian tempat berkisar 300-1.000 meter. Tanah ini terbentuk dari batuan gunung api kemudian mengalami proses pelapukan lanjut - Jenis tanah andosol merupakan jenis tanah berasal dari bahan induk abu vulkan. Penyebaran didaerah beriklim sedang dengan curah hujan diatas 2.500 mm/tahun tanpa bulan kering. - Jenis tanah Mediteran jenis ini berasal dari batuan kapur keras (limestone). Penyebaran didaerah beriklim subhumid, topografi karst dan lereng vulkan dengan ketinggian dibawah 400 m[16]. Pada skoring, parameter jenis tanah dibagi menjadi 5 yaitu sebagai berikut : Tabel 3.2 Klasifikasi Jenis Tanah No. Jenis Tanah Harkat Grumusol 5 1 Litosol, mediteran 4 2 Latosol 3 3 Aluvial, andosol 2 4 Regosol 1 5 c. Skoring pada parameter Penggunaan Lahan Berbagai macam penggunaan lahan Kota Semarang, lahan terbuka, sungai, waduk, dan rawa berpotensi terjadi banjir, sehingga penggunaan lahan Kota Semarang dibagi menjadi 5 yaitu sebagai berikut :

40 Tabel 3.3 Tabel Klasifikasi Penggunaan Lahan No. Penggunaan Lahan Harkat Lahan Terbuka, 5 1 sungai, waduk, rawa Permukiman, industri, 4 2 perkantoran, kebun campuran, tanaman Pertanian, sawah, 3 3 tegalan Perkebunan, semak 2 4 Hutan 1 5 d. Skoring pada parameter Hidrologi Potensi Air merupakan pengaruh banjir yang ada dalam hidrologi Kota Semarang. diklasifikasikan kedalam 5 hidrologi yaitu sebagai berikut : Tabel 3.4 Tabel Klasifikasi Hidrologi No Kelas Harkat Potensi air sungai, 5 1 Tambak Air Payau Potensi air tinggi 4 2 Potensi air sedang, 3 3 sedang setempat Potensi air rendah, 2 4 sedang luasan Langka air 1 5

41 e. Skoring pada parameter Curah Hujan Semakin tinggi curah hujan, semakin berpotensi terhadap terjadinya banjir. Berikut adalah 5 klasifikasi curah hujan : Tabel 3.5 Tabel Klasifikasi Curah Hujan No Besar Curah Hujan Harkat >3000 5 1 2500-<3000 4 2 2000-<2500 3 3 1500-<2000 2 4 <1500 1 5 3.6.1.2 Pembobotan Pembobotan merupakan pemberian bobot pada setiap parameter peta terhadap pengaruh banjir. Nilai pembobotan dilakukan dengan kualitatif, tergantung seseorang dalam penentuan bobot. Semakin besar parameter terhadap pengaruh banjir, maka bobot yang diberikan semakin tinggi, dan sebaliknya[14]. Pembobotan dilakukan dengan menggunakan metode AHP. 3.7 Pembentukan Kriteria-kriteria AHP Langkah-langkah pembentukan kriteria AHP sebagai berikut : 1. Penyusunan hierarki dari masalah yang dihadapi Permasalahan yang akan diselesaikan, diuraikan menjadi unsur-unsur, yaitu kriteria dan alternatif, selanjutnya disusun menjadi struktur hirarki seperti pada gambar :

42 Tujuan Kriteria1 Kriteria2 Kriteria3 Kriteria4 pilihan Gambar 3.2 Struktur Hierarki AHP 2. Menyusun matriks perbandingan berpasangan tiap kriteria Perbandingan berpasangan dilakukan guna penilaian kriteria dan alternatif. Skala 1 sampai 9 adalah skala terbaik untuk mengekspresikan pendapat yang ada pada suatu permasalahan. Tabel 3.6 Skala Penilaian Perbandingan Berpasangan Intensitas Keterangan Kepentingan 1 Kedua elemen memiliki nilai yang sama. 3 Elemen yang satu sedikit lebih penting dari elemen yang lainnya 5 Elemen yang satu lebih penting dari elemen lainnya 7 Satu elemen sangat penting dari elemen lainnya. 9 Elemen satu mutlak penting dari elemen lainnya. 2,4,6,8 Nilai Elemen yang memiliki nilai saling berdekatan (nilai hampir sama)

43 Tabel 3.7 Matriks Perbandingan Berpasangan Tiap Kriteria Factor Slope Surface water Road Urban Slope 1 3 3 3 Surface water 1/3 1 2 2 Road 1/3 1/2 1 1 Urban 1/3 1/2 1/1 1 Total 1.99 5 7 7 3. Membuat matriks keputusan ternormalisasi Langkah untuk mendapatkan nilai dari matriks keputusan ternormalisasi dilakukan dengan membagi nilai pada kolom 1 baris 1 dengan jumlah dari kolom 1, dan seterusnya sehingga didapatkan hasil sebagai berikut :

44 Tabel 3.8 Matriks Keputusan Ternormalisasi Factor Slope Surface water Slope 1.00/1.99= 3.00/5.00= 0.502 0.600 Road Urban Total Eigen vector 3.00/7.00= 3.00/7.00= 1.958 1.958/4.00 0.428 0.428 = 0.489 Surface 0.33/1.99= 1.00/5.00= 2.00/7.00= 2.00/7.00= 0.938 0.938/4.00 water 0.166 2.00 0.286 0.286 = 0.234 Road 0.33/1.99= 0.50/5.00= 1.00/7.00= 1.00/7.00= 0.552 0.552/4.00 0.166 0.100 0.143 0.143 = 0.138 Urban 0.33/1.99= 0.50/5.00= 1.00/7.00= 1.00/7.00= 0.552 0.552/4.00 0.166 0.100 0.143 0.143 =0.138 Total 1.000 1.000 1.000 1.000 4.000 1.000 4. Menghitung bobot tiap kriteria Pada perhitungan untuk memperoleh bobot masing-masing kriteria yaitu dengan cara menjumlahkan hasil dari perhitungan matiks ternormalisasi. Kemudian hasil tersebut dibagi dengan jumlah kriteriakriteria yang ada.

45 Tabel 3.9 Pembobotan metode AHP Factor Slope Surface water Slope 1.00/1.99 3.00/5.00= = 0.502 0.600 Road Urban Total Eigenvector 3.00/7.00= 3.00/7.00= 1.958 1.958/4.00= 0.428 0.428 0.489 Surface 0.33/1.99 1.00/5.00= 2.00/7.00= 2.00/7.00= 0.938 0.938/4.00= water = 0.166 2.00 0.286 0.286 0.234 Road 0.33/1.99 0.50/5.00= 1.00/7.00= 1.00/7.00= 0.552 0.552/4.00= = 0.166 0.100 0.143 0.143 0.138 Urban 0.33/1.99 0.50/5.00= 1.00/7.00= 1.00/7.00= 0.552 0.552/4.00= = 0.166 0.100 0.143 0.143 0.138 Total 1.000 1.000 1.000 1.000 4.000 1.000 5. Perkalian tiap nilai perbandingan kriteria dengan bobot Perkalian tiap nilai perbandingan kriteria dengan bobot dilakukan untuk memperoleh nilai total dari kriteria-kriteria. Tabel 3.10 Matriks Perkalian Nilai Kriteria Dengan Bobot Factor Slope Surface Road Urban Total Row water Slope 0.489 0.702 0.414 0.414 2.019 Surface water 0.161 0.234 0.276 0.234 0.905 Road 0.161 0.117 0.138 0.138 0.554 Urban 0.161 0.117 0.138 0.138 0.554

46 6. Konsistesnsi Logis Pengelompokkan seluruh elemen secara logis dan diperingkatkan secara konsisten sesuai dengan kriteria yang logis. Langkah-langkah perhitungan konsistensi logis : a. Pembagian hasil penjumlahan tiap baris dengan prioritas bersangkutan dan hasilnya dijumlahkan. Tabel 3.11 Hasil penjumlahan dari pembagian prioritas Factor Slope Surface Road Urban water Total Row 2.019 0.905 0.554 0.554 Eigen Vector 0.489 0.234 0.138 0.138 Total Row/Eigen Vector 4.129 3.867 4.014 4.014 b. Pembagian hasil c dengan jumlah elemen, akan diperoleh λ maks. λ maks = ( Totalbaris ) bobot = 4.129+3.867+4.014+4.014 = 4.007 jumlah kriteria 4 c. Indeks Konsistensi (CI)=( λ maks-n)/(n-1) CI = 4.007 4 4 1 = 0.002 d. Rasio konsistensi (CR)= CI/ RI, dimana RI merupakan indeks random konsistensi. Apabila rasio konsistensi 0.1, maka hasil perhitungan data dapat dibenarkan. CR = Ci Ri = 0.002 0.09 = 0.002

47 Keterangan : λ = Nilai rata-rata dari perhitungan jumlah total baris dibagi bobot, dibagi dengan jumlah kriteria CI = Consistency Index CR = Consistency Ratio RI = Random Index Tabel 3.12 Nilai Indeks Random (RI) Ukuran Matriks Nilai RI Ukuran Matriks Nilai RI 1,2 0,00 9 1,45 3 0,58 10 1,49 4 0,90 11 1,51 5 1,12 12 1,48 6 1,24 13 1,56 7 1,32 14 1,57 8 1,41 15 1,59 3.8 Eksperimen Pada tahap ini akan dilakukan penelitian dengan melakukan implementasi metode AHP pada software ArcGIS 10.3. Tahap awal pada penelitian ini adalah melakukan pengumpulan data yang mempengaruhi banjir di Kota Semarang seperti kemiringan lereng, penggunaan lahan, jenis tanah, hidrologi dan curah hujan untuk pembuatan peta daerah rawan banjir dalam bentuk file shp. Kemudian menghitung data curah hujan yang didapatkan dari BMKG dari

48 tahun 2010-2014 dengan persamaan curah hujan tahunan dibagi jumlah tahun data curah hujan yang digunakan untuk membuat peta. Tahap kedua adalah pengisian atribut dalam database dengan mengklasifikasi tiap parameter guna membedakan daerah-daerah didalam peta. Tahap selanjutnya adalah skoring merupakan perankingan data atribut pada peta. Kemudian pembobotan dengan perhitungan metode AHP yang menghasilkan bobot nilai sebagai penentu daerah rawan banjir. Tahap ketiga yaitu perkalian antara skoring tiap parameter dan bobot tiap parameter, yang menghasilkan suatu nilai penentu daerah rawan banjir. Selanjutnya adalah overlay peta yang bertujuan untuk penggabungan data atribut kriteria-kriteria, dan hasilnya berupa peta dengan daerah rawan banjir Kota Semarang.