BAB I PENDAHULUAN. adalah pangan, sandang dan papan. Pangan dianggap sebagai kebutuhan yang

dokumen-dokumen yang mirip
PENGARUH GELOMBANG BUNYI PADA RANGE FREKUENSI 6000 Hz 9600 Hz TERHADAP PERTUMBUHAN SAWI PUTIH (Brassica chinensis L.)

BAB I PENDAHULUAN. Bawang merah (Allium ascalonicum L) family Lilyceae yang berasal

BAB I PENDAHULUAN. tahu, es krim, susu kedelai, tepung kedelai, minyak kedelai, pakan ternak,dan

PENGARUH GELOMBANG AKUSTIK TERHADAP PERTUMBUHAN ATAU PERKEMBANGAN SAWI HIJAU ( Brassica rapa var. parachinensis L. )

Yeni Widyawati, Nur Kadarisman, dan Agus Purwanto Prodi Fisika, Jurusan Pend. Fisika, FMIPA, Universitas Negeri Yogyakarta

PENGARUH GELOMBANG AKUSTIK TERHADAP PERTUMBUHAN ATAU PERKEMBANGAN SAWI HIJAU ( Brassica rapa var. parachinensis L. )

Prosiding Seminar Nasional Sains dan Pendidikan Sains VIII, Fakultas Sains dan Matematika, UKSW Salatiga, 15 Juni 2013, Vol 4, No.

Kata kunci :Audio Bio Harmonic (ABH), WT5001, Horn speaker, Garengpung, taraf intensitas bunyi,

Prosiding Seminar Nasional Sains dan Pendidikan Sains VIII, Fakultas Sains dan Matematika, UKSW Salatiga, 15 Juni 2013, Vol 4, No.

GELOMBANG BUNYI FREKUENSI HZ UNTUK MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS SAWI BAKSO (Brassica rapa var. parachinensis L.)

BAB I PENDAHULUAN. dikembangkan, karena didukung oleh sumber daya alam dan sumber daya

PENDAHULUAN. Kentang (Solanum tuberosum L.) merupakan komoditas yang mendapat

PENGARUH PEMAPARAN SUARA ANJING TANAH (ORONG-ORONG) TERMANIPULASI PADA PEAK FREQUENCY

BAB I PENDAHULUAN. dapat mengkonsumsi berbagai jenis pangan sehingga keanekaragaman pola

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indra Sukarno Putra, 2013

Pengaruh variasi kadar pupuk daun terhadap pertumbuhan dan produktivitas beberapa jenis sayuran buah dengan pemaparan suara belalang termanipulasi

PENGARUH MUSIK PADA RANGE FREKUENSI ( ) Hz TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKTIVITAS SAWI HIJAU (Brassica Juncea)

BAB I PENDAHULUAN. Komoditas hortikultura tergolong komoditas yang bernilai ekonomi tinggi

STUDI PENGARUH AUDIO FARMING FREQUENCY TERHADAP PEMBUKAAN STOMATA DAN PERTUMBUHAN SAWI SENDOK (Brassica Juncea)

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. perdagangan antar wilayah, sehingga otomatis suatu daerah akan membutuhkan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Menurut Sears & Zemansky (2004: 58), definisi umum dari bunyi (sound)

J. Sains Dasar (2)

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. sungai Niger di Afrika. Di Indonesia sorgum telah lama dikenal oleh petani

BAB I PENDAHULUAN. sebagai komoditas ekspor dan bahan baku industri pangan. Prioritas pengembangan

K094. Universitas Negeri Yogyakarta - ABSTRAK

PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

mi. Sekitar 40% konsumsi gandum di Asia adalah mi (Hoseney, 1994).

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Tomat merupakan salah satu dari kelompok sayuran yang memiliki banyak manfaat, diantaranya digunakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Kentang (Solanum tuberosum L.) adalah tanaman pangan utama keempat dunia setelah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Eva Tresnawati, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Komoditi hortikultura dalam negara agraris seperti Indonesia sangat besar,

I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kawasan industri, perumahan dan gedung- gedung. perkebunan dapat meningkatkan penghasilan penduduk. Apabila ditinjau dari

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PENGARUH JARAK TANAM PADA BUDIDAYA TERUNG UNGU (Solanum melongena L.) SECARA ORGANIK (MAKALAH) Oleh : Fuji Astuti NPM

Tahun Bawang

BAB I PENDAHULUAN. (merah). Banyaknya vitamin A pada tanaman tomat adalah 2-3 kali. banyaknya vitamin A yang terkandung dalam buah semangka.

I. PENDAHULUAN. Tomat (Lycopersicom esculentum Mill) merupakan salah satu jenis tanaman

III. METODE PENELITIAN. bibit sengon laut (Paraserianthes falcataria L. Nielsen) pupuk NPK, herbisida

I. PENDAHULUAN. Tomat (Lycopersicum esculentum Miil.) termasuk tanaman sayuran yang sudah

BAB I PENDAHULUAN. membengkak membentuk umbi lapis. Bagian yang membengkak berisi cadangan

STUDI PENGARUH MUSIK GAMELAN JAWA FREKUENSI HZ UNTUK MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS SELADA HIJAU (LACTUCA SATIVA L)

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. beras, jagung dan gandum (Samadi, 1997). Mengacu pada program pemerintah akan

I. PENDAHULUAN. Ketahanan pangan dan krisis energi sampai saat ini masih menjadi salah satu

I. PENDAHULUAN. Tomat (Lycopersicon esculentum mill) merupakan tanaman yang berasal dari

PENGARUH KOMPOSISI MEDIA LIMBAH PLTU TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN TOMAT DAN INTENSITAS SERANGAN PENYAKIT LAYU FUSARIUM

KARYA ILMIAH TENTANG PENGARUH WAKTU PEMBERIAN PUPUK KANDANG PADA BUDIDAYA CAISIN (Brassica juncea L.) SECARA ORGANIK. Oleh : Ika Kartika Wati

Kentang (Solanum tuberosum) merupakan sumber kalori

BAB I PENDAHULUAN. kurangnya pemahaman dari masyarakat dalam pengolahan lahan merupakan

WINTER PENGARUH APLIKASI PUPUK HAYATI TERHADAP PRODUKTIVITAS VARIETAS TOMBATU DI PT PETROKIMIA GRESIK WINDA ASTARI NRP

I. PENDAHULUAN. nasional. Pembangunan pertanian memberikan sumbangsih yang cukup besar

BAB 1 PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Pola Konsumsi Pangan Sumber Karbohidrat Tahun Sumber : Susenas ; BPS diolah BKP Kementan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

ANALISIS USAHATANI TALAS KIMPUL DI NAGARI DURIAN GADANG KECAMATAN AKABULURU KABUPATEN LIMA PULUH KOTA

BAB I PENDAHULUAN. beberapa asupan kedalam tubuh. Beberapa asupan yang dibutuhkan oleh tubuh

PENDAHULUAN. Latar Belakang. sejak tahun Sentra produksi ubi jalar adalah Propinsi Jawa Barat, Jawa Tengah,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PERTUMBUHAN DAN HASIL KENTANG MERAH DI DATARAN MEDIUM KABUPATEN REJANG LEBONG BENGKULU PENDAHULUAN

Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang

Oleh, Tesar Aditya NIM: TUGAS AKHIR. Program Studi Pendidikan Fisika

Kajian Pengaruh Penggunaan Frekuensi Gelombang Bunyi terhadap Pertumbuhan Benih Kedelai

I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Kebutuhan kentang di Indonesia semakin meningkat akibat pertambahan

BAB I PENDAHULUAN. adalah segala sesuatu yang berasal dari sumber hayati dan air, baik yang di olah

Pupuk organik cair termasuk dalam salah satu pupuk organik yang memiliki manfaat memperbaiki sifat fisik tanah, membantu pembentukan klorofil daun,

BAB I Pendahuluan. tropis sehingga tanahnya sangat subur dan cocok untuk pertanian dan. meningkatkan hasil-hasil pertanian serta perkebunan.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. karbohidrat, 1500 si vitamin A, 0,6 mg vitamin B, 40 mg vitamin C, 5 mg

I. PENDAHULUAN. Jagung (Zea mays L.) merupakan tanaman pangan penting di dunia setelah

BAB I PENDAHULUAN. Mie merupakan jenis makanan hasil olahan tepung yang sudah. dikenal oleh sebagian besar masyarakat Indonesia. Mie juga merupakan

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam dan luar negeri terhadap tanaman selada, komoditas ini mempunyai

lain-lain) perlu dilakukan (Suryuna, 2003).

BUDIDAYA BAWANG MERAH PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA

TINJAUAN PUSTAKA Botani Kentang

PENDAHULUAN. Tabel 1. Perkembangan PDB Hortikultura Atas Dasar Harga Berlaku di Indonesia Tahun Kelompok

BAB I PENDAHULUAN. sangat terkenal dan digemari oleh semua lapisan masyarakat, karena memiliki

I. PENDAHULUAN. melalui makanan pokok (Nazarudin, 2009). Selada (lactuca sativa L.) merupakan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Oleh Administrator Kamis, 07 November :05 - Terakhir Diupdate Kamis, 07 November :09

Politeknik Negeri Sriwijaya BAB I PENDAHULUAN

I PENDAHULUAN. Bab ini membahas mengenai : (1) Latar Belakang Penelitian, (2)

RANCANG BANGUN TEKNOLOGI TEPAT GUNA AUDIO BIO HARMONIK (ABH) DENGAN SMART CHIP WT50001

I. PENDAHULUAN. kurangnya Indonesia dalam menggali sumberdaya alam sebagai bahan pangan

PENDAHULUAN. Di seluruh dunia, produksi kentang sebanding dengan produksi gandum,

I. PENDAHULUAN. Kehidupan di dunia tidak terlepas dari perubahan-perubahan suatu lingkungan.

I. PENDAHULUAN. Jagung (Zea mays L.) merupakan bahan pangan dan pakan ternak yang sangat

I. PENDAHULUAN. yang dimiliki oleh suatu negara. Indonesia merupakan negara berkembang

PENGARUH PEMAPARAN BUNYI JANGKRIK

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Indonesia merupakan sebuah negara agraris yang artinya sebagian besar

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. didasarkan pada nilai-nilai karakteristik lahan sangat diperlukan sebagai

PENDAHULUAN Latar Belakang

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Botani Tanaman Sorgum. Berdasarkan klasifikasi botaninya, Sorghum bicolor (L.) Moench termasuk

PENGARUH SUMBER DAN KONSENTRASI NUTRISI TAMBAHAN TERHADAP PRODUKSI JAMUR TIRAM PUTIH (Pleurotus ostreatus) SKRIPSI

memenuhi kebutuhan warga negaranya. Kemampuan produksi pangan dalam negeri dari tahun ke tahun semakin terbatas. Agar kecukupan pangan nasional bisa

I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tiga kebutuhan yang paling mendasar untuk kelangsungan hidup manusia adalah pangan, sandang dan papan. Pangan dianggap sebagai kebutuhan yang paling utama karena mempunyai pengaruh yang sangat kuat dalam membentuk individu yang sehat dan produktif. Di berbagai lapisan masyarakat, bahan makanan pokok memegang peranan utama dalam memenuhi kebutuhan konsumsi penduduknya. Tingkat konsumsi bahan pangan, terutama untuk bahan makanan pokok seperti beras, gandum, kentang, jagung, dan terigu di masyarakat sangat tinggi, akan tetapi tidak sesuai dengan persediaannya yang terbatas di pasaran. Terbatasnya persediaan bahan makanan pokok ini disebabkan oleh hasil panen yang menurun dan kurang baik akibat adanya perubahan cuaca dan iklim yang sangat ekstrim di Indonesia akhir-akhir ini, sehingga menyulitkan para petani menentukan waktu tanam yang tepat sesuai dengan kondisi cuaca dan iklim yang sedang terjadi. Selain itu juga disebabkan oleh hama yang menyerang tanaman sehingga hasil panen yang diinginkan tidak maksimal sesuai dengan harapan para petani, seperti yang dialami oleh petani kentang di Dusun Krandegan, Desa Suka Makmur, Kecamatan Kajoran, Kabupaten Magelang. Kentang masuk dalam lima kelompok besar makanan pokok dunia selain gandum, jagung, beras, dan terigu. Sebagai sumber karbohidrat, tanaman kentang (Solanum tuberosum L) juga mengandung vitamin dan mineral yang cukup tinggi. 1

Kandungan karbohidrat kentang sekitar 18%, protein 2,4%, dan lemak 0,1%. Kentang merupakan satu-satunya jenis umbi yang kaya vitamin C yang kadarnya mencapai 31 miligram per 100 gram bagian kentang yang dapat dimakan. Selain itu, kadar vitamin lain yang cukup menonjol adalah niasin dan B1 (tiamin) (http://www.gkisuryautama.org/artikel.php?id=299&kategori=kesehatan&title= Makanan%20Pokok%20Itu%20Bukan%20Hanya%20Nasi%20Putih, diakses tanggal 16 April 2012). Permintaan kentang baik untuk konsumsi langsung maupun untuk keperluan industri terus meningkat, karena kentang dapat mensubstitusi beras sebagai bahan makanan pokok. Selain untuk keperluan dalam negeri, kentang juga merupakan komoditas ekspor, yang sudah tentu dapat menambah devisa negara. Melihat situasi yang demikian, maka diperlukan upaya yang lebih intensif untuk memperoleh hasil produksi bahan pangan pokok tersebut dalam jangka waktu yang singkat, namun mempunyai kualitas hasil yang baik dan mudah dalam mengusahakannya kembali di masa yang akan datang. Dewasa ini, perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) sangatlah pesat dan dalam bidang fisika sudah berkembang penggunaan resonansi gelombang bunyi sebagai alternatif dalam bercocok tanam yang ramah lingkungan, yang dikenal sebagai teknik sonic bloom. Sonic bloom adalah suatu teknologi yang pada dasarnya merupakan cara pemupukan daun (foliar) dengan pengabutan larutan pupuk yang mengandung trace mineral yang digabungkan serentak bersama gelombang suara frekuensi tinggi (http://www.sundanet.com/sonicbloom/sonicbloom.php, diakses tanggal 16 2

April 2012). Sedangkan menurut Nuryani (dalam Julita Khairiyah,2011: 2), teknik sonic bloom yang dikembangkan oleh Dan Carlson pada tahun 1972 adalah teknologi yang memanfaatkan efek gelombang suara untuk meningkatkan pertumbuhan tanaman dengan hasil yang lebih baik. Pemanfaatan teknologi pemupukan bersama gelombang suara berfrekuensi tinggi (sonic bloom), diharapkan memberikan kontribusi pada pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang berkaitan dengan usaha-usaha untuk meningkatkan pertumbuhan dan produktivitas tanaman. Berdasarkan penelitian payung yang diketuai oleh Bapak Nur Kadarisman, M.Si pada tahun 2010 dengan menggunakan sumber bunyi yang berasal dari suara garengpung (Dundubia manifera) yang telah disintesis ke dalam bentuk MP3 file, yang kemudian dipaparkan pada tanaman kentang untuk mengetahui peak frequency bunyi yang tepat untuk tanaman kentang, diketahui bahwa pada peak frequency (3,01±0,03)10 3 Hz dan (4,48±0,08)10 3 Hz, pertumbuhan dan produktivitas tanaman kentang menunjukkan hasil terbaik. Menurut Nur Kadarisman, M.Si (2010: 79), pada lahan yang diberi perlakuan dengan peak frequency (3,01±0,03)10 3 Hz dan (4,48±0,08)10 3 Hz pertumbuhan tanaman kentang lebih cepat, dan produktivitas yang dihasilkan untuk peak frequency (3,01±0,03)10 3 Hz adalah 74,44 kg dari 86 tanaman, sedangkan produktivitas yang dihasilkan untuk peak frequency (4,48±0,08)10 3 Hz adalah 81,2 kg dari 100 tanaman. Selanjutnya, dari penelitian tersebut juga menghasilkan kesimpulan bahwa posisi bedeng lahan berpengaruh terhadap pertumbuhan dan produktivitas tanaman kentang, karena pertumbuhan dan produktivitas pada setiap bedeng lahan 3

berbeda. Menurut Nur Kadarisman, M.Si (2011: 38), perbedaan produktivitas disebabkan karena sebaran keras lemah bunyi yang diterima oleh setiap tanaman berbeda. Sehingga perlu dikaji lebih lanjut lagi tentang taraf intensitas bunyi suara garengpung (Dundubia manifera) yang tepat untuk pertumbuhan dan produktivitas tanaman kentang. Berdasarkan ide tersebut, maka peneliti merasa perlu untuk melakukan penelitian tentang taraf intensitas bunyi suara garengpung (Dundubia manifera) termanipulasi pada peak frequency (3,01±0,03)10 3 Hz yang tepat untuk pertumbuhan dan produktivitas tanaman kentang (Solanum tuberosum L). Setelah dilakukan penelitian tersebut, peneliti mengalami kesulitan dalam menganalisis dan menarik kesimpulan hasil penelitian akibat keterbatasan data intensitas bunyi yang diperoleh. Maka dilakukan penelitian serupa dengan menggunakan tanaman tomat (Lycopersicum esculentum M) dengan harapan bisa diperoleh data taraf intensitas bunyi yang sesuai dengan kebutuhan peneliti. Dipilih tanaman tomat (Lycopersicum esculentum M) karena dalam sistematika (taksonomi) tumbuhan, diketahui bahwa tomat masih berada dalam satu famili dengan tanaman kentang, yaitu termasuk dalam famili Solanaceae. Selain itu, alasan pemilihan tanaman tomat karena tanaman ini mampu tumbuh di dataran rendah dan mempunyai waktu tanam yang pendek, yaitu sekitar 2-2,5 bulan. B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah penelitian di atas, dapat diidentifikasi berbagai permasalahan sebagai berikut: 4

1. Perubahan kondisi cuaca dan iklim yang sangat ekstrim di Indonesia akhirakhir ini mengakibatkan para petani di Indonesia banyak yang dirugikan. 2. Resonansi getaran suara pada frekuensi dan rentang taraf intensitas bunyi tertentu merupakan salah satu alternatif dalam upaya pemecahan masalah peningkatan hasil produksi pangan, khususnya tanaman kentang (Solanum tuberosum L) dan tomat (Lycopersicum esculentum M). 3. Diperlukan penelitian untuk mengetahui taraf intensitas bunyi yang tepat terhadap pertumbuhan dan produktivitas tanaman kentang (Solanum tuberosum L) dan tomat (Lycopersicum esculentum M). C. Batasan Masalah Oleh karena banyak permasalahan dalam kajian ini dan karena keterbatasan peneliti, maka penelitian ini dibatasi pada taraf intensitas bunyi suara garengpung (Dundubia manifera) termanipulasi pada peak frequency (3,01±0,03)10 3 Hz yang tepat terhadap pertumbuhan dan produktivitas tanaman kentang (Solanum tuberosum L) dan tomat (Lycopersicum esculentum M). Pertumbuhan yang diukur antara lain lebar daun, diameter batang, tinggi tanaman, jumlah ranting, jumlah bunga (hanya untuk tanaman tomat) dan jumlah daun. Produktivitas dalam hal ini adalah massa basah kentang dan tomat yang ditimbang langsung setelah pemanenan serta jumlah buah tomat. 5

D. Rumusan Masalah Dari identifikasi dan batasan masalah di atas, maka dapat dirumuskan permasalahan yaitu: 1. Berapakah interval taraf intensitas bunyi garengpung termanipulasi pada peak frequency (3,01±0,03)10 3 Hz yang tepat untuk produktivitas dan pertumbuhan tanaman kentang? 2. Berapakah interval taraf intensitas bunyi garengpung termanipulasi pada peak frequency (3,01±0,03)10 3 Hz yang tepat untuk produktivitas dan pertumbuhan tanaman tomat? 3. Apakah ada parameter fisis yang menjadi acuan dalam memprediksi hasil produktivitas tanaman kentang dan tomat? E. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka penelitian ini bertujuan untuk: 1. Mengetahui interval taraf intensitas bunyi garengpung termanipulasi pada peak frequency (3,01±0,03)10 3 Hz yang tepat untuk produktivitas dan pertumbuhan tanaman kentang. 2. Mengetahui interval taraf intensitas bunyi garengpung termanipulasi pada peak frequency (3,01±0,03)10 3 Hz yang tepat untuk produktivitas dan pertumbuhan tanaman tomat. 3. Mengetahui parameter fisis yang menjadi acuan dalam memprediksi hasil produktivitas tanaman kentang dan tomat. 6

F. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat di antaranya bagi : 1. Penulis Disamping sebagai syarat untuk mendapatkan gelar sarjana sains, penelitian ini juga diharapkan mampu memberikan gambaran bagi penulis dalam menambah wawasannya untuk mengetahui interval taraf intensitas bunyi garengpung (Dundubia manifera) termanipulasi pada peak frequency (3,01±0,03)10 3 Hz yang tepat terhadap pertumbuhan dan produktivitas tanaman kentang (Solanum tuberosum L) dan tomat (Lycopersicum esculentum M). 2. Akademik Hasil penelitian ini diharapkan mampu menambah wawasan bagi para akademisi, khususnya dalam hal pengetahuan tentang faktor-faktor yang berpengaruh terhadap pertumbuhan dan produktivitas tanaman kentang (Solanum tuberosum L) dan tomat (Lycopersicum esculentum M), dan diharapkan penelitian ini mampu menjadi pedoman bagi penelitian selanjutnya. 7