BAB I PENDAHULUAN. Kebutuhan kentang di Indonesia semakin meningkat akibat pertambahan

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Kentang (Solanum tuberosum L.) merupakan salah satu tanaman sayuran yang dijadikan sebagai sumber karbohidrat pengganti padi, gandum dan jagung yang mendapat prioritas untuk dikembangkan karena memiliki daya saing yang tinggi dengan tanaman sayuran lainnya (Hamdani, 2009). Kentang memiliki kandungan sumber kalori berupa karbohidrat, kalsium, fosfor, vitamin C, protein, lemak, zat besi, serta vitamin B1 (Rizki, 2013). Kebutuhan kentang di Indonesia semakin meningkat akibat pertambahan jumlah penduduk (Lampiran 24) dan juga kesadaran penduduk terhadap gizi yang terdapat dalam sayuran serta semakin banyaknya varian makanan olahan berbahan dasar kentang sebagai jenis makanan fast food (Setiawan, 2011). Kementerian Pertanian (2015), menyebutkan jumlah kentang impor khususnya dalam bentuk olahan meningkat drastis sejak tahun 2012 hingga sekarang. Namun produksi kentang hampir dikatakan tetap seperti yang disebutkan oleh Badan Pusat Statistik Indonesia (2014), bahwa produktivitas kentang tahun 2009 sebanyak 16,51 ton/ha, selanjutnya turun pada tahung berikutnya berturut-turut 15,94 ton/ha, 15,94 ton/ha tahun 2010 dan 2011, namun kembali meningkat pada tahun 2012 yakni 16,58 ton/ha dan 2013 sebanyak 16,02 ton/ha. 1

2 Jumlah produktivitas kentang di Indonesia dipengaruhi oleh berbagai faktor, salah satunya adalah tingginya harga benih akibat ketersediaannya yang minim. Produksi benih kentang dimulai dari benih G0 (hasil teknologi kultur jaringan), G1 (perbanyakan di dalam rumah kaca), G2 (perbanyakan di lahan terisolir), G3 (perbanyakan oleh penangkar benih) dan G4 (benih kentang menjadi umbi konsumsi) (Prahardini, 2006). Penanaman tanaman kentang yang berasal dari umbi pada umumnya digunakan 1 umbi untuk 1 tanaman kentang. Hal tersebut merupakan salah satu faktor yang menyebabkan biaya produksi kentang menjadi tinggi, padahal seperti yang kita ketahui bahwa setiap umbi kentang memiliki beberapa mata tunas. Mengacu pada hal tersebut, diperlukan teknik penananam kentang yang diharapkan mampu mengurangi dan menghemat biaya produksi kentang dengan memanfaatkan setiap mata tunas yang ada menjadi satu tanaman utuh dengan bantuan zat pengatur tumbuh tanaman yakni root-up (auksin), sitokinin dan paklobutrazol. Sebelumnya sudah dilakukan percobaan dengan bantuan root-up (auksin) saja, namun hasilnya tidak memuaskan sebab tanaman hanya tumbuh ke atas (dominansi apikal) dengan jumlah dan ukuran daun yang kecil di setiap perlakuan root-up dan juga kontrol. Gambar 1 menunjukkan percobaan sebelumnya. 2

3 Gambar 1. Tanaman kentang dari stek mata tunas dengan perlakuan root-up (auksin) dan kontrol (dok. Pribadi, 2015) Berdasarkan jumlah akar dari 3 perlakuan root-up yakni 100 ppm, 200 ppm, dan 300 ppm didapatkan jumlah akar terbanyak adalah pada perlakuan 100 ppm. Oleh karenanya, percobaan kali ini hanya menggunakan root-up (auksin) dengan konsentrasi 100 ppm. Mengacu pada hasil tersebut, diperlukan percobaan ulang yang mampu menginisiasi peningkatan jumlah dan luas daun dan juga menekan dominansi apikal dengan pemberian zat pengatur tumbuh berupa sitokinin dan paklobutrazol. B. PERMASALAHAN PENELITIAN Berdasarkan latar belakang yang telah tersebut di atas, maka permasalahan dalam penelitian ini adalah : 1. Bagaimana pertumbuhan vegetatif tanaman kentang yang berasal dari stek mata tunas kentang Tedjo MZ? 3

4 2. Bagaimana pengaruh pemberian root-up (auksin), sitokinin dan paklobutrazol terhadap pertumbuhan vegetatif tanaman kentang yang berasal dari stek mata tunas kentang Tedjo MZ? 3. Bagaimana pengaruh pemberian kombinasi root-up (auksin), sitokinin dalam berbagai konsentrasi dan paklobutrazol terhadap pertumbuhan vegetatif tanaman kentang yang berasal dari stek mata tunas kentang Tedjo MZ? C. TUJUAN PENELITIAN Tujuan dari penelitian ini adalah untuk : 1. Mengetahui pertumbuhan vegetatif tanaman kentang yang berasal dari stek mata tunas kentang Tedjo MZ? 2. Mengetahui pengaruh pemberian root-up (auksin), sitokinin dan paklobutrazol terhadap pertumbuhan vegetatif tanaman kentang yang berasal dari stek mata tunas kentang Tedjo MZ? 3. Mengetahui pengaruh pemberian kombinasi root-up (auksin), sitokinin dalam berbagai konsentrasi dan paklobutazol terhadap pertumbuhan vegetatif tanaman kentang yang berasal dari stek mata tunas kentang Tedjo MZ? 4

5 D. MANFAAT PENELITIAN Diharapkan penelitian ini dapat dimanfaatkan sebagai sumber informasi ilmiah mengenai teknik penanaman tanaman kentang dalam rangka upaya memperkecil biaya produksi dan dijadikan acuan untuk penelitian-penelitian selanjutnya dengan tujuan mampu meningkatkan jumlah produktivitas kentang di Indonesia sehingga dapat mendorong kemajuan perekonomian sektor perkembangan tanaman hortikultura. 5