STRATEGI & METODE PEMBELAJARAN KEAKSARAAN FUNGSIONAL

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. lancar. Keterampilan membaca memiliki peranan yang sangat penting. Dalam

PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEAKSARAAN. Oleh : BABANG ROBANDI Tim PK PLS fip UPI 2008

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Berdasarkan deskripisi data hasil penelitian di bab sebelumnya, maka dari

KEBIJAKAN PROGRAM PEMBERANTASAN BUTA AKSARA

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Pelajaran 1

KEEFEKTIFAN METODE PENGAJARAN MEMBACA DAN MENULIS (MMP) (STUDI DESKRIPTIF TERHADAP PENGALAMAN GURU-GURU KELAS SATU SEKOLAH DASAR)

Setiap langkah hidup seseorang merupakan sebuah proses belajar yang terjadi karena adanya

PERANAN PENERAPAN METODE IQRO TERHADAP HASIL BELAJAR WARGA BELAJAR KEAKSARAAN FUNGSIONAL DASAR MERPATI. Irliana Faiqotul Himmah 13

PROGRAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA SEKOLAH DASAR KELAS I - SEMESTER 1

Seminar Nasional dan Launching ADOBSI 481

SILABUS PENDIDIKAN KEAKSARAAN DASAR. Direktorat Pembinaan Pendidikan Masyarakat Direktorat Jenderal PAUDNI Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan 2014

MODEL PENDIDIKAN KEAKSARAAN Berwawasan Cerita Rakyat Masyarakat Pertanian

1. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR BAHASA INDONESIA SD/MI

PROGRAM PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS KELAS IV - SEMESTER 2

B U T A A K S A R A. Oleh: FITTA UMMAYA SANTI

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 1. Ketrampilan menulis tegak bersambung. pernyataan keinginan, atau pengungkapan perasaan dengan

Mata pelajaran Bahasa Indonesia bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut :

BAB II KAJIAN PUSTAKA

MERANCANG BAHAN AJAR PENDIDIKAN KEAKSARAAN Bahan Sajian Semiloka Pendidikan Keaksaraan

BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. dalam bentuk lambang lambang grafis, yang perubahannya menjadi wicara bermakna dalam

BAB I PENDAHULUAN. masih mengalami hambatan sehingga program-program yang diluncurkan untuk

BAB I PENDAHULUAN. hubungan sesamanya dalam kehidupan sehari-hari. Menurut Hartati (2006: 34)

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dapat berlangsung melalui lembaga pendidikan informal, lembaga

SILABUS TEMATIK. Satuan Pendidikan : SD/ MI Kelas/ Semester : I/ 1 : Diri Sendiri

Standar Kompetensi 1. Memahami bunyi bahasa, perintah, dan dongeng yang dilisankan.

Kelas Tema Materi Waktu P1 Diri sendiri Mendengarkan

Bahan Ajar Keaksaraan Dasar

INOVASI PEMBELAJARAN MEMBACA SISWA KELAS RENDAH SEKOLAH DASAR MELALUI METODE GESTALT

SD HIKARI KISI-KISI SOAL UAS KELAS 1 SEMESTER 1 PKn

PENGAJARAN MEMBACA DAN MENULIS BAGI PEMBELAJAR PEMULA. Oleh Novi Resmini

MAKALAH PEMBELAJARAN PROGRAM KEAKSARAAN FUNGSIONAL. Oleh Dra. YUHELMI

34. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia untuk Sekolah Dasar Luar Biasa Tunadaksa (SDLB-D)

PROGRAM PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS KELAS III - SEMESTER 2

32. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia untuk Sekolah Dasar Luar Biasa Tunanetra (SDLB-A)

35. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia untuk Sekolah Dasar Luar Biasa Tunalaras (SDLB-E)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Disusun untuk Praktik Pengalaman Lapangan di SDN Percobaan 2

Peningkatan Kemampuan Membaca Permulaan Melalui Pembelajaran Konstruktivisme Dan Penggunaan Papan Flanel di Kelas I SD Negeri 1 Palu

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP ) PENDIDIKAN NON FORMAL KEAKSARAAN FUNGSIONAL ( KF ) SEJAHTERA 2 PKBM MUTIARA BANYUWANGI

PEMBELAJARAN KEAKSARAAN

MODEL PEMBELAJARAN MEMBACA PERMULAAN DI SEKOLAH DASAR. Fahrurrozi

BAB I PENDAHULUAN. Belakangan ini, banyak orang mulai berpikir bahwa keahlian adalah hal yang

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. (Kurikulum 2004 Standar Kompetensi TK dan RA, 2004: 2). Suyanto (2005: 1)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

RPP Tematik Kelas 1 SDN 1 Pagerpelah Halaman: 1

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

31. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia untuk Sekolah Dasar (SD)/Madrasah Ibtidaiyah (MI)

SILABUS PEMBELAJARAN TEMATIK SEKOLAH DASAR KELAS 1 SEMESTER 1 TEMA: Budi Pekerti

Bahan Ajar Keaksaraan Dasar

Bahan Ajar Keaksaraan Dasar

STRATEGI PEMBELAJARAN PARTISIPATIF BAGI BELAJAR ORANG DEWASA (PENDEKATAN ADRAGOGI)

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA TEKNIS DENGAN MENGGUNAKAN KARTU HURUF PADA SISWA KELAS II SD

Kompetensi Dasar : 1. IPS : Menunjukkan sikap hidup rukun dalam kemajemukan keluarga.

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) TEMATIK

PERKEMBANGAN ANAK. IKA BUDI MARYATUN, M.Pd. Dosen Pada Prodi PG-PAUD FIP UNY. (Adapted From NEST Dok)

BAB I PENDAHULUAN. Usia dini merupakan masa keemasan (golden age), oleh karena itu


PROGRAM PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS SD/MI KELAS IV - SEMESTER 1

BAB I PENDAHULUAN. siswa dapat mencapai perkembangan intelektual, sosial dan emosional

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan alat untuk berkomuniksai yang tak pernah lepas dalam

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PERMULAAN MENGGUNAKAN TEKNIK KATA LEMBAGA PADA SISWA KELAS II SD NEGERI JANTI KECAMATAN SLAHUNG KABUPATEN PONOROGO

IMPLEMENTASI PERMAINAN KARTU KATA BERGAMBAR UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PADA ANAK USIA DINI DI PAUD BINA BAHAGIA. Eka Rini Sungkowati

31. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia untuk Sekolah Dasar (SD)/Madrasah Ibtidaiyah (MI)

CALISTUNG UNTUK PAUD * Ika Budi Maryatun, M.Pd

BAB I PENDAHULUAN. kepribadiannya sesuai dengan nilai nilai di dalam masyarakat dan

BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Pengertian menulis 2.1.1Keterampilan Menulis nama sendiri bagi anak usia 5-6 Tahun

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

PERANGKAT PEMBELAJARAN R P P RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN. MATA PELAJARAN AL~QUR`AN HADITS MI AL~FALAH KELAS 2 SEMESTER 1 Oleh : Anita

Standar Kompetensi 1. Memahami bunyi bahasa, perintah, dan dongeng yang dilisankan.

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MELALUI MEDIA DIORAMA LIPAT PADA SISWA KELAS III SDN NGUNUT 07 KABUPATEN TULUNGAGUNG

Bahan Ajar Keaksaraan Dasar

BAB 1 PENDAHULUAN. menunjang dalam kehidupan manusia. Peranan suatu bahasa juga sangat

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian tentang penerapan metode Mueller dalam

Standar Kompetensi 1. Memahami bunyi bahasa, perintah, dan dongeng yang dilisankan.

Bahan Ajar Keaksaraan Dasar

91. Mata Pelajaran Bahasa Arab untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/Madrasah Aliyah (MA) Program Bahasa A. Latar Belakang

33. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia untuk Sekolah Dasar Luar Biasa Tunarungu (SDLB B)

STANDAR KOMPETENSI LULUSAN BAHASA JEPANG UNTUK HOTEL

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Anak usia dini adalah anak yang berumur nol tahun atau sejak lahir

Pentingnya Simbol Fonetik Braille. Bagi Para Tunanetra Indonesia. Drs. Didi Tarsidi. Desember 1999

100. Mata Pelajaran Bahasa Mandarin untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/ Madrasah Aliyah (MA) Program Pilihan

PEMETAAN TINGGKAT MUTU PENDIDIKAN PADA PUSAT KEGIATAN BELAJAR MASYARAKAT (PKBM) DI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA. Oleh Entoh Tohani Jurusan PLS FIP UNY

MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA ANAK MELALUI METODE BERMAIN PERAN USIA 5 6 TAHUN DI TK 011 PERMATAKU MERANGIN KABUPATEN KAMPAR

Sri Sunarti. Sri Sunarti SD Negeri 1 Pakis

Seloka: Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

99. Mata Pelajaran Bahasa Mandarin untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/ Madrasah Aliyah (MA) Program Bahasa

PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA PERMULAAN MELALUI METODE KATA LEMBAGA SISWA KELAS I SD KARANGGAYAM ARTIKEL JURNAL

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Pelajaran 2

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran bahasa salah satu pembelajaran yang diterapkan di sekolah.

36. Mata Pelajaran Bahasa Inggris untuk Sekolah Dasar (SD)/Madrasah Ibtidaiyah (MI)

PENGARUH MEDIA PERMAINAN PUZZLE TERHADAP KEMAMPUAN MENGENAL HURUF VOKAL PADA ANAK TUNA GRAHITA KATEGORI SEDANG KELAS III SLB N SLEMAN ARTIKEL JURNAL

PROGRAM SEMESTER I (PROSEM) TAHUN PELAJARAN TEMA 1

BAB I PENDAHULUAN. harus dikuasai oleh peserta didik, yaitu kemampuan mendengarkan, berbicara, membaca,

BAB I PENDAHULUAN. disampaikan oleh guru. Banyak faktor yang menghambat proses pembelajaran

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

PAUD DAN PEMANFAATAN BAHAN BEKAS UNTUK APE

MEKARKEUN PANGAJARAN KAPARIGELAN NGAGUNAKEUN BASA NUNUY NURJANAH

BAB II KAJIAN PUSTAKA

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Pelajaran 3

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan siswa baik dalam bidang akademik, sosial maupun pribadi.

Transkripsi:

STRATEGI & METODE PEMBELAJARAN KEAKSARAAN FUNGSIONAL Disampaikan: Program Pengabdian pada Masyarakat Jurusan PLS FIP UNY di Desa Wonolelo Kecamatan Pleret Kabupaten Bantul Daerah Istimewa Yogyakarta Tanggal 19 Juli 2008 Oleh: RB. Suharta, M.Pd. Dosen Jurusan PLS FIP UNY JURUSAN PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2008

STRATEGI & METODE PEMBELAJARAN KEAKSARAAN FUNGSIONAL Oleh: RB. Suharta, M.Pd. 1. Strategi dan Metode Pembelajaran Menulis Strategi dan metode pembelajaran menulis untuk warga belajar keaksaraan fungsional meliputi 4 (empat) tahap berikut: a. Menulis di udara, bertujuan untuk melemaskan dan lebih memperkenalkan fungsi-fungsi alat-alat tulis sebagai media menuangkan ide/gagasan. b. Menulis tentang apa saja untuk merangsang warga belajar, bahwa apa yang dipikirkan hanya dapat dikomunikasikan melalui lambang-lambang tertentu (gambar, garis, lingkaran, huruf, dan lain sebagainya). c. Menulis konkret, warga belajar diminta menulis kata-kata nyata, dengan cara menyalin, meniru atau menjiplak tulisan orang lain, seperti menulis nama diri, anggota keluarganya, meniru gambar-gambar nyata seperti gelas, piring, pisau dan sebagainya. d. Menulis pesan pendek, warga belajar diminta menulis suatu rangkaian kalimat (pesan pendek) yang dapat dimengerti orang lain. Tutor tidak perlu khawatir jika kata-kata atau pesan yang ditulis WB tersebut ejaannya belum lengkap. Banyak cara membantu membelajarkan warga belajar menulis dari pikiran mereka sendiri di antaranya: a. Tutor dapat merangsang atau member motivasi pada WB menggunakan pertanyaan kunci, seperti nama Anda siapa?, berapa anaknya, ingin belajar apa hari ini dan lain sebagainya. b. Tutor menunjukkan suatu gambar situasi di papan tulis, kemudian menanyakan gambar apa ini, apa ada kesamaan dengan situasi warga belajar, mengapa demikian dan seterusnya.

c. Tutor meminta WB menuliskan pengalaman atau kegiatan yang dilakukan sehari-hari seperti, tentang riwayat hidup, aktivitas rutin harian, pengalaman pergi ke suatu tempat, dan lain-lain. d. Tutor meminta WB menulis pesan pendek, surat untuk guru sekolah anaknya, mengisi formulir dan lain-lain. 2. Strategi & Metode Pembelajaran Membaca Dalam membelajarkan membaca pada warga belajar ada beberapa prinsip yang perlu diperhatikan, yaitu: a. Mulai dari suatu yang bermakna bagi dirinya sendiri seperti membaca nama diri, nama-nama anggota keluarga, alamat, dan lain sebagainya. b. Hal-hal yang dibaca harus memiliki arti/makna yang jelas dan dinilai dengan yang terdekat dengan dirinya. c. Belajar membaca dimulai dari hal-hal yang konkret dan sudah dikenal, menuju yang abstrak mengikuti lingkaran sepiral. d. Belajarkan mereka dengan hal-hal yang sudah dikenal nama/sebutannya (kata benda), dan berikan contoh-contoh konkret benda yang ada di sekitarnya. e. Mulailah dengan membelajarkan mereka dari kata yang lengkap yang memiliki makna, bukan dimulai dengan pengenalan abjad, suku kata kemudian kata. Kata-kata tersebut dimulai dari yang terdiri dari dua suku kata, tiga suku kata, dan seterusnya. f. Gunakan kata-kata yang sifatnya repetisi dan sering muncul dalam kehidupan sehari-hari. g. Bagi warga belajar buta aksara murni, sementara hindari kata-kata yang ada huruf sengaunya seperti, ng, ny, ch, dan seterusnya.

3. Strategi & Metode Pembalajaran Gabungan (Membaca & Menulis) a. Orang dewasa belajar membaca dan menulis lebih cepat, jika informasinya sesuai dengan pengalamannya sendiri. Metode Pendekatan Pengalaman Berbahasa (PBB) ini merupakan cara pembelajaran keaksaraan (baca-tulis) berdasarkan pengalaman yang sudah dimiliki warga belajar. Mereka belajar membaca dan menulis melalui proses membuat bahan belajar yang berasal dari ide/gagasan atau kalimat yang diucapkan oleh WB sendiri, bukan dari pihak luar dengan menggunakan bahasa ucapan (tutur) warga belajar. b. Metode struktur-analisis-sintesis (SAS) menekankan bahwa warga belajar membaca dan menulis akan bermanfaat serta menarik minat warga belajar, jika menggunakan berbagai informasi yang dekat dengan diri mereka. Ketertarika itu, akan menambah lagi apa yang dipelajarinya itu memang diperlukan oleh warga belajar dan fungsional bagi kehidupannya. c. Salah satu metode yang digunakan dalam membelajarkan WB membaca dan menulis adalah menggunakan kata-kata kunci yang sangat dikenal oleh warga belajar berdasarkan permasalahan yang ditemui dalam kehidupan sehari-hari. Kata-kata kunci tersebut, dipilih dari berbagai alternative kata yang diajukan oleh para warga belajar, kemudian kata-kata yang telah dipilih digunakan untuk memancing pikiran kritis warga belajar, sejak awal kegiatan sampai dengan akhir kegiatan pembelajaran. d. Penerapan metode suku kata ini diawali dengan pengenalan dan pemahaman terhadap suku kata-suku kata tertentu yang mudah dibentuk, ditulis, dilafalkan, dan yang paling banyak digunakan dalam pengucapan. Selanjutnya suku kata-suku kata itu diurai menjadi huruf, dan huruf-huruf tersebut dibentuk menjadi suku kata-suku kata yang baru, sehingga mereka memahami betul konsep (bentuk, lafal, dan cara menulisnya). e. Poster abjad dan kamus sendiri merupakan metode sekaligus media belajar yang dapat membantu WB mengerti bangaimana cara mengingat huruf, ejaan, dan kata-kata baru. Warga belajar tidak hanya sekedar mengenal

lambang bunyi dari A-Z, yang belum tentu mempunyai makna bagi mereka, akan tetapi WB membuat bahan belajar tersebut dengan kata yang dipilihnya sendiri, yang sesuai minat, kebutuhan, dan bermakna bagi WB serta sesuai situasi di lingkungan sekitarnya. 4. Strategi & Metode Pembelajaran Berhitung a. Pada pembelajaran berhitung biasanya sedikit mengalami kesulitan, karena warga belajar sudah mampu mengenal/menghitung nilai nominal uang, jumlah ternak yang dimiliki, anak dan sebagainya. Akan tetapi berdasarkan pengalaman, ternyata warga belajar belum mampu menulis secara benar tentang penjumlahan, pengurangan, pembagian, dan perbandingan. Oleh karena itu, tutor perlu membantu membenarkan berhitung yang sudah biasa dikenal dan digunakan warga belajar dalam kehidupan sehari-hari. b. Agar kegiatan pembelajaran berhitung lebih fungsional, maka tutor perlu membantu melakukan survey kegiatan berhitung di masyarakat, tujuannya adalah untuk mengidentifikasi aktivitas (bagaimana, di mana, dan menggunakan media apa, serta mengapa) warga belajar melakukan kegiatan berhitung dalam kegiatan sehari-hari. Tutor perlu menggali hubungan ketrampilan berhitung dengan kegiatan fungsional yang biasa dilakukan warga belajar, seperti: takaran-takaran (ukuran-ukuran) untuk memasak, menjahit, pertukangan, dan sebagainya, alat bantu berhitung seperti kalkulator, sempoa, lidi dan sebagainya. c. Mata uang sebagai alat tukar pasti sudah dikenal oleh warga belajar. Mereka menggunakan untuk berbagai kegiatan, seperti arisan, membuka usaha kecil, membuka rekening tabungan di bank maupun belanja kebutuhan sehari-hari. WB dapat praktek membuat pembukuan dalam kejar untuk mengelola dana belajar, arisan, dan lain-lain. d. Prinsip-prinsip pembelajaran berhitung bagi warga belajar buta aksara, di antaranya: (a) warga belajar sudah mempunyai kemampuan/potensi

menghitung yang dapat digunakan sehari-hari; (b) kemampuan berhitung tersebut biasanya lebih daripada kemampuan menulisnya; (c) ajarkan ketrampilan berhitung yang dibutuhkan warga belajar, misalnya ukuran meteran, liter; (d) memanfaatkan dan gunakan alat-alat yang berasal dari kehidupan warga belajar; (e) ajarkan keterampilan berhitung bersamasama dengan kegiatan fungsional, misalnya alamat, jarak, resep, pertumbuhan anak, dan lain-lain; (f) gunakan selalu alat-alat yang dapat dikerjakan sendiri lidi, batu, telur, daun, dan sebagainya. Sumber Bacaan Depniknas. 2005. Strategi dan Metode Pembalajaran Keaksaraan Fungsional. Jakarta: Dirjen PLS dan Pemuda Direktorat Tenaga Teknis. H.D. Sudjana. 2005. Strategi Pembalajaran. Bandung: Fatah Production. H.D. Sudjana. Metode dan Teknik Pembalajaran Partisipatif. Bandung: Falah Production. I Nyoman Sudana D. 1997. Strategi pembalajaran. Malang: IKIP Malang.