Febry Kurniawan, Titania T. Nugroho, Andi Dahliaty

dokumen-dokumen yang mirip
PEMEKATAN ENZIM SELULASE Penicillium sp. LBKURCC20 DENGAN PENGENDAPAN AMONIUM SULFAT 80% JENUH

ISOLASI, UJI AKTIVITAS, DAN AKTIVITAS SPESIFIK ENZIM SELULASE Penicillium sp. LBKURCC27 SEMIMURNI MELALUI PENGENDAPAN (NH 4 ) 2 SO 4

I. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April - Juli 2012 di Laboratorium. Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Lampung.

BAB III METODE PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan April 2012 sampai dengan bulan Juni 2012 di

Rizki Wulandari, Silvera devi, Andi Dahliaty

Penelitian ini dilakukan selama kurang lebih enam bulan di Laboratorium. Biokimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Riau.

METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini akan dilakukan pada bulan Mei-November 2013 di Laboraturium

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Juli 2012 sampai bulan Desember 2012 di

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan di Laboratorium Biokimia dan Laboratorium Instrumentasi

Penentuan Jumlah Spora Trichoderma sp.

BABm METODA PENELITIAN

III. METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei-November 2013 di Laboratorium

III. METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. adalah Bacillus subtilis dan Bacillus cereus yang diperoleh di Laboratorium

III. METODE PENELITIAN. Waktu penelitian dilakukan pada bulan Februari Oktober. penelitian dilakukan di Laboratorium Biokimia Universitas Lampung.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Maret Agustus 2015 di

METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilakukan pada bulan Januari-Mei 2015 di Laboratorium

III. METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari-April 2015 di Laboratorium

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. variasi suhu yang terdiri dari tiga taraf yaitu 40 C, 50 C, dan 60 C. Faktor kedua

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Maret 2011 sampai dengan bulan

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Juli sampai bulan September 2010 di

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Percobaan yang dilakukan pada penelitian ini yaitu penggunaan amonium

III. METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari - April 2015 di Laboratorium

OPTIMALISASI PRODUKSI ENZIM SELULASE BAKTERI SELULOLITIK DENGAN MEMANFAATKAN LIMBAH AMPAS TEBU SEBAGAI SUBSTRAT

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Maret sampai bulan Agustus 2013 di

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi

BAB III METODE PENELITIAN. lengkap (RAL) pola faktorial yang terdiri dari 2 faktor. Faktor pertama adalah variasi

] ; Lampiran I. Skema Kerja. 1. Peremajaan Jamur. Diambil satu ose jamur Gliocladium sp. TNC73 dan TNC59 secara aseptis

ISOLASI DAN PENGUJIAN AKTIVITAS ENZIM α AMILASE DARI Aspergillus niger DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA CAMPURAN ONGGOK DAN DEDAK

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Juni-November Penelitian ini

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan Pertumbuhan dan Peremajaan Isolat Pengamatan Morfologi Isolat B. thuringiensis

METODE PENELITIAN. Penelitian ini di laksanakan di Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi

ABSTRAK. Kata kimci: selulase, akfivitas enzime, tebu

BAB III METODE PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian. Penelitian dilaksanakan pada bulan Maret-November 2012 di

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

III. BAHAN DAN METODE

BAB III METODELOGIPENELITIAN. PeneJJtian ini dijakukan di Laboratorium Biokimia PakuJtas Matematika dan

BAB III METODE PENELITIAN. Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini, antara lain: waterbath,

BAB III BAHAN, ALAT DAN METODA

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari sampai Juni 2014 bertempat di

Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Riau Kampus Binawidya Pekanbaru, 28293, Indonesia

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini sudah dilaksanakan dari bulan Februari sampai bulan Juli 2013 di

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada Desember 2014 Mei 2015 di. Laboratorium Mikrobiologi FMIPA Universitas Lampung.

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. dengan mengadakan manipulasi terhadap objek penelitian serta adanya kontrol

LAMPIRAN. Lampiran 1. Foto Lokasi Pengambilan Sampel Air Panas Pacet Mojokerto

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Enzim α-amilase dari Bacillus Subtilis ITBCCB148 diperoleh dengan

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan dari bulan Juli 2014 sampai dengan bulan September

BAB III BAHAN DAN CARA KERJA. Penelitian dilakukan di Laboratorium Teknologi Bioindustri, Pusat

BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Analisis Hasil Pertanian,

BAB III METODE PENELITIAN. adalah variasi jenis kapang yaitu Penicillium sp. dan Trichoderma sp. dan

Kurva Kalibrasi Larutan Standar Bovine Serum Albumine (BSA) Absorbansi BSA pada berbagai konsentrasi untuk menentukan kurva standar protein yaitu:

APPENDIKS A PROSEDUR KERJA DAN ANALISA

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini akan dilakukan pada bulan Juli sampai September 2012,

Ekstraksi dan Pengujian Aktivitas Enzim Amilase (Hidrolisis Pati secara Enzimatis)

4 HASIL DAN PEMBAHASAN

Lampiran 1 Metode pengujian aktivitas protease (Walter 1984)

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian tentang Sintesis Protein Mikroba dan Aktivitas Selulolitik Akibat

III. METODE KERJA. Penelitian ini telah dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Fakultas

setelah pengeringan beku) lalu dimasukan ke dalam gelas tertutup dan ditambahkan enzim I dan enzim II masing-masing sebanyak 1 ml dan aquadest 8

III. METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari - Mei 2015 di Laboratorium

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitianini dilaksanakandaribulanagustus - Desember 2015 di

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen. Termasuk

Sampel air panas. Pengenceran 10-1

BAB I PENDAHULUAN. dikarenakan sudah tidak layak jual atau busuk (Sudradjat, 2006).

BAB III METODE PENELITIAN. yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 4 perlakuan dan

KATA PENGANTAR. Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada: 1. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Pada penelitian ini isolat actinomycetes yang digunakan adalah ANL 4,

Tabel 3. Hubungan antara berbagai tingkat kejenuhan ammonium sulfat (0-80%) dengan aktivitas spesifik enzim selulase. Aktivitas Unit (U/mL)

3 Metode Penelitian Alat

BAB III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi

1 ml enzim + 1 ml larutan pati 1% (dalam bufer) Diinkubasi (suhu optimum, 15 menit) + 2 ml DNS. Dididihkan 5 menit. Didinginkan 5 menit

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Balai Riset dan Standarisasi Industri Bandar

Lampiran 1 Prosedur uji aktivitas protease (Walter 1984, modifikasi)

ISOLASI DAN KARAKTERISASI AMILASE DARI BIJI DURIAN (DURIO

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan pada Oktober 2014 sampai dengan Februari

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dimulai dari bulan April 2010 sampai dengan bulan Januari

ABSTRAK. Kata Kunci : Amilase, Zea mays L., Amonium sulfat, Fraksinasi, DNS.

BAHAN DAN METODE. Universitas Lampung pada bulan Juli 2009 Oktober 2010.

Air Panas. Isolat Murni Bakteri. Isolat Bakteri Selulolitik. Isolat Terpilih Bakteri Selulolitik. Kuantitatif

Optimalisasi Suhu dan Waktu Produksi Enzim Selulase dari Bakteri Selulolitik Strain Lokal S-16

BAB III METODE PENELITIAN. Pendidikan Biologi FPMIPA UPI dan protease Bacillus pumilus yang diperoleh

III METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini telah dilakukan pada bulan Februari sampai Juni 2014 bertempat di

3. METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN

1 atm selama 15 menit

Lampiran 1. Prosedur Karakterisasi Komposisi Kimia 1. Analisa Kadar Air (SNI ) Kadar Air (%) = A B x 100% C

Lampiran A : Komposisi Media MS

BAB III METODE PENELITIAN. Biologi dan Laboratorium Biokimia, Departemen Kimia Fakultas Sains dan

BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Analisis Hasil Pertanian,

Kajian Potensi Limbah Pertanian Sebagai Sumber Karbon Pada Produksi Avicelase dan CMCase dari Bacillus circulans

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Agustus-Desember 2015 di Laboratorium

MATERI DAN METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

ISOLASI BAKTERI SELULOLITIK DARI PERAIRAN DUMAI

Lampiran 1. Diagram Alur Penelitian. Persiapan Penyediaan dan Pembuatan Inokulum Bacillus licheniiformis dan Saccharomyces.

Transkripsi:

ISOLASI DAN PEMEKATAN ENZIM SELULASE Trichoderma sp. LBKURCC28 MENGGUNAKAN METODE PENGGARAMAN (NH 4 ) 2 SO 4 80% SERTA PENENTUAN AKTIVITAS DAN AKTIVITAS SPESIFIK ENZIM Febry Kurniawan, Titania T. Nugroho, Andi Dahliaty Mahasiswa Program Studi S1 Kimia Bidang Biokimia Jurusan Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Kampus Binawidya Pekanbaru, 28293, Indonesia febry.ryku@gmail.com ABSTRACT Cellulase enzyme activity can be increased by concentrating the enzyme using saturated ammonium sulfate ((NH 4 ) 2 SO 4 ) 80%. Precipitated enzyme was redissolved by the addition of acetate buffer solution ph 5.5 to 1/70 times its original volume. Cellulase enzyme activity was determined using substrates CMC and avicel. The test results showed that the activity of concentrated CMCase increased 75 times and avicelase enzyme activity increased 9 times. Activity and specific activity concentrated CMCase was 0,4060±0,0845 U/ml and 0,7306±0,1526 U/mg respectively, while activity and specific activity of concentrated avicelase were 0,0129±0,0182 U/ml and 0,0232±0,0328 U/mg respectively. Keywords: ammonium sulfate, cellulase, Trichoderma sp. ABSTRAK Enzim selulase dapat ditingkatkan aktivitasnya dengan pemekatan menggunakan metode penggaraman ammonium sulfat ((NH 4 ) 2 SO 4 ) 80% jenuh. Enzim yang terendapkan dilarutkan kembali dengan penambahan larutan buffer asetat ph 5,5 hingga 1/70 kali volume semula. Aktivitas selulase ditentukan menggunakan substrat CMC dan avisel. Hasil pengujian menunjukkan aktivitas CMCase pekat semimurni meningkat sebesar 75 kali dan aktivitas aviselase meningkat sebesar 9 kali. Enzim CMCase pekat semimurni memiliki aktivitas dan aktivitas spesifik sebesar 0,4060±0,0845 U/ml dan 0,7306±0,1526 U/mg. Enzim aviselase pekat semi murni memiliki aktivitas dan aktivitas spesifik sebesar 0,0129±0,0182 U/ml dan 0,0232±0,0328 U/mg. Kata kunci: amonium sulfat, selulase, Trichoderma sp. JOM FMIPA Volume 1 No.2 Oktober 2014 1

PENDAHULUAN Enzim selulase adalah ekstraseluler yang dihasilkan di dalam sel kemudian dikeluarkan ke medium pertumbuhannya. Enzim selulase diproduksi untuk mengkatalisis pemecahan selulosa menjadi glukosa dengan pemutusan ikatan β-1,4- glukosidik yang terdapat pada selulosa. Enzim ini sangat penting dalam proses biokonversi atau perubahan secara biologi limbah-limbah organik mengandung selulosa menjadi glukosa. Glukosa yang dihasilkan dapat dijadikan bahan baku pembuatan bioetanol (Acharya dkk., 2008). Salah satu jamur yang mampu menghasilkan selulase ekstraseluler adalah Trichoderma sp. Trichoderma sp. merupakan jamur yang distribusinya paling luas di antara jamur tanah lain, terdapat pada berbagai substansi yang ada di dekat tanah pertanian, hutan, padang rumput dan lingkungan lain seperti kayu tebang atau yang telah lapuk, bahkan di peralatan dapur (Rejeki, 2007). Penambahan garam dalam suatu protein akan menyebabkan terjadinya peningkatan daya kelarutan yang disebut salting in. Peningkatan daya kelarutan disebabkan adanya stabilitas protein akibat koefisien aktivitas dari gugusgugus ionogeniknya. Selama kekuatan ioniknya terus meningkat atau bertambah sampai titik maksimumnya, maka mulai terjadi penurunan daya larutnya, hal ini disebut salting out. Saat terjadi salting out, terjadi kompetisi di antara protein dan garam dalam menarik molekul air untuk proses pelarutan, maka interaksi protein dengan protein menjadi lebih penting (Bintang, 2010). Amonium sulfat memiliki daya larut yang sangat tinggi, dan garam ini paling banyak digunakan untuk fraksinasi protein-protein. Amonium sulfat yang jenuh disiapkan pada suhu ruang dengan menambahkan 767 g pada 1 liter akuades, dan ini disebut larutan saturasi 100%, dan dengan fraksinasi dinyatakan secara relatif terhadap saturasi tersebut (Bintang, 2010). Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan aktivitas selulase melalui pemekatan menggunakan ammonium sulfat ((NH 4 ) 2 SO 4 )). METODE PENELITIAN a. Peremajaan isolat jamur Trichoderma sp. LBKURCC28 pada media PDA Isolat jamur Trichoderma sp. LBKURCC28 diambil dengan menggunakan ose secara aseptis dan diinokulasikan ke media PDA. Media PDA yang telah diinokulasikan isolat jamur Trichoderma sp. LBKURCC28 diinkubasi pada suhu ruang selama 6 hari atau hingga spora hijau tumbuh subur. b. Inokulasi jamur Trichoderma sp. LBKURCC28 pada media cair Spora jamur Trichoderma sp. LBKURCC28 yang diremajakan pada media PDA dibilas dengan larutan salin steril (NaCl 0,8%) dan dilepaskan dari media dengan menggunakan ose secara aseptis. Larutan disaring menggunakan glasswoll sehingga diperoleh suspensi spora. Sebagian suspensi spora diukur ODnya menggunakan spektrofotometer pada panjang gelombang 660 nm (OD 660nm = 0,34 ~ 7 x 10 12 ). Suspensi spora diinokulasikan pada media cair produksi selulase dan diinkubasi pada suhu ruang dengan pengocokan menggunakan rotary shaker pada JOM FMIPA Volume 1 No.2 Oktober 2014 2

kecepatan putaran 150 rpm selama 96 jam. c. Produksi selulase Produksi selulase dilakukan dengan menginokulasi 7 x 10 12 spora dari isolat pada 25 ml media produksi. Kultur cair ini kemudian diinkubasi pada suhu ruang dengan kecepatan pengocokan 150 rpm selama 96 jam. Selulase yang telah diproduksi dalam media produksi dipisahkan dari miselia jamur menggunakan sentrifugasi dalam keadaan dingin pada suhu 5-10 0 C dan kecepatan putaran 9500 rpm selama 10 menit. Filtrat disaring menggunakan kertas Whatman GF/C sehingga diperoleh ekstrak kasar dan disterilisasi menggunakan Nalgene TM Sterile Disposable Bottle Top Filters dengan membran Poly Ether Sulfonat (PES) 0,45 µm. Ekstrak kasar ditambahkan NaN 3 hingga konsentrasi 0,02% dan disimpan dalam pendingin. Konsentrasi gula pereduksi ekstrak kasar dianalisis dengan menggunakan metode Nelson-Somogyi dan kadar protein dianalisis menggunakan metode Lowry. d. Pemekatan selulase Enzim diendapkan dari ekstrak kasar dengan penambahan (NH 4 ) 2 SO 4 secara perlahan dalam keadaan dingin (5-10 0 C) sambil diaduk hingga mencapai tingkat kejenuhan 80%. Larutan dibiarkan selama 30 menit sambil diaduk. Endapan dipisahkan dari filtrat menggunakan sentrifugasi dingin selama 10 menit. Endapan yang diperoleh dimasukkan ke dalam tabung mikro dan disentrifugasi menggunakan mikrosentrifuga dengan kecepatan 13.000 rpm selama 5 menit. Endapan ditambahkan dengan larutan buffer asetat 0,05 M ph 5,5 hingga terjadi pemekatan yang diperkirakan mencapai 70 volume. Jadi misalnya volume awal adalah 70 ml, penambahan buffer pada endapan adalah 1 ml. Enzim pekat yang diperoleh ditambahkan NaN 3 hingga konsentrasi 0,02%. Konsentrasi gula pereduksi selulase dianalisis dengan menggunakan metode Nelson- Somogyi dan kadar protein dianalisis menggunakan metode Lowry. e. Penentuan gula pereduksi dengan metode Nelson-Somogyi Analisis aktivitas dilakukan menggunakan dua macam substrat Carboxymethylcellulose (CMC) dan avisel. Aktivitas diuji sebelum dan setelah proses pemekatan. Sebanyak 500 µl substrat CMC/avisel 2% dan diinkubasi selama 5 menit dalam waterbath suhu 40 0 C dan aduk perlahan, selanjutnya larutan diinkubasi selama 30 menit dalam waterbath suhu 40 0 C. Tambahkan 500 µl reagen Nelson- Somogyi. Tabung dipanaskan dalam penangas air selama 20 menit. Tambahkan 500 µl reagen arsenomolibdat, didiamkan selama 5 menit. Tambahkan 3 ml akuades, didiamkan selama 30 menit. Absorbansi diukur pada λ=540 nm. f. Penentuan kadar protein dengan menggunakan metode Lowry Larutan sampel protein sebanyak 1 ml dimasukkan ke dalam tabung reaksi dan ditambahkan 9,8 ml Na 2 CO 3 2%, 0,1 ml NaK-Tartarat 2,7%, dan 0,1 ml CuSO 4 1%. Larutan dihomogenkan dan dibiarkan pada suhu kamar selama 10 menit. Setelah itu tambahkan reagen folin-ciocalteau sebanyak 1 ml dan JOM FMIPA Volume 1 No.2 Oktober 2014 3

dihomogenkan. Tabung diinkubasi pada suhu kamar selama 30 menit. Absorbansi diukur pada λ=700 nm. Perlakuan yang sama juga dilakukan terhadap larutan protein standar yakni Bovine Serum Albumine (BSA) dengan berbagai konsentrasi. HASIL DAN PEMBAHASAN Pemekatan selulase bertujuan untuk meningkatkan aktivitas dengan cara mengurangi kandungan senyawa-senyawa lain dari ekstrak kasar. Pemekatan menggunakan metode penggaraman amonium sulfat 80%. Metode ini merupakan salah satu cara yang sederhana dan murah dan juga tidak merusak. Amonium sulfat yang dilarutkan dalam air akan menyebabkan terjadinya proses salting out sehingga protein akan mengendap. Salting out terjadi sebagai akibat dari kompetisi antara ion-ion dari garam amonium dan molekul dalam berinteraksi dengan molekul air. Dengan tingginya kadar ion, menyebabkan molekul protein lebih memilih untuk berinteraksi dengan molekul protein lainnya sehingga membentuk endapan. meskipun mengendap namun tidak sampai menyebabkan struktur protein dari rusak dan kehilangan aktivitasnya. Hasil uji aktivitas dan aktivitas spesifik selulase Trichoderma sp. LBKURCC28 menggunakan substrat CMC ditunjukkan pada Tabel 1 dan substrat avisel pada Tabel 2. Tabel 1: Uji aktivitas dan aktivitas spesifik selulase (CMCase) Trichoderma sp. LBKURCC28. Jamur Trichoderma sp. LBKURCC28 Rata-rata aktivitas (10-3 U/mL) Kelipatan pemekatan Kadar protein (mg/ml) Aktivitas spesifik (U/mg protein) 0,5759± 0,1141 Tingkat kemurnian CMCase (Endoglukanase) Ekstrak kasar 5,35±1,10 1 0,0093 1 Supernatan 0,60±0,40 0,11 TD TD TD Enzim 0,7306± 406±84,5 75 0,5557 selulase pekat 0,1526 1,26 Keterangan: TD = tidak terdeteksi Tabel 2: Uji aktivitas dan aktivitas spesifik selulase (aviselase) Trichoderma sp. LBKURCC28. Jamur Trichoderma sp. LBKURCC28 Rata-rata aktivitas (10-3 U/mL) Kelipatan pemekatan Kadar protein (mg/ml) Aktivitas spesifik (U/mg protein) 0,2054± 0,1453 Tingkat kemurnian aviselase (Endoglukanase) Ekstrak kasar 1,35±1,91 1 0,0093 1 Supernatan 0,33±0,24 0,244 TD TD TD Enzim 0,0232± 12,9±18,2 9 0,5557 selulase pekat 0,0328 0,1 Keterangan: TD = tidak terdeteksi JOM FMIPA Volume 1 No.2 Oktober 2014 4

Media substrat penghasil selulase yang digunakan adalah campuran dari CMC dan avisel. Subtrat CMC digunakan sebagai subtrat penghasil CMCase dan avisel untuk menghasilkan aviselase oleh jamur Trichoderma sp. LBKURRCC28. Substrat CMC memiliki struktur yang amorf, dan yang mampu menghidrolisis subtrat CMC adalah endoglukanase. Substrat avisel memiliki struktur krislatin dan yang mampu menghidrolisis substrat avisel adalah eksoglukanase (Lynd dkk., 2002). Aktivitas selulase yang dihasilkan oleh jamur Trichoderma sp. LBKURCC28 diukur dengan cara menghitung jumlah gula pereduksi menggunakan metode Nelson-Somogyi. Aktivitas yang dihitung adalah aktivitas dari CMCase (endoglukanase) dan aviselase (eksoglukanase). Ju mlah protein yang dimiliki oleh dihitung dengan metode Lowry. Jumlah protein dihitung untuk mengetahui aktivitas spesifik suatu. Aktivitas spesifik diketahui dengan cara menghitung perbandingan antara aktivitas terhadap jumlah protein. Semakin besar nilai aktivitas spesifik suatu maka tersebut memiliki aktivitas yang baik. Aktivitas spesifik yang tinggi bermanfaat dalam industri karena mampu melakukan reaksi dengan sedikit. Penentuan aktivitas CMCase dan aviselase bertujuan untuk mengetahui spesifisitas yang digunakan. Tabel 1 menunjukkan aktivitas CMCase. Ekstrak kasar memiliki aktivitas CMCase sebesar 0,00535±0,0011 U/mL dan pekat sebesar 0,406±0,0845 U/mL. Hasil ini menunjukkan terjadi peningkatan aktivitas sebesar 75 kali dari aktivitas semula dengan proses pemekatan 70 kali volume awal. Aktivitas menjadi tinggi dikarenakan molekul-molekul telah dipisahkan dari berbagai macam molekul lain yang terdapat pada ekstrak kasar. Supernatan dari proses pemekatan memiliki aktivitas CMCase sebesar 0,0006±0,0004 U/mL. Adanya aktivitas CMCase pada supernatan dikarenakan ada juga yang terdapat pada supernatan dan tidak ikut mengendap. Jika dibandingkan dengan dengan ektrak kasar aktivitas pada supernatan sangat kecil. Ekstrak kasar memiliki rata-rata aktivitas aviselase sebesar 0,00135±0,00191 U/ml. supernatan yang didapat dari proses pemekatan memiliki 0,00033±0,00024 U/ml. Enzim pekat dari proses pengendapan menggunakan metode penggaraman amonium sulfat 80% memiliki rata-rata aktivitas aviselase sebesar 0,0129±0,0182 U/ml. Aktivitas pekat semi murni ini meningkat sebesar 9. Aktivitas spesifik dari ekstrak kasar aviselase dan pekat semi murni adalah sebesar 0,2054±0,1453 U/mg dan 0,0232±0,0328 U/mg. Penurunan aktivitas aviselase setelah proses pengendapan dikarenakan sebagian ada yang tidak mengendap, serta juga terjadi kehilangan aktivitas akibat adanya garam yang terikat pada. KESIMPULAN Pemekatan menggunakan ammonium sulfat ( (NH 4 ) 2 SO 4 ) 80% jenuh meningkatkan aktivitas CMCase sebesar 75 kali dari aktivitas semula. Aktivitas ekstrak kasar CMCase sebesar 0,00535±0,0011 U/mL dan aktivitas pekat sebesar JOM FMIPA Volume 1 No.2 Oktober 2014 5

0,406±0,0845 U/mL. Perhitungan aktivitas spesifik, menunjukkan adanya peningkatan sebesar 1,26 kali, aktivitas spesisifik dari 0,5759±0,1141 U/mg menjadi 0,7306±0,1526 U/mg. Aktivitas ektrak kasar aviselase sebesar 0,00135±0,00191 U/ml dan pekat memiliki aktivitas sebesar 0,0129±0,0182 U/ml. Hasil perhitungan menunjukan bahwa terjadi peningkatan sebesar 9 kali. Aktivitas spesifik ektrak kasar aviselase sebesar 0,1358±0,192 U/mg dan aktivitas spesifik pekat semimurni sebesar 0,0129±0,018 U/mg. UCAPAN TERIMA KASIH Penulis mengucapkan terima kasih kepada ibu Prof. Dr. Titania T. Nugroho dan ibu Dra. Andi Dahliaty M.S yang telah memberikan bimbingan selama penelitian dan penyusunan hasil penelitian. Penelitian ini didanai oleh skim penelitian Fundamental a.n. Prof. Dr. Titania T. Nugroho sebagai ketua tim peneliti dengan Dana Desentralisasi DP2M Dirjen Dikti, Kemendikbud, Lembaga Penelitian Univesitas Riau, nomor kontrak 321 NN.19.2/PL/2013, DIPA-023.04.2.415.92/2013. DAFTAR PUSTAKA Acharya, P. B., Acharya, and Modi, H. A. 2008. Optimization for Cellulase Production by Aspergillus niger Using Saw Dust as Substrate. African Journal of Biotechnology. 22: 4147-4152. Bintang, M. 2010. Biokimia Teknik Penelitian. Erlangga, Jakarta. Lynd, L. R., Weimer, P. J., Van zyl, W. H., Pretorius, I. S. 2002. Microbial cellulose utiliztion: Fundamentals and Biotechnology. Microbiology and Moleculer Biology Reviews. 66(3): 506-577. Rejeki, S.S.S. 2007. Penentuan ph dan Potensial Air Optimum Terhadap Pertumbuhan Miselium Trichoderma viride TNJ63 dalam Media Produksi Enzim Selulase dan Kitinase. Skripsi. FMIPA-UR, Pekanbaru. JOM FMIPA Volume 1 No.2 Oktober 2014 6