ANALISIS TINGKAT KEPUASAN PASIEN RAWAT INAP RUMAH SAKIT ISLAM SULTAN AGUNG SEMARANG DILIHAT DARI DIMENSI KUALITAS PELAYANAN.

dokumen-dokumen yang mirip
PENGARUH KUALITAS PELAYANAN TERHADAP KEPUASAN PASIEN DI RUMAH SAKIT ISLAM KOTA MAGELANG

ANALISIS KUALITAS PELAYANAN JASA KESEHATAN (STUDI PASIEN RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM YARSI PONTIANAK)

ANALISIS KUALITAS PELAYANAN UNTUK MENILAI TINGKAT KEPUASAN NASABAH PT. BANK RAKYAT INDONESIA UNIT GENTENG BANYUWANGI. Rinawati Anwar Rudi Kusubagio

ANALISIS TINGKAT KEPENTINGAN DAN KINERJA LAYANAN: STUDI KASUS PADA BANK MANDIRI DAN BANK BCA

ANALISIS KUALITAS PELAYANAN DALAM MENINGKATKAN KEPUASAN PENGUNJUNG BADAN PERPUSTAKAAN DAN ARSIP DAERAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

BAB III METODE PENELITIAN. pelayanan yang terdiri dari bukti fisik (tangibles), empati (empathy),

*Herlin Dwi Kartikasari **Abadyo Program Studi Matematika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Malang

ANALISIS TINGKAT KEPUASAN NASABAH ATAS PELAYANAN PADA PT. BANK NEGARA INDONESIA (Persero) Tbk. CABANG PEKANBARU

ANALISIS TINGKAT KEPUASAN NASABAH ATAS KUALITAS PELAYANAN (STUDI KASUS PADA BANK SWASTA DI RIAU) Fenny Trisnawati & Lukman

DIPONEGORO JOURNAL OF SOCIAL AND POLITIC Tahun 2014, Hal

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Konsumen 2.2 Kepuasan Konsumen

BAB V ANALISA HASIL. serta pekerjaan. Berikut merupakan uraian dari beberapa karakteristik tersebut Karakteristik Responden Berdasarkan Usia

ANALISIS TINGKAT KEPUASAN KONSUMEN TERHADAP KUALITAS PELAYANAN PADA TOKO BUKU ANGGREK PALEMBANG

NASKAH PUBLIKASI PENGARUH KUALITAS PELAYANAN TERHADAP KEPUASAN KONSUMEN YANG MENGUNJUNGI SOLO GRAND MALL SURAKARTA

ANALISIS KUALITAS LAYANAN UNTUK MENGUKUR KEPUASAN PASIEN RAWAT INAP RUMAH SAKIT ISLAM PATI DI PATI. Skripsi ini diajukan sebagai salah satu syarat

Journal Industrial Servicess Vol. 3 No. 1a Oktober 2017

fundamental management journal eissn: (online) Volume:1(S) No.1 Part 2 (E-MKT 2016) Special Issues of Marketing Management

ANALISIS TINGKAT KEPUASAN PASIEN TERHADAP PELAYANAN KAMAR OBAT PUSKESMAS KABUPATEN JEPARA TAHUN 2017

BAB III METODE PENELITIAN. Sanjiwani yang berlokasi di Jalan Ciung Wanara Nomor 2, Kabupaten

ANALISIS TINGKAT KEPUASAN PELANGGAN ATAS KUALITAS PELAYANAN PT FEDERAL INTERNATIONAL FINANCE (FIF) CABANG SEMARANG

Analisis Kepuasan Pasien Rawat Inap Pada RS. Delima Asih Sisma Medika Karawang. Abstrak

PENGUKURAN KEPUASAN PESERTA JKN MELALUI PENDEKATAN IMPORTANCE-PERFORMANCE ANALYSIS

ANALISIS KESENJANGAN KUALITAS PELAYANAN TERHADAP PENGUNJUNG PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS DIPONEGORO

Kata kunci : Persepsi, pasien, pelayanan, kesehatan

PERSEPSI PASIEN TERHADAP KUALITAS PELAYANAN JASA PADA RUMAH SAKIT ISLAM YARSI PONTIANAK Nurmalasari 1, Latifah 2

PENGARUH KUALITAS PELAYANAN TERHADAP KEPUASAN NASABAH (STUDI KASUS PADA PD. BPR BKK BOJA CABANG PATEBON KENDAL)

Evaluasi Kepuasan Konsumen terhadap Pelayanan (Farida Baroroh) 135

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Meningkatnya taraf hidup masyarakat, menyebabkan terjadinya peningkatan

PENENTUAN ATRIBUT-ATRIBUT KUALITAS PELAYANAN SEBAGAI SKALA PRIORITAS PERBAIKAN PADA SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INDUSTRI DI JAKARTA. P.H. Saragi.

ANALISIS INDEKS KEPUASAN PESERTA BPJS TERHADAP PELAYANAN DI RSUP DR. M. DJAMIL PADANG

PERSEPSI NASABAH KARTU KREDIT BCA TENTANG PELAYANAN OLEH PT.DANAMAS INSAN KREASI ANDALAN (DIKA) CABANG BANJARMASIN

PENGARUH KUALITAS PELAYANAN TERHADAP KEPUASAN PENGUNJUNG HOTEL DI KOTA MAKASSAR (Studi pada Hotel TM Makassar) H A D I D U STIE-YPUP Makassar

UPAYA PENINGKATAN KUALITAS LAYANAN FARMASI RSK. ST VINCENTIUS A PAULO SURABAYA DENGAN MENGGUNAKAN METODE SERVQUAL DAN QFD

BAB IV. Hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa ada hubungan yang positif. kelas pelayanan berhubungan dengan persepsi pasien rawat inap terhadap

BAB III METODE PENELITIAN

ANALISIS TINGKAT KUALITAS KEPUASAN ANGGOTA PADA KOPERASI PEGAWAI REPUBLIK INDONESIA UNIVERSITAS RIAU

BAB V ANALISA PEMBAHASAN

Universitas Sam Ratulangi Manado

PENGARUH KUALITAS PELAYANAN TERHADAP KEPUASAN MAHASISWA FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SURAKARTA. Juni Trisnowati Fakultas Ekonomi Universitas Surakarta

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan yang dapat menghasilkan barang atau jasa berkualitas yang mampu

Inpatient Satisfaction of Nursing Services in RSUP Dr. Kariadi Semarang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pelanggan terbagi menjadi dua jenis, yaitu: fungsi atau pemakaian suatu produk. atribut yang bersifat tidak berwujud.

HUBUNGAN ANTARA MUTU PELAYANAN DENGAN PEMANFAATAN APOTEK RUMAH SAKIT PANCARAN KASIH GMIM MANADO Margreit I. Musak*

201 Jurnal Penelitian Kesehatan Suara Forikes. ISSN (elektronik)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

HIGEIA: JOURNAL OF PUBLIC HEALTH RESEARCH AND DEVELOPMENT

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

STEFANUS YULIANTO E FAKULTAS TEKNIK INDUTRI UNIVERSITAS DIAN NUSWANTORO SEMARANG INTISARI

BAB V PENUTUP. didapatkan melalui hasil analisis yang telah dilakukan baik secara deskriptif

ARTIKEL ILMIAH ANALISIS PENGARUH KUALITAS PELAYANAN TERHADAP KEPUASAN PELANGGAN PADA PENGINAPAN KURNIA PASIR PENGARAIAN

BAB7 KESIMPULAN DAN SARAN

DIPONEGORO JOURNAL OF SOCIAL AND POLITIC Tahun 2013, Hal. 1-7

Daftar Pustaka. Dessler, Garry (1999). Personal Management, Terjemahan Agus Dharma, Edisi Ketiga, Jakarta : Erlangga.

BAB I PENDAHULUAN. mempertahankan, dan meningkatkan kepuasan pelanggan.

KESENJANGAN (GAP) PELAYANAN DAN KEPUASAN KONSUMEN Studi Kasus Minimarket X di Jakarta Timur

: Dimensi Kualitas, Kepuasan Pasien, Askes Sosial, Pelayanan Rawat Jalan, Rumah Sakit

PENDAHULUAN INTISARI MUFLIH

ANALISIS PERSEPSI NASABAH TERHADAP KUALITAS PELAYANAN PADA PT. BPD ACEH CABANG SUMATERA UTARA TUGAS SARJANA. Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari

ANALISA KEPUASAN PELANGGAN SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN KUALITAS PELAYANAN DI SF DIGITAL PHOTO SERVICE

TINGKAT KEPUASAN PELAYANAN KLUB OLAHRAGA TENIS MEJA TERHADAP ATLET TENIS MEJA DI YOGYAKARTA

EFEKTIVITAS PEMBELIAN BUKU MATERI POKOK (MODUL) UT MELALUI TOKO BUKU ONLINE (TBO) ANTARA HARAPAN DAN KENYATAAN

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

* Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi

ANALISIS TINGKAT KEPUASAN PELANGGAN ATAS KUALITAS PELAYANAN PADA PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM (PDAM) DI KECAMATAN BENGKALIS Oleh :

ANALISIS KEPUASAN PELANGGAN TENTANG KUALITAS LAYANAN CALL CENTER PT GARUDA INDONESIA

III. METODOLOGI PENELITIAN

ANALISIS KUALITAS PELAYANAN PADA BAGIAN TATA USAHA BERDASARKAN TINGKAT KEPUASAN MAHASISWA

PENGARUH KUALITAS PELAYANAN JASA TERHADAP LOYALITAS PASIEN DI RUMAH SAKIT BHAKTI KARTINI. Rosmawati

Pengaruh Mutu Pelayanan Terhadap Tingkat Kepuasan Konsumen Apotek Non Praktek Dokter di Kuta Utara

ANALISI KEPUASAN PASIEN RAWAT JALAN DI INSTALASI FARMASI RSIA CICIK PADANG. Oleh: KHARISMA ROSA BP

III. METODE PENELITIAN. membuat prediksi atau pun mencari implikasi.

ABSTRACT. Keywords : Service quality, location, hospital rate, and patient satisfaction ABSTRAKSI

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis service recovery terhadap

Teknik Industri Itenas No.1 Vol.1 Jurnal Online Institut Teknologi Nasional Juli 2013

Analisis Kepuasan Pelanggan Berbelanja Produk Nutrifood pada PT. Sumber Fajar Inti Abadi. Abstrak

PENGARUH KUALITAS PELAYANAN TERHADAP KEPUASAN PELANGGAN PADA BENGKEL ATLAS PEMATANGSIANTAR

Analisis kualitas pelayanan (service quality) terhadap kepuasan konsumen pada rumah makan sop ayam Pak Min Klaten di Malang

Kualitas Pelayanan Penduduk Lanjut Usia pada Komda Lansia Kabupaten Wonosobo

ANALISIS KEPUASAN KONSUMEN TERHADAP PENYEDIAAN JASA INTERNET DI KOTA BOYOLALI

ANALISIS PENGARUH KUALITAS PELAYANAN TERHADAP KEPUASAN PASIEN RAWAT INAP PADA RSUD KABUPATEN KARANGANYAR. Tutik Nuryanti 1),Slamet Djauhari 2) 1)

Analisis Kepuasan Pasien Terhadap Pelayanan Antenatal Care (ANC) Di Puskesmas Baros Kota Sukabumi

Promotif, Vol.1 No.2 Apr 2012 Hal ANALISIS HUBUNGAN KUALITAS PELAYANAN DENGAN KEPUASAN PASIEN DI RUMAH BERSALIN NISA KOTA PALU

Pengaruh Kualitas Pelayanan SPBU Pasti Pas Terhadap Kepuasan Konsumen di Kota Malang (Studi Pada SPBU Pasti Pas Jalan Panglima Sudirman Kota Malang)

BAB V HASIL DAN ANALISA

ANALISIS KESENJANGAN KUALITAS PELAYANAN TERHADAP PENGUNJUNG PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS DIPONEGORO

BAB 5 V PENUTUP. Berdasarkan hasil dari analisis data yang terkumpul serta pengolahan analisis

PENGARUH KUALITAS PELAYANAN TERHADAP KEPUASAN PASIEN YANG BEROBAT DIINSTALASI GAWAT DARURAT RUMAH SAKIT UMUM SANGATTA

ABSTRAK KUALITAS PELAYANAN RESEP DI APOTEK RUMAH SAKIT UMUM DAERAH HADJI BOEDJASIN PELAIHARI

PENGARUH KUALITAS PELAYANAN TERHADAP KEPUASAN PASIEN RAWAT INAP UNIT GEDUNG A-RSCM JAKARTA

BAB 5 METODE PENELITIAN

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KUALITAS PELAYANAN PADA POLITEKNIK NEGERI MEDIA KREATIF MAKASSAR

Bisma, Vol 1, No. 8, Desember 2016 KEPUASAN KONSUMEN PADA DIVISI SERVICE PT ANZON AUTO PLAZA DI PONTIANAK

ANALISIS PENGARUH KUALITAS PELAYANAN HARGA DAN FASILITAS TERHADAP KEPUASAN KONSUMEN (Study Pada Pasien RSKU Surakarta)

ANALISIS IMPORTANCE PERFORMANCE ANALYSIS (IPA) TERHADAP KEPUASAN PASIEN DI APOTEK PONTJOL SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Rumah sakit merupakan salah satu industri jasa pemberi pelayanan

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian, maka kesimpulan penelitian ini adalah sebagai

II.TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kepuasan Konsumen

DESKRIPSI MUTU PELAYANAN DAN KEPUASAN PASIEN HIPERTENSI PESERTA PROLANIS BPJS DI PUSKESMAS PATARUMAN III KOTA BANJAR

6 Media Bina Ilmiah ISSN No

Transkripsi:

ANALISIS TINGKAT KEPUASAN PASIEN RAWAT INAP RUMAH SAKIT ISLAM SULTAN AGUNG SEMARANG DILIHAT DARI DIMENSI KUALITAS PELAYANAN Puspa Yudha Utama 1, Apriatni E.P. 2, Sari Listyorini 3 Email : yudhapuspa@ymail.com Abstract Competition occurs among private hospitals make patient satisfaction a top priority, which will be fulfilled when the patient satisfaction of services provided in accordance with their expectations. Therefore, hospitals need to assess what are the factors that will affect patient satisfactions and patient satisfactions are met in order to maintain the patients. This study aimed to analyze the level of patient satisfaction at RSI Sultan Agung Semarang seen from the dimensions of service quality. The hypothesis, there are differences in quality service for hospitalized patients in each class. This type of research in this research is explanatory research with a number of respondents 120 respondents were taken using proportionate stratified sampling technique. The method of analysis used in this study is the Importance Performance Analysis (IPA) Based on the analysis of the IPA, found that for the VIP class, I class, II class, and III class have different attributes in Quadrant A, Quadrant B, Quadrant C, and Quadrant D. From the analysis of patient satisfaction showed that the overall level of patient satisfaction in VIP class and I class in the category of satisfied. While the level of satisfaction of hospitalized patients in class II and class III in the category of very satisfied. RSI Sultan Agung Semarang advised to maintain and improve service performance attributes in Quadrant A. Keywords : service quality, customer satisfaction, IPA (Importance and Performance Analysis) Abstraksi Persaingan yang terjadi diantara rumah sakit swasta menjadikan kepuasan pasien menjadi prioritas utama, dimana kepuasan pasien akan terpenuhi bila pelayanan yang diberikan telah sesuai dengan harapan mereka. Oleh karena itu rumah sakit perlu menilai faktor-faktor apa saja yang akan mempengaruhi kepuasan pasiennya dan apakah kepuasan pasiennya terpenuhi agar dapat mempertahankan pasien. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis tingkat kepuasan pasien rawat inap RSI Sultan Agung Semarang dilihat dari dimensi kualitas pelayanan. Hipotesis yang diajukan yaitu ada perbedaan kualitas pelayanan terhadap pasien rawat inap di masing-masing kelas. Tipe penelitian dalam penelitian ini adalah explanatory research dengan jumlah responden sebanyak 120 responden yang diambil menggunakan teknik proportionate stratified sampling. Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah Importance Performance Analysis (IPA) Berdasarkan hasil analisis IPA, diperoleh bahwa untuk kelas VIP, kelas I, kelas II, dan kelas III memiliki atribut yang berbeda berada pada Kuadran A, Kuadran B, Kuadran C, maupun Kuadran D. Dari hasil analisis kepuasan pasien menunjukkan bahwa secara keseluruhan tingkat kepuasan pasien rawat inap di kelas VIP dan kelas I berada pada kategori puas. Sedangkan tingkat kepuasan pasien rawat inap di kelas II dan kelas III berada pada kategori sangat puas. RSI Sultan Agung Semarang disarankan untuk tetap mempertahankan kinerja pelayanan dan memperbaiki atribut yang ada di Kuadran A. Kata Kunci : kualitas pelayanan, kepuasan pelanggan, IPA (Importance and Performance Analysis) 1 Puspa Yudha Utama, Jurusan Administrasi Bisnis, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Diponegoro, yudhapuspa@ymail.com 2 Apriatni E.P, Jurusan Administrasi Bisnis, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Diponegoro 3 Sari Listyorini, Jurusan Administrasi Bisnis, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Diponegoro 1

Pendahuluan Saat ini perkembangan sektor jasa semakin meningkat, kontribusi sektor jasa bagi pertumbuhan ekonomi tidak kalah dibandingkan dengan sektor lainnya. Oleh karena itu tingkat kualitas sistem pelayanan industri jasa harus selalu ditingkatkan untuk menciptakan keunggulan kompetitif. Rumah sakit berpegang pada misi sosial untuk menyembuhkan orang sakit. Di sisi lain rumah sakit juga berfungsi sebagai tempat berbagi profesi melakukan kegiatan untuk mencari nafkah, serta menjadi tempat berbagai kegiatan mencari keuntungan, misalnya dari penjualan obat atau pemakaian peralatan kedokteran. Begitu juga yang dilakukan pada usaha rumah sakit, semakin disadari bahwa pelayanan dan kepuasan merupakan aspek vital di dalamnya. Meskipun demikian tidaklah mudah untuk mewujudkan harapan pasien secara menyeluruh. Setidaknya menajemen perusahaan bisa berusaha meniminimalkan ketidakpastian pasien dengan memberikan pelayanan yang semakin hari semakin baik. Bedasarkan permasalahan tersebut, penulis tertarik untuk meneliti bagaimanakah kinerja pelayanan yang diberikan rumah sakit swasta dan mengetahui atribut-atribut kualitas pelayanan yang perlu dilakukan perbaikan sehingga dapat memperbaiki kinerja pelayanan sebagai bagian mempersiapkan menghadapi persaingan dengan kompetitor. Adapun tujuan dari penelitian yang dilakukan adalah mengetahui perbedaan tingkat kepuasan pasien rawat inap antara Kelas VIP, Kelas I, Kelas II, dan Kelas III dilihat dari lima dimensi kualitas pelayanan yaitu keandalan (reliability), ketanggapan (responsiveness), jaminan (assurance), empati (emphaty), dan berwujud (tangible) yang diberikan RSI Sultan Agung Semarang. Kajian Teori Pemasaran Jasa Industri jasa pada saat ini merupakan sektor ekonomi yang sangat besar dan tumbuh sangat pesat. Pertumbuhan tersebut selain diakibatkan oleh pertumbuhan jenis jasa yang sudah ada sebelumnya, juga disebabkan oleh munculnya jenis jasa baru, sebagai akibat dari tuntutan dan perkembangan teknologi. Implikasi penting dari fenomena ini adalah semakin tingginya tingkat persaingan, sehingga diperlukan manajemen pemasaran jasa yang berbeda dibandingkan dengan pemasaran tradisional (barang). Zeithaml and Bitner (2003 : 319) menyatakan bahwa pemasaran jasa adalah mengenai janji-janji, janji yang dibuat kepada pelanggan dan harus dijaga. Pelayanan Pelayanan adalah proses pemenuhan kebutuhan melalui aktivitas orang lain yang langsung. Pelayanan merupakan suatu sikap (rencana tindakan)/cara pengelola dalam melayani pelanggan secara memuaskan (F. Tjiptono, 1997: 127). Sedangkan menurut Bilson Simamora (2001 : 172), pelayanan adalah suatu kegiatan atau menfaat yang ditawarkan suatu pihak kepada pihak lain, yang pada dasarnya tidak berwujud dan tidak mengakibatkan kepemilikan apapun. Parasuraman dan kawan-kawan (dalam F. Tjiptono, 1996: 70) menemukan bahwa sepuluh dimensi kualitas jasa yang telah dikemukakan para pakar pemasaran sebelumnya, dirangkum menjadi lima dimensi pokok, yaitu: 1. Bukti langsung (tangibles), meliputi fasilitas fisik, peralatan, personel dan sarana komunikasi. 2. Keandalan (realibility) yakni kemampuan untuk memberikan pelayanan yang dijanjikan dengan segera, akurat, dan memuaskan. 3. Ketanggapan (responsiveness), yaitu keinginan para staff untuk membantu para pelanggan dan memberikan pelayanan tanggap. 4. Keyakinan (assurance), mencakup kesopanan, kemampuan dan pengetahuan karyawan serta kemmapuan mereka untuk menimbulkan kepercayaan dan keyakinan, bebas dari bahaya, resiko dan keraguan. 2

5. Empati (emphaty), meliputi kemudahan dalam melakukan hubungan, kepedulian atau kesedihan karyawan untuk peduli, memberi perhatian pribadi bagi pelanggan. Kepuasan Pasien Menurut Soejadi (1996), pasien atau klien merupakan individu terpenting di rumah sakit sebagai konsumen sekaligus sasaran produk rumah sakit. Didalam suatu proses keputusan, konsumen yaitu pasien, tidak akan berhenti hanya sampai proses penerimaan pelayanan. Pasien akan mengevaluasi pelayanan yang diterimanya tersebut. Hasil dari proses evaluasi itu akan menghasilkan perasaan puas atau tidak puas (Sumarwan, 2003). Kotler (2003: 67) menyatakan bahwa kepuasan adalah tingkat keadaan yang dirasakan seseorang yang merupakan hasil dari membandingkan penampilan atau outcome produk yang dirasakan dalam hubungannya dengan harapan seseorang (Sumarwan, 2003). Analisis dengan IPA (Importance Performance Analysis) Metode Importance Performance Analysis (IPA) diperkenalkan oleh Martilla dan James pada tahun 1977 untuk mengukur hubungan antara prioritas peningkatan kualitas produk/jasa yang dikenal pula sebagai quadrant analysis dan persepsi konsumen IPA telah diterima secara umum dan dipergunakan pada berbagai bidang kajian karena kemudahan untuk diterapkan dan tampilan hasil analisis yang memudahkan usulan perbaikan kinerja IPA bertujuan untuk menampilkan informasi berkaitan dengan faktor-faktor pelayanan yang menurut pelanggan sangat memengaruhi loyalitas dan kepuasan mereka, dan faktor-faktor pelayanan yang menurut pelanggan perlu ditingkatkan karena kondisi saat ini belum memuaskan pelanggan. IPA menyatukan pengukuran faktor tingkat kinerja (performance) dan tingkat kepentingan (importance) yang kemudian digambarkan dalam diagram dua dimensi yaitu diagram importance-performance untuk mendapatkan usulan praktis dan memudahkan penjelasan data. Pada tingkat kinerja, pengukuran dilakukan dengan mengukur tingkat kepuasan pelanggan terhadap pelayanan yang telah dirasakan. Pembagian Kuadran Importance Performance Analysis Sumber : J. Supranto, 2002, Metode Riset Aplikasinya dalam Pemasaran hal. 404 Berikut penjelasan untuk masing-masing kuadran: 1. Kuadran satu, Concentrate Here (high importance & low satisfaction) Faktor-faktor yang terletak dikuadran ini dianggap sebagai faktor yang sangat penting oleh konsumen namun kondisi pada saat ini belum memuaskan sehingga pihak manajemen berkewajiban pengalokasikan sumber daya yang memadai untuk meningkatkan kinerja berbagai 3

faktor tersebut. Faktor-faktor yang terletak pada kuadran ini merupakan prioritas untuk ditingkatkan. 2. Kuadran dua, Keep up The Good Work (high importance & high satisfaction) Faktor-faktor yang terletak dikuadran ini dianggap sebagai faktor penunjang bagi kepuasan konsumen sehingga pihak manajemen berkewajiban memastikan bahwa kinerja institusi yang dikelolanya dapat terus mempertahankan prestasi yang telah dicapai. 3. Kuadran tiga, Low Priority (low importance & low satisfaction) Faktor-faktor yang terletak dikuadran ini mempunyai tingkat kepuasan yang rendah dan sekaligus dianggap tidak terlalu penting bagi konsumen, sehingga pihak manajemen tidak perlu memprioritaskan atau terlalu memberikan perhatian pada faktor-faktor tersebut. 4. Kuadran empat, Possible Overkill (low importance & high satisfaction) Faktor-faktor yang terletak dikuadran ini dianggap tidak terlalu penting sehingga pihak manajemen perlu mengalokasikan sumber daya yang terkait dengan faktor-faktor tersebut kepada faktor-faktor lain yang mempunyai prioritas penanganan lebih tinggi yang masih membutuhkan peningkatan. Terdapat dua macam cara untuk menampilkan data IPA yaitu: 1. Menempatkan garis perpotongan kuadran pada nilai rata-rata pada sumbu tingkat kepentingan dan sumbu tingkat kepuasan dengan tujuan untuk mengetahui secara umum penyebaran data terletak pada kuadran berapa. 2. Menempatkan garis perpotongan kuadran pada nilai rata-rata hasil pengamatan pada sumbu tingkat kepentingan dan sumbu tingkat kepuasan dengan tujuan untuk mengetahui secara spesifik masing-masing faktor terletak pada kuadran berapa. Metode yang kedua lebih banyak dipergunakan oleh para peneliti. Metode Penelitian Langkah-langkah yang dilakukan pada penelitian ini disusun dengan urut-urutan seperti pada gambar di bawah ini Diagram Alur Metode Penelitian 4

Data yang didapat dari survey kuesioner dengan format pertanyaan disesuaikan dengan metode IPA (Importance and Performance Analysis) untuk mendapatkan tingkat Kepentingan dan Kinerja dari atribut-atribut kualitas pelayanan yang dinyatakan dalam bentuk tabulasi skala Likert. Kuesioner yang disebarkan sebanyak 120 buah dengan rincian 30 buah untuk pasien rawat inap kelas VIP, 30 buah untuk pasien rawat inap kelas I, 30 buah untuk pasien rawat inap kelas II, dan 30 buah untuk pasien rawat inap kelas III. Bedasarkan tabulasi tersebut kemudian dilakukan pemilihan atribut-atribut mana yang sangat diinginkan atau tidak diinginkan oleh pasien rawat inap, begitu juga mana atribut kualitas pelayanan yang kinerjanya sudah baik dan mana yang perlu ditingkatkan untuk meningkatkan kepuasan pasien rawat inap. Hasil Analisis Data DIPONEGORO JOURNAL OF SOCIAL AND POLITIC Tahun 2013, Hal. 1-9 http://ejournals1.undip.ac.id/index.php/ Tingkat Kepuasan Kepuasan Pasien Rawat Inap RSI Sultan Agung Semarang Dimensi Kualitas Kelas VIP Kelas I Kelas II Kelas III No. Pelayanan T ki (%) Kategori T ki (%) Kategori T ki (%) Kategori T ki (%) Kategori 1. Dimensi Keandalan (Reliability) 86,74 87,63 90,22 Sangat 91,30 Sangat 2. Dimensi Ketanggapan (Responsiveness) 83,40 88,32 91,10 Sangat 94,56 Sangat 3. Dimensi Jaminan (Assurance) 89,54 89,23 90,41 Sangat 92,74 Sangat 4. Dimensi Empati (Emphaty) 87,90 88,32 94,13 Sangat 93,87 Sangat 5. Dimensi Berwujud (Tangible) 88,26 90,52 Sangat 96,83 Sangat 93,48 Sangat Sumber : Data yang diolah, tahun 2013 Secara keseluruhan dari kelima dimensi kualitas pelayanan, kinerja rumah sakit dianggap sangat baik bagi para pasien rawat inap, karena mereka mereka sangat puas dan puas atas pelayanan yang selama ini diberikan oleh RSI Sultan Agung Semarang. Perhitungan Rata-rata dari Rata-rata Penilaian Kinerja dengan Harapan pada Lima Dimensi Kualitas Pelayanan No. Dimensi Kualitas Pelayanan Kelas VIP Kelas I Kelas II Kelas III X Y X Y X Y X Y Dimensi Keandalan (Reliability) 1. Kelengkapan dokter spesialis yang ada 4,33 5,03 4,03 4,70 4,10 4,80 4,23 4,63 2. Ketersediaan peralatan/perlengkapan medis dan 3,87 4,73 4,27 4,70 4,10 4,60 4,20 4,53 non medis 3. Ketepatan dan kecepatan pelayanan 4,07 4,73 4,00 4,57 4,30 4,53 4,20 4,60 pemeriksaan pasien 4. Ketepatan dan kecepatan prosedur penerimaan 4,07 4,67 4,00 4,63 4,30 4,70 4,13 4,60 pasien Rata-rata dari rata-rata dimensi keandalan 4,09 4,79 4,08 4,65 4,20 4,66 4,19 4,59 Dimensi Ketanggapan (Responsiveness) 5. Kemampuan dalam menangani keluhan pasien 4,00 4,83 4,10 4,57 4,13 4,50 4,23 4,47 6. Kecepatan memberikan bantuan kepada pasien 4,03 4,80 3,97 4,57 4,37 4,83 4,43 4,70 Rata-rata dari rata-rata dimensi 4,02 4,82 4,04 4,57 4,25 4,67 4,33 4,59 ketanggapan 5

Dimensi Jaminan (Assurance) 7. Kemampuan perawat membantu pasien 4,03 4,63 4,03 4,57 4,23 4,70 4,23 4,60 8. Kemampuan dokter mengatasi hal-hal medis 4,07 4,77 4,00 4,50 4,03 4,70 4,13 4,63 dan psikologis pasien 9. Keramahan dan kesopanan dokter dan perawat 4,47 4,73 4,13 4,63 4,37 4,63 4,30 4,53 10. Kemampuan menjaga privasi pasien 4,27 4,67 4,13 4,57 4,30 4,70 4,30 4,53 Rata-rata dari rata-rata dimensi jaminan 4,21 4,70 4,07 4,57 4,23 4,68 4,24 4,57 Dimensi Empati (Emphaty) 11. Kemampuan para medis memberikan perhatian 4,00 4,77 4,03 4,37 4,30 4,63 4,10 4,60 12. Pelayanan tanpa memandang status sosial 4,07 4,73 4,03 4,57 4,47 4,87 4,40 4,50 13. Kemampuan dokter dan perawat untuk 4,40 4,73 4,00 4,60 4,30 4,60 4,33 4,53 berkomunikasi dengan baik 14. Usaha mengenal lebih dekat dengan pasien dan 3,97 4,47 4,00 4,47 4,20 4,27 3,97 4,27 keluarga Rata-rata dari rata-rata dimensi empati 4,11 4,68 4,02 4,50 4,32 4,59 4,20 4,48 Dimensi Berwujud (Tangible) 15. Kenyamanan kamar rawat inap 3,80 4,77 4,13 4,73 4,27 4,43 4,00 4,37 16. Kebersihan dan kerapihan dari fasilitas yang 4,03 4,83 4,20 4,63 4,47 4,50 4,27 4,60 tersedia 17. Kerapihan perawat, karyawan, dan dokter 4,57 4,70 4,37 4,37 4,33 4,47 4,27 4,53 18. Fasilitas pelayanan rumah sakit yang memadai 4,23 4,57 4,03 4,43 4,27 4,50 4,20 4,40 Rata-rata dari rata-rata dimensi berwujud 4,16 4,72 4,18 4,54 4,34 4,48 4,19 4,48 Rata-rata total ( X dan Y ) 4,12 4,74 4,08 4,57 4,27 4,62 4,23 4,54 Sumber : Data yang diolah, tahun 2013 Bedasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa rata-rata penilaian kinerja dengan harapan masing-masing atribut pada seluruh kelas menunjukkan hasil yang tinggi dengan kisaran 4,02-4,82 dengan interval penilaian 1,00-5,00. Pembahasan Tingkat kepuasan pasien rawat inap di RSI Sultan Agung Semarang pada masing-masing kelas yaitu kelas VIP, kelas I, kelas II, kelas III memiliki perbedaan walaupun perbedaan itu tidak terlalu tinggi. Perbedaan tingkat kepuasan pasien rawat inap disebabkan oleh kesenjangan antara harapan pasien rawat inap dan kinerja RSI Sultan Agung Semarang di masing-masing kelas. Dilihat secara keseluruhan, tingkat kepuasan pasien rawat inap di kelas VIP dan kelas I berada pada kategori puas. Sedangkan tingkat kepuasan pasien rawat inap di kelas II dan kelas III berada pada kategori sangat puas. Hal tersebut menunjukkan bahwa kinerja pelayanan di kelas II dan kelas III lebih baik dibandingkan dengan kelas VIP dan kelas I. Bila dicermati dari fasilitas yang didapatkan masingmasing kelas, kelas VIP dan kelas I mendapatkan fasilitas yang lebih lengkap dan lebih berkualitas dibandingkan dengan fasilitas yang didapat pada kelas II dan kelas III. Seharusnya tingkat kepuasan di kelas VIP dan kelas I lebih tinggi dibandingkan dengan kelas II dan kelas III. Dari kuadran A di diagram kartesius, dapat dilihat untuk kelas VIP, kelas I, kelas II, dan kelas III terdapat persamaan atribut yang berada dalam kuadran tersebut yaitu untuk atribut ketepatan dan kecepatan pelayanan pemeriksaan pasien dan kemampuan dokter mengatasi hal-hal medis dan psikologis pasien. Hal tersebut menunjukkan kinerja rumah sakit yang kurang untuk kedua atribut tersebut di seluruh kelas. Hal yang menarik juga terletak pada kuadran B di diagram kartesius, untuk kelas VIP hanya terdapat satu atribut yaitu kelengkapan dokter spesialis yang ada. RSI Sultan Agung Semarang hendaknya melakukan perbaikan terhadap atribut pelayanan kelas VIP yang berada di kuadran A sehingga dapat 6

menambah atribut yang berada di kuadran B karena semakin banyak atribut di kuadran ini semakin baik kinerja pelayanan sehingga kepuasan pasien rawat inap semakin tinggi. Walaupun terdapat perbedaan, dari hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar pasien rawat inap di tiap kelas merasa puas terhadap kinerja pelayanan yang diberikan oleh RSI Sultan Agung Semarang. Perbedaan tersebut ternyata disebabkan oleh beberapa hal diantaranya perbedaan tingkat pendidikan dan tingkat pendapatan pasien rawat inap di masing-masing kelas. Secara umum seluruh atribut baik di kelas VIP, kelas I, kelas II, maupun kelas III belum ada yang mencapai tingkat kepuasan 100% atau kinerja RSI Sultan Agung Semarang terhadap 18 atribut kualitas pelayanan belum memenuhi harapan pasien secara keseluruhan, namun dapat dikatakan bahwa tingkat kinerja RSI Sultan Agung Semarang cukup baik (mendekati 100%). Berdasarkan perhitungan tingkat kesesuaian dari lima dimensi kualitas pelayanan yaitu : keandalan (reliability), ketanggapan (responsiveness), jaminan (assurance), empati (emphaty), dan berwujud (tangible) dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : 1. Kelas VIP Kinerja rumah sakit di kelas VIP ditinjau dari lima dimensi kualitas pelayanan yaitu dimensi keandalan, dimensi ketanggapan, dimensi jaminan, dimensi empati, dan dimensi berwujud memberikan kepuasan yang sama bagi pasien rawat inap yaitu pada kategori puas. Namun bila dilihat dalam diagram kartesius terdapat beberapa atribut yang belum sesuai dengan harapan pasien rawat inap dan memerlukan perbaikan. Atribut tersebut diantaranya : a. Ketepatan dan kecepatan pelayanan pemeriksaan pasien b. Kemampuan dalam menangani keluhan pasien c. Kecepatan memberikan bantuan kepada pasien d. Kemampuan dokter mengatasi hal-hal medis dan psikologis pasien e. Kemampuan para medis memberikan perhatian f. Kenyamanan kamar rawat inap g. Kebersihan dan kerapihan dari fasilitas yang tersedia Ternyata jumlah atribut kualitas pelayanan yang berada dalam kuadran A (memerlukan perbaikan) jumlahnya ada 7 atribut atau hampir setengah dari jumlah seluruh atribut yang berjumlah 18, hal ini harus menjadikan perhatian bagi rumah sakit. 2. Kelas I Kinerja rumah sakit di kelas I ditinjau dari dimensi keandalan, dimensi ketanggapan, dimensi jaminan, dan dimensi empati memberikan kepuasan yang sama bagi pasien rawat inap yaitu pada kategori puas. Sedangkan ditinjau dari dimensi berwujud memberikan kepuasan pada kategori sangat puas. Sama seperti kelas VIP, ada beberapa atribut yang perlu mendapat perhatian karena belum sesuai dengan harapan pasien rawat inap, diantaranya : a. Ketersediaan dokter/paramedis sesuai dengan bidangnya b. Ketepatan dan kecepatan pelayanan pemeriksaan pasien c. Ketepatan dan kecepatan prosedur penerimaan pasien d. Kecepatan memberikan bantuan kepada pasien e. Kemampuan perawat membantu pasien f. Pelayanan tanpa memandang status sosial g. Kemampuan dokter dan perawat untuk berkomunikasi dengan baik Sama seperti dalam kelas VIP, di kelas I juga terdapat 7 atribut yang berada dalam kuadran A (memerlukan perbaikan). 3. Kelas II Kinerja rumah sakit di kelas II ditinjau dari lima dimensi kualitas pelayanan yaitu dimensi keandalan, dimensi ketanggapan, dimensi jaminan, dimensi empati, dan dimensi berwujud memberikan kepuasan yang sama bagi pasien rawat inap yaitu pada kategori sangat puas. Meskipun 7

dalam kategori sangat puas, ternyata masih ada beberapa atribut yang memerlukan perhatianm diantaranya : a. Ketersediaan dokter/paramedis sesuai dengan bidangnya b. Kemampuan perawat membantu pasien c. Kemampuan dokter mengatasi hal-hal medis dan psikologis pasien Berbeda dengan kelas VIP dan kelas I, di kelas II atribut yang berada pada kuadran A (memerlukan perbaikan) hanya ada 3 atribut. Hal ini menunjukkan bahwa kinerja pelayanan di kelas III lebih baik dibanding dengan kelas VIP dan kelas I. 4. Kelas III Kinerja rumah sakit di kelas III ditinjau dari lima dimensi kualitas pelayanan yaitu dimensi keandalan, dimensi ketanggapan, dimensi jaminan, dimensi empati, dan dimensi berwujud memberikan kepuasan yang sama bagi pasien rawat inap yaitu pada kategori sangat puas. Sama seperti kelas II, ada beberapa atribut yang perlu mendapat perhatian untuk segera dilakukan perbaikan agar pelayanan yang diberikan dapat maksimal, atribut tersebut diantaranya : a. Ketepatan dan kecepatan pelayanan pemeriksaan pasien b. Ketepatan dan kecepatan prosedur penerimaan pasien c. Kemampuan dokter mengatasi hal-hal medis dan psikologis pasien d. Kemampuan para medis memberikan perhatian Jumlah atribut di kelas III yang berada pada kuadran A (memerlukan perbaikan) terdapat 4 atribut. Hal ini juga menunjukkan kinerja pelayanan di kelas III lebih baik dibandingkan kelas VIP dan kelas I. Kesimpulan Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa kinerja pelayanan RSI Sultan Agung Semarang di kelas II dan kelas III lebih baik dibandingkan dengan kelas VIP dan kelas I, tingkat kepuasan pasien di kelas VIP dan kelas I termasuk dalam kategori puas sedangkan untuk kelas II dan kelas III termasuk dalam kategori sangat puas. Daftar Referensi Adikoesoemo, Suparto. 2003. Manajemen Rumah Sakit. Pustaka Sinar. Harapan : Jakarta. Awinda Devi. 2004. Tingkat Kepuasan Pasien Perusahaan dan Pasien Pribadi Terhadap Mutu Pelayanan Ruang Rawat Inap Kelas III RS. Permata Bunda Medan. Tesis. Universitas Sumatra Utara : Medan. Bambang Shofari. 2003. Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit. FKM UDINUS : Semarang. Barata, Atep Adya. 2004. Dasar-dasar Pelayanan Prima. PT Gramedia : Jakarta. Budiastuti. 2002. Kepuasan Pasien Terhadap Pelayanan RS Bhakti Yudha. Tesis. Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia : Depok. Ghozali, Imam. 2005. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Badan Penerbit Universitas Diponegoro : Semarang. Gibson, James. 2000. Organisasi, Perilaku, Struktur, dan Proses (Edisi 5). Erlangga : Jakarta. Hurriyati, Ratih. 2004. Bauran Pemasaran dan Loyalitas Konsumen. Alfabeta : Bandung Kotler, Philip. 2003. Manajemen Pemasaran Jilid I. PT Prehalindo : Jakarta. -------------- 2003. Manajemen Pemasaran Jilid II. PT Prehalindo : Jakarta. Lovelock, Christopher. 2004. Service Marketing and Management. Prentice Hall : New Jersey Lupiyoadi, Rambat dan A. Hamdani. 2006. ManajemenPemasaran Jasa Edisi Kedua. Salemba Empat : Jakarta. Marajabessy, Yakub. 2008. Analisis Kepuasan Pasien Terhadap Pelayanan Rawat Inap di RSUD Kota Tidore Kepulauan Maluku Utawa. Tesis. Institut Pertanian Bogor : Bogor. Pambudu Tika, Moh.. 2005. Metode Penelitian Geografi. Bumi Aksara : Jakarta. 8

Pohan Imbalo, S. 2002. Jaminan Mutu Layanan Kesehatan. EGC : Jakarta. Ratih Hurriyati. 2005. Bauran Pemasaran dan Loyalitas Konsumen. Alfabeta : Bandung. Sekaran, Uma. 2006. Metodologi Penelitian untuk Bisnis. Salemba Empat : Jakarta. Simamora, Bilson. 2001. Remarketing For Bussiness Recovery : Sebuah Pendekatan Riset. PT Gramedia Pustaka Utama : Jakarta. Siregar. 2004. Farmasi Rumah Sakit, Teori dan Penerapan. Penerbit Buku Kedokteran EGC : Jakarta. Soejadi. 1996. Efisiensi Pengelolaan Rumah Sakit. Katiga Bina : Jakarta Sugiarto, et al. 2001. Teknik Sampling. PT Gramedia Pustaka Utama : Jakarta. Sugiyono. 1999. Metode Penelitian Bisnis. Penerbit Alfabeta : Bandung. Supranto, J. 1994. Statistik Teori Dan Aplikasi Jilid 2. Penerbit Erlangga : Jakarta. Supranto, J. 2002. Metode Riset dan Aplikasinya. Rineka Cipta : Jakarta. Tika, Moh. Pabundu. 2006. Budaya Organisasi dan Peningkatan Kinerja Perusahaan. Bumi Aksara : Jakarta. Tjiptono, Fandy. 1996. Strategi Bisnis dan Manajemen. Andi : Yogyakarta. -------------- 1997. Strategi Pemasaran (Edisi 1). Andi : Yogyakarta. -------------- 2004. Pemasaran Jasa. Penerbit Bayumedia Publishing : Malang. -------------- 2008. Strategi Pemasaran. Andi : Yogyakarta. Ujang, Sumarwan. 2003. Perilaku Konsumen Teori dan Penerapannya dalam Pemasaran. Ghalia Indonesia : Jakarta. Woodside, Arch G., Lisa L Frey, dan Robert Timothy Daly. 1989. Linking Service Quality. Customer Satisfaction, and Behavioral Intention. Journal of Health Care Marketing. Vol. 9/4, Dec, p.5-17. Zeithaml, Valerie A. Dan Mary Jo Bitner. 2003. Sevice Marketing: Integrating Customer Focus Across the Firm (3rd Edition). Irwin McGraw-Hill : New York. 9