ABSTRAK. Kata Kunci: Hasil Belajar Siswa, Metode Pembelajaran Inkuiri

dokumen-dokumen yang mirip
Opin Ahmad 1, Salma Bowtha 2, Radia Hafid 3

Pengaruh Keterampilan Mengajar Guru Terhadap Motivasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Ips Terpadu Di Kelas IX MTs Negeri Bolangitang Timur

yang berbeda satu sama lain, memiliki keunikan masing-masing yang tidak sama dengan orang lain. Oleh karena itu pembelajaran hendaknya memperhatikan

Suwardi kei1, Salma Bowtha2, Melizubaida Mahmud3 Jurusan Pendidikan Ekonomi. Abstrak

FAKROR YANG MENYEBABKAN TURUNNYA PRESTASI BELAJAR SISWA DI SMA NEGERI 1 TAPA KABUPATEN BONE BOLANGO ARTIKEL. Oleh DESI RAHMAWATY LOKO NIM.

BAB II KAJIAN TEORITIS. 1. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Prediction Guide. bersama adalah cooperative learning, dalam hal ini belajar bersama

Jurusan Pendidikan Ekonomi Prodi S1 Pendidikan Ekonomi

BAB II KAJIAN TEORI. berlainan sesuai dengan bidang keahlian mereka masing-masing tentang hasil

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW PADA SISWA KELAS IV SDN 1 GIMPUBIA. Oleh.

Candra Hulopi SI Pendidikan Ekonomi Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Negeri Gorontalo

IMPLEMENTASI MEDIA SIMULASI KAMERA DIGITAL MATA KULIAH PENGEMBANGAN MEDIA FOTO

LEMBAR PENGESAHAN JURNAL

Penerapan Pendekatan Inquiri untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Pembelajaran IPA di SDN Siumbatu

PENGGUNAAN STRATEGI PEMBELAJARAN INDEX CARD MATCH UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS

ABSTRAK. Kata Kunci : Aktivitas, Hasil Belajar Siswa, Metode Demonstrasi PENDAHULUAN

PENGARUH METODE PEMBELAJARAN TUTOR SEBAYA (PEER TEACHING) TERHADAP MINAT DAN PRESTASI BELAJAR SISWA

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR BAHASA INDONESIA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN JIGSAW PADA SISWAKELAS VIII U SMP NEGERI 1 LUBUK PAKAM

PEMBELAJARAN KOOPERATIF STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PENJASKES SISWA SMP

BAB V PENUTUP. dilakukan, dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: menggunakan alat peraga torso pada siklus I diperoleh rata-rata

BAB II KAJIAN PUSTAKA

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MATERI PECAHAN MENGGUNAKAN MODEL JIGSAW DI KELAS VI SD NEGERI NO181/VII GURUH BARU II MANDIANGIN.

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan pengetahuan, keterampilan, dan sikap percaya diri. 1

PENGARUH MEDIA GAMBAR DALAM MODEL TEAMS GAMES TOURNAMENT TERHADAP KEMAMPUAN MENGIDENTIFIKASI SUMBER ENERGI DAN

PENGGUNAAN ALAT PERAGA LANGSUNG PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MATERI PECAHAN SEDERHANA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA

BAB I PENDAHULUAN. guru, isi atau materi pelajaran, dan siswa. 1

APRIANI. MANGASOK Dra. Hj. Salma Bowtha. M.Pd (Pembimbing I) Agil Bachsoan. S.Ag, M.Ag (Pembimbing II)

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. dapat disimpulkan bahwa pembelajaran matematika menggunakan

BAB I PENDAHULUAN. 2. Afektif adalah hal-hal yang berkaitan dengan perilaku daya rasa atau

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN METODE DISKUSI PADA MATA PELAJARAN PKN DI KELAS V SDN NO MEDAN DELI

BAB II KAJIAN TEORI. mencapai penguasaan atas sejumlah bahan yang diberikan dalam proses

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPA Melalui Metode Inkuiri Terbimbing di Kelas IV SD Inpres 3 Terpencil Baina a

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar IPA Dengan Metode Kerja Kelompok Siswa Kelas VI SDN Omu

PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING MENGGUNAKAN PETA KONSEP UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BAHASA INGGRIS SISWA SMP

SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Program Studi PGSD OLEH : ERIKA DIANTY ASNAWATI

Oleh: Umi Hidayah Sahida 1, Noorhidayati 2, Kaspul 3 Program Studi Pendidikan Biologi PMIPA FKIP Universitas Lambung Mangkurat Banjarmasin 1,2,3

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Penerapan Metode Diskusi Dapat Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Kelas IV SDN 1 Tonggolobibi Mata Pelajaran IPS

PENERAPAN PAIKEM PADA MATERI MENJELANG PROKLAMASI KEMERDEKAAN INDONESIA (Untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar)

STUDI TENTANG FAKTOR- FAKTOR PENYEBAB RENDAHNYA PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS XI IPS DI SMA NEGERI I TAPA KABUPATEN BONE BOLANGO

Jurnal Penelitian Tindakan dan Pendidikan 3(2)

Suharti Guru Mata Pelajaran Bahasa Indonesia SMP Negeri 1 Lubuk Pakam Surel :

BAB II KAJIAN TEORI. A. Kerangka Teoretis. 1. Pengertian Belajar. Belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk

Penerapan Pendekatan Kontekstual Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Gaya Magnet di Kelas V SDN 2 Labuan Lobo Toli-Toli

Ikmila Mak ruf, Yusuf Kendek, dan Kamaluddin. Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako ABSTRAK

: Model pembelajaran inkuiri, keaktifan siswa, hasil belajar siswa, I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PENERAPAN METODE DISKUSI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA SEKOLAH DASAR

BAB II KAJIAN PUSTAKA

SKRIPSI OLEH NURUL FITRI A1D PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS JAMBI 2014

BAB II KAJIAN TEORI. yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam terjemahan bahasa Inggris yaitu, Pedagogics. Pedagogics berasal dari. yaitu pais yang berarti anak dan again yang berarti

PENINGKATAN AKTIVITAS BERTANYA DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN IPA MELALUI MODEL DISCOVERY LEARNING DI KELAS VA SD PERTIWI 3 PADANG

Jufri Lanasir, Anthonius Palimbong, dan Hasdin. Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako

Oleh: NINIK ASROFIN Dibimbing oleh : 1. Dr. Suryo Widodo, M.Pd. 2. Drs. Darsono, M.Kom.

BAB I PENDAHULUAN. menentukan keberhasilan Kegiatan Belajar Mengajar (KBM), yang meliputi: guru,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB II KAJIAN TEORI. 1. Tinjauan Tentang Strategi Pebelajaran Secara Umum

LEMBAR PERSETUJUAN ARTIKEL

Meningkatkan Hasil Belajar dengan Strategi Pembelajaran Peningkatan Kemampuan Berpikir

PENGARUH PENGELOLAAN KELAS TERHADAP PEMBELAJARAN EFEKTIF DI KELAS V SD NEGERI 50 BANDA ACEH. Asma Diani, Soewarno, Mislinawati.

PENERAPAN METODE PROBLEM SOLVING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI KELAS IV SD NEGERI MEDAN ESTATE

Vol. 3, No. 1, Maret 2016 ISSN:

ANALYSIS OF FACTORS CAUSE OF LEARNING DIFFICULTIES OF BIOLOGY CLASS VII MTsS PGAI PADANG

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TEAMS GAMES TOURNAMENT

METODE TANYA JAWAB MENGGUNAKAN PETA KONSEP UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA

BAB V PENUTUP. Berdasarkan seluruh uraian pembahasan skripsi di atas. Kiranya penulis

BAB V PENUTUP. Berdasarkan analisis data penelitian, dapat disimpulkan bahwa : a. Pengelolaan pembelajaran menggunakan metode eksperimen pada materi

ROSITA SAYEDI Nim Pembimbing 1. Dr. Hamzah Yunus, M.Pd 2. Badriyyah Djula, S.Pd., M.Pd

METODE PEMBELAJARAN NUMBERED HEAD TOGETHER UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA

Frikson Jony Purba Dosen FKIP Universitas Quality E mail

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MEMBUAT KERAJINAN MERONCE SISWA KELAS V SDN 114 PEKANBARU

ARTIKEL. Diajukan Sebagai Persyaratan Untuk Mengikuti Ujian Sarjana Pada Fakulats Ekonomi Dan Bisnis Universitas Negeri Gorontalo

Berdasarkan tabel diatas terlihat bahwa hasil belajar siswa di SMA Negeri 10 Sarolangun masih belum memenuhi standar yang telah 1 XI IPA 1 65,24

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dalam Pembelajaran IPA Dengan Menggunakan Metode Eksperimen Di SD. OLEH ERMALINDA Abstrak

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Metode Tanya Jawab Pada Mata Pelajaran IPS di Kelas IV SDN No. 4 Siboang

LIDYA MAKU Mahasiswa Jurusan Bimbingan dan Konseling

Penerapan Strategi Pembelajaran Inkuiri Untuk Peningkatan Hasil Pembelajaran IPS Bagi Peserta Didik

BAB 1 PENDAHULUAN. untuk menjadikan manusia memiliki kualitas yang lebih baik.

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TUTOR SEBAYA TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS VIII PELAJARAN IPS TERPADU DI SMP N 10 PADANG JURNAL

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indonesia merupakan salah satu negara berkembang, banyak

BAB I PENDAHULUAN. Dalam Undang-Undang RI No.20 tahun 2003 pasal 3. (2005:56) tentang

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 4 No10 ISSN X. Darmiah SD Inpres Perumnas, Palu, Sulawesi Tengah

PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN THINK PAIR AND SHARE DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN IPS KELAS VI SEKOLAH DASAR NEGERI SAWAH 2 CIPUTAT

BAB II KAJIAN TEORI. A. Kerangka Teoretis. 1. Hasil Belajar. a. Pengertian Hasil Belajar

BAB II KAJIAN TEORI. strategi pembelajaran itu adalah harus menguasai teknik-teknik penyajian

PENGGUNAAN METODE INQUIRI UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR PKn SISWA SEKOLAH DASAR

BAB II KAJIAN TEORI. memperoleh pemecahan terhadap masalah yang timbul. Oleh karena itu strategi ini dimulai

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. supaya mampu menyesuaikan diri sebaik mungkin dengan lingkungan

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IV SD Inpres Simoro Dalam Pembelajaran IPS Dengan Menggunakan Media Gambar

ABSTRAK. sungguh-sungguh dari pemerintah dalam meningkatkan mutu pendidikan. Pemerintah telah

BAB I PENDAHULUAN. banyak berhubungan dengan para siswa jika dibandingkan dengan personal

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PENERAPAN METODE PENGAJARAN BERPROGRAMA PADA MATA PELAJARAN SEJARAH

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA SISWA MELALUI METODE DISCOVERY DI KELAS VI SEKOLAH DASAR NEGERI 16 PADANG

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPA KELAS II SDN BANTARGEBANG II KOTA BEKASI

Penerapan Pendekatan Problem Solving untuk Meningkatkan Hasil Belajar pada Subtema Perkembangan Teknologi Kelas III SD Negeri 25 Banda Aceh

ABSTRAK. Kata Kunci: guided inquiry, hasil belajar, kooperatif

LEMBAR PENGESAHAN JURNAL

BAB I PENDAHULUAN. proses pembelajaran agar menjadi manusia yang cerdas, terampil dan bermoral

MUHAMMAD A. DJAKARIA NIM ABSTRAK

Transkripsi:

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Metode Pembelajaran Inkuiri Pada Mata Pelajaran Ips Dikelas Viib Smp Negeri 11 Kota Gorontalo Delpita Naus 1, Dra. Hj. Salma Bowtha, M.Pd 2, Roy Hasiru, S.Pd.,M.Pd 3 Jurusan Pendidikan Ekonomi ABSTRAK Delpita Naus, NIM 911 410 170. Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Metode Inkuiri Pada Mata Pelajaran IPS di Kelas VIIb SMP Negeri 11 Kota Gorontalo. Skripsi. Dibawah Bimbingan Ibu Dra. Hj. Salma Bowtha, M.Pd Dan Bapak Roy Hasiru, S.Pd, M.Pd. Program Studi Pendidikan Ekonomi Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Negeri Gorontalo 2014 Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah dengan menggunakan metode pembelajaran inkuiri pada mata pelajaran IPS dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Hipotesis penelitian adalah jika menggunakan metode pembelajaran inkuiri pada mata pelajaran IPS, maka hasil belajar siswa pada kelas VIIb SMP Negeri 11 kota gorontalo akan meningkat, dengan indikator penelitian : dimana bila siswa memperoleh nilai atau hasil belajar mengalami ketuntasan yaitu 75 akan meningkat dari 48% menjadi 75%. Hasil belajar yang belum sesuai target yang diharapkan antara lain disebabkan oleh beberapa aspek kegiatan guru yang belum terlaksana secara optimal pada siklus I. setelah dilakukan perbaikan dan penyempurnaan aspek-aspek kegiatan belajar mengajar, pada siklus II terjadi peningkatan hasil belajar siswa berdasarkan pada hasil pengamatan pelaksanaan siklus II yang menunjukkan bahwa dari 27 siswa dikelas VIIb Negeri 11 Kota Gorontalo tahun 2013/2014 yang dikenai tindakkan memperoleh nilai 75 keatas terdapat 23 orang siswa (85,2%) dengan rata-rata 80,44%. Berdasarkan data analisis nilai yang diperoleh dengan menggunakan metode pembelajaran inkuiri pada mata pelajaran IPS dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Kata Kunci: Hasil Belajar Siswa, Metode Pembelajaran Inkuiri 1 Delpita Naus. Mahasiswa. jurusan Pendidikan Ekonomi. Fakultas Ekonomi Dan Bisnis. Universitas Negeri Gorontalo. 2 Dra. Hj. Salma Bowtha M.Pd. Dosen Pendidikan Ekonomi. Fakultas Ekonomi Dan Bisnis. Universitas Negeri Gorontalo. 3 Roy Hasiru S.Pd., M.Pd. Dosen Pendidikan Ekonomi. Fakultas Ekonomi Dan Bisnis. Universitas Negeri Gorontalo.

Interaksi edukatif merupakan interaksi belajar mengjar, yakni berupa proses interaksi yang menghimpun sejumlah nilai berupa substansi sebagai medium antara guru dan siswa. Dalam mencapai hasil pembelajaran interaksi edukatif, guru harus berusaha agar siswa belajar secara optimal. Guru diharapkan dapat menerapkan gaya mengajar yang modern dan tidak harus terlena dengan gaya mengjar tradisionl. Guru dalam perannya harus memahami prinsip-prinsip eduktif, menyiapkan materi pembelajran memilih mtode, model, alat pendekatan dan menggunakan efaluasi setelah akhir kegiatan pengajran yang dilaksanakan dengan pendekatan tersistem. Materi pembelajaran yang direncanakan dalam suatu bentuk atau pola tertentu mampu mengaitkan bagian-bagian dalam proses. Tanpa suatu pola pelajaran dapat terpecah-pecah dan siswa sulit untuk memusatkan perhtiannya. Titik pusat perhatian dapat tercipta melalui upaya guru dalam merumuskan masalah yang hendak dicapai dengan memusatkan perhatiannya yang hendak dijawab dan ditemukan. Mengingat tugas dan tanggung jawab guru sebagai tenaga pendidik dalam menentukan keberhasilan belajar siswa, maka guru perlu mengatur strategi atau memilih metode pembelajaran sebaik mungkin untuk mengatasi berbagai kendala yang ditemui dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar, sehingga tujuan pengajaran dapat dicapai dan terlaksana dengan baik serta bisa meningkatkan mutu pembelajaran sesuai yang diharapkan. Kenyataan yang ditemukan di lapangan dari dulu hingga sekarang, sebagian besar guru cenderung hanya menggunakan metode ceramah dalam penyajian materi

pelajaran. Karena metode tersebut dianggap lebih banyak memberikan informasi sesuai dengan tuntutan kurikulum. Sehingga sebagian besar yang terjadi sekarang bahwa salah satu kelemahan siswa khususnya pada mata pelajaran IPS, dimana mereka takut mengemukakan pendapat, lebih senang diam atau melakukan aktifitas lain yang tidak berhubungan dengan mata pelajaran IPS, hal ini disebabkan oleh guru. Karena dalam proses pembelajaran terkadang guru belum bisa menentukan metode atau model pembelajaran yang sesuai Hal ini berdampak pada peningkatan hasil belajar yang terjadi di kelas VIIb SMP Negeri 11 Kota Gorontalo mengalami penurunan. Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan oleh penulis dan keterangan dari guru IPS di kelas VIIb SMP Negeri 11 Kota Gorontalo, bahwa hasil belajar siswa pada pelajaran IPS lebih didominasi oleh guru, artinya siswa hanya menerima penyampaian materi dari guru tanpa mereka tahu lebih jelasnya tentang materi tersebut. Hal ini terlihat pada data tahun 2011/2012 dengan jumlah siswa 19 orang terdiri dari 9 orang laki-laki dan 10 orang perempuan. Siswa yang mendapat nilai 75 keatas adalah (37%) 7 orang dan yang mendapat nilai 75 kebawah adalah (63%) 12 orang. Pada tahun 2012/2013 dengan jumlah siswa 25 orang yang terdiri dari siswa laki-laki 11 orang dan 14 orang perempuan. Siswa yang mendapat nilai 75 keatas (48% ) 12 orang dan yang mendapat nilai 75 kebawah (52%) 13 orang. Sebab yang penulis temukan bahwa pelajaran IPS termasuk materi yang dirasakan sulit untuk diajarkan guru kepada siswa tersebut, sehingga siswa juga merasakan kesulitan dalam menerima materi yang diajarkan. Oleh sebab itu dalam proses belajar mengajar guru diharapkan dapat menggunakan metode pemebelajaran yang dapat menciptakan

suasana yang dapat memotivasi siswa untuk lebih aktif sehingga suasana belajar lebih menarik dan akhirnya dapat menigkatkan hasil belajar siswa. Untuk mengantisipasi hal tersebut guru dituntut berkreasi dalam menentukan strategi dan metode pembelajaran yang digunakan agar siswa tidak bosan dalam mempelajari pelajaran yang diberikan oleh guru, serta mengingat banyak siswa yang cenderung mencari kenyataan, kebenaran, dan rasa keingintahuan yang besar, maka seorang guru harus meggunakan strategi yang tepat dan sesuai dengan kebutuhan siswa dan meningkatkan hasil pembelajaran, sehingga siswa lebih termotivasi dalam menerima mata pelajaran. Berdasarkan pengalaman yang peneliti hadapi di dalam proses pembelajaran IPS yang tidak aktif maka peneliti berusaha mencarikan metode pembelajaran lain, sehingga pembelajaran lebih bermakna dan lebih berkualitas. Metode pembelajaran yang akan peneliti coba untuk melakukannya adalah metode pembelajaran inkuiri. Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti merasa perlu melakukan suatu penelitian dengan formulasi judul Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Metode Inkuiri Pada Mata Pelajaran IPS di Kelas VIIb SMP Negeri 11 Kota Gorontalo

KAJIAN TEORI Hasil belajar merupakan kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Hasil belajar adalah sebagai perubahan tingkah laku yang meliputi tiga ranah, yakni ranah kognitif, afektif dan psikomotor (www.depdiknas.go.id) dan selanjutnya menurut Gronlund (www,depdiknas go.id) hasil belajar adalah suatu hasil yang diharapkan dan pembelajaran yang telah ditetapkan dalam rumusan perilaku tertentu. Demikian pula menurut Davidoff (www depdiknas.go.id), hasil belajar merupakan wujud perubahan perilaku yang terjadi atas suatu obyek tertentu sebagai akibat dari proses belajarnya. Hasil belajar merupakan kemampuan yang dimiliki seseorang setelah menerima pengalaman belajarnya. Taksonomi merupakan usaha pengelompokan yang disusun secaca berururtan berdasarkan ciri-ciri tertentu, taksonomi pembelajaran, (www. depdiknas. go. id) terdiri dari: 1. Ranah kognitif yang berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari enam aspek, yaitu pengetahuan, ingatan, pemahaman, aplikasi, analisis sintesis dan evaluasi. 2. Ranah afektif yang berkenaan dengan sikap yang terdiri dari lima aspek, yaitu penerimaan, jawaban atau reaksi, penilaian, organisasi dan interaksi. 3. Ranah psikomotor yang berkenaan dengan hasil belajar keterampilan, dan kemampuan bertindak.

Sependapat dengan uraian di atas, Gegne Jan Briggs (www.depdiknas.go id) mengemukakan bahwa hasil belajar marupakan kemampnan internal (capahilit) yang meliputi pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang telah menjadi milik pribadi seseorang dan memungkinkan orang itu melakukan sesuatu. Sedangkan Dimiyati (1994: 26) mengemukakan bahwa hasil belajar yaitu sebuah kegiatan belajar mengajar yang menghendaki tercapainya tujuan pengajaran dimana hasil belajar siswa ditandai dengan skala nilai. Menurut Sudjana (1985:56) bahwa hasil belajar yang dicapai siswa melalui proses belajar mengajar yang optimal cenderung menunjukkan hasil yang berciri sebagai berikut : a. Kepuasan dan kebanggan yang dapat menumbuhkan motivasi belajar intrinsik pada diri siswa motivasi intrinsik adalah semangat juang untuk belajar mengajar yang tumbuh dari dalam diri siswa itu sendiri. b. Menumbuhkan keyakinan akan kemampuan dirinya. Artinya dia tau kemampuan dirinya dan percaya bahwa ia punya potensi yang tidak kalah dari orang lain apabila ia berusaha sebagaimana harusnya. c. Hasil belajar yang tercapainya bermakna bagi dirinya seperti akan tahan lama di ingatannya, membentuk perilaku, bermanfaatnya untuk memperoleh aspek lain dapat digunakan sebagai alat untuk memperoleh informasi dan pengetahuan lainnya. d. Hasil belajar diperoleh siswa secara menyeluruh (komprehensif) yang mencakup ranah kognitif, (pengetahuan atau wawasan) afektif dan psikomotor.

e. Kemampuan siswa untuk mengontrol atau memilih hasil yang dicapainya maupun memilih dan mengendalikan dirinya terutama dalam menilai hasil yang dicapainya maupnn menilai dan mengendalikan proses dari usaha belajarnya. Hasil belajar merupakan salah satu faktor penting untuk mengukur keberhasilan seseorang dalam belajar yang berupa kemampuan-kemampuan yang dimiliki setelah ia menerima pengalaman belajar. Dengan demikian hasil belajar dapat diartikan sebagai kemampuan siswa dalam belajar memiliki pengalaman dalam bentuk penguasaan terhadap ilmu pengetahuan, serta memiliki perubahan sikap dan keterampilan sebagai hasil dari usaha yang dilakukan. Menurut Dimyati dan Mudjiono (2002) Faktor-faktor yang mempengaruhi proses belajar siswa terdiri dari factor internal dan faktor eksternal. Adapun faktor internal terdiri dari: sikap belajar, motivasi belajar, konsentrasi belajar, mengolah bahan belajar, menyimpan perolehan hasil belajar, menggali hasil belajar yang tersimpan, kemampuan berprestasi, rasa percaya diri, intelegensi dan keberhasilan belajar, kebiasaan belajar dan cita-cita siswa. Sedangkan faktor eksternal meliputi: lingkungan sekolah, lingkungan keluarga dan lingkungan sosial. Faktor-faktor tersebut dapat mempengaruhi hasil belajar siswa yang di kategori kedalam ranah kognitif, afektif, dan psikomotor yang merupakan kemampuankemampuan yang dimiliki siswa setelah menerima pengalaman belajar.

METODE PENULISAN Berdasarkan permasalahan yang telah ditetapkan sebelumnya, maka yang menjadi objek penelitian dari penulis yaitu SMP Negeri 11 Kota Gorontalo. Secara teoritis variabel dapat didefinisikan sebagai atribut seseorang, atau objek yang mempunyai variasi antara satu orang dengan yang lain atau satu objek dengan objek yang lain, Hatch dan Farhadi ( dalam Sugiyono 2009:68 ). Selanjutnya kidder ( dalam Sugiono 2009: 69 ) menyatakan bahwa variabel adalah suatu kualitas, dimana peneliti mempelajari dan menarik kesimpulan darinya. Untuk memudahkan dalam mengajukan hipotesis, maka peneliti menetapkan variabel penelitian sebagai berikut: 1. Variabel input 2. Variabel proses 3. Variabel output Prosedur Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dalam empat tahap : (1). Tahap persiapan, (2). Tahap pelaksanaan tindakan, (3). Tahap pengamatan dan evaluasi, dan (4). Tahap analisis dan reflesi.

HASIL DAN PEMBAHASAN Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan di SMP Negeri 11 Kota Gorontalo. Kelas yang dikenai tindakan adalah kelas VIIb dengan jumlah siswa 27 orang yang mencakup 13 siswa laki-laki dan 14 siswa perempuan. Penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus, siklus 2 dilaksanakan karena hasil belajar pada siklus 1 belum memenuhi standar yang telah ditetapkan. Pada siklus 2 kegiatan yang dilaksanakan merupakan upaya perbaikan langkah-langkah pembelajaran dan peningkatan kemampuan siswa sehingga hasil belajar yang diharapkan dapat tercapai dengan baik. Dalam penelitian ini yang menjadi indikator kinerja adalah jumlah siswa yang memiliki hasil belajar tinggi mencapai 75% atau lebih. Pengamatan dilakukan dengan menggunakan lembar observasi kegiatan guru dan siswa. Telah diketahui dari latar belakang yang telah ditampilkan sebelumnya, bahwa kelas VIIb SMP Negeri 11 Kota Gorontalo hasil belajarnya paling rendah. Berdasarkan permasalahan dari latar belakang tersebut, maka perlu dilakukan kegiatan tindakan melalui siklus I untuk mengatasi rendahnya hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS dengan menggunakan metode pembelajaran inkuiri. Setelah diadakan tindakan pada siklus I, hasil penelitian tindakan kelas ini diperoleh data pengamatan proses belajar mengajar menunjukkan dari 19 aspek pengamatan kegiatan guru, terdapat 5 aspek (26,3%) mencapai kategori sangat baik, 5 aspek (26,3%) mencapai kategori baik, 8 aspek (42,1%) mencapai kategori cukup dan 1 aspek (5,3%) mencapai kategori kurang. Sedangkan 5 aspek pengamatan kegiatan

siswa, 1 aspek (20%) yang mencapai kategori sangat baik, 2 aspek (40%) mencapai kategori baik, dan 1 aspek (20%) mencapai kategori cukup, dan 1 aspek (20%) mendapatkan kategori kurang. Ini berarti pada siklus I masih ada beberapa aspek baik kegiatan guru maupun kegiatan siswa yang masih harus perlu disempurnakan. Selain pengamatan terhadap aspek-aspek, dilakukan juga tindakan analisis hasil evaluasi yaitu data hasil belajar siswa siklus I. untuk mengukur kemampuan siswa, diberikan 5 soal berbentuk essay dimana tiap soal memiliki skor yang bervariasi dengan skor maksimum 100. Setelah diadakan evaluasi, menunjukkan bahwa hasil belajar yang dicapai siswa belum mencapai ketuntasan belajar, dimana dari 27 orang siswa ada 10 orang siswa atau 37,03% yang mendapat nilai 75 keatas, 3 orang atau 11,11% yang mendapat nilai 75 dan 14 orang siswa atau 51,85% yang mendapat nilai 75 kebawah dengan rata-rata kelas mendapat nilai 67,29 dan daya serap 67,29%. Berdasarkan data diatas dapat disimpulkan bahwa tindakan yang dilakukan belum terlaksana sebagaimana yang diharapkan atau belum mencapai kriteria ketuntasan sehingga perlu dilanjutkan pada siklus selanjutnya. Setelah diadakan siklus I dan belum mencapai indikator kinerja, maka dilakukan siklus II. Setelah siklus II dilaksanakan, diperoleh data pengamatan proses belajar mengajar siklus II menunjukkan bahwa dari 19 aspek kegiatan guru terdapat 16 aspek (84,2%) mencapai kriteria sangat baik, 3 aspek (15,8%) mencapai kriteria baik, dan tidak ada aspek yang mendapatkan kriteria cukup dan kurang. Berikutnya untuk aspek pengamatan kegiatan siswa menunjukkan dari 5 aspek, terdapat 4 aspek (80%) mencapai kriteria sangat baik, 1 aspek (20%) mencapai kriteria baik, dan untuk aspek

yang mendapat kriteria cukup dan kurang tidak ada. Ini berarti siklus II sudah ada perbaikan yang dilaksanakan. Data hasil belajar siswa pada siklus II menunjukkan bahwa hasil belajar siswa sudah mencapai ketuntasan belajar atau terjadi peningkatan, dimana dari 27 orang siswa ada 23 orang siswa atau 85,2% yang mendapatkan nilai 75 keatas dan sisanya yaitu 4 orang siswa atau 14,8% yang mendapat nilai 75 kebawah dengan rata-rata kelas mendapat nilai 80,44 dengan daya serap siswa 80,44%. Dengan demikian, analisis tes pada siklus I dan II menunjukkan bahwa terjadi peningkatan hasil belajar siswa dikelas VIIb SMP Negeri 11 Kota Gorontalo pada pelajaran IPS khususnya materi sumberdaya alam di Indonesia dengan menggunakan metode pembelajaran inkuiri. Peningkatan ini nampak terutama dari perolehan siswa, dimana pada siklus I jumlah siswa yang tuntas 13 orang siswa atau 48,14% menjadi 23 orang siswa atau 85,18% pada siklus II. Dari uraian diatas disimpulkan bahwa hipotesis yang dirumuskan dalam penelitian ini, yaitu jika menggunakan metode pembelajaran inkuiri pada mata pelajaran IPS, maka hasil belajar siswa pada kelas VIIb SMP Negeri 11 Kota Gorontalo akan meningkat dapat diterima.

SIMPULAN Berdasarkan dengan hasil data yang diperoleh serta pembahasan diatas maka dapat disimpulkan bahwa Melalui Metode pembelajaran Inkuiri, maka hasil belajar siswa di kelas VIIb SMP Negeri 11 Kota Gorontalo 2013/2014 pada mata pelajaran IPS dapat meningkat SARAN Berdasarkan kesimpulan diatas, dapat dikemukakan beberapa saran sebagai berikut : 1. Metode pembelajaran inkuiri hendaknya dapat dijadikan sebagai salah satu metode pembelajaran dalam mata pelajaran IPS. Karena secara riil melalui penelitian ini mampu meningkatkan hasil belajar siswa. 2. Perlu adanya bimbingan secara rutin kepada guru untuk menggunakan metode pembelajaran inkuiri sehingga setiap guru memiliki kemampuan yang baik dalam menerapkan metode pembelajaran ini. 3. Perlu dukungan fasilitas pembelajaran IPS yang representatif guna mendukung implementasi metode pembelajaran inkuiri dalam pembelajaran.

DAFTAR PUSTAKA Adisusilo Sutarjo, Pembelajaran Nilai Karakter (konstruktivisme dan VCT sebagai inovasi pendekatan pembelajaran afektif). Jakarta: PT. Raja Grapindo Persada, 2012 Alma Buchari, Guru Propesional Metode dan Terampil Mengajar. Bandung: Alfabeta, 2009 Ahmad Sabri, Strategi Belajar Mengajar dan Micro Teaching, Ciputat, Quantum Teaching, 2005. Asri Budiningsih, Belajar dan Pembelajaran, Jakarta, Rienika Cipta, 2005. Bahri Djamarah, Syaiful, Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif Suatu Pendekatan Teoritis Psikologis, Rineka Cipta, 2010. Dimiyanti dan Mudjino, 2002. Belajar dan pembelajaran, Jakarta : Rineke cipta Kunandar, Guru Profesional (Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dan Sukses dalam Sertifikasi Guru), Bandung, PT Rajagrafindo Persada, 2007. Mahmud, Metode Penelitian Pendidikan, Bandung, CV Pustaka Setia, 2011. Rusman, Model-model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru, Jakarta, 2010 (Edisi Kedua). Sanjaya Wina, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, Bandung, Kencana,

Slameto, 1995. Belajar Dan faktor-faktor yang mempengaruhinya, Jakarta : Rineke Cipta Soemanto, 1987. Psikologi Pendidikan. Jakarta : Bina Aksara Sabri, Ahmad, 2005. Strategi Mengajar. Padang Sudjana, Nana. 1989. Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung : Sinar Baru Sound dan Trowbridge, 1973. Teaching Sicience by Inquiry in the Scondary School. Columbus: Charles E. Marvil Publishing Company. Sudrajat, Akhmad. 2008. Hakekat Belajar. Online tersedia di http:///akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/01/31/hakikat-belajar/. Di akses februari 2013. Widyatmoko, Arif. 2008. Belajar Penemuan. Online tersedia di http:///wordpress.com/2008/07/29/belajar-penemuan/. Diakses maret 2013