MUHAMMAD A. DJAKARIA NIM ABSTRAK
|
|
- Iwan Muljana
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGKLASIFIKASIKAN BANGUN SEGI EMPAT MELALUI PENDEKATAN KONTEKSTUAL PADA SISWA KELAS II SDN I BUA KECAMATAN BATUDAA KABUPATEN GORONTALO Oleh MUHAMMAD A. DJAKARIA NIM ABSTRAK Muhammad A. Djakaria NIM Meningkatkan Kemampuan Mengklasifikasikan Bangun Segi Empat Melalui Pendekatan Kontekstual Pada Siswa Kelas II SDN I Bua Kecamatan Batudaa Kabupaten Gorontalo. Skripsi. Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Negeri Gorontalo. Pembimbing I: Dra. Martianty Nalole, M.Pd, Pembimbing II: Ismail Pioke, S.Pd, M.Pd Permasalahan yang dikaji dalam penelitian ini adalah: Apakah pendekatan kontekstual dapat meningkatkan kemampuan mengklasifikasi bangun segi empat pada siswa kelas II SDN 1 Bua Kecamatan Batudaa Kabupaten Gorontalo?. Sedangkan tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan kemampuan mengklasifikasikan bangun segi empat melalui pendekatan kontekstual pada siswa Kelas II SDN I Bua Kecamatan Batudaa Kabupaten Gorontalo. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Penelitian Tindakan Kelas. Dengan teknik pengumpulan data observasi, wawancara, tes dan dokumentasi. Penelitian dilaksanakan dalam dua siklus, tiap siklus terdiri dari tahap persiapan, tahap pelaksanaan tindakan, tahap pemantauan dan evaluasi.hasil penelitian menunjukkan bahwa pada siklus I terdapat 11 siswa atau 55%, yang mampu mengklasifikasi bangun segi empat dan memperoleh nilai 70 sehingga belum mencapai indikator. Pada siklus II terjadi peningkatan kemampuan siswa hingga mencapai 16 siswa yang memperoleh nilai dari 70 ke atas atau 80% dari 20 siswa yang ada di kelas II SDN 1 Bua Kecamatan Batudaa. Hal ini telah mencapai indikator dan pembelajaran dianggap tuntas. Berdasarkan hasil penelitian disimpulkan bahwa melalui pendekatan kontekstual meningkatkan kemampuan mengklasifikasikan bangun segi empat. Kata Kunci: Kemampuan Mengklasifikasikan, Segi Empat, Pendekatan Kontekstual 1
2 A. PENDAHULUAN Dalam paradigma baru pembelajaran di sekolah dasar, matematika harus disajikan dalam suasana yang menyenangkan sehingga siswa terkemampuan untuk belajar matematika. Beberapa upaya yang dapat dilakukan guru untuk menarik perhatian dan meningkatkan kemampuan siswa dalam belajar matematika antara lain mengkaitkan materi yang disajikan dengan konteks kehidupan riil sehari-hari yang dikenal siswa di sekelilingnya atau dengan memberikan informasi manfaat materi yang sedang dipelajari bagi pengembangan kepribadian dan kemampuan siswa untuk menyelesaikan masalah-masalah selanjutnya, baik permasalahan dalam matematika itu sendiri, permasalahan dalam mata pelajaran lain, maupun permasalahan dalam kehidupan sehari-hari (Prihandoko, 2006:10). Pembelajaran suatu pelajaran akan bermakna bagi siswa apabila guru mengetahui tentang objek yang akan diajarkan sehingga dapat mengajarkan materi tersebut dengan penuh dinamika dan inovasi dalam proses pembelajarannya. Demikian halnya dengan pembelajaran matematika di sekolah dasar, guru SD perlu memahami bagaimana karakteristik matematika (Subarinah, 2006:1). Seorang guru dapat menyajikan materi matematika dengan baik perlu menguasai bahan kajian matematika yang akan diajarkannya. Akan tetapi penguasaan terhadap bahan saja tidak cukup, namun perlu juga penguasaan strategi dan pendekatan pembelajaran matematika. Pemilihan pendekatan pembelajaran yang cocok untuk suatu konsep matematika perlu memperhatikan hakekat ilmu matematika, hakekat anak SD, kurikulum matematika SD dan teori belajar matematika (Subarinah, 2006:16). Penggunaan pendekatan termasuk salah satu kemampuan yang harus dimiliki oleh seorang guru dalam proses kegiatan belajar mengajarnya. Pendekatan sangat penting penerapannya dalam proses belajar mengajar. Mengingat bahwa dengan pendekatan, siswa secara langsung berpartisipasi atau terlibat dalam kegiatan pembelajaran sehingga mendukung terciptanya suasana kelas yang aktif, menyenangkan, serta
3 pencapaian tujuan pendidikan makin efektif. Penggunaan pendekatan dalam pembelajaran perlu diterapkan khususnya dalam pengajaran matematika. Untuk dapat menciptakan proses belajar matematika yang efektif dan hidup guru harus dapat menentukan suasana yang tepat dengan kondisi anak. Guru hendaknya dapat menciptakan suasana belajar matematika yang santai misalnya dengan memberi kegiatan memanipulasi benda-benda konkret atau permainan yang relevan dengan materi yang sedang dipelajari, karena suasana kelas yang tegang atau terlalu serius justru dapat menyebabkan kurangnya konsentrasi anak terhadap pembelajaran matematika (Pitadjaeng, 2006: 9) Untuk menumbuhkan sikap aktif, kreatif, dan gairah belajar pada siswa memang tidak mudah akan tetapi kemampuan siswa dalam belajar merupakan salah satu faktor yang penting untuk meningkatkan keberhasilan siswa dalam belajar. Mengajar merupakan kegiatan partisipasi guru dalam membangun pemahaman siswa. Muslich ( 2007:52) mengemukakan bahwa mengajar merupakan kegiatan partisipasi guru dalam membangun pemahaman siswa. Mengingat belajar adalah kegiatan aktif siswa dalam membangun pemahaman. Diharapkan guru jangan sampai merebut otoriter atau hak siswa dalam membangun gagasannya. Peran guru hendaknya terus mencari alternatif pendekatan pembelajaran yang bervariasi dalam pembelajaran khususnya pembelajaran matematika sehingga dapat meningkatkan kemampuan belajar siswa. Pendekatan dalam suatu pembelajaran merupakan upaya yang dilakukan oleh guru selama proses belajar mengajar berlangsung. Agar siswa dapat mengatasi hambatan-hambatan atau kesulitan yang mungkin dialami selama proses belajar mengajar berlangsung. Salah satu pendekatan pembelajaran yang dapat digunakan dalam pembelajaran matematika pada materi mengklasifikasikan bangun segi empat yaitu dengan menerapkan pendekatan kontekstual. Dengan pendekatan kontekstual siswa diharapkan akan lebih berkemampuan dan mampu mengenal serta mengembangkan kapasitas belajar dan potensi yang
4 dimilkinya secara penuh. Belajar adalah proses mengubah pengalaman menjadi pengetahuan, pengetahuan menjadi pemahaman, pemahaman menjadi kearifan, dan kearifan menjadi keaktifan (Yamin, 2007:75). Siswa diharapkan lebih terlatih untuk berpikir secara kritis, tanggap dalam menggali, menjelajah, mencari dan mengembangkan informasi yang bermakna baginya. Sehubungan dengan berbagai kesenjangan pembelajaran matematika yang telah diutarakan, berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan peneliti pada siswa kelas II SDN Bua Kecamatan Batudaaa Kabupaten Gorontalo menunjukkan bahwa para siswa kurang mampu dalam mengklasifikasikan bangun segi empat. Dari 20 siswa kelas II tahun ajaran 2012/2013 menunjukkan hanya 7 siswa atau 35% yang mampu mengklasifikasikan bangun segi empat dengan tepat sedangkan 13 siswa lainnya atau 65% tidak mampu mengklasifikasikannya. Untuk mengatasi kesulitan siswa tersebut, maka guru perlu mengadakan pendekatan yang dapat membantu siswa dalam meningkatkan kemampuannya mengklasifikasikan bangun segi empat yaitu melalui pendekatan kontekstual. Oleh sebab itu dalam kesempatan ini penulis ingin mengupayakan suatu kajian ilmiah dalam judul penelitian sebagai berikut Meningkatkan Kemampuan Mengklasifikasikan Bangun Segi Empat Melalui Pendekatan Kontekstual Pada Siswa Kelas II SDN I Bua Kecamatan Batudaa Kabupaten Gorontalo B. KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN 1 Kemampuan Mengklasifikasi Bangun Segi Empat Menurut Hamalik (2008:162) kemampuan dapat dibagi menjadi dua jenis yaitu sebagai berikut : a) Kemampuan intrinsik adalah kemampuan yang tercakup di dalam situasi belajar dan menemui kebutuhan dan tujuan tujuan siswa, b) kemampuan ekstrinsik adalah kemampuan yang hidup dalam diri siswa dan berguna dalam situasi belajar yang fungsional.
5 Menurut Uno (2007:23) hakikat kemampuan belajar adalah dorongan internal dan eksternal pada siswa-siswa yang sedang belajar untuk mengadakan perubahan tingkah laku, pada umumnya dengan beberapa indikator atau unsur yang mendukung. Hal itu mempunyai peranan besar dalam keberhasilan seseorang dalam belajar. Indikator kemampuan belajar dapat diklasifikasikan sebagai berikut : a) adanya hasrat dan keinginan berhasil, b) adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar, c) adanya harapan dan cita-cita masa depan, d) adanya penghargaan dalam belajar, e) adanya kegiatan yang menarik dalam belajar, f) adanya lingkungan belajar yang kondusif, sehingga memungkinkan seseorang siswa dapat belajar dengan baik. Lingkungan belajar yang kondusif yaitu kondisi pembelajaran yang benarbenar sesuai dan mendukung kelancaran serta kelangsungan proses pembelajaran. Adapun fungsi dari kemampuan ini adalah sebagai berikut : a) mendorong timbulnya kelakuan atau suatu perbuatan. Tanpa kemampuan maka tidak akan timbul sesuatu perbuatan seperti belajar, b) kemampuan berfungsi sebagai pengarah. Artinya mengarahkan perbuatan ke pencapaian tujuan yang diinginkan, c) kemampuan berfungsi sebagai penggerak. Ia berfungsi sebagai mesin bagi mobil. Besar kecilnya kemampuan akan menentukan cepat atau lambatnya suatu pekerjaan. Di dalam kegiatan belajar mengajar peranan kemampuan baik intrinsik maupun ekstrinsik sangat diperlukan. Dengan kemampuan, pelajar dapat mengembangkan aktivitas, pelajar dapat mengembangkan aktivitas dan inisiatif, dapat mengarahkan dan memelihara ketekunan dalam melakukan kegiatan belajar. Terkait dengan motif ektrinsik ini ada motif sosial, yang timbul dalam interaksi dengan lingkungan. Motif ini mendorong berbuat dalam mencapai tujuan yang digariskan dirinya maupun yang digariskan lingkungan sosial. Sardiman (2009:92-95) mengatakan, ada beberapa bentuk cara untuk menumbuhkan kemampuan dalam kegiatan belajar di sekolah, yaitu sebagai berikut : a) Memberi angka, Angka dalam hal ini sebagai simbol dari nilai kegiatan belajarnya. Banyak siswa, yang utama justru untuk mencapai angka/nilai yang baik, b) hadiah,
6 Hadiah dapat juga dikatakan sebagai kemampuan, tetapi tidaklah selalu demikian, karena hadiah untuk suatu pekerjaan, mungkin tidak akan menarik bagi seseorang yang tidak berbakat untuk sesuatu pekerjaan tersebut, c) saingan/kompetisi, Saingan atau kompetisi dapat digunakan sebagai alat kemampuan untuk mendorong belajar siswa. Persaingan, baik persaingan individual maupun persaingan kelompok dapat meningkatkan prestasi belajar siswa, d) ego-involvement, Menumbuhkan kesadaran kepada siswa agar merasakan pentingnya tugas dan menerimanya sebagai tantangan sehingga bekerja keras dengan mempertaruhkan harga diri, adalah bentuk kemampuan yang cukup penting, e) memberi ulangan, Para siswa akan menjadi giat belajar kalau mengetahui akan ada ulangan. Oleh karena itu, memberi ulangan ini juga merupakan sarana kemampuan, f) mengetahui hasil, Dengan mengetahui hasil pekerjaan, apalagi kalau terjadi kemajuan, akan mendorong siswa untuk lebih giat belajar. Semakin mengetahui bahwa grafik hasil belajar meningkat, maka ada kemampuan pada diri siswa untuk terus belajar, dengan suatu harapan hasilnya terus meningkat, g) pujian, Apabila ada siswa yang sukses yang berhasil menyelesaikan tugas dengan baik, perlu diberiakan pujian. Pujian ini adalah bentuk reinforcement yang positif dan sekaligus merupakan kemampuan yang baik, h) hukuman, Hukuman sebagai reinforcement yang negatif tetapi kalau diberikan secara tepat dan bijak bisa menjadi alat kemampuan. Oleh karena itu guru harus memahami prinsip-prinsip pemberian hukuman, i) Hasrat untuk belajar, Hasrat untuk belajar, berarti ada unsur kesengajaan, ada maksud untuk belajar. Hal ini lebih akan baik, bila dibandingkan kegiatan yang tanpa maksud, j) Minat, Di depan sudah diuraikan bahwa soal kemampuan sangat erat hubungannnya dengan unsur minat. Kemampuan muncul karena ada kebutuhan, begitu juga minat sehingga tepatlah kalau minat merupakan alat kemampuan yang pokok dan k) Tujuan yang diakui, Rumusan tujuan yang diakui dan diterima baik oleh siswa, akan merupakan alat kemampuan yang sangat penting.
7 2. Pendekatan Kontekstual Sanjaya (2006:6) menyatakan bahwa kontekstual adalah suatu pendekatan pembelajaran yang menekankan pada proses keterlibatan siswa secara penuh dalam pembelajaran untuk dapat menemukan materi yang dipelajari dan menghubungkannya dengan situasi kehidupan nyata sehingga mendorong siswa untuk dapat menerapkannya dalam kehidupan nyata. Dari konsep tersebut ada tiga hal yang harus dipahami. Pertama, pembelajaran kontekstual menekankan kepada proses keterlibatan siswa untuk menemukan materi,artinya proses belajar diorientasikan pada proses pengalaman secara berlangsung. Dalam proses pembelajaran lebih menekankan siswa untuk mencari dan menemukan sendiri materi yang sedang dipelajarinya. Kedua, pembelajaran kontekstual mendorong agar siswa dapat menemukan hubungan antara materi yang dipelajari dengan situasi kehidupan nyata, artinya siswa dituntut untuk dapat menangkap hubungan antara pengalaman belajar di sekolah dengan kehidupan nyata. Dengan dapat mengkorelasikan materi yang ditemukan dengan kehidupan nyata, bukan saja bagi siswa materi itu akan bermakna secara fungsional akan tetapi materi yang dipelajari akan tertanam dalam memori siswa, sehingga tidak mudah dilupakan. Ketiga, pembelajaran kontekstual mendorong siswa untuk dapat menerapkannya dalam kehidupan, artinya pembelajaran kontekstual bukan hanya mengharapkan siswa dapat memahami materi yang dipelajarinya, akan tetapi bagaimana materi pelajaran itu dapat mewarnai perilakunya dalam kehidupan seharihari. Materi pelajaran dalam pembelajaran kontekstual bukan ditumpuk di otak dan kemudian dilupakan akan tetapi sebagai bekal mereka dalam mengarungi kehidupan nyata. Jonhson ( dalam Alwasilah, 2009:14) mengemukakan Pembelajaran kontekstual adalah sebuah sistem belajar yang didasarkan pada filosofi bahwa siswa mampu menyerap pelajaran apabila mereka menangkap makna dalam materi
8 akademis yang mereka terima, dan mereka menangkap makna dalam tugas-tugas sekolah jika mereka bisa mengaitkan informasi baru dengan pengetahuan dan pengalaman yang sudah mereka miliki sebelumnya. Dalam kelas yang menggunakan model pembelajaran kontekstual, para siswa menghubungkan pelajaran dengan kehidupan mereka, dan mereka tidak hanya mendapatkan informasi, tetapi juga belajar menggunakan keterampilan berfikir dalam tingkatan yang lebih tinggi. Anak belajar dari mengalami dan mencatat sendiri polapola bermakna dari pengetahuan baru, dan bukan diberi saja oleh guru. Untuk itu guru harus menghindari mengajar sebagai proses penyampaian informasi. Belajar akan lebih bermakna jika anak mengalami apa yang dipelajarinya, bukan mengetahuinya. Sagala (2006:87) mengemukakan bahwa pembelajaran yang berorientasi target penguasaan materi terbukti berhasil dalam kompetisi mengingat jangka, tetapi gagal dalam membekali anak memecahkan masalah kehidupan jangka panjang. Muslich (2007:4 ) menyatakan bahwa Pembelajaran kontekstual adalah konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat. Dalam kontekstual, tugas guru adalah membantu siswa mencapai tujuan dalam pembelajaran dan mengelola kelas sebagai sebuah tim yang bekerja sama menentukan sendiri bukan apa kata guru. Begitulah peran guru dalam kelas yang menggunakan model pembelajaran kontekstual. Zahorik (dalam Mulyasa, 2006:217) ada lima elemen yang harus diperhatikan dalam pembelajaran kontekstual yaitu: Pembelajaran harus memperhatikan pengetahuan yang sudah dimiliki oleh siswa. Pembelajaran dimulai dari keseluruhan (global) menuju bagian-bagiannya secara khusus (dari umum ke khusus). Pembelajaran harus ditekankan pada pemahaman dengan cara: Menyusun konsep
9 sementara. Melakukan sharing untuk memperoleh masukan dan tanggapan dari orang lain. Merevisi dan mengembangkan konsep. Pembelajaran ditekankan pada upaya mempraktekkan secara langsung apa-apa yang dipelajari. Adanya refleksi terhadap strategi pembelajaran dan pengembangan pengetahuan yang dipelajari. Ada perbedaan pokok antara pembelajaran yang menggunakan pembelajaran kontekstual dengan pembelajaran yang konvensional. Di bawah ini dijelaskan secara singkat perbedaan pembelajaran tersebut dilihat dari konteks tertentu. Dalam pembelajaran kontekstual siswa ditempatkan sebagai subyek belajar yang terlibat aktif dalam proses pembelajaran dengan cara menemukan menggali sendiri materi pelajaran sedangkan dalam pembelajaran konvensional siswa ditempatkan sebagai objek belajar yang berperan sebagai penerima informasi secara pasif. Dalam pembelajaran kontekstual siswa belajar dari teman melalui kerja kelompok, diskusi, saling mengoreksi sedangkan dalam pembelajaran konvensional siswa belajar secara individual. Dalam kontekstual pembelajaran dikaitkan dengan kehidupan nyata secara riil sedangkan dalam pembelajaran konvensional pembelajarannya sangat abstrak dan teoritis. Dalam kontekstual, kemampuan didasarkan atas pengalaman sedangkan dalam pembelajaran konvensional kemampuan diperoleh melalui latihanlatihan. Tujuan akhir dari proses pembelajaran melalui kontekstual adalah kepuasaan diri sedangkan tujuan akhir dalam pembelajaran konvensional adalah nilai dan angka. Dalam pembelajaran kontekstual, perilaku dibangun atas kesadaran diri sedangkan dalam pembelajaran konvensional perilaku dibangun atas dasar kebiasaan. Dalam kontekstual, pengetahuan yang dimiliki individu selalu berkembang sesuai dengan pengalaman yang dialaminya, oleh sebab itu setiap siswa bisa terjadi perbedaan dalam memaknai hakikat pengetahuan yang dimilikinya. Dalam pembelajaran kontekstual, siswa bertanggungjawab memonitor dan mengembangkan pembelajaran mereka masing-masing sedangkan dalam pembelajaran konvensional guru adalah penentu jalannya proses pmbelajaran. Dalam pembelajaran kontekstual, hasil belajar diukur dengan berbagai cara, proses bekerja, hasil karya, penampilan, dll sedangkan
10 dalam pembelajaran konvensional hasil belajar hanya diukur dengan tes. Dalam pembelajaran kontekstual, pembelajaran bisa terjadi dimana saja dalam konteks dan setting yang berbeda sesuai dengan kebutuhan sedangkan dalam pembelajaran konvensional pembelajaran hanya terjadi di dalam kelas. Dalam pembelajaran kontekstual, penghargaan terhadap pengalaman siswa sangat diutamakan sedangkan dalam pembelajaran konvensional pembelajaran tidak memperhatikan pengalaman siswa. C. METODE PENELITIAN Lokasi penelitian ini dilaksanakan di kelas II SDN 1 Bua Kecamatan Batudaa Kabupaten Gorontalo, dengan dasar pertimbangan lokasi tersebut mudah dijangkau dalam proses pengumpulan data dan sesuai dengan tujuan penelitian, serta sangat relevan dalam mengungkapkan permasalahan sehubungan dengan rencana penelitian yang disusun juga memberikan keterangan dan data yang diperlukan peneliti dari permasalahan yang ada.karakteristik subyek penelitian yang akan digunakan dalam pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini adalah siswa kelas II SDN 1 Bua Kecamatan Batudaa Kabupaten Gorontalo yang berjumlah 20 siswa, laki-laki 10 Data penelitian yang telah terkumpul, tentu perlu dianalisis. Data penelitian ini berupa nilai yang berbentuk angka dan hasil observasi. Angka-angka tersebut yang akan menunjukkan tingkat keberhasilan dalam proses pembelajaran. KKM yang telah ditentukan menjadi patokan ketuntasan pembelajaran siswa. Jika nilai yang diperoleh siswa diatas atau sama dengan KKM akan dinyatakan tuntas. D. DESKRIPSI HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Hasil penelitian menunjukkan bahwa terjadi peningkatan kemampuan siswa dalam menyelesaikan mengklasifikasikan bangun segi empat pada siswa kelas I SDN 1 Bua Kecamatan Batudaa setelah dikenai tindakan melalui siklus I dan siklus II. Pada observasi awal menunjukkan bahwa dari 7 siswa atau 35% dari 20 siswa
11 yang memiliki kemampuan baik dalam mengklasifikasikan bangun segi empat. Kondisi riil yang ditemukan di lapangan menunjukkan bahwa siswa pada umumnya belum memahami sifat-sifat bangun segi empat, siswa juga pada umumnya tidak mengenal jenis bangun segi empat sehingga dan tidak mampu mengklasifikasikannya Realitas yang ditemukan pada saat observasi awal tersebut menjadi dasar pelaksanaan siklus I untuk membantu meningkatkan kemampuan siswa dalam mengklasifikasikan bangun segi empat. Dari hasil pelaksanaan tindakan pada siklus I menunjukkan bahwa terjadi peningkatan kemampuan siswa dalam mengklasifikasikan bangun segi empat yang ternyata mengalami peningkatan menjadi 11 siswa atau 55% dari 20 siswa yang ada di kelas I SDN 1 Bua. Hal ini menunjukkan terjadi peningkatan kemampuan siswa dalam mengklasifikasikan bangun segi empat. Beberapa fakta yang menunjukkan terjadinya peningkatan kemampuan siswa dalam mengklasifikasikan bangun segi empat yaitu; 1) sebagian besar siswa sudah mulai dapat memahami cara mengklasifikasikan bangun segi empat dengan tepat, 2) siswa sudah mulai tepat dalam mengidentifikasi sifat-sifat bangun segi empat, 3) siswa mulai mengetahui tahap-tahap yang dilakukan dalam mengklasifikasikan bangun segi empat dengan tepat dengan menggunakan pendekatan kontekstual, 4) siswa mulai mengenal bangun segi empat dan mulai dapat membedakannya melalui pendekatan kontekstual yang diberikan guru, 5) sebagian siswa mulai dapat menyelesaikan soal yang berhubungan dengan pengklasifikasikan bangun segi empat, dan 6) nilai rata-rata siswa telah meningkat dari persentase sebelumnya tetapi belum mencapai standar yang diharapkan Namun karena hasil yang dicapai pada siklus I belum mencapai indikator yang diharapkan maka penelitian dilanjutkan ke siklus II Pada pelaksanaan siklus II guru lebih melakukan kegiatan bimbingan secara optimal dan mendorong anak mengklasifikasikan bangun segi empat melalui penggunaan pendekatan kontekstual. Berdasarkan tindakan yang dilakukan pada siklus II kemampuan siswa dalam
12 menyelesaikan cara mengklasifikasikan bangun segi empat mengalami peningkatan menjadi 16 siswa atau 80%. Beberapa fakta yang menunjukkan meningkatnya kemampuan siswa dalam mengklasifikasikan bangun segi empat yaitu; 1) sebagian besar siswa sudah mulai dapat memahami cara mengklasifikasikan bangun segi empat dengan tepat, 2) siswa sudah mulai tepat dalam mengidentifikasi sifat-sifat bangun segi empat, 3) siswa mulai mengetahui tahap-tahap yang dilakukan dalam mengklasifikasikan bangun segi empat dengan tepat dengan menggunakan pendekatan kontekstual, 4) siswa mulai mengenal bangun segi empat dan mulai dapat membedakannya melalui pendekatan kontekstual yang diberikan guru, 5) sebagian siswa mulai dapat menyelesaikan soal yang berhubungan dengan pengklasifikasikan bangun segi empat, dan 6) nilai rata-rata siswa telah meningkat dari persentase sebelumnya tetapi belum mencapai standar yang diharapkan. E. PENUTUP Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan disimpulkan bahwa melalui pendekatan kontekstual, kemampuan mengklasifikasikan bangun segi empat pada siswa kelas II SDN 1 Bua Kecamatan Batudaa meningkat. Berdasarkan simpulan tersebut dikemukakan beberapa saran sebagai berikut: (1) Perlu latihan secara kontinu kepada siswa dalam meningkatkan kemampuan mengklasifikasikan bangun segi empat dengan menggunakan pendekatan kontekstual, sehingga siswa akan memiliki pemahaman yang sempurna tentang bentuk bangun segi empat dan pengklasifikasiannya, (2) P enerepan pendekatan kontekstual dalam meningkatkan kemampuan mengklasifikasikan bangun segi empat perlu didukung dengan media pembelajaran sehingga siswa dapat menemukan memahami sifat-sifat bangun bangun segi empat dan pengklasifikasiannya, (3) penggunaan pendekatan kontekstual dalam pembelajaran perlu pula divariasikan dengan pendampingan secara individual
13 sehingga guru dapat memantau secara rutin perkembangan kemampuan siswa dalam memahami pengklasifikasian bangun segi empat. DAFTAR PUSTAKA Abu Ahmadi & Supriyono Widodo. Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta. Arsad, Hasjim Adhawati Kemampuan Menulis Puisi dengan Pendekatan Kontekstual pada Pembelajaran Bahasa Indonesia. Skripsi. Gorontalo: UNG. Chaedar Alwasilah Contextual Teaching & Learning. Bandung: MLC. Cikolah Bangun Datar. Diakses tanggal 12 Maret 2012 Hamalik, Oemar Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara. Jurniati Meningkatkan Hasil Belajar Melalui Pendekatan lingkungan pada Mata Pelajaran Matematika. Skripsi. Gorontalo: UNG. Martimis Yamin Kiat Membelajarkan Siswa. Jakarta: Gaung Persada Pers. Masnur Muslich KTSP Pembelajaran Berbasis Kompetensi dan Kontekstual. Jakarta: Bumi Aksara. Mulyasa Kurikulum yang Disempurnakan. Bandung: Remaja Rosdakarya. Pitadjeng Pembelajaran Matematika yang Menyenangkan. Jakarta: Depdikbud. Prihandoko, Antonius Pemahaman dan Penyajian Konsep Matematika. Jakarta: Rineka Cipta. Riduwan Belajar Mudah Penelitian untuk Guru Karyawan & Peneliti Pemula. Bandung: Alfabeta. Sardiman Interaksi Kemampuan Belajar Mengajar. Jakarta: Grafindo Persada. Sri, Subarinah Inovasi Pembelajaran Matematika SD. Jakarta: DepDikNas. Suharsimi Arikunto Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta. Syaiful Sagala Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta.
14 Uno, B. Hamzah. Aksara Teori Kemampuan dan Pengukurannya. Jakarta: Bumi Wina Sanjaya Pembelajaran Dalam Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi. Jakarta: Kencana. Zainal Aqib Penelitian Tindakan Kelas untuk Guru. Bandung: Yrama Widya.
BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. tujuan tertentu yang sebelumnya tidak ada aktivitas ke arah tujuan.
BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN 2.1 Kajian Teoritis 2.1.1 Kemampuan Mengklasifikasi Bangun Segi Empat 2.1.1.1 Pengertian Kemampuan Timbulnya gejala stimulasi tindakan dari individu sangat
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN
BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN 2.1 Kajian Teoretis 2.1.1 Hakikat Kemampuan Timbulnya gejala stimulasi tindakan dari individu sangat dipengaruhi oleh adanya rangsangan yang terjadi dari dalam
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. dibangkitkan, dipertahankan dan selalu dikontrol baik oleh siswa itu sendiri, guru
BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN 2.1 Kajian Teoritis 2.1.1 Hakikat Kemampuan 2.1.1.1 Pengertian Kemampuan Kemampuan di kelas sebagai sebuah masalah siswa yang perlu dibangkitkan, dipertahankan
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR, DAN PARADIGMA. bersifat membentuk atau merupakan suatu efek.
11 II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR, DAN PARADIGMA 1. Tinjauan Pustaka A. Konsep Pengaruh Menurut Hugiono, 1987:47 pengaruh merupakan dorongan atau bujukan dan bersifat membentuk atau merupakan suatu
Lebih terperinciBAB V PEMBAHASAN. A. Terdapat Pengaruh Pendekatan CTL Terhadap Hasil Belajar. Setelah analisis data penelitian selesai, langkah selanjutnya adalah
BAB V PEMBAHASAN A. Terdapat Pengaruh Pendekatan CTL Terhadap Hasil Belajar Setelah analisis data penelitian selesai, langkah selanjutnya adalah mendeskripsikan hasil penelitian tersebut dalam bentuk tabel
Lebih terperinciUPAYA MENINGKATKAN KEAKTIFAN SISWA MELALUI PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING
UPAYA MENINGKATKAN KEAKTIFAN SISWA MELALUI PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING PADA PEMBELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL DALAM POKOK BAHASAN SUMBER DAYA ALAM SERTA PEMANFAATANNYA UNTUK KEGIATAN
Lebih terperinciPenerapan Pendekatan Inquiri untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Pembelajaran IPA di SDN Siumbatu
Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 3 No. 1 ISSN 2354-614X Penerapan Pendekatan Inquiri untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Pembelajaran IPA di SDN Siumbatu Nuriati, Najamuddin Laganing, dan Yusdin
Lebih terperinciUpaya Meningkatkan Hasil Belajar Melalui Metode Diskusi Pada Mata Pelajaran IPA Terpadu Bagi Siswa Kelas VIII-B SMP Negeri 2 Galang
JURNAL PELITA PENDIDIKAN VOL. 3 NO. 4 ISSN : 2338 3003 Dhani, R DESEMBER 2015 Halaman: 247-255 Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Melalui Metode Diskusi Pada Mata Pelajaran IPA Terpadu Bagi Siswa Kelas VIII-B
Lebih terperinciMENINGKATKAN HASIL BELAJAR TEMATIK MENGGUNAKAN MODEL DEMONSTRASI PADA SISWA KELAS I SD N 82/VII SEI BENTENG II. Oleh Astri Wayuni ABSTRAK
MENINGKATKAN HASIL BELAJAR TEMATIK MENGGUNAKAN MODEL DEMONSTRASI PADA SISWA KELAS I SD N 82/VII SEI BENTENG II Oleh Astri Wayuni ABSTRAK Kata Kunci : Hasil Belajar, Metode Demonstrasi Hasil belajar adalah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Komputer dan Jaringan untuk kelas XI D memiliki kapasitas 36 orang siswa.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang SMK Pelita merupakan salah satu sekolah menengah kejuruan bisnis dan manajemen yang ada di kota Salatiga. SMK Pelita memiliki beberapa program keahlian yaitu Perhotelan,
Lebih terperinciJurusan Pendidikan Ekonomi Prodi S1 Pendidikan Ekonomi
MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN METODE KERJA KELOMPOK PADA MATA PELAJARAN AKUNTANSI DI KELAS X AK 1 SMK NEGERI 1 BATUDAA KABUPATEN GORONTALO Sofyawati Usman Jurusan Pendidikan Ekonomi
Lebih terperinciPEMBELAJARAN KOOPERATIF STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PENJASKES SISWA SMP
PEMBELAJARAN KOOPERATIF STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PENJASKES SISWA SMP MUHAMMAD IDRIS Guru SMP Negeri 3 Tapung iidris.mhd@gmail.com ABSTRAK Penelitian ini
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORI. Pembelajaran merupakan proses komunikasi du arah, mengajar dilakukan oleh
7 BAB II KAJIAN TEORI A. Pembelajaran IPA di SD 1. Pembelajaran Pembelajaran ialah membelajarkan siswa menggunakan asas pendidikan maupun teori belajar merupakan penentu utama keberhasilan pendidikan.
Lebih terperinciJurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 8 ISSN X. Indri
Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Operasi Hitung Penjumlahan Dan Pengurangan Bilangan Bulat Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD di Kelas V MI Wali Songo Sidondo Indri Mahasiswa Program
Lebih terperinciMENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS DENGAN MENGGUNAKAN METODE DISKUSI PADA SISWA KELAS IV SDN INTI OLAYA KECAMATAN PARIGI. Oleh. Sartin
1 MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS DENGAN MENGGUNAKAN METODE DISKUSI PADA SISWA KELAS IV SDN INTI OLAYA KECAMATAN PARIGI Oleh Sartin Abstrak Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan hasil belajar
Lebih terperinciNASKAH PUBLIKASI. Oleh : SRI MUJAYANTI A54A100126
NASKAH PUBLIKASI PENINGKATAN HASIL BELAJAR ILMU PENGETAHUAN ALAM MELALUI METODE COURSE REVIEW HORAY PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI 03 KEMIRI, KEBAKKRAMAT, KARANGANYAR TAHUN PELAJARAN 2012/2013 Oleh : SRI
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORI. A. Kerangka Teoritis. 1. Motivasi Belajar. a. Pengertian Motivasi Belajar.
BAB II KAJIAN TEORI A. Kerangka Teoritis 1. Motivasi Belajar a. Pengertian Motivasi Belajar. Motivasi belajar adalah proses yang memberi semangat belajar, arah, dan kegigihan perilaku. Artinya, perilaku
Lebih terperinciJurnal Penelitian Kualitatif 1
Jurnal Penelitian Kualitatif 1 Deskripsi Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Stad Dalam Pembelajaran Matematika Di Kelas V SDN 6 Bulango Selatan Kabupaten Bone Bolango Fitria Ismail Dra. Samsiar
Lebih terperinciLEMBAR PENGESAHAN JURNAL
LEMBAR PENGESAHAN JURNAL 1 MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI GERAK BENDA MELALUI METODE EKSPERIMEN DI KELAS III SDN 12 BOTUMOITO KECAMATAN BOTUMOITO KABUPATEN BOALEMO rahma@gmail.com Lukman
Lebih terperinciMENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA MATERI GAYA MAGNET MELALUI METODE INKUIRI TERBIMBING
MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA MATERI GAYA MAGNET MELALUI METODE INKUIRI TERBIMBING Fatmawaty Sekolah Dasar Negeri Hikun Tanjung Tabalong Kalimantan Selatan ABSTRAK Penelitian ini bertujuan
Lebih terperinciMENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN IPA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE DI KELAS V SD
MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN IPA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE DI KELAS V SD *FAUZIAH FADLAH DAN **NURMAYANI *Mahasiswa Jurusan PPSD Prodi PGSD FIP UNIMED
Lebih terperinciYANIK SULISTYANI SDN Ngletih Kec.Kandat Kab.Kediri
PENINGKATAN EFEKTIFITAS DAN PRESTASI BELAJAR IPA INDIKATOR KEBUTUHAN MAKHLUK HIDUP DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL PADA SISWA KELAS III SDN NGLETIH KABUPATEN KEDIRI YANIK SULISTYANI SDN Ngletih Kec.Kandat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tercipta sumber daya manusia yang berkualitas. Seperti yang di ungkapkan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan aspek yang sangat penting dalam membangun harkat dan martabat suatu bangsa. Dengan pendidikan yang bermutu, akan tercipta sumber daya
Lebih terperinciNASKAH PUBLIKASI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar
PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR DENGAN PEMANFAATAN MEDIA KARTU KUIS WHO AM I PADA PEMBELAJARAN PKn SISWA KELAS IV SD NEGERI 03 NGADIREJO KECAMATAN MOJOGEDANG TAHUN PELAJARAN 2012/2013 NASKAH PUBLIKASI Untuk
Lebih terperinciUPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT (NUMBERED HEADS TOGETHER) SISWA
UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT (NUMBERED HEADS TOGETHER) SISWA KELAS VIID SMP N I SEYEGAN Jundari Universitas PGRI Yogyakarta ndarijun@yahoo.com
Lebih terperinciPENINGKATAN KEMAMPUAN SISWA SEKOLAH DASAR PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA DAN IPS MELALUI KELOMPOK KECIL
PENINGKATAN KEMAMPUAN SISWA SEKOLAH DASAR PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA DAN IPS MELALUI KELOMPOK KECIL Husnah Guru SDN 001 Pasar Inuman Kecamatan Inuman husnah683@gmail.com ABSTRAK Penelitian tentang
Lebih terperinciPENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VIIID SMPN 2 BURAU
Prosiding Seminar Nasional Volume 03, Nomor 1 ISSN 2443-1109 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VIIID SMPN 2 BURAU Maryana 1 SMP
Lebih terperinciPENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP GEOMETRI DAN PENGUKURAN DENGAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL MELALUI PEMANFAATAN BARANG BEKAS SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN
Prosiding Seminar Nasional Matematika Prodi Pendidikan Matematika, Universitas Muhammadiyah Surakarta, 24 Juli 2011 PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP GEOMETRI DAN PENGUKURAN DENGAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL MELALUI
Lebih terperinciMuhammad Darwis. Dosen Pendidikan Biologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Tapanuli Selatan. Abstrak
UPAYA MENINGKATKAN KREATIVITAS BELAJAR ILMU PENGETAHUAN ALAM (IPA) MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING DI MTs MUHAMMADIYAH 7 HASAHATAN JULU Muhammad Darwis Dosen Pendidikan Biologi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dengan cara melakukan perbaikan proses belajar mengajar. Berbagai konsep
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan di sekolah salah satunya dengan cara melakukan perbaikan proses belajar mengajar. Berbagai konsep dan wawasan baru tentang
Lebih terperinciPENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOPERATIF TIPE TGT UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR MATEMATIKA SISWA DI KELAS IVSDN BINJAI TIMUR
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOPERATIF TIPE TGT UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR MATEMATIKA SISWA DI KELAS IVSDN 020276 BINJAI TIMUR SYAMSUARNI* DAN FITRIANY SINAGA** *Dosen Jurusan PPSD Prodi PGSD
Lebih terperinciMeningkatkan Hasil Belajar Siswa di SD Negeri 20 Ampana pada Pembelajaran IPA melalui Metode Inquiry
Meningkatkan Hasil Belajar Siswa di SD Negeri 20 Ampana pada Pembelajaran IPA melalui Metode Inquiry Ratna Arifin Djana, Amran Rede, dan Marungkil Pasaribu Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas
Lebih terperinciPENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SISWA MELALUI PENDEKATAN PEMBELAJARAN COOPERATIVE LEARNING TIPE TWO STAY TWO STRAY
PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SISWA MELALUI PENDEKATAN PEMBELAJARAN COOPERATIVE LEARNING TIPE TWO STAY TWO STRAY PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 2 GATAK TAHUN PELAJARAN 2010/2011 NASKAH PUBLIKASI Diajukan
Lebih terperinciKata kunci: Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Heads Together (NHT), Motivasi, Hasil Belajar.
UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) PADA SISWA KELAS VII A SMP N 3 SENTOLO Estiningsih Universitas PGRI Yogyakarta
Lebih terperinciBAB V SIMPULAN DAN SARAN. aktivitas belajar siswa dalam pembelajaran IPS melalui penerapan metode
BAB V SIMPULAN DAN SARAN A. SIMPULAN Penelitian tindakan kelas dengan menerapkan metode pembelajaran Index Card Match pada dasarnya dilakukan untuk mengetahui peningkatan aktivitas belajar siswa dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Moh. Rosyid, Sosiologi Pendidikan, Idea Press, Yogyakarta, 2010, hlm.58. 3
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan proses yang sangat menentukan untuk perkembangan individu dan perkembangan masyarakat. Kemajuan suatu masyarakat dapat dilihat dari perkembangan
Lebih terperinciPenerapan Model Pembelajaran Role Playing Sebagai Upaya Peningkatkan Aktivitas dan Pemahaman Teks Cerita Rakyat
Penerapan Model Pembelajaran Role Playing Sebagai Upaya Peningkatkan Aktivitas dan Pemahaman Teks Cerita Rakyat Pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Kelas V SDN Doko 01 Kabupaten Blitar SKRIPSI Oleh ARINA
Lebih terperinciJurnal Dialog: Volume III, Maret 2016 ISSN:
PENERAPAN PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS TEKS BERITA SISWA KELAS X SMK TAMAN SISWA SUKA DAMAI TAHUN PEMBELAJARAN 2011/2012 Oleh: Tuti Herawati Dosen
Lebih terperinciPenerapan Model Pembelajaran Kooperatif Make A Match 1
Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Make A Match 1 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS POKOK BAHASAN USAHA
Lebih terperinciZULFA SAFITRI A54F100040
PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR IPA MELALUI PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING LEARNING ( CTL) PADA SISWA KELAS II SD NEGERI 2 SUGIHMANIK KECAMATAN TANGGUNGHARJO KABUPATEN GROBOGAN TAHUN PELAJARAN 2012 /2013
Lebih terperinciKOLABORASI MEDIA GAMBAR DAN MODEL PEMBELAJARAN BOTLE DANCE PADA MATERI PENINGGALAN SEJARAH
KOLABORASI MEDIA GAMBAR DAN MODEL PEMBELAJARAN BOTLE DANCE PADA MATERI PENINGGALAN SEJARAH Siti Halimatus Sakdiyah dan Kurnia Tri Yuli Prodi PGSD-FIP Universitas Kanjuruhan Malang E-mail: halimatus@unikama.ac.id
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORI. dan akhiran an menjadi pembelajaran, yang berarti proses, pembuatan, cara mengajar
BAB II KAJIAN TEORI A. Kerangka Teoretis 1. Definisi Pembelajaran Active Learning Pembelajaran diidentikkan dengan kata mengajar berasal dari kata ajar berarti petunjuk yang diberikan seseorang supaya
Lebih terperinciPENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN ARIAS TERINTEGRASI PADA PEMBELAJARAN KOOPERATIF STAD UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR MATEMATIKA
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN ARIAS TERINTEGRASI PADA PEMBELAJARAN KOOPERATIF STAD UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR MATEMATIKA ( PTK Pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 3 Colomadu Tahun 2011/2012 ) Oleh
Lebih terperinciSyahriani S.Pd.,M.Pd Dosen Non PNS Jurusan Biologi Fakultas Tarbiyah dan keguruan UIN Alauddin Makassar. Abstrak
Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TAI untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Biologi pada Siswa Kelas XI MA Madani Alauddin Pao-Pao Kabupaten Gowa Syahriani S.Pd.,M.Pd Dosen Non PNS Jurusan Biologi
Lebih terperinciLEMBAR PENGESAHAN JURNAL Diajukan sebagai persyaratan untuk memperoleh gelar sarjana Pendidikan Pada Fakultas Ilmu Pendidikan
PEMBERIAN UMPAN BALIK UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA MATERI MENGHARGAI JASA DAN PERAN TOKOH PERJUANGAN DALAM MEMPERSIAPKAN KEMERDEKAAN INDONESIA KELAS V SDN 1 BIAU KABUPATEN GORONTALO UTARA
Lebih terperinciMENINGKATKAN MINAT BELAJAR SISWA MELALUI BIMBINGAN KELOMPOK TUGAS PADA SISWA KELAS V SDN 5 TELAGA BIRU KABUPATEN GORONTALO
1 MENINGKATKAN MINAT BELAJAR SISWA MELALUI BIMBINGAN KELOMPOK TUGAS PADA SISWA KELAS V SDN 5 TELAGA BIRU KABUPATEN GORONTALO Tuti Wantu, Meiske Puluhulawa, Dinco Karim ABSTRAK Masalah dalam penelitian
Lebih terperinciPeningkatan Motivasi Belajar Matematika Melalui Pembelajaran Berbasis Masalah pada Siswa Kelas V SD Inpres Palupi
Peningkatan Motivasi Belajar Matematika Melalui Pembelajaran Berbasis Masalah pada Siswa Kelas V SD Inpres Palupi Husain Ismail SD Inpres Palupi, Palu, Sulawesi Tengah ABSTRAK Penelitian ini bertujuan
Lebih terperinciMeningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran IPA Dengan Menggunakan Media Gambar di Kelas V SDN 05 Biau
Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran IPA Dengan Menggunakan Media Gambar di Kelas V SDN 05 Biau Sumanti N. Laindjong, Lestari M.P. Alibasyah, dan Ritman Ishak Paudi Mahasiswa Program Guru
Lebih terperinciOleh. Hamidah SDN 1 Cakranegara
Media Bina Ilmiah51 MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN MENCARI PASANGAN (Make a Match) PADA POKOK BAHASAN GEJALA ALAM DI INDONESIA DAN NEGARA-NEGARA TETANGGA KELAS VI
Lebih terperinciOLEH : Rosmayanti, Sarson W. Dj. Pomalato, M.Pd, Martianty Nalole
MENINGKATKAN KREATIVITAS SISWA MENGUBAH PECAHAN BIASA KE BENTUK PERSEN DAN DESIMAL MELALUI METODE PEMBERIAN TUGAS DI KELAS V SDN 1 LIMBATO KECAMATAN TOLINGGULA KABUPATEN GORONTALO UTARA OLEH : Rosmayanti,
Lebih terperinciPENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA TERPADU MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL Fahmiati SMP Negeri 33 Makassar Abstrak
PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA TERPADU MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL Fahmiati SMP Negeri 33 Makassar Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan peningkatan hasil belajar IPA Terpadu
Lebih terperinciPEMBELAJARAN BERBANTUAN MEDIA KARTU PECAHAN UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR
PEMBELAJARAN BERBANTUAN MEDIA KARTU PECAHAN UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR Rissa Prima Kurniawati IKIP PGRI MADIUN rissaprimakurniawati14@gmail.com ABSTRAK Guru dalam mengajar
Lebih terperinciNim Artikel
MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS CERPEN MELALUI METODE PEMODELAN PADA PESERTA DIDIK KELAS IX SMP NEGERI I MASAMA KABUPATEN BANGGAI PROVINSI SULAWESI TENGAH Artikel Disusun dan Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan
Lebih terperinciPENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR IPA MELALUI PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN BERBASIS JOYFUL LEARNING PADA SISWA KELAS IV SD
PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR IPA MELALUI PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN BERBASIS JOYFUL LEARNING PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI 2 PENDEM KECAMATAN NGARINGAN KABUPATEN GROBOGAN TAHUN 2013/2014 NASKAH PUBLIKASI
Lebih terperinciTheresyam Kabanga Program Studi PGSD UKI Toraja ABSTRAK
PENERAPAN PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA TENTANG PENJUMLAHAN PECAHAN BENTUK SOAL CERITA DI KELAS V SDN 8 RINDINGALLO KABUPATEN TORAJA UTARA Theresyam Kabanga Program
Lebih terperinciRinendah Sihwinedar 16
MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN SAVI (SOMATIS, AUDITORI, VISUAL, DAN INTELEKTUAL) PADA SISWA KELAS III SDN REJOAGUNG 01 SEMBORO TAHUN PELAJARAN 2013/2014 Rinendah Sihwinedar
Lebih terperinciUPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI DAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA DENGAN CONTEXTUAL TEACHING & LEARNING SISWA KELAS VII E SMP N 1 SRANDAKAN
UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI DAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA DENGAN CONTEXTUAL TEACHING & LEARNING SISWA KELAS VII E SMP N 1 SRANDAKAN Arrini Ditta Margarani Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,
Lebih terperinciPENINGKATAN HASIL BELAJAR MENGENAL TEKNOLOGI PRODUKSI MELALUI METODE KARYAWISATA PADA SISWA KELAS IV SDN 3 BEJI KABUPATEN TULUNGAGUNG
PENINGKATAN HASIL BELAJAR MENGENAL TEKNOLOGI PRODUKSI MELALUI METODE KARYAWISATA PADA SISWA KELAS IV SDN 3 BEJI KABUPATEN TULUNGAGUNG Dwi Wahyuning Tiyas 1, Suminah 2, Sutansi 3 Universitas Negeri Malang
Lebih terperinciPENDEKATAN PEMBELAJARAN IPS DI SMP (Oleh: Dra. Neti Budiwati, M.Si.)
PENDEKATAN PEMBELAJARAN IPS DI SMP (Oleh: Dra. Neti Budiwati, M.Si.) 1. PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL DALAM PENDIDIKAN IPS DI SMP 1.1. Latar Belakang Pembelajaran Kontekstual Ada kecenderungan dewasa ini utnuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menyeluruh, bertujuan untuk membentuk manusia sesuai dengan cita-cita
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Peranan pendidikan jika dilihat dalam konteks pembangunan secara menyeluruh, bertujuan untuk membentuk manusia sesuai dengan cita-cita bangsa. Pembangunan tidak
Lebih terperinciPENINGKATAN MINAT BELAJAR SISWA KELAS IV PADA PEMBELAJARAN IPS DENGAN MENGGUNAKAN STRATEGI PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DI SDN 20 PASAMAN
PENINGKATAN MINAT BELAJAR SISWA KELAS IV PADA PEMBELAJARAN IPS DENGAN MENGGUNAKAN STRATEGI PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DI SDN 20 PASAMAN Rivi Dona Fitri 1, Pebriyenni 1, Hendrizal 1 1 Program Studi Pendidikan
Lebih terperinciMENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA MENULIS LAPORAN PENGAMATAN LINGKUNGAN DI KELAS V SDN 19 TELAGA BIRU KABUPATEN GORONTALO
MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA MENULIS LAPORAN PENGAMATAN LINGKUNGAN DI KELAS V SDN 19 TELAGA BIRU KABUPATEN GORONTALO ABDUL KADIR HARUN DALI (Mahasiswa Jurusan S1 PGSD FIP UNG) Pembimbing Dr. Hj. Rusmin
Lebih terperinciPeningkatan Hasil Pembelajaran IPS Melalui Metode Contextual Teaching And Learning (CTL) Bagi Peserta Didik
Peningkatan Hasil Pembelajaran IPS Melalui Metode Contextual Teaching And Learning (CTL) Bagi Peserta Didik Yulistiyanto (07140035) Mahasiswa Pendidikan Sejarah IKIP Veteran Semarang ABSTRAK Latar belakang
Lebih terperinciPENERAPAN MEDIA PEMBELAJARAN VISUAL UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP SISWA PADA MATA PELAJARAN IPS
PENERAPAN MEDIA PEMBELAJARAN VISUAL UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP SISWA PADA MATA PELAJARAN IPS Ani Rosidah, M.Pd anirosidah.cjr@gmail.com Universitas Majalengka (UNMA) ABSTRAK Penelitian ini dilatarbelakangi
Lebih terperinciDesnaeni Dyah Winastiti, Eko Setyadi Kurniawan, Arif Maftukhin
Peningkatan Motivasi Belajar Fisika Melalui Pemanfaatan Media Pembelajaran Animasi Yang Diproduksi Pustekkom Pada Siswa Kelas VIII SMP Setya Budi Purworejo Tahun Pelajaran 2011/2012 Desnaeni Dyah Winastiti,
Lebih terperinciPardomuan N.J.M. Sinambela Afrodita Munthe. Kata Kunci: Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika, Pembelajaran Matematika Realistik.
1 PENERAPAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA PADA MATERI SEGI EMPAT DI KELAS VII MTS AMDA PERCUT SEI TUAN T.A. 2014/2015 Pardomuan N.J.M.
Lebih terperinciUPAYA GURU MEMBERIKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS DI SEKOLAH DASAR NEGERI UNGGUL LAMPEUNERUT ACEH BESAR
UPAYA GURU MEMBERIKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS DI SEKOLAH DASAR NEGERI UNGGUL LAMPEUNERUT ACEH BESAR Dessy Artika, Tati Fauziah, Adnan. Dessyartika16@yahoo.com ABSTRAK Dalam konteks
Lebih terperinciPENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA KELAS IV MELALUI MODEL THINK PAIR AND SHARE
ARTIKEL PENELITIAN PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA KELAS IV MELALUI MODEL THINK PAIR AND SHARE PADA PEMBELAJARAN IPS DI SD NEGERI 04 KAMPUNG OLO PADANG OLEH NIKO SEPTIADI NPM 1110013411169
Lebih terperinciPenerapan Pembelajaran Kooperatif
PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE INDEX PUZZLE MATCH PADA MATERI JARINGAN TUMBUHAN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS XI IPA-6 DI SMA MUHAMMADIYAH 2 SIDOARJO Ida Fithria Guru Biologi SMA
Lebih terperinciFakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Bung Hatta Abstrak
PENINGKATAN MINAT DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA MELALUI STRATEGI ACTIVE DEBATEDI SDN 01 KOTO PULAI PESISIR SELATAN Juli Mardon 1, Gusnetti, 1 Gusmaweti 2 1 Program
Lebih terperinciHubungan Antara Motivasi Belajar Dengan Prestasi Mata Pelajaran Ekonomi
Hubungan Antara Motivasi Belajar Dengan Prestasi Mata Pelajaran Ekonomi Ibnu Muchamad Romandhon (0712003) Mahasiswa Pendidikan Ekonomi IKIP Veteran Semarang ABSTRAK Motivasi belajar dapat dilihat dari
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kemajuan ilmu pendidikan dan teknologi menuntut pengembangan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kemajuan ilmu pendidikan dan teknologi menuntut pengembangan kemampuan siswa SD dalam bidang Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) yang sangat diperlukan untuk melanjutkan
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. Secara psikologis, Belajar merupakan suatu proses perubahan yaitu
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Belajar Secara psikologis, Belajar merupakan suatu proses perubahan yaitu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan
Lebih terperinciUPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER
UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) SISWA KELAS VIIIC SMP MUHAMMADIYAH 1 MINGGIR Dian Safitri Universitas
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN. dapat disimpulkan bahwa pembelajaran matematika menggunakan
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dari penelitian tindakan kelas (PTK) pada siswa kelas VIIB SMP Negeri 3 Tempel dapat disimpulkan bahwa pembelajaran
Lebih terperinciDiajukan oleh: DESI KUSUMA NURDINI A
PENERAPAN STRATEGI PEMBELJARAN WORD SQUARE UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA TEMA 6 SUBTEMA 2 KELAS IV SD NEGERI 2 TRUCUK KLATEN TAHUN 2014/2015 NASKAH PUBLIKASI ILMIAH Untuk memenuhi sebagian
Lebih terperinciPENERAPAN METODE DEMONSTRASI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS VI-B SD NEGERI 38 AMPENAN FLORA. Guru SD Negeri 38 Ampenan
PENERAPAN METODE DEMONSTRASI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS VI-B SD NEGERI 38 AMPENAN ABSTRAK FLORA Guru SD Negeri 38 Ampenan e-mail: flora.60@yahoo.com Untuk mengatasi masalah rendahnya
Lebih terperinciNaskah Publikasi Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1. Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
PENERAPAN MODEL NHT UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN PENGUASAAN KONSEP OPERASI HITUNG BILANGAN BULAT PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI 02 JATIPURWO, JATIPURO, KARANGANYAR TAHUN 2012/2013 Naskah Publikasi Untuk
Lebih terperinciKonseling dan Pendidikan
Jurnal Konseling dan Pendidikan ISSN Cetak: 2337-6740 - ISSN Online: 2337-6880 Volume 4 Nomor 1, Februari 2016, Hlm 67-73 Info Artikel: Diterima 02/02/2016 Direvisi 14/02/2016 Dipublikasikan 28/02/2016
Lebih terperinciPENERAPAN METODE PEMBELAJARAN ROUND TABLE UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA
PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN ROUND TABLE UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA YUSTATI Guru SMP Negeri 3 Dumai yustatiy@gmail.com ABSTRAK Penelitian ini membahas hasil
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORI. A. Kerangka Teoretis. 1. Tinjauan Tentang Aktivitas Belajar. a. Aktivitas Belajar
BAB II KAJIAN TEORI A. Kerangka Teoretis 1. Tinjauan Tentang Aktivitas Belajar a. Aktivitas Belajar Dalam proses pembelajaran, guru perlu menimbulkan aktivitas siswa dalam berpikir maupun bertindak. Dengan
Lebih terperinciOleh: Rusmiati SD Negeri 1 Punjul Karangrejo Tulungagung
16 Rusmiati, Peningkatan Prestasi Belajar Mata Pelajaran IPS... PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN IPS MATERI SEJARAH HINDU MENERAPKAN MODEL CTL PADA SISWA KELAS V SDN 1 PUNJUL KARANGREJO TULUNGAGUNG
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Administrasi Perkantoran SMK Kristen Salatiga, peneliti berhasil
31 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian Hasil observasi awal yang dilakukan di kelas X.3 Program Keahlian Administrasi Perkantoran SMK Kristen Salatiga, peneliti berhasil mengidentifikasi
Lebih terperinciPENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY (TSTS) UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY (TSTS) UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA FITRA YULIA ROZI Guru IPS SMP Negeri 6 Pekanbaru fitria@gmail.com ABSTRAK Tujuan penelitian
Lebih terperinciAminudin 1. SDN Sukorejo 01, Kota Blitar 1
Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Question Student Have (QSH) untuk Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Materi Pengukuran pada Siswa Kelas IV Aminudin 1 1 SDN Sukorejo 01, Kota Blitar Email:
Lebih terperinciPENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN ACTIVE KNOWLEDGE SHARING
PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN ACTIVE KNOWLEDGE SHARING BERBASIS KONTEKSTUAL UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS VII-A SMP NEGERI 5 KARANGANYAR TAHUN PELAJARAN 2010/ 2011 Skripsi
Lebih terperinciPENINGKATAN HASIL BELAJAR DENGAN MENGGUNAKAN STRATEGI THE POWER OF TWO PADA PEMBELAJARAN PKn DI KELAS VSDN 04 KINALI PASAMAN BARAT
PENINGKATAN HASIL BELAJAR DENGAN MENGGUNAKAN STRATEGI THE POWER OF TWO PADA PEMBELAJARAN PKn DI KELAS VSDN 04 KINALI PASAMAN BARAT Rema Junida¹,Yusrizal¹, Hendrizal¹ 1 Program Studi Pendidikan Guru Sekolah
Lebih terperinciOleh: NINIK ASROFIN Dibimbing oleh : 1. Dr. Suryo Widodo, M.Pd. 2. Drs. Darsono, M.Kom.
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL TERHADAP KEMAMPUAN MENDESKRIPSIKAN PENGARUH CUACA BAGI KEGIATAN MANUSIA PADA SISWA KELAS III SDN CAMPUREJO I KOTA KEDIRI TAHUN AJARAN 2015/2016 Oleh: NINIK ASROFIN
Lebih terperinciPeningkatan Hasil Belajar Siswa Kelas VI SDN 1 Tatura Melalui Penerapan Media Gambar dan Metode Eksperimen
Peningkatan Hasil Belajar Siswa Kelas VI SDN 1 Tatura Melalui Penerapan Media Gambar dan Metode Eksperimen Hasnawati SD Negeri 1 Tatura, Palu, Sulawesi Tengah ABSTRAK Tujuan dari ini adalah untuk meningkatkan
Lebih terperinciROSLIANA SITOMPUL* DAN DEBBIE GUSTRINI ARUAN**
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA PELAJARAN MATEMATIKA KELAS V SD NEGERI 101774 SAMPALI ROSLIANA SITOMPUL* DAN DEBBIE GUSTRINI ARUAN** *Dosen
Lebih terperinciMENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIVE TIPE TALKING STICK DAN KARTU ARISAN PADA KELAS XI IPS
PENGESAHAN ARTIKEL MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIVE TIPE TALKING STICK DAN KARTU ARISAN PADA KELAS XI IPS.2 DI SMA NEGERI 1 TAPA KABUPATEN BONE BOLANGO PROVINSI GORONTALO
Lebih terperinciPENGGUNAAN STRATEGI CONTEXTUAL TEACHING LEARNING
PENGGUNAAN STRATEGI CONTEXTUAL TEACHING LEARNING (CTL) UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS II SDN 03 NGADIREJO KECAMATAN MOJOGEDANG KABUPATEN KARANGANYAR TAHUN PELAJARAN 2012/2013 PULBIKASI
Lebih terperinciPENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN IPS
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN IPS Sujianto SMP N 2 Kokap Kulonprogo, Indonesia Email: ayahzahra0101@yahoo.co.id Abstrak: Penelitian ini bertujuan
Lebih terperinciIMPLEMENTASI MEDIA SIMULASI KAMERA DIGITAL MATA KULIAH PENGEMBANGAN MEDIA FOTO
IMPLEMENTASI MEDIA SIMULASI KAMERA DIGITAL MATA KULIAH PENGEMBANGAN MEDIA FOTO Andi Kristanto, S.Pd., M.Pd Dosen Teknologi Pendidikan, Fakultas Ilmu pendidikan, Universitas Negeri Surabaya andi.unesa@yahoo.com
Lebih terperinciHesti Yunitasari Universitas PGRI Yogyakarta
UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH PADA SISWA KELAS VIIF SMP N 2 SRANDAKAN Hesti Yunitasari Universitas PGRI Yogyakarta
Lebih terperinciEndang Srininsih SMP NEGERI 4 MATARAM
DAMPAK PENGGUNAAN METODE DEMONSTRASI TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN SENI MUSIK DENGAN TEKNIK BERMAIN ALAT MUSIK RECORDER DI KELAS VII 1 SMP NEGERI MATARAM SEMESTER GENAP TAHUN AJARAN
Lebih terperinciPengaruh Keterampilan Mengajar Guru Terhadap Motivasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Ips Terpadu Di Kelas IX MTs Negeri Bolangitang Timur
1 Pengaruh Keterampilan Mengajar Guru Terhadap Motivasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Ips Terpadu Di Kelas IX MTs Negeri Bolangitang Timur Sasmita Hairia Lauma 1, Salma Bowtha 2, Badriyyah Djula 3
Lebih terperinciMENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGEMUKAKAN PENDAPAT MELALUI BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN TEKNIK DISKUSI GORONTALO. Maspa Mardjun, Tuti Wantu, Meiske Puluhulawa
1 2 MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGEMUKAKAN PENDAPAT MELALUI BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN TEKNIK DISKUSI PADA SISWA KELAS VIII B DI MTS. AL-KHAIRAAT KOTA GORONTALO Maspa Mardjun, Tuti Wantu, Meiske Puluhulawa
Lebih terperinciPEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING MENGGUNAKAN PETA KONSEP UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BAHASA INGGRIS SISWA SMP
PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING MENGGUNAKAN PETA KONSEP UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BAHASA INGGRIS SISWA SMP MURNIYATI Guru SMP Negeri 3 Dumai mmurniyati7@gmail.com ABSTRAK Tujuan penelitian ini
Lebih terperinciEfektifitas Layanan Orientasi Belajar Untuk Meningkatkan Motivasi Berprestasi
Efektifitas Layanan Orientasi Belajar Untuk Meningkatkan Motivasi Berprestasi Kartika Dewi (09220672) Mahasiswa Pendidikan Bimbingan dan Konseling IKIP Veteran Semarang ABSTRAK Dengan berdasarkan latar
Lebih terperinci