NIP

dokumen-dokumen yang mirip
KATA PENGANTAR. Lembang, Juni 2012 Kepala, Ir. Muchransyah Achmad.M.Si NIP

RENCANA KERJA TAHUNAN (RKT) TAHUN 2013

LAKIP BBPP LEMBANG TAHUN 2012

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

RENCANA KERJA TAHUNAN (RKT) TAHUN 2013

RENCANA KERJA TAHUNAN (RKT) TAHUN 2013

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

RENCANA KERJA TAHUNAN

LAKIP BPPSDMP TAHUN 2011 RINGKASAN EKSEKUTIF

RENCANA KERJA TAHUNAN (RKT) Pusat Pendidikan, Standardisasi dan Sertifikasi Profesi Pertanian. Tahun 2013

Rencana Kinerja Tahunan 2013

KATA PENGANTAR. Jakarta, Mei a.n Kepala Badan, Dr. Ir. Edi Abdurachman, MS, MSc

RENCANA KERJA TAHUNAN (RKT) TAHUN 2013

RENCANA KINERJA TAHUNAN TAHUN 2013

KATA PENGANTAR. Binuang, Juni 2015 Kepala BBPP Binuang, Ir. Anwar Syarif, M.Ed. Nip

No. Nama Diklat Sasaran Indikator Target Realisasi % Capaian

BALAI BESAR PELATIHAN PERTANIAN LEMBANG CAPAIAN KINERJA TAHUN No. Kegiatan Sasaran Indikator Target Realisasi % Capaian

RENCANA KERJA TAHUNAN (RKT) Pusat Penyuluhan Pertanian. Tahun 2013

RENCANA KINERJA TAHUNAN TAHUN 2013

Jl. SNAKMA Cisalopa Kecamatan Caringin Kabupaten Bogor Telp. (0251) , , Fax , PO Box 05/Cgb Bogor 16740

VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

RINGKASAN. Halaman i. LAKIN Balai Besar Pelatihan Kesehatan Hewan Cinagara Bogor Tahun 2016

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang

Manokwari, Juni 2012 Ketua, Dr. Drs. Susanto, M.Si. NIP

BAB. I PENDAHULUAN. 1.1 LATAR BELAKANG Visi Pembangunan Pertanian adalah terwujudnya sistem pertanian bioindustri

LAKIP BPPSDMP TAHUN 2012

RENCANA KERJA TAHUNAN (RKT) TAHUN 2013

KAK/TOR PER KELUARAN KEGIATAN : BADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PERTANIAN

RENCANA KINERJA TAHUNAN TAHUN 2012

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Renstra BKP5K Tahun

KATA PENGANTAR. Malang, Mei 2012 Ketua, Ir. Mulyo Nugroho Sarwoto, MSi NIP

RENCANA KINERJA TAHUNAN 2016 SEKOLAH TINGGI PENYULUHAN PERTANIAN (STPP) MAGELANG JURUSAN PENYULUHAN PETERNAKAN

Balai Besar Pelatihan Peternakan (BBPP) Batu 2016 RINGKASAN EKSEKUTIF

GENDER BUDGET STATEMENT (Pernyataan Anggaran Gender) Tahun 2013

3. Indikator Kinerja Aktivitas (IKA)

Renstra Tahun STPP Medan I. PENDAHULUAN

RINGKASAN EKSEKUTIF LAKIP Badan PPSDMP Tahun 2013

MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA. PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 03/Permentan/OT.140/1/2011 TENTANG

FOKUS PROGRAM DAN KEGIATAN BADAN PPSDMP TAHUN 2016 OLEH : KEPALA BADAN PPSDMP

PENDAHULUAN Latar belakang

RENCANA STRATEGIS BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN KALIMANTAN TENGAH TAHUN

1. Indikator Kinerja Utama (IKU) 2. Indikator Kinerja Kunci (IKK) 3. Indikator Kinerja Aktivitas (IKA) B P P S D M P TA 2016

RENCANA KERJA BADAN PPSDMP DAN EVALUASI E-PROPOSAL TAHUN 2016

2018, No Menteri Pertanian sebagaimana dimaksud dalam huruf a perlu ditinjau kembali; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud da

PENGANTAR. Ir. Suprapti

PEDOMAN PEMBINAAN TENAGA HARIAN LEPAS TENAGA BANTU PENYULUH PERTANIAN BAB I PENDAHULUAN

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. diperlukan dalam rangka mengantisipasi tantangan perubahan lingkungan

KEBIJAKAN PEMBANGUNAN PERTANIAN: Upaya Peningkatan Produksi Komoditas Pertanian Strategis

PETUNJUK PELAKSANAAN PENGELOLAAN INKUBATOR AGRIBISNIS PADA UNIT PELAKSANA TEKNIS (UPT) PELATIHAN PERTANIAN

PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN TOMT (TRAINING OF MASTER TRAINERS) AGRIBISNIS PADI BAB I PENDAHULUAN

RENCANA KINERJA TAHUN 2013

FOKUS KEBIJAKAN DAN PROGRAM BADAN PPSDMP TA 2017

PEDOMAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PERTANIAN APARATUR DAN NON APARATUR BAB I PENDAHULUAN

MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA. PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR: 101/Permentan/OT.140/10/2013 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA

I. RANCANG BANGUN BBPP

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR 72/Permentan/OT.140/10/2011 TENTANG PEDOMAN FORMASI JABATAN FUNGSIONAL PENYULUH PERTANIAN

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.52, 2010 Kementerian Pertanian. Pelatihan. Pertanian Swadaya. Pedoman.

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2016

RENCANA KINERJA TAHUNAN TAHUN 2013

RENCANA KINERJA TAHUNAN

PROFIL BADAN KETAHANAN PANGAN

RENCANA KINERJA TAHUNAN BALAI BESAR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PASCAPANEN PERTANIAN 2014

KATA PENGANTAR. LAPORAN KINERJA BBPPBinuang

LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 72/Permentan/OT.140/10/2011 TANGGAL : 31 Oktober 2011

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 03/Permentan/PP.410/1/2010 TENTANG PEDOMAN PEMBINAAN KELEMBAGAAN PELATIHAN PERTANIAN SWADAYA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PERTANIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN 1.1. KONDISI UMUM Kedudukan

BAB II PERENCANAAN KINERJA

PEDOMAN FORMASI JABATAN FUNGSIONAL PENYULUH PERTANIAN BAB I PENDAHULUAN

RENCANA KERJA BADAN PPSDMP DAN EVALUASI E-PROPOSAL TAHUN 2015

KATA PENGANTAR. Jakarta, Januari 2015 Direktur Alat dan Mesin Pertanian, Ir. Suprapti NIP Laporan Kinerja Tahun 2014

KEGIATAN PRIORITAS PENGEMBANGAN PENYULUHAN DAN SDM PERTANIAN TAHUN 2018

KATA PENGANTAR. Bontang, Desember 2015 Kepala, Ir. Hj. Yuli Hartati, MM NIP LAKIP 2015, Kantor Ketahanan Pangan Kota Bontang

BIRO HUKUM DAN HUMAS

Bab I Pendahuluan A. LATAR BELAKANG

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI. 3.1 Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN Visi dan Misi Dinas Pertanian, Perikanan dan Kehutanan Kota Tasikmalaya

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) BIRO HUKUM DAN ORGANISASI

PROFESIONALISME DAN PERAN PENYULUH PERIKANAN DALAM PEMBANGUNAN PELAKU UTAMA PERIKANAN YANG BERDAYA

Rencana Kinerja Tahunan Balai Besar Pelatihan Kesehatan (BBPK) Jakarta Tahun 2015

RENCANA KINERJA TAHUN 2011 BIRO ORGANISASI DAN KEPEGAWAIAN. SEKRETARIAT JENDERAL KEMENTERIAN PERTANIAN JAKARTA, Mei 2010

RENCANA KINERJA TAHUNAN

Rencana Pembangunan Jangka Menengah strategi juga dapat digunakan sebagai sarana untuk melakukan tranformasi,

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) SEKRETARIAT DIREKTORAT JENDERAL PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN 2015

BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 43 TAHUN 2016 TENTANG

Renja BP4K Kabupaten Blitar Tahun

KATA PENGANTAR. Semoga laporan ini bermanfaat. Jakarta, 30 Januari Plt. Kepala Biro Perencanaan. Suharyono NIP

PROGRAM DAN KEGIATAN. implementasi strategi organisasi. Program kerja operasional merupakan proses

RENCANA STRATEGIS BADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN SDM PERTANIAN

BUPATI MANDAILING NATAL

PERATURAN MENTERI PERTANIAN. NOMOR : 49/Permentan/OT.140/10/2009 TENTANG KEBIJAKAN DAN STRATEGI PENYULUHAN PERTANIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. Kependudukan Catatan Sipil dan Keluarga Berencana Kabupaten Karimun berubah

KATA PENGANTAR. Jakarta, Desember Direktur Alat dan Mesin Pertanian, Ir. Bambang Santosa, M.Sc NIP

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT PERLUASAN DAN PENGELOLAAN LAHAN TA. 2014

Transkripsi:

KATA PENGANTAR Rencana Strategis (Renstra) Tahun 2010-2014 adalah panduan pelaksanaan tugas pokok dan fungsi untuk 5 (lima) tahun ke depan, yang disusun antara lain berdasarkan hasil evaluasi terhadap pelaksanaan Renstra Tahun 2005-2009. Renstra ini juga disusun untuk memberikan kontribusi yang signifikan bagi keberhasilan pencapaian sasaran, agenda dan misi, serta visi dari. Mengingat hal tersebut, maka semua unit kerja, pimpinan dan staf harus melaksanakannya secara akuntabel dan senantiasa berorientasi pada peningkatan kinerja (better performance). Untuk menjamin keberhasilan pelaksanaannya dan mewujudkan pencapaian Visi Renstra Tahun 2010-2014 yaitu Menjadi Lembaga Pelatihan yang andal untuk menghasilkan SDM pertanian yang profesional dalam mendukung industri pertanian yang berdaya saing, maka akan dilakukan evaluasi setiap tahun. Dengan memperhatikan kebutuhan dan perubahan lingkungan strategis, maka Renstra Balai Besar Pelatihan Pertanian Lembang mengalami beberapa perubahan / revisi berupa sasaran strategis dan indikator-indikator kinerja sesuai mekanisme yang berlaki dan tanpa mengubah tujuan Tahun 2010-2014. Lembang, Pebruari 2012 Kepala, Ir. Muchransyah Achmad.M.Si NIP.195804101985031001 i 52

DAFTAR ISI Kata Pengantar... i Daftar Isi... ii Daftar Grafik... iii BAB I PENDAHULUAN... 1 1.1. Kondisi Umum SDM Pertanian... 2 1.2. Potensi dan Permasalahan... 9 1.3. Hasil yang dicapai... 15 1.4. Permasalahan... 19 1.5. Tantangan... 21 BAB II VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN... 22 2.1. Visi... 22 2.2. Misi... 22 2.3. Tujuan... 25 2.4. Sasaran... 26 BAB III ARAH KEBIJAKAN,STRATEGI,PROGRAM DAN KEGIATAN, SERTA INDIKATOR KEBERHASILAN... 33 3.1. Arah Kebijakan... 33 3.2. Strategi... 35 3.3. Program... 36 3.4. Kegiatan... 36 3.5. Program,Tujuan dan Kegiatan... 40 3.6. Indikator Keberhasilan... 45 BAB IV PENUTUP... 50 ii 53

DAFTAR GAMBAR Gambar 1 : Pelaku utama pembangunan pertanian berdasarkan latar belakang belakang pendidikan... 3 Gambar 2 : Pelaku utama pembangunan pertanian berdasarkan sebaran umur... 4 Gambar 3 : Pelaku utama pembangunan pertanian berdasarkan jenis usaha/sub sektor pertanian... 5 Gambar 4 : Pelaku utama sub sektor tanaman pangan berdasarkan kepemilikan lahan... 5 Gambar 5 : Pelaku utama pembangunan pertanian berdasarkan curahan waktu bekerja... 6 Gambar 6 : Aparatur pertanian berdasarkan jenis kelamin... 7 Gambar 7 : Aparatur pertanian berdasarkan usia... 8 Gambar 8 : Aparatur pertanian berdasarkan tingkat pendidikan... 8 iii 54

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sektor pertanian di masa mendatang diharapkan masih memegang peran yang sangat strategis sebagai penghela pembangunan ekonomi nasional, karena kontribusinya yg nyata bagi 230 juta penduduk Indonesia, penyedia bahan baku industri, peningkatan Produk Domestik Bruto (PDB), penghasil devisa negara melalui ekspor, penyedia lapangan pekerjaan, dan peningkatan pendapatan masyarakat. Untuk meningkatkan peran sektor pertanian sebagai penghela pembangunan nasional, Kementerian Pertanian pada periode 2010-2014 telah menetapkan visi pembangunan pertanian, yaitu Terwujudnya pertanian industrial unggul berkelanjutan yang berbasis sumberdaya lokal untuk meningkatkan kemandirian pangan, nilai tambah, daya saing, ekspor, dan kesejahteraan petani. Target utama penetapan visi pembangunan tersebut untuk mewujudkan empat sukses pembangunan pertanian, yaitu: 1) pencapaian swasembada dan swasembada berkelanjutan, 2) peningkatan diversifikasi pangan, 3) peningkatan nilai tambah, daya saing dan ekspor, dan 4) peningkatan kesejahteraan petani. Dalam rangka mewujudkan empat sukses pembangunan pertanian di atas diperlukan sumber daya manusia pertanian yang profesional, kreatif, inovatif, dan berwawasan global. Untuk itu, penyuluhan pertanian, pelatihan pertanian, pendidikan pertanian, serta standarisasi dan sertifikasi SDM pertanian perlu terus dikembangkan dan dimantapkan untuk menyiapkan aparatur yang kompeten, visioner, serta memahami peran dan fungsinya dalam pembangunan pertanian. Disamping itu, kegiatan penyuluhan pertanian, pelatihan pertanian, pendidikan pertanian, serta standarisasi dan sertifikasi SDM pertanian juga ditujukan untuk: 1) memperkuat kelembagaan petani, 2) memberdayakan usaha petani, dan 3) mewujudkan 1

pelaku utama pembangunan pertanian yang mandiri, berjiwa wirausaha, berdaya saing, dan berwawasan global. Hal ini dimaksudkan agar pelaku utama pembangunan pertanian mampu bersaing, baik di pasar regional maupun di pasar global. Berdasarkan hal tersebut di atas Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Lembang merupakan salah satu UPT Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian, berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian Republik Indonesia Nomor 15/Permentan/OT.140/2/2007, tentang anisasi dan Tata Kerja Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Lembang, mempunyai tugas melaksanakan dan mengembangkan teknik pelatihan teknis, fungsional dan kewirausahaan di bidang pertanian bagi aparatur dan non aparatur pertanian ikut berperan aktif dalam upaya mendukung 4 (empat) sukses Pembangunan Pertanian melalui peningkatan kualitas sumberdaya manusia (SDM) pertanian yang profesional, berjiwa wirausaha, mempunyai dedikasi, etos kerja, disiplin dan moral yang tinggi serta berwawasan global. Yang dituangkan dalam Rencana Strategis Tahun 2010 2014. Rencana Strategis ini dibangun berdasarkan visi yang didasari pada Visi Badan Pengembangan SDM Pertanian dengan mempertimbangkan potensi yang dimiliki, dan tantangan yang dihadapi serta berbagai kecenderungan perubahan lingkungan yang sedang dan akan berlangsung. Berdasarkan visi tersebut, selanjutnya dirumuskan berbagai tujuan dan sasaran yang akan dicapai selama lima tahun kedepan, selanjutnya dirumuskan strategi dan program yang akan ditempuh, beserta indikator-indikator keberhasilannya. 1.1. Kondisi Umum SDM Pertanian Sumberdaya manusia pertanian, sebagai pelaku utama dan aparatur pertanian, memiliki peran yang strategis dalam mewujudkan empat sukses pembangunan pertanian. Kondisi umum dari pelaku utama dan aparatur pertanian secara rinci dijelaskan sebagai berikut: 2

1.1.1. Pelaku Utama Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2009, pelaku utama pembangunan pertanian berjumlah 39.389.442 orang dengan latar belakang tingkat pendidikan SD dan tidak tamat SD sebanyak 29.616.068 orang (75,19%), tamat SLTP sebanyak 5.999.685 orang (15,23%), tamat SLTA sebanyak 3.309.896 orang (8,40%), tamat Perguruan Tinggi (diploma dan sarjana) sebanyak 463.793 orang (1,18%). Gambar 1 : Pelaku utama pembangunan pertanian berdasarkan latar belakang pendidikan Berdasarkan sebaran umur, pelaku utama yang berusia 15 sampai dengan 24 tahun sebanyak 5.408.164 orang (13,91%), usia 25 sampai dengan 44 tahun sebanyak 17.338.448 orang (44,58%), usia di atas 45 tahun sebanyak 16.146.089 orang (41,51%). 3

Gambar 2 : Pelaku utama pembangunan pertanian berdasarkan sebaran umur Berdasarkan jenis usaha, pelaku utama yang berusaha di sub sektor Tanaman Pangan dan Perkebunan berjumlah 32.281.087 orang (81,95%), sub sektor Peternakan berjumlah 4.135.237 orang (10.50%), sub sektor Hortikultura berjumlah 2.375.409 orang (6,03%), sub sektor kombinasi Tanaman Pangan, Perkebunan dan Peternakan berjumlah 241.012 orang (0.61%), dan sub sektor Jasa Pertanian, Perkebunan, Peternakan berjumlah 241.012 orang (0.91%). 4

Gambar 3 : Pelaku utama pembangunan pertanian berdasarkan jenis usaha/sub sektor pertanian Berdasarkan kepemilikan lahan, pelaku utama sub sektor Tanaman Pangan yang memiliki lahan kurang dari 0,5 Ha sebanyak 43,53%, antara 0,5 sampai dengan 1 ha sebanyak 22,74%, antara 1 sampai dengan 2 ha sebanyak 15,27%, antara 2 sampai dengan 3 ha sebanyak 5,04%, dan lebih dari 3 ha sebanyak 3,65% 1 ). Gambar 4 : Pelaku utama sub sektor tanaman pangan berdasarkan kepemilikan lahan 5

Berdasarkan curahan waktu bekerja, pelaku utama yang bekerja di bawah 35 jam per minggu sebanyak 20.538.392 orang (52,14%), dan yang bekerja di atas 35 jam per minggu sebanyak 18.851.050 orang (47,86%). Ditinjau dari aspek gender, jumlah laki-laki yang bekerja di bawah 35 jam per minggu sebanyak 10.723.583 orang (44,46%) dan perempuan sebanyak 9.814.809 orang (64,28%). Sementara itu jumlah laki-laki yang bekerja di atas 35 jam per minggu sebanyak 13.396.248 orang (55,54%) dan perempuan sebanyak 5.454.802 orang (35,72%). Gambar 5 : Pelaku utama pembangunan pertanian berdasarkan curahan waktu bekerja 6

1.1.2. Aparatur Pertanian Keberhasilan pembangunan pertanian sangat ditentukan oleh profesionalisme aparatur yang berperan sebagai regulator, fasilitator, motivator dan dinamisator. Aparatur pertanian yang dibutuhkan dalam mendukung pembangunan pertanian adalah: 1) perumus kebijakan, 2) perencana pembangunan, 3) tenaga manajemen dan administrasi, 4) peneliti pertanian, 5) widyaiswara, dosen, guru, dan instruktur, 6) tenaga penyuluh pertanian dan fungsional Rumpun Ilmu Hayat Pertanian (RIHP) lainnya, 7) tenaga karantina pertanian, dan 8) tenaga fungsional lainnya. Berdasarkan hasil pengkajian tentang profil aparatur pertanian tahun 2008, jumlah aparatur pertanian sebanyak 96.647 orang, yang terdiri atas 76.009 orang laki-laki (78,59%) dan 20.638 orang perempuan (21,41%). Gambar 6 : Aparatur pertanian berdasarkan jenis kelamin Berdasarkan sebaran usia, aparatur pertanian yang berusia di bawah 40 tahun sebanyak 32%, antara 40 sampai dengan 49 tahun sebanyak 53,45% dan usia diatas 50 tahun sebanyak 14,55%. 7

Gambar 7 : Aparatur pertanian berdasarkan usia Ditinjau dari tingkat pendidikan, aparatur pertanian yang berpendidikan dibawah SLTA sebanyak 6,38 %, setingkat SLTA sebanyak 53,97%, Diploma III sebanyak 9,00%, S1 sebanyak 27,11%, S2 sebanyak 3,14% dan S3 sebanyak 0,40%. Gambar 8 : Aparatur pertanian berdasarkan tingkat pendidikan Sedangkan aparatur yang ada di BBPP Lembang adalah sebanyak 141 orang, dimana 46,81% wanita dan 53,19% Laki-laki, dengan tingkat pendidikan SLTA ke bawah yaitu; 46.10%, D III : 4,96%, S 1/ D IV : 31,21%, S 2 : 17,02% dan S3 : 0,71%. sedangkan jumlah pejabat fungsional widyaiswara 26 orang yaitu 18,44% dari total pegawai BBPP Lembang. 8

1.2. Potensi, Hasil yang Dicapai, Permasalahan, dan Tantangan 1.2.1. Potensi 1.2.1.1. Aspek Kelembagaan Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Lembang salah satu Eselon II.b UPT BPPSDMP Lingkup Kementerian Pertanian memiliki 3 (tiga) unit eselon III, yaitu Bagian Umum, Bidang Program dan Evaluasi dan Bidang Penyelenggaraan Pelatihan dan memiliki 7 (tujuh) eselon 4 (empat), yaitu Subbagian Kepegawaian dan Rumah Tangga, Subbagian Perlengkapan dan Instalasi, Subbagian Keuangan, Seksi Program dan Kerjasama, Seksi Evaluasi dan Pelaporan, Seksi Pelatihan Aparatur dan Seksi Non Aparatur. Serta kelompok Jabatan Fungsional (Widyaiswara). Berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian Republik Indonesia Nomor 15/Permentan/OT.140/2/2007 BBPP Lembang mempunyai tugas melaksanakan dan mengembangkan teknik pelatihan teknis, fungsional dan kewirausahaan di bidang pertanian bagi aparatur dan non aparatur pertanian, memiliki fungsi yaitu menyelenggarakan: a. Penyusunan rencana, program dan pelaksanaan kerjasama; b. Pelaksanaan pemantauan, evaluasi dan pelaporan; c. Pelaksanaan pelatihan teknis di bidang pertanian bagi aparatur dan non aparatur pertanian; d. Pelaksanaan pelatihan fungsional di bidang pertanian bagi aparatur pertanian; e. Pelaksanaan pelatihan kewirausahaan di bidang pertanian bagi non aparatur pertanian; f. Pelaksanaan pengembangan teknik pelatihan di bidang hortikultura; g. Pelaksanaan pengembangan teknik pelatihan pertanian bagi aparatur dan non aparatur pertanian; h. Penyusunan bahan Standar Kompetensi Kerja (SKK) pelatihan teknis, fungsional dan kewirausahaan di bidang pertanian; 9

i. Pelaksanaan penyusunan paket pembelajaran dan media pelatihan teknis, fungsional dan kewirausahaan di bidang pertanian; j. Pelaksanaan pemberian konsultasi agribisnis; k. Pemberian pelayanan pelaksanaan dan pengembangan teknik pelatihan teknis, fungsional dan kewirausahaan di bidang pertanian bagi aparatur dan non aparatur pertanian; l. Pengelolaan urusan tata usaha dan rumah tangga BBPP. Struktur organisasi BBPP Lembang secara skematis dapat dilihat pada gambar sebagai berikut. STRUKTUR ORGANISASI BALAI BESAR PELATIHAN PERTANIAN LEMBANG KEPALA BAGIAN UMUM Subbagian Kepegawaian dan Rumah Tangga Subbagian Keuangan Subbagian Perlengkapan dan Instalasi BIDANG PROGRAM DAN EVALUASI BIDANG PENYELENGGARAAN DIKLAT Seksi Program dan Kerjasama Seksi Evaluasi dan Pelaporan Seksi Pelatihan Aparatur Seksi Pelatihan Non Aparatur KELOMPOK FUNGSIONAL 10

Uraian Tugas Masing-Masing Bagian/Bidang 1) Bagian Umum Bagian Umum mempunyai tugas melaksanakan pengelolaan urusan tata usaha dan rumah tangga BBPP, dalam pelaksanaan tugasnya bagian umum melaksanakan fungsi; a. Pelaksanaan urusan kepegawaian, tata usaha dan rumah tangga; b. Pelaksanaan urusan keuangan; c. Pelaksanaan urusan perlengkapan dan instalasi. Dalam pelaksanaan tugasnya Bagian Umum dibantu oleh; a. Subbagian Kepegawaian dan Rumah Tangga, mempunyai tugas melakukan urusan kepegawaian, tata usaha dan rumah tangga; b. Subbagian Keuangan mempunyai tugas melakukan urusan keuangan; c. Subbagian Perlengkapan dan Instalasi mempunyai tugas melakukan urusan perlengkapan dan instalasi. 2). Bidang Program dan Evaluasi Bidang Program dan Evaluasi mempunyai tugas melaksanakan penyusunan rencana, program dan pelaksanaan kerjasama, serta pemantauan, evaluasi dan pelaporan. Dalam pelaksanaan tugasnya mempunyai fungsi; a. Penyiapan penyusunan rencana, program dan anggaran; b. Penyiapan pelaksanaan kerjasama; c. Pengelolaan data dan informasi pelatihan; d. Penyiapan pemantauan, evaluasi dan pelaporan. Dalam pelaksanaan tugasnya Bidang Program dan Evaluasi dibantu oleh; 11

a. Seksi Program dan Kerjasama, mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan penyusunan rencana program dan anggaran serta pelaksanaan kerjasama; b. Seksi Evaluasi dan Pelaporan, mempunyai tugas melakukan pengelolaan data dan informasi pelatihan, serta penyiapan bahan pemantauan, evaluasi dan pelaporan. 3). Bidang Penyelenggaraan Pelatihan Bidang Penyelenggaraan Pelatihan mempunyai tugas melaksanakan pemberian pelayanan pelaksanaan dan pengembangan teknik pelatihan teknis, fungsional dan kewirausahaan di bidang pertanian bagi aparatur dan non aparatur pertanian. Dalam pelaksanaan tugasnya mempunyai fungsi; a. Pemberian pelayanan pelaksanaan dan pengembangan teknik pelatihan teknis dan fungsional di bidang pertanian bagi aparatur pertanian; b. Pemberian pelayanan pelaksanaan dan pengembangan teknik pelatihan teknis dan fungsional di bidang pertanian bagi non aparatur pertanian. Dalam pelaksanaan tugasnya Bidang Penyelenggaraan Pelatihan dibantu oleh; a. Seksi Pelatihan Aparatur, mempunyai tugas pemberian pelayanan pelaksanaan dan pengembangan teknik pelatihan teknis dan fungsional di bidang pertanian bagi aparatur pertanian; b. Seksi Pelatihan Non Aparatur, mempunyai tugas pemberian pelayanan pelaksanaan dan pengembangan teknik pelatihan teknis dan fungsional di bidang pertanian bagi non aparatur pertanian; 12

4). Jabatan Fungsional Widyaiswara dan Instruktur Kelompok jabatan fungsional Widyaiswara dan Instruktur mempunyai tugas a. Melakukan pelatihan teknis di bidang pertanian bagi aparatur dan non aparatur pertanian; b. Melakukan pelatihan fungsional dibidang pertanian bagi aparatur dan non aparatur pertanian; c. Melakukan pelatihan kewirausahaan di bidang pertanian bagi non aparatur pertanian; d. Menyusun bahan Standar Kompetensi Kerja (SKK) pelatihan teknis, fungsional, kewirausahaan di bidang pertanian; e. Menyusun paket pembelajaran dan media pelatihan teknis, fungsional dan kewirausahaan di bidang pertanian; f. Melakukan pengembangan teknik pelatihan di bidang hortikultura; g. Melakukan pengembangan teknik pelatihan pertanian bagi aparatur dan non aparatur pertanian; h. Melakukan pemberian konsultasi agribisnis; i. Melakukan kegiatan fungsional lainnya sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Lembang memiliki dan mengembangkan Pusat Inkubator agribisnis, studio radio sebagai sarana konsultasi agribisnis dan penyebaran informasi pertanian. Selain itu juga kelembagaan pelatihan di tingkat desa Pusat Pelatihan Pertanian dan Perdesaan Swadaya (P4S) yang melaksanakan fungsi pelatihan dan permagangan bagi petani yang termasuk binaan BBPP Lembang sebanyak 110 P4S dan yang mendapat penguatan sebanyak 45 unit. juga memiliki 20 unit LM3 yang mendapat batuan untuk pegembangan agribisnis. 1.2.1.2. Aspek Ketenagaan Jumlah aparatur Badan Pengembangan SDM Pertanian di tingkat Pusat dan UPT adalah sebanyak 2.285 orang, dengan latar belakang pendidikan : sampai dengan SLTA sebanyak 1.122 orang (49,1%), Diploma III sebanyak 112 orang (4,9%), S1/D4 sebanyak 672 orang (29,41%), S2 sebanyak 352 orang (15,4%), dan S3 sebanyak 27 orang (1,18%). 13

Tenaga fungsional di bidang pelatihan dan pendidikan yang dimiliki dan dibina oleh Badan Pengembangan SDM Pertanian terdiri atas: 290 orang widyaiswara, 227 orang dosen, dan 553 orang guru SPP. Disamping tenaga fungsional tersebut, Badan Pengembangan SDM Pertanian juga memiliki tenaga kediklatan sebanyak 790 orang dan tenaga kependidikan sebanyak 427 orang. Tenaga fungsional penyuluh pertanian yang dimiliki dan dibina oleh Badan Pengembangan SDM Pertanian terdiri atas: Penyuluh Pertanian PNS sebanyak 27.922 orang. Selain itu terdapat Penyuluh Pertanian Honorer sebanyak 1.251 orang, Penyuluh Pertanian Swadaya sebanyak 8.017 orang, dan Tenaga Harian Lepas Tenaga Bantu Penyuluh Pertanian (THL-TB PP) sebanyak 24.608 orang. Khusus BBPP Lembang dalam menjalan tugas dan fungsinya didukung oleh 141 orang pegawai dengan keragaan sebagai berikut: a. Berdasarkan tugas pokok dan fungsi Berdasarkan tugas pokok dan fungsinya, maka SDM BBPP didukung oleh 141 orang, yang terbagi dalam jabatan struktural & staf 115 orang dan 26 orang pejabat fungsional widyaiswara & instruktur. b. Berdasarkan pendidikan Berdasarkan tingkat pendidikan akhir terdiri dari; 1 orang S3, 24 orang S2, 44 orang S1, 7 orang SM/D3, 57 orang SLTA, 5 orang SLTP dan 3 orang SD. c. Berdasarkan pangkat/golongan Berdasarkan pangkat/golongan ruang, terdapat 21 orang golongan IV, 51 orang golongan III, 40 orang golongan II dan 3 orang golongan I. 14

d. Berdasarkan jenis kelamin Berdasarkan jenis kelamin, terdapat : 75 orang yang memiliki jenis kelamin laki-laki dan 66 orang yang memiliki jenis kelamin perempuan. 1.3. Hasil Yang Dicapai 1.3.1. Aspek Kelembagaan Hasil yang dicapai dalam aspek kelembagaan sampai saat ini dalam menunjang kelancaran tugas dan fungsi balai, adalah sebagai berikut; pengembangan sarana prasarana, pengembangan Pusat Inkubator Agribisnis dalam meningkatkan kemampuan SDM, melaksanakan berbagai kegiatan usahatani sesuai dengan bidang keahliannya, menjadi mediator dan transfomator dalam pendampingan tenant, serta melaksanakan jejaring kerja (networking) melalui kemitraan, pengembangan Perpustakaan melalui digital E-library, pengembangan Studio Radio Plamboyan sebagai pusat penyebaran informasi pertanian, telah membantu P4S melalui penguatan kelembagaan P4S sebagai penunjang sarana pembelajaran di 45 P4S yang tersebar di 5 propinsi (Bangka Belitung, Lampung, Banten, DKI Jakarta dan Jawa Barat), serta membantu penyaluran bantuan dalam rangka pengembangan agribisnis di 20 unit LM3 dan 2 LM3 Model. 1.3.2. Aspek Penguatan Ketenagaan 1.3.2.1. Peningkatan Kualitas SDM Balai Aspek penguatan ketenagaan yaitu dengan melakukan peningkatan sumberdaya manusia sejalan dengan berkembangnya arus teknologi, melalui berbagai kegiatan, yaitu sebagai berikut; a. Pembinaan disiplin pegawai dengan menerapkan absensi system sidik jari untuk kehadiran pegawai, melakukan apel pagi setiap hari dan apel kesadaran nasional setiap tanggal tujuhbelas. 15

b. Membentuk Tim satuan pelaksana Pengendalian Internal (SPI) untuk menciptakan pemerintahan yang baik bebas dari KKN. c. Megikutsertakan dalam pelatihan pelaksana pelayanan asrama / dapur / lapangan dalam upaya meningkatkan mutu pelayanan. d. Mengikutsertakan staf/pegawai baik fungsional maupun struktural untuk mengikuti pelatihan baik dalam negeri maupun luar negeri dalam rangka meningkatkan mutu manajemen penyelenggaraan pelatihan e. Peningkatan profesionalisme pejabat fungsional dan struktural melalui kegiatan magang, studi banding, seminar, workshop dan mengikuti pelatihan metode THD dan ESQ. f. Terlaksananya penyelenggaraan tata usaha perkantoran, kearsipan, perpustakaan dan dokumentasi g. Terlaksananya pembinaan administrasi pengelolaan kepegawaian melalui SIMPEG h. Terlaksananya Pembinaan mental dan agama bagi seluruh pegawai i. Terlaksananya pembinaan administrasi dan pengelolaan keuangan (melalui SAI, SIMAK, SIM Pertanggungjawaban Keuangan) j. Pembinaan administrasi dan pengelolaan perlengkapan (melalui SABMN). k. Terlaksananya Sistem informasi diklat. l. Sistem Informasi Evaluasi (SIMONEV/SIMDAL) 1.3.2.2. Peningkatan Kualitas SDM Pertanian Peningkatan kualitas SDM Pertanian diwujudkan melalui penyelenggaraan pelatihan baik bagi petugas (aparatur) atau petani (non aparatur), dalam kurun waktu 2005 2009 untuk pelatihan agribisnis, PUAP, LM3 adalah : 5.324 orang aparatur dan 9.554 orang non aparatur; serta melakukan pendampingan tenant binaan melalui pusat inkubator agribisnis sebanyak 20 orang, 16

1.3.3. Aspek Penyelenggaraan Pelatihan Peningkatan mutu penyelenggaraan pelatihan dalam rangka menghasilkan SDM pertanian yang profesional meliputi aparat, petani dan stakeholder yang mampu bersaing, kegiatan-kegiatan yang telah dilaksanakan dalam meningkatkan mutu penyelenggaraan pelatihan adalah sebagai berikut : a. Pengembangan dan pemeliharaan peralatan dan media pelatihan, pengembangan Sistem Informasi Manajemen, diantaranya yaitu : SIM pertanggung jawaban administrasi dan keuangan, SIM Diklat, SIM Ikamaja, SIM P4S, SIM Evaluasi pelatihan, penataan dan pengembangan Jaringan Internet dalam menunjang akses infromasi, pengembangan sarana prasarana perpustakaan melalui pengembangan Digital Library, pengembangan sarana prasarana studio radio sebagai pusat penyebaran informasi pertanian. b. Pengembagan metodologi pelatihan berdasarkan Competency Based Training (CBT), pengembangan Metodologi Penyuluhan Pertanian Partisipatif (MP3). c. Terlatihnya 5.324 orang aparatur dan 9.554 orang non aparatur melalui pelatihan teknis agribisnis, PUAP dan LM3, serta melakukan pendampingan tenant binaan melalui pusat inkubator agribisnis sebanyak 20 orang. d. Terakreditasi 4 (empat) program jenis pelatihan pertanian, yaitu Pelatihan Agribisnis Hortikultura, Pelatihan Kultur Jaringan, Pelatihan Pengolahan Hasil Pertanian, Pelatihan Sistem Jaminan Mutu berdasarkan HACCP. e. Tersusunnya SKKNI (Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia) untuk tanaman Aglaonema, Anggrek, Krisan dan Jeruk telah ditetapkan oleh Depnakertrans. f. Pembinaan dalam upaya pengembangan kelembagaan 45 P4S melalui penguatan serta 8 P4S sebagai pelaksana permagangan serta 20 LM3 dan 2 LM3 Model melalui pengembangan usaha agribisnis. g. Pengembangan pusat inkubator agribisnis sebagai lembaga konsultasi bisnis. 17

1.3.4. Aspek Pengembangan Jejaring Kerjasama Pengembangan kerjasama baik secara intern maupun ekstern, dalam proses peningkatan SDM Pertanian maupun proses kegiatan usaha agribisnis telah dirintis kerjasama dengan pihak lain, seperti : a. Pusat Penelitian Tanah dan Agroklimat dalam hal pengembangan Sistem Informasi Diklat. b. Perguruan Tinggi (CAPAS - UNPAD) dalam proses pendampingan tenant dengan model pengembangan bisnis melalui inkubator agribisnis. c. DIKNAS dalam rangka peningkatan HDI petani pelaku agribisnis. d. PEMDA dalam peningkatan pendidikan formal penyuluh pertanian serta dalam perbantuan widyaiswara untuk meningkatkan Pengetahuan, Sikap dan Keahlian SDM Pertanian. e. JICA dalam pengembangan metodologi penyuluhan pertanian.. f. PT. RATRA kerjasama dibidang komoditas jamur. g. PT. GRACE yang bergerak dibidang sayuran jepang. h. Amazing Farm yang bergerak dibidang sayuran Hidroponik. i. Agro Tech Nusantara yang bergerak dibidang Pembibitan Kentang. j. Kelompok Tani dalam upaya pengembangan usaha. k. Tenant dalam hal pemanfaatan outlet/geray yang dimiliki oleh PIA BBPP Lembang. l. ASEAN Secretariat dalam penyelenggaraan pelatihan post harvest and processing of horticulture. m. Kerjasama dengan Depnakertrans dan BNSP dalam rangka penyusunan dan penetapan SKKNI. 18

1.4. Permasalahan 1.4.1. Aspek Kelembagaan a. Masih terbatasnya sarana dan prasarana untuk mendukung keahlian widyaiswara. b. Masih terbatasnya sarana dan prasarana untuk mendukung pelaksanaan pelatihan dengan kebutuhan riil masyarakat. (kapasitas asrama, laboratorium belum terakreditasi); c. Kurangnya sarana Pusat Inkubator Agribisnis (PIA) dalam rangka mendukung program pelatihan berbasis kompetensi; d. Belum seluruh kelembagaan pelatihan swadaya terakreditasi di wilayah binaan; e. Belum meratanya penyebaran dan kualitas (LM3, P4S, PUAP) di wilayah binaan. 1.4.2. Aspek Ketenagaan a. Standarisasi Keahlian Sumberdaya Manusia BBPP Lembang belum memadai bila dibandingkan dengan tugas penanganan peningkatan SDM pertanian secara umum (Perkebunan, Tanaman Pangan, Hortikultura). b. Terbatasnya pelatihan untuk kompetensi widyaiswara dan fungsional lainnya dalam mengemban tugas secara profesional c. Terbatasnya latar belakang pendidikan dan keahlian tenaga kediklatan dalam mendukung Tupoksi. d. Terbatasnya tenaga yang memahami tentang pengadaan barang/jasa, penatausahaan BMN, pengelolaan administrasi keuangan. 19

1.4.3. Aspek Penyelenggaraan a. Belum tersusunnya sistem manajemen mutu kelembagaan pelatihan dan belum diterapkan secara optimal Standirisasi Operasional Prosedur (SOP) dalam mendukung ISO; b. Belum seluruh program pelatihan teknis pertanian terakreditasi oleh LAN; c. Masih terbatasnya SKKNI komoditas pertanian yang telah ditetapkan. (sampai saat ini telah ditetapkan empat enis SKKNI dan baru ditindaklanjuti satu level program pelatihan). d. Masih kurangnya jenis dan jumlah pelatihan teknis bagi aparatur dan non aparatur pertanian. e. Kurangnya jenis dan jumlah pelatihan bagi fungsional lainnya. f. Kurangnya sosialisasi keberadaan lembaga pelatihan swadaya pada pemerintah daerah. g. Belum optimalnya penerapan sistem administrasi berbasis kinerja. 1.4.4. Aspek Kerjasama a. Belum optimalnya pemanfaatan peluang kerjasama pelatihan dan permagangan bagi aparatur dan non aparatur dengan lembaga pemerintah/swasta. b. Belum optimalnya kerjasama untuk pemanfaatan fasilitas sarana prasana balai (Inkubator Agribisnis). c. Belum optimalnya pendokumentasian pelaksanaan kerjasama pelatihan dan pemanfaatan sarana. d. Belum terbangunnya sistem kerjasama pelatihan yang berkelanjutan 1.4.5. Aspek Administrasi a. Belum lengkapnya Juklak/Juknis pelatihan yang disusun. 20

b. Terbatasnya acuan penatausahaan barang milik Negara. c. Belum optimalnya pemahaman sertifikasi tentang pengadaan barang/jasa 1.5. Tantangan Adalah situasi yang merupakan ancaman bagi organisasi yang datang dari luar organisasi dan dapat mengancam eksistensi organisasi di masa depan. a. Meningkatnya tuntutan masyarakat terhadap penerapan teknologi tepat guna dalam usaha agribisnis dalam mewujudkan ; 1) pencapaian swasembada dan swasembada berkelanjutan, 2) penurunan konsumsi beras melalui diversifikasi pangan, 3) peningkatan komoditas eksport pertanian, dan 4) peningkatan kesejahteraan petani melalui pemberdayaan masyarakat tani. b. Meningkatnya tuntutan pemerintah daerah akan SDM Pertanian yang berkualitas c. Meningkatnya tuntutan pemangku kepentingan terhadap kualitas pelayanan pelatihan d. Kurangnya kaderisasi pelaku usaha di sektor pertanian. e. Berkembangnya inovasi teknologi di sektor pertanian untuk meningkatkan keahlian tenaga pelatihan. f. Tumbuhkembangnya lembaga pelatihan swasta yang berkualitas dalam penyelenggaraan pelatihan 21

BAB II VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN 2.1. Visi Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Lembang tugas melaksanakan dan mengembangkan teknik pelatihan teknis, fungsional dan kewirausahaan di bidang pertanian bagi aparatur dan non aparatur pertanian. untuk menghasilkan SDM pertanian yang memiliki kompetensi, pengetahuan, keterampilan, sikap dan berkehidupan bermasyarakat. Hal tersebut merupakan tuntutan dalam era sekarang ini dan perlu ditunjang dengan ketersediaan SDM Pertanian yang berkualitas, yang terlibat secara langsung maupun tidak langsung melalui pengembangan SDM baik berupa kemampuan maupun keterampilan teknis dalam bidang Pertanian, serta dibutuhkan SDM Pertanian yang (1) profesional, dan (2) mempunyai integritas moral tinggi yang merupakan landasan filosofis dalam pengembangan SDM pertanian. Visi BBPP Lembang : Menjadi Lembaga Pelatihan yang andal untuk menghasilkan SDM pertanian yang profesional dalam mendukung industri pertanian yang berdaya saing. SDM Profesional yang diharapkan adalah SDM yang amanah, mampu melaksanakan tugas pokok dengan baik dan benar,inovatif, kreatif dan kredibel,terakreditasi dan tersertifikasi,bersikap positif,dan kompeten dalam melaksanakan tugasnya. 2.2. Misi telah menetapkan misi yang dikenal sebagai Saptakarya untuk mencapai visi, yaitu sebagai berikut: 1. Meningkatkan kualitas program berbasis kinerja. 2. Meningkatkan pendayagunaan sarana dan prasarana pelatihan serta produktivitas instalasi agribisnis. 22

3. Meningkatkan system manajemen mutu penyelenggaraan pelatihan sesuai system mutu yang berkualitas (ISO 900:2008). 4. Meningkatkan mutu penyelenggaraan pelatihan dengan melaksanakan program pelatihan berbasis kompetensi. 5. Melaksanakan pengembangan teknik pelatihan hortikultura dan melaksanakan pelatihan teknis, fungsional dan kewirausahaan bagi aparatur dan non aparatur pertanian sesuai dengan standar kompetensi kerja (SKK) dalam rangka menwujudkan 4 (empat) sukses program pembangunan pertanian. 6. Meningkatkan profesionalisme widyaiswara dan tenaga teknis pelatihan sesuai keahlian untuk mencapai 4 (empat) sukses pembangunan pertanian. 7. Meningkatkan kerjasama pelatihan dalam negeri dan melaksanakan pelatihan kerjasama luar negeri. 8. Melaksanakan sistem informasi, pemantauan, evaluasi dan pelaporan pelatihan dan melakukan pengendalian internal yang akurat dan kredibel. 9. Meningkatkan kualitas pengelolaan administrasi penatausahaan dan rumah tangga balai yang transparan dan akuntabel. Balai Besar Pelatihan Pertanian juga memiliki motto dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya, yaitu sebagai berikut : Taqwa Dalam Beragama, Santun Dalam Berperilaku, Prima Dalam Berkarya. Yang mengandung nilai-nilai : a. RELIGIUS Mewujudkan SDM di lingkungan BBPP Lembang yang berahlak mulia, jujur, santun, serta beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. b. AMANAH Adanya kesungguhan dari semua pihak, untuk selalu menghasilkan yang terbaik sebagai bagian dari Ibadah. 23

c. UNGGUL/TANGGUH Keyakinan untuk selalu menjadi yang terbaik. d. INOVATIF Menjaga dan melahirkan tradisi berinovasi, mau, dan selalu berupaya mengadakan pembaharuan untuk menjawab tantangan. e. PEDULI Memahami dan ikut merasakan masalah yang dihadapi orang lain, terutama masyarakat tani f. KOOPERATIF Kesediaan bekerjasama dengan berbagai pihak berdasarkan persahabatan g. RESPONSIF Cermat mengantisipasi harapan masyarakat dan berusaha memenuhi janji tepat waktu, rasa hormat kepada semua petugas, memberikan komitmen yang mendorong partisipasi dalam memberikan pelayanan. h. KEBERSAMAAN Bekerjasama dengan semua pihak terkait, dengan prinsip keterbukaan dan sama-sama untung. i. PARTISIPATIF Melibatkan semua pihak yang seharusnya terkait dalam pengambilan keputusan j. KREATIF Tidak mudah putus asa dan selalu mencari hal-hal baru untuk kebaikan. k. EMPATI Mempunyai kepedulian yang tinggi terhadap berbagai permasalahan dalam masyarakat. l. DISIPLIN Selalu bekerja dengan konsisten. m. DINAMIS Bekerja dengan variasi tidak monoton, mandek dan mau berubah menjadi lebih baik. 24

2.3. Tujuan Tujuan adalah hasil akhir yang akan dicapai pada jangka waktu tertentu yang menggambarkan isu-isu strategis yang ingin dicapai. Tujuan tersebut merupakan pedoman dalam mengemban visi dan misi serta melaksanakan dan mengembangkan teknik pelatihan teknis, fungsional dan kewirausahaan di bidang pertanian bagi aparatur dan non aparatur pertanian dalam kurun waktu 5 (lima) tahun, tahun 2010-2014, yaitu; 1. Meningkatkan efektifitas pelaksanaan program berbasis kinerja 2. Mengoptimalkan penggunaan/pemanfaatan sarana dan prasarana pelatihan dalam peningkatan kualitas pelaksanaan pelatihan serta produktivitas instalasi agribisnis dalam mendukung 4 (empat) sukses Pembangunan Pertanian. 3. Meningkatkan sistem manajemen mutu penyelenggaraan pelatihan sesuai sistem jaminan mutu yang berkualitas. 4. Menyiapkan sarana prasarana dalam rangka mendukung peningkatan kompetensi sumberdaya manusia pertanian menjadi Lembaga Diklat Profesi (LDP) dan Tempat Uji Kompetensi. 5. Meningkatkan mutu penyelenggaraan pelatihan teknis agribisnis dengan menghasilkan standar-standar melalui penyusunan sandar kompetensi kerja (SKKNI). 6. Meningkatkan efektifitas penyelenggaraan pelatihan teknis agribisnis dan kewirausahaan dalam rangka mendukung 4 (empat) sukses Pembangunan Pertanian. 7. Menghasilkan aparatur dan non aparatur pertanian yang profesional dalam mendukung 4 (empat) sukses Pembangunan Pertanian. 8. Meningkatkan kompetensi tenaga kepelatihan pejabat fungsional widyaiswara sesuai keahlian untuk mendukung 4 (empat) sukses pembangunan pertanian. 9. Mengembangkan metodologi dan alat bantu multimedia berlatih pelatihan sesuai dengan standar kompetensi kerja. 10. Meningkatkan tenaga kepelatihan yang profesional bagi pejabat struktural dan fungsional umum. 25

11. Meningkatkan citra untuk memperkuat eksistensi dan jejaring kerja balai sebagai lembaga yang terpercaya. 12. Menyediakan data dan informasi untuk pemantauan evaluasi dan pelaporan dalam rangka pengendalian internal. 13. Meningkatkan efektifitas dan efisiensi pelaksanaan administrasi, penatausahaan dan rumah tangga balai sesuai peraturan yang berlaku. 2.4. Sasaran Sasaran merupakan bagian integral dari proses perencanaan strategis, sasaran harus lebih fokus, bersifat spesifik, terinci dan dapat diukur. Adapun sasaran yang ingin dicapai adalah sebagai berikut : 1. Tertatanya kelembagaan pelatihan pertanian 2. Terfasilitasinya ketenagaan pelatihan pertanian untuk meningkatkan kompetensinya 3. Terlatihanya aparatur dan non aparatur pertanian untuk meningkatkan kompetensi kerja 4. Tersusunnya Norma Standar Pedoman dan Kebijakan (NSPK) Rincian Sasaran dan Indikator Sasaran Balai Besar Pelatihan Pertanian selama Tahun 2010-2014 dapat dilihat pada Tabel 1. 26

Tabel 1. Sasaran dan Indikator Sasaran BBPP Lembang Tahun 2010-2014 NO SASARAN INDIKATOR KINERJA 1 Tertatanya kelembagaan pelatihan pertanian TAHUN 2010 2011 2012 2013 2014 1 Jenis pelatihan yang diakreditasi 4 pel 1 pel 1 pel 1 pel 1 Pel 2 Jumlah unit usaha Produksi pertanian yang dikembangkan (Inkubator Agribisnis) 7 Unit 7 Unit 7 Unit 7 Unit 7 Unit 3 Jumlah calon tenant yang terseleksi *) 20 20 4 Jumlah rencana induk yang tersusun 1 dok 1 dok 1 dok 1 dok 1 dok 5 Jumlah Lembaga Diklat Profesi (LDP) 1 Lembg 6 Jumlah Kelembagaan Petani (P4S) 40 Lmbg 40 Lmbg 40 Lmbg 40 Lmbg 40 Lmbg 7 Jumlah Standarisasi Pelatihan (ISO) 1 dok 2 Terfasilitasinya ketenagaan pelatihan pertanian untuk meningkatkan kompetensinya 1 Jumlah petugas/tenaga kediklatan yang ditingkatkan kompetensinya 25 27 25 25 25 2 Jumlah Widyaiswara/fungsional yang ditingkatkan kompetensinya 26 25 25 25 25 27

NO SASARAN INDIKATOR KINERJA 3 Terlatihnya aparatur dan non aparatur pertanian untuk meningkatkan kompetensi kerja 1 Jumlah Aparatur yang mengikuti Pelatihan yang mendukung Swasembada dan Swasembada Berkelanjutan TAHUN 2010 2011 2012 2013 2014 330 330 330 330 a Jumlah Aparatur yang mengikuti Pelatihan PL I dan II Komoditas Padi Bagi Aparatur Pertanian 110 org 110 org 110 org 110 org b Jumlah Aparatur yang mengikuti Pelatihan PL I dan II Komoditas Jagung Bagi Aparatur Pertanian 110 org 110 org 110 org 110 org c Jumlah Aparatur yang mengikuti Pelatihan PL I dan II Komoditas Kedelai Bagi Aparatur 110 org 110 org 110 org 110 org Pertanian 2 Jumlah Aparatur yang mengikuti Pelatihan yang mendukung Diversifikasi Pangan 60 a Jumlah Aparatur yang mengikuti Pelatihan TOT Diversifikasi Pangan b Jumlah Aparatur yang mengikuti Pelatihan Diversifikasi Pangan 3 Jumlah Aparatur yang mengikuti Pelatihan Mendukung Nilai Tambah, Daya Saing dan Eksport a Jumlah Aparatur yang mengikuti Pelatihan GMP Komoditas Manggis 30 org 60 org 60 org 60 org 30 org 60 org 60 org 60 org 1,440 1,440 1,440 1,800 150 28

NO SASARAN INDIKATOR KINERJA 3 Terlatihnya aparatur dan non aparatur pertanian untuk meningkatkan kompetensi kerja b c d e f g h i j k l Jumlah Aparatur yang mengikuti Pelatihan GMP Komoditas Jeruk Jumlah Aparatur yang mengikuti Pelatihan GMP Komoditas Pisang TAHUN 2010 2011 2012 2013 2014 150 150 Jumlah Aparatur yang mengikuti Pelatihan GMP Komoditas Mangga 150 Jumlah Aparatur yang mengikuti Pelatihan GHP Komoditas Manggis 150 Jumlah Aparatur yang mengikuti Pelatihan GHP Komoditas Jeruk 150 Jumlah Aparatur yang mengikuti Pelatihan GHP Komoditas Pisang 150 Jumlah Aparatur yang mengikuti Pelatihan GHP Komoditas Mangga 150 Jumlah Aparatur yang mengikuti Pelatihan GAP Komoditas Manggis 150 Jumlah Aparatur yang mengikuti Pelatihan GAP Komoditas Jeruk 150 Jumlah Aparatur yang mengikuti Pelatihan GAP Komoditas Pisang 150 Jumlah Aparatur yang mengikuti Pelatihan GAP Komoditas Mangga 150 29

NO SASARAN INDIKATOR KINERJA 3 Terlatihnya aparatur dan non aparatur pertanian untuk meningkatkan kompetensi kerja 4 Jumlah Aparatur yang mengikuti Pelatihan yang terakreditasi a b c d TAHUN 2010 2011 2012 2013 2014 Jumlah Aparatur yang mengikuti Pelatihan Teknis Agribisnis Hortikultura 30 30 30 30 30 Jumlah Aparatur yang mengikuti Pelatihan Pengolahan Hasil Pertanian dan Pasca Panen 30 30 30 30 30 Jumlah Aparatur yang mengikuti Pelatihan HCCP 30 30 30 30 30 Jumlah Aparatur yang mengikuti Pelatihan Kultur Jaringan Komoditas Hortikultura 30 30 30 30 30 5 Jumlah Aparatur yang mengikuti Pelatihan yang Mendukung Kesejahteraan Petani 500 500 750 750 a Jumlah Aparatur yang mengikuti Pelatihan PUAP Bagi Penyuluh Pendamping*) 500 500 750 750 6 Jumlah Non Aparatur dalam mendukung kesejahteraan petani 230 1,770 1,770 2,283 2,320 a b Jumlah Non Aparatur yang mengikuti Pelatihan manajemen dan Kepemimpinan Bagi Pengelola P4S Jumlah Non Aparatur yang mengikuti Pelatihan manajemen dan Kepemimpinan Bagi Petani/Gapoktan 30 60 60 60 60 30 60 60 60 60 30

NO SASARAN INDIKATOR KINERJA 3 Terlatihnya aparatur dan non aparatur pertanian untuk meningkatkan kompetensi kerja c d e f g h i j k Jumlah Non Aparatur yang mengikuti Pelatihan Metodologi Pelatihan/Permagangan Bagi Pengelola P4S Jumlah Non Aparatur yang mengikuti Pelatihan Teknis Agribisnis Komoditas Hortikultura Jumlah Non Aparatur yang mengikuti Pelatihan Teknis Agribisnis Komoditas Tanaman Pangan Jumlah Non Aparatur yang mengikuti Pelatihan Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian Jumlah Non Aparatur yang mengikuti Pelatihan Diversifikasi Pangan Jumlah Non Aparatur yang mengikuti Pelatihan Kewirausahaan bagi Petani Muda Jumlah Non Aparatur yang mengikuti Pelatihan Orientasi dan Pemantapan Magang Jepang Bagi Petani Muda Jumlah Non Aparatur yang mengikuti Pelatihan ATC Jumlah Non Aparatur yang mengikuti Pelatihan PMT TAHUN 2010 2011 2012 2013 2014 30 60 60 60 60 30 60 60 60 60 60 60 90 90 40 40 43 60 40 40 40 60 30 30 30 30 30 90 90 90 90 50 50 50 30 30 40 40 40 40 31

NO SASARAN INDIKATOR KINERJA 3 Terlatihnya aparatur dan non aparatur pertanian untuk meningkatkan kompetensi kerja 4 Tersusunnya Norma Standar Pedoman dan Kebijakan (NSPK) Keterangan : *) Penambahan kegiatan baru l Jumlah Non Aparatur yang mengikuti Pelatihan PUAP bagi Pengurus Gapoktan m Jumlah Non Aparatur yang mengikuti Pelatihan LM3 Bagi Pengelola LM3 n Jumlah Non Aparatur yang mengikuti Pelatihan Berbasis Kompetensi Komoditas Jeruk o Jumlah Non Aparatur yang mengikuti Pelatihan Berbasis kompetensi Komoditas Krisan 7 Jumlah aparatur yang mengikuti pelatihan Training Officer Course (TOC ) 8 Jumlah aparatur yang mengikuti pelatihan Management Of Training (MOT) TAHUN 2010 2011 2012 2013 2014 1,000 1,000 1,500 1,500 30 30 30 30 30 30 30 30 30 31 30 9 Jumlah Kerjasama Pelatihan dalam dan luar negeri 3 Keg 5 Keg 7 Keg 10 Keg 1 Jumlah Pengelolaan Program 5 Dok 5 Dok 5 Dok 5 Dok 5 Dok 2 Jumlah Pengelolaan Penyelenggaraan Pelatihan 3 Jumlah Pengelolaan administrasi dan manajemen 2 Dok 2 Dok 2 Dok 2 Dok 2 Dok 1 Dok 1 Dok 1 Dok 1 Dok 1 Dok 4 Jumlah SKKNI bidang pertanian 1 Dok 1 Dok 1 Dok 1 Dok 1 Dok 32

BAB III ARAH KEBIJAKAN, STRATEGI, PROGRAM DAN KEGIATAN, SERTA INDIKATOR KEBERHASILAN 3.1. Arah Kebijakan Arah kebijakan Kementerian Pertanian tahun 2010 2014 difokuskan dalam mencapai empat sasaran strategis pembangunan pertanian, yaitu : 1. Terwujudnya swasembada dan swasembada Berkelanjutan; 2. Peningkatan Diversifikasi Pangan; 3. Peningkatan Nilai tambah, Daya Saing dan Ekspor; 4. Peningkatan Kesejahteraan Petani. Arah kebijakan penyuluhan dan pengembangan SDM pertanian dalam rangka mewujudkan empat sukes pembangunan pertanian diatas adalah sebagai berikut : 1. Pelatihan, permagangan dan pendampingan diarahkan untuk memperkuat pemberdayaan masyarakat tani, antara lain melalui program PUAP, LM3, SMD, dan PMD, guna mempercepat pertumbuhan agribisnis di perdesaan. 2. Pelatihan diarahkan untuk menumbuhkan minat generasi muda menjadi wirausahawan agribisnis. 3. Pelatihan bagi aparatur diarahkan untuk meningkatkan kompetensi dalam rangka mendukung 4 (empat) sukses pembangunan pertanian. 4. Pengembangan sistem standarisasi dan sertifikasi profesi diarahkan untuk memenuhi kebutuhan SDM pertanian yang profesional. 33

5. Pemantapan sistem administrasi dan manajemen untuk mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik dan pemerintahan yang bersih. Adapun arah kebijakan Balai Besar Pelatihan Pertanian dalam mendukung 4 (empat) sukses pembangunan pertanian dapat diuraikan sebagai berikut: 1. Pengembangan sistem manajemen mutu, prosedur dan metoda penyelenggaraan pelatihan bagi aparatur dan non aparatur pertanian. 2. Pengembangan akreditasi program pelatihan untuk mendukung 4 (empat) sukses pembangunan pertanian. 3. Pengembangan program pelatihan berdasarkan kompetensi kerja. 4. Peningkatan sarana prasarana pelatihan pertanian berdasarkan standar nasional dan internasional untuk mendukung penyelenggaraan pelatihan. 5. Peningkatan tenaga fungsional widyaiswara dan fungsional umum berdasarkan standar kompetensi. 6. Penyiapan sarana prasarana dalam rangka mendukung peningkatan kompetensi sumberdaya manusia pertanian menjadi Lembaga Diklat Profesi (LDP) dan Tempat Uji Kompetensi. 7. Peningkatan kerjasama dan jejaring kerja pelatihan pertanian dengan lembaga nasional. 8. Pelaksanaan kerjasama dan jejaring kerja pelatihan pertanian dengan lembaga internasional. 9. Pengembangan Pusat Inkubator Agribisnis (PIA). 10. Pengembangan kelembagaan pelatihan swadaya. 11. Pelaksanaan penyusunan rencana, program dan pelaksanaan kerjasama 12. Pengembangan sistem informasi berbasis web 13. Pelaksanaan pelatihan teknis tanaman hias bagi aparatur dan non aparatur pertanian. 14. Pelaksanaan pelatihan fungsional bagi aparatur pertanian. 34

15. Pelaksanaan pelatihan teknis agribisnis hortikultura bagi aparatur dan non aparatur pertanian. 16. Melaksanakan pelatihan teknis tanaman pangan bagi aparatur dan non aparatur pertanian 17. Melaksanakan pelatihan kewirausahaan bagi non aparatur pertanian 18. Melaksanakan kegiatan pemantauan, evaluasi dan pelaporan; 19. Melaksanakan pelatihan manajemen dan kepemimpinan bagi non aparatur pertanian 3.2. Strategi Mengacu pada tujuh gema revitalisasi pembangunan pertanian dan arah kebijakan penyuluhan dan pengembangan SDM pertanian, maka strategi Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Lembang adalah sebagai berikut: Kebijakan strategis merupakan faktor kunci dan penentu sebagai pegangan dan pedoman dalam menetapkan kegiatan sesuai visi dan misi serta perlu dilaksanakan secara bertahap dan utuh, sehingga diharapkan tujuan dan sasaran program dapat tercapai secara efektif dan efisien. Arah kebijakan strategis telah disusun sebagai berikut; 1. Peningkatan kualitas program pelatihan 2. Peningkatan mutu penyelenggaraan pelatihan 3. Pengembangan dan penerapan metodologi pelatihan 4. Peningkatan kualitas SDM pelatihan pertanian 5. Pelaksanaan bimbingan, pemantauan, dan evaluasi pelatihan. 6. Pengembangan IPTEK dalam Pembangunan Pertanian 7. Pengembangan kerjasama/kemitraan dan jejaring kerja pelatihan pertanian dengan pihak luar. 8. Pengembangan Pusat Inkubator Agribisnis (PIA) 35

9. Pembinaan lembaga pelatihan swadaya (P4S) sebagai pusat pelatihan dan permagangan bidang agribisnis bagi masyarakat tani. 10. Penumbuhan wirausahawan muda di bidang agribisnis dilakukan melalui Agri Training Camp (ATC), magang, pelatihan kewirausahaan pertanian. 11. Pengembangan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI) untuk komoditas unggulan dalam rangka mendukung daya saing dan nilai tambah. 12. Pengembangan Sistem Informasi Teknologi dalam rangka mendukung kegiatan balai. 13. Pemantapan dan pengembangan tata kelola administrasi dan manajemen dan pengembangan SDM pertanian balai. 3.3. Program Dalam upaya menyelaraskan pelaksanaan program dan kegiatan maka ditetapkan Pedoman Pelaksanaan Kegiatan dan Anggaran Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian yaitu Program Pengembangan SDM Pertanian dan Kelembagaan Petani. 3.4. Kegiatan Untuk menunjang terhadap pencapaian tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan tersebut maka disusun kegiatan BBPP Lembang Tahun 2010 2014 sebagai berikut; 3.4.1. Peningkatan Mutu Penyelenggaraan Pelatihan a. Penyusunan perencanaan program pelatihan dalam mendukung 4 (empat) sukses Pembangunan Pertanian. 36

b. Pengembangan kapasitas sarana prasarana balai dalam meningkatkan kualitas pelatihan serta produktivitas instalasi agribisnis dalam mendukung 4 (empat) sukses Pembangunan Pertanian. c. Pengembangan sistem informasi administrasi, penatausahaan dan rumah tangga balai sesuai peraturan yang berlaku. d. Penyusunan akreditasi dan standarisasi program penyelenggaraan pelatihan e. Penyusunan Sertifikasi manajemen mutu penyelenggaraan pelatihan (ISO) f. Pengembangan materi, metodologi dan media program pelatihan Berbasis Kompetensi Kerja. g. Penyelenggaraan pelatihan teknis agribisnis dan permagangan bagi aparatur dan non aparatur pertanian. h. Penyelenggaraan pelatihan teknis bagi aparatur dan non aparatur pertanian dalam mendukung 4 (empat) sukses Pembangunan Pertanian; i. Melaksanakan pelatihan Kepemimpinan dan kewirausahaan bagi non aparatur pertanian; j. Melaksanakan permagangan teknis agribisnis dan kewirausahaan bagi instruktur/pengelola P4S, pengurus Gapoktan dan kelembagaan petani lainnya. k. Bimbingan bagi Alumni pelatihan aparatur dan non aparatur pertanian. l. Penyusunan SKKNI di Bidang Pertanian m. Monitoring dan evaluasi serta pengendalian internal 3.4.2. Pemantapan Kelembagaan Pelatihan a. Penyusunan rancang bangun BBPP Lembang b. Pengembangan sarana dan prasarana pelatihan untuk mendukung peningkatan nilai tambah, daya saing komoditas hortikultura. c. Akreditasi lembaga pelatihan pertanian menjadi Lembaga Diklat Profesi. 37

d. Pengembangan sistem administrasi dan manajemen. e. Pengembangan sistem informasi dan publikasi BBPP Lembang berbasis WEB. f. Pengembangan Pusat Inkubator Agribisnis, Perpustakaan, studio radio. g. Akreditasi dan standarisasi lembaga pelatihan swadaya h. Pembinaan bagi Kelembagaan tani dalam mendukung 4 (empat) sukses pembangunan pertanian i. Kegiatan pemberdayaan masyarakat tani melalui kegiatan PUAP, P4S, dan LM3.. 3.4.3. Peningkatan Kapasitas Tenaga Kepelatihan a. Peningkatan kompetensi dan spesialisasi widyaiswara dan tenaga teknis kepelatihan melalui pendidikan, pelatihan, magang, studi banding dan kajiwidya; dalam menyiapkan fasilitator untuk mendukung 4 (empat) sukses Pembangunan Pertanian. b. Peningkatan Kapasitas SDM Balai melalui pendidikan, pelatihan, magang, studi banding. c. Pengembangan kapasitas manajemen dan kepemimpinan pengelola lembaga pelatihan swadaya dalam mendukung 4 (empat) sukses Pembangunan Pertanian. 3.4.4. Pengembangan Program Jejaring Kerjasama Pelatihan Pertanian a. Melaksanakan identifikasi kebutuhan pelatihan pertanian b. Menyusun data base pelatihan pertanian c. Menjalin kerjasama pelatihan teknis dengan instasi terkait/pemerintah daerah dalam merancang dan menyelenggarakan pelatihan untuk mendukung swasembada padi, jagung dan kedele. d. Menjalin kerjasama pelatihan teknis dengan instansi terkait/pemerintah daerah dalam merancang dan menyelenggarakan pelatihan untuk mendukung diversifikasi pangan. 38

e. Menjalin kerjasama pelatihan teknis dengan instansi terkait/pemerintah daerah dalam merancang dan menyelenggarakan pelatihan untuk mendukung peningkatan nilai tambah komoditas hortikultura.. f. Melakukan koordinasi dengan instansi terkait dalam penetapan komoditas unggulan hortikultura penghasil devisa Negara. g. Melaksanakan kerjasama pelatihan luar negeri h. Menjalin kerjasama pemanfaatan sarana prasarana pelatihan 39

3.5. 3.5. Program, Tujuan dan Kegiatan NO PROGRAM TUJUAN KEGIATAN SASARAN KEGIATAN TAHUN 2010 2011 2012 2013 2014 1 2 3 4 5 6 7 8 9 I. Peningkatan Mutu Penyelenggaraan Pelatihan Meningkatkan kualitas penyelenggaraan pelatihan dalam menghasilkan SDM pertanian yang berdaya saing untuk mendukung 4 (empat) sukses pembangunan pertanian 1.1. Penyusunan perencanaan program pelatihan dalam mendukung 4 (empat) sukses Pembangunan Pertanian. 1.2. Penyelenggaraan Pelatihan dalam mendukung 4 (empat) sukses Pembangunan Pertanian: 1.2.1. Kegiatan Pelatihan dalam mendukung Swasembada dan swasembada berkelanjutan melalui; 1.2.1.1. Pelatihan PL I dan II komoditas Padi, bagi aparatur pertanian. 1.2.1.2. Pelatihan PL I dan II komoditas Jagung bagi aparatur pertanian. 1.2.1.3. Pelatihan PL I dan II komoditas kedele bagi aparatur pertanian. 1.2.2. Kegiatan Pelatihan dalam mendukung Diversifikasi Pangan, melalui 1.2.2.1. Pelatihan TOT diversifikasi pangan bagi aparatur pertanian 1.2.2.2. Pelatihan diversifikasi pangan bagi aparatur pertanian 1.2.2.3. Pelatihan GMP pada Manggis bagi aparatur pertanian 1.2.3. Kegiatan Pelatihan dalam mendukung Nilai tambah, daya saing dan eksport; 1.2.3.1. Pelatihan GMP pada Manggis bagi aparatur pertanian 1.2.3.2. Pelatihan GMP pada Jeruk bagi aparatur pertanian 1.2.3.3. Pelatihan GMP pada Pisang bagi aparatur pertanian 1.2.3.4. Pelatihan GMP pada Mangga bagi aparatur pertanian 1 Pkt 1 Pkt 110 110 110 30 30 1 Pkt 110 110 110 1 Pkt 110 110 110 60 60 60 60 1 Pkt 110 110 110 60 60 150 150 150 150 40