Pengaruh Temperatur terhadap Pembentukan Vorteks pada Aliran Minyak Mentah dengan Metode Beda Hingga

dokumen-dokumen yang mirip
METODE BEDA HINGGA DALAM PENENTUAN DISTRIBUSI TEKANAN, ENTALPI DAN TEMPERATUR RESERVOIR PANAS BUMI FASA TUNGGAL

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia. Analisa aliran berkembang..., Iwan Yudi Karyono, FT UI, 2008

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

PEMODELAN ALIRAN FLUIDA PADA RESERVOIR PANAS BUMI

BAB II TEORI ALIRAN PANAS 7 BAB II TEORI ALIRAN PANAS. benda. Panas akan mengalir dari benda yang bertemperatur tinggi ke benda yang

Bab II Model Lapisan Fluida Viskos Tipis Akibat Gaya Gravitasi

MODEL ALIRAN POLIMER PADA MEDIA BERPORI. Adnan Nullah Hakim dan Irwan Ary Dharmawan *

Tulisan pada bab ini menyajikan simpulan atas berbagai analisa atas hasil-hasil yang telah dibahas secara detail dan terstruktur pada bab-bab

Bab 1. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang Masalah

Masalah aliran fluida dalam PIPA : Sistem Terbuka (Open channel) Sistem Tertutup Sistem Seri Sistem Parlel

BAB II LANDASAN TEORI

Simulasi Perpindahan Panas pada Lapisan Tengah Pelat Menggunakan Metode Elemen Hingga

I. PENDAHULUAN. dan kotoran manusia atau kotoran binatang. Semua polutan tersebut masuk. ke dalam sungai dan langsung tercampur dengan air sungai.

BAB II LANDASAN TEORI

Bab 1. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang

REYNOLDS NUMBER K E L O M P O K 4

ANALISIS ALIRAN DAN PERPINDAHAN PANAS FLUIDA SISKO DALAM KEADAAN STEDI NURI ANGGI NIRMALASARI

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN. Gambar 1.1: Aliran Darah Yang Terjadi Pada Pembuluh Darah Tanpa Penyempitan Arteri Dan Dengan Penyempitan Arteri

Kestabilan Aliran Fluida Viskos Tipis pada Bidang Inklinasi

BAB II ALIRAN FLUIDA DALAM PIPA. beberapa sifat yang dapat digunakan untuk mengetahui berbagai parameter pada

PRISMA FISIKA, Vol. I, No. 1 (2013), Hal ISSN :

Kata Kunci :konveksi alir bebas; viskos-elastis; bola berpori 1. PENDAHULUAN

BAB II DASAR TEORI. Misalkan sembarang persamaan fisik melibatkan k variabel seperti berikut. u 1 = f ( u 2, u 3,..., u k )

Klasifikasi Aliran Fluida (Fluids Flow Classification)

SIMULASI CFD PERSAMAAN NAVIER STOKES UNTUK ALIRAN FLUIDA TUNAK LAMINAR DI ANTARA PLAT SEJAJAR SKRIPSI AZMAH DINA TELAUMBANUA

BAB IV PENGOLAHAN DATA DAN ANALISA DATA

Bab I Pendahuluan I.1 Latar Belakang

Rumus bilangan Reynolds umumnya diberikan sebagai berikut:

Sidang Tugas Akhir - Juli 2013

Studi Komputasi Gerak Bouncing Ball pada Vibrasi Permukaan Pantul

TUGAS AKHIR. OLEH : Mochamad Sholikin ( ) DOSEN PEMBIMBING Prof.DR.Basuki Widodo, M.Sc.

Model Perahu Trimaran pada Aliran Laminar. Abstrak

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB II LANDASAN TEORI. bisa mengalami perubahan bentuk secara kontinyu atau terus-menerus bila terkena

BAB II DASAR TEORI. m (2.1) V. Keterangan : ρ = massa jenis, kg/m 3 m = massa, kg V = volume, m 3

2 yang mempunyai posisi vertikal sama akan mempunyai tekanan yang sama. Laju Aliran Volume Laju aliran volume disebut juga debit aliran (Q) yaitu juml

Analisis Kestabilan Aliran Fluida Viskos Tipis pada Model Slip di Bawah Pengaruh Gaya Gravitasi

POSITRON, Vol. IV, No. 1 (2014), Hal ISSN :

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Definisi Fluida

Metodologi Penelitian. Mulai. Pembuatan model fluida reservoir. Pembuatan model reservoir

POSITRON, Vol. IV, No. 2 (2014), Hal ISSN :

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Definisi fluida

Analisa Pola dan Sifat Aliran Fluida dengan Pemodelan Fisis dan Metode Automata Gas Kisi

Aliran Turbulen (Turbulent Flow)

INSTRUKSI KERJA LABORATORIUM KOMPUTER

KAJIAN PEMODELAN FISIS, AUTOMATA GAS KISI, DAN ANALITIS ALIRAN GLISERIN TESIS. ADITYA SEBASTIAN ANDREAS NIM: Program Studi Fisika

SIMULASI PERPINDAHAN PANAS GEOMETRI FIN DATAR PADA HEAT EXCHANGER DENGAN ANSYS FLUENT

BAB I PENDAHULUAN. Desain yang baik dari sebuah airfoil sangatlah perlu dilakukan, dengan tujuan untuk meningkatkan unjuk kerja airfoil

SOLUSI NUMERIK DARI PERSAMAAN NAVIER-STOKES

1. BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

MODEL MATEMATIKA DENGAN SYARAT BATAS DAN ANALISA ALIRAN FLUIDA KONVEKSI BEBAS PADA PELAT HORIZONTAL. Leli Deswita 1)

Analisis Aliran Fluida Terhadap Fitting Serta Satuan Panjang Pipa. Nisa Aina Fauziah, Novita Elvianti, dan Verananda Kusuma Ariyanto

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

Penentuan Distribusi Suhu pada Permukaan Geometri Tak Tentu Menggunakan Metode Random Walk Balduyanus Yosep Godja a), Andi Ihwan a)*, Apriansyah b)

Simulasi Numerik Aliran Fluida pada Permukaan Peregangan dengan Kondisi Batas Konveksi di Titik-Stagnasi

Pengantar Oseanografi V

MODEL ALIRAN KONVEKSI CAMPURAN YANG MELEWATI PERMUKAAN SEBUAH BOLA

OPTIMALISASI PEROLEHAN MINYAK MENGGUNAKAN PEMISAHAN SECARA BERTAHAP

PENYELESAIAN MODEL DISTRIBUSI SUHU BUMI DI SEKITAR SUMUR PANAS BUMI DENGAN METODE KOEFISIEN TAK TENTU. Jl. Prof. H. Soedarto, S.H.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Pemodelan Sistem Sirkulasi Alami pada Reaktor nuklir dengan Variasi Ketinggian Alat yang Berbeda

Aplikasi Artificial Neural Network (ANN) untuk Memprediksi Perilaku Sumur Geotermal

PENURUNAN PERSAMAAN NAVIER STOKES DALAM BENTUK PERSAMAAN DIFERENSIAL UNTUK GERAK FLUIDA LAMINER SKRIPSI RAHMAYANTI HARAHAP

Penggunaan Data Karakteristik Minyak Sawit Kasar untuk Pengembangan Transportasi Moda Pipa

SIMULASI NUMERIK ALIRAN 3D UNTUK KONDISI QUASI STEADY DAN UNSTEADY PADA TURBIN UAP AKSIAL

BAB I PENDAHULUAN. Bumi kita tersusun oleh beberapa lapisan yang mempunyai sifat yang

METODOLOGI PENELITIAN. Waktu dan Tempat Penelitian. Alat dan Bahan Penelitian. Prosedur Penelitian

JUDUL TUGAS AKHIR ANALISA KOEFISIEN GESEK PIPA ACRYLIC DIAMETER 0,5 INCHI, 1 INCHI, 1,5 INCHI

1 BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. terbagi dalam berberapa tingkatan, gelombang pada atmosfir yang berotasi

BAB I PENDAHULUAN. digunakan untuk masalah-masalah dalam kehidupan sehari-hari, diantaranya

Bab 3 MODEL MATEMATIKA INJEKSI SURFACTANT POLYMER 1-D

Pemodelan Distribusi Suhu pada Tanur Carbolite STF 15/180/301 dengan Metode Elemen Hingga

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. II. DASAR TEORI Materi yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN

UNIVERSITAS GUNADARMA FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI

BAB IV PENGOLAHAN DATA DAN ANALISA DATA

KARAKTERISTIK ZAT CAIR Pendahuluan Aliran laminer Bilangan Reynold Aliran Turbulen Hukum Tahanan Gesek Aliran Laminer Dalam Pipa

Bab 2 Aliran Multifasa pada Jaringan Pipa Produksi

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) ISSN: ( Print) 1

Solusi Penyelesaian Persamaan Laplace dengan Menggunakan Metode Random Walk Gapar 1), Yudha Arman 1), Apriansyah 2)

STUDI NUMERIK VARIASI INLET DUCT PADA HEAT RECOVERY STEAM GENERATOR

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 3, No. 2, (2014) ISSN: ( Print) B-192

3.1 Analisis Dimensional persamaan Navier Stokes

APLIKASI METODE CELLULAR AUTOMATA UNTUK MENENTUKAN DISTRIBUSI TEMPERATUR KONDISI TUNAK

BAB V PERAMBATAN GELOMBANG OPTIK PADA MEDIUM NONLINIER KERR

FakultasTeknologi Industri Institut Teknologi Nepuluh Nopember. Oleh M. A ad Mushoddaq NRP : Dosen Pembimbing Dr. Ir.

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Thrust bearing [2]

Pemodelan Matematika dan Metode Numerik

BAB III PERSAMAAN DIFUSI, PERSAMAAN KONVEKSI DIFUSI, DAN METODE PEMISAHAN VARIABEL

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

PRINSIP DASAR HIDROLIKA

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

SIMULASI DINAMIKA FLUIDA PADA MEDIUM BERPORI DUA DIMENSI MENGGUNAKAN METODE LATTICE BOLTZMANN. Nur aeni Rahmayani dan Irwan Ary Dharmawan *

Laporan Praktikum Operasi Teknik Kimia I Efflux Time BAB I PENDAHULUAN

Model Matematis, Sistem Dinamis dan Sistem Kendali

Transkripsi:

Pengaruh Temperatur terhadap Pembentukan Vorteks pada Aliran Minyak Mentah dengan Metode Beda Hingga Yuant Tiandho1,a), Syarif Hussein Sirait1), Herlin Tarigan1) dan Mairizwan1) 1 Departemen Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Institut Teknologi Bandung, Jl. Ganesha no. 10 Bandung, Indonesia, 40132 a) yuanttiandho@gmail.com (corresponding author) Abstrak Aliran fluida merupakan salah satu faktor penting yang perlu dipertimbangkan dalam proses pengolahan minyak. Bentuk aliran fluida dipengaruhi oleh bilangan Reynolds fluida tersebut. Karena temperatur dapat mengubah viskositas dan densitas minyak mentah maka nilai bilangan Reynolds-nya juga akan dipengaruhi oleh temperatur. Nilai bilangan Reynolds sebagai fungsi temperatur dapat diturunkan dari model viskositas yang disusun oleh Alomair dkk. Dari hubungan antara temperatur terhadap bilangan Reynolds, kami mengamati proses pembentukan vorteks pada aliran minyak mentah dengan menggunakan metode beda hingga. Analisis dilakukan untuk minyak mentah yang terjebak dalam kotak dengan bagian atas bersinggungan dengan minyak mentah yang mengalir Kata-kata kunci: fluida dinamis, termodinamika, minyak mentah, metode beda hingga PENDAHULUAN Berbagai karakteristik fisis minyak mentah seperti densitas, viskositas, dan bilangan Reynolds merupakan faktor penting yang perlu dipertimbangkan dalam proses eksplorasi, produksi dan transportasi minyak. Dengan menggunakan berbagai karakteristik fisis tersebut maka bentuk aliran minyak mentah dapat diperhitungkan dengan baik sehingga dapat menjadi acuan dalam desain berbagai fasilitas perminyakan, perhitungan efisiensi produksi, dan prediksi recovery minyak [1,2]. Hubungan antara karakteristik fisis minyak mentah dengan termodinamika merupakan topik yang banyak dipelajari dalam teknik perminyakan modern. Berbagai model seperti yang diajukan oleh Glaso [3], Elsharkawy [4], dan Alomair [5] telah membuktikan jika secara umum karakteristik fisis minyak mentah bergantung pada temperatur dan derajat API-nya. Hal ini mengindikasikan bahwa aliran minyak mentah secara implisit dipengaruhi oleh temperatur. Untuk mendeskripsikan bentuk aliran suatu fluida dapat dilakukan dengan memecahkan persamaan Navier-Stokes. Salah satu metode yang memungkinkan untuk memperoleh solusi dari persamaan tersebut dengan menggunakan metode beda hingga. Di dalam makah ini pemecahan persamaan Navier-Stokes dilakukan dengan tujuan untuk memahami proses pembentukan vorteks pada aliran minyak mentah berdasarkan variasi temperatur. Adapun sistematika penulisan makalah ini sebagai berikut, pada Bagian 2 akan dibahas tentang kaitan antara bilangan Reynolds minyak mentah dengan temperatur. Bilangan Reynolds merupakan bilangan yang menentukan bentuk aliran fluida karena secara eksplisit mengandung variabel densitas dan viskositasnya. Pada Bagian 3 skema pembentukan vorteks dan algoritma pemecahan persamaan Navier-Stokes dengan mtode beda hingga akan dibahas lebih detail. Selanjutnya pada Bagian 4 akan dijabarkan hasil dari simulasi yang dilakukan dan sebagai penutup akan disampaikan kesimpulan dari makalah ini. 407

EFEK TEMPERATUR PADA BILANGAN REYNOLDS MINYAK MENTAH Di dalam mekanika fluida, bilangan Reynolds adalah suatu kuantitas tak berdimensi yang digunakan untuk memperkirakan pola aliran fluida. Bilangan Reynolds didefinisikan sebagai rasio antara gaya inersia terhadap gaya viskos atau secara matematis dituliskan, ρυ s L Re (1) µ dimana ρ adalah densitas fluida, υs adalah kecepatan fluida, L adalah panjang karakteristik, dan μ adalah viskositas dinamis fluida. Selanjutnya kami menggunakan nilai υs dan L sama dengan satu untuk menyederhanakan perhitungan. Apabila nilai dari viskositas dan densitas minyak mentah dapat dinyatakan sebagai fungsi temperatur maka dapat diperoleh ungkapan bilangan Reynolds sebagai fungsi temperatur secara eksplisit. Di dalam makalah ini kami memilih model viskositas yang diajukan oleh Alomair [5]. Pemilihan ini berdasarkan tingkat akurasi yang cukup tinggi ketika dibandingkan dengan data eksperimen viskositas minyak mentah. Adapun rumusan viskositas sebagai fungsi temperatur pada minyak mentah menurut model Alomair adalah, 5, 76588 (2) ln ( ln µ ) 0, 07547 + 0, 00101(1,8T + 32 ) ln (1,8T + 32 ) ln ( API ) dimana T adalah temperatur minyak mentah dan API adalah suatu skala yang dikembangkan oleh American Petroleum Institute untuk mengukur densitas relatif berbagai jenis cairan. API didefinisikan sebagai, 141,5 (3) 131,5 API ρ API dimana ρapi adalah densitas minyak pada temperatur 15,6 C dan kondisi tekanan atmosfer. Dari skala API dapat digolongkan beberapa jenis minyak mentah yaitu, ringan (API > 31,1), medium (22,3 < API < 31,1) dan berat (API < 22,3). Selanjutnya pada makalah ini kami memilih minyak mentah golongan berat dengan nilai API 22. Adapun untuk pembahasan mengenai aliran minyak mentah pada bilangan API yang berbeda dapat dilakukan dengan metode yang analogi. George dkk. telah memperoleh data eksperimen densitas minyak mentah pada berbagai temperatur (rentang 20-70 C) [2]. Dengan menggunakan data tersebut kami mencoba melakukan metode fitting grafik dan memperoleh kesimpulan bahwa hubungan antara densitas minyak berat dengan temperatur diberikan oleh, ρ 7, 63 10 9 T 6 + 2, 208 10 6 T 5 2,587 10 4 T 4 + 0, 01564T 3 0,51035T 2 + 7,80486T + 910, 43943 (4) Sebagai perbandingan antara plot data eksperimen dengan model yang kami ajukan dapat dilihat pada Gambar 1. Melalui perbandingan tersebut tampak bahwa dalam rentang temperatur 20-70 C akurasi model cukup tinggi. Pada temperatur yang lebih tinggi pemodelan densitas minyak mentah semakin sulit untuk dilakukan karena akan terjadi perubahan fasa minyak mentah. Densitas kg m3 950 945 940 935 930 925 20 30 40 50 60 70 Temperatur C Gambar 1. Grafik perbandingan antara densitas model dengan data eksperimen untuk minyak mentah API22. Dengan menggunakan hubungan antara viskositas dan densitas terhadap temperatur di atas maka grafik bilangan Reynolds terhadap temperatur diberikan oleh Gambar 2. Dari hasil tersebut tampak bahwa semakin tinggi temperatur minyak mentah maka makin tinggi pula bilangan Reynolds-nya. 408

Gambar 2. Grafik hubungan antara bilangan Reynolds dengan temperatur minyak mentah (API22). SKEMA PEMBENTUKAN VORTEKS Analisis pembentukan vorteks dalam makalah ini dilakukan pada aliran minyak mentah yang terjebak dalam suatu kotak dengan salah satu bagian sisinya bersinggungan dengan minyak yang mengalir secara laminer seperti tampak pada Gambar 3. Untuk menyederhanakan proses kalkulasi maka kami memilih sistem yang berada pada keadaan tunak dan dari Gambar 3 tampak bahwa analisis memenuhi persoalan 2 dimensi saja. Gambar 3. Skema pembentukan vorteks. Garis merah menandakan sisi singgung antara minyak yang mengalir dengan minyak yang terjebak dalam kotak Secara umum aliran suatu fluida memenuhi persamaan Navier-Stokes, (5) dimana u adalah kecepatan vektor fluida, p adalah tekanan, ρ adalah densitas, ν adalah viskositas kinetis dan g merupakan implikasi dari gaya eksternal. Karena hanya dilakukan kalkulasi untuk 2 dimensi (keadaan tunak) dan minyak yang mengalir bersifat laminer maka persamaan Navier-Stokes di atas dapat direduksi dalam 3 buah persamaan, (6) Dengan menggunakan definisi bilangan Reynolds pada pers. (1) dan dengan melakukan transformasi sehingga parameter kecepatan, tekanan, dan panjang menjadi tak berdimensi, (7) 409

dimana u0 adalah kecepatan karakteristik fluida dan L adalah panjang karakteristik pipa maka ketiga persamaan di atas dapat dinyatakan sebagai, u u dp 1 2 u 2 u + 2 + 2 u +v x y dx Re x y u v v dp 1 2 v 2 v +v + 2 + 2 x y dy Re x y (8) u v 0 + x y Solusi analitik dari ketiga persamaan di atas untuk sistem aliran fluida pada Gambar 3 sulit untuk diperoleh. Sehingga salah satu alternatif yang memungkinkan untuk dapat digunakan adalah melalui metode numerik. Algoritma yang kami gunakan dalam makalah ini merujuk pada algoritma yang disusun oleh Mokashi [6] sebagai berikut, 1. Membuat domain dan mendiskritisasinya sehingga solusi u(x) dihitung untuk tiap titik diskrit xi atau dengan kata lain solusi yang diperoleh merupakan solusi pada u(xi). 2. Solusi diferensial dinyatakan sebagai kombinasi linear dari u(xi). 3. Sistem final diubah dari sistem yang merupakan persamaan diferensial menjadi sistem persamaan aljabar untuk u(xi) dimana hal ini dapat diselesaikan dengan menggunakan root finding algorithm. PEMBENTUKAN VORTEKS MINYAK MENTAH TERHADAP TEMPERATUR Dengan menggunakan algoritma di atas dan data bilangan Reynolds pada Gambar 2, maka diperoleh hasil pembentukan vorteks untuk beberapa temperatur minyak mentah (API 22) seperti pada Gambar 4. Gambar 4. Vorteks yang terbentuk pada minyak mentah (API 22) untuk berbagai temperatur: a) 20 C, b) 40 C, c) 60 C, dan d) 70 C 410

Dari hasil tersebut tampak bahwa temperatur memiliki peranan yang cukup signifikan dalam menentukan bentuk aliran minyak mentah. Pada temperatur 20 C vorteks yang berukuran besar (pusat) memiliki bentuk yang relatif simetris. Selain itu terdapat dua vorteks kecil yang berada pada sudut kanan (ukuran sekitar 0,1) dan kiri bawah (ukuran sekitar 0,1). Adapun pada temperatur 40 C dapat dilihat bahwa vorteks pusat mulai tidak simetris dan ukuran vorteks kecil pun makin membesar. Kondisi ini terus berlanjut hingga temperatur 70 C, pada temperatur ini tampak bahwa vorteks pusat semakin tertarik ke sisi kiri atas sebagai indikasi adanya calon vorteks baru.selain itu juga tampak bahwa ukuran vorteks kecilnya mencapai ukuran terbesar yaitu 0,3. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi temperatur minyak mentah maka dapat menyebabkan proses pembentukan vorteks yang semakin besar. Hasil ini dapat dipahami sebagai akibat perubahan bilangan Reynolds terhadap temperatur. Semakin tinggi nilai bilangan Reynolds maka viskositasnya juga makin rendah. Viskositas yang rendah mengindikasikan bahwa minyak mentah makin mudah untuk bergerak dibandingkan minyak mentah yang memiliki viskositas lebih besar. Adapun perubahan ukuran vorteks kecil menjadi makin besar seiring kenaikan temperatur dapat dipandang sebagai akibat hukum kekekalan momentum pada aliran minyak mentah. KESIMPULAN Berbagai karateristik fisis minyak mentah seperti viskositas dan densitas dipengaruhi oleh temperatur. Hal ini menyebabkan bilangan Reynolds yang mendeskripsikan pola aliran suatu fluida juga dapat dinyatakan dalam fungsi temperatur. Dengan memecahkan persamaan Navier-Stokes melalui metode beda hingga kami telah berhasil menggambarkan pembentukan vorteks pada aliran minyak mentah untuk temperatur yang berbeda-beda. Semakin tinggi temperatur maka vorteks yang terbentuk akan semakin besar dan semakin tidak simetris. REFERENSI 1. 2. 3. 4. 5. 6. S.J. Ball, A.R.H. Goodwin, dan J.P.M Trusler, Phase Behavior and Physical Properties of Petroleum Reservoir Fluids from Acoustic Measurements, J. Petrol. Sci. Eng. 34 (2002): 1-11. A.K. George, R.N. Singh, dan S. Arafin, Equation of State of Crude Oil Samples, J. Pet. Environ. Biotechnol. 4 (2013): 1000162. O. Glaso, Generalized Pressure-Volume Temperature Correlations, J. Pet. Technol. 32 (1980):785-795. A.M. Elsharkawy dan A.A. Alikhan, Models for Predicting the Viscosity of Middle East Crude Oils, Fuel 78 (1999): 891-903. O. Alomair, A. Elsharkawy, dan H. Alkandari, A Viscosity Prediction Model for Kuwaiti Heavy Crude Oils at Elevated Temperatures, J. Petrol. Sci. Eng. 120 (2014): 102-110. P. Mokashi, Using Mathematica to Simulate and Visualize Fluid Flow in a Box, http://blog.wolfram.com/2013/07/09/using-mathematica-to-simulate-and-visualize-fluid-flow-in-a-box/, diakses pada 14 November 2015. 411