Fakultas Peternakan Nusa Tenggara Barat Sukardono, M. Ali, Lalu Wirapribadi, M. Taqiuddin ABSTRAK

dokumen-dokumen yang mirip
I. PENDAHULUAN. Pembangunan sub sektor peternakan merupakan bagian dari pembangunan

Potensi Kota Cirebon Tahun 2010 Bidang Pertanian SKPD : DINAS KELAUTAN PERIKANAN PETERNAKAN DAN PERTANIAN KOTA CIREBON

I. PENDAHULUAN. Gambar 1 Proyeksi kebutuhan jagung nasional (Sumber : Deptan 2009, diolah)

PERANAN SEKTOR PERTANIAN KHUSUSNYA JAGUNG TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN JENEPONTO Oleh : Muhammad Anshar

BAB I PENDAHULUAN. Jagung merupakan komoditi yang penting bagi perekonomian Indonesia,

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

3.1 Penilaian Terhadap Sistem Perekonomian / Agribisnis

I. PENDAHULUAN. Pembangunan pertanian di Indonesia merupakan bagian integral dari

X. REKOMENDASI KEBIJAKAN PENGEMBANGAN KAWASAN AGROPOLITAN BERKELANJUTAN BERBASIS PETERNAKAN SAPI POTONG TERPADU DI KABUPATEN SITUBONDO

POTENSI DAN PELUANG PENGEMBANGAN TERNAK SAPI DI LAHAN PERKEBUNAN SUMATERA SELATAN

Lampiran 1. Kuisioner Penelitian Desa : Kelompok : I. IDENTITAS RESPONDEN 1. Nama : Umur :...tahun 3. Alamat Tempat Tinggal :......

Welcome to Gorontalo Province

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI, DAN KEBIJAKAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Pertanian merupakan sektor potensial yang memegang peranan penting

I. PENDAHULUAN. kontribusi positif terhadap pertumbuhan Produk Domestik Bruto Indonesia.

V. PENDEKATAN SISTEM 5.1. Analisis Kebutuhan Pengguna 1.) Petani

RINGKASAN EKSEKUTIF DASLINA

perluasan kesempatan kerja di pedesaan, meningkatkan devisa melalui ekspor dan menekan impor, serta menunjang pembangunan wilayah.

I. PENDAHULUAN. Pembangunan pertanian, pada dasarnya bertujuan untuk meningkatkan

VI. STRUKTUR BIAYA TRANSAKSI. produksi serta rasio biaya transaksi dan penerimaan, rasio biaya transaksi dan

I. PENDAHULUAN. Tanaman jagung merupakan salah satu jenis tanaman pangan biji-bijian dari keluarga

PENDAHULUAN. Peranan studi kelayakan dan analisis proyek dalam kegiatan pembangunan. keterbatasan sumberdaya dalam melihat prospek usaha/proyek yang

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

OPERASIONAL PROGRAM TEROBOSAN MENUJU KECUKUPAN DAGING SAPI TAHUN 2005

KELAYAKAN DAN STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA SILO JAGUNG di GAPOKTAN RIDO MANAH KECAMATAN NAGREK KABUPATEN BANDUNG

PENDAHULUAN Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. melalui perluasan areal menghadapi tantangan besar pada masa akan datang.

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

KERAGAAN EKONOMI, SOSIAL, BUDAYA, INGKUNGAN DAN TEKNOLOGI SERTA KELEMBAGAAN DI NUSA TENGGARA BARAT MUAIDY YASIN

PROGRAM AKSI PERBIBITAN DAN TRADISI LOKAL DALAM PENGELOLAAN TERNAK KERBAU DI KABUPATEN SUMBAWA, NUSA TENGGARA BARAT

PENDAHULUAN. Latar Belakang. Petani rumput laut yang kompeten merupakan petani yang mampu dan menguasai

LAPORAN AKHIR PEMANTAPAN PROGRAM DAN STRATEGI KEBIJAKAN PENINGKATAN PRODUKSI DAGING SAPI

I. PENDAHULUAN. Sumber : BPS (2009)

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Usaha sektor peternakan merupakan bidang usaha yang memberikan

C. Program. Berdasarkan klaim khasiat, jumlah serapan oleh industri obat tradisional, jumlah petani dan tenaga

V. KESIMPULAN DAN IMPLIKASI KEBIJAKAN

I. PENDAHULUAN. Jumlah penduduk selalu bertambah dari tahun ke tahun, hal tersebut terus

I. PENDAHULUAN. agraris seharusnya mampu memanfaatkan sumberdaya yang melimpah dengan

POTENSI DAN PELUANG PENGEMBANGAN TERNAK KERBAU DI KALIMANTAN SELATAN

FUNGSI : a. Perumusan kebijakan teknis di bidang pertanian yang meliputi tanaman pangan, peternakan dan perikanan darat b.

BAB I PENDAHULUAN. Bagi Indonesia, jagung merupakan tanaman pangan kedua setelah padi. Bahkan di

IV. METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Strategis Kementerian Pertanian tahun adalah meningkatkan

VIII. ARAHAN PENGELOLAAN KEGIATAN BUDIDAYA RUMPUT LAUT

I. PENDAHULUAN. Sumber :

PENDAHULUAN Latar Belakang

LAPORAN AKHIR ANALISIS PENGEMBANGAN AGROINDUSTRI BERBASIS PANGAN LOKAL DALAM MENINGKATKAN KEANEKARAGAMAN PANGAN DAN PENGEMBANGAN EKONOMI PEDESAAN

II. TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Data Perkembangan Koperasi tahun Jumlah

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Jumlah Tenaga Kerja Usia 15 Tahun ke Atas Menurut Lapangan Pekerjaan Tahun 2011

BAB I PENDAHULUAN. penduduk Indonesia. Bagi perekonomian Indonesia kacang kedelai memiliki

BERITA RESMI STATISTIK

I. PENDAHULUAN. Otonomi Daerah telah ditindaklanjuti dengan ditetapkannya Undang-undang

PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

BERITA RESMI STATISTIK

POTENSI PERIKANAN DALAM PENGEMBANGAN KAWASAN MINAPOLITAN DI KABUPATEN CILACAP, JAWA TENGAH. Oleh : Ida Mulyani

PENGEMBANGAN AGRIBISNIS JAGUNG, KACANG HIJAU DAN SAPI DALAM MODEL KELEMBAGAAN PETANI, PERMODALAN DAN PEMASARAN DI PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR

III. METODE PENELITIAN. Tanaman kehutanan adalah tanaman yang tumbuh di hutan yang berumur

PROSPEK PENGEMBANGAN USAHA SAPI POTONG DI BENGKULU DALAM MENDUKUNG AGRIBISNIS YANG BERDAYA SAING

BAB III METODE PENELITIAN. bahwa Kabupaten Kendal merupakan salah satu kabupaten yang memiliki

DAFTAR ISI... KATA PENGANTAR... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN...

Tabel. Potensi Areal Budidaya Laut Untuk Komoditas Kerang Mutiara & Abalone, Kerang Darah dan Tiram Serta Teripang Per Kab/kota Se- NTB

2 seluruh pemangku kepentingan, secara sendiri-sendiri maupun bersama dan bersinergi dengan cara memberikan berbagai kemudahan agar Peternak dapat men

I. PENDAHULUAN. Permintaan pangan hewani terutama daging sapi meningkat cukup besar

DOKUMEN RENCANA KINERJA TAHUNAN, PERJANJIAN KINERJA, PENGUKURAN KINERJA, INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) TAHUN 2016

I. PENDAHULUAN. Sektor pertanian di Indonesia memegang peranan penting dari keseluruhan

I. PENDAHULUAN. Pembangunan sektor peternakan merupakan bagian integral dari. pembangunan pertanian dan pembangunan nasional. Sektor peternakan di

I. PENDAHULUAN. yang keduanya tidak bisa dilepaskan, bahkan yang saling melengkapi.

I. PENDAHULUAN. keanekaragaman hayati yang sangat besar (mega biodiversity) berupa sumber

RENCANA PROGRAM, KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN DAN PENDANAAN INDIKA DINAS PERKEBUNAN DAN PETERNAKAN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

BAB I PENDAHULUAN. mendapatkan keuntungan dari kegiatan tersebut (Muhammad Rasyaf. 2002).

LAPORAN KEGIATAN KINERJA PENYALURAN DAN PEMANFAATAN KREDIT PROGRAM PERTANIAN KKPE DI PROVINSI BALI

BAB I PENDAHULUAN. Tahun (juta orang)

LAPORAN BULANAN JANUARI 2014

I. PENDAHULUAN. Pembangunan pertanian di Indonesia merupakan sektor yang terus. dikembangkan dan merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari

KEUNGGULAN KOMPETITIF SISTEM USAHATANI TANAMAN PANGAN DI KABUPATEN SUMBA TIMUR, NTT

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Nusa Tenggara Barat 2012

Bab 4 P E T E R N A K A N

FOKUS PROGRAM DAN KEGIATAN PEMBANGUNAN PETERNAKAN DAN KESWAN TAHUN 2016

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan tersebut belum diimbangi dengan penambahan produksi yang memadai.

III. METODE PENELITIAN. Konsep dasar ini mencakup pengertian yang digunakan untuk menunjang dan

C I N I A. Analisis Perbandingan antar Moda Distribusi Sapi : Studi Kasus Nusa Tenggara Timur - Jakarta

I. PENDAHULUAN. Pembangunan pertanian merupakan suatu tindakan untuk mengubah kondisi

A. Luas potensi lahan sumber pakan ternak (Ha) Luas Potensi Hijauan (Ha) No Kabupaten/Kota Tanaman Padang. Pangan Rumput

memberikan multiple effect terhadap usaha agribisnis lainnya terutama peternakan. Kenaikan harga pakan ternak akibat bahan baku jagung yang harus

PRODUKSI PANGAN INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. angka tersebut adalah empat kali dari luas daratannya. Dengan luas daerah

BAB I PENDAHULUAN. efetivitas rantai pemasok. Menurut Wulandari (2009), faktor-faktor yang

I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

ANALISIS NILAI TAMBAH LIMBAH JAGUNG SEBAGAI PAKAN TERNAK SAPI DI SULAWESI SELATAN ABSTRAK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat besar dan beragam, mulai dari sumberdaya yang dapat diperbaharui

I. PENDAHULUAN. yang memiliki potensi hijauan hasil limbah pertanian seperti padi, singkong, dan

DAN. Oleh: Nyak Ilham Edi Basuno. Tjetjep Nurasa

Oleh : Maharani/Direktur LRC/Peneliti

ANALISIS BIAYA PRODUKSI PENGOLAHAN PAKAN DARI LIMBAH PERKEBUNAN DAN LIMBAH AGROINDUSTRI DI KECAMATAN KERINCI KANAN KABUPATEN SIAK

PENDAHULUAN A. Latar Belakang

LKPJ Walikota Semarang Akhir Tahun Anggaran 2015

KAJIAN PENGARUH KEBIJAKAN IMPOR SAPI TERHADAP PERKEMBANGAN USAHA TERNAK SAPI DI NTB

Transkripsi:

STUDI KELAYAKAN AGROINDUSTRI SAPI POTONG DI PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT TAHUN 2011 Fakultas Peternakan Nusa Tenggara Barat Sukardono, M. Ali, Lalu Wirapribadi, M. Taqiuddin ABSTRAK Selain dukungan faktor alam, prospek pengembangan sapi di NTB juga ditunjang oleh hal-hal sebagai berikut : populasi yang banyak, ketersediaan lahan sumber pakan masih banyak, sosial budaya masyarakat sangat mendukung, dan terbukanya peluang pasar baik lokal maupun luar daerah. Populasi ternak sapi di NTB tahun 2009 mencapai 592.875 ekor, terdapat di Pulau Lombok sebesar 275.791 ekor (46,52%) dan di Pulau Sumbawa 317.04 (53,48%). Tingkat rata-rata mencapai 7.53 persen pertahun. Populasi tersebut, sebagian besar (81,46%) merupakan produksi usaha peternakan rakyat, sedangkan usaha industri (perusahaan) masih sangat kecil kontribusinya, yaitu baru sekitar 18,54%. Tujuan dan Manfaat. Secara umum, tujuan studi ini adalah menyediakan data dan informasi tentang kelayakan agroindustri sapi potong di NTB ditinjau dari beberapa aspek, terutama aspek teknis, komersial, finansial, dan faktor ekternal. Aspek teknis meliputi komponenkomponen yang terkait dengan ketersediaan input dan produksi. Aspek komersial meliputi kondisi pasar input dan produk. Aspek finansial meliputi tinjauan investasi Hasil Penelitian 2011 1

bagi pengusaha. Aspek faktor ekternal meliputi kondisi sosial budaya, kebijakan pemerintah, dan partisipasi masyarakat. Manfaat studi kelayakan agroindustri sapi potong di NTB diharapkan dapat mengembangkan usaha agroindustri sapi potong dengan mengoptimalkan fasilitas terrrkait (seperti RPH Banyumulek) yang dimiliki NTB saat ini serta memobilasasi sumberdaya dan mengembangkan kapasitas/volume produksi guna meraih peluang yang ada, Memperbaiki kinerja usaha peternakan rakyat yang ada saat ini melalui perencanaan sistematis dan profesional sehingga pada gilirannya akan dapat meningkatkan kesejahteraan peternak. Mendorong munculnya wiraswasta baru sehingga dapat membuka lapangan kerja baru dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi daerah. Dan menjadi pedoman bagi pihak-pihak terkait dalam program pengembangan agroindustri sapi potong di NTB. Metodologi yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis kualitatif dan kuantitatif, terutama mengenai potensi produksi dan permintaan daging sapi. Hasil yang diperoleh adalah NTB mmiliki potensi yang cukup besar untuk pengembangan usaha ternak sapi. Daya dukung lahan sumber pakan untuk ternak pemakan hijauan (sapi, kerbau, kuda, kambing dan domba) mencapai 1.380.749 UT. Pada tahun 2010, populasi ternak pemakan hijauan tercatat 708.688 UT sehingga NTB masih memiliki potensi pengembangan populasi sebesar 675.061 UT, terdapat di Pulau Sumbawa sekitar 542.330 UT dan di Pulau Lombok 132.731 UT. Apabila Hasil Penelitian 2011 2

70% dari potensi tersebut digunakan untuk pengembangan ternak sapi, maka NTB masih dapat dikembangkan ternak sapi sebanyak 472.542 UT atau setara dengan 673.051 ekor sapi dari berbagai umur. Dengan produksi sapi potong 92.530 ekor per tahun, dengan asumsi persentase karkas 65% dari berat hidup dan berat sapi potong rata-rata 400 kg per ekor, maka akan dapat dihasilkan daging sapi sekitar 45 ton perhari. Dengan demikian dari sisi supply (produksi) sapi potong, industri pemotongan hewan modern yang disertai dengan pabrik pengolahan daging sapi, cukup layak di bangun di NTB. Hasil Penelitian 2011 3

STUDI KELAYAKAN AGROINDUSTRI RUMPUT LAUT DI PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT TAHUN 2011 Tim Peneliti Fakultas Perikanan Universitas 45 Mataram Muhammad Amin, Raismin Kotta, Aryani Rahmawati ABSTRAK Nusa Tenggara Barat (NTB) merupakan provinsi kepulauan yang 59.13% wilayahnya berupa erairan. Dari luasan tersebut, teridentifikasi potensi wilayah sebagai areal pengembangan budidaya rumput laut mencapai 22.768 hektar. Saat ini, areal yang sudah dimanfaatkan baru mencapai sekitar 6.649 hektar atau sekitar 275. Kendati tingkat pemanfaatan masih kurang dari 30%, provinsi ntb sudah mampu menjadi salah satu dari 7 (tujuh) provinsi pemasok rumput laut terbesar nasional saat ini. oleh karenanya tidak berlebihan, jika pada tahun 2013, pemerintah provinsi mempunyai target untuk menjadi provinsi pengekspor rumput laut terbesar ke-2 di Indonesia setelah maluku. Tujuan penelitian dilaksanakan untuk : (1) Mengidentifikasi potensi produksi rumput laut, serta karakterisasi mutu bahan baku rumput laut kering dan (2) Rekomendasi produk olah rumput laut yang disertai kelayakan pendirian agroindustri. Hasil Penelitian 2011 4

Manfaat dari penelitian ini adalah adanya kajian khusus yang adapat dijadikan acuan terhadap pengembangan agroindustri pengolahan rumput laut di NTB ke depan. Metodologi yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan memperhatiakan beberapa aspek pasar dan pemasaran, aspek teknis, aspek manajemen dan organisasi, aspek finansial, aspek ekonomi serta ekonomi. Hasil yang diperoleh adalah dengan beberapa aspek yang digunakan sebagai studi kelayakan diperlukan pendirian perindustrian rumput laut segera dilaksanakan mengingat besarnya manfaat dan dampak positif terhadap kehidupan masyarakat budidaya rumput laut di lokasi. Peningkatan peranan masing-masing pihak terkait dalam mendukung dan membantu terrealisasinya usaha rumput laut terutama pihak Pemerintah, Bank dan perumahan ekspor. Hasil Penelitian 2011 5

STUDI KELAYAKAN AGROINDUSTRI JAGUNG DI PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT TAHUN 2011 Tim Peneliti Lemlit Universitas Muhammadiyah Mataram Abdurrahman, Ibrahim Abdullah, Mustamin, M. Junaidi, Rahmat Yuliawan, Junaidi AM ABSTRAK Perkembangan komoditas jagung dari aspek produksi, produktivitas dan luas lahan panen selama 5 (lima) tahun terakhir di Indonesia tidak secara langsung mengembangkan taraf kesejahteraan petani jagung, penyebab salah satunya adalah kualitas jagung yang dihasilkan oleh petani Tujuan dan Manfaat penelitian adalah : (1) Mengetahui faktor potensial dalam agroindustri jagung (2) mengetahui petani sudah bekerja secara produktif dalam membudidayakan komoditas jagung (3) Mengetahui budidaya jagung dapat memberikan dampak menciptakan lapangan pekerjaan baru (4) Mengetahui budidaya jagung dapat memberikan dampak menciptakan wirausaha baru (5) Mengetahu manajemen pengelolaan pasca panen jagung dilakukan secara efektif, dan (6) Mengetahui industri olahan yang potensial untuk dikembangkan. Metodologi yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan metode kualitatif dan kuantitatif menggabungkan Hasil Penelitian 2011 6

angka-angka dengan data primer unuk disimpulkan sebagai hasil penelitian. Hasil yang diperoleh adalah (1) Pada aspek teknik dan teknologi penanaman atau budidaya jagung dilakukan rata-rata dalam satu tahun satu kali. Tingkat produktivitas jagung setiap tahun mengalami peningkatan secara signifikan disebabkan petani menggunakan bibit unggul, pupuk, obat-obatan dan bahan pembantu lainnya dengan kesediaan dan harga yang cukup terjangkau serta pengolahan budidaya jagung menggunakan teknologi terpadu. Produktivitas jagung dalam luas lahan 1 ha dapat menghasilkan 7-8 ton jagung dalam sekali panen atau sekitar 7 ton jagung pipilan. (2) Pada aspek pasar dan pemasaran petani jagung menjual kepada pengepul atau perantara dengan harga jagung pipil Rp. 2400,- per kg, dalam 1 ha tanaman jagung dapat menyerap tenaga kerja antara 5-7 orang yang diperoleh dari tenaga kerja lokal sekitar. (3) Pada aspek financial petani jagung memperoleh modal usaha di samping modal sendiri juga mmperoleh pinjaman baik dari bank maupun pihak lain dengan besar pinjaman antara 3-5 juta rupiah dengan tingkat suku bunga sekitar 15%. Dari modal usaha tersebut rata-rata diperoleh keuntungan per hektar pada lahan kering antara Rp. 3.500.000,- s/d Rp. 6000.000,-. Jika dibandingkan dengan budidaya lain misalnya dengan padi keuntungan yang diperoleh dari budidaya jagung lebih tinggi. (4) Dari aspek finansial melalui analisis NTV, IRR, BC dan ROI menunjukkan bahwa budidaya jagung lebih menguntungkan dan efisien serta layak untuk dikembangkan secara kontinyu. (5) Budidaya jagung yang Hasil Penelitian 2011 7

merupakan program unggulan PIJAR Provinsi NTB dapat menciptakan dan menyerap lapangan pekerjaan dan meningkatkan kesejahteraan sebanyak 461.130 orang dengan upah perorangan sebesar Rp. 900.000,- perbulan. Hasil Penelitian 2011 8

KAJIAN SDA, EKONOMI, DAN SOSIAL BUDAYA PEMBANGUNAN PELABUHAN INTERNASIONAL KAYANGAN DI KABUPATEN LOMBOK UTARA PROVINSI NTB TAHUN 2011 Tim Peneliti Universitas 45 Mataram Muh. Sabidin Rufaini, Lalu Ahmad Rahmat ABSTRAK Untuk mendukung sarana angkuta laut, diperlukan prasarana yang berupa pelabuhan. Pelabuhan merupakan tempat pemberhentian (terminal) kapal setelah melakukan pelayaran. Di pelabuhan ini kapal melakukan berbagai kegiatan seperti menaik- turunkan penumpang, bongkar muat barang, pengisian bahan bakar dan air tawar, melakukan reparasi, mengadakan perbekalan. Dalam rangka menghadapi perdagangan bebas (globalisasi dunia) dan peningkatan perekonomian daerah khususnya Kabupaten Lombok Utara (KLU), maka pembangunan Pelabuhan Internasional Kayangan di KLU merupakan upaya perencanaan dari sistem kepelabuhan nasional yang diharapkan nantinya dapat berperan sesuai fungsi pelabuhan itu sendiri bersama dengan pelabuhanpelabuhan lainnya. Tujuan dan Manfaat penelitian adalah : (a) Menganalisis kelayakan lokasi pelabuhan dengan mengkaji lebih dalam SDA, Ekonomi, dan sosial budaya masyarakat sebagai sumber pendukung utama dalam pelaksanaan transaksi sosial masyarakat (b) Menganalisis Hasil Penelitian 2011 9

manfaat ekonomi dan sosial budaya setelah adanya pembangunan pelabuhan (c) Menganalisis prospek perluasan pelabuhan NTB Metodologi yang digunakan dalam penelitian ini adalah meliputi analisis kelayakan lokasi pelabuhan, analisi sosial budaya dan ekonomi dan analisis prospek pembangunan pelabuhan internasional kayangan di KLU NTB melalui analisis SWOT. Menganalisis kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman aspek-aspek embangunan pelabuhan. Hasil yang diperoleh adalah (1) Kabupaten Lombok Utara (KLU) memiliki SDA yang sangat mendukung bidang pariwisata, hal ini akan memberikan peluang pada para wisatawan baik lokal maupun mancanegara untuk meluangkan waktu menikmati alam yang indah dan alami. (2) Pembangunan perekonomian di KLU lebih diusahakan lagi dengan optimal dan sinergis. (3) Pembangunan Balai Latihan Kerja (BLK) sangat diperlukan untuk persiapan tenaga kerja yang kompeten dalam pengelolaan pembangunan daerah dan peningkatan SDM. (4) Sosial budaya masyarakat KLU menerima dan menyetujui terbangunnya pelabuhan internasional sebagai salah satu asset daerah menuju daerah yang sumber PAD terbesar. (5) Penerbitan Perda pada setap elemen terutama bidang sosial budaya telah dipersiapkan dan diperlukan uji material.. Hasil Penelitian 2011 10

PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN UNTUK MENUMBUHKAN KESADARAN LINGKUNGAN (ECOLOGICAL AWARNESS) MENUJU SEKOLAH HIJAU (GREEN SCHOOL) DI SEKOLAH DASAR PROVINSI NTB TAHUN 2011 Tim Peneliti Fakultas Keguruan dan Ilmu Pengetahuan (FKIP) Universitas Mataram Mahsun, Muhazzar Habibi ABSTRAK Kesadaran dan kepekaan terhadap lingkungan (ecological awarness) dapat mengarahkan individu untuk memiliki sistem pengetahuan komprehensif terhadap lingkungan. Fenomena yang terjadi di lingkungan dapat mempengaruhi pengalaman dan perilaku manusia dalam mengelola dan melestarikan lingkungan tempat tinggalnya. Karena itu dalam mengatasi persoalan yang terkait dengan lingkungan tidak mungkin dapat diatasi hanya melalui pendekatan yang bersifat konseptual semata. Interdependensi yang terkait dengan individu dan setting perilaku yang berhubungan dengan hal tersebut merupakan faktor yang tidak bisa diabaikan begitu saja. Tujuan penelitian adalah : (a) Melakukan kajian terhadap permasalahan lingkungan hidup pada tingkat pelaksana (sekolah) yang terkait dengan kurikulum (materi, model pembelajaran, dan sistem evaluasi), ketersediaan fasilitas pembelajaran (buku ajar, media, dan lainnya), dan sarana pendukung yang lain (b) menghasilkan model Hasil Penelitian 2011 11

pembelajaran yang dapat menumbuhkan kesadaran terhadap lingkungan (ecological awarness) menuju sekolah hijau (green school) di Sekolah Dasar (c) Mengembangkan modul pembelajaran yang dapat menumbuhkembangkan kesadaran terhadap lingkungan (ecological awarness) menuju sekolah hijau (green school) di Sekolah Dasar Metodologi yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis secara kualitatif dan kuantitatif dengan melakukan penskoran secara statistik untuk kuantitatif. Untuk analisis kualitatif dipaparkan secara apa adanya sebagai masukan yang dipertimbangkan melalui komentar dan saran responden yang telah ditetukan. Hasil yang diperoleh adalah (1) Hasil uji terhadap capaian hasil belajar dengan bahan ajar yang dikembangkan melalui eksperimen dengan menggunakan pendekatan STES menunjukkan bahwa daya serap peserta didik terhadap materi bahan ajar pendidikan lingkungan yang diintegrasikan dengan pembelajaran sains yang dikembangkan cukup baik dibandingkan dengan yang tidak diajar dengan bahan ajar pendidikan lingkungan yang diintegarasikan dengan pembelajaran sain sebagaimana diajukan dalam pengembangan materi pembelajaran Pendidikan Lingkungan Hidup di SD/MI lainnya. Hasil Penelitian 2011 12