Proses Perencanaan Komprehensif (Teoritik)

dokumen-dokumen yang mirip
Ragam Pendekatan Proses Perencanaan

S1 PWK UGM TKP 1107 Proses Perencanaan Kuliah ke 8 Penyusunan Rencana Strategis (Strategic Planning): Konsep Umum & Pedoman

S1 PWK UGM TKP 1107 Proses Perencanaan Kuliah ke 1. Pengantar Kuliah

Proses Perencanaan Komprehensif: Praktek Proses Penyusunan RTRW Provinsi-Kabupaten-Kota

S1 PWK UGM TKP 1107 Proses Perencanaan Kuliah ke 7. Penyelenggaraan & Pengendalian Penataan Ruang

Wacana ke Masa Depan

PERENCANAAN STRATEGIS. Proses Perencanaan Semester 2

PERENCANAAN SKENARIO DAN PERENCANAAN STRATEGIS. Proses Perencanaan Semester 2

WORKSHOP Penyusunan Buku Kelompok Rentan. Yogyakarta, Juni 2010 MAKALAH. Otda & Konflik Tata Ruang Publik. Oleh: Wawan Mas udi JPP Fisipol UGM

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengarusutamaan Penanggulangan Bencana

An issue ignored is a crisis ensured (Regested & Larkin, 2008:95)

MODEL DALAM KEBIJAKAN PUBLIK. R. Slamet Santoso

MASALAH PARTISIPASI. Masalah pembentukan partisipasi menurut Jochen Ropke adalah : 1. Konflik kepentingan / Perbedaan keinginan (Conflict of interest)

Otda & Wawan Mas udi JPP Fisipol UGM. Disampaikan pada acara WORKSHOP Penyusunan Buku Kelompok Rentan, yang diselenggarakan oleh Pusham UII

Model-model Kebijakan Publik

METODOLOGI PENELITIAN PENDIDIKAN SD (GD 522)

BULETIN ORGANISASI DAN APARATUR

Identitas Kewarganegaraan. By : Amaliatulwalidain

PENGERTIAN PERENCANAAN MYRNA SUKMARATRI, ST., MT.

Pengantar Ilmu Kebijakan. Retno Muninggar, S.Pi. ME

BAB I PENDAHULUAN. Tata guna lahan ialah pengarahan penggunaan lahan dengan kebijakan umum

BAB II SEJARAH PERKEMBANGAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA (Lanjutan)

PLANO MADANI VOLUME 5 NOMOR 2, OKTOBER 2016, P ISSN X - E ISSN

Keragaman Pilihan Corak Perencanaan (Planning Styles) untuk Mendukung Kebijakan Otonomi Daerah 1

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

KEBIJAKAN PENDIDIKAN DALAM PERSPEKTIF KEBIJAKAN PUBLIK

Tiga Model Praktek Pengorganisasian Masyarakat (CO) (Rothman & Tropman/Pertemuan VII) By. AGUS SURIADI

BAB I MENGENAL ARSITEKTUR KOTA, BENTUK DAN DINAMIKANYA

Disusun oleh : Tedi Sudrajat, S.H. M.H. Fakultas Hukum Universitas Jenderal Soedirman Tahun 2011

Kuliah ke-2: Paradigma Teori Sosiologi

BAB I PENDAHULUAN. Penataan ruang merupakan suatu sistem proses perencanaan tata ruang, pemanfaatan

KATALOG PROGRAM STUDI PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH (PLS)

PENDIDIKAN AKUNTANSI DAN AKUNTAN PROFESIONAL. Prof. Dr. Hj. Nunuy Nur Afiah, SE, M.Si, Ak, CA Ketua IAI KAPD

Pengampu: Maya Andria Nirawati Sumber: Rizon Pamardhi-Utomo Prodi PWK UNS

KEBIJAKAN PENDIDIKAN DALAM PERSPEKTIF KEBIJAKAN PUBLIK. Mada Sutapa *) Abstract

Kebijakan Publik Keputusan Kebijakan. 2. Teori Pengambilan Keputusan. 3. Kebijakan Isu Politik

ACTION RESEARCH DALAM PEMBELAJARAN

School of Communication Inspiring Creative Innovation. Perilaku Organisasi (Organizational Behavior) Pertemuan ke-4

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS)

KERANGKA ACUAN KERJA SARASEHAN PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN INDONESIA Jakarta, 4 Februari 2009

MAKNA PENELITIAN BAGI PENGAJARAN DAN PENGEMBANGAN ILMU PENGETAHUAN

PENGAMBILAN KEPUTUSAN, KEKUASAAN DAN POLITIK DALAM ORGANISASI IKA RUHANA

isu kebijakan dan dinamikanya. Kemudian pada bagian kedua kita akan Isu kebijakan publik sangat penting dibahas untuk membedakan istilah

PEDOMAN PENYUSUNAN ANGGARAN BERBASIS KINERJA (APLIKASI UNTUK PEMERINTAH PUSAT)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. Keberadaan industri ekstraksi secara langsung maupun tidak. langsung akan mempengaruhi kondisi ekonomi, sosial-budaya dan

BAB I PENDAHULUAN. seorang guru mengetahui cara melakukan identifikasi kebutuhan belajar, dan bagaimana melakukan pembelajaran tersebut

ADOVOKASI MEDIA (MEDIA ADVOCACY)

MENDEFINISIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL. Oleh. Sudrajat. Mahasiswa Prodi Pendidikan IPS PPS Universitas Negeri Yogyakarta

PAR. Dr. Tantan Hermansah

TEORI AKUNTANSI POSITIF

Batasan dan Ruang Lingkup Kebijakan Publik

School of Communication Inspiring Creative Innovation. Pengembangan Kepemimpinan Pertemuan 11 SM III

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

MAKALAH SISTEM PENUNJANG KEPUTUSAN

4/16/ /04/ :16

HIBAH PENGEMBANGAN INOVASI DAN KEBIJAKAN AKADEMIK. Fakultas Kedokteran UGM 2016

CRITICAL THEORIES Bagian III

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1. 1 Daya Tampung dan Peminat Kedkteran Gigi

The Public Administration Theory Primer (Sebuah Kesimpulan)

DASAR-DASAR PERILAKU KELOMPOK

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Era dimana kita hidup sekarang ini merupakan zaman yang berubah

BAB VI PENUTUP. manusia. Pada sisi lainnya, tembakau memberikan dampak besar baik bagi

BAB I PENDAHULUAN. Manusia sebagai makhluk sosial pada dasarnya mempunyai sifat untuk

BAB I PENDAHULUAN. unsur kekuatan daya saing bangsa, sumber daya manusia bahkan sebagai

CARA MEMBUAT PERENCANAAN STRATEGIS UNTUK ORGANISASI

TUGAS, FUNGSI DAN KOMPETENSI DOSEN DALAM INOVASI MUTU PEMBELAJARAN PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN

KEBIJAKAN KESEHATAN (Dimensi Makro) Dra. AYUN SRIATMI, M.Kes

Manajemen Strategik dalam Pendidikan

BAB I. PENDAHULUAN. rentang perjalanan sejarah yang panjang. Sejarah kehidupan ketatanegaraan

Kekuasaan & Proses Pembuatan Kebijakan

Pengambilan Keputusan

BAB I PENDAHULUAN. McGough (1974) menyatakan bahwa auditor merupakan penghubung

Pembangunan bertumpu masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. penyebaran informasi antara individu atau organisasi dan masyarakat. Humas dapat

BAB I PENDAHULUAN. dapat mempertahankan hidupnya tanpa adanya pangan. Karena itu, usaha

Management Support System: Scope of Coverage. Presentation from url teknik.unitomo.ac.id/ elearning

Perumusan Masalah Dalam Analisis Kebijakan : Lanjutan

EFISIENSI EKONOMI dan PASAR

Diterbitkan di Manajemen Pembangunan No. 58/II/Tahun XVI, 2007

OLEH SUNARYO, SE. BLOG S : baduttumin.wordpress.com HP :

Paradigma Pembangunan Perspektif Taxonomi : Paradigma Behavioralisme dan Psikodinamika

Bab II PERSEPSI & PENGAMBILAN KEPUTUSAN INDIVIDU. Persepsi?

TEKNIK PEMBUATAN KEPUTUSAN DALAM TIM DOSEN : DIANA MA RIFAH

PERENCANAAN DOSEN : DIANA MA RIFAH

BAB I PENDAHULUAN. digariskan. Audit internal modern menyediakan jasa- jasa yang mencakup

PELAYANAN PUBLIK KULIAH PSDM UNAIR 2007 OLEH : PROF. HARYONO SUYONO. 9 April 2007 HARYONO SUYONO 1

PENGANTAR PSIKOLOGI KLINIS

RANGKUMAN MATERI KULIAH TEORI AKUNTANSI BAB IV : TEORI AKUNTANSI DAN PERUMUSANNYA

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan. Divisi Public Relations (PR) diperlukan untuk mengembangkan

Topik : Pengertian Kebijakan Publik Pentingnya Kebijakan Publik Studi Kebijakan Publik

MODUL 11: PRAKTIK TERBAIK UNTUK DESAIN PROYEK. USAID Adapt Asia-Pacific

Strategic Human Resource Management

BAB I PENDAHULUAN. Agar dapat menemukan pendidikan yang bermutu dan dapat meningkatkan. dalam seluruh aktifitas bidang-bidang tersebut.

RPKPS (RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PEMBELAJARAN SEMESTER)

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB I PENDAHULUAN. asing lagi di telinga kita. Pada negara maju, GCG sudah lama menjadi suatu

LATIHAN KETERAMPILAN TEKNIK DAN KELELAHAN PADA OLAHRAGA PRESTASI

Pengertian, Batasan dan Ruang Lingkup Administrasi Publik (Negara)

KONTRAK PERKULIAHAN (LEARNING CONTRACT)

Transkripsi:

S1 PWK UGM TKP 1107 Proses Perencanaan Kuliah ke 4 Proses Perencanaan Komprehensif (Teoritik) Bahan Kuliah--Dipakai terbatas di lingkungan sendiri Dosen: Achmad Djunaedi Komunikasi email: achmaddjunaedi@yahoo.com FB: Layanan Akademik A-Djunaedi (adjun@ugm.ac.id) Versi 2012 Proses Perencanaan Komprehensif (Teoritik) DAFTAR TOPIK 1. Pengantar (mengapa kita perlu memahami dasar teorinya?) 2. Perkembangan Paradigma Perencanaan di Dunia dan di Indonesia 3. Teori/Konsep Rasionalitas & Keputusan Publik 4. Menyikapi Ketidakpastian dalam Perencanaan publik 5. Perencanaan Komprehensif di AS Referensi: Bab 3 Proses Penyusunan Rencana Komprehensif, dari buku A, Djunaedi, 2012, Proses Perencanaan Wilayah dan Kota, Gadjah Mada University Press, Yogyakarta. 2 Proses Perencanaan Kuliah 04: Proses Perenc Komprehensif Teoritik (A. Djunaedi, 2012) Hal. 1

Topik 1: Pengantar Tujuan: memberikan pemahaman terhadap dasar teori Rational Comprehensive Planning () 3 Perencanaan adalah Praxis Perencanaan adalah Praxis (dalam arti gabungan antara Teori dan Praktek) Contoh bidang ilmu yg merupakan praxis: kedokteran, perencanaan (wilayah, kota & daerah). Praktek perencanaan memerlukan teori bukan hanya untuk menata dunia dan lingkungan, tapi juga untuk menjelaskan praktek tsb ke para pelakunya. Tindakan perencanaan saling tergantung dgn pelaku dan lingkungannya serta interaksi antar pelaku/ manusia. Perencanaan merupakan kegiatan preskriptif (memberi solusi), bukan deskriptif (menjelaskan). Sumber: Alexander, E.R. 1986. Approaches to Planning: Introducing Current Planning Theories, Concepts, and Issues. Gordon and Breach Science Publishers. New York. 4 Proses Perencanaan Kuliah 04: Proses Perenc Komprehensif Teoritik (A. Djunaedi, 2012) Hal. 2

Hubungan Teori & Praktek dan Paradigma Abstraksi Paradigma Teori Model/Rumus/Prosedur Empiri Praktek / Kegiatan Rencana / Artefak 5 Hubungan Teori & Praktek dalam Perencanaan Praktek mengacu Teori dan Per-UU-an yg berlaku. Paradigma Teori & Prosedur Pedoman/ Per-UU-an Praktek Pedoman/ Per-UU-an berpihak pada suatu (cara pandang) tertentu, maka pedoman mengacu pada teori-teori tertentu di bawah yg dipilih. 6 Proses Perencanaan Kuliah 04: Proses Perenc Komprehensif Teoritik (A. Djunaedi, 2012) Hal. 3

Topik 2: Perkembangan Paradigma Perencanaan Tujuan: Memahami (secara teoritis) perkembangan perencanaan di dunia dan di Indonesia 7 Sumber Keputusan Perencanaan Rasionalitas (kepakaran individual) Kesepakatan (kelompok) Paradigma dasar: Rational Comprehensive Planning () & perkembangannya (a.l. incremental planning) Paradigma yg mengkritik, antara lain: Strategic Planning, Advocacy Planning, Adaptive Planning 8 Proses Perencanaan Kuliah 04: Proses Perenc Komprehensif Teoritik (A. Djunaedi, 2012) Hal. 4

Pra Jatuh-Bangun (1) Pengembangan Zaman keemasan Anomali : Di Dunia Krisis Master Planning, dsb. Incremental Planning Banyak kritik Strategic Planning Dsb. 1920 1945 1960 1970 9 Pra Jatuh-Bangun (2) Pengembangan Zaman keemasan Anomali : Di Dunia 1920 1945 1960 1970 Krisis Pre-paradigm Period. Didalam perioda ini Incremental tidak ada konsensus Planning diantara para ilmuwan tentang dasar. Schools Strategic of thought yang saling berkompetisi berusaha untuk Master Planning mendapatkan legitimasi dan dominasi. Perioda ini dimulai pada akhir abad Dsb. ke- Planning, 19 sampai dengan awal tahun 1920-an. Sebagai ilustrasi dsb. dikemukakan adanya berbagai variasi aliran perencanaan kota di Amerika dan Eropa pada masa itu, misalnya Banyak (1) city beautiful movement, (2) master planning, (3} the park kritik movement, (4) housing reform, (5) social reform-settlement houses dan (6) municipal reform. Keanekaragaman aliran mewarnai keadaan pada preparadigm period 10 Proses Perencanaan Kuliah 04: Proses Perenc Komprehensif Teoritik (A. Djunaedi, 2012) Hal. 5

Pra Jatuh-Bangun (3) Pengembangan Zaman keemasan Anomali : Di Dunia Krisis Paradigm development. Secara garis besar Incremental perioda ini Planning terjadi antara tahun 1920-an sampai pertengahan tahun Strategic 1940. Adanya semacam konsensus diantara para teoritisi Master Planning dan praktisi yang mengarah pada orientasi proses perencanaan Dsb. Planning, tertentu. Didalam lingkup perencanaan kota, perencanaan tata dsb. guna tanah yang komprehensif merupakan bentuk/model perencanaan yang banyak diterapkan diberbagai Banyak kota di Amerika dan Eropa. Comprehensive land kritik use planning dan zoning merupakan proses dan produk perencanaan yang dilegitimasi oleh berbagai pemerintahan kota sebagai arah dan alat untuk pengelolaan/pengembangan kota 1920 1945 1960 1970 11 Pra Jatuh-Bangun (4) Pengembangan Zaman keemasan Anomali : Di Dunia Krisis Paradigm articulation. Didalam perioda Incremental ini, Planning penelitian tentang pemecahan problem (problemsolving research) dan pengembangan teori didalam Strategic Master perencanaan dirangsang dan diarahkan oleh Planning Dsb. Planning, dominan. Perioda ini terjadi antara dsb. pertengahan tahun 1940 sampai dengan tahun 1950-an. Didalam perioda ini, teori perencanaan Banyak yang bersifat rasional dan komprehensif kritik ini secara lebih lanjut dikembangkan oleh para ilmuwan termasuk Hebert Simon, Branch dan yang lainnya 1920 1945 1960 1970 12 Proses Perencanaan Kuliah 04: Proses Perenc Komprehensif Teoritik (A. Djunaedi, 2012) Hal. 6

Pra Jatuh-Bangun (5) Pengembangan Zaman keemasan Anomali : Di Dunia Krisis Paradigm anomaly. Pada kurun waktu Incremental ini, Planning dominan mengalami fenomena yang paradoksial. Strategic Perioda ini terjadi antara tahun 1960-an dan Master Planning awal tahun 1970-an. Ketidaktepatan didalam peramalan serta Dsb. Planning, kegagalan didalam pemecahan problema sosial dan dsb. rasial, serta ketidakmampuan untuk menanggapi isu-isu politik mulai dirasakan oleh para teoritisi Banyak dan praktisi. Kritik terhadap kelemahan mulai kritikbermunculan diberbagai tempat. Aliran perencanaan yang berwawasan sosial dan aliran yang memihak golongan lemah mulai muncul 1920 1945 1960 1970 13 Pra Jatuh-Bangun (6) Pengembangan Zaman keemasan Anomali : Di Dunia Krisis Paradigm Crisis. Upaya memecahkan Incremental anomali didalam Planning yang telah ada (proses modifikasi) Strategic dan proses penyusunan alternatif baru Master Planning mulai dilakukan sebagai reaksi atas kelemahan Dsb. Planning, yang telah ada. Didalam kurun waktu ini, terjadi lagi dsb. munculnya berbagai school of thought yang saling bersaing. Perioda ini terjadi antara Banyak akhir tahun 1970-an dan tahun 1980-an. Perioda ini diwarnai kritik dengan fragmentasi orientasi dari para perencana. Batas-batas profesi para perencana menjadi tidak jelas dan saling tumpang tindih. 1920 1945 1960 1970 14 Proses Perencanaan Kuliah 04: Proses Perenc Komprehensif Teoritik (A. Djunaedi, 2012) Hal. 7

Pergeseran Paradigma Perencanaan (Kota) di Indonesia Pra Pengembangan Master Planning (penyusunan Rencana Induk Kota/ RIK) Zaman keemasan Anomali Krisis (penyusunan Rencana Umum Tata Ruang Kota / RUTRK, dsb) Perencanaan Strategis 1970 1980 2000 20?? Perencanaan Partisipatori 15 Topik 3: Teori/Konsep Rasionalitas & Keputusan Publik Tujuan: Memahami teori/konsep rasionalitas & keputusan publik sebagai dasar teori bagi Rational Comprehensive Planning 16 Proses Perencanaan Kuliah 04: Proses Perenc Komprehensif Teoritik (A. Djunaedi, 2012) Hal. 8

Pengertian Rasionalitas Rasionalitas (rationality) adalah cara berfikir mengenai problema, yg ditandai dgn pemakaian pendekatan ilmiah dalam analisisnya serta cara tertentu dalam pencarian solusi thd problema. Rasionalitas dilakukan secara sistematis dan dilakukan evaluasi terhadap berbagai alternatif cara; dalam rangka memilih cara/strategi yg terbaik utk mencapai tujuan. Rasionalitas menjadi dasar aliran Rational Comprehensive Planning (). Sumber: Alexander, E.R. 1986. Approaches to Planning: Introducing Current Planning Theories, Concepts, and Issues. Gordon and Breach 17 Science Publishers. New York: halaman 11-. Proses Perencanaan berdasar Rasionalitas Pengumpulan & Pengolahan data Analisis perencanaan Masukan balik (feed back) Penyusunan Dokumen Rencana Monitoring & Evaluasi Penyusunan Program & Proyek/Tindakan Tindakan/Kegiatan 18 Proses Perencanaan Kuliah 04: Proses Perenc Komprehensif Teoritik (A. Djunaedi, 2012) Hal. 9

Proses Perencanaan berdasar Rasionalitas Pengumpulan & Pengolahan data Analisis perencanaan Masukan balik (feed back) Perumusan Tujuan & Sasaran Perencanaan Pengembangan Alternatif Rencana Evaluasi & Seleksi Alternatif Rencana Monitoring & Evaluasi Penyusunan Dokumen Rencana Penyusunan Program & Proyek/Tindakan Tindakan/Kegiatan 19 Perkembangan Rasionalitas Rasionalitas (rationality) bersifat kepakaran homogen Bila dalam suatu kelompok heterogen, apakah punya cara berfikir yang sama? Pemikiran kelompok mengarah pada kesepakatan bersama (meskipun tiap individu berfikir berdasar rasionalitas masingmasing). Kritik yang lain: betulkah manusia mampu mempertimbangkan semua alternatif cara yang mungkin? Dan masih banyak kritik lainnya lagi. 20 Proses Perencanaan Kuliah 04: Proses Perenc Komprehensif Teoritik (A. Djunaedi, 2012) Hal. 10

Pergeseran Rasionalitas Tadinya rasionalitas hanyalah cara berfikir (instrumental). Tapi dalam cara berfikir tersebut ada: penetapan tujuan, serta memilih alternatif terbaik; maka akan terkait dengan nilai (values) yg diyakini. Values tergantung pada / keyakinan yang mendasari perencanaan. Pertimbangan nilai (values) dalam perencanaan, misalnya, secara eksplisit masuk dalam proses perencanaan dalam aliran perencanaan strategis (lihat slide berikut). 21 Pembuatan Keputusan Kolektif Pilihan rasional perorangan biasanya berbeda jauh dari pilihan kelompok meskipun tiap anggota kelompok berfikir rasional. Pembuatan keputusan kelompok dilakukan secara demokratis (kesepakatan mayoritas). Keputusan kelompok tidak selalu harus rasional dipandang dari pemikiran perorangan. Apalagi bila berdasar keputusan kelompok secara politis, sering mengandung: bargaining, kerjasama/ negosiasi dan konsensus dan resolusi konflik. 22 Proses Perencanaan Kuliah 04: Proses Perenc Komprehensif Teoritik (A. Djunaedi, 2012) Hal. 11

Keputusan Kolektif Publik Kebanyakan perencanaan publik akan diputuskan secara kolektif, maka proses pengambilan keputusan secara politis paling sering terjadi. Para perencana perlu memahami proses politis utk pengambilan keputusan perencanaan di lingkungan kerjanya. 23 Topik 4: Menyikapi Ketidakpastian dalam Perencanaan Publik Tujuan: Memahami sikap Rational Comprehensive Planning dalam menghadapi ketidakpastian dalam perencanaan 24 Proses Perencanaan Kuliah 04: Proses Perenc Komprehensif Teoritik (A. Djunaedi, 2012) Hal. 12

Tiga macam ketidakpastian 1. Ketidakpastian terkait lingkungan: masa depan lingkungan eksternal yg berada di luar kendali perencanaan kita. 2. Ketidakpastian tentang keputusankeputusan yang terkait (di luar kendali kita). 3. Ketidakpastian terkait value judgment (berdasar nilai makna, tdk terukur) 25 Sikap Comprehensive Planning thd. Ketidakpastian (1) 1. Ketidakpastian terkait lingkungan: masa depan lingkungan eksternal yg berada di luar kendali perencanaan kita. Analisis Hinterland (daerah belakang): hanya terbatas pada wilayah sekitar daerah perencanaan (yg di luar itu dianggap tdk mempengaruhi) 26 Proses Perencanaan Kuliah 04: Proses Perenc Komprehensif Teoritik (A. Djunaedi, 2012) Hal. 13

Sikap Comprehensive Planning thd. Ketidakpastian (2) 2. Ketidakpastian tentang keputusankeputusan yang terkait (di luar kendali kita) Analisis oleh para pakar (rasionalitas): dianggap semua pakar mempunyai rasionalitas yg sama (semua pakar berfikir rasional yg sama) 27 Sikap Comprehensive Planning thd. Ketidakpastian (3) 3. Ketidakpastian terkait value judgment (berdasar nilai makna, tdk terukur). Analisis rasional diartikan sebagai obyektif, bebas dari nilai (perbedaan nilai/makna tidak perlu dipertimbangkan) 28 Proses Perencanaan Kuliah 04: Proses Perenc Komprehensif Teoritik (A. Djunaedi, 2012) Hal. 14

Topik 5: Perencanaan Komprehensif di AS Tujuan: Memahami sejarah Rational Comprehensive Planning di AS dan proses perencanaannya 29 Dimulai dari gerakan City Beautiful Awal tahun 1900an muncul City Beautiful Movement yg memberi landasan bagi proses perencanaan komprehensif (yang melibatkan pakar perencanaan guna lahan dan komisi perencanaan). Karakteristik perencanaan komprehensif: Sumber http://urbanext.illinois.edu/lcr/comprehensiveplanning.cfm Diakses tgl 1 Okt 2011 30 Proses Perencanaan Kuliah 04: Proses Perenc Komprehensif Teoritik (A. Djunaedi, 2012) Hal. 15

Cakupan Unsur-unsur Unsur-unsur dalam perencanaan komprehensif: (public highway/ main roads) Sumber http://urbanext.illinois.edu/lcr/comprehensiveplanning.cfm Diakses tgl 1 Okt 2011 31 Proses Perenc. Komprehensif Sumber: http://en.wikipedia.org/wiki/comprehensive_planning Tgl akses: 1 Okt 2011 32 Proses Perencanaan Kuliah 04: Proses Perenc Komprehensif Teoritik (A. Djunaedi, 2012) Hal. 16

Dasar Hukum di AS Sumber: http://en.wikipedia.org/wiki/comprehensive_planning Tgl akses: 1 Okt 2011 33 Penutup Sesi ini Dasar dari pendekatan perencanaan komprehensif adalah rasionalitas (berfikir rasional). Semua pakar dianggap mempunyai cara berfikir sama (yaitu rasional, obyektif, sistematis) Sampai saat ini pendekatan perencanaan komprehensif ini masih dipakai di Indonesia, terutama untuk perencanaan tata ruang. Pada sesi berikutnya kita akan membahas pedoman perencanaan tata ruang di Indonesia. 34 Proses Perencanaan Kuliah 04: Proses Perenc Komprehensif Teoritik (A. Djunaedi, 2012) Hal. 17