FOURIER April 2013, Vol. 2, No. 1, MODEL PENYEBARAN PENYAKIT POLIO DENGAN PENGARUH VAKSINASI. RR Laila Ma rifatun 1, Sugiyanto 2

dokumen-dokumen yang mirip
MODEL PENYEBARAN PENYAKIT POLIO DENGAN PENGARUH VAKSINASI SKRIPSI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna Memperoleh derajat Sarjana S-1

MODEL EPIDEMI SEIV PENYEBARAN PENYAKIT POLIO PADA POPULASI TAK KONSTAN

BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN. ekuilibrium bebas penyakit beserta analisis kestabilannya. Selanjutnya dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. Model matematika merupakan sekumpulan persamaan atau pertidaksamaan yang

KESTABILAN MODEL SUSCEPTIBLE VACCINATED INFECTED RECOVERED (SVIR) PADA PENYEBARAN PENYAKIT CAMPAK (MEASLES) (Studi Kasus di Kota Semarang)

MODEL SEIR PENYAKIT CAMPAK DENGAN VAKSINASI DAN MIGRASI

Model Matematika Untuk Kontrol Campak Menggunakan Vaksinasi

BAB III PEMBAHASAN. Ebola. Setelah model terbentuk, akan dilanjutkan dengan analisa bifurkasi pada

Bab 2 Tinjauan Pustaka

BAB I PENDAHULUAN. penyebabnya adalah gaya hidup dan lingkungan yang tidak sehat. Murwanti dkk,

KESTABILAN TITIK EQUILIBRIUM MODEL SIR (SUSPECTIBLE, INFECTED, RECOVERED) PENYAKIT FATAL DENGAN MIGRASI

III PEMODELAN. (Giesecke 1994)

Model Matematika SIV Untuk Penyebaran Virus Tungro Pada Tanaman Padi

ANALISIS STABILITAS SISTEM DINAMIK UNTUK MODEL MATEMATIKA EPIDEMIOLOGI TIPE-SIR (SUSCEPTIBLES, INFECTION, RECOVER)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. ibu kepada anaknya melalui plasenta pada saat usia kandungan 1 2 bulan di

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Oleh : Dinita Rahmalia NRP Dosen Pembimbing : Drs. M. Setijo Winarko, M.Si.

BAB I PENDAHULUAN. Gejala awal campak berupa demam, konjungtivis, pilek batuk dan bintik-bintik

KATA PENGANTAR. Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan

III PEMBAHASAN. μ v. r 3. μ h μ h r 4 r 5

BAB II KAJIAN TEORI. digunakan pada bab pembahasan. Teori-teori ini digunakan sebagai bahan acuan

ANALISIS KESTABILAN DARI SISTEM DINAMIK MODEL SEIR PADA PENYEBARAN PENYAKIT CACAR AIR (VARICELLA) DENGAN PENGARUH VAKSINASI SKRIPSI

Oleh Nara Riatul Kasanah Dosen Pembimbing Drs. Sri Suprapti H., M.Si

Esai Kesehatan. Disusun Oleh: Prihantini /2015

Analisis Kestabilan Model MSEIR Penyebaran Penyakit Difteri Dengan Saturated Incidence Rate

Abstrak: Makalah ini bertujuan untuk mengkaji model SIR dari penyebaran

PEMODELAN MATEMATIKA DAN ANALISIS KESTABILAN MODEL PADA PENYEBARAN HIV-AIDS

Analisa Kualitatif pada Model Penyakit Parasitosis

SIMULASI MODEL EPIDEMIK TIPE SIR DENGAN STRATEGI VAKSINASI DAN TANPA VAKSINASI

BAB III PEMBAHASAN. tenggorokan, batuk, dan kesulitan bernafas. Pada kasus Avian Influenza, gejala

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

ANALISIS TITIK EKUILIBRIUM MODEL EPIDEMI SIR DENGAN EFEK DEMOGRAFI

MODEL SEIR PENYAKIT CAMPAK DENGAN VAKSINASI DAN MIGRASI TUGAS AKHIR. Oleh : SITI RAHMA

BAB I PENDAHULUAN. Middle East Respiratory Syndrome-Corona Virus atau biasa disingkat MERS-

III. MODEL MATEMATIK PENYEBARAN PENYAKIT DBD

Model Matematika Penyebaran Penyakit HIV/AIDS dengan Terapi pada Populasi Terbuka

Simulasi Pengaruh Imigrasi pada Penyebaran Penyakit Campak dengan Model Susceptible Exposed Infected Recovered (SEIR)

ADLN PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA BAB IV PEMBAHASAN. optimal dari model untuk mengurangi penyebaran polio pada dengan

Penyebab, gejala dan cara mencegah polio Friday, 04 March :26. Pengertian Polio

PENGARUH PARAMETER PENGONTROL DALAM MENEKAN PENYEBARAN PENYAKIT FLU BURUNG. Rina Reorita, Niken Larasati, dan Renny

ANALISIS KESTABILAN DAN PROSES MARKOV MODEL PENYEBARAN PENYAKIT EBOLA

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta perubahan lingkungan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam perkembangan zaman saat ini yang terus maju, diperlukan suatu

Dinamik Model Epidemi SIRS dengan Laju Kematian Beragam

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Oleh : HASNAN NASRUN SUBCHAN, MAHMUD YUNUS

UNNES Journal of Mathematics

PENYEBARAN PENYAKIT CAMPAK DI INDONESIA DENGAN MODEL SUSCEPTIBLE VACCINATED INFECTED RECOVERED (SVIR)

ANALISIS KESTABILAN MODEL SEIR DENGAN VAKSINASI PADA PENYEBARAN PENYAKIT CAMPAK DI KABUPATEN SLEMAN PROVINSI DIY TUGAS AKHIR SKRIPSI

ANALISIS DINAMIK MODEL EPIDEMI SIRS DENGAN MODIFIKASI TINGKAT KEJADIAN INFEKSI NONMONOTON DAN PENGOBATAN

Kesimpulan serta Masalah yang masih Terbuka

MODEL EPIDEMI SIRS DENGAN TIME DELAY

Studi Penyebaran Penyakit Flu Burung Melalui Kajian Dinamis Revisi Model Endemik SIRS Dengan Pemberian Vaksinasi Unggas. Jalan Sukarno-Hatta Palu,

ANALISIS KESTABILAN MODEL DINAMIKA PENYEBARAN PENYAKIT FLU BURUNG

MODEL EPIDEMIK SIR UNTUK PENYAKIT YANG MENULAR SECARA HORIZONTAL DAN VERTIKAL

BAB I PENDAHULUAN. adalah penyakit menular karena masyarakat harus waspada terhadap penyakit

T 7 Model Sir (Suspectible Infected Recovered) Dengan Imigrasi Dan Pengaruh Sanitasi Serta Perbaikan Tingkat Sanitasi

OLEH : IKHTISHOLIYAH DOSEN PEMBIMBING : Dr. subiono,m.sc

PENYELESAIAN NUMERIK DAN ANALISA KESTABILAN PADA MODEL EPIDEMIK SEIR DENGAN PENULARAN PADA PERIODE LATEN

ANALISIS STABILITAS PENYEBARAN VIRUS EBOLA PADA MANUSIA

BAB I PENDAHULUAN. terdapat pada pengembangan aplikasi matematika di seluruh aspek kehidupan manusia. Peran

T 4 Simulasi Level Sanitasi Pada Model Sir Dengan Imigrasi Dan Vaksinasi

BAB III PEMBAHASAN. genetik (genom) yang mengandung salah satu asam nukleat yaitu asam

Analisis Model SIR dengan Imigrasi dan Sanitasi pada Penyakit Hepatitis A di Kabupaten Jember

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Alam, Universitas Lampung pada semester genap tahun akademik 2011/2012.

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI. Pada bab ini akan dibahas mengenai definisi-definisi dan teorema-teorema

Pengembangan Model Matematika SIRD (Susceptibles- Infected-Recovery-Deaths) Pada Penyebaran Virus Ebola

Dinamika dan Aplikasi dari Model Epidemologi Hepatitis C Ema Hardika S. ( )

Analisis Kestabilan Model Veisv Penyebaran Virus Komputer Dengan Pertumbuhan Logistik

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang

BAB 2 BEBERAPA MODEL EPIDEMI. Laju pertumbuhan populasi akan dapat diketahui apabila kelahiran, kematian

T 1 Simulasi Laju Vaksinasi Dan Keefektifan Vaksin Pada Model Sis

III MODEL MATEMATIKA S I R. δ δ δ

BAB II LANDASAN TEORI

ANALISIS KESTABILAN MODEL SEIIT (SUSCEPTIBLE-EXPOSED-ILL-ILL WITH TREATMENT) PADA PENYAKIT DIABETES MELLITUS

Unnes Journal of Mathematics

Prosiding Seminar Hasil-Hasil PPM IPB 2015 Vol. I : ISBN :

KAJIAN PERILAKU MODEL MATEMATIKA PENYEBARAN PENYAKIT SIFILIS

IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Dengan maraknya wabah DBD ini perlu adanya suatu penelitian dan pemikiran yang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

Model Deterministik Masalah Kecanduan Narkoba dengan Faktor Kontrol Terhadap Pemakai dan Pengedar Narkoba

MODEL SEIR PADA PENULARAN HEPATITIS B

ABSTRAK. Kata Kunci: SEIS, masa inkubasi, titik kesetimbangan, pertussis, simulasi. iii

BAB I PENDAHULUAN. penyakit menular. Salah satu contohnya adalah virus flu burung (Avian Influenza),

UJM 2 (1) (2013) UNNES Journal of Mathematics.

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN. 3.1 Analisis Kegunaan dari Program Aplikasi yang Dirancang

PEMODELAN MATEMATIKA DAN ANALISIS STABILITAS DARI PENYEBARAN PENYAKIT FLU BURUNG

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit virus Ebola merupakan salah satu penyakit menular dan mematikan

Kestabilan Titik Ekuilibrium Model SIS dengan Pertumbuhan Logistik dan Migrasi

T - 11 MODEL STOKASTIK SUSCEPTIBLE INFECTED RECOVERED (SIR)

ANALISIS KESTABILAN MODEL DINAMIK PENYEBARAN VIRUS INFLUENZA

PENGARUH STRATEGI PULSE VACCINATION TERHADAP PENCEGAHAN PENYEBARAN PENYAKIT CAMPAK

MODEL MATEMATIKA EPIDEMIOLOGI SIRV (SUSCEPTIBLES, INFECTION, RECOVER, VACCINATION)

KESTABILAN TITIK EQUILIBRIUM MODEL SIR (SUSCEPTIBLE, INFECTED, RECOVERED) PENYAKIT FATAL DENGAN MIGRASI TUGAS AKHIR

BAB I PENDAHULUAN. Feces (kotoran manusia) yang terinfeksi oleh bakteri Vibrio cholerae

Transkripsi:

FOURIER April 2013, Vol. 2, No. 1, 13 23 MODEL PENYEBARAN PENYAKIT POLIO DENGAN PENGARUH VAKSINASI RR Laila Ma rifatun 1, Sugiyanto 2 1, 2 Program Studi Matematika Fakultas Sains dan Teknologi UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta Jl. Marsda Adisucipto Yogyakarta, 55281 Abstract Polio (Poliomielitis) is an infectious disease caused by the polio virus. This disease attacks the entire body (including the muscles and nerves) and can lead to muscle weakness that is permanent, paralysis or death. This paper will discuss on the influence of vaccination against polio disease spread in the human population that settled in the form of mathematical modeling. Keywords: Polio, mathematical modeling. 1. PENDAHULUAN Poliomyelitis (polio) adalah penyakit menular yang sangat berbahaya. Penyakit ini disebabkan oleh Virus polio yang berasal dari genus Enterovirus dan family Picorna viridae. Virus ini menular melalui kotoran (feses) atau sekret tenggorokan orang yang terinfeksi. Virus polio masuk melalui ludah sehingga menyebabkan infeksi. Hal ini dapat terjadi dengan mudah bila tangan terkontaminasi atau benda-benda yang terkontaminasi dimasukkan ke dalam mulut. Virus polio berkembang biak di tenggorokan dan usus selama 4 sampai 35 hari, kemudian akan dikeluarkan melalui tinja selama beberapa minggu kemudian [1]. Virus ini menyerang sistem saraf yang dapat menyebabkan kelumpuhan total dalam hitungan jam. Poliomyelitis dapat menyerang pada semua kelompok umur, namun yang paling rentan adalah kelompok umur kurang dari 3 tahun (lebih dari 50% dari semua kasus). Gejala awal adalah demam, kelelahan, sakit kepala, muntah, dan kekakuan pada leher dan nyeri pada anggota badan. Polio tidak dapat disembuhkan, tetapi dapat dicegah dengan vaksinasi. Vaksinasi adalah pemberian vaksin ke dalam tubuh untuk memberikan kekebalan aktif terhadap penyakit tersebut. Tulisan ini, akan dianalisis model epidemi penyakit polio dengan pengaruh vaksinasi untuk mengetahui dampak dari vaksinasi bila diberikan dalam populasi susceptible dan exposed. Pada model tersebut ditemukan dua parameter ambang yaitu dan dimana adalah rasio yang menunjukkan jumlah individu susceptible yang tertular polio oleh satu individu infective dan adalah rasio yang menunjukkan jumlah individu susceptible yang 13

RR Laila Ma rifatun, Sugiyanto tertular polio oleh satu individu exposed. Jumlah dari kedua nilai ambang tersebut dilambangkan dengan R (rasio reproduksi dasar), yaitu nilai ambang tajam yang sepenuhnya menentukan dinamika stabilitas dan hasil dari penyakit. Jika R 1, maka kesetimbangan bebas penyakit stabil dan penyakit tidak menyebar, namun jika R 1, maka penyakit akan menyebar. 2. PEMBAHASAN 2.1. Formulasi Model Model penyebaran penyakit polio diformalisasikan ke dalam model SEIV (Susceptible, Exposed, Infective, Vaccinated). Populasi model tersebut dibagi menjadi 4 kelompok, yaitu kelompok S, kelompok E, kelompok I, dan Kelompok V. S(t) menyatakan jumlah/proporsi individu yang sehat tetapi rentan terserang polio pada saat t, E(t) menyatakan jumlah/proporsi individu laten (gejala polio belum terlihat) pada saat t, I(t) menyatakan jumlah/proporsi individu yang terinfeksi pada saat t, dan V(t) menyatakan jumlah/proporsi individu yang sudah divaksinasi pada saat t. Jumlah populasi keseluruhan dari populasi Susceptible, Exposed, Infective, dan Vaccinated pada saat t dinyatakan dengan N(t), sehingga dapat ditulis N(t) = S(t) + E(t) + I(t) + V(t). Asumsi-asumsi yang digunakan untuk menyederhanakan model adalah sebagai berikut: 1. Populasi terbuka, artinya terdapat interaksi dengan lingkungan luar, 2. Tidak ada kelahiran, 3. Terjadi proses imigrasi dengan angka pertumbuhan konstan, 4. Individu yang baru saja berperan sebagai imigran memiliki kesehatan yang baik tetapi juga rawan terinfeksi polio, 5. Kematian alami dapat terjadi pada kelompok S, E, I, dan V, 6. Kematian akibat penyakit polio hanya terjadi pada kelompok I, 7. Penyakit tidak bisa disembuhkan tetapi bisa dicegah dengan vaksinasi, 8. Populasi Susceptible yang belum divaksinasi dapat tertular polio oleh populasi Exposed dan Infective. Tetapi penularan infeksi oleh populasi Exposed kurang dari penularan infeksi oleh populasi Infektive, 9. Populasi susceptible yang memperoleh vaksin akan kebal dari penyakit polio karena vaksin polio sangat efektif dalam memproduksi kekebalan terhadap virus polio dan perlindungan dari lumpuh poliomyelitis. 14

Model Penyebaran Penyakit Polio Dengan Pengaruh Vaksinasi Parameter-parameter yang digunakan adalah sebagai berikut: A = laju imigrasi konstan populasi manusia, β = probabilitas per satuan waktu penularan infeksi oleh populasi Infective, rβ = probabilitas per satuan waktu penularan infeksi oleh populasi Exposed, r = pengurangan penularan infeksi oleh populasi Exposed, μ = laju kematian alami, α = laju kematian akibat penyakit polio, b = laju transisi dari keadaan laten menuju keadaan terinfeksi, v = proporsi jumlah individu di kelompok Susceptible yang pindah ke kelompok Vaccinated karena sudah divaksinasi, = laju populasi Exposed yang divaksinasi karena gejala polio belum terlihat. Jumlah populasi yang mati secara alami pada setiap kelompok sebanding dengan jumlah populasi pada masing-masing kelompok. Oleh karena itu, jumlah kematian alami pada kelompok S, E, I, dan V masing-masing sebesar S, E, I, dan V. Jumlah populasi yang mati akibat penyakit polio pada kelompok Infective sebanding dengan jumlah populasi kelompok Infective sehingga jumlah kematian akibat penyakit polio adalah αi. adalah laju besarnya populasi yang terinfeksi oleh populasi Infective dimana β adalah probabilitas per satuan waktu penularan infeksi oleh populasi Infective (konstanta yang menunjukkan tingkat kontak sehingga terjadi penularan penyakit), individu rentan memperoleh infeksi pada perkapita βi. Secara ringkas model SEIV penyakit polio disajikan dalam diagram transfer berikut: A S βi + rβe E b + v 1 I μ μ v μ + α V μ Gambar 1. Diagram transfer penyebaran penyakit polio dengan peran vaksinasi Dinamika penularan polio dituliskan dalam sistem persamaan diferensial nonlinear berikut: 15

RR Laila Ma rifatun, Sugiyanto (1) (2) (3) (4) 2.2. Solusi Positif Sistem (1), (2), (3), (4) menggambarkan populasi manusia. Oleh karena itu, sangat penting untuk membuktikan bahwa semua kuantitas (S, E, I dan V) positif untuk semua t. Positif berarti sistem tetap atau populasi bertahan. Dari model sistem, diperoleh, Dengan demikian, medan vektor diarahkan pada setiap bidang yang melingkar dari. Jadi semua lintasan akan selalu positif. 2.3. Keterbatasan Solusi Lemma 1 Semua solusi dari sistem persamaan (1), (2), (3), (4) dimulai di orthant positive baik pendekatan, masukan, atau tetap dalam subset didefinisikan oleh: dimana menyatakan non negatif cone. 16

Model Penyebaran Penyakit Polio Dengan Pengaruh Vaksinasi 2.4. Titik Ekuilibrium 2.4.1. Titik Ekuilibrium Bebas Penyakit Lemma 2 Sistem (1), (2), (3), dan (4) mempunyai titik ekuilibrium bebas penyakit 2.4.2. Titik Ekuilibrium Endemi Lemma 3 Sistem (1), (2), (3), dan (4) mempunyai titik ekuilibrium endemik dimana, 2.5. Rasio Reproduksi ( ) Parameter penting dalam mendeskripsikan perilaku sistem adalah nilai rasio reproduksi ( ). Rasio reproduksi ( ) adalah estimasi laju produksi yang terinfeksi, atau jumlah yang menjadi terinfeksi oleh seorang yang terinfeksi terlebih dahulu [2]. Untuk nilai R < 1, dimana dapat ditemukan sebagai titik kesetimbangan bebas penyakit, dan disana tidak terdapat kejadian endemik. Jika dijumpai ada yang terinfeksi, maka tetaplah tidak akan terjadi epidemi karena sistem akan kembali ke dalam sistem kesetimbangan. Jika R > 1, kesetimbangan bebas penyakit ada tetapi mulai tidak stabil. Jika ada yang terinfeksi ke dalam keadaan bebas penyakit, maka akan menjadi sebuah epidemi dan sistem akan menuju keadaan endemik secara asimtotik, dan stabil untuk R > 1. Parameter R = 1 dapat diinterpretasikan sebagai fraksi kritis vaksinasi. Jumlah ini merupakan jumlah minimum vaksinasi yang dibutuhkan untuk mencegah terjadinya epidemic [2]. ada jika Oleh karena itu, jika maka penyakit akan menyebar. Sebaliknya, jika maka penyakit tidak menyebar. 17

RR Laila Ma rifatun, Sugiyanto Rasio Reproduksi dapat ditulis sebagai berikut: (5) adalah jumlah infeksi sekunder yang dihasilkan oleh satu orang pada kelompok Infective selama periode infeksi. adalah jumlah infeksi sekunder yang dihasilkan oleh satu orang di kelompok Exposed selama periode laten. Jumlah dari kedua nilai ambang, dilambangkan dengan R. Kondisi utama untuk kejadian epidemi adalah bahwa fraksi susceptible. Orang terinfeksi, pada rata-rata yaitu, Jumlah individu ter-exposed dihasilkan dengan infeksi tunggal Selama waktu ini, jumlah total yang bertemu atau kontak dengan orang lain akan menjadi. b + v 1 Sebagian kecil b + μ + v 1 yang bertahan hidup dan menjadi terinfeksi. Jumlah total yang bertemu atau kontak dengan orang lain akan menjadi Sebagian kecil yang bertahan hidup dan menjadi terinfeksi. 2.6. Analisis Kestabilan titik ekuilibrium 2.6.1. Analisis Kestabilan Titik ekuilibrium Bebas Penyakit Lemma 4 18

Model Penyebaran Penyakit Polio Dengan Pengaruh Vaksinasi stabil asimtotik lokal jika R < 1. 2.7. Simulasi Model Berikut ini nilai-nilai parameter yang diperoleh dari sebuah jurnal yang berjudul Modeling Spread of Polio with the Role of Vaccination. A = 1000; β = 0,002; r = 0,5; μ = 0,5; v = 0,6; = 0,001; b = 0,9; α = 0,6. Gambar 2. Grafik/plot populasi Susceptible (W) dan Infektive (Y) untuk nilai awal yang berbeda 19

RR Laila Ma rifatun, Sugiyanto rβ = 0.0015 rβ = 0.0010 rβ = 0.0008 rβ = 0.0005 Gambar 3. Grafik/plot populasi Infektive (Y) terhadap waktu dengan parameter berbeda yang rβ = 0.0015 rβ = 0.0010 rβ = 0.0008 rβ = 0.0005 Gambar 4. Grafik/plot populasi Exposed (X) terhadap waktu dengan parameter berbeda yang 20

Model Penyebaran Penyakit Polio Dengan Pengaruh Vaksinasi Gambar 5. Grafik/plot populasi Invective dengan Gambar 6. Grafik/plot populasi Exposed dengan 21

RR Laila Ma rifatun, Sugiyanto Gambar 7. Grafik/plot populasi pada semua kelompok dengan adanya imigrasi v 1 = 0,50 v 1 = 0,05 v 1 = 0,00 Gambar 8. Grafik/plot populasi Infective (Y) dengan yang berbeda 22

Model Penyebaran Penyakit Polio Dengan Pengaruh Vaksinasi 3. KESIMPULAN 1. Model epidemi SEIV penyakit polio mempunyai dua titik ekuilibrium yaitu titik ekuilibrium bebas penyakit dimana A S 0 = μ + v, 2. Titik ekuilibrium bebas penyakit stabil asimtotik lokal jika. Sedangkan terjadi bifurkasi untuk beberapa nilai parameter. 3. Vaksinasi belum tentu membantu dalam pemberantasan polio karena jika vaksinasi diberikan pada populasi Exposed, maka dapat meningkatkan tingkat endemik keseimbangan dan penyakit menyebar lebih cepat dari kecepatan biasa. Jadi vaksinasi hanya bertujuan untuk mencegah polio, bukan untuk mengobati polio. Penularan infeksi polio akibat populasi Exposed memainkan peran penting dalam penyebaran Polio dan karenanya beberapa langkah-langkah harus diambil untuk melacak populasi Exposed karena sangat sulit untuk melacak mereka karena gejala penyakit belum terlihat. 4. DAFTAR PUSTAKA [1] http://akp2011.blogspot.com/2011/03/poliomyelitis.html, diakses tanggal 20 Juli 2012 pukul 15.04 [2] Iswanto, R.J., 2012, Pemodelan Matematika Aplikasi dan Terapannya, edisi pertama, Graha Ilmu, Yogyakarta. 23