ADHI PUTRA ALFIAN DIREKTUR PEMBERDAYAAN KOPERASI DAN UKM BATAM, 18 JUNI 2014

dokumen-dokumen yang mirip
ARAH KEBIJAKAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL BIDANG UMKM DAN KOPERASI

PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL BIDANG UMKM DAN KOPERASI

Ketua Komisi VI DPR RI. Anggota Komisi VI DPR RI

STRATEGI PEMBANGUNAN NASIONAL BIDANG INVESTASI

INTERVENSI PROGRAM UNTUK MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS UKM

REVITALISASI KOPERASI DI TENGAH MEA. Bowo Sidik Pangarso, SE Anggota DPR/MPR RI A-272

Strategi UKM Indonesia

NARASI MENTERI PERINDUSTRIAN RI Pembangunan Industri yang Inklusif dalam rangka Mengakselerasi Pertumbuhan Ekonomi yang Berkualitas

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA BAB 19 PEMBERDAYAAN KOPERASI DAN USAHA MIKRO, KECIL, DAN MENENGAH

BAB IV LANDASAN PEMBERDAYAAN KOPERASI DAN UMKM

Tantangan dan Peluang UKM Jelang MEA 2015

MATRIK 2.3 RENCANA TINDAK PEMBANGUNAN KEMENTERIAN/ LEMBAGA TAHUN 2011

BAB I PENDAHULUAN. digunakan untuk perusahaan dan negara. Pemikiran Michael Porter banyak

AKSELERASI INDUSTRIALISASI TAHUN Disampaikan oleh : Sekretaris Jenderal Kementerian Perindustrian

PERSIAPAN DAERAH dalam menghadapi

4.2 Strategi dan Kebijakan Pembangunan Daerah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Jakarta, 10 Maret 2011

DUKUNGAN PROYEK SREGIP DALAM PENCAPAIAN SASARAN PEMBANGUNAN NASIONAL

PERAN PEMERINTAH DAERAH DALAM PERLUASAN KREDIT USAHA RAKYAT DENPASAR, 20 APRIL 2011

Rencana Pembangunan Jangka Menengah strategi juga dapat digunakan sebagai sarana untuk melakukan tranformasi,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Di era globalisasi saat ini, tingkat daya saing menjadi tolak ukur yang

POINTERS MENTERI KOPERASI DAN UKM

RANCANGAN AWAL RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN 2010

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. tetap terbuka pada persaingan domestik. Daya saing daerah mencakup aspek yang

Mendukung terciptanya kesempatan berusaha dan kesempatan kerja. Meningkatnya jumlah minat investor untuk melakukan investasi di Indonesia

Daya Saing Global Indonesia versi World Economic Forum (WEF) 1. Tulus Tambunan Kadin Indonesia

MUHIDIN M. SAID KOMISI V DPR RI

BAB I PENDAHULUAN. Koperasi dan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) di Indonesia. memiliki tempat tersendiri dalam perkembangan ekonomi Indonesia.

RAPAT KOORDINASI PERENCANAAN

PEMBANGUNAN KOPERASI DAN UMKM PROVINSI SULAWESI TENGGARA

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA). Inti dari adanya MEA adalah untuk

I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Pertama, Kedua, Ketiga, Keempat, Kelima, Keenam, Pertama, Kedua, Ketiga, Keempat, Kelima,

PPN/Bappenas: KNKS Untuk Percepatan Pengembangan Ekonomi dan Keuangan Syariah di Indonesia Kamis, 27 Juli 2017

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya lokal dan proses produksi sederhana yang produknya dijual secara lokal telah

10. URUSAN KOPERASI DAN UKM

I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

1 PENDAHULUAN. Latar Belakang. Tabel 1 Peringkat daya saing negara-negara ASEAN tahun

RENCANA KERJA TAHUNAN KEMENTERIAN KOPERASI DAN UKM TAHUN 2015

CAPAIAN PERTUMBUHAN EKONOMI BERKUALITAS DI INDONESIA. Abstrak

ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN NASIONAL TAHUN 2015

BAB 1 PENDAHULUAN. populasi dan pendapatan per kapita negara-negara anggota ASEAN. Dimana, Indonesia

Kursus pelatihan untuk pembuat kebijakan tentang produktivitas dan kondisi kerja UKM RENCANA AKSI STRATEGIS ASEAN UNTUK PENGEMBANGAN UKM

KEYNOTE SPEECH MENTERI PERINDUSTRIAN RI

Disampaikan pada acara : Rapat Koordinasi Nasional Pemberdayaan KUMKM Tahun 2014

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi ekonomi telah membawa pembaharuan yang sangat cepat

IV.B.10. Urusan Wajib Koperasi dan UKM

BUTIR-BUTIR KONSOLIDASI PENYATUAN LANGKAH AKSELERASI PENCAPAIAN SASARAN 2016 per-bidang PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN

RANCANGAN AWAL RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN 2012

SAMBUTAN MENTERI PERINDUSTRIAN RI PADA RAPAT KERJA DEPARTEMEN PERINDUSTRIAN DENGAN DINAS PERINDUSTRIAN KABUPATEN/KOTA KAWASAN TIMUR INDONESIA TAHUN

RENCANA KERJA TAHUN DINAS KOPERASI, USAHA MIKRO, KECIL, DAN MENENGAH KABUPATEN MAGETAN JL. Yos Sudarso No 52 Telp Magetan

MODA TRANSPORTASI IDEAL DALAM PERCEPATAN MP3EI 1. Dr. Harry Azhar Azis, MA. 2

KESEMPATAN KERJA PERDAGANGAN. Rahma Iryanti Direktur Tenaga Kerja dan Pengembangan Kesempatan Kerja. Jakarta, 5 Juli 2013

PROGRAM STRATEGIS KEMENTERIAN KOPERASI DAN UKM 2015

I. PENDAHULUAN. Keberhasilan perekonomian suatu negara dapat diukur melalui berbagai indikator

I. PENDAHULUAN. bentuk investasi kredit kepada masyarakat yang membutuhkan dana. Dengan

wbab I PENDAHULUAN No Indikator Satuan Tahun 2011 *) TAHUN 2012 **) PERKEMBANGAN TAHUN Jumlah % Jumlah % Jumlah %

BAB I PENDAHULUAN. Pada era otonomi daerah ini pemerintah Kabupaten/Kota di Indonesia

I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

KATA PENGANTAR. Terima kasih. Tim Penyusun. Penyusunan Outlook Pembangunan dan Indeks Daya Saing Infrastruktur

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 50 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA INDUK PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN NASIONAL TAHUN

BAB 17 PENINGKATAN DAYA SAING INDUSTRI MANUFAKTUR

BAB III ANALISIS LINGKUNGAN STRATEGIS KEMENTERIAN KOPERASI DAN UKM

BAB VI SASARAN, INISITIF STRATEJIK DAN PROGRAM PEMBANGUNAN KEMENTERIAN KOPERASI DAN UKM

Rencana Umum Penanaman Modal Aceh

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

SEMINAR PERAN SISTEM MANUFAKTUR DALAM PENGEMBANGAN INDUSTRI DI INDONESIA FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UNIVERSITAS GUNADARMA DEPOK, 8 OKTOBER 2012 PT.

BAB 20 PEMBERDAYAAN KOPERASI, DAN USAHA MIKRO, KECIL, DAN MENENGAH

Menteri Perindustrian Republik Indonesia

Isu Strategis Kota Surakarta

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

2016 PENGARUH KOMPETENSI PENGUSAHA, INOVASI D AN KUALITAS PROD UK TERHAD AP D AYA SAING USAHA MIKRO KECIL MENENGAH (UMKM) D I KOTA BAND UNG

Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PROGRAM REFORMASI KOPERASI

Pengarahan KISI-KISI PROGRAM PEMBANGUNAN KABUPATEN TEMANGGUNG TAHUN 2014

RANCANGAN TEKNOKRATIK RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH NASIONAL (RPJMN)

BAB IV ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS

I. PENDAHULUAN. nasional. Badan Pusat Statistik Indonesia mencatat rata-rata penyerapan tenaga

RENCANA KERJA TAHUN 2017

GUBERNUR SULAWESI TENGAH

PEMBANGUNAN KEWILAYAHAN DAN ANTARWILAYAH

TARGET PEMBANGUNAN 6,18 % 5,2 % 4,0-5,0 % 12,22% 10,0 % 7-8 %

Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Republik Indonesia PEMBIAYAAN UMKM DALAM PAKET KEBIJAKAN EKONOMI SEPTEMBER 2015

IV. GAMBARAN UMUM. 4.1 Gambaran Umum Perekonomian di Negara-negara ASEAN+3

TEMA OPTIMALIASI ANGGARAN PEMBANGUNAN KOPERASI DAN UMKM SECARA EFEKTIF DAN EFISIEN

Seminar Nasional Outlook Industri 2018 PEMBANGUNAN INDUSTRI YANG INKLUSIF DALAM RANGKA MENGAKSELERASI PERTUMBUHAN EKONOMI YANG BERKUALITAS

BAB III ASUMSI-ASUMSI DASAR DALAM PENYUSUNAN RANCANGAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH (RAPBD)

PAPARAN MENTERI KOPERASI DAN UKM REPUBLIK INDONESIA. Pada KONGRES KOPERASI KE-3 TANGGAL 12 JULI 2017

LAPORAN SOSIALISASI HASIL DAN PROSES DIPLOMASI PERDAGANGAN INTERNASIONAL MEDAN, SEPTEMBER 2013

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia mulai menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) pada awal. ekonomi kawasan ASEAN yang tercermin dalam 4 (empat) hal:

BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN

MEMANTAPKAN PEMBANGUNAN SUMBER DAYA MANUSIA DALAM RANGKA PERCEPATAN KESEJAHTERAAN RAKYAT

PENGEMBANGAN CLUSTER EKONOMI DI KALIMANTAN TENGAH SEBAGAI PERSIAPAN PEMBERLAKUAN MASYARAKAT EKONOMI ASEAN 2015

BAB II PERAN KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH DALAM PEMBANGUNAN NASIONAL A. STRUKTUR PEREKONOMIAN INDONESIA

BAB 22 PENINGKATAN KEMAMPUAN ILMU PENGETAHUAN DAN TEKNOLOGI

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN 2016 TEMA : MEMPERCEPAT PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR UNTUK MEMPERKUAT FONDASI PEMBANGUNAN YANG BERKUALITAS

Contents

Transkripsi:

ADHI PUTRA ALFIAN DIREKTUR PEMBERDAYAAN KOPERASI DAN UKM BATAM, 18 JUNI 2014

OUTLINE 1. LINGKUNGAN STRATEGIS 2. ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI 2

1. LINGKUNGAN STRATEGIS 3

PELUANG BONUS DEMOGRAFI Bonus Demografi merupakan peluang: Meningkatnya jumlah dan proporsi penduduk usia produktif memberikan peluang untuk pertumbuhan ekonomi 2011: Proporsi penduduk usia produktif >50% 2028-2031: Dependency Ratio terendah 46,9% Peluang bonus demografi tidak otomatis, tetapi harus disertai dengan kebijakan yang tepat, terutama: SDM: menyiapkan kualitas SDM yang akan masuk ke angkatan kerja melalui Kesehatan dan Pendidikan Kependudukan: menjaga penurunan TFR Tenaga Kerja: menyiapkan keterampilan dan kompetensi naker Ekonomi: menyediakan lapangan kerja (termasuk kewirausahaan), penguatan pelaku usaha, fleksibilitas pasar tenaga kerja, keterbukaan perdagangan dan saving 4

PERKEMBANGAN DAN PROYEKSI EKONOMI DUNIA Negara berkembang (termasuk Indonesia) akan menjadi mesin pertumbuhan ekonomi dunia, dan kontribusi PDB negara berkembang akan terus meningkat dalam 5 tahun ke depan Kawasan dengan pertumbuhan ekonomi >6% pada tahun 2019 Perkembangan dan Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi 2010 2011 2012 2013 2014* 2015* 2016* 2017* 2018* 2019* Amerika Serikat 2,5 1,8 2,8 1,9 2,8 3,0 3,0 2,9 2,6 2,2 Brazil 7,5 2,7 1,0 2,3 1,8 2,7 3,0 3,1 3,3 3,5 Tiongkok 10,4 9,3 7,7 7,7 7,5 7,3 7,0 6,8 6,6 6,5 India 10,3 6,6 4,7 4,4 5,4 6,4 6,5 6,7 6,7 6,8 Indonesia 6,2 6,5 6,3 5,8 5,4 5,8 6,0 6,0 6,0 6,0 Jepang 4,7-0,5 1,4 1,5 1,4 1,0 0,7 1,0 1,0 1,1 Rusia 4,5 4,3 3,4 1,3 1,3 2,3 2,5 2,5 2,5 2,5 Singapura 15,1 6,0 1,9 4,1 3,6 3,6 3,6 3,6 3,7 3,8 Euro Area 2,0 1,6-0,7-0,5 1,2 1,5 1,5 1,5 1,5 1,5 ASEAN-5 7,0 4,5 6,2 5,2 4,9 5,4 5,6 5,6 5,6 5,6 Sumber: WEO IMF April 2014 5

2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025 PERKEMBANGAN HARGA KOMODITAS YANG BERDAMPAK PADA ARAH PENGEMBANGAN UMKM KE DEPAN Perkembangan dan Perkiraan Harga Komoditas di Pasar Internasional Perkembangan dan Perkiraan Manufacturing Unit Value (MUV) Index 130,0 120,0 110,0 100,0 90,0 80,0 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 130 125 120 115 110 105 100 95 112 110,5 109 106,1106,6 121 119,1 117,2 115,4 113,6 127,2 125,1 123 Energy Price Index Agriculture Non Energy Price Index Metals and Minerals Sumber: World Bank Commodity Price Forecast (April 2014) Peningkatan nilai barang manufaktur perlu dimanfaatkan dengan mendorong UMKM untuk lebih berperan dalam mendukung ekspor produk manufaktur 6

DAYA SAING DAN PELUANG INVESTASI Berdasarkan World Economic Forum 2013: Global Competitiveness Report 2013 2014, Indonesia berada di urutan ke-38 dari 148 negara, atau naik 12 peringkat dari tahun sebelumnya Peringkat Prospek Investasi Dunia 2013-2015 GCI Country Switzerland Singapore Malaysia Korea, Rep. Brunei Thailand Indonesia Mexico Brazil 2013-2014 Rank Score 1 5.67 2 5.61 24 5.03 25 5.01 26 4.95 37 4.54 38 4.53 55 4.34 56 4.33 2012-2013 Rank 1 2 25 19 28 38 50 53 48 Change 0 0 1-6 2 1 12-2 -8 Sumber: WEF Global Competitiveness Index (2013-2014) World Investment Prospects Survey 2013-2015 melaporkan bahwa dari 159 respon eksekutif Perusahaan Transnasional (TNC) dari negara-negara maju dan/atau berkembang, prospek untuk berinvestasi di Indonesia menduduki peringkat ke-4 Terdapat potensi yang besar untuk meningkatkan aliran investasi bagi UMKM, termasuk kemitraan investasi Sumber: World Investment Prospect Survey (2013-2015) 7

PELUANG DAN TANTANGAN BAGI UMKM DAN KOPERASI TERKAIT KERJASAMA INTERNASIONAL ASEAN Economic Community akan diimplementasikan pada tanggal 31 Desember 2015 Indonesia perlu meningkatkan kewaspadaan dan kesiapan, serta pemanfaatan peluang yang lebih optimal, termasuk penguatan UMKM dan Koperasi melalui peningkatan daya saingnya ASEAN AKAN MENJADI PASAR TUNGGAL DAN KESATUAN BASIS PRODUKSI Sehingga akan terjadi aliran bebas: (1) barang; (2) jasa; (3) investasi; (4) modal; dan (5) tenaga kerja terampil 8

MISSING MIDDLE DALAM STRUKTUR PELAKU USAHA NASIONAL Sumber: Kementerian Koperasi (2010 dan 2013, diolah) dan Tambunan (2008) Struktur pelaku usaha nasional belum berubah dalam 26 tahun terakhir. Struktur tersebut masih timpang dan didominasi oleh usaha mikro (98,8 persen) yang informal dan memiliki aset dan produktivitas yang rendah. Proporsi usaha kecil dan menengah sangat rendah. Fenomena missing middle yang mempengaruhi kapasitas perekonomian untuk tumbuh lebih tinggi; Dibutuhkan akselerasi penyediaan kesempatan dan kemudahan bagi usaha mikro dan kecil untuk tumbuh menjadi usaha dengan skala yang lebih besar. 9

KESENJANGAN PRODUKTIVITAS ANTAR SEKTOR DAN PERMASALAHAN UMKMK LAINNYA 78 % sentra/klaster UMKM masih menggunakan teknologi tingkat sederhana. Di ASEAN: Indonesia memiliki jumlah total usaha dan jumlah UMKM yang tergabung dalam jaringan produksi global yang paling rendah (6,3 persen) menunjukkan nilai tambah produk yang dihasilkan di Indonesia belum optimal, dan tingkat daya saing yang rendah. Akses UMKM ke kredit perbankan masih rendah; baru menjangkau sekitar 16% UMKM (2013). KUR Koperasi belum berperan meningkatan efisiensi dan posisi tawar UMKM anggotanya. Sumber: Kementerian KUKM (2011, diolah) Usaha mikro, dan UMKM di sektor pertanian, perdagangan-hotel-restoran, dan pengangkutan dan komunikasi memiliki produktivitas terendah. 10

2. ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI 11

RANCANGAN ISU STRATEGIS 2015-2019 RPJPN 2005-2025 Tema RPJMN 2015-2019 MISI Bangsa yang berdaya saing Pemerataan pembangunan dan berkeadilan ARAH KEBIJAKAN Pengembangan usaha kecil dan menengah (UKM) yang berbasis iptek dan berdaya saing Koperasi: meningkat-kan posisi tawar dan efisiensi kolektif para anggotanya Pemberdayaan usaha mikro: meningkatkan pendapatan masyarakat berpendapatan rendah SASARAN Pertumbuhan Ekonomi Pengurangan Angka Kemiskinan Lebih memantapkan pembangunan secara menyeluruh di berbagai bidang untuk pencapaian daya saing kompetitif berdasarkan kemampuan SDA, SDM dan IPTEK Isu Strategis Peningkatan Daya Saing UMKMK Program Peningkatan Daya Saing UMKM Peningkatan Produktivitas: SDM & Pembiayaan Peningkatan Inovasi & Standardisasi Perluasan Pemasaran & Kemitraan Penguatan Iklim Usaha Program Penguatan Kelembagaan Koperasi Peningkatan Kontribusi Anggota Koperasi Modernisasi Tata Kelola Koperasi 12

RANCANGAN ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI PENINGKATAN DAYA SAING UMKMK 2015-2019 STRATEGI ARAH KEBIJAKAN: Peningkatan daya saing UMKM dan koperasi untuk memperkuat ketahanan perekonomian domestik dan membangun keunggulan global 1 5 2 4 Peningkatan kompetensi SDM UMKMK: kewirausahaan, technopreneur, kompetensi teknis dan manajemen, layanan usaha terpadu; 3 Perluasan akses ke pembiayaan: inovasi skema pembiayaan, penguatan KSP dan keuangan mikro, penjaminan usaha, clearing house, credit scoring, pengembangan linkage; Peningkatan nilai tambah produk dan jangkauan pemasaran UMKMK: produk unggulan, inovasi dan teknologi, standardisasi proses dan produk, trading house, informasi pasar; Penguatan kelembagaan usaha dan koperasi: kemitraan usaha berbasis rantai nilai, revitalisasi dan modernisasi koperasi; Peningkatan iklim usaha yang kondusif bagi UMKMK: penataan regulasi, formalisasi/registrasi usaha, perlindungan usaha. 13

RANCANGAN SASARAN PENINGKATAN DAYA SAING UMKMK 2015-2019 Indikator Utama: Pertumbuhan kontribusi UMKMK dalam pembentukan PDB: 6% (2015), 7% (2019) 3 indikator pendukung Indikator Utama: Pertumbuhan produktivitas UMKM 5% (2015), 8,3% (2019) 7 indikator pendukung 1. Meningkatnya kontribusi UMKMK dalam perekonomian 2. Meningkatnya daya saing UMKM Indikator Utama: Rasio promosi ekonomi anggota: 10% (2015), 12% (2019) 4 indikator pendukung 4. Meningkatnya tata kelola dan daya saing koperasi 3. Meningkatnya usaha baru yang berpotensi tumbuh dan inovatif Indikator Utama: Proporsi wirausaha baru per jumlah penduduk usia produktif: 1,7% (2015), 2,0% (2019) 1 indikator pendukung 14

PROGRAM NASIONAL PENINGKATAN DAYA SAING UMKM Berdasarkan Rapat Kabinet Terbatas yang membahas rancangan awal RKP dan Pagu Indikatif 2015 pada tanggal 10 Maret 2014, Peningkatan Daya saing UMKM dan Koperasi ditetapkan sebagai salah salah satu isu strategis di bidang ekonomi dalam rancangan RKP 2015; Khusus untuk peningkatan daya saing UMKM pada periode 2015-2019 membutuhkan dukungan dari berbagai pemangku kepentingan: Sinergi dan kerja sama 10 Kementerian/Lembaga yang memiliki program dan kegiatan yang terkait dengan pengembangan UMKM, yaitu Kementerian Koperasi dan UKM, Kementerian Perindustrian, Kementerian Perdagangan, Kementerian Pertanian, Kementerian Kelautan dan Perikanan, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Kementerian Kehutanan, Kementerian Komunikasi dan Informasi, Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi, serta Badan Koordinasi Penanaman Modal; Pelibatan Pemda, dunia usaha dan masyarakat untuk mendukung pelaksanaan program nasional; dan Penyusunan payung hukum untuk meningkatkan sinergi dan efektivitas pelaksanaan program nasional. Sinergi dan kerja sama pemangku kepentingan diusulkan untuk difasilitasi melalui Program Nasional Peningkatan Daya Saing UMKM. 15

TERIMA KASIH adhi@bappenas.go.id 16