BAB IV ANALISIS PERAN GURU PAI DALAM PEMBINAAN MORAL PESERTA DIDIK DI SD NEGERI JETAKLENGKONG KECAMATAN WONOPRINGGO KABUPATEN PEKALONGAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III PERAN GURU PAI DALAM PEMBINAAN MORAL PESERTA DIDIK DI SD NEGERI JETAKLENGKONG KECAMATAN WOONOPRINGGO KABUPATEN PEKALONGAN

BAB IV ANALISIS PERAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM PEMBENTUKAN KARAKTER PESERTA DIDIK DI SD NEGERI TEGALSARI 01 KANDEMAN BATANG

BAB IV ANALISIS PERAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MEMBENTUK KARAKTER SMP NEGERI 1 WONOPRINGGO

BAB IV HASIL PENELITIAN. 1. Strategi Guru Pendidikan Agama Islam dalam Pembinaan akhlak karimah. terhadap Allah SWT di SMP Islam Al Azhaar Tulungagung

BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN. hasil penelitian yang diperoleh dari hasil wawancara/interview, observasi dan dokumentasi

BAB IV HASIL PENELITIAN LAPANGAN. Tulungagung, di dapatkan hasil wawancara sebagai berikut:

BAB V PEMBAHASAN. Pada bab V ini akan membahas dan menghubungkan antara teori dari

BAB IV ANALISIS TENTANG UPAYA GURU PAI DALAM PEMBINAAN MENTAL KEAGAMAAN SISWA SMP N 2 WARUNGASEM BATANG

BAB V PEMBAHASAN. 1. Perencanaan pembelajaran PAI dalam meningkatkan kesadaran. meningkatkan kesadaran beribadah siswa di ke dua SMP tersebut yaitu

PEDOMAN OBSERVASI PEDOMAN WAWANCARA

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA

Seorang wanita memiliki kesempatan dan potensi yang lebih. besar untuk berperan secara langsung dalam pendidikan anak, terlebih

BAB IV HASIL ANALISIS POLA ASUH ORANG TUA BURUH TANI DALAM MEMBINA KEBERAGAMAAN ANAK DESA BUMIREJO ULUJAMI PEMALANG

BAB IV ANALISIS PERANAN GURU DALAM PENANGGULANGAN. PENYIMPANGAN PERILAKU PESERTA DIDIK MTs. MA ARIF NU BUARAN PEKALONGAN MELALUI SPIRITUAL TREATMENT

BAB IV HASIL PEMBAHASAN PENELITIAN

BAB IV ANALISIS PENDIDIKAN AKHLAK ANAK DALAM KELUARGA NELAYAN DI DESA PECAKARAN KEC.WONOKERTO KAB. PEKALONGAN

BAB V PEMBAHASAN. A. Pembiasaan Shalat Berjama ah di MTs Al-Huda Bandung Tulungagung

BAB IV ANALISIS. pendidikan agama Islam dalam meningkatkan pengendalian diri peserta didik di

BAB IV ANALISIS KURIKULUM TAMAN KANAK-KANAK RELEVANSINYA DENGAN PERKEMBANGAN PSIKIS ANAK DI TK AL HIDAYAH NGALIYAN SEMARANG

BAB IV HASIL PENELITIAN

Terpuji Siswa Madrasah Ibtidaiyah Salafiyah Syafi iyah Proto 01. metode deskriptif yaitu menggambarkan fenomena fenomena yang ada

BAB III PELAKSANAAN EVALUASI RANAH AFEKTIF DAN PROBLEMATIKANYA PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMA NASIMA SEMARANG

INSTRUMEN PENELITIAN. Implementasi Penanaman Nilai-Nilai Religius Siswa Di MTs Nurul Huda Dempet Demak

BAB IV ANALISIS STRATEGI GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MEMBENTUK KARAKTER SISWA DI SMP WAHID HASYIM PEKALONGAN

BAB V PENUTUP. A. Kesimpulan. Berdasarkan pembahasan tentang urgensi profesionalisme guru pendidikan

BAB V PEMBAHASAN. hasil penelitian. Sehingga pembahasan ini akan mengintegrasikan hasil penelitian

BAB IV PAPARAN DATA. Paparan data disini merupakan uraian yang disajikan untuk mengetahui

BAB V PEMBAHASAN. 1. Gambaran Akhlakul Karimah di MAN I Tulungagung. Karena sifat anak yang suka meniru terhadap orang-orang yang

BAB I PENDAHULUAN. sampai mencapai kedewasaan masing-masing adalah pendidikan. Pengalaman

BAB V PENUTUP. pembinaan perilaku keagamaan di panti asuhan Hikmatul Hayat dapat diambil. 1. Pembinaan Perilaku Akhlak di Panti Asuhan Hikmatul Hayat

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB IV ANALISIS PEMBIASAAN BERIBADAH SHOLAT BERJAMA AH DALAM MEMBINA PERILAKU KEAGAMAAN SISWA DI MADRASAH ALIYAH NEGERI 1 PEKALONGAN

BAB V PEMBAHASAN. Al Huda Bandung Tulungagung Tahun Ajaran siswa di MTs Al Huda Bandung yang ditunjukkan dari t hitung > dari t tabel

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

BAB VI PENUTUP. Kegiatan Keagamaan terhadap Akhlakul Karimah Siswa di MTsN. Aryojeding Rejotangan Tulungagung Tahun Pelajaran 2016/2017, dan

Lampiran 1 PEDOMAN WAWANCARA

BAB IV ANALISIS TENTANG PERAN GURU PAI DALAM PEMBINAAN MENTAL KEAGAMAAN SISWA SMP N 2 WARUNGASEM BATANG

BAB IV PAPARAN HASIL PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. maupun diluar sekolah. Mengingat demikian berat tugas dan pekerjaan guru, maka ia

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB IV ANALISA HASIL PENELITIAN. pendidikan agama Islam dalam membangun karakter, implementasi peran guru

BAB I PENDAHULUAN. Problem kemerosotan moral akhir-akhir ini menjangkit pada sebagian

BAB IV HASIL PENELITIAN. 1. Upaya guru Aqidah Akhlak dalam mengembangkan sikap siswa yang. menghormati sesama manusia di MTsN Tulungagung.

BAB IV ANALISIS UPAYA GURU PAI DALAM PEMBINAAN AKHLAK SISWA-SISWI SD NEGERI SALIT KAJEN PEKALONGAN

BAB V PENUTUP. anak pada keluarga akitivis islam di Kaliurang dapat ditarik kesimpulan. terhadap suatu kejadian yang menimpanya.

BAB IV ANALISIS PENGGUNAAN METODE PEMBIASAAN DALAM MENGHAFAL DOA HARIAN DI KB AL BAROKAH KURIPAN PEKALONGAN SELATAN

BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN

BAB IV ANALISIS PENDIDIKAN AKHLAK PADA KELUARGA BURUH BATIK DI DESA SEPACAR KECAMATAN TIRTO KABUPATEN PEKALONGAN

BAB IV ANALISIS PERAN ULAMA DALAM MENDIDIK AKHLAK REMAJA. A. Analisis Akhlak Remaja di Desa Karanganom

BAB IV ANALISIS TENTANG PELAKSANAAN METODE KETELADANAN DALAM PEMBINAAN AKHLAK ANAK DI RA NURUSSIBYAN RANDUGARUT TUGU SEMARANG

BAB IV HASIL PENELITIAN. 1. Konsep Internalisasi Pendidikan Karakter Peserta Didik di SMPN

BAB IV ANALISIS IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER SISWA DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMP NEGERI 4 PEKALONGAN

A. Analisis Tata Tertib Pondok Pesantren Al Masyhad Mamba ul. Fallah Sampangan Pekalongan. Dalam menyusun tata tertib pondok pesantren, secara asasi

BAB V PEMBAHASAN. A. Tentang Pendidikan Karakter di SMP Negeri 19 Surabaya. karakter peserta didik di SMP Negeri 19 Surabaya ialah dengan menggunakan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan fenomena manusia yang fundamental, yang juga

BAB IV ANALISIS PELAKSANAAN PENDIDIKAN AKHLAK DI MI ISLAMIYAH KLUWIH KEC. BANDAR KAB. BATANG

BAB V PENUTUP. Peranan guru PAI dalam pembinaan akhlak peserta didik di SD Negeri 2

BAB IV ANALISIS IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM MENINGKATKAN KEDISIPLINAN SISWA DI SMP NEGERI 2 PEKALONGAN

BAB V PEMBAHASAN. A. Strategi Guru Pendidikan Agama Islam dalam Pembinaan Akhlak Karimah Siswa. terhadap Allah Swt. di SMP Islam Al Azhaar Tulungagung

BAB V PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN. A. Gambaran Umum Tentang Budaya Religius di MTs Darul Falah. Bendiljati Kulon Sumbergempol Tulungagung

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV ANALISIS TENTANG PENDIDIKAN KECERDASAN SPIRITUAL DI MADRASAH IBTIDAIYAH TERPADU (MIT) NURUL ISLAM RINGINWOK NGALIYAN SEMARANG

BAB IV ANALISIS PERSEPSI REMAJA TERHADAP URGENSI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM KELUARGA DI DESA PEGUNDAN KECAMATAN PETARUKAN KABUPATEN PEMALANG

BAB I PENDAHULUAN. serta bertanggung jawab. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 20 Tahun

BAB IV ANALISIS PERANAN ORANG TUA DALAM MENGEMBANGKAN PENGAMALAN IBADAH ANAK DALAM KELUARGA DI DESA KEMASAN KECAMATAN BOJONG KABUPATEN PEKALONGAN

BAB VI PENUTUP. Berdasarkan data dan analisis penelitian pada bab-bab sebelumnya dalam

BAB I PENDAHULUAN. bergaul satu sama lain. Dalam pergaulan di masyarakat, interaksi sesama manusia

BAB V PEMBAHASAN PENELITIAN. yang diperoleh dari hasil wawancara (interview), observasi dan data

BAB IV HASIL PENELITIAN. 1. Pendekatan pembelajaran yang dilakukan Guru Aqidah Akhlak. dalam meningkatkan mutu Pembelajaran Aqidah Akhlak

BAB IV PERBANDINGAN PEMIKIRAN ABDULLAH NASHIH ULWAN DAN B.F. SKINNER SERTA RELEVANSI PEMIKIRAN KEDUA TOKOH TERSEBUT TENTANG HUKUMAN DALAM PENDIDIKAN

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB IV ANALISIS IMPLEMENTASI PENDEKATAN SAINTIFIK PADA PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DAN BUDI PEKERTI

BAB IV ANALISIS KONSEP PENDIDIKAN KARAKTER DALAM KITAB AT-TAHLIYATU WA AT-TARGÎB FI AT-TARBIYATU WA AT-TAHDÎB KARYA SAYYID MUHAMMAD

BAB IV ANALISIS IMPLEMENTASI PENDIDIKAN MORAL SISWA. DI MTs HASBULLAH KECAMATAN KARANGANYAR KABUPATEN PEKALONGAN

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA

BAB V PENUTUP. A. Kesimpulan. Berdasarkan pembahasan secara teoritis maupun hasil penelitian

BAB IV ANALISIS ETIKA HUBUNGAN GURU DAN SISWA DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR DI SMP NEGERI 1 TIRTO PEKALONGAN

BAB I PENDAHULUAN. Peraturan Pelaksanaannya (Bandung: Citra Umbara, 2010), h. 6.

A. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DAN BUDI PEKERTI SDLB TUNAGRAHITA

PERANAN BUKU KOMUNIKASI DALAM PENINGKATAN LAYANAN PENDIDIKAN KARAKTER DI SDIT MUHAMMADIYAH AL-KAUTSAR GUMPANG KARTASURA TAHUN AJARAN 2012/2013

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Beberapa tahun terakhir ini sering kita melihat siswa siswi yang dianggap

BAB V PEMBAHASAN. Pembahasan ini akan dilakukan penulis dengan merujuk pada hasil

BAB IV HASIL PENELITIAN

UPAYA MENINGKATKAN PERILAKU SOPAN SANTUN MELALUI LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN TEKNIK SOSIODRAMA

dalam kegiatan belajar mengajar dan materi tersebut dapat mudah di rekam dalam ingatan anak perlu adanya pembiasaan. Misalkan dari materi akidah yang

BAB IV ANALISIS PERAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI LINGKUNGAN KELUARGA DALAM MEMBENTUK AKHLAQUL KARIMAH PADA REMAJA DI DUSUN KAUMAN PETARUKAN PEMALANG

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB IV ANALISIS UPAYA GURU PAI DALAM MEMBINA MORAL SISWA SMP NEGERI 1 KANDEMAN BATANG

TRANSKRIP OBSERVASI. Tanggal pengamatan : 20 agustus 2016

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB V FAKTOR PENDUKUNG DAN PENGHAMBAT INTERNALISASI NILAI- NILAI AGAMA DALAM MENINGKATKAN KARAKTER RELIGIUS SISWA DI SMP NEGERI 26 SURABAYA.

PEDOMAN DOKUMENTASI. 1. Profil SMA Muhammadiyah Kasihan Bantul. 2. Struktur Komite SMA Muhammadiyah Kasihan Bantul

BAB I PENDAHULUAN. manusia tidak dapat berkembang dengan baik. Pendidikan dapat diartikan

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan

MENANAMKAN NILAI MORAL DAN KEAGAMAAN PADA ANAK

BAB V PEMBAHASAN. Kepribadian Muslim Siswa MAN 2 Tulungagung. siswa akan lebih terbantu dan mudah dalam belajar. 1

Bab V PERAN KEPALA SEKOLAH DALAM PENGEMBANGAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SEBAGAI BUDAYA SEKOLAH DI SMP AL HIKMAH SURABAYA

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V PEMBAHASAN. A. Model pembiasaan shalat Dhuha dalam pembinaan akhlakul karimah

Transkripsi:

BAB IV ANALISIS PERAN GURU PAI DALAM PEMBINAAN MORAL PESERTA DIDIK DI SD NEGERI JETAKLENGKONG KECAMATAN WONOPRINGGO KABUPATEN PEKALONGAN Analisis yang digunakan pada penelitian ini adalah menggunakan analisis data deskriptif, yaitu mengawasi gambaran Peran Guru PAI dalam Pembinaan Moral Peserta Didik di SD Negeri Jetaklengkong Kecamatan Wonopringgo Kabupaten Pekalongan. Sehubungan dengan jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif, yang mana data diperoleh dari berbagai sumber dengan menggunakan teknik data yang bermacam-macam, dan dilakukan secara terus menerus sampai datanya jenuh, maka data yang dianalisis tidak berupa angka-angka, tetapi dalam argumen yaitu data yang diperoleh dari subjek penelitian. Analisis data ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara suatu data dengan data lain untuk mengetahui kesuaian suatu data dengan teori yang ada. A. Analisis Moral Peserta Didik di SD Negeri Jetaklengkong Kecamatan Wonopringgo Kabupaten Pekalongan Moral merupakan pengetahuan atau wawasan yang menyangkut budi pekerti manusia yang beradab. Moral juga berarti ajaran yang baik, buruknya perbuatan dan kelakuan. Moralisasi yaitu uraian (pandangan dan ajaran) tentang perbuatan serta kelakuan yang baik. Peserta didik di SD Negeri Jetaklengkong Kecamatan Wonopringgo Kabupaten Pekalongan selain melaksanakan keagamaan di lingkungan sekolah 76

77 juga melaksanakan pola perilaku yang baik. Mereka melaksanakan kegiatan keagamaan dengan baik dan berperilaku dengan baik, diantaranya mampu berlaku sopan santun kapanpun dan dimanapun mereka berada, mampu bersikap ikhlas membantu orang tua dan orang lain. ketika ia sedang berbicara dengan guru bersikap sopan dengan guru, ketika di nasehatipun mereka senantiasa mendengarkan dan melakukannya dan ketika mereka mendapat giliran untuk shalat jama ah dhuhur mereka antusias dan juga setiap hari jumat dilakukaan pembelajaran pembacaan Al-Qur an agar peserta didik mampu membaca Al-Qur an dengan baik dan benar. Sikap dan perilaku mereka juga baik di lingkungan sekolah maupun di lingkungan keluarga atau lingkungan rumah. Di lingkungan sekolah contohnya pada saat mereka masuk sekolah di pagi hari, mereka menghampiri para pendidik dan memberi salam, kemudian mengajak mereka berjabat tangan dengan mencium tangan dan menundukkan kepala di hadapan pendidik. Hal itu juga dilakukan mereka pada saat mereka pulang sekolah tanpa di suruh dan tanpa paksaan. Dalam berbicara, mereka juga selalu menggunakan bahasa yang baik kepada para pendidik. Dilingkungan keluarga atau rumah. Contoh mereka membantu orang tua dengan rasa tulus ikhlas dan mengikuti kegiatan yang guru PAI yang diadakan. Sikap dan perilaku peserta didik tergolong baik, hal itu terlihat dari tidak adanya laporan dari lingkungan sekolah maupun lingkungan masyarakat tentang kenakalan yang dilakukan oleh para peserta didik.

78 Sikap baik yang ditujukkan oleh peserta didik seharusnya di dukung penuh oleh orang tua, tidak hanya dilakukan oleh pendidik. Walaupun sebagian orang tua peserta didik memperhatikan setiap kegiatan yang di lakukan anaknya dirumah, tetapi ada juga belum begitu memperhatikan. Tugas orang tua juga memberi motivasi dan dorongan yang baik kepada anaknya agar dapat menjalankan berbagai kegiatan dengan baik dan benar. B. Analisis Peran Guru PAI di SD Negeri Jetaklengkong Kecamatan Wonopringgo Kabupaten Pekalongan Menurut Roestiyah NK, tugas dan Peran Guru dalam Pendidikan Islam dapat disimpulkan menjadi tiga bagian: 1. Sebagai pengajar ( instruksional), yang bertugas merencanakan program pengajaran dan melaksanakan program yang telah disusun serta mengakhiri dengan pelaksanaan penilaian setelah program dilakukan. 2. Sebagai pendidik (educator), yang mengarahkan peserta didik pada tingkat kedewasaan dan kepribadian kamil seiring dengan tujuan Allah SWT menciptakannya. 3. Sebagai pemimpin (manaerial), yang memimpin, mengendalikan kepada diri sendiri, peserta didik dan masyarakat yang terkait, terhadap berbagai masalah yang menyangkut upaya pengarahan, pengawasan, pengorganisasian, pengontrolan, dan partisipasi atas program pendidikan yang dilakukan. 1 86 1 Roestiyah NK, Masalah-masalah Ilmu Keguruan, ( Jakarta: Bina Aksara, 1982), hlm.

79 Dalam pembinaan moral tentu dilakukan dengan beberapa metode, karena metode menjadi alat dalam mempermudah suatu pelaksanaan pembinaan moral. Sebagaimana yang telah dijelaskan dalam bab terdahulu, bahwa di SD Negeri Jetaklengkong ini guru melakukan pembinaan moral pada peserta didik yang dalam hal ini dikhususkan kepada peserta didik dengan menggunakan beberapa metode, yang meliputi: a. Metode Doktrin (Syariat) Metode doktrin yang dilakukan oleh guru di SD Negeri Jetaklengkong dengan memberikan ajaran-ajaran agama dan yang bermoral baik yang harus dilakukan oleh peserta didik, yaitu Sebagai Guru PAI tentunya melakukan pembinaan moral kepada peserta didik agar peserta didik memiliki moral yang mencerminkan perilaku yang baik. Dengan metode doktrin ini maka yang lakukan memberikan kegiatan dan pengetahuan-pengetahuan kepada murid untuk berbuat baik, yang dilakukan dengan melaksanakan shalat dhuhur berjama ah, membaca Asmaul Husna, berjabat tangan dengan guru dan membaca tartil Qur an. b. Metode Qudwah (Keteladanan) pembinaan moral yang dilakukan dengan menggunakan metode keteladanan ini dilakukan oleh guru dengan memberikan teladan yang mendidik atau memberi contoh secara nyata kepada

80 peserta didik. Dalam pembinaan moral peserta didik, Guru PAI mengajarkan kepada siswa hal yang mendidik, dengan memberi contoh secara nyata kepada peserta didik, dengan di beri contoh nyata peserta didik akan meniru hal yang baik yang dilakukan oleh guru. Karena guru merupakan figur yang mereka panuti. Memberi teladan yang baik juga harus dilakukan oleh semua pihak di lingkungan sekolah. Tidak hanya mengajar dan menasehati dengan kata-kata, tetapi juga dengan memahami jika dalam pembinaan moral peserta didik dilakukan dengan memberi teladan yang baik atau teladan yang mendidik. c. Metode Pembiasaan Pembiasaan yang dilakukan oleh guru di SD Negeri Jetaklengkong sebagai pembinaan moral ini yaitu sebelum masuk ke kelas dilakukan membaca Asmaul Husna setiap pagi sebelum belajar mengajar berlangsung di pimpin oleh guru. juga melakukan pembiasaan pada saat pelajaran saya selesai jam pelajaran siang itu masuknya di Mushola dulu, shalat dhuhur dilakukan berjama ah secara bergilir. Pribadi selalu mengajarkan hal yang sudah menjadi kewajiban peserta didik kepada sesama manusia untuk selalu memberikan senyum, salam dan sapa setiap kali bertemu dengan guru maupun orang lain entah didalam sekolah maupun diluar sekolah.

81 d. Metode Nasehat Nasehat yang diberikan guru pada peserta didik Di dalam kelas saya selalu memberikan motivasi kepada mereka agar mereka itu berperilaku baik. Yang saya lakukan ya saya selalu menyampaikan contoh-contoh perilaku yang buruk beserta akibatnya, sehingga mereka tau kalau perilaku saya buruk akibatnya juga buruk, seperti itu. Intinya pembinaan moral yang saya lakukan melalui pemberian nasehat ini dalam bentuk motivasi-motivasi. Jadi mereka lebih mengena pada pemberian motivasi-motivasi. setiap kali pelajaran pasti tentunya menyisipkan nasehat-nasehat kepada anak didik. Secara umum agama tidak hanya mengajarkan tentang kewajiban-kewajiban yang harus dilakukan manusia terhadap Tuhan (ibadah), akan tetapi juga kewajiban-kewajiban untuk berbuat baik terhadap sesama manusia dan lingkungannya. Selain dari itu, nasehat-nasehat yang diberikan oleh guru terhadap peserta didik disampaikan melalui motivasi-motivasi, serta penyampaian kasus-kasus diluar mengenai moral atau perilaku yang buruk beserta akibatnya. Nasehat-nasehat seperti itu dapat diterima dengan baik oleh peserta didik, serta mampu menggugah kesadaran peserta didik untuk mewujudkan moral yang baik. Hal ini sejalan dengan teori dalam bab terdahulu bahwa dalam proses membangun pembiasaan moral, perlu dibarengi pemberian nasehat-nasehat yang menyenangkan dan menyegarkan, sehingga

82 perilaku bermoral benar-benar didasarkan pada pemahaman, penerimaan dan ketulusan yang tinggi. e. Metode Pengawasan Pengawasan yang dilakukan oleh guru di SD Negeri Jetaklengkong ini dilakukan secara berkesinambungan baik di dalam maupun di luar kelas. Hal ini sejalan dengan teori yang terungkap dalam bab terdahulu bahwa guru hendaknya berusaha mampu mengamati dan mengawasi perilaku seseorang secara berkesinambungan, sehingga seorang anak atau siswa senantiasa berada dalam lensa pemantauan. f. Metode Hukuman Berkaitan dengan memberikan hukuman peserta didik diantaranya memberikan pandangan yang sinis apabila peserta didik melakukan kesalahan, memberikan ancaman yang positif seperti peserta didik disuruh hafalan surat-surat pendek al-qur an, dikasih tugas menyangkut pelajaran, dan juga menjewernya sebagai alternatif terakhir. Dengan metode hukuman ini, biasanya malah membuat peserta didik menjadi dendam padahal metode hukuman ini bertujuan melatih peserta didik untuk bertanggung jawab. Hukuman yang diberikan tidak berupa hukuman fisik akan tetapi hukuman yang bersifat mendidik. Hal ini sejalan dengan teori dalam bab terdahulu bahwa hukuman secara fisik atau setiap hukuman yang menyebabkan anak trauma mental harus dihindari dan dipilih

83 harus lebih educative metode ini digunakan untuk menggugah serta mendidik perasaan seseorang. C. Analisis faktor-faktor yang menjadi pendukung dan penghambat dalam pembinaan moral peserta didik di SD Negeri Jetaklengkong Kecamatan Wonopringgo Kabupaten Pekalongan. Dalam pembinaan moral setiap bentuk usaha pada perubahan yang lebih baik tentu akan ada faktor pendukung dan penghambat. Seperti halnya dalam pembinaan moral akan ditemukannya sebuah faktor yang mendukung dan menghambat. Di SD Negeri Jetaklengkong yang melakukan pembinaan moral peserta didi melalui kegiatan yang Guru PAI adakan banyak faktor yang mendukungnya yaitu bahwa semua peserta didik di sekolah tersebut muslim jadi kalau muslim lebih mudah untuk melaksanakan kegiatan yang diadakan Guru PAI, selain itu peserta didik di sekolah tersebut sudah mendapatkan pembinaan moral yang baik, karena mereka hidup dalam lingkungan yang Islami. Kemudian faktor yang menghambat yaitu pergaulan luar dari peserta didik disekolah tersebut. Dalam pembinaan moral peserta didik di SD Negeri Jetaklengkong Kecamatan Wonopringg Kabupaten Pekalongan terdapat faktor pendukung dan penghambat. 1. Faktor Pendukung a. Semangat tinggi dari peserta didik dalam mengikuti kegiatan yang diadakan oleh Guru Pendidikan Agama Islam

84 Para peserta didik sangat antusias dalam mengikuti program yang di berikan oleh Guru Pendidikan Agama Islam, hal itu terlihat mereka selalu membaca Asmaul Husna setiap pagi sebelum belajar mengajar berlangsung, mampu berlaku sopan santun kapanpun dan dimanapun mereka berada, mampu bersikap ikhlas membantu orang tua dan orang lain, ketika di nasehatipun mereka senantiasa mendengarkan dan melakukannya dan ketika mereka mendapat giliran untuk shalat dhuhur berjama ah mereka antusias dan juga setiap hari jumat dilakukaan pembelajaran pembacaan Al-Qur an agar peserta didik mampu membaca Al-Qur an dengan baik dan benar. b. Adanya keteladanan atau contoh yang di berikan oleh pendidik. Guru Pendidikan Agama Islam dan pendidik yang lain memberi teladan atau contoh kepada peserta didik secara nyata ataupun secara langsung. Para pendidik juga mengikuti apa yang dilakukan oleh Peserta didik agar peserta didik meniru apa yang dilakukan pendidik. seperti menghormati orang lain, berpakaian sopan, guru yang baik kepada peserta didik, baik ucapan maupun perbuatan, bertutur kata yang sopan dan santun dengan guru. apa yang dilakukan dan diperintahkan guru harus dilakukan. Keteladanan juga mereka perlihatkan pada saat mereka mengajar.

85 2. Faktor Penghambat a. kurangnya kerja sama antara pendidik dan orang tua peserta didik kerjasama antara pendidik dan orang tua siswa kurang baik. Oleh karena itu perlu adanya kerjasama yang baik antara pendidik dan orang tua siswa agar maksimal dalam pembinaan moral yang sudah dimiliki atau sudah ada dalam diri anak-anak mereka. b. kurangnya perhatian dari orang tua. Perlu adanya kesadaran dari orang tua untuk lebih memperhatikan anak-anaknya baik dilingkungan keluarga maupun dilingkungan sekolah. c. Pengaruh teman sebaya Anak yang menjadi bagian dari kelompok teman sebaya tentu umumnya mengalami tekanan kuat untuk menyesuaikan diri dengan perilaku kelompok, mungkin pergaulan luar, karena teman-teman mereka yang dari sekolah lain kan mungkin ada perilakunya kurang baik dan juga nantinya mempengaruhi mereka sendiri. Sebagai akibatnya, akan terdapat tekanan kuat untuk terlibat dalam perilaku berisiko yang membahayakan nyawa.