PENGAMBILAN KEPUTUSAN, KEKUASAAN, DAN POLITIK DALAM ORGANISASI

dokumen-dokumen yang mirip
PENGAMBILAN KEPUTUSAN, KEKUASAAN DAN POLITIK DALAM ORGANISASI IKA RUHANA

Hirarki Pengambilan Keputusan Organisasi Bisnis

School of Communication & Business Telkom University

PENGENDALIAN KEKUASAAN MATERI 7

PSIKOLOGI KEPEMIMPINAN

BAB 10 KEKUASAAN DAN POLITIK

DASAR PENGAMBILAN KEPUTUSAN

Materi Minggu 3. Pengambilan Keputusan dalam Organisasi

Tantangan Dasar Desain Organisasi

JURNAL STIE SEMARANG, VOL 5, NO 1, Edisi Februari 2013 (ISSN : )

KEKUASAAN,POLITIK, & KEPEMIMPINAN

POKOK POKOK MANAJEMEN DAN LEADERSHIP

KEPEMIMPINAN & BUDAYA

PERENCANAAN (planning)

KEPEMIMPINAN PENGARUH KOMUNIKASI DALAM BISNIS PERTEMUAN KEENAM

KEKUASAAN DAN PENGARUH IKA RUHANA

Rangkaian Kolom Kluster I, 2012

Desain Struktur Organisasi: Kewenangan dan Pengendalian

School of Communication Inspiring Creative Innovation. Pengembangan Kepemimpinan Pertemuan 3 SM III

Information and Decision

Perencanaan (Planning)

PROMOSI JABATAN DALAM BIROKRASI (Studi Pada Sekretariat Daerah Kabupaten Gowa Prov. Sulawesi Selatan)

Pengertian Perencanaan

3/30/2012 nts/mu/fti UAJM

The Public Administration Theory Primer (Sebuah Kesimpulan)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. karyawan dalam sebuah perusahaan sangat dibutuhkan untuk mencapai prestasi

Top. Middle. Lower. How do the things right 29/12/2011. Decision Making in the Hierarchical Organization. Jenis-jenis (Tingkatan) dan Parameter

BAB II TEORI PILIHAN RASIONAL JAMES S. COLEMAN DAN TEORI. KEBUTUHAN PRESTASI DAVID McCLELLAND. dianggap relevan untuk mengkaji permasalahan tersebut.

BAB 10 KELOMPOK DAN TIM

UKURAN, DAUR HIDUP DAN PERTUMBUHAN ORGANISASI IKA RUHANA

Interpersonal Communication Skill

Konsep-Konsep Dasar dalam Ilmu Politik (bagian 1)

MANAGEMENT SUMMARY CHAPTER 7 DECISION MAKING

ANALISIS LINGKUNGAN ORGANISASI IKA RUHANA

MATERI INISIASI KEEMPAT: BIROKRASI ORGANISASI

BULETIN ORGANISASI DAN APARATUR

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. menyangkut aspek-aspek tingkah laku manusia dalam suatu organisasi atau suatu

BAB VII KEPEMIMPINAN,PENGARUH, DAN KOMUNIKASI DALAM BISNIS

A. Proses Pengambilan Keputusan

Teori Ketergantungan Terhadap Sumber Daya (Resource Dependence Theory)

KONSEPSI PEMBENTUKAN ORGANISASI

BAB VI FUNGSI PERENCANAAN DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN

BAB VI FUNGSI PERENCANAAN DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN

KONSEP, PRINSIP, MODEL DAN TUJUAN MANAJEMEN STRATEGIS SEKTOR PUBLIK. Novia Kencana, M.PA Universitas Indo Global Mandiri Palembang

STRUKTUR DAN DESAIN ORGANISASI IKA RUHANA

BAB I PENDAHULUAN. kondisi yang ada dengan arah strategis organisasi. Arah strategis organisasi

BAB II URAIAN TEORITIS. lebih dari lima puluh orang. Usaha kecil memiliki ciri-ciri: (1) manajemen

isu kebijakan dan dinamikanya. Kemudian pada bagian kedua kita akan Isu kebijakan publik sangat penting dibahas untuk membedakan istilah

PENDEKATAN DALAM STUDI KEPEMIMPINAN

BAB 8 KEPEMIMPINAN (LEADERSHIP)

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 2.1 Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia

Gambaran Umum Sistem Informasi Manajemen. Fakultas Ilmu Komputer dan Teknologi Informasi Jurusan Sistem Informasi Universitas Gunadarma 2014

PENGARUH KEPEMIMPINAN DAN LINGKUNGAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM KABUPATEN SUKOHARJO

TINJAUAN PUSTAKA Perubahan Organisasi

PENGAMBILAN KEPUTUSAN DALAM ORGANISASI MATERI KE-3

School of Communication & Business Telkom University

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Pengertian Administrasi dan Administrasi Publik

(Survey Pada Rumah Sakit Di Wilayah Kabupaten Klaten)

BAB II TEORI KEPEMIMPINAN

Persepsi dan Pengambilan Keputusan. Arum Darmawati

Gambaran Umum Sistem Informasi Manajemen. Fakultas Ilmu Komputer dan Teknologi Informasi Jurusan Sistem Informasi Universitas Gunadarma

BUDAYA DAN IKLIM ORGANISASI SEKOLAH

BAB VI UKURAN DAN DAUR KEHIDUPAN ORGANISASI MINGGU KE 9

STRUKTUR ORGANISASI. By Nina Triolita, SE, MM. Pertemuan Ke 10 Pengantar Bisnis

MAKALAH KEPEMIMPINAN KONSEP KEPEMIMPINAN

Pemangku Kepentingan, Manajer, dan Etika

Pengelolaan Proyek Sistem Informasi. Manajemen Sumber Daya Proyek

BAB1 PENDAHULUAN. negara semakin lama semakin dekat. Dengan adanya hal tersebut maka setiap

Organizations & Structures

BAB II LANDASAN TEORI. dengan referensi pada sejumlah standar seperti biaya-biaya masa lalu atau yang

Soal Jawab untuk Semua Materi 1. Ada dua landasan teori dalam pendekatan akuntansi keprilakuan, yakni pendekatan Normatif ke Deskriptif dan

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. kerja yang dimilikinya (Djastuti, 2011). Handayani (2008) berpendapat bahwa

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS. Menurut Stephen P. Robbins dan Mary Coulter dalam bukunya

Manajemen Keperawatan (Teori Kepemimpinan, gaya kepemimpinan & Konsep Berubah. Background

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kinerja lebih tinggi daripada jumlah masukan individual (Stephen, Timothy

Aplikasi Psi Sosial. Bidang Organisasi 1. Kepuasan kerja 2. Perilaku prososial di tempat kerja (OCB) 3. kepemimpinan

6/8/2010 CULTURE 2 TIPE POWER

BAB II KAJIAN TEORETIS. orang dalam kehidupan sehari-hari adalah terjemahan dari kata administratie

Perkebunan produktif di lereng pegunungan

Pengertian Kepemimpinan

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

MAKNA DAN RUANG LINGKUP KEPEMIMPINAN BISNIS

MSDM Handout 10. Seminar Manajemen Sumber Daya Manusia

PERILAKU ORGANISASI MODUL 01

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang terkecil adalah sebuah keluarga dan tentunya setiap orang dilahirkan dalam sebuah

PENGAMBILAN KEPUTUSAN. Materi ke -6

BAB II BAHAN RUJUKAN

PELATIHAN DAN PENGEMBANGAN SDM

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB 8 PENGAMBILAN KEPUTUSAN

11. STRUKTUR ORGANISASI

BAB I PENDAHULUAN. (compliance audit) dan audit laporan keuangan (Arens dan Loebbecke, 2003).

FUNGSI PENGORGANISASIAN PENGORGANISASIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. mengusahakan kinerja individual yang tinggi, karena pada dasarnya perilaku individu

1. Pengertian Agency Theory

PENGARUH USIA, KEINGINAN SOSIAL DAN PARTISIPASI ANGGARAN TERHADAP KINERJA MANAJER PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI KABUPATEN KARANGANYAR SKRIPSI

BAB 6 PEMBUATAN KEPUTUSAN

School of Communication & Business Telkom University

Transkripsi:

PENGAMBILAN KEPUTUSAN, KEKUASAAN, DAN POLITIK DALAM ORGANISASI

9 PENGAMBI LAN KEPUTUSA N, KEKUASAA N DAN POLITIK DALAM ORGANISA SI 1. Mampu menjelaskan konsep pengambilan keputusan dalam organisasi 2. Membedakan pengambilan keputusan administratif dan operasional. 3. Mampu menjelaskan teori rasionalitas terbatas (bounded rationality) dari Simon. 4. Mengenal dan mampu menjelaskan berbagai proses pengambilan keputusan dalam organisasi. 5. Mampu menjelaskan dengan bahasa sendiri peran intuisi dalam pengambilan keputusan. 6. Mampu merumuskan dan menjelaskan hakekat kekuasaan dan pengertian politik dalam organisasi. 7. Mampu mengidentifikasi perbedaan dan kesamaan antara kekuasaan dan kepemimpinan. 8. Mampu menjelaskan berbagai jenis proses politik dalam organisasi, dan taktik-taktik politik yang digunakan dalam organisasi 9. Mengenal dan mampu menjelaskan garis-besar pemikiran dari beberapa teori politik dalam organisasi. 1. Kemampuan menjelaskan konsep pengambilan keputusan dalam organisasi secara benar 2. Kemampuan menjelaskan perbedaan pengambilan keputusan administratif dan operasional secara benar. 3. Kemampuan menjelaskan teori rasionalitas terbatas (bounded rationality) dari Simon secar benar. 4. Pemahaman dan kemampuan menjelaskan berbagai proses pengambilan keputusan dalam organisasi secara benar. 5. Kemampuan menjelaskan peran intuisi dalam pengambilan keputusan secara benar. 6. Kemampuan merumuskan dan menjelaskan hakekat kekuasaan dan pengertian politik dalam organisasi secara benar. 7. Kemampuan menjelaskan perbedaan dan kesamaan antara kekuasaan dan kepemimpinan secara benar. 8. Kemampuan menjelaskan berbagai jenis proses politik dalam organisasi, dan taktik-taktik politik yang digunakan dalam organisasi secara benar 9. Pemahaman dan kemampuan menjelaskan garis-besar pemikiran dari beberapa teori politik dalam organisasi secara benar. 10

realitas pengambilan keputusan yang sesungguhnya dalam organisasi. Dalam kehidupan sehari-hari, organisasi tidak jarang dijadikan sebagai arena perjuangan kepentingan di antara koalisi-koalisi individual, atau kelompok-kelompok yang bersaing memperebutkan posisi. Ini merupakan suatu kenyataan yang sulit dipungkiri

1. Pengambilan Keputusan dalam Organisasi Pada model organisasi klasik, proses pengambilan keputusan dibayangkan adalah suatu spesialisasi. Di sini terlihat hirarki pembagian wewenang, dimana pucuk pimpinan khusus memutuskan masalahmasalah strategis, manajer level menengah mengurusi pengaturan internal organisasi dan koordinasi antar unit, sedangkan manajer level bawah bertanggung-jawab atas keputusankeputusan operasional sehari-hari di masing-masing unit.

A. Perbedaan Keputusan Strategis (Administratif) dan Manajerial Menurut Sanchez dan Heene (2004: 145), ada perbedaan subtansial antara pengambilan keputusan strategis dan pengambilan keputusan operasional. Pengambilan keputusan strategis biasanya dicirikan oleh kompleksitas struktural (structural complexity), kompleksitas dinamik (dynamic complexiticy), informasi yang tidak lengkap dan tidak sempurna (incomplete and imperfect information), dan ketidakpastian yang bersifat inheren (irreducible uncertainty).

B. Teori Rasionalitas Terbatas (Bounded Rationality) Asumsi ini cukup lama bertahan dalam teori organisasi. Asumsi tersebut berasal dari domain ilmu ekonomi, yang mengasumsikan bahwa manusia selalu mengambil keputusan secara rasional. Asumsi inilah yang kemudian ditolak oleh sejumlah ahli organisasi di akhir dekade 1950an, yakni James G. March dan Herbert A. Simon dengan bukunya Organizations (1958) dan Richard M. Cyret dan James G. March dalam bukunya A Behavioral Theory of Firm (1963).

Menurut Simon, setiap pengambil keputusan di dalam organisasi memang berusaha mengambil keputusan secara rasional, akan tetapi ada hal-hal tertentu yang membatasi upaya tersebut, yakni: (1) Informasi yang tidak sempurna dan tidak lengkap (2) Kompleksitas permasalahan yang dihadapi (3) Keterbatasan kapasitas pengolahan informasi manusia (4) Keterbatasan waktu yang tersedia untuk mengambil keputusan (5) Politik internal organisasi, yang menimbulkan preferensipreferensi yang saling berlawanan tentang tujuan-tujuan organisasi

Menurut Sanchez dan Heene (2004: 150), rasionalitas terbatas inilah yang menimbulkan berbagai kelemahan dan keterbatasan dalam banyak kasus pengambilan keputusan strategis. Tanda-tandanya antara lain: 1. Pengambil keputusan tidak jarang mengabaikan informasi penting yang sesungguhnya tersedia dalam pengambilan keputusan. 2. Pengambil keputusan cenderung secara selektif berfokus kepada informasi yang cocok (confirm) dengan perasaan atau opini mereka mengenai suatu keadaan, ketimbang memperhitungkan secara serius informasi yang berlawanan dengan pandangan mereka saat ini. 3. Pengambil keputusan tidak jarang terlalu cepat melakukan goal-drift (menurunkan sasaran lebih rendah dari yang seharusnya telah ditetapkan) ketika tujuan yang awal terlihat sulit untuk dicapai. 4. Pengambil keputusan kadang-kadang tidak mengacuhkan peluangpeluang yang belum pernah tergali, kendati mereka tahu bahwa peluang tersebut barangkali cukup signifikan. 5. Pengambil keputusan lebih suka kepada peluang-peluang baru yang secara konseptual dekat dengan proses-proses organisasional yang ada saat ini.

C. Berbagai Proses Pengambilan Keputusan Secara umum, ada dua faktor yang menentukan kondisi dan situasi pengambilan keputusan, yakni (1) sepakat atau tidak sepakatnya para pengambil keputusan mengenai cara (agree/disagree on methods); dan (2) sepakat atau tidak sepakatnya para pengambil keputusan mengenai tujuan atau definisi permasalahan (agree/disagree on goals or problem definitions). Berdasarkan kombinasi dari dua faktor ini, maka terdapat empat model proses pengambilan keputusan yang efektif, yakni (Hatch, 1997: 275-9): Proses Keputusan Rasional: jika cara dan tujuan/definisi masalah relatif disepakati. Proses Keputusan Koalisi: jika cara disepakati namun tujuan/definisi masalah tidak disepakati. Proses Keputusan Coba-Coba: jika cara tidak disepakati namun tujuan/definisi masalah disepakati. Proses Keputusan Tong Sampah: jika cara maupun tujuan/definisi masalah kedua-duanya tidak disepakati.

D. Peran Intuisi dalam Pengambilan Keputusan keputusan intuitif lahir dari kemampuan seseorang mengintegrasikan dan menggunakan informasi dari otak kiri maupun otak kanan. Jadi, ia merupakan hasil dari perpaduan antara data yang bersifat faktual dan isyarat-isyarat yang bersifat perasaan

Intuisi menjadi suatu hal yang penting dalam pengambilan keputusan organisasi manakala situasi pengambilan keputusan secara rasional tidak memungkinkan. Menurut Agor, intuisi penting contohnya adalah pada saat-saat sebagai berikut: Permasalahan yang dihadapi mengandung unsur ketidakpastian yang tinggi Tidak ada atau sangat sedikit contoh atau preseden sebelumnya yang serupa dengan masalah tersebut Variabel-variabel keputusan tidak bisa diprediksi secara ilmiah Fakta-fakta yang tersedia sangat sedikit Analisis data tidak bisa membantu banyak Terdapat sejumlah alternatif pemecahan masalah, yang masingmasing masuk akal dan memiliki argumentasi yantg sama kuatnya Waktu untuk mengambil keputusan sangat sempit, dan keputusan harus diambil dengan segera.

2. Kekuasaan dan Politik dalam Organisasi teori rasionalitas terbatas (bounded rationality) memperlihatkan bahwa situasi pengambilan keputusan dalam organisasi tidak steril dari pertimbangan-pertimbangan self-interest.

A. Pengertian dan Sumber Kekuasaan Power is the ability of one person to make other people or groups do something that they would not have otherwise done (Jones, 2007: 177) Jika dikaitkan dengan pengambilan keputusan, maka kekuasaan dapat didefinisikan sebagai kapasitas individu untuk mempengaruhi keputusan-keputusan. When we use the term power we mean an individual s capacity to influence decisions (Robbins, 1990: 252). Kekuasaan adalah serupa, tapi tak sama dengan otoritas (authority). Keduanya sama-sama mencerminkan kemampuan atau kapasitas mempengaruhi keputusan. Perbedaannya adalah, bahwa otoritas melekat pada jabatan, sementara kekuasaan tidak.

sumber kekuasaan? jabatan atau otoritas, karakteristik personal (dimana bentuk yang paling kentara adalah kharisma), keahlian (expertise), dan peluang (opportunity). Pengertian peluang di sini adalah, kemampuan seseorang untuk membuka atau menutup pintu kesempatan bagi orang lain. Seorang sekretatis direksi, kendati gajinya barangkali tidak besar, memiliki kekuasaan yang cukup besar untuk menutup atau membuka peluang bagi para manajer untuk mendapat akses bertemu pimpinan.

B. Kekuasaan vs Kepemimpinan

Jika kita memakai teori kontingensi, secara sederhana dapat dikatakan bahwa pemimpin yang efektif adalah tergantung kepada bawahannya. Dalam hal ini, seorang pemimpin harus menyesuaikan gaya kepemimpinannya dengan karakteristik dan kesiapan bawahan. Untuk kondisi bawahan Mau dan Tahu, pemimpin dapat memberikan kebebasan seluas-luasnya asalkan tujuan yang ditetapkan organisasi tercapai (gaya achievementoriented). Untuk kondisi bawahan Mau tapi Tidak Tahu, pemimpin perlu terlibat dalam mengajari dan memberi dukungan moral (gaya suportif). Untuk kondisi pengikut Tidak Mau tapi Tahu, pemimpin harus melibatkan mereka agar lebih berperan (gaya partisipatif). Sedangkan kondisi terburuk, bawahan yang Tidak Mau dan Tidak Tahu, mau tidak mau pemimpin terpaksa menggunakan kontrol dan perintah (gaya direktif).

C. Proses Politik dalam Organisasi Proses politik dalam organisasi dapat diartikan dua hal. Pertama, penggunaan kekuasaan itu sendiri, sebagaimana pemahaman Robbins (1990: 263) bahwa politik dalam organisasi pada dasarnya adalah penggunaan kekuasaan (exercise of power). Kedua, proses politik dalam organisasi dapat juga diartikan upaya-upaya seseorang untuk menambah kekuasaan yang dimilikinya. Oleh karena itu, sebagaimana definisi Jones (2007: 196), politik dalam organisasi adalah aktivitas-aktivitas manajer dan pegawai/anggota dalam rangka meningkatkan kekuasaan mereka (menambah kekuasaan) dan mempersuasi pihak-pihak yang lain demi untuk mencapai sasaran-sasaran dan tujuantujuan personal mereka (menggunakan kekuasaan). Organizational politics are the activities managers and employees engage in to increase the power and persuade others to achieves their personal goal and objectives. Di sinilah teori pengambilan keputusan rasional menghadapi kendala terbesar

Proses Politik

D. Kekuasaan dan Taktik Politik

D. Kekuasaan dan Taktik Politik Cara pertama adalah taktik menyalahkan (attack and blame tactic) versus merangkul (make-everyone-a winner tactic). Cara kedua adalah taktik mengurangi ketidak-pastian dan menggunakan informasi yang obyektif (reduceuncertainty and use-objective-information tactic). menduduki posisi sentral atau posisi yang tidak tergantikan dalam organisasi (be-irrreplaceable or occupy-acentral-position tactic). menggalang koalisi dan aliansi (building-coalitions-andalliances tactic). taktik mengontrol agenda (act-unobstructively-and-controlagenda tactic).

E. Teori Politik dalam Organisasi 1. Teori Kontingensi Strategis 2. Teori Ketergantungan Sumberdaya 3. Teori Dua Wajah Kekuasaan 4. Kritik Feminis

Teori kontingensi strategis merupakan turunan dari teori kontingensi dalam masalah lingkungan (lihat Bab 3). Teori ini menjelaskan tentang dari mana sumber kekuasaan dalam organisasi. Menurut teori ini, kekuasaan berasal dari kemampuan untuk menyediakan sesuatu yang oleh organisasi bernilai tinggi dan hanya bisa diperoleh dari satu aktor sosial tertentu

Teori ketergantungan sumberdaya merupakan kelanjutan dari teori kontigensi strategis. Teori ini menjelaskan sumber kekuasaan dalam organisasi adalah dari ketergantungan organisasi terhadap lingkungan. Adanya ketergantungan ini menimbulkan ketidak-pastian

Teori dua wajah kekuasaan, adalah pemikiran dari dua ahli politik Amerika, Peter Bachacrach dan Morton Baratz. Menurut mereka, kekuasaan dalam organisasi pada dasarnya memiliki dua wajah (two faces of power). Selama ini ahli-ahli organisasi hanya membahas siapa yang memegang kekuasaan dan bagaimana keputusan-keputusan dalam organisasi dipengaruhi oleh distribusi kekuasaan tersebut. Mereka melupakan, bahwa kekuasaan dalam organisasi juga dapat diwujudkan dalam bentuk penghilangan atau penekanan isu-isu tertentu ke bawah permukaan, sehingga tidak pernah muncul dalam agenda organisasi.

Kritik feminis, adalah kelompok teori-teori politik yang lebih baru. Mereka terutama berangkat dari pemikiran Jeffrey Pfeffer, bahwa teori-teori yang menekankan kepada efektivitas, produktivitas, dan efisiensi dalam organisasi adalah sarana legitimasi dan justifikasi kekuasaan itu sendiri. Artinya teoriteori tersebut memberi suatu logika pembenaran, yang membuat kekuasaan dan status quo tertentu dalam organisasi adalah suatu yang absah dan harus diterima

TUGAS Jelaskan hubungan antara pengambilan keputusan, politik dan kekuasaan dalam organisasi Dalam konteks ini, bagaimana mengelola karyawan yang memiliki pengetahuan spesifik yang lebih baik