MENGAPA PROYEK PERANGKAT LUNAK GAGAL ( PENERAPAN MANAJEMEN RESIKO DALAM PROYEK PERANGKAT LUNAK )

dokumen-dokumen yang mirip
BAB V KESIMPULAN. Pada bab ini akan menyatukan hasil temuan dalam penelitian ini. Pada bagian

REKAYASA RESIKO PENGEMBANGAN PERANGKAT LUNAK

Manajemen Resiko Proyek Sistem Informasi Pangkalan Data Sekolah dan Siswa (PDSS)

PENINGKATAN KEBUTUHAN AKAN SOFTWARE QUALITY SEBAGAI FAKTOR PENDORONG PENERAPAN CMM-SW

ANALISIS PENILAIAN RISIKO PROYEK PEMBANGUNAN PERANGKAT LUNAK DENGAN MODEL PERANGKAT LUNAK JUST IN TIME DI NUSANTARA TECHNOLOGY SOLUTION

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Manajemen Risiko Proyek Perangkat Lunak Menggunakan Pendekatan Just In Time Pada Perusahaan Teknologi Informasi

PERANCANGAN APLIKASI ESTIMASI RESIKO PENGEMBANGAN SOFTWARE DENGAN METODE SERIM

USULAN KERANGKA MANAJEMEN RESIKO IMPLEMENTASI TEKNOLOGI BARU DALAM MENDUKUNG AKTIVITAS BISNIS PERUSAHAAN TELEKOMUNIKASI

BAB I PENDAHULUAN I-1

BAB III MANAJEMEN PROYEK SISTEM INFORMASI

Perangkat Lunak JIT (Just In Time) untuk Memprediksi Resiko Proyek Perangkat Lunak

Software Proses. Model Proses Perangkat Lunak. Pengembangan Perangkat Lunak. Framework activities 3/20/2018. System Development Life Cycle (SDLC)

MANAJEMEN RESIKO PROYEK PENGEMBANGAN PERANGKAT LUNAK MYBIZ 2 DI SOFTWARE HOUSE ABC

KONTROL KUALITAS PADA PERANGKAT LUNAK

PENJAMINAN KUALITAS SOFTWARE pada SIKLUS HIDUP PENGEMBANGAN PERANGKAT LUNAK PROTOTYPING

ANALISIS NILAI RESIKO PROYEK KONSTRUKSI MENGGUNAKAN QUALITATIVE RISK ANALYSIS. Yunita A. Messah *) ABSTRAK

PERTEMUAN 4 & 5 PENJADWALAN PROYEK

MENGELOLA RISIKO PROYEK PENGEMBANGAN SOFTWARE

EVALUASI SISTEM ERP BERBASIS SUNFISH MODUL PRODUCTION PADA PT. GARUDA TWINJAYA

SOFTWARE PROCESS MODEL I Disiapkan oleh: Umi Proboyekti, S.Kom, MLIS

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pada bab ini akan membahas tentang semua aktifitas mulai dari tahap

BAB 1. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

MANAJEMEN RESIKO. Aprilia Sulistyohati, S.Kom. Jurusan Teknik Informatika Universitas Islam Indonesia. Your Logo

Rekayasa Perangkat Lunak. Tujuan

Manajemen Proyek Sistem Informasi

BAB III METODOLOGI. 3.1 Pendahuluan. Dalam penyusunan Startaegic Planning, diperlukan acuan untuk menuntun

EVALUASI USABILITY DALAM DESAIN INTERFACE

PEMBUATAN APLIKASI MANAJEMEN PROYEK DALAM MENGELOLA PROYEK DI PT. X

Pengelolaan Proyek Sistem Informasi. Manajemen Sumber Daya Proyek

Muhlis Tahir PTIK A 09 UNM

KERANGKA KERJA PEMILIHAN KONTROL TI MENGGUNAKAN PENDEKATAN RISIKO DAN EXPECTED MONETARY VALUES

The Process. A Layered Technology. Software Engineering. By: U. Abd. Rohim, MT. U. Abd. Rohim Rekayasa Perangkat Lunak The Process RPL

BAB IV EVALUASI DAN PEMBAHASAN. 4.1 Langkah-langkah Evaluasi Investasi Sistem dan Teknologi Informasi. dengan menggunakan Metode Information Economics

Tujuan Perkuliahan. PENGANTAR RPL (Pert. 2 chapter 1 Pressman) Agenda. Definisi Software (Perangkat Lunak) Lunak) 23/09/2010

A. Tujuan dan Ruang Lingkup Proyek Perancangan Rekayasa Perangkat Lunak

MITOS: Kerangka Kerja Pengukuran Kesenjangan Antara Kondisi Existing dan Desain Proyek E-Government

MANAGING RISK IN SOFTWARE PROCESS IMPROVEMENT: AN ACTION RESEARCH APPROACH

PERENCANAAN PROYEK PERANGKAT LUNAK

JADWAL PEMELIHARAAN Pemeriksaan operasional (PO) Pemeriksaan pemberhentian (PB) Pemeriksaan overhaul Frekuensi pemeriksaan Prosedur

BAB III METODOLOGI PERANCANGAN. Berikut merupakan bagan kerangka pikir penulisan thesis ini :

BAB I PENDAHULUAN. selular. Salah satu contoh perkembangan telekomunisasi yang biasa digunakan

BAB I PENDAHULUAN. perencanaan tujuan di masa mendatang. Berbagai informasi dihimpun agar

KONVERSI SISTEM INFORMASI

Analisis dan Perancangan Sistem Hanif Al Fatta M.kom

BAB 4 PERENCANAAN STRATEGI SISTEM DAN TEKNOLOGI INFORMASI. permintaan terhadap produk juga meningkat.

PERANGKAT LUNAK & REKAYASA PERANGKAT LUNAK

PEMETAAN VORD KE DALAM CMMI UNTUK MENINGKATKAN ANALISIS KEBUTUHAN PERANGKAT LUNAK (STUDI KASUS SISTEM PENJUALAN SUPERMARKET SAKINAH)

Pengembangan Sistem Informasi

REKAYASA ULANG SIM AKADEMIK ITS

RISK ASSESSMENT. Yusup Jauhari Shandi. Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer LIKMI Jl. Ir. H. Juanda Bandung 40132

P14 Manajemen Proyek Sistem Informasi. A. Sidiq P.

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Tahapan dalam melakukan penelitian ini dapat dijelaskan sebagai berikut.

BAB III METODE PENELITIAN

5. Aktivitas generic dalam semua proses perangkat lunak antara lain adalah : a. Spesifikasi dan pengembangan b. Validasi dan evolusi c.

LAMPIRAN LEMBAR KUESIONER PEMBOBOTAN CORPORATE VALUE. 0 Tidak berhubungan sama sekali. 1 Sangat sedikit hubungannya. 2 Sedikit berhubungan

Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XVI Program Studi MMT-ITS, Surabaya 14 Juli 2012

PROJECT MANAGEMENT BODY OF KNOWLEDGE (PMBOK) PMBOK dikembangkan oleh Project Management. Institute (PMI) sebuah organisasi di Amerika yang

Metrik Proses dan Proyek Perangkat Lunak KARMILASARI

LAMPIRAN. KUESIONER PEMBOBOTAN KORPORASI PT INDOSAT, Tbk

PERENCANAAN MASTER PLAN PENGEMBANGAN TI/SI MENGGUNAKAN STANDAR COBIT 4.0 (STUDI KASUS DI STIKOM)

PROSES DESAIN. 1. Metodologi Pengembangan Sistem

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi yang semakin pesat telah mendorong perusahaan

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER

Rekayasa Perangkat Lunak (Software Engineering)

Systems Development Life Cycle (SDLC)

REKAYASA PERANGKAT LUNAK I ALIF FINANDHITA, M.T. - TEKNIK INFORMATIKA UNIKOM 1

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Seiring dengan semakin pesatnya perkembangan teknologi yang ada,

Manajemen Proyek Minggu 2

Manajemen Proyek Perangkat Lunak

ANALISA RESIKO OPERASIONAL PENGELOLAAN GEDUNG PUSAT PERBELANJAAN DI SURABAYA

Pertemuan 11 Manajemen Risiko

IDENTIFIKASI DAN ANALISIS RISIKO DALAM MASA PEMELIHARAAN PROYEK PADA PROYEK KONSTRUKSI DI KOTA SURAKARTA

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II LANDASAN TEORI

Information System Analysis and Design

BAB III METODELOGI PENELITIAN

136 Pemeliharaan Perangkat Lunak

COMPUTER SYSTEM ENGINEERING

Penyusunan Kurikulum S1 Teknik Informatika ITB Ayu Purwarianti, Ph. D.

Manajemen Proyek Perangkat Lunak Minggu 1

REKAYASA ALUR KERJA DAN ARSITEKTUR INFORMASI DENGAN MENGGUNAKAN BSP

PERENCANAAN PROYEK BERBASIS RISIKO PEMBANGUNAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN ASET DI PDAM KOTA MALANG BERBASIS ISO/FDIS 31000:2009

Pertemuan 3. Manajemen Proyek Perangkat Lunak

LAMPIRAN LEMBAR KUESIONER PEMBOBOTAN COORPORATE VALUE. Petunjuk: Berilah nilai bobot antara 0-5 dimana:

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Ratna Wardani. Department of Electronic Engineering Yogyakarta State University

MODEL PENILAIAN KAPABILITAS PROSES OPTIMASI RESIKO TI BERDASARKAN COBIT 5

PERENCANAAN PROYEK BERBASIS RISIKO PEMBANGUNAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN ASET DI PDAM KOTAMADYA MALANG BERBASIS ISO/FDIS 31000:2009

PEMBUATAN TATA LAKSANA PROYEK PEMBANGUNAN SISTEM INFORMASI DI UNIVERSITAS X BERDASARKAN CMMI

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TURNOVER PEKERJA PROYEK KONSTRUKSI DI SURABAYA. Ana Rakhmawati Christiono Utomo, ST, MT, Phd ABSTRAK

LAMPIRAN LAMPIRAN ARAHAN STRATEGI (STRATEGIC INTENTION) Wawancara dilakukan pada pengguna aplikasi (user) yang berhubungan

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS)

MANAJEMEN RISIKO PROYEK

Pertemuan 4 Manajemen Proyek (2) Rekayasa Perangkat Lunak

Pengembangan Sistem Informasi

PERBAIKAN PROSES PENGELOMPOKAN DAN PEMERINGKATAN KEBUTUHAN PADA METODE PENINGKATAN PERKIRAAN KEUNTUNGAN DAN NILAI PROYEK (ACBA)

PERTEMUAN 2 DAN 3 PERENCANAAN PROYEK PERANGKAT LUNAK 1

KERANGKA KERJA COBIT : SUATU TINJAUAN KUALITATIF AUDIT TEKNOLOGI INFORMASI

Defri Kurniawan, M.Kom

Transkripsi:

MENGAPA PROYEK PERANGKAT LUNAK GAGAL ( PENERAPAN MANAJEMEN RESIKO DALAM PROYEK PERANGKAT LUNAK ) Yasmi Afrizal Dosen Jurusan Manajemen Informatika Universitas Komputer Indonesia ABSTRAK Tingkat kegagalan proyek perangkat lunak terbukti sangat tinggi. Hal ini memungkinkan terjadinya kegagalan proyek dalam mengembangkan perangkat lunak. Manajemen resiko adalah suatu pendekatan yang mengarahkan untuk meminimalkan atau mengurangi dampak kegagalan tersebut. Tujuan penelitian ini adalah menjelaskan tentang prinsip dasar model manajemen resiko dengan membuat kesimpulan yang penting dari setiap konsep yang direkomendasikan dari beberapa jurnal yang berbeda. Manajemen resiko memililki langkah penyelesaian yang terdiri dari identifikasi resiko, analisis, strategi pengurangan resiko dan pengendalian resiko. Penelitian ini sangat bermanfaat untuk membantu akademisi, peneliti dan praktisi dalam menerapkan manajemen resiko dalam proyek perangkat lunak Key Words : Kegagalan proyek, manajemen resiko, analisis resiko I. PENDAHULUAN Pada saat kita mengerjakan pengembangan perangkat lunak sering kita menghadapi berbagai situasi yang tidak nyaman seperti keterlambatan pengembangan atau pengeluaran biaya pengembangan yang melebihi anggaran. Hal ini dikarenakan kurang siapnya kita menghadapi berbagai kemungkinan resiko yang akan terjadi. Untuk itu perlu dilakukan identifikasi tindakan yang harus dilakukan untuk mencegah ataupun meminimalkan resiko tersebut. Tujuan utama manajemen resiko adalah mengenali semua kemungkinan kegagalan dari suatu proyek perangkat lunak dengan melihat kekomplekan dalam memutuskan langkah solusi yang akan dibuat secara alami [Boehm, B. W. 1998]. Solusi pemecahan masalah dilakukan dengan meminimalkan segala macam ketidakjelasan yang muncul di awal proyek dan melakukan evaluasi terhadap pemecahan tersebut Beberapa resiko lebih penting dibandingkan resiko lainnya. Baik penting maupun tidak sebuah resiko tertentu bergantung pada sifat resiko

tersebut, pengaruhnya pada aktifitas tertentu dan kekritisan aktifitas tersebut. Aktifitas beresiko tinggi pada jalur kritis pengembangan biasanya merupakan penyebabnya. Untuk mengurangi bahaya tersebut, maka harus ada jaminan untuk meminimalkan resiko atau paling tidak mendistribusikannya selama pengembangan tersebut dan idealnya resiko tersebut dihapus dari aktifitas yang mempunyai jalur yang kritis. Resiko dari sebuah aktifitas yang sedang berlangsung sebagian bergantung pada siapa yang mengerjakan atau siapa yang mengelola aktifitas tersebut. Evaluasi resiko dan alokasi staf dan sumber daya lainnya erat kaitannya. I. ANALISIS RESIKO Barry Boehm merupakan peneliti pertama yang berhasil membawa manajemen resiko ke dalam area rekayasa perangkat lunak (Boehm 1981; Boehm 1987; Boehm 1988; Boehm 1989; Boehm 1991; Boehm 1992). Sumbangan utama dari Boehm adalah mengenalkan teknik pengukuran resiko dalam suatu model proses pengembangan perangkat lunak spiral (Boehm 1988). manajemen resiko Boehm meletakan standar pengukuran resiko yang disebut risk explosure dengan bentuk : Risk Exposure = Probability (Outcome) * Loss(Outcome)...(1) Probabilitas terjadinya resiko sering disebut dengan risk likelihood; sedangkan dampak yang akan terjadi jika resiko tersebut terjadi dikenal dengan risk impact dan tingkat kepentingan resiko disebut dengan risk value atau risk exposure. Idealnya risk impact diestimasi dalam batas moneter dan likelihood dievaluasi sebagai sebuah probabilitas. Dalam hal ini risk exposure akan menyatakan besarnya biaya yang diperlukan berdasarkan perhitungan analisis biaya manfaat. Risk exposure untuk berbagai resiko dapat dibandingkan antara satu dengan lainnya untuk mengetahui tingkat kepentingan masing-masing resiko. Akan tetapi, estimasi biaya dan probabilitas tersebut sulit dihitung, subyektif, menghabiskan waktu dan biaya. Untuk mengatasi hal ini maka diperlukan beberapa pengukuran yang kuantitatif untuk menilai risk likelihood dan risk impact, karena tanpa ini sulit untuk membandingkan atau meranking resiko tersebut untuk berbagai keperluan. Akan tetapi, usaha yang dilakukan untuk medapatkan sebuah estimasi kuantitatif yang baik akan menghasilkan pemahaman yang mendalam dan bermanfaat atas terjadinya suatu permasalahan. Beberapa manajer resiko mempergunakan sebuah metode penilaian yang sederhana untuk menghasilkan ukuran yang kuantitatif pada saat mengevaluasi masing-masing resiko. Beberapa manajer memberikan kategori pada likelihood dan impact dengan high, medium atau low. Akan tetapi bentuk ini tidak memungkinkan

untuk menghitung risk exposure. Sebuah pendekatan yang lebih baik dan populer adalah memberikan skor pada likelihood dan impact dengan skala tertentu misal 1-10. Jika suatu resiko kemungkinan besar akan terjadi diberi skor 10, sedangkan jika kecil jika kemungkinan terjadinya kecil maka akan diberi nilai 1. Penilaian likelihood dan impact dengan skala 1-10 relatif mudah, akan tetapi kebanyakan manajer resiko akan berusaha untuk memberikan skor yang lebih bermakna, misal skor likelihood 8 akan dipertimbangkan dua kali likelihood dengan skor 4. Hasil pengukuran impact, dapat diukur dengan skor yang serupa, harus dimasukkan pada perhitungan total risk dari proyek tersebut. Untuk itu harus melibatkan beberapa biaya potensial seperti : a. Biaya yang diakibatkan keterlambatan penyerahan atas jadwal yang sudah ditentukan b. Biaya yang berlebihan dikarenakan harus menambah sumber daya atau dikarenakan mempergunakan sumber daya yang lebih mahal c. Biaya yang tidak terlihat pada beberapa komponen kualitas atau fungsionalitas sistem Tabel 1 berikut ini memperlihatkan contoh hasil evaluasi nilai resiko. Perhatikan bahwa resiko yang bernilai tertinggi tidak selalu akan menjadi resiko yang pasti terjadi maupun akan menjadi resiko dengan potensi impact yang terbesar. Tabel 1. Contoh evaluasi nilai risk exposure Resiko Keterangang Prob. loss RE R1 Perubahan spesifikasi 1 8 8 kebutuhan selama coding R2 Spesifikasi perlu lebih lama dibandingkan yang diperlukan R3 Staf sakit yang berpengaruh pada aktifitas yang kritis R4 Staf sakit yang berpengaruh pada aktifitas yang tidak kritis. R5 Pengkodean modul lebih lama dibandingkan yang diharapkan R6 Pengujian modul memperlihatkan kesalahan atau ketidakefisiensian dalam desain. 3 7 21 5 7 35 10 3 30 4 5 20 1 10 10

II. III. PENGENDALIAN RESIKO Sebarang usaha untuk mengurangi sebuah risk exposure atau untuk melakukan sebuah rencana kontigensi akan berhubungan dengan biaya yang berkaitan dengan usaha tersebut. Merupakan hal yang penting untuk menjamin bahwa usaha ini dilaksanakan dengan cara yang paling efektif dan diperlukan cara untuk memprioritaskan resiko sehingga usaha yang lebih penting dapat menerima perhatian yang lebih besar. Pengelolaan terhadap pengendalian resiko melibatkan penggunaan dua strategi: 1. Risk exposure dapat dikurangi dengan mengurangi likehood atau impact 2. Pembuatan rencana kontingensi berkaitan dengan kemungkinan resiko yang terjadi. Estimasi nilai likehood dan impact dari masing-masing usaha tersebut akan menentukan nilai risk exposure. Setelah risk exposure dapat dihitung maka resiko dapat diberi prioritas high, medium atau low sesuai dengan besar kecilnya nilai risk exposure. Risk exposure yang berdasarkan pada metode penilaian perlu diberikan beberapa perhatian. Hasil evaluasi pada tabel 1, contoh, tidak memperlihatkan resiko R5 adalah dua kali lebih penting dibandingkan R6. Pada kasus ini, kita tidak bias mengintepretasikan nilai risk exposure secara kuantitatif disebabkan nilai tersebut didasarkan pada metode penilaian yang noncardinal. Pada kasus kedua, nilai exposure yang terlalu berjauhan akan mampu untuk membedakan antara resiko tersebut. Akan tetapi risk exposure akan memungkinkan kita untuk memperoleh suatu ranking sesuai dengan kepentingannya. Pertimbangkan resiko pada tabel 1, R3 dan R4 merupakan resiko yang paling penting dan kita dapat mengklasifikasikannya dengan high risk. Tingkat kepentingan yang berbeda dapat membedakan antara skor exposure satu dan dua ini dengan exposure tertinggi berikutnya yaitu R2. R2 dan R5 mempunyai skor yang hampir sama dan dapat dikelompokkan pada resiko dengan prioritas medium. Dua resiko lainnya, R1 dan R6 mempunyai nilai exposure yang rendah sehingga dapat dikelompokan pada prioritas rendah. Dalam kenyataannya, secara umum ada beberapa factor lain, selain nilai risk exposure, yang harus diperhitungkan pada saat menentukan prioritas resiko. Kemungkinan resiko yang muncul dalam suatu proyek terlepas dari dampak yang dihasilkan dan tindakan yang diambil dari resiko tersebut (gambar 1). Gambar 1. Hubungan kemungkinan resiko yang muncul dan dampat kerugian yang dihasilkan

Jika kemungkinan kejadian resiko kecil dan dampak kerugian kecil, kita dapat melakukan tindakan untuk menerima resiko, tetapi jika kemungkinan resiko yang muncul tinggi dan memilki dampak kerungian yang tinggi, maka kita dapat mengindari resiko walaupun kadang resiko yang besar dapat menghasilkan keuntungan yang besar. IV. METODELOGI MANAJEMEN RESIKO PERANGKAT LUNAK Beberapa pendekatan dari arsitektur dan model manajemen resiko perangkat lunak diperkenalkan dan dikembangkan oleh beberapa peneliti. Kebanyakan pendekatan yang ada digunakan untuk memperkirakan resiko yang muncul selama tahapan dari pembangunan perangkat lunak. Manajemen resiko perangkat lunak dilakukan oleh manajemen di proyek, sebelum suatu perangkat lunak dianalisis dan dan dirancang. Beberapa pendekatan manajemen resiko telah dikembangkan oleh beberapa peneliti antara : 1. Model Manajemen Resiko Boehm ( Boehm, B. W, 1991; Boehm, B. W & Bose, P, 1994). 2. Deursen, A. and Model Manajemen Resiko SEI [Williams, R.C, et al. 1999] 3. Model Manajemen Resiko Hall [Hall, E. M, 1998] 4. Software Just-In-Time [Karolak, D. 1996; Karolak, D. 1998) 5. Model Riskit [Kontio, J. 2001] Kesimpulan pendekatan penelitian yang telah dilakukan di atas tidak dapat kita perbandingkan antara satu dengan yang lainnya, karena setiap pendekatan dari manajemen resiko dibangun didasakan kondisi dan sudut pandang peneliti mengenai manajemen resiko, akibatnya berdampak pada cara peneliti dalam memecahkan masalah (Yasmi afrizal & Agus Harjoko, 2009). Contoh : Model manajemen resiko Hall mengembangkan pemecahan resiko berdasarkan kemampuan model yang dikembangkan. Sedangkan Model Manajemen Resiko Boehm mengunakan metode Win-Win solution yang dikembangkan dari model proses pada pembangunan perangkat lunak yang disebut disebut dengan spiral model, Boehm memasukan teknik resiko untuk mengevaluasi terhadap setiap langkah dalam pembangunan perangkat lunak. V. KESIMPULAN Pada paper ini, peneliti memcoba untuk menjelaskan secara keseluruhan konsep fundamental dari metodologi manajemen resiko dalam area rekayasa perangkat lunak. Manajemen resiko merupakan bidang keilmuan yang masih cukup baru, tetapi bidang ini sudah banyak mendapat perhatian peneliti, mekipun masih terdapat kekurangan dalam memahami area tersebut dalam praktisi rekayasa perangkat lunak. Tinjauan paper ini membantu akademisi, peneliti, dan praktisi untuk dengan cepat memahami dengan prinsip dasar dalam bidang manajemen resiko dan memutuskan metodologi apa yang mereka gunakan dalam proyek. Bagaimanapun, perlu dicatat bahwa paper itu diarahkan untuk menyediakan satu kesimpulan dari pentingnya manajemen resiko untuk menghindari kegagalan proyek perangkat lunak sesuai dengan referensi yang ada.

Banyak dari pendekatan penelitian dalam pembahasan ini, dibatasi dengan dukungan data empiris. Hal ini merupakan yang penting bagi penelitian manajemen resiko pada masa yang akan depan. Selain itu fokus penelitian ke depan harus dapat melakukan evaluasi dari masing masing metodelogi. Karena kebanyakan dari pendekatan yang diusulkan, memerlukan studi kasus yang nyata untuk melakukan penilaian dari efektivitas dari masingmasing metodologi. DAFTAR PUSTAKA Boehm, B. W. 1988. A Spiral Model of Software Development and Enhancement, Computer, May, 61-72. Boehm, B. W. 1991. Software Risk Management: Principles and Practices, IEEE Software, 8(1):32-41. Boehm, B. W. and Bose, P. 1994. A Collaborative Spiral Software Process Model Based on Theory W, Proceedings of the 1994 International Conference on Software Process, IEEE Computer Society, Washington. Deursen, A. and Kuipers, T. 2003. Source-Based Software Risk Assessment. Proceedings of the 2003 International Conference on Software Maintenance, Amsterdam, Netherlands. Hall, E. M. 1998. Managing Risk: Methods for Software Systems Development, Addison-Wesley, Reading, U.K. Higuera R. P. and Haimes, Y. Y. 1996. Software Risk Management, Technical Report, Report # CMU/SEI-96-TR-012, Software Engineering Institute, Carnegie Mellon University, Pittsburgh, PA, USA. Karolak, D. 1996. Software Engineering Risk Management, IEEE Computer Society Press, Los Alamitos, CA, USA. Karolak, D. 1998. Software Engineering Risk and Just-In- Time Development, International Journal of Computer Science and Information Management, 1 Kontio, J. 2001. Software Engineering Risk Management: A Method, Improvement Framework, and Empirical Evaluation. Ph.D. Thesis, Department of Computer Science and Engineering, Hensinki University of Technology, Finland, 2001. Yasmi Afrizal and Agus Harjoko. 2009. Perangkat Lunak JIT (Just In Time) untuk Memprediksi Resiko Proyek Perangkat Lunak, Jurnal Sistem Informasi Universitas Kristen Maranatha, Volume 4 Nomor 1 Maret 2009