BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

dokumen-dokumen yang mirip
LAMPIRAN : JENIS PELAYANAN, INDIKATOR DAN STANDAR

PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR : 45 TAHUN 2012 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMUM RSUD BALARAJA KABUPATEN TANGERANG

STANDARD PELAYANAN MINIMAL (SPM) RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN BELITUNG TIMUR

STANDAR PELAYANAN MINIMAL UPT PUSKESMAS KELAPA DUA KABUPATEN TANGERANG

prioritas area yang akan dilakukan adalah sebagai berikut: No Prioritas Area Indikator Standart 1. Kemampuan menangani life saving anak dan dewasa

BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 5 TAHUN 2010 TENTANG

G U B E R N U R J A M B I

PEMERINTAH KABUPATEN ENDE DINAS KESEHATAN KABUPATEN ENDE PUSKESMAS KOTARATU. KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS KOTARATU Nomor : / / / / 2017 TENTANG

BUPATI SERANG PERATURAN BUPATI SERANG Nomor 22 TAHUN 2011 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN SERANG

WALIKOTA PADANG PROVINSI SUMATERA BARAT

PERATURAN BUPATI ACEH TIMUR NOMOR 7 TAHUN 2013 TENTANG

1. Dokter pemberi pelayanan di poliklinik spesialis

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA YOGYAKARTA,

Jumlah alat yang dimiliki di UGD dalam rangka penyelamatan jiwa

BUPATI GUNUNGKIDUL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI GUNUNGKIDUL,

Pemberian pelayanan kegawat daruratan yang bersertifikat ATLS/BTLS/ACLS/

BUPATI PENAJAM PASER UTARA

1 BAB I PENDAHULUAN. pengentasan kemiskinan. Tujuan MDGs di bidang kesehatan merupakan tujuan

URAIAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL RUMAH SAKIT UMUM DAERAH POLEWALI

BUPATI SINJAI PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI SINJAI NOMOR 48 TAHUN 2015 TENTANG

BERITA DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT NOMOR TAHUN 2016

BUPATI KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 13 TAHUN 2013 TENTANG

BUPATI GARUT PERATURAN BUPATI GARUT NOMOR 173 TAHUN 2013

STANDAR PELAYANAN MINIMAL RUMAH SAKIT UMUM Dr. WAHIDIN SUDIRO HUSODO KOTA MOJOKERTO


BUPATI BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 11 TAHUN 2012 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN BELITUNG

WALIKOTA BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR

PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 45 TAHUN 2012 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL RUMAH SAKIT UMUM DAERAH BALARAJA KABUPATEN TANGERANG

BUPATI BANYUWANGI SALINAN PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 60 TAHUN 2012 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL RUMAH SAKIT UMUM DAERAH GENTENG

BAB I PENDAHULUAN Kondisi Umum Identifikasi Masalah

GUBERNUR JAWA TIMUR GUBERNUR JAWA TIMUR,

BUPATI BOYOLALI PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOYOLALI NOMOR 14 TAHUN 2011 TENTANG

HASIL PENILAIAN INDIKATOR STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) TAHUN 2017

HASIL PENILAIAN INDIKATOR STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) TAHUN 2017

TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL RUMAH SAKIT UMUM DAERAH DOKTER MOHAMAD SOEWANDHIE KOTA SURABAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SURABAYA,

BUPATI TANJUNG JABUNG BARAT PROVINSI JAMBI PERATURAN BUPATI TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR : TAHUN 2015 TENTANG

PEMERINTAH KOTA SALATIGA DAFTAR INFORMASI PUBLIK RINGKASAN RENCANA KERJA RSUD KOTA SALATIGA TAHUN 2017

BAB I PENDAHULUAN. Nomor 23 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum dan

PERATURANWALIKOTASURAKARTA NOMOR II IA\-\VN BO\;;l TENTANG STANDARPELAYANANMINIMAL RUMAH SAKITUMUM DAILRAHKOTASURAKARTA DENGANRAHMATTUHANYANGMAHAESA

URAIAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL I. PELAYANAN GAWAT DARURAT

19. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 6 Tahun 2007 tentang Petunjuk Teknis Penyusunan dan Penetapan Standar Pelayanan Minimal;

PENYUSUNAN INDIKATOR KINERJA KLINIK DALAM STANDAR PELAYANAN MINIMAL DI RS DR KARIADI SEBAGAI BADAN LAYANAN UMUM. Farichah Hanum

BUPATI TRENGGALEK SALINAN PERATURAN BUPATI TRENGGALEK NOMOR 51 TAHUN 2012 TENTANG

STANDARD PELAYANAN MINIMAL RUMAH SAKIT

C:/Datafile_2002/Undang-2/KepMenKes/Kepmenkes_228_MENKES_SK_III_2002. doc (Sri PC per 8/9/02 1:44 PM)

LEMBARAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR : 87 TAHUN : 2008 SERI : C PERATURAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR : 6 TAHUN 2008

LEMBARAN DAERAH KOTA CIMAHI

BERITA DAERAH KOTA CILEGON TAHUN : 2013 NOMOR : 17 PERATURAN WALIKOTA CILEGON NOMOR 17 TAHUN 2013 TENTANG TARIF PELAYANAN PADA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH

BUPATI BENGKULU SELATAN

PERATURAN BUPATI JEMBRANA NOMOR 45 TAHUN 2011 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) RUMAH SAKIT UMUM NEGARA KABUPATEN JEMBRANA

MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 129/Menkes/SK/II/2008 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL RUMAH SAKIT MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

Kamus Indikator. Mutu. RSUD Lasinrang Kabupaten Pinrang. Kode Dokumen: PMKP-8/014/2017

BAB I INDIKATOR MUTU RUMAH SAKIT AMAL SEHAT WONOGIRI. Indikator Mutu RS. Amal Sehat Wonogiri terdiri atas 5 Indikator Mutu yaitu :

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 54 TAHUN 2012 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL PADA RUMAH SAKIT INDERA PROVINSI BALI


BERITA DAERAH KOTA SEMARANG PERATURAN WALIKOTA SEMARANG

BAB II PROFIL PERUSAHAAN. A.Sejarah Singkat Perkembangan Rumah Sakit Dr. H. Kumpulan Pane Kota

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK UTARA NOMOR 9 TAHUN 2013 SERI D NOMOR 9 TAHUN 2013 PERATURAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK UTARA NOMOR 9 TAHUN 2013 TENTANG

KEPUTUSAN. Nomor : 449.1/KEP-III/003 / 03/ 2016 TENTANG PENETAPAN INDIKATOR MUTU DAN KINERJA DI UPTD PUSAT KESEHATAN MASYARAKAT SUSUKAN

LEMBARAN DAERAH KOTA SEMARANG TAHUN 2006 NOMOR 3 SERI D

BUPATI SUKOHARJO PERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR 70 TAHUN 2011 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN REMUNERASI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN SUKOHARJO

BAB I BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

- 1 - KEPUTUSAN DIREKTUR RSUD TAMAN HUSADA BONTANG NOMOR TAHUN 2014 TENTANG KEBIJAKAN PELAYANAN RSUD TAMAN HUSADA BONTANG

BUPATI TAPIN PERATURAN BUPATI TAPIN NOMOR 24 TAHUN 2012 TENTANG BESARNYA BIAYA JASA SARANA DAN BIAYA JASA PELAYANAN PADA PUSAT KESEHATAN MASYARAKAT

PERATURAN DAERAH KOTA SEMARANG

LAPORAN LAPORAN DAFTAR ISI INDIKATOR MUTU PMKP TRIWULAN 1 TAHUN 2017

PERATURAN GUBERNUR BANTEN NOMOR 38 TAHUN 2013 TENTANG PEMBERIAN PELAYANAN KESEHATAN GRATIS BAGI PASIEN TIDAK MAMPU PADA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH BANTEN

Indikator Wajib pengukuran kualitas pelayanan keesehatan di FKRTL. Indikator Standar Dimensi Input/Proses l/klinis 1 Kepatuhan

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan kesehatan kepada masyarakat memiliki peran yang sangat strategis

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan adalah kebutuhan primer yang harus dipenuhi oleh seluruh

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

Bupati Pandeglang PERATURAN BUPATI PANDEGLANG NOMOR 19 TAHUN 2008 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS POKOK DAN FUNGSI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH BERKAH

PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI BARITO KUALA NOMOR 53 TAHUN 2016 TENTANG

PANDUAN PENUNDAAN PELAYANAN DI RUMAH SAKIT PUPUK KALTIM BONTANG

RENCANA KERJA (RENJA)

GUBERNUR KEPULAUAN RIAU

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG 1.2. LANDASAN HUKUM

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BUPATI SLEMAN DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN BUPATI SLEMAN NOMOR 2 TAHUN 2018 TENTANG

LAPORAN BULANAN INDIKATOR MUTU PERIODE JULI S.D SEPTEMBER 2016

PERATURAN BUPATI KUDUS NOMOR 11 TAHUN 2014 TENTANG TARIF PELAYANAN KESEHATAN PADA BADAN LAYANAN UMUM DAERAH RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN KUDUS

PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 05 TAHUN 2012 TENTANG TARIF LAYANAN RUMAH SAKIT BADAN LAYANAN UMUM DAERAH PADA RUMAH SAKIT UMUM KABUPATEN TANGERANG

PERATURAN BUPATI SUMEDANG NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG

PENCAPAIAN INDIKATOR MUTU BULAN APRIL S.D JUNI 2016

BUPATISIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 43 TAHUN 2016 TENTANG

BERITA DAERAH KABUPATEN MAGELANG TAHUN 2015 NOMOR 4 PERATURAN BUPATI MAGELANG NOMOR 4 TAHUN 2015 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KEBUMEN NOMOR : 66 TAHUN : 2004 SERI : D NOMOR : 25

GUBERNUR SULAWESI BARAT PERATURAN GUBERNUR SULAWESI BARAT NOMOR 13 TAHUN 2014 TENTANG

PENGUKURAN KINERJA. Jumlah kasus bedah epilepsy yg dilayani

S A L I N A N DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PROBOLINGGO,

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH DR. (H.C) IR. SOEKARNO

INDIKATOR DAN TARGET SPM. 1. Indikator dan Target Pelayanan Upaya Kesehatan Masyarakat Esensial dan Keperawatan Kesehatan Masyarakat

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG NOMOR 10 TAHUN 2004 TENTANG

PENCAPAIAN INDIKATOR MUTU BULAN JANUARI-MARET 2016

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MALANG,

Standar Pelayanan Minimal Puskesmas. Indira Probo Handini

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 TAHUN 2013 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN SANGGAU DINAS KESEHATAN PUSKESMAS ENTIKONG KEPALA PUSKESMAS ENTIKONG,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARANGANYAR NOMOR 16 TAHUN 2013 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. termasuk Indonesia. Doktrin New Public Management (NPM) atau Reinveting

Transkripsi:

LAMPIRAN PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR : 10 TAHUN 2015 TANGGAL : 10 MARET 2015 TENTANG : STANDAR PELAYANAN MINIMAL RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN BADUNG STANDAR PELAYANAN MINIMAL RUMAH SAKIT BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Sejalan dengan amanat Pasal 28 H, ayat (1) Perubahan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 telah ditegaskan bahwa setiap orang berhak memperoleh pelayanan kesehatan, dan dalam pasal 34 ayat (3) dinyatakan negara bertanggung jawab atas penyediaan fasilitas pelayanan kesehatan dan fasilitas pelayanan umum lainnya serta dengan diberlakukannya otonomi daerah, bidang kesehatan merupakan salah satu bidang yang wajib dilaksanakan oleh daerah kabupaten/kota dimana pemerintah kabupaten/kota bertanggungjawab sepenuhnya terhadap penyelenggaraan pembangunan kesehatan untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat di wilayahnya. Untuk itu penyelenggaraan pelayanan rumah sakit menjadi kewajiban bagi pemerintah daerah. Rumah sakit sebagai salah satu sarana pelayanan kesehatan yang memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat memiliki peran yang strategis dalam mempercepat peningkatan derajat kesehatan masyarakat sebagaimana yang diharapkan dalam penetapan Sandar Pelayanan Minimal (SPM) di bidang kesehatan. Oleh karena itu rumah sakit dituntut untuk memberikan pelayanan yang bermutu sesuai dengan standar yang ditetapkan dan dapat menjangkau seluruh lapisan masyarakat. Sebagai salah satu syarat administratif yang harus dipenuhi dalam Badan Layanan Umum adalah rumah sakit wajib memiliki Dokumen Standar Pelayanan Minimal, untuk itu Kementerian kesehatan telah menerbitkan Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 129/Menkes/SK/II/2008 tentang Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit. Sejalan dengan perkembangan perumahsakitan dan dengan mempertimbangkan sasaran MDG s, akreditasi rumah sakit versi 2012 dan kebutuhan masyarakat maka standar pelayanan minimal yang sudah ada disempurnakan kembali sebagai tolok ukur pelayanan minimum yang diberikan rumah sakit kepada masyarakat dan sebagai panduan bagi rumah sakit untuk melaksanakan perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian serta pengawasan dan pertanggungjawaban penyelenggaraan pelayanan di rumah sakit.

2 B. MAKSUD DAN TUJUAN Standar pelayanan minimal (SPM) di rumah sakit adalah satu upaya untuk memperlihatkan pelayanan atau kegiatan yang minimal harus dilakukan oleh Rumah Sakit dalam pelayanan kepada masyarakat. Dengan ditetapkannya standar pelayanan minimal RSUD Kabupaten Badung, maka dapat diketahui jenis kegiatan yang dilakukan di rumah sakit, indikator kinerjanya dan standarnya sehingga gambaran ini memudahkan untuk melihat sejauh mana pelayanan minimal yang telah dilakukan serta memudahkan menilai kinerja RSUD Kabupaten Badung. Keadaan ini juga mempermudah Pemerintah Daerah Kabupaten Badung untuk mengalokasikan seberapa besar biaya yang dibutuhkan untuk kegiatan pelayanan di RSUD Kabupaten Badung, dengan merujuk kepada hasil pencapaian masing-masing indikator yang dibandingkan dengan standar yang telah ditetapkan oleh Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. C. PENGERTIAN UMUM DAN KHUSUS PENGERTIAN UMUM : 1. Rumah sakit adalah sarana kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan meliputi pelayanan promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif yang menyediakan pelayanan gawat darurat, rawat jalan, rawat inap. 2. Standar Pelayanan Minimal adalah ketentuan tentang jenis dan mutu pelayanan dasar yang merupakan urusan wajib daerah yang berhak diperoleh setiap warga secara minimal, juga merupakan spesifikasi teknis tentang tolok ukur pelayanan minimum yang diberikan oleh badan layanan umum (BLU) RSUD Kabupaten Badung kepada masyarakat. PENGERTIAN KHUSUS 1. Jenis pelayanan adalah jenis-jenis pelayanan yang diberikan oleh rumah sakit kepada masyarakat 2. Indikator kinerja adalah variabel yang dapat digunakan untuk mengevaluasi keadaan atau status dan memungkinkan dilakukan pengukuran terhadap perubahan yang terjadi dari waktu ke waktu, atau tolak ukur prestasi kuntitatif atau kualitatif yang digunakan untuk mengukur terjadinya perubahan terhadap besaran target atau standar yang telah ditetapkan sebelumnya 3. Target adalah nilai atau ukuran pencapaian mutu /kinerja tertentu yang telah ditetapkan dan wajib dicapai langsung atau bertahap berdasarkan kemampuan pemilik rumah sakit.

3 4. Standar adalah nilai tertentu yang telah ditetapkan berkaitan dengan sesuatu yang harus dicapai. 5. Definisi opersional adalah dimaksudkan untuk menjelaskan pengertian dari indikator. 6. Frekuensi pengumpulan data adalah frekuensi pengambilan data dari sumber data untuk tiap indikator. 7. Periode analisis adalah rentang waktu pelaksanaan kajian terhadap indikator kinerja yang dikumpulkan. 8. Pembilang ( numerator) adalah besaran sebagai nilai pembilang dalam rumus indikator kinerja. 9. Penyebut ( denumerator) adalah besaran sebagai nilai pembagi dalam rumus indikator kinerja 10. Sumber data adalah sumber bahan nyata/keterangan yang dapat dijadikan dasar kajian yang berhubungan langsung dengan persoalan. D. LANDASAN HUKUM 1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara 2. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara 3. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara. 4. Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktek Kedokteran 5. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah 6. Undang - Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah. 7. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik 8. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik 9. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan 10. Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit 11. Peraturan Pemerintah RI Nomor 23 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum sebagaimana diubah dengan Peretauran Pemerintah Nomor 74 Tahun 2012. 12. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah. 13. Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2005 tentang Pedoman Penyusunan dan Penerapan Standar Pelayanan Minimal

4 14. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi dan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota. 15. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 61 Tahun 2007 tentang Pedoman Teknis Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum Daerah 16. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 228/Menkes/SK/III Tahun 2002 tentang Pedoman Penyusunan dan Penerapan Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit yang wajib dilaksanakan daerah 17. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 129/Menkes/SK/II Tahun 2008 tentang Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit. BAB II STANDAR PELAYANAN MINIMAL RUMAH SAKIT A. JENIS PELAYANAN Jenis-jenis pelayanan yang dimonitoring dalam penerapan standar pelayanan minimal rumah sakit meliputi : 1. Pelayanan gawat darurat 2. Pelayanan rawat jalan 3. Pelayanan rawat inap 4. Pelayanan bedah 5. Pelayanan persalianan dan perinatologi 6. Pelayanan intensif 7. Pelayanan radiologi 8. Pelayanan laboratorium patologi klinik 9. Pelayanan rehabilitasi medik 10. Pelayanan farmasi 11. Pelayanan gizi 12. Pelayanan transfusi darah 13. Pelayanan pasien dari keluarga miskin 14. Pelayanan rekam medik 15. Pengelolaan limbah 16. Pelayanan administrasi manajemen 17. Pelayanan ambulans / kereta jenazah 18. Pelayanan pemulasaraan jenazah 19. Pelayanan laundry 20. Pelayanan pemeliharaan sarana rumah sakit 21. Pencegahan pengendalian infeksi (PPI) 22. Pelayanan keamanan

5 B. SPM setiap jenis Pelayanan, Indikator, Target dan Standar 1. Pelayanan Rawat Darurat 1 Pelayanan gawat darurat INPUT 1.Kemampuan live saving 100% 2.Pemberi pelayanan kegawat 100% 4 tahun daruratan bersertipikat ( (ATLS/BTLS/ACLS/PPGD/GELS) yang masih berlaku 3.Ketersedian tim 1 Tim penanggulangan bencana 4.Jam buka pelayanan gawat 24 jam darurat 5.Waktu tanggap pelayanan 24 jam darurat 6.Tidak adanya keharusan 100% membayar uang muka PUT 7.Kematian pasien di IGD 8 jam 2 perseribu 8.Kepuasan Pasien 70% 2 th 2. Pelayanan Rawat Jalan 2 Pelayanan Rawat Jalan INPUT 1.Ketersediaan pelayanan dengan jenis dan kls RS 2.Dokter pemberi pelayanan di poliklinik spesialis 3.Jam buka pelayanan dengan ketentuan 100% dokter spesialis 08.00-13.00 setiap hari kerja kecuali Jumat 08.00-11.00 2 tahun PUT 4.Waktu tunggu rawat jalan 60 menit 5.Penegakan diagnosis TB 100% 5 tahun melalui pemeriksaan mikroskopis 6.Pasien rawat jalan TB yang 100% ditangani dengan strategi DOTS 7. Ketersediaan pelayanan VCT Tersedia dengan tenaga terlatih 8.Peresepan obat sesuai 100% 2 tahun formularium 9. Pencatatan dan pelaporan TB 60% di RS 10.Kepuasan Pasien 90%

6 3. Pelayanan Rawat Inap No Jenis Pelayanan Kriteria Indikator Standar 3. Pelayanan Rawat Inap INPUT 1.Ketersediaan pelayanan jenis dan kls RS 2.Pemberi pelayanan di rawat inap 3.Tempat tidur dengan pengaman pola ketenagaan,jenis dan kls RS 100% 2 tahun 4.Kamar mandi dengan pengaman pegangan tangan 5.Dokter penanggungjawab pasien rawat inap 100% 100% 6.Jam visite dokter 08.00-14.00 7.Kejadian infeksi pasca operasi 1,5% 2 tahun 8.Kejadian infeksi nosokomial <9% 2 tahun PUT 9.Tidak adanya kejadian pasien jatuh yang berakibat cacat atau kematian 10.Pasien rawat inap tuberculosis yang ditangani dengan strategi DOTS 11.Pencatatan dan pelaporan TB di RS 100% 100% 60% 12.Kejadian pulang sebelum 5% dinyatakan sembuh 13.Kematian pasien 48 jam <0,24% 14.Kepuasan pasien >90%

7 4. Pelayanan Bedah 4 Pelayanan Bedah INPUT 1.Ketersediaan tim Bedah 5 tahun dengan kls RS 2.Ketersediaan fasilitas dan peralatan operasi dengan kls 5 tahun 3.Kemampuan melakukan tindakan operatif RS dengan kls RS 4.Waktu tunggu operasi elektif 2 hari 5.Tidak adanya kejadian operasi salah sisi 6.Tidak adanya kejadian operasi salah orang 7.Tidak adanya kejadian salah tindakan pada operasi 8.Tidak adanya kejadian tertinggalnya benda asing /lain pada tubuh pasien setelah operasi 100 % 100% 100% 100% 9.Komplikasi anestesi karena overdosis, reaksi anestesi, salah penempaatn ET 1% 1tahun PUT 10.Kejadian kematian di meja operasi 1 % 11.Kepuasan pelanggan > 80%

5. Pelayanan persalinan dan perinatologi 8 No Jenis pelayanan Kriteria Indikator Standar 5 Pelayanan Persalinan dan Perinatologi INPUT PUT 1.Pemberi pelayanan persalinan normal 2.Pemberi pelayanan persalinan dengan penyulit 3.Pemberi pelayanan persalinan dengan tindakan operatif 4.Kemampuan menangani BBLR 1500-2500 gr 5.Kemampuan menangani bayi lahir dengan asfiksia 6. Pertolongan persalinan melalui seksio caesaria non rujukan 7.Pelayanan kontrasepsi mantap dilakukan oleh Sp.OG atau Sp.B atau Sp.U atau dokter umum terlatih 8.Konseling peserta KB mantap oleh bidan terlatih 9.Kematian ibu karena persalinan Dr.Sp.OG/dr. Umum/ Bidan 100% 5 tahun 100% 5 tahun 20% 5 tahun 100% 100% a. Perdarahan 1% b.pre-eklamsia 30% c.sepsis 0,2 % 10.Kepuasan pasien 80 % 2 tahun 6. Pelayanan Intensif 6 Pelayanan Intensif INPUT 1.Pemberi pelayanan kelas RS dan standar ICU 2.Ketersediaan fasilitas dan peralatan ruang ICU kelas RS dan standar PUT 3.Ketersediaan tempat tidur dengan monitoring dan ventilator ICU kelas RS dan standar ICU 4.Kepatuhan terhadap Hand 100% hugiene 5.Kejadian infeksi nosokomial <9% 6.Pasien yang kembali keperawatan intensif dengan kasus yg sama < 72 jam 3% 7.Kepuasan pelanggan > 70%

9 7. Pelayanan Radiologi 7 Pelayanan INPUT 1.Pemberi pelayanan radiologi Dr.Sp.Rad, radiologi radiografer 2.Ketersediaan fasilitas dan kelas 2 tahun peralatan radiografi rumah sakit 3.Waktu tunggu hasil pelayanan foto 3 jam 2 tahun thorax 4.Kerusakan foto 2% 2 tahun 5.Tidak terjadinya kesalahan pemberian label 100% PUT 6.Pelaksana ekspertisi hasil Dr.sp.radiologi 2 tahun pemeriksaan radiologi 7.Kepuasan pelanggan > 80% 2 tahun 8. Pelayanan patologi klinik 8 Pelayanan patologi INPUT 1.Pemberi pelayanan patologi kelas klinik klinik rumah sakit 2.Fasilitas dan peralatan kelas rumah sakit 3.Waktu tunggu hasil pelayanan 120 menit laboratorium patologi klinik 4.Tidak adanya kejadian tertukar 100% spesimen 5.Kemampuan memeriksa HIV-AIDS Tersedia tenaga, peralatan dan reagen 6.Kemampuan memeriksa mikroskopis Tersedia TB paru tenaga,peralatan dan reagen PUT 7.Ekspertisi hasil pemeriksaan Dr,Sp.PK laboratorium 8.Tidak adanya kesalahan 100% pemberian hasil pemeriksaan laboratorium 9.Kesesuaian hasil pemeriksaan 100% baku mutu eksternal 10.Kepuasan pelanggan > 80% 2 tahun

10 9. Pelayanan rehabilitasi medik 9 Pelayanan rehabilitasi medik INPUT 1. Pemberi pelayanan rehabilitasi medik persyaratan PUT 2.Fasilitas dan peralatan rehabilitasi medik 3.Tidak adanya kejadian kesalahan tindakan rehabilitasi medik 4.Kejadian drop out pasien terhadap pelayanan rehabilitasi medik yang direncanakan kelas RS persyaratan kelas RS 100% < 50% 5.Kepuasan pelanggan > 80% 2 tahun 10. Pelayanan Farmasi Pencapaain 10 Pelayanan farmasi INPUT 1.Pemberi pelayanan farmasi kelas RS 2.Fasilitas dan peralatan pelayanan farmasi i. kelas RS 3.Ketersediaan formularium RS Tersedia dan diupdate paling lama 4.Waktu tunggu pelayanan 30 menit obat jadi 5.Waktu tunggu pelayanan 60 menit obat racikan 6.Tidak adanya kejadian 100% PUT kesalahan pemberian obat 7.Kepuasan pelanggan 80% 2 tahun 11. Pelayanan gizi NO Jenis pelayanan Kriteria Indikator Standar 11 Pelayanan gizi INPUT 1.Pemberi pelayanan gizi pola 2 tahun ketenagaan 2.Ketersediaan pelayanan Tersedia konsultasi gizi 3.Ketepatan waktu pemberian 90% makanan pada pasien 4.Tidak adanya kejadian 100% kesalahan pemberian diet PUT 5.Sisa makanan yang tidak dimakan 20% pasien 6.Kepuasan pelanggan > 80%

11 12. Pelayanan transfusi darah NO Jenis Pelayanan Kriteria Indikator Standar 12 Pelayanan Transfusi darah INPUT 1.Tenaga penyedia pelayanan bank darah rumah sakit 2.Ketersediaan fasilitas dan peralatan bank darah rumah sakit standar BDRS standar BDRS 5 tahun 5 tahun 3.Kejadian reaksi transfusi < 0,01% PUT 4.Pemenuhan kebutuhan 100 % darah untuk pelayanan transfuse di RS 5.Kepuasan pelanggan > 80% 2 tahun 13. Pelayanan terhadap pasien dari Masyarakat Miskin 13 Pelayanan terhadap pasien dari masyarakat miskin INPUT. 14. Pelayanan Rekam Medik 1.Ketersediaan pelayanan untuk keluarga miskin 2.Adanya kebijakan RS untuk pelayanan keluarga miskin Tersedia Ada 3.Waktu tunggu verifikasi kepesertaan pasien keluarga miskin 15 menit 4.Tidak adanya biaya tambahan yang ditagihkan pada keluarga miskin 100 % 5.Semua pasien keluarga miskin yang dilayani PUT 100% 6.Kepuasan pelanggan > 80 % 14 Rekam Medik INPUT 1.Pemberi pelayanan rekam medik 2.Waktu penyediaan dokumen rekam medik rawat jalan 3.Waktu penyediaan dokumen rekam medik pelayanan rawat inap persyaratan 10 menit 15 meniot 4.Kelengkapan pengisian rekam medik 24 jam setelah selesai pelayanan PUT 100% 5.Kelengkapan informed concent setelah mendapatkan informasi yang jelas 100% 6.Kepuasan pelanggan > 80% 2 tahun

15.Pelayanan Administrasi Manajemen 12 No Jenis Pelayanan 15 Pelayanan Administrasi dan Manajemen Kriteria Indikator Standar INPUT 1.Kelengkapan pengisian jabatan >90% sesuai persyaratan jabatan dalam struktur organisasi 2.Adanya peraturan internal rumah sakit 3.Adanya peraturan karyawan rumah sakit 4.Adanya daftar urutan kepangkatan karyawan 5.Adanya perencanaan strategi bisnis rumah sakit 6.Adanya perencanaan pengembangan SDM Ada Ada Ada Ada Ada 7.Tindak lanjut penyelesaian hasil pertemuan direksi 100% 1tahun 8.Ketepatan waktu pengusulan kenaikan pangkat 9.Ketepatan waktu pengurusan gaji berkala 10.Pelaksanaan rencana pengembangan SDM 11.Ketepatan waktu penyusunan laporan SDM 100% 100% 90% 100% 12.Kecepatan waktu pemberian informasi tagihan pasien rawat inap 2 jam PUT 13.Cost recovery 60% 14.Kelengkapan pelaporan akuntabilitas kinerja 15.Karyawan mendapat pelatihan minimal 20 jam pertahun 16.Ketepatan waktu pemberian insentif sesuai kesepakatan waktu 100% 60% 5 tahun 100%

13 16.Pelayanan Pengolahan Limbah 16 PENGELOLAAN INPUT LIMBAH 1.Adanya penanggung jawab pengelola limbah 2.Ketersediaan fasilitas dan peralatan pengelolaan limbah rumah sakit:padat dan cair Ada SK Direktur peraturan perundang 3.Pengelolaan limbah cair peraturan perundangan PUT 4.Pengelolaan limbah padat 5. Baku mutu limbah cair peraturan perundangan a. BOD <30 mg/l b.cod<80mg/l dctss<30mg/l d.ph 6-9 17. Pelayanan Ambulans dan mobil jenazah 17 Pelayanan ambulans dan mobil jenazah INPUT PUT 1..Ketersediaan pelayanan ambulans dan mobil jenazah 24 jam 2.Penyedia pelayanan ambulans dan mobil jenazah Sopir ambulans terlatih 3.Ketersediaan mobil ambulans dan mobil jenazah 4.Kecepatan memberikan pelayanan ambulans / mobil jenazah di Rumah Sakit 5.Waktu tanggap pelayanan ambulans kepada masyarakat yang membutuhkan 6.Tidak terjadinya kecelakaan ambulans /mobil jenazah yang menyebabkan kecacatan atau kematian 7. Kepuasan pelanggan Mobil ambulans dan mobil jenazah terpisah 30 menit 100% 100% > 80%

14 18.Perawatan jenazah 18 Perawatan Jenazah INPUT 1.Ketersediaan pelayanan pemulasaraan jenazah 2.Ketersediaan fasilitas kamar jenazah 3.Ketersediaan tenaga di instalasi perawatan jenazah 4.Waktu tanggap pelayanan pemulasaraan jenazah 5.Perawatan jenazah sesuai standar universal precaution 6.Tdak terjadinya kesalahan identifikasi jenazah 24 jam kelas rumah sakit Ada SK Direktur 15 menit setelah di kamar jenazah 100% 100% 7.Kepuasan pelanggan > 80% 19. Pelayanan laundry 19 Pelayanan laundry INPUT 1.Ketersediaan pelayanan laundry Tersedia 2.Adanya penanggung jawab pelayanan laundry 3.Ketersediaan fasilitas dan peralatan laundry 4.Ketepatan waktu penyediaan linen untuk ruang rawat inap dan ruang pelayanan Ada SK Direktur Tersedia 100% 5.Ketepatan pengelolaan linen infeksius 100% PUT 6.Ketersediaan linen 2,5-3 set x jumlah TT 7.Ketersediaan linen steril untuk kamar operasi 100% 2 tahun

15 20.Pemeliharaan Sarana Rumah Sakit 20 Pemeliharaan Sarana INPUT 1.Adanya penanggung jawab IPRS SK Direktur rumah sakit 2.Ketersediaan bengkel kerja Tersedia 3.Waktu tanggap kerusakan alat 15 menit >80% 4.Ketepatan waktu pemeliharaan alat sesuai jadwal pemeliharaan 100% 5.Ketepatan waktu kalibrasi 100% PUT 6.Alat ukur dan alat laboratorium yang dikalibrasi tepat waktu 100% 21.Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI) 21 Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI) INPUT 1.Adanya anggota tim PPI yang terlatih > 75% 2.Ketersediaan APD di setiap instalasi/departement > 60% 3. program PPI Ada PUT 4. Pelaksanaan program PPI sesuai 100% rencana 5. Pelaksanaan APD saat melaksanakan tugas 100% 6.Kegiatan pencatatan dan pelaporan nosokomial/healht care associated infection (HAI) di rumah sakit. > 75 % 5 tahun 22.Pelayanan Keamanan 22 Pelayanan keamanan INPUT 1.Petugas keamanan bersertipikat keamanan 100 % 2.Sistem pengamanan 3.Petugas keamanan melakukan keliling rumah sakit Ada Setiap jam 4.Evaluasi terhadap sistem pengamanan Setiap 3 bulan 5.Tidak adanya barang milik pasien, pengunjung, karyawan yang hilang PUT 100% 1tahun 6.Kepuasan pelanggan 90%

16 BAB III PENUTUP Standar pelayanan minimal rumah sakit pada hakekatnya merupakan jenis-jenis pelayanan rumah sakit yang wajib dilaksanakan oleh pemerintah/ pemerintah provinsi/ pemerintah kabupaten/kota dengan standar kinerja yang ditetapkan. Namun demikian mengingat kondisi masing-masing daerah yang terkait dengan sumber daya yang tidak merata maka diperlukan pentahapan dalam pelaksanaan SPM oleh masing-masing. Mengingat SPM sebagai hak konstitusional maka seyogyanya SPM menjadi prioritas dalam perencanaan dan penganggaran daerah Dengan disusunnya Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit diharapkan dapat membantu pelaksanaan penerapan Standar Pelayanan Minimal di rumah sakit. Standar Pelayanan Minimal (SPM) ini dapat dijadikan acuan bagi pengelola rumah sakit dan unsur terkait dalam melaksanakan perencanaan, pembiayaan dan pelaksanaan setiap jenis pelayanan. Hal-hal lain yang belum tercantum dalam Keputusan / Peraturan Standar Pelayanan Minimal ini akan ditetapkan kemudian sesuai dengan ketentuan yang berlaku. BUPATI BADUNG, ttd. ANAK AGUNG GDE AGUNG