Lampiran 1. Pembuatan Larutan Buffer untuk Dialisa Larutan buffer yang digunakan pada proses dialisa adalah larutan buffer Asetat 10 mm ph 5,4 dan

dokumen-dokumen yang mirip
Lampiran 1 Prosedur Rotofor

Lampiran 1 Pembuatan Medium Kultur DMEM Lampiran 2 Pembuatan Larutan PBS Lampiran 3 Prosedur Pewarnaan HE

s - soluble fraction i - insoluble fraction p - post-ni 2+ column

METODE PENELITIAN Waktu dan Tempat Penelitian Alat dan Bahan

III. METODOLOGI PENELITIAN

7. LAMPIRAN. Gambar 19. Kurva Standar Protein

Analisis kadar protein

3 METODE PENELITIAN. 3.1 Bahan Bahan penelitian

LAMPIRAN 1. Pembuatan Reagen Bradford dan Larutan Standar Protein

HASIL. Tabel 1 Perbandingan berat abomasum, fundus, dan mukosa fundus dari domba di atas dan di bawah satu tahun

ANALISIS PROTEIN SPESIFIK TEMBAKAU SRINTHIL. Disusun oleh : Nama : Slamet Haryono NIM :

Lampiran 1. Bahan-bahan yang digunakan untuk pengujian aktivitas enzim (Grossowicz et al., 1950) (a). Reagen A 1. 0,2 M bufer Tris-HCl ph 6,0 12,1 gr

Asam Asetat Glacial = 5,7 ml EDTA 0,5 M ph 8.0 = 10 ml Aquades ditambahkan hingga volume larutan 100 ml

I. Tujuan Menentukan berat molekul protein dengan fraksinasi (NH 4 ) 2 SO 4 Teori Dasar

LAMPIRAN. Lampiran 1. Deskripsi Pembuatan Larutan Stok dan Buffer

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dari empat primer yang

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. digunakan diantaranya N2 cair, alkohol 70 %, yodium tinkture, kapas dan tissue.

3. METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian 3.2. Alat dan Bahan 3.3 Metode Penelitian

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan Pertumbuhan dan Peremajaan Isolat Pengamatan Morfologi Isolat B. thuringiensis

LAMPIRAN. Lampiran 1. Pembuatan Larutan Stok dan Buffer

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei sampai September 2014 di Green

3. METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian 3.2 Alat dan Bahan

LAMPIRAN 1 DATA HASIL PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

20,0 ml, dan H 2 O sampai 100ml. : Tris 9,15 gram; HCl 3ml, dan H 2 O sampai 100ml. : ammonium persulfat dan 0,2 gram H 2 O sampai 100ml.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. selulosa Nata de Cassava terhadap pereaksi asetat anhidrida yaitu 1:4 dan 1:8

CANCER CHEMOPREVENTION RESEARCH CENTER FAKULTAS FARMASI UGM. Dokumen nomor : CCRC Tanggal : 21 Mei 2015 Mengganti nomor : - Tanggal : -

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dilaksanakan pada bulan September Januari 2016 di

BAB III METODE PENELITIAN. Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini, antara lain: waterbath,

BAB III METODE PENELITIAN. Kegiatan penelitian ini dilaksanakan selama 6 bulan, dimulai dari bulan

kimia ASAM-BASA III Tujuan Pembelajaran

DAFTAR PEREAKSI DAN LARUTAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini akan dilakukan pada bulan Mei sampai dengan Agustus 2014, yang

III. METODOLOGI PENELITIAN

HASIL DAN PEMBAHASAN

Lampiran 1 Ekstraksi dan isolasi DNA dengan metode GeneAid

MATERI DAN METODE. Materi

RPMI 1640 medium. Kanamisin 250 µg. Coomassie brilliant blue G-250

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pelaksanaan penelitian ini dilakukan pada bulan Juni 2013 dan

3 Metode Penelitian Alat

3 METODE. Bahan. Alat

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Percobaan yang dilakukan pada penelitian ini yaitu penggunaan amonium

ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA DAFTAR ISI

III. Bahan dan Metode

Lampiran 1 Data Rendemen Pelet Kapang Endofit Xylaria psidii KT30. Berat sampel (pelet) setelah sentrifugase: 0,223 gram

LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA PERCOBAAN KE 2 PEMISAHAN PROTEIN PUTIH TELUR DENGAN FRAKSINASI (NH 4 ) 2 SO 4

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

3 Percobaan. 3.1 Tempat dan Bahan Penelitian. 3.2 Peralatan

Lampiran 1 Prosedur uji aktivitas protease (Walter 1984, modifikasi)

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Bab III Metodologi Penelitian

Nova Nurfauziawati Kelompok 11A V. PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

Lampiran 1. DATA SHEET : RIBAVIRIN (Bertrand 2000 dalam McEvoy 2005)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Laporan Praktikum Isolasi DNA, Teknik PCR dan Elektroforesis Agarose

III. METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. hijau atau tauge. Nata yang dihasilkan kemudian diuji ketebalan, diukur persen

Efisiensi isolat protein metode presipitasi dengan Aseton

MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Materi

BAB 3 METODOLOGI. 3.1 Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan desain studi eksperimental.

Bab III Metodologi Penelitian

M 0,4 0,1 0,2 B 0,1 0,1 0,1 0,1 S 0,3-0,3 0,1 POH = -

bio.unsoed.ac.id METODE PENELITIAN A. Materi, Lokasi, dan Waktu Penelitian 1. Materi Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan April sampai September 2015 dengan

BAB III ALAT, BAHAN, DAN CARA KERJA. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kimia Farmasi Kuantitatif

METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan mulai bulan Februari sampai April 2015 di. Laboratorium Mikrobiologi Klinik RSUP H.Adam Malik Medan.

FAKULTAS BIOLOGI LABORATORIUM GENETIKA & PEMULIAAN INSTRUKSI KERJA UJI

PEMBUATAN REAGEN KIMIA

LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA II KLINIK

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Waktu pelaksanaan penelitian pada bulan Juni 2013.

Beberapa definisi berkaitan dengan elektroforesis

BAB III METODE PENELITIAN

SOAL KIMIA 1 KELAS : XI IPA

INSTRUKSI KERJA ALAT MINI TRANSBLOTTER

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam pembuatan dan analisis kualitas keju cottage digunakan peralatan

MODUL PRAKTIKUM BIOKIMIA PROGRAM STUDI TEKNOLOGI HASIL PERTANIAN JURUSAN TEKNOLOGI PERTANIAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA

Lampiran 1 Analisis fitokimia

BAB III METODE PENELITIAN

Larutan penyangga dapat terbentuk dari campuran asam lemah dan basa

BAB III METODE PENELITIAN

MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Materi Prosedur Karakterisasi Isolat L. plantarum dan Bakteri Indikator

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan berdasarkan bagan alir yang ditunjukkan pada gambar 3.1

Lampiran 1 Metode pengujian aktivitas protease (Walter 1984)

Penambahan oleh sedikit asam-kuat (H + ) menyebabkan kesetimbangan. CH 3 COOH(aq) CH 3 COO - (aq) + H + (aq) (9.1) asam lemah

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. waterbath, set alat sentrifugase, set alat Kjedalh, AAS, oven dan autoklap, ph

Metode Penelitian. III.2.1 Sampel

BAB III METODE PENELITIAN. Alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Kimia/Biokimia Hasil Pertanian dan

METODE PENELITIAN Waktu dan Tempat Penelitian Alat dan Bahan Prosedur Penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Alur penelitian ini seperti ditunjukkan pada diagram alir di bawah ini:

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA MENENTUKAN KONSENTRASI LARUTAN H 2 SO 4 DAN KONSENTRASI LARUTAN CH 3 COOH DENGAN TITRASI ASAM BASA (ASIDI-ALKALIMETRI)

PRAKTIKUM ISOLASI DNA DAN TEKNIK PCR

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental dengan 7 sampel dari 7

Transkripsi:

39 Lampiran 1. Pembuatan Larutan Buffer untuk Dialisa Larutan buffer yang digunakan pada proses dialisa adalah larutan buffer Asetat 10 mm ph 5,4 dan buffer Asetat 20 mm ph 5,4. Larutan buffer asetat 10 mm ph 5,4 sebanyak 200 ml dibuat dengan mencampur 171 ml larutan natrium asetat (CH 3 COONa) 10 mm dengan 29 ml larutan asam asetat (CH 3 COOH) 10 mm. Setelah homogen, ph nya diukur dengan ph meter. Larutan natrium asetat 10 mm dibuat dengan melarutkan 1,361 g CH 3 COONa.3H 2 O dalam 1000 ml aquades. Sementara larutan asam asetat 10 mm dibuat dengan mencampur 0,057 ml larutan asam asetat glacial dalam 800 ml aquades, dihomogenkan dan ditambah aquades hingga volumenya 1000 ml. Larutan buffer asetat 20 mm ph 5,4 sebanyak 200 ml dibuat dengan mencampur 171 ml larutan natrium asetat (CH 3 COONa) 20 mm dengan 29 ml larutan asam asetat (CH 3 COOH) 20 mm. Setelah homogen, ph nya diukur dengan ph meter. Larutan natrium asetat 10 mm dibuat dengan melarutkan 2,722 g CH 3 COONa.3H 2 O dalam 1000 ml aquades. Sementara larutan asam asetat 10 mm dibuat dengan mencampur 0,114 ml larutan asam asetat glacial dalam 800 ml aquades, dihomogenkan dan ditambah aquades hingga volumenya 1000 ml.

40 Lampira 2. Pemekatan yang Terjadi selama Presipitasi Garam dan Dialisa Tahapan Pemurnian Volume Konsentrasi mukosa abomasum Konsentrasi untuk uji koagulasi Rennet ekstrak kasar 45 ml 50% b/v 4% v/v (0,4 ml dalam 9,6 ml susu) Presipitasi garam Endapan - Penambahan buffer 4 ml - Hasil dialisa 7 ml 321,43% b/v 1% v/v (0,01 ml dalam 9,99 ml susu) Peningkatan konsentrasi Penurunan volume rennet dari 45 ml ekstrak kasar hingga menjadi 7 ml hasil dialisa mengindikasikan adanya pemekatan dari konsentrasi 50% b/v hingga menjadi 321,43% b/v. Konsentrasi untuk uji koagulasi Ekstrak kasar = 4% (v/v) = 0,4 ml dalam 9,6 ml susu Mukosa Abomasum dalam 0,4 ml ekstrak kasar = 50 100 0,4 ml = 0,2 g Volume hasil dialisa yang seharusnya digunakan dalam uji dialisa untuk mendapatkan konsentrasi mukosa abomasum yang sama (y) : Mukosa abomasum = 321,43 100 y = 0,2 g y = 0,06 ml (dalam 9,94 ml susu) Konsentrasi hasil dialisa yang seharusnya digunakan dalam uji koagulasi = 0,6% (v/v) (namun pada metode penelitian digunakan 1% (v/v))

41 Lampiran 3. Persiapan Running SDS-PAGE Pembuatan larutan buffer Larutan buffer yang digunakan dalam proses elektroforesis adalah tris HCl 1,5 M ph 8,8, tris HCl 0,5 M ph 6,8, dan running buffer. Tris HCl 1,5 M ph 8,8 dibuat dengan mencampur tris base 54,45 gr dan aquades 150 ml. Setelah homogen, ph-nya diatur hingga mencapai 8,8 dengan penambahan NaOH atau HCl dan selanjutnya ditambah aquades sampai volumenya 300 ml. Tris HCl 0,5 M ph 6,8 dibuat dengan campuran tris base sebanyak 6 gr, dan aquades 60 ml yang jika telah homogen, maka ph-nya diatur hingga mencapai 6,8 dengan penambahan NaOH atau HCl. Kemudian aquades ditambahkan sampai volumenya 100 ml. Langkah pertama yang dilakukan untuk pembuatan running buffer adalah pembuatan stock buffer. Stock buffer dibuat dengan campuran tris base 1,5 gr; glycine 7,2 gr; dan SDS 0,5 gr. Setelah itu, campuran dihomogenkan dan untuk membuat running buffer 1x yang siap dipakai, maka 100 ml stock buffer ditambah dengan 400 ml aquades. Larutan tersebut kemudian diatur ph-nya dengan menambah NaOH atau HCl sampai ph mencapai 8,3. Pembuatan Gel Elektroforesis Gel untuk elektroforesis terdiri dari dua yaitu separating gel dan stacking gel. Separating gel dibuat dengan mencampurkan 4 ml bisakrilamid, 3,35 ml aquades, 2,5 ml tris HCl ph 8,6, 0,1 ml SDS 10%, 5 µl TEMED, dan 50 µl ammonium persulfat 10%. Semua bahan tersebut dihomogenkan dalam gelas ukur, kemudian dimasukkan sedikit demi sedikit ke dalam lempeng kaca pembentuk gel sampai memenuhi tiga perempat lempeng kaca tersebut. Separating gel dibuat terlebih dahulu, kemudian stacking gel. Setelah separating gel mulai memadat, stacking gel dimasukkan dan sisir tempat memasukkan sampel dipasang kemudian biarkan beberapa lama hingga gel memadat. Stacking gel dibuat dengan campuran 0,65 ml bisacrilamide, 3,05 ml aquades, 1,25 ml tris HCl ph 6,8, 50 µl SDS 10%, 5 µl TEMED, dan 25 µl ammonium persulphate 10%. Apabila gel telah memadat, maka sisir dilepas dan lempeng kaca dimasukkan ke dalam chamber alat elektroforesis

42 Proses Running SDS-PAGE Chamber yang telah dipasang lempeng kaca diisi dengan running buffer 1X sampai kira-kira bagian bawah gel terendam minimal setinggi 1 cm. Bagian atas chamber juga diisi dengan running buffer 1X. Setelah itu, sampel dimasukkan dalam masing-masing sumur gel. Sumur pertama gel diisi dengan marka protein yang memiliki berat molekul (BM) standar. Sampel tersebut terdiri dari 6 µl Laemmli sample dan 12 µl supernatan. Chamber ditutup dan kabel dipasang. Kemudian alat diatur dengan kuat arus listrik 25 ma dan tegangan sebesar 135 V, serta waktu 300 menit. Setelah selesai, gel dilepas dari lempeng kaca secara perlahan agar tidak rusak dan gel diwarnai dengan pewarnaan silver. Pewarnaan silver untuk SDS-PAGE Larutan pewarna harus dibuat segar tidak lebih dari 24 jam agar memberikan hasil terbaik. Proses pewarnaan meliputi tahapan sebagai berikut: a. Proses fiksasi dilakukan selama 30 menit. Larutan fiksasi dibuat dengan mencampurkan 100 ml etanol absolute dengan 25 ml asam asetat glasial, lalu ditambah aquades hingga volume mencapai 250 ml. b. Proses sensitisasi dilakukan selama 30 menit sambil digoyangkan secara perlahan-lahan. Cara membuat larutan ini adalah mencampur 75 ml etanol absolute dengan 1,25 ml glutardialdehid, 10 ml sodium tiosulfat, dan 10 ml sodium asetat, lalu ditambah aquades hingga volume mencapai 250 ml. c. Gel dicuci dengan aquades selama 5 menit dengan 3 kali pengulangan. d. Proses pewarnaan dilakukan selama 20 menit sambil menggoyangkan wadahnya secara perlahan-lahan. Pembuatannya adalah mencampur 25 ml larutan silver nitrat dengan 0,1 ml formaldehid, lalu aquades ditambahkan hingga volume mencapai 250 ml. e. Gel dicuci kembali dengan aquades selama 1 menit sebanyak 2 kali pengulangan. f. Proses developing dilakukan selama 2 menit, hingga larutan developing tampak berwarna coklat. Proses ini menggunakan campuran sodium karbonat dengan 0,05 ml formaldehid, lalu ditambah dengan aquades

43 hingga volume mencapai 250 ml. Campuran dikocok secara perlahan hingga bening. g. Proses stopping selama 10 menit menggunakan EDTA-Na 2.2H 2 O (3.65 g) ditambah dengan aquades hingga volume mencapai 250 ml. h. Proses terakhir gel dicuci dengan aquades selama 5 menit dengan 3 kali pengulangan.