APLIKASI METODA QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT UNTUK PERANCANGAN DONGKRAK DINAMIS MENGANTISIPASI KEBOCORAN BAN SEPEDA MOTOR Sritomo W. Soebroto, Moch. Suef, dan Widodo Prasetyo Laboratorium Ergonomi dan Sistem Manufaktur Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknologi Industri Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya; Ph/Fax : (031) 5939361, 5939362 Abstrak Sepeda motor merupakan fasilitas transportasi umum yang telah menjadi kebutuhan sehari-hari dalam kehidupan masyarakat. Problematika utama yang sering dijumpai oleh para pengendara sepeda motor adalah disaat terjadi kebocoran pada ban yang menyebabkan perjalanan menjadi terganggu/terhambat. Studi yang dilakukan bertujuan untuk menghasilkan sebuah rancangan produk yang dapat mengantisipasi dan memberikan solusi terhadap permasalahan tersebut. Rancangan produk --- yang selanjutnya dinamakan dongkrak dinamis --- merupakan integrasi dari produk dongkrak yang memiliki fungsi untuk mengangkat beban dan roda yang memungkinkannya untuk bisa bergerak menggelinding secara dinamis. Untuk mengembangkan parameterparameter teknis yang diperlukan dalam langkah perancangan; terlebih dahulu dilakukan penetapan atribut-atribut kebutuhan yang menjadi ukuran tingkat kepuasan dari pengguna (konsumen). Dalam hal ini metode Quality Function Deployment (QFD) dirasakan cukup efektif diaplikasikan untuk kepentingan perancangan. Berdasarkan parameter/respons teknis yang berhasil dikembangkan; selanjutnya direalisasikan dalam bentuk prototipe sederhana agar bisa dilakukan uji coba terhadap fungsi maupun kinerja rancangan produk. Rancangan dan prototipe dibuat sekaligus untuk mengantisipasi kebocoran ban sepeda motor baik bagian depan maupun bagian belakang. Kata kunci : Perancangan dan Pengembangan Produk, Metode Quality Function Deployment (QFD), Prototype. Dongkrak Dinamis, 1. Pendahuluan Ban bocor adalah sebuah permasalahan yang acapkali dihadapi oleh pengguna sepeda motor dan kapan terjadinya dan di lokasi mana kejadian tersebut muncul tidak dapat diprediksikan secara pasti. Permasalahan akan terasa serius apabila sang pengendara berada dalam kondisi dikejar waktu, sedangkan lokasi kejadian jauh dari tukang tambal ban. Berbeda halnya dengan kendaraan motor beroda empat, sepeda motor dirancang dengan tidak memiliki atau membawa ban cadangan. Menjawab problematik umum tersebut diatas, sebuah solusi akan ditawarkan dengan membuat sebuah rancangan berupa produk dongkrak dinamis. Fungsi utama dari produk dongkrak dinamis ini adalah mengangkat ban roda yang bocor untuk sementara dan bisa tetap
terus menggelinding menggantikan fungsi roda sampai ketemu lokasi tukang tambal ban. Perancangan produk dongkrak dinamis akan lebih menekankan pada aspek rancangan teknis (engineering design) dimana fungsi kerja dari produk lebih diutamakan; tanpa mengabaikan signifikansi aspek rancangan industrial (industrial design). 2. Metodologi Penelitian Tahap pertama dari penelitian ini adalah tahap identifikasi masalah dimana pada tahap ini permasalahan yang timbul dari obyek akan diteliti dan hasil, tujuan serta manfaat dari penelitian akan diprediksikan. Kemudian dilanjutkan dengan studi literatur dan studi lapangan untuk mendapatkan data dan informasi yang relevan. Tahap kedua adalah tahap pengumpulan data dan informasi yang meliputi data dimensi kendaraan (sepeda motor), data data beban yang akan diterima/ditanggung, data harga material. Selanjutnya dirancang sebuah kuisioner untuk mengukur kepentingan ataupun kepuasan konsumen yang akan dipakai sebagai rujukan tentang kriteria desain yang diharapkan. Kemudian diteruskan dengan langkah pengolahan data dimana dalam hal ini dilakukan uji kecukupan dan uji validasi dari masing-masing atribut dari kuisioner yang nantinya akan digunakan untuk penetapan kriteria desain. Tahap ketiga adalah tahap analisa dan interpretasi data, dimana dalam tahap ini dilakukan analisa yang terkait dengan atribut rancangan yang dibuat berdasarkan kepentingan/kepuasan konsumen. Langkah ini merupakan langkah awal dari aplikasi metoda QFD (Quality Function Deployment) yang umum digunakan dalam proses perancangan produk yang berlandaskan atribut-atribut yang memberikan kepuasan konsumen. Penentuan prioritas rancangan berdasarkan data atribut yang oleh konsumen dianggap signifikan, penentuan parameter teknis (engineering parameters) untuk rancangan yang akan dibuat seperti dimensi dari komponen dongkrak, material yang digunakan, dan lain sebagainya dilakukan berdasarkan metode QFD tersebut. Tahap keempat perancangan adalah merealisasikan rancangan produk dongkrak dinamis sesuai dengan parameter-parameter teknis (engineering parameters) dalam bentuk gambar kerja dan prototipe agar bisa dilakukan uji coba untuk mengevaluasi seberapa jauh rancangan tersebut bisa menghasilkan fungi dan kinerja produk seperti yang diharapkan. 2
3. Pengumpulan, Pengolahan dan Analisa Data Berdasarkan kuestioner yang telah disebarkan ke sekitar 50 responden pengguna sepeda motor, 89% diantaranya sering/pernah mengalami problematika serius dengan kebocoran ban. Dari gambar 1 sekitar 85% diantara responden memandang sangat penting (26%) dan penting (59%) mengharapkan adanya rancangan produk yang mampu memberikan solusi terhadap permasalahan yang mereka hadapi. 26% 0% 9% 6% Sangat tidak penting Tidak penting Rata-rata Penting sangat penting 59% Gambar 1. Prosentase Responden yang Menghendaki Rancangan Produk Dibuat Dari kuestioner kemudian diperoleh atribut-atribut yang menjadi harapan responden (konsumen) yang nantinya akan dijadikan bahan pertimbangan dalam proses perancangan, seperti ditunjukkan dalam tabel dan gambar berikut ini : Tabel 1. Atribut Harapan Konsumen dan Prioritas (Faktor Bobot) No Atribut-Atribut Harapan Bobot 1 Harga Produk 2 2 Estetika Rancangan 3 3 Kepraktisan Penggunaan 1 4 Tahan Lama (Reliabilitas) 4 Berdasarkan atribut-atribut yang merupakan suara dan harapan responden (the voice of customers) maka langkah selanjutnya adalah membuat rumah kualitas (House of Quality), dengan terlebih dahulu menjabarkan atribut-atribut harapan tadi menjadi parameter-parameter teknis yang nantinya merupakan inti rancangan produk yang akan dibuat. Penetapan respons teknis tersebut dapat ditunjukkan dalam tabel 2 berikut ini : 3
10 cm 25x15x 10 cm 3 mm 1 cm 1 gr/cm 1 baut, Ø 2 cm Gunakan besi tuang sebagai material komponen penyusun Menentukan roda penggerak dengan diameter terkecil Menentukan body dongkrak dengan ukuran Minumum Mengunakan pelat besi dengan tebal ukuran minimum Memilih poros dengan diameter minimum Memilih besi tua dengan massa jenis minimum Material harus sesuai dengan Sy & Ssy sesuai perhitungan Desain Knock down bagian atas dan bawah hanya diberikan jumlah baut minimum dan diameter minimum Tinggi ulir pengangkat harus = 35 cm Memberikan pengunci dan penyimpan dongkrak pada bagian garpu sepeda motor Ranking Customer Importance Sales Point Raw Weight Normalized Raw Weight Cumulative Tabel 2. Respon Teknis (Technical Parameters) Technical Response (Level 1) (Level 2) (Level 3) Desain Dongkrak Dinamis Memilih material yang murah ( terjangkau ) Menentukan dimensi komponen sekecil mungkin Memilih material yang ringan Memilih material yang memenuhi aspek kekuatan Memberikan bongkar pasang kemudahan Menyesuaikan tinggi angkatan dongkrak dengan sepeda motor Memberikan penyimpanan kemudahan Gunakan besi tuang sebagai material komponen penyusun Memilih roda pengggerak dengan ukuran 10 cm Menentukan body dongkrak dengan ukuran 25x15x10 cm Mengunakan pelat besi dengan ukuran tebal 3 mm Memilih poros dengan diameter 1 cm Memilih besi tuang dengan massa jenis 1 gram/cm Material harus sesuai Sy dan Ssy sesuai dengan perhitungan desain Knock down bagian atas dan bawah hanya diberikan 1 baut dengan diameter 2 cm Tinggi ulir pengangkat harus = 35 cm Memberikan pengunci dan penyimpan dongkrak pada bagian garpu sepeda motor Setelah respon teknis mampu di-deploy, maka dari sini dapat dibuat House Of Quality seperti ditunjuk kan dalam gambar berikut ini : Desain Dongkrak Dinamis Planning Matrix Desain Harga dongkrak 1 4.572 1.5 6.858 0.2903 0.2903 Dongkrak Estetika (keindahan) 4 3.829 1.2 4.5948 0.1945 0.4848 Dinamis Kepraktisan 2 4.571 1.5 6.8565 0.2902 0.775 Tahan lama 3 4.429 1.2 5.3148 0.225 1 Contribution 3.29 3.20 3.48 4.07 2.61 3.48 2.02 2.81 2.04 3.20 Normalized Contribution 0.11 0.11 0.12 0.13 0.09 0.12 0.07 0.09 0.07 0.11 Gambar 2. House Of Quality Rancangan Produk Dongkrak Dinamis 4
Setelah House of Quality dibuat maka dari sini juga kita dapat menentukan kontribusi respon teknis untuk mendapatkan kriteria desain sebagai berikut : Tabel 3. Kontribusi Respon Teknis dalam Perancangan Respon Teknis Kontribusi Gunakan besi tuang sebagai material komponen penyusun 3.29 Menentukan roda penggerak dengan diameter terkecil 3.20 Menentukan body dongkrak dengan ukuran Minumum 3.48 Mengunakan pelat besi dengan tebal ukuran minimum 4.07 Memilih poros dengan diameter minimum 2.61 Memilih besi tuang dengan massa jenis minimum 3.48 Material harus sesuai dengan Sy & Ssy sesuai perhitungan Desain 2.02 Knock down bagian atas dan bawah hanya diberikan jumlah baut minimum dan diameter minimum 2.81 Tinggi ulir pengangkat harus = 35 cm 2.04 Memberikan pengunci dan penyimpan dongkrak pada bagian garpu sepeda motor 3.20 Berdasarkan kontribusi respon teknis tersebut, kemudian dapat disusun kriteria perancangan yang sesuai dengan skala prioritas seperti yang ditunjukkan dalam tabel 4 berikut ini : Tabel 4. Prioritas Respon Teknis dalam Perancangan Respon Teknis Prioritas Mengunakan pelat besi dengan tebal ukuran minimum 1 Menentukan body dongkrak dengan ukuran Minumum 2 Memilih besi tuang dengan massa jenis minimum 3 Gunakan besi tuang sebagai material komponen penyusun 4 Menentukan roda penggerak dengan diameter terkecil 5 Memberikan pengunci dan penyimpan dongkrak pada bagian garpu sepeda motor 6 Knock down bagian atas dan bawah hanya diberikan jumlah baut minimum dan diameter minimum 7 Memilih poros dengan diameter minimum 8 Tinggi ulir pengangkat harus = 35 cm 9 Material harus sesuai dengan Sy & Ssy sesuai perhitungan Desain 10 5
4. Perancangan/Desain Produk Desain dari produk dongkrak dinamis yang dibuat terdiri atas 4 (empat) komponen, sebagai berikut : A F E B D C Gambar 3. Komponen # 1 - Dongkrak Dinamis Keterangan : A = Roda gigi dengan jumlah gigi 17 D = Roda gigi dengan jumlah gigi 12 B = Penghandel poros E = Perekat pada arm sepeda motor C = Poros gear F = Mur pengunci Berat komponen diperkirakan ± 1000 gram B A Gambar 4. Komponen # 2 - Dongkrak Dinamis Keterangan : A = Pipa penyangga B = Perekat pada arm sepeda motor Berat komponen diperkirakan ± 300 gram 6
D E A B C Gambar 5. Komponen # 3 - Dongkrak Dinamis Keterangan : A = Roda dengan diameter 5 cm B = Roda gigi dengan diameter 17 C = Perekat antar komponen Berat komponen diperkirakan ± 4000 gram D = Body dongkrak E = Pengunci pada ban depan B A Gambar 6. Komponen # 4 - Dongkrak Dinamis Keterangan : A = Penyangga B = Perekat antar komponen Berat komponen diperkirakan ± 1000 gram 7
17 cm 5 cm 18 cm 6 cm 5 cm 16 cm Gambar 7. Rancangan Dongkrak Dinamis (Tampak Depan dan Samping) Rekomendasi Faktor Keselamatan (Safety Factor) Dongkrak dinamis ini digunakan dalam kondisi tidak normal dan bersifat darurat (sementara). Oleh karena itu perlu diperhatikan betul faktor keselamatan pada saat fasilitas (dongkrak dinamis) tersebut digunakan. Faktor keselamatan ini dikaitkan dengan batasan-batasan penggunaan, antara lain sebagai berikut : 1. Batas kecepatan tangensial atau kecepatan normal dari sepeda motor sewaktu menggunakan dongkrak adalah ± 15 km/jam, hal ini dikarenakan kurang stabilnya pergerakan kendaraan apabila disertai dongkrak dinamis. 2. Dongkrak tersebut tidak boleh digunakan pada lokasi dan kondisi jalan yang tidak datar, misal di pegunungan. Hal ini dikarenakan sulitnya dilakukan pengereman apabila kendaraan bergerak menurun dan akan naiknya torsi kendaraan apabila kendaraan bergerak naik. 3. Dongkrak dinamis ini hanya diperbolehkan untuk dimuati beban maksimal 150 kg. Dan akan lebih baik kalau tidak digunakan berboncengan. Hal ini dikarenakan cenderung kurang stabilnya kendaraan pada saat dongkrak dinamis digunakan dengan muatan beban yang berat. 4. Dongkrak dinamis ini tidak dapat melewati medan yang terlalu ekstrim misalnya melewati jalan yang rusak atau bergelombang. 8
5. Pembuatan Protipe dan Pengujian (Test) Berdasarkan perencanaan yang telah dibuat maka dibuat prototipe untuk mewujudkan secara kongkrit rancangan produk dongkrak dinamis. Pembuatan prototipe akan bisa memberikan kesempatan untuk melakukan pengujian (testing) seberapa jauh rancangan produk mampu memberikan fungsi yang diharapkan. Berikut gambargambar yang menunjukkan realisasi dari rancangan produk dongkrak dinamis pada saat dilakukan uji coba fungsionalnya. Gambar 8. Pemasangan Dongkrak Dinamis pada Sepeda Motor (Ban Belakang ) Gambar 9. Pemasangan Dongkrak Dinamis pada Sepeda Motor (Ban Depan ) 6. Kesimpulan Berdasarkan penelitian/perancangan yang telah dilakukan terdapat beberapa kesimpulan, saran maupun rekomendasi yang dapat diambil, sebagai berikut : Desain dongkrak dinamis yang dibuat kurang terasa kurang efektif karena dibuat tidak dalam satu kesatuan yang terintegrasi dengan desain dari sepeda motor yang sudah ada. Hal tersebut bisa dipahami benar, karena pemanfaatan dongkrak 9
dinamis hanya bersifat sementara dan dalam kondisi operasional yang tidak berlangsung secara normal. Kendala paling utama adalah apakah dongkrak dinamis tersebut harus dipasang permanen (khususnya untuk kemungkinan ban belakang sepeda motor yang mengalami kebocoran); ataukah hanya disaat diperlukan saja. Problematika yang dihadapi adalah dimana dongkrak dinamis tersebut harus disimpan atau ditempatkan di sepeda motornya. Jika dongkrak dinamis benar-benar akan diproduksi, maka produsen sepeda motor harus sekaligus membuat dongkrak dinamis ini sebagai bagian (komponen) yang tidak terpisahkan (kompatibel) dengan rancangan sepeda motornya. Perlu ada penelitian lebih lanjut khususnya yang terkait dengan penggunaan jenis material yang tidak hanya kuat dari aspek persyaratan teknisnya, akan tetapi juga bisa dipilih alternatif material yang lebih ringan agar supaya produk dongkrak dinamis tersebut lebih mudah untuk dibawa kemana-mana (portable). Penelitian yang telah dilakukan berupa perancangan dongkrak dinamis lebih menekankan pada aspek teknisnya semata. Dalam skala ekonomisnya, perlu ada kajian lebih mendalam terutama dari sisi benefits-costs ratio atau aspek kemanfaatan yang bisa diperoleh dari penggunaan produk tersebut dibandingkan dengan aspek biaya (ekonomis) yang harus dikeluarkan untuk tindakan yang lebih bersifat sekedar antisipatif. Jangan sampai penambahan komponen dongkrak dinamis pada produk sepeda motor justru akan mengakibatkan biaya (harga) jual menjadi lebih mahal. 7. Daftar Pustaka Cohen, Lou. (1995). Quality Function Deployment : How to Make QFD Work for You. Massachusetts : Addison-Wesley Publising Company. Deutsman, D. Aaron and Michels, J. Walter (1975). Machine Design. New York : Macmillan Publishing Co. Inc. McCormick, E.J. & Sanders, M.S. (1987). Human Factors in Engineering and Design. New York : McGraw-Hill Book Company. Stolk, C. (1986). Elemen Konstruksi dari Bangunan Mesin. 2nd Edition. Jakarta : Penerbit Erlangga. 10
Ulrich, K. T. & Eppinger, Steven D. (2001). Product Design and Development. New York: McGraw-Hill Book Inc. Widodo Prasetyo (2003). Perancangan Produk Dongkrak Dinamis Kendaraan Roda Dua (Sepeda Motor) untuk Mengantisipasi Problem Ban Bocor (Flat Tire). Tugas Sarjana (S1) Mahasiswa Teknik Industri Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya. Wignjosoebroto, Sritomo (2003). Ergonomi, Study Gerak dan Waktu. Jakarta : PT. Gunawidya. 11