Pengembangan Sistem Pemantauan Produksi Melalui Model Produk

dokumen-dokumen yang mirip
Lab. Teknik Industri Lanjut LEMBAGA PENGEMBANGAN TEKNOLOGI. p j UNIVERSITAS GUNADARMA

SIKLUS PRODUKSI. Tiga fungsi SIA dasar dalam siklus produksi, yaitu:

Perencanaan Kebutuhan Material (MRP)

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH. Adapun urutan langkah-langkah dalam melakukan penelitian ini adalah sebagai

BAB I PENDAHULUAN. strategi dan meningkatkan keunggulan kompetitif (competitive advantage). Cara

ANALISA PROSES BISNIS

Introduction to. Chapter 9. Production Management. MultiMedia by Stephen M. Peters South-Western College Publishing


BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam kegiatan industri khususnya industri otomotif, ujung tombak yang

BAB III PROSES PERAKITAN KOMPRESOR SHARK L.1/2 HP. mesin dan metode. Sistem manufaktur terbagi menjadi 2, yaitu :

Perbaikan Tata Letak Fasilitas dengan Mempertimbangkan Keseimbangan Lintasan (Studi Kasus)

ERP (Enterprise Resource Planning) Pertemuan 7

Week 11 SIA SIKLUS PRODUKSI. Awalludiyah Ambarwati

BAB 1 PENDAHULUAN. selalu berusaha meningkatkan daya saingnya melalui peningkatan. efisiensi, kualitas dan produktivitas perusahaannya dalam rangka

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

ERP (Enterprise Resource Planning) Pertemuan 2

MRP. Master Production. Bill of. Lead. Inventory. planning programs. Purchasing MODUL 11 JIT DAN MRP

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pemodelan Proses Bisnis bagian Produksi di PT Gramasurya

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG MASALAH

DAFTAR ISI. repository.unisba.ac.id

Perencanaan Produksi SAP ERP

PENERAPAN CASE-BASED REASONING DAN REINFORCEMENT LEARNING PADA JOB SHOP SCHEDULING DENGAN SISTEM MULTIAGENT


BAB 2 LANDASAN TEORI

V. Hasil 3.1 Proses yang sedang Berjalan

PERANCANGAN PROSES 81

K E L O M P O K S O Y A : I N D A N A S A R A M I T A R A C H M A N

Addr : : Contact No :

BAB II LANDASAN TEORI

MATERIAL REQUIREMENT PLANNING (MRP)

BAB I PENDAHULUAN. nasional yang bergerak dibidang industri manufaktur pengelolaan susu Ultra High

BAB III KERANGKA PEMECAHAN MASALAH

ENGINEERING MASTER 1. MASTER/WORK ORDER 2. MENGENALI MASTER/WORK ORDER 3. JUMLAH MASTER/WORK ORDER 4. BIAYA MASTER/WORK ORDER

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

Program Studi Teknik Industri, Fakultas Rekayasa Industri, Telkom University 1

DAFTAR ISI. BAB 1 PENDAHLUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Identifikasi dan Perumusan Masalah Ruang Lingkup Tujuan dan Manfaat.

enterprise resource planning, penjualan, produksi, work order, otomatisasi

PERENCANAAN PRODUKSI F I T H R O T I N M A U L I D I Y A H A L F A I D A H

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

JURNAL PENGUKURAN WAKTU KERJA : JURUSAN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS ANDALAS

BAB 3 DATA UNTUK PENJADWALAN JOB SHOP

PENGEMBANGAN MODEL PENJADWALAN MENGGUNAKAN TEKNIK SISIPAN (INSERTION TECHNIQUE)

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB I PENDAHULUAN. Sumber : PT. Dirgantara Indonesia (Persero) Departemen Machining, 2014

BAB 2 LANDASAN TEORI

ENTERPRISE RESOURCE PLANNING

BAB 2 LANDASAN TEORI

CONTOH OPC DAN FPC. Peta Proses Operasi (Operation Process Chart) TUGAS PENGANTAR TEKNIK INDUSTRI AYU DINI R

BAB 2 LANDASAN TEORI

Early Jika finish date work order jatuh sebelum want date.

ENTERPRISE RESOURCE PLANNING

Pengantar Sistem Produksi Lanjut. BY Mohammad Okki Hardian Reedit Nurjannah

ANALISIS FLEXIBLE ASSEMBLY LINE DENGAN MELAKUKAN VIRTUAL PROTOTYPING

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

I. BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah


PENGANTAR PROSES MANUFAKTUR

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam perkembangannya, tantangan utama bagi setiap perusahaan adalah

BAB 3 LANDASAN TEORI

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS)

Minggu 11: Perencanaan Kegiatan Produksi

KESEIMBANGAN LINI PRODUKSI PADA PT PAI

B A B 5. Ir.Bb.INDRAYADI,M.T. JUR TEK INDUSTRI FT UB MALANG 1

Systematic Layout Planning

PERANCANGAN SISTEM INFORMASI PENJUALAN BUKU PADA PD. KENCANA

PERENCANAAN & PENGENDALIAN OPERASI

BAB II LANDASAN TEORI. 1. Pengertian Sistem Informasi Akuntansi. Sistem informasi akuntansi diperlukan oleh pihak manajemen

SISTEM INFORMASI AKUNTANSI

LAPORAN PENULISAN TUGAS METODE PENELITIAN

BAB 1. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. sempurna karena adanya kebutuhan project baru yang belum pasti, sehingga layout

Desain dan Pengembangan Produk Sepeda Motor Roda Tiga dengan Basis Produksi IKM

BAB V HASIL DAN ANALISIS

Nama : Dandi Yudha Aditya NPM : Jurusan : Teknik Industri Pembimbing : Dr. Ir. Dian Kemala Putri, MT

Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Tuntutan Sistem Produksi Maju

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan sangat cepat di segala bidang. Persaingan yang semakin ketat mengharuskan

BAB II LANDASAN TEORI

MANAJEMEN PRODUKSI Dalam AGRIBISNIS

KEWIRAUSAHAAN III. Power Point ini membahas mata kuliah Kewirausahaan III. Endang Duparman. Modul ke: Arissetyanto. Fakultas SISTIM INFORMASI

BAB I PENDAHULUAN 2.6. Latar Belakang Masalah

SYSTEMATIC LAYOUT PLANNING (SLP) PERTEMUAN #3 TKT TAUFIQUR RACHMAN PERANCANGAN TATA LETAK FASILITAS

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. yang dikelolah, maka tidak sedikit instansi maupun badan usaha yang ada

BAB 2 STUDI LITERATUR. Tanggungjawab seorang pemimpin perusahaan adalah mengatur seluruh

BAB I PENDAHULUAN. Laporan Tugas Akhir Latar Belakang Masalah. Pada produksi yang mempunyai tipe produksi massal, yang melibatkan

PERANCANGAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI SIKLUS PENDAPATAN PADA PT. ARTHA JAYA GRAPRINT DENGAN PENDEKATAN UNIFIED PROCESS BERORIENTASI OBJEK

Supply Chain Management. Tita Talitha,MT

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI

INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG

BAB 1 PENDAHULUAN. atau tidak maka dibutuhkan suatu kelayakan proyek. diukur dengan mempertimbangkan untung dan ruginya suatu investasi.

Created by : 1

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

Perencanaan & Pengendalian Produksi (Production Planning and Control)

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

ANALISIS PENINGKATAN WAKTU PELAYANAN PRODUKSI KENDARAAN BERMOTOR RODA DUA PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR

BAB IV GLOBAL PURCHASE ORDER

BAB 2 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

Transkripsi:

Pengembangan Sistem Pemantauan Produksi Melalui Produk Sri Raharno 1, Yatna Yuwana M. 2, Indra Nurhadi 3 Program Studi Teknik Mesin Fakultas Teknik Mesin dan Dirgantara Institut Teknologi Bandung Jln. Ganesha no. 10, Bandung E-mail: 1) harnos@tekprod.ms.itb.ac.id, 2) yatna@tekprod.ms.itb.ac.id, 3) nurhadi@bdg.centrin.net.id bstrak Dalam berproduksi, agar proses produksi di shop-floor dapat berjalan dengan baik diperlukan proses pengendalian. Pada dasarnya dalam pengendalian produksi agar proses produksi dapat berlangsung secara efisien dibutuhkan informasi produksi yang bersifat kompleks dan rinci. Salah satu informasi yang dibutuhkan tersebut adalah kondisi dinamik yang terjadi di shop-floor. gar informasi tentang kondisi dinamik di shop-floor dapat diketahui, diperlukan sistem pemantauan produksi. Bila sistem ini tidak ada atau tidak berjalan dengan baik maka sebagai akibatnya adalah ketiadaan atau kekurangan informasi yang dibutuhkan untuk mengendalikan produksi. Ketidaklengkapan informasi ini selanjutnya akan menyebabkan keputusan yang cocok untuk mengendalikan produksi secara efisien akan sulit dihasilkan. Pada sisi yang lain banyak perusahaan manufaktur yang telah menerapkan sistem ERP (Enterprise Resource Planning) sebagai tulang punggung untuk mengelola informasi produksi. kan tetapi sistem ini ternyata lebih sesuai bila digunakan pada tingkat manajemen perusahaan dari pada digunakan pada tingkat pengendalian produksi. Pada makalah ini akan diuraikan salah cara untuk mengembangkan sistem pemantauan produksi, yaitu melalui model produk. Sistem pemantauan yang dikembangkan adalah untuk memantau operasi yang sedang dilakukan di shop-floor. produk yang dikembangkan adalah untuk memodelkan produk multi-varian kendaraan niaga. Secara umum metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah pengembangan model produk dan model lain yang terkait dengan menggunakan pendekatan pemodelan berorientasi objek. Pada penelitian ini terdapat dua macam model dari produk, yaitu model pustaka produk dan model produk. pustaka produk merupakan model dari produk yang mempunyai data yang bersifat relatif statik dan menjadi acuan dari model produk. Sedangkan model produk merupakan model dari produk yang mempunyai data yang bersifat relatif dinamik. produk ini merupakan representasi dari produk sebenarnya yang sedang diproduksi. Kata kunci: pemantauan, operasi, model produk, model pustaka produk 1. Pendahuluan Dalam berproduksi, selain terdapat aliran material juga terdapat aliran informasi. Sebagaimana telah diketahui, hambatan pada aliran material akan menyebabkan kegiatan produksi juga akan terhambat. Pada sisi yang lain aliran informasi mempunyai pengaruh terhadap kelancaran aliran material. Penelitian yang dilakukan oleh Mierzejewska (2000) membuktikan hal ini. Sebagai contoh, bila kondisi penggunaan material di shop-floor tidak diketahui, maka pengiriman material ke shopfloor akan dilakukan secara perkiraan. Hal ini boleh jadi akan mengakibatkan terjadinya keterlambatan pengiriman material atau akan terjadi penumpukan material di shop-floor. Kondisi ini tentu saja dapat menghambat aliran material. Secara umum, hubungan antara pengendali produksi dengan shop-floor akan mengakibatkan terjadinya dua macam aliran informasi, yaitu aliran informasi dari pengendali produksi ke shop-floor dan aliran informasi dari shop-floor ke pengendali produksi. liran informasi dari pengendali produksi ke shop-floor berupa informasi yang dibutuhkan untuk melakukan proses produksi. Sedangkan aliran informasi dari shop-floor ke pengendali produksi berupa informasi pemantauan kondisi dinamik yang terjadi di shop-floor yang selanjutnya digunakan sebagai umpan balik untuk mengendalikan produksi.

Pada dasarnya informasi yang dibutuhkan untuk pengendalian produksi agar produksi dapat berjalan secara efisien, umumnya bersifat kompleks dan rinci (Shaharoun dan Jambak, 2000). Proses untuk menyediakan informasi produksi yang dibutuhkan ini tidak mudah untuk dilakukan. Sebagai akibat dari kesulitan ini tentu saja akan menyebabkan kebutuhan informasi produksi yang lengkap dan rinci sulit untuk dipenuhi. Selanjutnya ketiadaan informasi yang sesuai ini akan menyebabkan terjadinya ketidakefisienan dalam proses produksi. Sebagai contoh bila umpan balik yang menggambarkan kondisi dinamik dari shop-floor seperti status pengerjaan produk, penggunaan material, operator yang terlibat dalam proses, dan mesin produksi yang digunakan tidak dapat diperoleh secara lengkap dan rinci, maka keputusan yang cocok untuk mengendalikan produksi secara efisien akan sulit dihasilkan. Pada sisi yang lain, banyak perusahaan manufaktur yang telah menerapkan sistem ERP (Enterprise Resource Planning) sebagai tulang punggung untuk mengelola informasi produksi yang ada. kan tetapi penerapan sistem ERP ini banyak mempunyai kekurangan dalam pengendalian produksi di shop-floor. Penyebab munculnya kekurangan ini antara lain adalah sebagai berikut (Louis dan lpar, 2007): Sistem ERP tidak dapat menyediakan data dengan tingkat kedetailan yang cukup memadai untuk digunakan di shop-floor. Hal ini disebabkan karena sistem ERP mempunyai konsep bahwasannya detail data dan data teknik tidak relevan untuk dikelola, sehingga tidak perlu untuk disimpan. Sistem ERP dikembangkan berdasarkan pada sistem yang mempunyai proses bisnis yang bersifat umum. kibat dari hal ini adalah perusahaan yang mempunyai bisnis proses yang bersifat khusus akan mengalami kesulitan dalam menerapkan sistem ini. Dalam makalah ini akan diuraikan tentang pengembangan model produk yang dapat digunakan untuk mengembangkan sistem pemantauan produksi. Sistem pemantauan yang dikembangkan adalah untuk memantau operasi yang sedang dikejarkan di shop-floor. Bila operasi yang dikerjakan di shop-floor dapat dipantau, maka manfaat yang bila diperoleh antara lain adalah penelusuran dan pengusutan produk dapat dilakukan, data penggunaan material di shop-floor dapat diketahui, dan penghitungan ongkos operator dapat dilakukan dengan lebih baik karena data penggunaan man-power diketahui secara akurat. produk yang dikembangkan adalah untuk memodelkan produk multi varian yaitu produk kendaraan niaga. Secara umum metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah pengembangan model produk dan model lain yang terkait dengan menggunakan pendekatan pemodelan berorientasi objek. Pada penelitian ini terdapat dua macam model dari produk, yaitu model pustaka produk dan model produk. pustaka produk merupakan model dari produk yang mempunyai data yang bersifat relatif statik dan menjadi acuan dari model produk. Sedangkan model produk merupakan model dari produk yang mempunyai data yang bersifat relatif dinamik. produk ini merupakan representasi dari produk sebenarnya yang sedang diproduksi. 2. Pemodelan Produk dapat didefinisikan sebagai perwakilan (representasi) dari suatu masalah dalam bentuk yang lebih sederhana dan mudah dikerjakan. Bila ada suatu masalah yang besar dan rumit, model dapat digunakan sebagai pendekatan untuk memahami dan memecahkan masalah tersebut. Pada penelitian ini, metode pemodelan yang digunakan adalah pemodelan berorientasi objek. Seperti yang diperlihatkan pada gambar 1, pemodelan ini mempunyai arti virtualisasi objek nyata ke dalam dunia perangkat lunak/komputer. Bila suatu objek nyata mempunyai sifat atau fungsi tertentu, maka pada objek yang sama di dalam perangkat lunak/komputer juga harus mempunyai sifat atau fungsi tersebut.

Structure of P00 P02 P01 List of Material Material Material Output that expected from virtual model Input to manipulate virtual model P12 P11 Schedule Virtual model in computer ing: Behaviors & attributes of real object + Problem solving algorithms Data Base Gambar 1. Pemodelan berorientasi objek 3. Pendekatan Penyelesaian Masalah Semua benda di dunia ini, termasuk produk manufaktur (selanjutnya disebut sebagai produk saja), pada dasarnya mempunyai siklus hidup. Secara garis besar siklus hidup produk diperlihatkan pada gambar 2. Setiap tahapan dari siklus hidup produk pada dasarnya membutuhkan informasi yang terkait agar proses yang ada pada tahapan tersebut dapat berlangsung dengan baik. Informasi yang dibutuhkan pada suatu tahapan dari siklus hidup produk boleh jadi berasal dari tahapan sebelumnya. Sebagai contoh proses pada tahapan pengembangan produk membutuhkan informasi yang dihasilkan oleh tahapan sebelumnya yaitu penelitian pasar, proses perencanaan proses membutuhkan gambar teknik yang merupakan keluaran dari tahapan perancangan produk, serta proses pembelian material membutuhkan informasi tentang jenis material yang dibutuhkan, jumlah dan rencana proses produksi yang merupakan keluaran dari tahapan perencanaan proses. disposal, maintenance, upgrade, reuse or recycling after sales market research or order product or system design & development servicing installation & commissioning Material & Information flows process planning Purchasing material sales & distribution packaging & storage verification production Gambar 2. Siklus hidup produk manufaktur Salah satu solusi untuk menyelesaikan masalah tersebut adalah dengan menggunakan pendekatan pemodelan produk. Karena produk merupakan fokus utama dalam proses produksi, maka dengan sendirinya semua informasi produksi akan bermuara pada produk. kan tetapi pada

kenyataannya sangat sulit untuk menyimpan informasi produksi secara langsung ke dalam fisik produk selain nomor seri dan waktu produksi. Untuk itu dibuatlah model produk yang merupakan representasi dari produk yang sebenarnya. Segala informasi yang terkait dengan produk akan disimpan dalam model produk ini (gambar 3). Selanjutnya berdasarkan informasi yang dimiliki oleh model produk ini dapat dihasilkan keputusan-keputusan yang sesuai untuk pengendalian produksi. disposal, maintenance, upgrade, reuse or recycling after sales market research or order product or system design & development servicing installation & commissioning process planning purchasing material sales & distribution packaging & storage verification production Gambar 3. produk sebagai penyedia informasi yang dibutuhkan setiap tahapan siklus 4. Tipikal Produk Kendaraan Niaga Dalam produk kendaraan niaga dan juga kendaraan secara umum, dikenal adanya istilah merek, model dan varian. Hubungan antara merek, model dan varian diperlihatkan pada gambar 4. utomb Brand Level I II....... Level Variant X Variant........ Variant Y Variant B Variant C Variant Level Brand: utomb : I : II Variant X Variant Y Variant Variant B Variant C Gasoline Engine 2400cc C Gasoline Engine 2600cc Radio Tape Gasoline Engine 3000cc C Diesel Engine 2400cc Gasoline Engine 2400cc C Gambar 4. Hubungan antara merek, model dan varian pada produk kendaraan otomotif Secara umum proses produksi yang dilakukan produk kendaraan terdiri dari 3 kelompok besar proses. Proses tersebut adalah proses pengelasan (welding process), pengecatan (painting process) dan perakitan (assembling process). Selain itu terdapat pula proses-proses tambahan yang lain seperti inspeksi dan pengangkutan.

5. Produk yang Dikembangkan Secara umum model utama yang dikembangkan terdiri dari 2 macam, yaitu model pustaka produk (product-library model) dan model produk (product model). pustaka produk merupakan representasi dari rancangan suatu produk yang nantinya akan menjadi acuan untuk membuat model produk. Karena merupakan representasi dari suatu rancangan produk, maka dalam kenyataannya model pustaka produk tidak mereprentasikan satu objek nyata apapun yang ada di dunia. produk merupakan model yang menjadi representasi dari objek produk nyata yang sebenarnya yang ada di dalam pabrik. Satu produk yang dibuat akan mempunyai satu model produk sebagai representasinya. Berbeda dengan model pustaka produk yang bersifat relatif statik, model produk bersifat dinamik tergantung pada tingkat keadaan produk yang diwakilinya. Dengan kata lain, sifat data yang ada pada model produk selalu berubah semenjak produk akan dibuat sampai produk selesai digunakan. Hubungan antara model produk dengan model pustaka produk dan produk sebenarnya diperlihatkan pada gambar 5 berikut ini. -Library Hierarchy -Structure ssembly-sequence Real Shop-Floor Mat. 2 Work Station Mat. 4 Work Station Mat. 1 B C D Finish Mat. 3 Work Station Mat. 5 Work Station Gambar 5. Hubungan antara model produk produk, model pustaka produk dan shop-floor pustaka produk, seperti yang ditunjukkan pada gambar 6, mempunyai 3 buah model pendukung, yaitu model hirarki (hierarchy model), model struktur produk (product-structure model) dan model urutan perakitan (assembly-sequence model). hirarki pada model pustaka produk digunakan untuk menggambarkan tingkatan klasifikasi produk. Tingkat paling tinggi dari klasifikasi ini adalah merek kendaraan. Tingkatan di bawah merek adalah model kendaraan. Tingkatan di bawah model adalah varian. Setiap model boleh jadi mempunyai lebih dari satu varian. Selain sub-model hirarki, model pustaka produk juga mempunyai sub-model struktur produk. Satu model kendaraan hanya mempunyai satu sub-model struktur produk. Dengan kata lain semua varian yang ada pada model kendaraan tersebut menggunakan struktur produk yang sama. Penggunaan pemodelan ini akan membuat model struktur menjadi lebih ringkas, karena untuk struktur dari semua varian yang ada dalam satu model kendaraan hanya menggunakan satu model saja. Sub-model struktur ini menggambarkan stuktur dari dari produk dan material yang digunakan pada satu model kendaraan tertentu. Dalam model pustaka produk ini yang dimaksud dengan material tidak hanya terbatas material berupa pelat baja, akan tetapi juga produk rakitan atau komponen yang berasal dari perusahaan lain. Sub-model yang ketiga dari model pustaka produk adalah model urutan perakitan. Berbeda dengan sub-model strukur produk, model urutan perakitan ini bersifat unik untuk tiap-tiap varian. Dengan kata lain satu varian kendaraan akan mempunyai model urutan perakitan yang berbeda dengan

varian yang lainnya. Sub-model ini merupakan gambaran dari strategi untuk merakit material-material yang telah didefinisikan pada model struktur produk. -Hierarchy utomb II -Structure I II Engine Gasoline Engine ssy 3.000cc Diesel Engine ssy 2.400cc B Gasoline Engine ssy 2.400cc C Cabin ll Variant X Variant Chassis Chassis Set ll Variant Y Variant B ccessories ir Conditioner, C Variant C lternative of ssembly-sequence- for Variant II Chassis Set Sub-ssy I Sub-ssy II Finish Engine ssy ir Conditioner Gambar 6. Hubungan antar sub-model yang ada dalam model pustaka produk Setiap tahapan pada model urutan proses perakitan akan mengandung model urutan proses pengerjaan. Setiap proses akan mempunyai beberapa operasi yang digunakan untuk merealisasikan proses tersebut. Informasi lengkap tentang hubungan antara model urutan perakitan, proses dan operasi diperlihatkan pada gambar 7 berikut ini. lternative of ssembly-sequence- for Variant II Chassis Set Sub-ssy I Sub-ssy II Finish Engine ssy ir Conditioner Processes Sequence in Sub-ssy I Processes Sequence in Sub-ssy II Processes Sequence in Finish P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 Operations in Process P5 Operation Equipment 1.................... 2.................... 3.................... Duration........................ Required Levels of Operator that can be carried out the process P5 Gambar 7. Hubungan antara urutan perakitan dengan proses dan operasi

Bila model proses dan operasi untuk model urutan perakitan sudah dapat disusun, proses selanjutnya adalah menyusun model lini perakitan berdasarkan data proses yang ada. Proses pemetaan proses terhadap model lini perakitan diperlihatkan pada gambar 8. lternative of ssembly-sequence- for Variant II Processes Sequence in Sub-ssy I P1 P2 P3 10 min 20 min 25 min Chassis Set Sub-ssy I Sub-ssy II Finish Processes Sequence in Sub-ssy II P4 P5 P6 15 min 15 min Processes Sequence in Finish Engine ssy ir Conditioner P7 25 min P8 Line ssembly for Variant II Engine ssy ir Conditioner P1 + P2 C P4 + P5 E P7 25 min Chassis Set (Sub-ssy I) (Sub-ssy II) (Finish-) Finish B P3 25 min D P6 F P8 Gambar 8. Pemetaan proses ke dalam model lini perakitan Bila model pustaka produk sudah bisa disusun dan data order tersedia, proses selanjutnya adalah membentuk model produk berdasarkan kedua data tersebut. Proses pembentukan model produk dari model pustaka produk dan order diperlihatkan pada gambar 9. Order Order ID Due date Quantity Customer ID - Variant ID -Library Hierarchy -Structure ssembly-sequence #1 #2 #3 #n Gambar 9. Proses pembentukan model produk dari model pustaka produk Bila model produk dapat dibentuk, maka proses penjadwalan produksi juga akan dapat dibuat. Dengan menggunakan metode penjadwalan secara sistem tarik (pull system), penjadwalan proses yang harus dikerjakan pada produk dapat dilakukan. Proses penjadwalan ini diperlihatkan pada gambar 10. Sedangkan skema pengembangan sistem pemantau produksi dengan menggunakan model produk diperlihatkan pada gambar 11.

#1 The due date: 09:00 Line ssembly for Variant II C E The cycle time: Working Time 07:00-12:00 13:00-17:00 20/10/2008 20/10/2008 21/10/2008 21/10/2008 21/10/2008 P1+P2 16:00 P3 16:30 P4+P5 07:00 P6 07:30 P7 08:00 P8 08:30 09:00 B D Direction of Scheduling F Gambar 10. Penjadwalan proses pada lini perakitan Engine ssy The Scheduled Processes of #1 on ssembly Line C ir Conditioner E The due date: 09:00 The cycle time: Working Time 07:00-12:00 13:00-17:00 Chassis Set 20-10-2008 P1+P2 16:00 20-10-2008 P3 16:30 P4+P5 07:00 P6 07:30 P7 08:00 P8 08:30 09:00 B D F The Virtual Shop-Floor The Real Shop-Floor Monitoring System 20-10-2008 20-10-2008 P1+P2 DONE P3 DONE P4+P5 DONE P6 DONE P7 08:00 P8 08:30 09:00 B C D E F Gambar 11. Skema pengembangan sistem pemantau produksi 6. Penutup Secara teoritik model produk yang dikembangkan dapat digunakan untuk mengembangkan sistem pemantau produksi. Data yang ada pada model produk ini sudah mencukupi untuk memenuhi kebutuhan dalam pengendalian produksi, seperti data penggunaan material, operator, peralatan dan waktu produksi yang dibutuhkan. 7. Daftar Pustaka Larsen, M.H. dan Lynggard, H.J.B. (2003): rchitecture of The State Environment: The QualiGlobe Experience of ion Efficiency, http://ir.lib.cbs.dk/download/isbn/ x656312555.pdf Louis, J.P. dan lpar, P. (2007): Flexible ion Control Framework to Integrate ERP with Manufacturing Execution Systems, Proceedings of European and Mediterranean Conference on Information Systems 2007, Valencia, 24.1 24.10 Mierzejewska,.W. (2000): Integrating Information Flow with Linked-Cell Design in Manufacturing System Development, Master s Thesis, Massachusetts Institute of Technology Shaharoun,.M. dan Jambak, M.I. (2000): Design of an Information rchitecture for Flexible Manufacturing System, Proceedings of sian cademic Seminar on dvanced Manufacturing System, Hyderabard, 105 112