BAB III METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian Tindakan Kelas adalah penelitian yang bersifat reflektif, dilakukan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. digunakan oleh seorang peneliti yang bertujuan untuk memecahkan suatu

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri 2 Wonoharjo, Kecamatan

BAB III METODE PENELITIAN. Kelas (PTK) atau Classroom Action Research (CAR). PTK dilakukan berdasar

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan jenis Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Tahap-tahap

BAB III METODE DAN PROSEDUR PENELITIAN

BAB III METODE DAN PROSEDUR PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE DAN PROSEDUR PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. yang cukup besar, dilakukan pengambilan sampel secara random,

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian dilakukan di kelas VIII-B SMP Negeri 10 Surakarta, yang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research) adalah

BAB III METODE DAN PROSEDUR PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Tempat yang dipilih untuk penelitian adalah SMA Muhammadiyah 1

BAB III METODE PENELITIAN. cara mendapatkan cara dan langkah secara ilmiah untuk mencapai tujuan tertentu.

BAB III METODE DAN PROSEDUR PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas

BAB III METODE PENELITIAN. Gunungkuning Kecamatan Sindang Kabupaten Majalengka. Adapun alasan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Kecamatan Susukan Kabupaten Cirebon. Adapun alasan peneliti memilih

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. mendorong guru untuk menemukan teori baru yang dibuat sendiri sesuai

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODELOGI PENELITAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. adalah menggunakan metode penelitian tindakan kelas (PTK). Penelitian ini

BAB III METODE DAN PROSEDUR PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian

BAB III METODE DAN RENCANA PENELITIAN. kelas (PTK) dengan sifat kolaboratif yakni dengan melibatkan beberapa pihak. 27

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. oleh subjek penelitian secara holistik, dan mendeskripsikannya dalam bentuk

BAB III METODE PENELITIAN. tindakan kelas (classroom action research), yang dilakukan dengan tujuan

BAB III METODE PENELITIAN. Inggris Classroom Action Research, yang berarti penelitian yang dilakukan pada

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian tindakan kelas (PTK) atau class room action research (CAR).

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODELOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Tempat yang dipilih untuk penelitian adalah SMA Negeri 2 Boyolali.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Kelas(classroom Action Research) yaitu suatu bentuk penelitian yang dilakukan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Rancangan penelitian tindakan kelas ini adalah sebagai berikut : 1. Tempat Penelitian Penelitian

B. Model Penelitian Penelitian Tindakan Kelas terdiri dari beberapa model yaitu: Model PTK Kurt Lewin Model PTK Kemmis dan Mc Taggart

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. terdapat hubungan antara subjek penelitian, seperti yang dikemukakan

BAB III METODE PENELITIAN

Transkripsi:

BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Mangkubumen Kidul No. 16 Surakarta dengan pertimbangan mudahnya akses untuk mengadakan kerjasama dengan pihak sekolah. Sedangkan settingnya ditetapkan di kelas VB Semester II Tahun Ajaran 2015/2016. Penetapan pada siswa kelas VB didasari oleh belum dibinanya keterampilan mengomunikasikan hasil percobaan pembentukan tanah dalan pembelajaran sebelumnya. Selain itu, pelaksanaan tindakan membantu belajar siswa mempersiapkan ulangan akhir semester. 2. Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan November 2015 Juni 2016. Penelitian ini menggunakan dua siklus dalam pelaksanaannya. Persiapan penelitian yaitu koordinasi antara peneliti dengan kepala sekolah beserta guru kelas kemudian diskusi dengan guru untuk mengidentifikasi masalah pembelajaran sampai dengan merancang proposal dilaksanakan pada bulan November 2015. Menyiapkan perangkat pembelajaran dan instrumen penelitian kemudian simulasi pembelajaran dilaksanakan pada bulan Januari 2016. Tindakan siklus I dilaksanakan pada bulan Maret 2016. Siklus II dilaksanakan pada bulan April 2016. Analisis data hasil tindakan siklus I dan II serta pelaporan dilaksanakan pada bulan Maret-Mei 2016. Ujian dan revisi dilaksanakan pada bulan Juni 2016. Untuk lebih jelasnya jadwal penelitian dapat dilihat dalam Lampiran 2. halaman 213. 43

44 B. Pendekatan Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan deskriptif. Apabila datanya telah terkumpul lalu diklasifikasikan menjadi dua kelompok data, yaitu kuantitatif yang berbentuk angka-angka dan data kualitatif yang dinyatakan dalam kata-kata atau simbol. Data kualitatif yang berbentuk katakata disisihkan untuk sementara, karena akan sangat berguna untuk menyertai dan melengkapi gambaran yang diperoleh dari analisis data kuantitatif (Arikunto, 2014). Sehingga diperlukan data kuantitatif terlebih dahulu kemudian baru diperjelas dengan kata-kata. Penelitian yang akan dilakukan merupakan penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research). Model PTK yang digunakan dalam penelitian ini adalah model spiral dari Kemmis dan Mc Tanggart. Model ini merupakan perkembangan dari model Kurt Lewin. Langkah-langkah penelitian digambarkan seperti spiral (Suwandi, 2009: 27). Setiap langkah memiliki empat tahap dalam pelaksanaannya, yaitu perencanaan (planing), pelaksanaan (action), pengamatan (observing), dan refleksi (refflecting). Berikut merupakan uraian setiap tahap: 1. Perencanaan (planing) Rencana penelitian tindakan merupakan tindakan yang tersusun dan dari segi definisi mengarah pada tindakan. Rencana bersifat fleksibel karena tindakan sosial dalam batas tertentu tidak dapat diramalkan. Rencana disusun berdasarkan hasil pengamatan awal yang reflektif. Langkah-langkah yang perlu ditempuh adalah a. membuat skenario pembelajaran yang berisikan langkah-langkah guru, kegiatan yang dilakukan siswa dalam rangka implementasi tindakan perbaikan yang telah direncanakan; b. mempersiapkan fasilitas dan sarana pendukung yang diperlukan di kelas; c. mempersiapkan cara merekam dan menganalisis data mengenai proses dan hasil tindakan perbaikan; d. melakukan simulasi pelaksanaan tindakan perbaikan untuk menguji keterlaksanaan rancangan sehingga dapat menumbuhkan serta mempertebal kepercayaan diri dalam pelaksanaan yang sebenarnya.

45 2. Pelaksanaan (action) Kegiatan ini merupakan tindakan pokok dalam siklus PTK. Kegiatan pelaksanaan ini juga disertai dengan kegiatan pengamatan dan juga refleksi. 3. Pengamatan (observing) Observasi merupakan segala upaya merekam peristiwa dan kegiatan yang terjadi selama tindakan perbaikan berlangsung dengan atau tanpa alat bantu. 4. Refleksi (refflecting) Salah satu ciri khas profesionalitas adalah dilakukannya pengambilan keputusan ahli sebelum, sementara, dan sesudah tindakan layanan ahli dilaksanakan. Bermodalkan kemampuan dan wawasan kependidikan, dapat dibuat rancangan pembelajaran berdasarkan serentetan keputusan situasional dengan menggunakan apa yang telah dipelajari dari titik berangkat (Imam, 2004). Secara teknis, refleksi dilakukan dengan analisis dan sintesis disamping deduksi dan induksi. Natawidjaya (1997) menyebutkan bahwa dalam PTK dikembangkan kemampuan berpikir reflektif atau kemampuan mencermati kembali secara rinci segala sesuatu yang telah dilakukan beserta hasilhasilnya, baik yang positif atau negatif. Sumber: Sarwiji Suwandi (2009: 37-40). C. Subjek Penelitian Subjek penelitian menurut Suwandi (2009) siswa dan guru yang terlibat dalam pelaksanaan pembelajaran. Sedangkan Arikunto, dkk (2014) subjek dalam penelitian adalah benda, keadaan, atau orang tempat data melekat dipermasalahkan. Penelitian ini merujuk pada pendapat-pendapat tersebut. Subjek dalam penelitian ini adalah guru dan siswa kelas VB SD Negeri Mangkubumen Kidul No. 16 Surakarta Tahun ajaran 2015/2016 yang berjumlah 27 siswa dengan 12 siswa laki-laki, 15 siswa perempuan dan tidak ada yang berkebutuhan khusus. Alasan sekolah ini dipilih karena sekolah tersebut memiliki potensi akademik yang baik namun kemandirian belajar siswa masih kurang dan peranan guru di kelas masih sangat dominan. Untuk itu, dengan hasil penelitian yang akan dicapai

46 pada penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan keterampilan mengomunikasikan hasil percobaan siswa mengenai pembentukan tanah. SD Negeri Mangkubumen Kidul No. 16 Surakarta belum pernah diadakan penelitian untuk mata pelajaran IPA mengenai pembentukan tanah, alasan inilah yang mendorong penulis untuk mengadakan penelitian di sekolah ini. D. Data dan Sumber Data Data merupakan bukti atau fakta dari suatu peristiwa yang digunakan sebagai bahan untuk memecahkan suatu permasalahan. Menurut Arikunto, dkk (2014: 61) data adalah hasil catatan peneliti, baik yang berupa fakta atau angka. Data penelitian yang dikumpulkan berupa informasi tentang guru dan siswa yang dilihat dalam aspek kualitatif. Aspek kualitatif ini berupa catatan lapangan mengenai proses pembelajaran. Sedangkan sumber data menurut Arikunto, dkk (2014: 172) adalah subjek dari mana data dapat diperoleh. Sumber data atau informasi yang dikumpulkan dan dikaji dalam penelitian ini dibedakan menjadi dua, yaitu: 1. Sumber data pokok (primer), yaitu: a. Nilai keterampilan mengomunikasikan siswa SDN Mangkubumen Kidul No. 16 Surakarta khususnya kelas VB sebelum dan sesudah menggunakan pendekatan Starter Experiment. b. Guru sebagai sumber informasi, terutama guru kelas VB yang lebih mengenal tentang seluk beluk siswanya dan mengetahui bagaimana perkembangan prestasi mereka. 2. Sumber data sekunder, antara lain hasil observasi, wawancara, dokumen atau arsip, yaitu informasi yang tertulis berupa kurikulum, RPP, silabus, dan daftar nilai formatif IPA siswa.

47 E. Teknik Pengumpulan Data Adapun teknik pengumpulan datanya dilakukan dengan cara sebagai berikut: 1. Metode Observasi Observasi adalah suatu cara pengumpulan data dengan pengamatan langsung dan pencatatan secara sistematis terhadap objek yang akan diteliti. Sudjana (2001: 114) berpendapat bahwa observasi adalah pengamatan kepada tingkah laku pada situasi tertentu. Poerwanti (2008) menyatakan bahwa observasi dilakukan untuk mengkaji perilaku kelas, interaksi antara siswa dan guru, dan faktor-faktor yang dapat diamati. Selain pendapat di atas, Guba dan Lincoln (Slamet dan Suwarto, 2007: 44) menyatakan alasan diperlukannya observasi (pengamatan), yaitu kebenaran data yang diteliti karena peneliti mengalami secara langsung peristiwa tersebut, keabsahan, menghindari bias, dapat digunakan dalam situasi yang sulit. Berbagai pendapat di atas, dapat ditarik pemahaman bahwa observasi adalah cara pengumpulan data yang mengkaji tentang perilaku kelas, interaksi dalam kelas, faktor-faktor yang dapat diamati melalui pencatatan secara sistematis untuk mendapatkan informasi yang diinginkan. Berdasarkan proses pelaksanaan pengumpulan data, observasi dibedakan menjadi dua, yaitu participant observation (observasi berperan serta) dan non participant observation. Participant observation (observasi berperan serta) merupakan observasi yang di dalamnya peneliti terlibat dengan kegiatan subjek yang diteliti. Sehingga selain melakukan pengamatan, peneliti juga melakukan apa yang dikerjakan oleh sumber data dan ikut merasakan suka dukanya. Sedangkan non participant observation merupakan observasi yang di dalamnya peneliti tidak terlibat dan hanya sebagai pengamat independen (Sugiyono, 2013). Bersama guru, observasi dilaksanakan pada kegiatan pembelajaran di kelas maupun aktivitas siswa selama proses pembelajaran berlangsung. Observasi terhadap guru kelas VB SDN Mangkubumen Kidul No.16 Surakarta dilakukan untuk mendapatkan data suasana pembelajaran sebelum

48 dan setelah dilakukan tindakan. Observasi ini difokuskan pada kegiatan guru dalam melaksanakan pembelajaran IPA, yaitu: a. prapembelajaran; b. membuka pembelajaran; c. inti pembelajaran, dan d. penutup. Inti pembelajaran yang diobservasi meliputi 1) penguasaan materi; 2) pendekatan pembelajaran; 3) pemanfaatan media dan sumber belajar, 4) pembelajaran yang memicu diri memelihara keterlibatan siswa; 5) penilaian proses dan hasil belajar; dan 6) penggunaan bahasa. Setiap aspek yang diamati dinilai menggunakan rating scale. Skor maksimal setiap aspek adalah 4 dan setiap nilai memiliki deskriptor yang berbeda. Observasi terhadap siswa kelas VB SDN Mangkubumen Kidul No.16 Surakarta difokuskan pada kegiatan siswa dalam pelajaran IPA yang berkaitan dengan keterampilan mengomunikasikan secara tertulis. Instrumen yang digunakan dalam mengamati keterampilan ini menggunakan rubrik yang juga menggunakan rating scale. Aspek yang dinilai dalam keterampilan mengomunikasikan secara tertulis adalah menggambarkan data empiris hasil percobaan atau pengamatan dengan tabel; menyusun dan menyampaikan laporan secara sistematis, menjelaskan hasil percobaan secara tertulis, dan menuliskan hasil diskusi suatu masalah atau suatu peristiwa. Setiap aspek memiliki skor maksimal 5 dengan masing-masing skor memiliki kriteria yang berbeda yaitu sangat kurang, kurang, cukup, baik dan sangat baik (lihat Lampiran 28. halaman 265). Selain menggunakan rubrik, observasi terhadap siswa juga dilakukan dengan menggunakan lembar pengamatan aktivitas siswa. Lembar pengamatan ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas siswa ketika pembelajaran berlangsung. Aspek yang diamati antara lain a. motivasi; b. keaktifan; dan c. keterlaksanaannya. Masing-masing aspek memiliki skor maksimum 6 sesuai dengan deskriptornya masing-masing. Kategori dari hasil pengamatan siswa adalah sebagai berikut: sangat kurang (0-2,5), kurang ( 6,5), cukup (7-10,5), baik (11-14,5), dan sangat baik (15-18).

49 2. Metode Wawancara Slamet dan Suwarto (2007: 48) menyatakan bahwa sumber data yang sangat penting dalam penelitian kualitatif adalah berupa manusia sebagai narasumber. Untuk itu, dalam penelitian ini yang menjadi sumber data yang paling penting adalah peneliti. Sedangkan menurut Arikunto (2010: 198) dalam bukunya disebutkan bahwa wawancara merupakan sebuah dialog yang dilakukan oleh pewawancara (interviewer) untuk memperoleh informasi dari terwawancara. Wawancara dalam penelitian ini dilakukan dengan guru kelas VB SDN Mangkubumen Kidul No. 16 Surakarta yang melaksanakan pembelajaran. Wawancara dalam penelitian ini dilakukan untuk mengetahui tanggapan guru dan siswa terhadap pelaksanaan pembelajaran sebelum dan setelah menggunakan pendekatan Starter Experiment dan pencapaian hasil belajar siswa sehubungan dengan keterampilan mengomunikasikan. 3. Tes Ryan (Haryati, 2010: 26) menyatakan bahwa penilaian hasil belajar psikomotor dapat dilakukan dengan tiga cara, yaitu a. melalui pengamatan langsung serta penilaian tingkah laku siswa selama proses belajar-mengajar (praktek langsung), b. setelah proses belajar yaitu dengan cara memberikan tes kepada siswa untuk mengukur pengetahuan, keterampilan, dan sikap, c. beberapa waktu setelah proses belajar selesai dan kelak dalam lingkungan kerjanya. Selain pendapat di atas, Leighbody (Haryati, 2010: 26) menyatakan bahwa dalam melakukan penilaian hasil belajar keterampilan sebaiknya mencakup a. kemampuan siswa menggunakan alat dan sikap kerja, b. kemampuan siswa menganalisis suatu pekerjaan dan menyusun urutan pekerjaan, c. kecepatan siswa dalam mengerjakan tugas yang diberikan kepadanya, d. kemampuan siswa dalam membaca gambar atau simbol, e. keserasian bentuk dengan yang diharapkan dan atau ukuran yang telah ditentukan. Merujuk beberapa pendapat di atas, penelitian ini juga menggunakan tes sebagai alat ukur pemahaman konsep siswa. Tes dalam penelitian ini

50 merupakan penunjang terlaksananya langkah-langkah pendekatan yang dipilih. Tes yang digunakan adalah tes tertulis berupa multiple choice (pilihan ganda) dan matching test (menjodohkan). Arikunto (2015) menjelaskan bahwa multiple choice terdiri atas suatu keterangan atau pemberitahuan tentang suatu pengertian yang belum lengkap, dan untuk melengkapinya harus memilih salah satu dari kemungkinan beberapa jawaban yang telah disediakan. Sedangkan matching test menurut Arikunto (2015) terdiri atas satu seri pertanyaan dan satu seri jawaban. Jumlah soal yang diberikan kepada siswa adalah 10 soal sesuai dengan kompetensi dasar pelajaran IPA. Kompetensi dasar yang diukur adalah a. mendeskripsikan proses pembentukan tanah karena pelapukan; dan b. mengidentifikasi jenis-jenis tanah. Masing-masing kompetensi dasar dijabarkan dalam beberapa indikator. Indikator tersebut kemudian dijadikan pedoman pembuatan soal. 4. Dokumentasi Slamet dan Suwarto (2007: 52) menyatakan bahwa dokumen adalah bahan tertulis ataupun film yang digunakan sebagai sumber data. Dokumentasi dalam penelitian ini bertujuan untuk memperoleh informasi berbagai arsip yang digunakan oleh guru dalam melaksanakan pembelajaran. Berupa silabus, kurikulum, dan foto-foto selama kegiatan pembelajaran. F. Teknik Uji Validitas data Teknik pengujian validitas data dapat dilakukan dengan triangulasi. Triangulasi menurut Moleong (1995: 178) dalam Suwandi (2009) adalah teknik pemeriksaan validitas data dengan memanfaatkan sarana di luar data itu untuk keperluan pengecekkan atau pembanding data itu. Ada beberapa teknik triangulasi yang ada, diantaranya triangulasi sumber data, triangulasi teknik/metode pengumpulan data, triangulasi teoretis, dan triangulasi metodologis (Slamet dan Suwarto, 2007). Teknik triangulasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah triangulasi sumber data dan triangulasi metode pengumpulan data.

51 Berikut adalah penjabaran dari masing-masing triangulasi: 1. Triangulasi sumber data dilakukan dengan cara mengecek data yang telah diperoleh melalui beberapa sumber (Sugiyono, 2013: 373). Data dalam penelitian ini diperoleh dari guru dan siswa kelas VB SDN Mangkubumen Kidul No.16 Surakarta. 2. Triangulasi teknik/metode pengumpulan data dilakukan dengan cara mengecek data dari sumber yang sama namun dengan metode yang berbeda. Data dalam penelitian ini diperoleh melalui wawancara, observasi, penilaian dan dokumentasi. G. Teknik Analisis Data Analisis data kualitatif menurut Sugiyono (2013: 207) merupakan Proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan dan dokumentasi dengan cara mengorganisasikan data ke dalam kategori, menjabarkan ke dalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri maupun orang lain. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis model Miles and Huberman. Model analisis Miles and Huberman memiliki empat komponen, yaitu pengumpulan data (data collection), reduksi data (data reduction), penyajian data (data display), dan penarikan kesimpulan (conclusion drawing/verification). Adapun komponen-komponen tersebut dijelaskan sebagai berikut: 1. Pengumpulan data (data collection) Tujuan utama dalam pengumpulan data adalah untuk memperoleh data yang diinginkan dan sesuai dengan penelitian. Pengumpulan data dapat dilakukan dengan berbagai cara, sumber, dan setting. Cara yang dilakukan untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini adalah melalui observasi, wawancara dan dokumentasi. Sumber yang dianalisis dalam penelitian ini adalah guru dan siswa. Dokumen yang

52 dianalisis dalam penelitian ini antara lain silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran IPA kelas V, hasil observasi siswa mengenai keterampilan mengomunikasikan. 2. Reduksi data (data reduction) Reduksi data merupakan kegiatan merangkum, memilih hal-hal yang pokok, fokus pada hal-hal yang penting, mencari tema dan polanya, dan menghilangkan hal yang tidak perlu. Data-data yang telah diperoleh dari lapangan selanjutnya direduksi dengan memilih dan menyederhanakannya. Reduksi data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah data nilai keterampilan mengomunikasikan siswa, data hasil observasi guru, dan siswa kelas VB SDN Mangkubumen Kidul No.16 Surakarta. 3. Penyajian data (data display) Penyajian data merupakan kegiatan menyampaikan informasi yang telah terkumpul dan tereduksi, di dalamnya memungkinkan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan. Penyajian data yang telah direduksi disusun dan disajikan dalam bentuk tabel, grafik dan dinarasikan dalam pembahasan penelitian. 4. Penarikan kesimpulan (conclusion drawing/verification) Penarikan kesimpulan dan verifikasi dalam kesimpulan awal masih bersifat sementara dan dapat berubah bila tidak ditemukan bukti-bukti yang kuat yang mendukung pada tahap pengumpulan data berikutnya. Tetapi apabila kesimpulan yang dikemukakan pada tahap awal didukung bukti yang valid dan konsisten, saat peneliti kembali ke lapangan mengumpulkan data, maka kesimpulan yang dikemukakan merupakan kesimpulan yang kredibel.

53 Pengumpulan Data Penyajian Data Reduksi Data Penarikan Kesimpulan danverifikasi Gambar 1. Analisis Interaktif Miles and Huberman Sumber: Sugiyono (2009: 338 ) H. Indikator Kinerja Penelitian Indikator kinerja merupakan tolok ukur dalam menentukan keberhasilan atau keefektifan penelitian. Indikator kinerja yang dicapai dalam penelitian tindakan kelas ini adalah meningkatkan keterampilan mengomunikasikan hasil percobaan pembentukan tanah dalam pembelajaran IPA pada siswa kelas VB SDN Mangkubumen Kidul No. 16 Surakarta dengan menerapkan Pendekatan Starter Experiment. Berdasarkan pendapat Sudjana (2001: 62) mengenai keberhasilan belajar yang dicapai siswa, dapat dilihat dari jumlah siswa yang dapat mencapai tujuan instruksional minimal 75% siswa dari jumlah instruksional yang harus dicapai. Merujuk pendapat tersebut, maka dibuatlah indikator kinerja penelitian sebagai berikut: Tabel 1. Indikator Kinerja Aspek yang Diukur Menyusun dan menyampaikan laporan (mengomunikasikan) Penerapan konsep Persentase Siswa yang Ditargetkan 85 % siswa yang mampu mencapai kriteria sangat baik (81-100). 85 % siswa yang mampu mencapai kriterian sangat baik (81-100) Cara Mengukur Diukur dari kemampuan siswa menuliskan hasil percobaannya dalam bentuk laporan pengamatan lengkap dengan simpulan. Diukur dari kemampuan siswa menjawab soal pilihan ganda yang sesuai dengan konsep pembentukan tanah.

54 I. Prosedur Penelitian Prosedur penelitian adalah sebuah rangkaian tahap penelitian dari awal hingga akhir. Indikator yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah meningkatnya keterampilan mengomunikasikan hasil percobaan pembentukan tanah dalam pembelajaran IPA pada siswa kelas VB SDN Mangkubumen Kidul No. 16 Surakarta melalui penggunaan Pendekatan Starter Experiment. Untuk memperoleh indikator yang ingin dicapai tersebut, prosedur penelitian ini mencakup beberapa tindakan. Setiap tindakan tersebut dirancang dalam satu unit sebagai satu siklus. Setiap siklus terdiri dari empat tahap, yaitu: 1. perencanaan (planing); 2. pelaksanaan tindakan (action); 3. observasi dan evaluasi tindakan (observation and evaluation); dan 4. refleksi tindakan (reflecting). Adapun pelaksanaannya direncanakan sebanyak dua siklus. Berikut merupakan uraian singkat mengenai tahapan dalam pelaksanaan penelitian, untuk lebih jelasnya mengenai pelaksanaan tindakan dapat dilihat dalam lampiran RPP. 1. Perencanaan tindakan dilakukan dengan merancang percobaan yang sesuai dengan langkah-langkah Pendekatan Starter Experiment untuk meningkatkan keterampilan mengomunikasikan hasil percobaan. 2. Pelaksanaan tindakan dimulai dengan melaksanakan pembelajaran menggunakan pendekatan starter experiment. Kegiatan awal yang dirancang untuk siswa adalah kegiatan percobaan, kemudian melakukan pengamatan sampai dengan penerapan konsep. 3. Observasi dilakukan dengan mencatat atau merekam pelaksanaan pembelajaran menggunakan Pendekatan Starter Experiment dan juga data keterampilan mengomunikasikan siswa saat pelaksanaan pembelajaran. 4. Refleksi dibutuhkan untuk pengambilan keputusan dalam merencanakan tindakan selanjutnya sehingga kekurangan pada siklus I dapat diperbaiki. Siklus berikutnya, perencanaan direvisi dengan melihat kondisi pembelajaran pada siklus sebelumnya. Kemudian disusun perencanaan yang sesuai dengan hasil refleksi. Setelah perencanaan selesai, dilakukan tindakan pelaksanaannya. Pelaksanaan dicatat atau direkam untuk melihat pengaruhnya

55 terhadap keterampilan mengomunikasikan siswa pada tahap refleksi. Siklus tersebut berkesinambungan dan berkelanjutan, apabila dirasa cukup dan tujuan telah tercapai, maka siklus dihentikan. Menurut Arikunto, dkk (2014: 16), model Penelitian Tindakan Kelas digambarkan sebagai berikut: Identifikasi Masalah Refleksi Perencanaan 1 SIKLUS I Pelaksanaan Pengamatan Permasalahan Baru Hasil Refleksi Refleksi Perencanaan 2 Pelaksanaan Siklus II Pengamatan Hasil Penelitian Gambar 2. Prosedur Penelitian Sumber: Arikunto, dkk (2014: 16)