ANALISIS KEBERLANJUTAN KAWASAN MINAPOLITAN BUDIDAYA DI DESA SARASA KECAMATAN DAPURANG KABUPATEN MAMUJU UTARA

dokumen-dokumen yang mirip
III METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN

ANALISIS KEBERLANJUTAN RAPFISH DALAM PENGELOLAAN SUMBER DAYA, IKAN KAKAP MERAH (Lutjanus sp.) DI PERAIRAN TANJUNGPANDAN ABSTRAK

STATUS KEBERLANJUTAN USAHA GARAM RAKYAT DI KECAMATAN LABAKKANG KABUPATEN PANGKEP

III. METODOLOGI KAJIAN

VIII. ANALISIS KEBERLANJUTAN USAHATANI TANAMAN HORTIKULTURA PADA LAHAN BERLERENG DI HULU DAS JENEBERANG

Kata Kunci : Kedelai, Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT), Produktivitas, Pendapatan, Keberlanjutan

BAB V. kelembagaan bersih

Governance of Dagho fishing port, Sangihe Islands Regency, Indonesia

3 METODE PENELITIAN. 1. Pangkep 4 33' ' ' ' 2, Takalar , Bulukumba

III. METODE PENELITIAN

KEBIJAKAN UNTUK KEBERLANJUTAN EKOLOGI, SOSIAL, EKONOMI DAN BUDIDAYA KERAMBA JARING APUNG DI WADUK CIRATA. Aceng Hidayat, Zukhruf Annisa, Prima Gandhi

III. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

V HASIL DAN PEMBAHASAN Potensi Pengembangan Sistem Agribisnis Ikan Lele

10 REKOMENDASI KEBIJAKAN PENGEMBANGAN KAWASAN MINAPOLITAN DI KABUPATEN KUPANG

ANALISIS NILAI KEBERLANJUTAN PENGELOLAAN EKOSISTEM HUTAN MANGROVE DI KABUPATEN SERAM BAGIAN BARAT, MALUKU

METODE PENELITIAN. 3.1 Waktu dan Lokasi

11 KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PERIKANAN PELAGIS KEBERLANJUTAN KOTA TERNATE

PENILAIAN KESIAPAN MALUKU SEBAGAI LUMBUNG IKAN NASIONAL Evaluation of Readiness for Maluku as Lumbung Ikan Nasional

ABSTRAK 1. PENGANTAR 2. METODOLOGI

BAB III. METODE PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN

ANALISIS KELAYAKAN DAN KEBERLANJUTAN PENGEMBANGAN WISATA CETACEAN WATCHING DI KABUPATEN KUPANG PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR.

ANALISIS KEBERLANJUTAN PERKEBUNAN KAKAO RAKYAT DI KAWASAN PERBATASAN PULAU SEBATIK, KABUPATEN NUNUKAN, PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

3 METODE PENELITIAN 3.1 Kerangka Pendekatan Penelitian

KEBERLANJUTAN BUDIDAYA RUMPUT LAUT Kappaphycus alvarezii (Doty) Doty DI KECAMATAN BINAMU KABUPATEN JENEPONTO

MODEL PENGELOLAAN PERIKANAN TANGKAP BERKELANJUTAN DI SULAWESI SELATAN

Ringkasan Eksekutif. i i

III. METODE PENELITIAN

Volume 5 No. 1 Februari 2017 ISSN:

STATUS KEBERLANJUTAN IKAN LOMPA (THRYSSA BAELAMA) PADA KAWASAN SASI NEGERI HARUKU KABUPATEN MALUKU TENGAH

PEMANFAATAN LAHAN BEKAS PENAMBANGAN BATUBARA UNTUK USAHA BUDIDAYA IKAN YANG BERKELANJUTAN

PENILAIAN KESIAPAN MALUKU SEBAGAI LUMBUNG IKAN NASIONAL Evaluation of Readiness for Maluku as Lumbung Ikan Nasional

ANALISIS KEBIJAKAN PENGEMBANGAN EKONOMI LOKAL INDUSTRI ALAS KAKI YANG BERKELANJUTAN DI KABUPATEN BOGOR

PENGELOLAAN EKOSISTEM MANGROVE BERKELANJUTAN DI PESISIR KABUPATEN TANGERANG, PROVINSI BANTEN YULISTA NOVELIYANA

KAJIAN KEBERLANJUTAN PENGELOLAAN BUDIDAYA IKAN BANDENG DI GRESIK Sustainbility Study of Milkfish Farming Management in Gresik

STATUS KEBERLANJUTAN DIMENSI EKOLOGI BUDIDAYA IKAN PATIN (PANGASIANODON HYPOPHTHALMUS) DALAM PENGEMBANGAN KAWASAN MINAPOLITAN

Status Keberlanjutan Wilayah Peternakan Sapi Potong untuk Pengembangan Kawasan Agropolitan di Kabupaten Bondowoso

Diterima: 4 Februari 2009; Disetujui: 20 Agustus 2009 ABSTRACT

III METODE PENELITIAN

ANALISIS PENGELOLAAN SUMBERDAYA PERIKANAN DENGAN PEMBERDAYAAN EKONOMI MASYARAKAT PESISIR DI KECAMATAN PEMANGKAT KABUPATEN SAMBAS

ANALISIS KEBERLANJUTAN PENGELOLAAN AIR BAKU DAS BABON (Studi Kasus di Kota Semarang)

Penentuan Variabel Berpengaruh dalam Pengembangan Kawasan Strategis Ekonomi Pesisir Utara pada Bidang Perikanan di Kota Pasuruan

2 KERANGKA PEMIKIRAN

Sustainability Analysis of Flying Fish Fisheries in Takalar, South Sulawesi

ANALISIS INDEKS KEBERLANJUTAN INDUSTRI KECIL DAN MENENGAH DI KABUPATEN BOGOR

Pengukuran Indeks Keberlanjutan Industri Gula

3 METODOLOGI. Laut Jawa. D K I J a k a r ta PULAU JAWA. Gambar 3. Lokasi Penelitian (Kabupaten Tangerang) S e l a t M a d u r a.

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sumberdaya perikanan di Kabupaten Gorontalo Utara meliputi perikanan tangkap dan perikanan budidaya.

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

ARAH KEBIJAKAN PENGEMBANGAN KONSEP MINAPOLITAN DI INDONESIA. Oleh: Dr. Sunoto, MES

V. HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN

EVALUASI STATUS KEBERLANJUTAN AGROPOLITAN PONCOKUSUMO, MALANG, JAWA TIMUR A. Faruq Hamdani 1, Benny Joy 2, dan E.

BAB I PENDAHULUAN. Trilogi pembangunan yang salah satunya berbunyi pemerataan pembangunan

Bab 4 GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

ANALISIS INDEKS DAN STATUS KEBERLANJUTAN SISTEM KETERSEDIAAN BERAS DI BEBERAPA WILAYAH INDONESIA

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA, NOMOR PER.12/MEN/2010 TENTANG MINAPOLITAN

VIII. ARAHAN PENGELOLAAN KEGIATAN BUDIDAYA RUMPUT LAUT

Jurnal Geografi. Media Informasi Pengembangan Ilmu dan Profesi Kegeografian

3 METODOLOGI 3.1 Lokasi dan Waktu 3.2 Teknik Pengambilan Data Pengumpulan Data Vegetasi Mangrove Kepiting Bakau

ABSTRACT. Key words : sustainability index, sustainability status, agropolitan, border area ABSTRAK

Kajian Pengembangan Ekonomi Lokal Kota Surakarta Tahun 2015

EVALUASI KINERJA DAN STATUS KEBERLANJUTAN KAWASAN AGROPOLITAN PERPAT BELITUNG

I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Volume 5 No. 1 Februari 2017 ISSN: IDENTIFIKASI LOKASI POTENSIAL PENGEMBANGAN INDUSTRI PENGOLAHAN GULA MERAH LONTAR DI KABUPATEN JENEPONTO

ANALISIS KEBERLANJUTAN USAHATANI HORTIKULTURA SAYURAN PADA LAHAN BERLERENG DI HULU DAS JENEBERANG, SULAWESI SELATAN

ANALISIS INDEKS KEBERLANJUTAN INDUSTRI KECIL DAN MENENGAH DI KABUPATEN BOGOR

I. PENDAHULUAN. Telah menjadi kesepakatan nasional dalam pembangunan ekonomi di daerah baik tingkat

Magister Ilmu Lingkungan, Sekolah Pascasarjana, Universitas Diponegoro 2

PENINGKATAN PERAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DALAM KEBIJAKAN PENGELOLAAN SUMBER DAYA PERIKANAN DI KABUPATEN LOMBOK TENGAH

VI. ANALISIS KEBERLANJUTAN DAN REKOMENDASI KEBIJAKAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN BENDUNGAN

Analisis Stakeholder dan Evaluasi Kelembagaan Pengelolaan SDAL

BAB I PENDAHULUAN. akan mempengaruhi produksi pertanian (Direktorat Pengelolaan Air, 2010).

III. METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Provinsi Lampung yang dikukuhkan berdasarkan Undang-Undang Negara Republik

IV. METODE PENELITIAN

STATUS KEBERLANJUTAN DIMENSI EKOLOGI DALAM PENGEMBANGAN KAWASAN MINAPOLITAN BERKELANJUTAN BERBASIS PERIKANAN BUDIDAYA AIR TAWAR DI KABUPATEN MAGELANG

ANALISIS INDEKS DAN STATUS KEBERLANJUTAN SISTEM PENGELOLAAN DAS DAN PESISIR

Jurnal Agribisnis dan Ekonomi Pertanian (Volume 2. No 2 Desember 2008)

BAB V STATUS KEBERLANJUTAN DAS CILIWUNG HULU

1. PENDAHULUAN Latar Belakang

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

IV. METODOLOGI PENELITIAN

ABSTRAK PENDAHULUAN ABSTRACT R. WIDIRIANI 1, S. SABIHAM 2, S. HADI SUTJAHJO 3, DAN I. LAS 4 ISSN

I. PENDAHULUAN. Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor Kep.32/Men/2010 Tentang Penetapan Kawasan Minapolitan

BAB II VISI, MISI, TUJUAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

Lampiran 1: Data kualitas air dan udara Kawasan Pemukiman di Cisauk dan sekitarnya. Pengambilan data Agustus 2011

Volume 5 No. 1 Februari 2017 ISSN: KEBERLANJUTAN OBYEK WISATA PANTAI LABOMBO KOTA PALOPO

Status Keberlanjutan Pengelolaan Perikanan Budidaya Di Pulau-Pulau Kecil Makassar

BAB I PENDAHULUAN. Unisba.Repository.ac.id

PEMBERDAYAAN EKONOMI MASYARAKAT DALAM KONSEP MINAPOLITAN

RENCANA STRATEGIS ( RENSTRA )

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan adalah sumberdaya perikanan, khususnya perikanan laut.

Faktor yang Berpengaruh dalam Pengembangan Ekonomi Lokal Berbasis Perikanan di Pulau Poteran

PROSPEK USAHA TAMBAK DI KECAMATAN SEDATI KABUPATEN SIDOARJO JAWA TIMUR TESIS. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-2

IV. METODE PENELITIAN

3. METODOLOGI PENELITIAN

Transkripsi:

ANALISIS KEBERLANJUTAN KAWASAN MINAPOLITAN BUDIDAYA DI DESA SARASA KECAMATAN DAPURANG KABUPATEN MAMUJU UTARA Iis Arsyad¹, Syaiful Darman dan Achmad Rizal² iis_arsyad@yahoo.co.id ¹Mahasiswa Program Studi Magister Ilmu-ilmu Pertanian Pascasarjana Universitas Tadulako ²Dosen Program Studi Magister Ilmu-ilmu Pertanian Pascasarjana Universitas Tadulako Abstract This study aimed to analyze the level of sustainability of aquaculture Minapolitan based in the Sarasa village Dapurang subdistrict, Mamuju Utara regency. The method used is RAPFISH analysis method using 5 dimensions of human resources, natural resources, institutional, technological and infrastructure. The results showed that the sustainability status Minapolitan based aquaculture in the Sarasa village Dapurang subdistrict, Mamuju Utara regency categorized quite sustainable because the resulting index value of 65.33. Status sustainability Sarasa Minapolitan in the village in terms of dimensions less sustainable technologies. Thus, the preparation and implementation of policies that can improve the condition of the sustainability of farming in the Sarasa village Minapolitan Dapurang subdistrict, Mamuju Utara regency deemed necessary. Keywords: Sustainability Analysis, Mamuju Utara regency, Minapolitan Indonesia merupakan salah satu Negara dengan garis pantai terpanjang, sehingga dapat diasumsikan bahwa Indonesia sebagai Negara yang memiliki potensi yang sangat besar dari segi kelautan dan perikanannya. Namun, meskipun memiliki potensi yang sangat besar tetapi belum terkelola dengan optimal, sehingga belum mampu memenuhi kebutuhan masyarakat dalam mensejahterakan pelaku usaha dibidang perikanan khususnya petambak dan nelayan. Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) telah mengeluarkan kebijakan strategis dalam upaya pembangunan sektor kelautan dan perikanan berbasis wilayah dengan konsep Minapolitan. Minapolitan adalah konsep pembangunan kelautan dan perikanan berbasis manajemen ekonomi kawasan dengan motor penggerak sektor kelautan dan perikanan dalam rangka peningkatan pendapatan rakyat. Pembangunan ekonomi kelautan dan perikanan dengan konsepsi Minapolitan dikembangkan melalui peningkatkan efisiensi dan optimalisasi keunggulan komparatif dan kompetitif daerah sesuai dengan eksistensi kegiatan pra produksi, produksi, pengolahan dan/atau pemasaran, serta jasa pendukung lainnya, yang dilakukan secara terpadu, holistik, dan berkelanjutan. Kabupaten Mamuju Utara memiliki panjang garis pantai 138,23 km dengan wilayah sebagian besar berbatasan dengan pantai. Secara administratif pemerintahan Kabupaten Mamuju Utara memiliki Dua Belas wilayah kecamatan dimana sepuluh wilayah Kecamatan berada di pesisir Selat Makassar yang terdiri dari 33 Desa pantai dengan luas kewenangan laut sekitar 1135 km 2. Sesuai dengan letak geografisnya wilayah pesisir Kabupaten Mamuju Utara memiliki sumberdaya alam yang cukup menunjang pertumbuhan ekonomi, potensial dan strategis. Hal ini disebabkan, sebahagian luas daerah Kabupaten Mamuju Utara merupakan daerah pesisir sehingga kawasan pantai Mamuju Utara memiliki sumberdaya yang berpotensi untuk dikembangkan menjadi suatu kawasan perikanan yang 72

73 Jurnal Sains dan Teknologi Tadulako, Volume 5 Nomor 1, Januari 2016 hlm 72-77 ISSN: 2089-8630 terpadu (Minapolitan) yang berbasis pada budidaya udang. Luas areal tambak potensial di Kabupaten Mamuju Utara sebesar 13.669,65 Ha namun total luasan tambak yang telah diusahakan atau dikelola oleh petani tambak baru seluas 5.974 Ha yang pengelolaannya masih bersifat tradisional, sisanya masih merupakan lahan tidur (DKP Mamuju Utara, 2013). Kabupaten Mamuju Utara merupakan salah satu kabupaten yang menerapkan konsep minapolitan, namun untuk mengetahui tingkat keberlanjutan kawasan yang digunakan sebagai kawasan minapolitan beberapa kondisi kawasan yang sebaiknya diperhatikan adalah kondisi sumberdaya manusia, sumberdaya alam, kelembagaan, tekhnologi dan infrastruktur. Untuk itu penelitian tentang analisis keberlanjutan kawasan minapolitan budidaya di Kecamatan Dapurang penting untuk dilakukan berdasarkan hasil diskusi dengan masyarakat di kawasan tersebut. METODE Penelitian dilaksanakan pada bulan September - November 2014 bertempat di areal pertambakan calon kawasan minapolitan Desa Sarasa Kecamatan Dapurang Kabupaten Mamuju Utara Provinsi Sulawesi Barat. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi langsung, dengan menggunakan pendekatan kualitatif dan kuantitatif, wawancara semi terstruktur dengan bantuan alat pencatat, perekam suara dan menggunakan alat perekam gambar. Jenis data yang dikumpulkan berupa data primer dan sekunder. Data primer diperoleh dari hasil wawancara, kueisioner dan pengamatan di lapangan serta para stakeholder yang menjadi sasaran evaluasi keberlanjutan. Data sekunder diperoleh dari studi literatur dan referensi yang relevan dengan kebutuhan seperti laporan tahunan dan data-data terkait Minapolitan di Kecamatan Dapurang, Kabupaten Mamuju Utara. Dalam pendekatan kuantitatif yang dilakukan, digunakan kuisioner yang disebarkan dengan menggunakan pendekatan secara sensus mengingat jumlah pemilik tambak yang sedikit. Pendekatan kualitatif dilakukan dengan cara wawancara langsung dengan petambak dan dinas yang berhubungan dengan Kawasan Minapolitan yakni Dinas Kelautan dan Perikanan. Metode penelitian yang digunakan adalah metode survey dengan menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpulan data. Pengisian kuesioner dilakukan terhadap 20 responden petani serta para pakar dari instansi terkait yang dipilih secara sengaja (purposive). Analisa Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer, diperoleh dengan wawancara langsung terhadap pakar (tokoh masyarakat, pemerintah kelurahan/ desa) dan stakeholder yang menjadi sampel penelitian dengan menggunakan panduan wawancara. Data sekunder diperoleh dari kantor-kantor pemerintah, instansi maupun dinas-dinas terkait. Metode yang digunakan untuk mengetahui status keberlanjutan pengembangan kawasaan minapolitan adalah Rap-Minapolitan dengan menggunakan pendekatan Multi Dimensional Scaling (MDS) yang diadopsi dari program Rapfish (Rapid Assesment Techniques for Fisheries) yang dikembangkan oleh Fisheries Center, University of British Columbia (Kavanagh dalam Fauzi dan Anna, 2002). Metode RAPFISH (Rapid Appraisal Technique for Evaluating Fisheries Sustainability) yang dikembangkan oleh Fisheries Center, University of British Columbia di tahun

Iis Arsyad, dkk. Analisis Keberlanjutan Kawasan Minapolitan Budidaya di Desa Sarasa Kecamatan Dapurang 74 1999. Metode RAPFISH dilakukan dengan menilai atribut yang terdapat pada setiap dimensi pengelolaan perikanan. Secara ringkas metode RAPFISH diuraikan dalam beberapa tahapan sebagai berikut: 1. Penentuan Atribut Keberlanjutan. Penelitian ini menggunakan 14 atribut dari lima dimensi. 2. Penentuan Nilai Setiap Atribut. Setiap atribut diberikan salah satu nilai dari ketiga kategori nilai yang telah ditentukan. Pemberian nilai terhadap setiap atribut memberikan gambaran terhadap kondisi keberlanjutan kawasan minapolitan, apakah baik ataupun buruk. 3. Ordinasi RAPFISH (Multidimensional Scaling). Ordinasi RAPFISH dengan metode MDS (Multidimensional Scaling) digunakan untuk menentukan satu titik (nilai) yang mencerminkan posisi relatif dari perikanan minapolitan. Hasil analisis yang baik menunjukkan nilai stress yang lebih kecil dari 0,25 (S < 0,25). 4. Penentuan status keberlanjutan pengelolaan kawasan minapolitan berdasarkan pada indeks keberlanjutan perikanan. Indeks keberlanjutan perikanan mempunyai selang antara 0-100. Nilai indeks keberlanjutan mengacu pada Budianto dalam Fitrianti (2014), yang membagi status keberlanjutan dalam 4 kategori: Tidak Berkelanjutan selang nilai 0-25, Kurang Berkelanjutan selang nilai 26-50, Cukup Berkelanjutan selang nilai 51-75 dan Sangat Berkelanjutan selang nilai 76-100. 5. Analisis Monte Carlo dan Analisis Laverage. Analisis Monte Carlo digunakan untuk mengetahui kestabilan hasil ordinasi RAPFISH. Analisis Monte Carlo pada metode RAPFISH dilakukan sebanyak 25 kali ulangan dengan teknik scatter plot. Kestabilan indeks keberlanjutan yang dihasilkan tercermin oleh plot yang mengumpul, sedangkan jika hasil menunjukkan plot menyebar dapat diartikan terdapat gangguan atau aspek ketidakpastian dalam hasil analisis. Analisis Laverage dilakukan untuk mengetahui atribut apa saja yang sensitif dari seluruh dimensi yang digunakan.atribut paling sensitif akan memberikan kontribusi terhadap keberlanjutan dalam bentuk perubahan Root Mean Square (RMS) yaitu pada sumbu X (skala keberlanjutan). HASIL DAN PEMBAHASAN Kabupaten Mamuju Utara terletak pada garis 0º 40 10-1º 50 12 Lintang Selatan dan 119º 25 26-119º 50 20 Bujur Timur. Kabupaten Mamuju Utara merupakan Kabupaten yang terletak di bagian utara dari Provinsi Sulawesi Barat dan berbatasan langsung dengan Kabupaten Donggala dan Kabupaten Sigi Provinsi Sulawesi Tengah. Luas wilayah Kabupaten Mamuju Utara adalah sebesar 3.043,75 Km2. Berdasarkan data yang ada di BPS tahun 2013, jumlah peduduk Kabupaten Mamuju Utara tercatat sebanyak 148.129 jiwa. Jumlah penduduk laki-laki lebih besar dibandingkan jumlah penduduk perempuan. Pertumbuhan penduduk setiap tahunnya sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan angkatan kerja. Menurut Badan Pusat Statistik (2015), penduduk usia kerja dibedakan menjadi angkatan kerja dan bukan angkatan kerja. Jumlah angkatan kerja di Kabupaten Mamuju Utara pada tahun 2013 sebanyak 67.700 orang. Usaha pengembangan kawasan minapolitan budidaya merupakan suatu mata rantai yang sangat berhubungan dengan prospek wilayah seperti karateristik dan kualitas sumberdaya manusia, sumberdaya alam, kelembagaan, teknologi dan infrastruktur yang ada dikawasan minapolitan budidaya tersebut, semakin baik karateristik dan kualitas suatu kawasan akan mendorong percepatan pengembangan wilayah dengan kegiatan perikanan sebagai kegiatan utama

Other Distingishing Features 75 Jurnal Sains dan Teknologi Tadulako, Volume 5 Nomor 1, Januari 2016 hlm 72-77 ISSN: 2089-8630 dalam meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat. Kajian potensi kawasan budidaya ikan harus mempertimbangkan berbagai aspek, meliputi lingkungan perairan (parameter fisika, biologi, dan ekologi), sosial ekonomi dan infrastruktur (Treece dalam Radiarta, dkk., 2012). Penilaian status keberlanjutan kawasan minapolitan, dilakukan dengan menggunakan metode RAPFISH terhadap 5 (lima) dimensi yaitu dimensi sumberdaya manusia, dimensi sumberdaya alam, dimensi kelembagaan, dimensi teknologi dan dimensi infrastruktur. Status keberlanjutan kawasan minapolitan diwakilkan oleh besar kecilnya kisaran nilai yang dihasilkan dalam analisis ordinasi RAPFISH pada Gambar 1 60 40 RAPFISH Ordination UP 20 0-20 -40-60 65.33039093 BAD GOOD 0 20 40 60 80 100 120 DOWN Fisheries Sustainability Real Fisheries References Anchors Gambar 1. Nilai Indeks Keberlanjutan Gabungan Beberapa Dimensi Setelah dilakukan analisis Rap-Insus COREMAG terhadap setiap dimensi maka dilakukan juga analisis secara multidimensi yaitu dengan mengakomodasi semua dimensi baik sumberdaya manusia, sumberdaya alam, kelembagaan, infrastruktur dan teknologi. Hasil analisis Rap-Insus COREMAG terhadap 5 (lima) dimensi terkait pengelolaan kawasan minapolitan di Desa Sarasa Kecamatan Dapurang, didapatkan nilai indeks keberlanjutan multidimensi sebesar 65,33 (Gambar 1). Hal tersebut menunjukkan bahwa kondisi pengelolaan kawasan minapolitan di Desa Sarasa, Kecamatan Dapurang Kabupaten Mamuju Utara berada dalam kategori cukup berkelanjutan karena termasuk kedalam skala 51,00-75,00. Dengan demikian, nilai indeks keberlanjutan multidimensi dalam pengelolaan kawasan minapolitan di Desa Sarasa Kecamatan Dapurang, berada pada batas pertengahan pada kategori pengelolaan kawasan minapolitan yang cukup berkelanjutan. Hal ini terjadi karena dari kelima dimensi yang dipertimbangkan, hanya terdapat satu dimensi dalam pengelolaan kawasan minapolitan yang berada pada skala kurang berkelanjutan, yaitu dimensi teknologi yakni 42,41, seperti yang tercermin dari diagram layang pada Gambar 2. Sedangkan dimensi sumberdaya alam menjadi satu-satunya dimensi dalam kondisi sangat berkelanjutan, dimensi sumberdaya manusia, dimensi kelembagaan dan dimensi infrastruktur dalam kondisi cukup berkelanjutan. Dimensi sumberdaya alam dalam kondisi sangat berkelanjutan karena hampir seluruh atribut sumberdaya alam berkategori baik, sedangkan pada dimensi teknologi didominasi oleh atribut yang berkriteria nilai buruk.

Other Distingishing Features Iis Arsyad, dkk. Analisis Keberlanjutan Kawasan Minapolitan Budidaya di Desa Sarasa Kecamatan Dapurang 76 Indikator penting yang mempengaruhi keberlanjutan dimensi teknologi yaitu teknologi budidaya dan pasca panen. Kurangnya penerapan tekhnologi pada usaha budidaya yang dilakukan memiliki pengaruh besar dalam keberlanjutan teknologi. Hal ini terkait dengan kualitas organisme yang dihasilkan. Organisme yang dibudidayakan secara intensif tentu memiliki mutu lebih tinggi dibandingkan dengan yang dibudidayakan secara tradisional atau semi intensif. Indikator teknologi yang perlu mendapat perhatian saat budidaya di tambak Desa Sarasa adalah pemberian pakan, pengaturan kualitas air dan penanganan pasca KELEMBAGAAN 75.58 100 SDM 80 66.03 60 40 20 0 Aspek 100 SDA panen. Umumnya masyarakat pembudidaya tambak di Desa Sarasa tidak memberikan pakan pada organisme yang dibudidayakan, hal ini dapat berakibat fatal bagi organisme yang dibudidayakan khususnya udang karena udang cenderung bersifat kanibalisme. Hal ini tentu akan berdampak pada penurunan jumlah hasil produksi yang semestinya diperoleh. Maka pengelolaan yang ada harus diperbaiki dengan mengoptimalkan penerapan dimensi yang kurang berkelanjutan dan mempertahankan atau meningkatkan penerapan dimensi-dimensi yang sudah berkelanjutan. Aspek 53.59 INFRASTRUKTUR 42.41 TEKNOLOGI Gambar 2. Diagram Layang Indeks Keberlanjutan antar Dimensi Hasil ordinasi RAPFISH diuji dengan menggunakan analisis Monte Carlo untuk menilai kestabilan dari nilai indeks keberlanjutan kawasan minapolitan yang dihasilkan. Hasil analisis Monte Carlo memperlihatkan adanya plot yang mengumpul/mengelompok (Gambar 3). Hal ini berarti bahwa hasil ordinasi dalam menentukan status keberlanjutan kawasan minapolitan di Kabupaten Mamuju Utara berada pada posisi yang stabil dan tidak mengalami gangguan, dapat dipertanggungjawabkan, serta baik dan valid untuk diaplikasikan. 60 40 20 0-20 -40-60 RAPFISH Ordination - Monte Carlo Scatter Plot 0 50 100 150 Fisheries Sustainability Gambar 3. Kestabilan nilai ordinasi RAPFISH dengan teknik Monte Carlo

77 Jurnal Sains dan Teknologi Tadulako, Volume 5 Nomor 1, Januari 2016 hlm 72-77 ISSN: 2089-8630 Strategi pengelolaan kawasan minapolitan secara berkelanjutan dilakukan dengan memprioritaskan dimensi-dimensi yang kurang berkelanjutan dan atribut-atribut sensitif dari tiap dimensi. Pada dimensi teknologi, strategi pengelolaan kawasan minapolitan yang berkelanjutan dapat dilakukan dengan peningkatan penerapan teknologi mulai dari pembenihan hingga penanganan hasil budidaya. Dukungan pemerintah dalam menyediakan bantuan teknologi tersebut sangat diperlukan guna meningkatkan dan menyukseskan program pengembangan minapolitan serta membantu meringankan beban petambak di kawasan minapolitan. Sedangkan dari dimensi infrastruktur dengan nilai indeks 53,59 meskipun tergolong cukup berkelanjutan namun hampir berada pada batas bawah pada indeks pengelolaan kawasan minapolitan yang berkelanjutan, strategi pengelolaan kawasan minapolitan dari dimensi infrastruktur yang perlu dilakukan yaitu dengan meningkatkan pembangunan sarana jalan produksi yang masih sangat minim dan perlu ditingkatkan pembangunannya, guna memperlancar kegiatan usaha budidaya serta distribusi hasil budidaya. KESIMPULAN Secara multidimensi, pengelolaan pada kawasan minapolitan di Kecamatan Dapurang, Kabupaten Mamuju Utara termasuk dalam kategori cukup berkelanjutan (65,33). Status keberlanjutan pengelolaan kawasan minapolitan di Kecamatan Dapurang, Kabupaten Mamuju Utara pada masing-masing dimensi yaitu dimensi sumberdaya manusia cukup berkelanjutan (66,03), dimensi sumberdaya alam sangat berkelanjutan (100), dimensi kelembagaan cukup berkelanjutan (75,58), dimensi teknologi kurang berkelanjutan (42,41) dan dimensi infrastruktur cukup berkelanjutan (53,59). Dimensi yang menjadi prioritas untuk diperbaiki adalah dimensi Tekhnologi yang termasuk dalam kategori kurang. Dimensi yang juga perlu mendapatkan perhatian adalah dimensi infrastruktur. UCAPAN TERIMA KASIH Terwujudnya artikel ini tidak lepas dari bantuan dan partisipasi dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis ingin menyampaikan terima kasih yang setulus-tulusnya kepada bapak Prof. Dr. Ir. Syaiful Darman, M.P. dan bapak Ir. Achmad Rizal, M.App.Sc., Ph.D. yang telah ikhlas meluangkan waktunya memberikan petunjuk, bimbingan, masukan dan nasehat yang sangat berharga dalam penulisan artikel ini. DAFTAR RUJUKAN Badan Pusat Statistik, 2015. Mamuju Utara Dalam Angka. Kabupaten Mamuju Utara. DKP Mamuju Utara, 2013. Laporan Tahunan Dinas Perikanan dan Kelautan. Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Mamuju Utara, Sulawesi Barat. Fauzi, A dan S. Anna. 2002. Evaluasi Status Keberlanjutan Pembangunan Perikanan: Aplikasi Pendekatan RAPFISH (studi Kasus Perairan Pesisir DKI Jakarta). Jurnal Pesisir dan Lautan. Vol. 4(3) : 43 55. Fitrianti, R. S, Kamal M. M., dan Kurnia R., 2014. Analisis Keberlanjutan Perikanan Ikan Terbang di Kabupaten Takalar, Sulawesi Selatan. Jurnal perikanan 118-127 Radiarta I. N., Subagja, J. Saputra A., dan Erlania, 2012. Pengembangan Budidaya Ikan Lele di Kawasan Minapolitan Kabupaten Bogor, Jawa Barat: Aspek Kesesuaian Lahan, Implementasi Produksi, dan Strategi Pengembangan. Jurnal Akuakultur Vol. 7 No. 2 Tahun 2012: 307-320