IV. METODE PENELITIAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "IV. METODE PENELITIAN"

Transkripsi

1 IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di Pulau Sebatik, Kabupaten Nunukan, Provinsi Kalimantan Timur (Gambar 4). Wilayah ini berada di bagian utara Kabupaten Nunukan, yang terletak pada koordinat antara Bujur Timur, dan Lintang Utara. Daerah tersebut di sebelah utara berbatasan langsung dengan Negara Malaysia Timur (Sabah), sebelah barat berbatasan dengan Selat Nunukan, sebelah timur dan selatan berbatasan dengan Selat Makasar (Laut Sulawesi). Penelitian dilaksanakan bulan Maret hingga November Sabah P. Sebatik Prov.Kaltim : Lokasi Penelitian P. Sebatik (a) (b) (c) Gambar 4. Lokasi penelitian (Provinsi Kalimantan Timur [a], Pulau Sebatik dan sekitarnya [b], dan Pulau Sebatik [c]) 4.2. Bahan dan Alat Bahan dan alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah alat survei (biofisik dan sosial-ekonomi) lapangan (bor tanah, ph meter, Munsell Soil Color Chart, abney level, GPS, Altimeter, kompas, peta-peta, bahan kimia, meteran, tempat sampel tanah) dan kuesioner untuk keperluan wawancara dengan responden. Data sekunder yang diperlukan yaitu (a) data iklim, peta-peta (topografi, tanah, penggunaan lahan, administrasi, zona agroekologi, arahan tata ruang, penggunaan lahan, dan peta pendukung lain), dan (b) laporan-laporan yang dikeluarkan oleh dinas dan instansi terkait (Bappeda, Dinas Pertanian, Dinas Peternakan, Dinas Perkebunan, BPTP Kaltim, BPP [Balai Penyuluhan Pertanian] Sebatik dan Sebatik Barat).

2 Rancangan Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi literatur, survei lapangan, analisis tanah di laboratorium dan wawancara. Survei lapangan dilakukan untuk mengumpulkan data biofisik lahan dan sosial ekonomi. Wawancara dilakukan untuk: (a) mengetahui permasalahan, peluang, harapan dan pendapat dari stakeholders yang terkait dengan pengembangan komoditas unggulan pertanian, masalah lingkungan dan pola usahatani yang diterapkan; dan (b) mengetahui pendapat pakar atau ahli tentang peningkatan produktivitas lahan untuk pengembangan pertanian berkelanjutan khususnya perkebunan kakao rakyat di kawasan perbatasan Pulau Sebatik Lingkup dan Rencana Kegiatan Lingkup penelitian mencakup aspek ekologi, ekonomi, sosial budaya, infrastruktur dan teknologi, hukum dan kelembagaan, serta pertahanan dan keamanan. Penelitian dilakukan berdasarkan data primer dan data sekunder yang diperoleh dari survei lapangan, serta diperkuat oleh pendapat para pakar atau ahli di bidangnya. Pelaksanaan penelitian dibagi dalam enam tahapan (Gambar 5). Tahap pertama adalah persiapan bahan, alat dan studi pustaka yang digunakan untuk pelaksanaan kegiatan penelitian, baik untuk mengumpulkan data primer maupun data sekunder pada tahap ke-2. Tahap ke-3 adalah melakukan survei lapangan (biofisik dan sosial ekonomi). Tahap ke-4 adalah melakukan enam analisis, yaitu (a) analisis kesesuaian lahan, (b) analisis kesenjangan, dan analisis kendala, (c) analisis ekonomi (kelayakan finansial), (d) analisis kebutuhan stakeholders, (e) analisis keberlanjutan, dan (f) analisis prospekif. Kemudian dilanjutkan pada tahap ke-5, yaitu menyusun skenario rekomendasi kebijakan yang dilakukan berdasarkan gabungan hasil analisis pada tahap 4. Pada tahap ke-6 adalah menyusun rekomendasi kebijakan peningkatan produktivitas lahan berkelanjutan untuk perkebunan kakao rakyat di Pulau Sebatik.

3 37 Mulai (Persiapan) Tahap I Studi Pustaka Faktor-faktor atau komponen-komponen peningkatan produktivitas lahan berkelanjutan di kawasan perbatasan Pulau Sebatik Tahap II Survei lapangan (biofisik dan sosial ekonomi Tahap III Analisis Kesesuaian lahan Kesenjangan, dan kendala produktivitas lahan Ekonomi (kelayakan finansial) Kebutuhan stakeholders Keberlanjutan Prospektif Tahap IV Skenario Tahap V Rekomendasi (Selesai) Tahap VI Gambar 5. Tahapan penelitian 4.5. Jenis, Sumber dan Teknik Pengumpulan Data Variabel data yang dikumpulkan meliputi: tanah (biofisik, kimia, biologi), iklim (untuk melihat fenomena iklim secara umum di daerah penelitian), tanaman, sosial, ekonomi dan kelembagaan usahatani. Sumber dan teknik pengumpulan data secara rinci disajikan pada Tabel 5.

4 38 Tabel 5. Sumber dan teknik pengumpulan data No Data Sumber data Teknik pengumpulan data 1. Tanah (fisik, kimia, biologi), iklim Primer Pengamatan, pengukuran di lapang dan analisis tanah di laboratorium (temperatur, curah hujan, kelembaban udara, intensitas hujan, kecepatan angin dan zona agroklimat), fisiografi, topografi. Sekunder Studi literatur, dokumentasi dan laporan dari dinas/instansi terkait 2. Keadaan budidaya tanaman (benih/bibit yang digunakan, jarak Primer - Wawancara (kuesioner) - Pengamatan lapangan tanam, gejala defisiensi hara, pemeliharaan [pemupukan, Sekunder Laporan, dokumen, pemberantasan hama dan penyakit, monografi pemangkasan], produktivitas, pascapanen) 3. Sosial ekonomi (demografi, Primer - Wawancara (kuesioner) - Indepth interview - Diskusi kepemilikan lahan, jumlah anggota keluarga, jumlah usia produktif, curahan tenaga kerja, penggunaan saprodi, peralatan pertanian, biaya hidup, produktivitas, harga saprodi, harga komoditas, pendapatan usahatani dan non usahatani, komponen usahatani, preferensi petani terhadap komoditas unggulan, dll). 4. Kelembagaan (sumber penyediaan saprodi, jenis saprodi, sumber modal, besarnya modal yang diperlukan, sistem penanganan hasil, pemasaran hasil, ketersediaan informasi dan teknologi, pelayanan penyuluhan, penyediaan informasi dan teknologi) 5. Potensi, permasalahan dan peluang peningkatan produktivitas lahan (ketersediaan SDM petani, dukungan pemerintah, partisipasi petani) Sekunder Primer Primer Laporan, dokumen, monografi - Wawancara (kuesioner) - In depth interview - Diskusi PRA (Participatory Rural Appraisal) Data primer yang bersumber dari responden terpilih diperoleh berdasarkan wawancara dengan menggunakan daftar pertanyaan (kuesioner). Data sekunder adalah data yang diperoleh dari laporan dinas dan instansi terkait, serta

5 39 penelusuran literatur atau publikasi. Diskusi kelompok dilakukan untuk pengisian kuesioner dan menggali informasi dari stakeholders yang terkait dengan persepsi dan keinginan mereka untuk melakukan peningkatan produktivitas lahan secara berkelanjutan. Responden yang menjadi populasi penelitian berasal dari penduduk setempat yang melakukan aktivitas usahatani Data sumberdaya lahan Pada kegiatan survei lapangan dilakukan pengamatan, pengambilan sampel tanah, pengumpulan data iklim dan produksi. Data tersebut meliputi: (i) Data tanah adalah data lapangan dan analisis tanah di laboratorium. Data lapangan meliputi: bentuk lahan, lereng, batuan permukaan, bahaya banjir, bahaya erosi, drainase, kedalaman efektif, kemudahan pengolahan dan morfologi tanah. Data untuk analisis laboratorium yaitu ph tanah, tekstur, kandungan bahan organik, Kation-kation dapat ditukar (Na, K, Ca, Mg), Kapasitas Tukar Kation (KTK), P dan K total (terekstrak HCl 25%), P dan K tersedia, Kejenuhan Basa, adanya bahan sulfidik (Balittanah, 2004). Parameter dan metode analisis tanah selengkapnya tertera pada Tabel 6. Pengambilan contoh tanah dilakukan sesuai dengan teknik sampling. Lokasi pengambilan sampel tanah berdasarkan pada peta satuan lahan homogen yang dihasilkan dari overly peta. Pengambilan sampel tanah menggunakan stratified random sampling. Setiap satuan lahan pengamatan diambil contoh tanah komposit hingga kedalaman 60 cm (0-30 cm dan cm) untuk analisa sifat fisik dan kimia tanah. (ii) Data iklim (data sekunder) diperlukan untuk mengetahui keadaan iklim secara umum. Data yang dikumpulkan antara lain: curah hujan, suhu udara, kelembaban udara, radiasi matahari, dan kecepatan angin Data tanaman Data dan informasi budidaya tanaman diperoleh melalui pengamatan lapangan (data primer) dan data sekunder antara lain meliputi: (i) benih atau bibit yang digunakan (bahan tanam, perlakuan dan pemeliharaan, jenis tanaman yang digunakan, asal benih/bibit; (ii) penanaman (jarak tanam, penyulaman, sistem tanam, pemupukan bibit, tanaman/pohon penaung, penanaman sesuai kontur);

6 40 (iii) pemeliharaan (gejala defisiensi hara, pemupukan, hama-penyakit dan cara pengendaliannya, pemangkasan (Wahyudi dan Rahardjo,2008); (iv) produktivitas hasil; dan (v) pascapanen. Tabel 6. Parameter dan metode analisis tanah No. Parameter tanah (sifat fisik, kimia, biologi) Metode analisis 1. Tekstur (3 fraksi) Pipet 2. Bobot isi (g cm -3 ) Gravimetri 3. Porositas (%) Gravimetri 4. Kemantapan agregat (%) Metode ayakan basah 5. ph H 2 O Gelas elektrode 6. N-total (%) Kjeldahl 7. P-total (%) HCl 25% 8. K-total (%) HCl 25% 9. P-tersedia (ppm) Bray I 10. K-tersedia (cmol + kg -1 ) Morgan 11. Al-dd (cmol + kg -1 ) Titrimetri, KCN 1N 12. KTK (cmol + kg -1 ) Ekstrak NH 4 OAc ph Kejenuhan Basa (%) Ekstrak NH 4 OAc ph C-organik (%) Walkey and Black 15. C-microbial biomass (ppm) Fumigasi ekstraksi Data sosial, ekonomi dan kelembagaan Penentuan responden berdasarkan metode stratified random sampling. (Walpole, 1995). Responden dikelompokkan berdasarkan mata pencaharian dan kontribusinya terhadap kegiatan pertanian. Pembagiannya meliputi petani, pedagang, tokoh masyarakat, penyuluh pertanian lapangan (PPL), masyarakat, aparat (desa dan kecamatan), lembaga penyedia modal, dan para pakar/ahli (pertanian, pengelolaan lahan, dan perencanaan/kebijakan). Stakeholders yang menjadi responden meliputi: (a) masyarakat atau petani kakao 77 orang, pedagang pengumpul 4 orang, penyuluh pertanian lapangan (PPL) 5 orang, tokoh masyarakat 2 orang, aparat pemerintah (desa dan kecamatan) 3 orang. Jumlah responden tersebut dipilih secara acak sederhana, yang jumlahnya ditetapkan secara proporsional (proporsional cluster random sampling); (b) kalangan pakar/ahli yang dipilih secara sengaja (purposive sampling) berjumlah 6 orang. Responden dari kalangan ahli yang dipilih memiliki

7 41 kepakaran sesuai dengan bidang yang diteliti dengan kriteria: (i) mempunyai pengalaman sesuai dengan bidang yang diteliti, (ii) memiliki reputasi, kedudukan/jabatan dalam kompetensinya sesuai dengan bidang yang diteliti, serta (iii) memiliki kredibilitas tinggi dan bersedia sebagai responden. Data dan informasi dari para pakar dilakukan dengan wawancara secara mendalam (indepth interview), yang bersifat lebih teknis sesuai dengan pengalaman dan keahliannya Potensi, peluang dan permasalahan Diskusi kelompok dilakukan pada saat dilakukan Participatory Rural Appraisal (PRA). PRA merupakan cara belajar dari dan dengan masyarakat untuk menemukan, menganalisis, mengevaluasi kendala dan peluang pengembangan pertanian di wilayah setempat. PRA dilaksanakan dengan teknik wawancara langsung dengan kelompok (focus group discussion) yang terdiri dari kelompok tani, tokoh masyarakat, PPL, aparat desa, dan stakeholders yang dilaksanakan di empat tempat Formulasi Rekomendasi Kebijakan Formulasi rekomendasi kebijakan untuk menyusun model peningkatan produktivitas lahan berkelanjutan perkebunan kakao rakyat di kawasan perbatasan Pulau Sebatik dilakukan dengan menggunakan analisis prospektif. Analisis prospektif digunakan untuk mendapatkan skenario rekomendasi kebijakan peningkatan produktivitas lahan berkelanjutan perkebunan kakao rakyat, dengan cara menentukan faktor-faktor kunci yang berpengaruh terhadap kinerja sistem Analisis Data Analisis data meliputi: (a) analisis kesesuaian lahan, (b) analisis kesenjangan produktivitas lahan, (c) analisis kendala produktivitas lahan, (d) analisis ekonomi [kelayakan finansial], (e) analisis keberlanjutan, (f) analisis kebutuhan stakeholders, dan (g) analisis prospektif. Analisis yang dilakukan dan keterkaitannya dengan tujuan dan keluaran yang diharapkan secara rinci tertera pada Tabel 7.

8 42 Analisis kesesuaian lahan Analisis kesesuaian lahan disusun untuk mendapatkan kesesuaian penggunaan lahan tanaman kakao melalui pendekatan sistem matching atau kecocokan antara kualitas dan sifat-sifat tanah (land qualities/land characteristics) dengan kelas kesesuaian lahan yang disusun berdasarkan persyaratan tumbuh tanaman kakao (Djaenudin et al., 2000). Analisis kesenjangan Analisis kesenjangan (gap analysis) bertujuan mengetahui kesenjangan antara produktivitas lahan perkebunan kakao rakyat kondisi saat ini (eksisting) dengan produktivitas lahan yang diharapkan (optimal). Hasil analisis kesenjangan digunakan untuk mengidentifikasi kendala dan upaya-upaya yang dapat dilakukan untuk memperbaiki dan meningkatkan produktivitas lahan. Hal tersebut sesuai dengan hasil penelitian Tarmizi et al. (2006), bahwa untuk mendapatkan hasil yang optimal pada perkebunan kelapa sawit dibutuhkan praktek pengelolaan tanah yang baik berdasarkan kesenjangan antara produktivitas hasil eksisting dan yang diharapkan. Analisis kendala Analisis ini dilakukan terhadap aspek-aspek yang berkaitan dengan peningkatan produktivitas lahan berkelanjutan perkebunan kakao rakyat di Pulau Sebatik, dengan menggunakan metode ISM (Eriyatno dan Sofyar, 2007; Marimin, 2004). Data dan informasi yang dikumpulkan adalah: (a) informasi pengelolaan lahan secara umum, antara lain luas kepemilikan lahan, lokasi, jenis pengelolaan lahan, status kepemilikan, kemiringan lahan, dan sistem pertanaman, (b) Local Ecological Knowledge (LEK) dalam menerapkan teknik budidaya dan pengelolaan lahan, pengetahuan dan pengalaman petani dalam mengelola lahan untuk budidaya tanaman, (c) jenis komoditas yang diusahakan (tanaman semusim, tahunan dan ternak), (d) program pembangunan pertanian di kawasan perbatasan, (e) potensi dan kendala pengembangan komoditas unggulan pertanian dari berbagai dimensi atau aspek keberlanjutan, serta (f) jumlah dan jenis lembaga yang ada, serta aktivitasnya.

9 43 Tabel 7. Keterkaitan antara tujuan penelitian, kegiatan, data yang diperlukan, analisis data, dan keluaran yang diharapkan. No Tujuan Kegiatan Sumber Data Analisis Data Keluaran Yang Diharapkan 1. Evaluasi kesesuaian penggunaan lahan untuk tanaman kakao 2. Komponen-komponen peningkatan produktivitas lahan berkelanjutan 3. Rekomendasi kebijakan peningkatan produktivitas lahan Analisis tanah Evaluasi kesesuaian lahan Survei lapangan Identifikasi responden Analisis kendala Analisis ekonomi Analisis keberlanjutan Analisis kebutuhan stakeholders Sampel tanah, topografi, hidrologi, vegetasi dan iklim Informasi pengelolaan lahan secara umum, jenis komoditas yang diusahakan Biofisik dan sosial ekonomi kawasan perbatasan Pulau Sebatik Responden stakeholders di lokasi penelitian Responden pakar/ahli Informasi pengelolaan lahan untuk perkebunan kakao rakyat Kelembagaan (jumlah, jenis, aktivitas) Skala usahatani, pengeluaran biaya usahatani, perkembangan tingkat harga komoditi, suku bunga Bank, besarnya PBB (pajak bumi dan bangunan) Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap keberlanjutan Analisis laboratorium Evaluasi lahan, Automated Land Evaluation System (ALES). Deskriptif Analisis kesenjangan (gap analysis) FGD ISM B/C ratio, NVP (Net Present Value), IRR (Internal Rate of Return), kebutuhan hidup layak RAP-COCOA SEBATIK (MDS) Sifat fisik, kimia dan biologi tanah Kelas kesesuaian lahan untuk tanaman kakao Data sumberdaya lahan Produktivitas lahan kondisi eksisting dan yang diharapkan Variabel-variabel kunci peningkatan produktivitas lahan Kendala, kebutuhan dan lembaga yang terlibat Kelembagaan usahatani yang diperlukan Tingkat kelayakan usahatani kakao Indeks dan status keberlanjutan Sosial ekonomi dan stakeholders Prospektif Faktor-faktor kunci Rancangan rekomendasi kebijakan Data-data analisis setiap sub kegiatan Hasil alternatif rancangan rekomendasi kebijakan Gabungan analisis antar sub analisis kegiatan Pilihan skenario rekomendasi kebijakan

10 44 Analisis ekonomi Analisis ekonomi dilakukan untuk menghitung B/C-ratio, nilai tunai bersih (Net Present Value), Internal Rate of Return (IRR). Data yang diperlukan antara lain skala penggunaan lahan, pengeluaran biaya produksi, luas kawasan budidaya, perkembangan tingkat harga komoditas, kredit usahatani dan suku bunga bank, dll. Data kondisi sosial ekonomi diperoleh melalui wawancara terstruktur terhadap responden yang dipilih secara acak dengan menggunakan bantuan kuesioner. Analisis keberlanjutan Metode analisis yang digunakan adalah Multi Dimensional Scaling (MDS) yang disebut dengan RAP-COCOA SEBATIK (Rapid Appraisal for Cocoa on SEBATIK Island), merupakan modifikasi dari RAPFISH (Rapid Appraisal Technique for Fisheries) yang digunakan oleh University of British Columbia, Canada. Metode ini digunakan untuk menilai indeks dan status keberlanjutan serta untuk mengindentifikasi atribut-atribut yang paling sensitif dari masing-masing dimensi keberlanjutan melalui leverage analysis. Teknik ordinasi RAP-COCOA SEBATIK dengan metode MDS dilakukan melalui beberapa tahapan, yaitu (1) penentuan atribut pada setiap dimensi keberlanjutan dan mendefinisikannya melalui kajian pustaka dan pengamatan lapangan. Bagan proses aplikasi RAP- COCOA SEBATIK selengkapnya tertera pada Gambar 6. Penelitian ini mencakup 62 atribut pada 6 dimensi yang dianalisis, yaitu 13 atribut dimensi ekologi, 9 atribut dimensi ekonomi, 13 atribut dimensi sosial budaya, 9 atribut dimensi infrastruktur dan teknologi, 9 atribut dimensi hukum dan kelembagaan, serta 9 atribut dimensi pertahanan dan keamanan; (2) penilaian setiap atribut dalam skala ordinal (skoring) berdasarkan hasil pengamatan lapangan dan pendapat para pakar; (3) analisis ordinasi untuk menentukan posisi status keberlanjutan pada setiap dimensi dalam skala indeks keberlanjutan; (4) menilai indeks dan status keberlanjutan pada setiap dimensi; (5) melakukan sensitivity analysis (leverage analysis) untuk menentukan peubah yang sensitif mempengaruhi keberlanjutan, dan; (6) analisis Monte Carlo untuk memperhitungkan dimensi ketidakpastian (Kavanagh, 2001; Pitcher dan David, 2001). Skala indeks keberlanjutan sistem yang dikaji mempunyai selang persen, seperti tertera pada Tabel 8.

11 45 Tabel 8. Kategori indeks status keberlanjutan perkebunan kakao rakyat Nilai indeks Kategori 0,00-25,00 Buruk (tidak berkelanjutan) 25,01-50,00 Kurang (kurang berkelanjutan) 50,01-75, 00 Cukup (cukup berkelanjutan) 75,01-100,00 Baik (berkelanjutan) Pada analisis dengan menggunakan MDS juga dilakukan analisis leverage, analisis Monte Carlo, penentuan nilai stress dan koefisien determinasi (R 2 ). Analisis leverage dilakukan untuk mengetahui atribut yang sensitif dan intervensi yang perlu dilakukan. Atribut yang sensitif diperoleh berdasarkan hasil analisis leverage yang terlihat pada perubahan Root Mean Square (RMS) ordinasi pada sumbu X. Semakin besar perubahan RMS, maka semakin sensitif peranan atribut tersebut terhadap peningkatan status keberlanjutan. Start Review atribut (berbagai kategori dan skoring kriteria) Identifikasi dan pendefinisian produktivitas lahan perkebunan kakao rakyat (didasarkan kriteria yang konsisten) Penilaian skor setiap atribut Multidimensional Scaling Ordination (untuk setiap atribut) Analisis Monte Carlo (analisis ketidakpastian) Analisis Leverage (analisis anomali) Analisis keberlanjutan (sustainability assessment) Gambar 6. Bagan proses aplikasi RAP-COCOA SEBATIK (dimodifikasi dari Alder et al. (2000); Fauzi dan Anna (2005)

12 46 Analisis Monte Carlo digunakan untuk menduga pengaruh galat pada selang kepercayaan 95 persen. Nilai indeks Monte Carlo ini dibandingkan dengan indeks MDS. Nilai stress dan koefisien determinasi (R 2 ) berfungsi untuk mengetahui perlu tidaknya penambahan atribut, dan mencerminkan keakuratan dimensi yang dikaji dengan keadaan yang sebenarnya. Nilai tersebut diperoleh berdasarkan 2 titik yang berdekatan terhadap titik asal ordinasi. Penentuan jarak dalam MDS berdasarkan pada Euclidian Distance (Fauzi dan Anna, 2005). Dalam ruang berdimensi n persamaannya adalah: ( x1 x2 + y1 y2 + z ) d = z... (4) Ordinasi dari obyek atau titik kemudian diaproksimasi dengan meregresikan jarak Euclidian (d ij ) dari titik i ke titik j dengan titik asal (δ ij ). d ij = α + βδij + ε... (5) Untuk meregresikan persamaan di atas, digunakan metode least squared bergantian berdasarkan akar Euclidian Distance (square distance) atau disebut dengan metode ALSCAL (Fauzi dan Anna, 2005). Metode ini mengoptimalkan jarak kuadrat (squared distance=d ijk ) terhadap data kuadrat (titik asal=o ijk ). Dalam tiga dimensi (i,j,k) disebut S-Stress, sesuai dengan persamaan: S = 2 2 ( dijk oijk ) 2 m 1 i j m =... (6) 4 k 1 oijk i j Jarak kuadrat merupakan jarak Euclidian, sesuai dengan persamaan: d ( ) 2 2 = wka ijk xia x... (7) ja Goodness of fit dalam MDS mengukur ketepatan konfigurasi dari suatu titik yang dapat mencerminkan data aslinya. Goodness of fit mencerminkan besaran nilai S-Stress dari R 2. Nilai S-Stress yang rendah menunjukkan good fit, sedangkan nilai S-Stress yang tinggi menunjukkan sebaliknya (Fauzi dan Anna, 2005; Malhotra, 2006). Menurut Kavanagh dan Pitcher (2004), model yang baik

13 47 (hasil analisis cukup baik) jika nilai S-stress kurang dari 0,25 (S < 0,25), dan R 2 mendekati 1 (100%). Melalui metode MDS, maka posisi titik keberlanjutan dapat divisualisasikan melalui sumbu horizontal dan sumbu vertikal. Dengan metode rotasi, maka posisi titik dapat divisualisasikan pada sumbu horizontal dengan nilai indeks keberlanjutan diberi nilai skor 0% (buruk) dan 100% (baik). Jika sistem yang dikaji mempunyai nilai indeks keberlanjutan lebih besar atau sama dengan 50%, maka sistem dikatakan berkelanjutan (sustainable), dan tidak berkelanjutan jika nilai indeks kurang dari 50%. Ilustrasi hasil ordinasi nilai indeks keberlanjutan dapat dilihat pada Gambar 7. Buruk Baik 0% 100% Gambar 7. Ilustrasi penentuan indeks keberlanjutan produktivitas lahan perkebunan kakao rakyat di kawasan perbatasan dalam skala ordinasi pada dua titik ekstrim buruk (0%) dan baik (100%) Nilai indeks keberlanjutan setiap dimensi dapat divisualisasikan dalam bentuk diagram layang-layang (kite diagram) seperti tertera pada Gambar 8. Hankam Ekologi Ekonomi Hukum dan Kelembagaan Sosial Budaya Infrastruktur & Teknologi Gambar 8. Ilustrasi diagram layang-layang indeks keberlanjutan

14 48 Hasil analisis tersebut diperoleh pengaruh galat yang dapat disebabkan oleh berbagai hal seperti kesalahan dalam pembuatan skor karena kesalahan pemahaman terhadap atribut atau kondisi lokasi penelitian yang belum sempurna, variasi skor akibat perbedaan opini atau penilaian oleh peneliti, proses analisis MDS yang berulang-ulang, kesalahan input data atau ada data yang hilang dan tingginya nilai stress. Nilai stress dapat diterima jika nilainya < 25% (Kavanagh dan Pitcher, 2004). Untuk mengevaluasi pengaruh galat pada pendugaan nilai ordinasi digunakan analisis Monte Carlo, yaitu metode simulasi statistik untuk mengevaluasi efek dari random error pada proses pendugaan, serta untuk mengestimasi nilai yang sebenarnya. Analisis kebutuhan stakeholders Analisis kebutuhan dilakukan untuk memperoleh komponen-komponen yang berpengaruh dan berperan dalam sistem peningkatan produktivitas lahan berkelanjutan dari semua stakeholders yang terlibat. Setelah mendapatkan data pendukung untuk penetapan kebutuhan dasar yang diperoleh berdasarkan analisis kebutuhan stakeholders, selanjutnya diperkirakan kebutuhan setiap stakeholders. Analisis prospektif Analisis prospektif digunakan untuk mendapatkan skenario peningkatan produktivitas lahan berkelanjutan untuk perkebunan kakao rakyat di kawasan perbatasan Pulau Sebatik pada masa yang akan datang, dengan cara menentukan faktor-faktor kunci yang berpengaruh terhadap kinerja sistem. Analisis prospektif bertujuan memprediksi kemungkinan yang akan terjadi di masa yang akan datang sesuai dengan tujuan yang akan dicapai. Analisis prospektif dilakukan melalui tiga tahap yaitu (1) mengindentifikasi faktor kunci di masa depan, (2) menentukan tujuan, strategis dan kepentingan pelaku utama, dan (3) mendefinisikan dan mendeskripsikan evolusi kemungkinan di masa depan dan menentukan strategi secara berkelanjutan sesuai dengan sumberdaya yang ada. Penentuan faktor-faktor kunci dalam analisis prospektif ini dilakukan dengan menggabungkan faktor-faktor kunci yang sensitif berpengaruh terhadap kinerja sistem hasil analisis keberlanjutan dan faktor kunci yang diperoleh dari

15 49 analisis kebutuhan (need analysis). Selanjutnya hasil penggabungan faktor kunci disusun keadaan (state) yang mungkin terjadi di masa yang akan datang. Tahapan analisis prospektif menurut Bourgeois (2007) yaitu (a) menerangkan tujuan, (b) melakukan identifikasi kriteria, (c) mendiskusikan kriteria yang telah ditentukan, (d) analisis pengaruh antar faktor, (e) merumuskan kondisi faktor, (f) membangun dan memilih skenario, serta (g) implikasi skenario. Pengaruh antar faktor diberikan skor oleh pakar dengan menggunakan pedoman analisis prospektif, seperti tertera pada Tabel 9. Pengaruh antar faktor diisi sesuai dengan pedoman analisis prospektif adalah sebagai berikut: 1. Jika faktor tersebut tidak ada pengaruhnya terhadap faktor lain, jika ya diberi nilai Jika tidak, selanjutnya dilihat apakah pengaruhnya sangat kuat, jika ya diberi nilai Jika tidak, baru dilihat apakah pengaruhnya kecil = 1, atau pengaruhnya sedang = 2. Tabel 9. Pedoman penilaian analisis prospektif Skor Keterangan 0 Tidak ada pengaruh 1 Berpengaruh kecil 2 Berpengaruh sedang 3 Berpengaruh sangat kuat Sumber: Hardjomidjojo (2006) pada Tabel 10. Selanjutnya pengaruh antar faktor disusun menggunakan matrik seperti Tabel 10. Pengaruh antar faktor peningkatan produktivitas lahan berkelanjutan untuk perkebunan kakao rakyat di kawasan perbatasan Pulau Sebatik Dari Terhadap A B C D E... Sumber: Bourgeois (2007) A B C D E...

16 50 Untuk menentukan kemungkinan-kemungkinan di masa depan yang terbaik dapat ditentukan berdasarkan hasil penentuan elemen-elemen kunci di masa depan dari berbagai faktor atau elemen-elemen yang sangat berpengaruh terhadap peningkatan produktivitas lahan berkelanjutan untuk perkebunan kakao rakyat. Cara menentukan elemen kunci tertera pada Gambar 9. Faktor penentu INPUT Faktor penghubung STAKE Faktor bebas UNUSED Faktor terikat OUTPUT Gambar 9. Penentuan elemen kunci peningkatan produktivitas lahan berkelanjutan untuk perkebunan kakao rakyat (Bourgeouis dan Jesus, 2004; Hardjomidjojo, 2006; Bourgeois, 2007) Berdasarkan faktor dominan yang berpengaruh terhadap sistem, maka dibangun keadaan yang mungkin terjadi di masa depan dari faktor-faktor tersebut sebagai alternatif menyusun skenario. Ilustrasi keadaan yang mungkin terjadi di masa depan dapat dilihat pada Tabel 11. Tabel 11. Ilustrasi keadaan yang mungkin terjadi di masa depan pada peningkatan produktivitas lahan berkelanjutan untuk perkebunan kakao rakyat di kawasan perbatasan Pulau Sebatik Faktor Keadaan yang mungkin terjadi 1 1A 1B 1C 2 2A 2B 2C 3 3A 3B 3C... n na nb nc

17 51 Selanjutnya berdasarkan hasil dari Tabel 11 dibangun skenario rekomendasi kebijakan peningkatan produktivitas lahan berkelanjutan untuk perkebunan kakao rakyat, dengan beberapa kemungkinan skenario di masa depan seperti disajikan pada Tabel 12. Tabel 12. Hasil analisis skenario peningkatan produktivitas lahan berkelanjutan untuk perkebunan kakao rakyat di Pulau Sebatik Skenario Uraian Urutan Faktor 1 Bertahan pada kondisi seperti saat ini, dengan perbaikan terbatas 2 Melakukan perbaikan, tetapi tidak maksimal 3 Melakukan perbaikan secara menyeluruh dan terpadu

III METODE PENELITIAN

III METODE PENELITIAN 31 III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Kawasan Minapolitan Kampung Lele Kabupaten Boyolali, tepatnya di Desa Tegalrejo, Kecamatan Sawit, Kabupaten Boyolali. Penelitian

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN 47 IV. METODE PENELITIAN 4.1. Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di bagian hulu daerah aliran sungai (DAS) Jeneberang yang terletak di Kabupaten Gowa (Gambar 3). Penelitian dilaksanakan pada

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN 43 IV. METODE PENELITIAN 4.1. Tempat dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian dilaksanakan di Kabupaten Gowa, Provinsi Sulawesi Selatan tepatnya di Kawasan Minapolitan Bontonompo yang mencakup 5 (lima) kecamatan

Lebih terperinci

3 METODE PENELITIAN. 1. Pangkep 4 33' ' ' ' 2, Takalar , Bulukumba

3 METODE PENELITIAN. 1. Pangkep 4 33' ' ' ' 2, Takalar , Bulukumba 3 METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Sulawesi Selatan mulai bulan Februari 2011 hingga Oktober 2011. Lokasi penelitian dilakukan di 3 kabupaten yaitu Kabupaten

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilakukan di lahan padi sawah irigasi milik Kelompok Tani Mekar

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilakukan di lahan padi sawah irigasi milik Kelompok Tani Mekar 26 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di lahan padi sawah irigasi milik Kelompok Tani Mekar Desa Tulung Balak dengan luas 15 ha yang terletak pada wilayah Kecamatan

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember 2012 sampai Januari 2013.

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember 2012 sampai Januari 2013. III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember 2012 sampai Januari 2013. Penelitian dilaksanakan pada lahan pertanaman ubi kayu (Manihot esculenta

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian telah dilakukan di lahan pertanaman padi sawah (Oryza sativa L.) milik

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian telah dilakukan di lahan pertanaman padi sawah (Oryza sativa L.) milik III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian telah dilakukan di lahan pertanaman padi sawah (Oryza sativa L.) milik 6 kelompok tani di Kelurahan Tejosari Kecamatan Metro Timur Kota

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Waktu dan Lokasi Penelitian Kegiatan penelitian dilaksanakan pada bulan Januari 2006 sampai bulan Oktober 2006. Penelitian dilakukan di Kabupaten Gunungkidul dan Bantul

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di dua lokasi, yaitu Desa Sungai Ambangah Kecamatan Sungai Raya, dan Desa Pasak Piang Kecamatan Sungai Ambawang, terletak

Lebih terperinci

VIII. ANALISIS KEBERLANJUTAN USAHATANI TANAMAN HORTIKULTURA PADA LAHAN BERLERENG DI HULU DAS JENEBERANG

VIII. ANALISIS KEBERLANJUTAN USAHATANI TANAMAN HORTIKULTURA PADA LAHAN BERLERENG DI HULU DAS JENEBERANG 133 VIII. ANALISIS KEBERLANJUTAN USAHATANI TANAMAN HORTIKULTURA PADA LAHAN BERLERENG DI HULU DAS JENEBERANG 8.1. Pendahuluan Kabupaten Gowa mensuplai kebutuhan bahan material untuk pembangunan fisik, bahan

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu. Prosedur Penelitian dan Parameter Pengamatan

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu. Prosedur Penelitian dan Parameter Pengamatan 17 BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian dilakukan di beberapa lokasi daerah sebaran duku di Propinsi Jambi, di 8 (delapan) kabupaten yaitu Kabupaten Muaro Jambi, Kabupaten Batanghari, Kabupaten

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Produktivitas Lahan dan Usahatani Kakao 2.2. Kesesuaian Lahan

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Produktivitas Lahan dan Usahatani Kakao 2.2. Kesesuaian Lahan II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Produktivitas Lahan dan Usahatani Kakao Produktivitas lahan adalah kemampuan lahan untuk menghasilkan produk dari suatu sistem pengelolaan tertentu (Saliba, 1985). Untuk meningkatkan

Lebih terperinci

III. METODOLOGI KAJIAN

III. METODOLOGI KAJIAN 39 III. METODOLOGI KAJIAN 3. Kerangka Pemikiran Pengembangan ekonomi lokal merupakan usaha untuk mengoptimalkan sumberdaya lokal yang melibatkan pemerintah, dunia usaha, masyarakat lokal, dan organisasi

Lebih terperinci

3 METODOLOGI. Laut Jawa. D K I J a k a r ta PULAU JAWA. Gambar 3. Lokasi Penelitian (Kabupaten Tangerang) S e l a t M a d u r a.

3 METODOLOGI. Laut Jawa. D K I J a k a r ta PULAU JAWA. Gambar 3. Lokasi Penelitian (Kabupaten Tangerang) S e l a t M a d u r a. 3 METODOLOGI 3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian dilakukan selama 6 bulan, mulai bulan Juni hingga Desember 2006. Lokasi penelitian adalah beberapa desa di wilayah Kabupaten Tangerang dan Kabupaten

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN Penelitian pendahuluan telah dilakukan sejak tahun 2007 di pabrik gula baik yang konvensional maupun yang rafinasi serta tempat lain yang ada kaitannya dengan bidang penelitian.

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. 3.1 Waktu dan Lokasi

METODE PENELITIAN. 3.1 Waktu dan Lokasi III. METODE PENELITIAN Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui apakah program pemerintah daerah yang diterapkan telah cukup mengandung aspek pembinaan dan penerapan kelestarian lingkungan. Wilayah yang

Lebih terperinci

3 METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian

3 METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian 3 METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian ini direncanakan dilaksanakan selama satu tahun mulai pada bulan Oktober 2010 sampai bulan Oktober 2011 di seluruh wilayah Kecamatan Propinsi

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian Universitas Lampung pada bulan Mei-Agustus 2015 di 5 unit lahan pertanaman

Lebih terperinci

TATACARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni Oktober 2015 dan dilakukan

TATACARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni Oktober 2015 dan dilakukan 22 TATACARA PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni Oktober 2015 dan dilakukan di lapangan dan di laboratorium. Pengamatan lapangan dilakukan di empat lokasi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kawasan perbatasan di Kalimantan Timur yang berbatasan langsung dengan negara tetangga (Malaysia) memiliki panjang sekitar 1,02 ribu km, membentang dari Kabupaten Nunukan,

Lebih terperinci

3 METODE UMUM PENELITIAN

3 METODE UMUM PENELITIAN 47 3 METODE UMUM PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan pada bulan Juli sampai Agustus 2010 yang meliputi tahap-tahap : persiapan, pengumpulan data primer/sekunder, dan pengolahan/analisa

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 55 III. METODE PENELITIAN 3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di lima bandara di Indonesia, yaitu bandara Juanda di Surabaya, bandara Hasanuddin di Makasar, bandara Pattimura di Ambon,

Lebih terperinci

ANALISIS KEBERLANJUTAN PERKEBUNAN KAKAO RAKYAT DI KAWASAN PERBATASAN PULAU SEBATIK, KABUPATEN NUNUKAN, PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

ANALISIS KEBERLANJUTAN PERKEBUNAN KAKAO RAKYAT DI KAWASAN PERBATASAN PULAU SEBATIK, KABUPATEN NUNUKAN, PROVINSI KALIMANTAN TIMUR ANALISIS KEBERLANJUTAN PERKEBUNAN KAKAO RAKYAT DI KAWASAN PERBATASAN PULAU SEBATIK, KABUPATEN NUNUKAN, PROVINSI KALIMANTAN TIMUR Sustainability Analysis of Cocoa Smallholders in the Border Area of Sebatik

Lebih terperinci

BAB III. METODE PENELITIAN

BAB III. METODE PENELITIAN BAB III. METODE PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Kota Baru Bumi Serpong Damai, Provinsi Banten, serta di wilayah sekitarnya. Penelitian dilakukan pada bulan Mei September

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE

III. BAHAN DAN METODE 34 III. BAHAN DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian lanjutan dari penelitian terdahulu yang dilakukan di Jawa Barat. Kegiatan yang dilakukan terdiri dari survei

Lebih terperinci

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember 2015 sampai Maret 2016

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember 2015 sampai Maret 2016 IV. TATA CARA PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember 2015 sampai Maret 2016 di Kebun Buah Mangunan Kecamatan Dlingo, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di lahanpertanaman ubi kayu yang telah ditanami

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di lahanpertanaman ubi kayu yang telah ditanami 22 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di lahanpertanaman ubi kayu yang telah ditanami selama 35 tahun dan kebun campuran di Desa Adi Jaya, Kecamatan Terbanggi

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN DI. Aceh Sumatera Uta ra Thailan d Riau Sum atera Barat Malaysia Jam bi Sin gapo re Sumatera Selatan Ben gku lu INDIAN OCEAN Kep. Riau Lampu ng DKI. Jakart a Jawa Barat Kal im antan Bara t Java Sea Ja

Lebih terperinci

III. METODOLOGI Tempat dan Waktu Penelitian

III. METODOLOGI Tempat dan Waktu Penelitian 33 III. METODOLOGI 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian ini adalah di wilayah DKI Jakarta. Penelitian dilaksanakan mulai Januari 2010 sampai dengan Desember 2011. Pemilihan wilayah DKI Jakarta

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif dengan menggunakan pendekatan ekologi. Penelitian deskriptif kuantitatif dengan pendekatan ekologi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN DAN PELAKSANAAN PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN DAN PELAKSANAAN PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN DAN PELAKSANAAN PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian akan dilaksanakan pada Desember 2015 - Februari 2016. Dilaksanakan pada : 1) Lahan pertanian di sekitar

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di Provinsi Jawa Timur. Penetapan lokasi penelitian didasarkan atas pertimbangan mempunyai potensi yang memungkinkan untuk

Lebih terperinci

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember 2016 Maret 2017.

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember 2016 Maret 2017. 17 IV. TATA CARA PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember 2016 Maret 2017. Penelitian dilakukan di lapangan dan di laboratorium. Pengamatan lapangan dilakukan

Lebih terperinci

ANALISIS KELAYAKAN DAN KEBERLANJUTAN PENGEMBANGAN WISATA CETACEAN WATCHING DI KABUPATEN KUPANG PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR.

ANALISIS KELAYAKAN DAN KEBERLANJUTAN PENGEMBANGAN WISATA CETACEAN WATCHING DI KABUPATEN KUPANG PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR. ANALISIS KELAYAKAN DAN KEBERLANJUTAN PENGEMBANGAN WISATA CETACEAN WATCHING DI KABUPATEN KUPANG PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR Marlenny Sirait Abstrak Kabupaten Kupang merupakan salah satu perairan yang secara

Lebih terperinci

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Pengambilan sampel tanah dilakukan di Lahan pesisir Pantai Desa Bandengan,

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Pengambilan sampel tanah dilakukan di Lahan pesisir Pantai Desa Bandengan, 12 III. TATA CARA PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan mulai Januari sampai Maret 2017. Pengambilan sampel tanah dilakukan di Lahan pesisir Pantai Desa Bandengan, Kecamatan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Desain penelitian adalah suatu rancangan tentang cara mengumpulkan, mengolah dan menganalisis data secara sistematis dan terarah agar penelitian dapat dilaksanakan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA A.

II. TINJAUAN PUSTAKA A. II. TINJAUAN PUSTAKA A. Tanaman Durian 1. Karakteristik tanaman durian Durian (Durio zibethinus Murr.) merupakan salah satu tanaman hasil perkebunan yang telah lama dikenal oleh masyarakat yang pada umumnya

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara agraris dimana sebagian besar penduduknya bermata

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara agraris dimana sebagian besar penduduknya bermata I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara agraris dimana sebagian besar penduduknya bermata pencaharian sebagai petani sehingga sektor pertanian memegang peranan penting sebagai penyedia

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Desain penelitian adalah kerangka atau framework untuk mengadakan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Desain penelitian adalah kerangka atau framework untuk mengadakan BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Desain penelitian adalah kerangka atau framework untuk mengadakan penelitian. Berdasarkan karakteristik masalah yang diteliti, penelitian ini termasuk

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di wilayah Kalimantan Barat yang berbatasan dengan Malaysia Timur dengan mengambil contoh di dua kabupaten yaitu Kabupaten Kapuas

Lebih terperinci

KAJIAN KORELASI KARAKTERISTIK AGROEKOLOGI TERHADAP PRODUKSI KELAPA SAWIT DAN KARET DI PROVINSI LAMPUNG

KAJIAN KORELASI KARAKTERISTIK AGROEKOLOGI TERHADAP PRODUKSI KELAPA SAWIT DAN KARET DI PROVINSI LAMPUNG KAJIAN KORELASI KARAKTERISTIK AGROEKOLOGI TERHADAP PRODUKSI KELAPA SAWIT DAN KARET DI PROVINSI LAMPUNG Andarias Makka Murni Soraya Amrizal Nazar KEMENTERIAN PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA BALAI PENGKAJIAN

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini berlokasi di Tempat Pembuangan Akhir Sampah (TPA) Galuga dan sekitarnya, Desa Galuga, Kecamatan Cibungbulang, Kabupaten Bogor,

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Ubi Jalar (Ipomoea batatas L.) Tanaman ubi jalar tergolong famili Convolvulaceae suku Kangkungkangkungan,

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Ubi Jalar (Ipomoea batatas L.) Tanaman ubi jalar tergolong famili Convolvulaceae suku Kangkungkangkungan, II. TINJAUAN PUSTAKA A. Ubi Jalar (Ipomoea batatas L.) 1. Karakteristik Tanaman Ubi Jalar Tanaman ubi jalar tergolong famili Convolvulaceae suku Kangkungkangkungan, dan terdiri dari 400 species. Ubi jalar

Lebih terperinci

VI. STATUS KEBERLANJUTAN USAHATANI RAWA LEBAK SAAT INI

VI. STATUS KEBERLANJUTAN USAHATANI RAWA LEBAK SAAT INI Sumbu Y setelah Rotasi: Skala Sustainability Attribute VI. STATUS KEBERLANJUTAN USAHATANI RAWA LEBAK SAAT INI 6. Keberlanjutan Rawa Lebak Masing-masing Dimensi Analisis status keberlanjutan pemanfaatan

Lebih terperinci

III METODE PENELITIAN. 3.2 Jenis Data, Teknik Analisis Data, dan Keluaran

III METODE PENELITIAN. 3.2 Jenis Data, Teknik Analisis Data, dan Keluaran 35 III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di kawasan permukiman di Cisauk, provinsi Banten dengan pertimbangan sebagai berikut (1) kawasan tersebut mewakili karakteristik

Lebih terperinci

Gambar 3. Peta Orientasi Lokasi Studi

Gambar 3. Peta Orientasi Lokasi Studi BAB III METODOLOGI. Lokasi dan Waktu Kegiatan studi dilakukan di Dukuh Karangkulon yang terletak di Desa Wukirsari, Kecamatan Imogiri, Kabupaten Bantul, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta dengan luas

Lebih terperinci

BAB III METODA PENELITIAN

BAB III METODA PENELITIAN 77 BAB III METODA PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di DAS Ciliwung Hulu seluas + 14.900 hektar mencakup tiga kecamatan yaitu Kecamatan Cisarua, Kecamatan Megamendung,

Lebih terperinci

Tujuan, jenis dan cara pengumpulan data, metode analisis, dan output yang diharapkan. Jenis dan Cara Pengumpulan Data

Tujuan, jenis dan cara pengumpulan data, metode analisis, dan output yang diharapkan. Jenis dan Cara Pengumpulan Data III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian Lokasi penelitian berada pada kawasan PT Perkebunan Nusantara (PTPN) IV (Persero) Propinsi Sumatera Utara. PTPN IV bergerak di bidang usaha perkebunan dengan

Lebih terperinci

ABSTRACT. Key words : sustainability index, sustainability status, agropolitan, border area ABSTRAK

ABSTRACT. Key words : sustainability index, sustainability status, agropolitan, border area ABSTRAK ANALISIS KEBERLANJUTAN WILAYAH PERBATASAN KALIMANTAN BARAT- MALAYSIA UNTUK PENGEMBANGAN KAWASAN AGROPOLITAN (Studi Kasus Kecamatan Dekat Perbatasan Kabupaten Bengkayang) SUSTAINABILITY ANALYSIS OF WEST

Lebih terperinci

Gambar 2 Peta lokasi studi

Gambar 2 Peta lokasi studi 15 III. METODOLOGI 3.1. Lokasi dan Waktu Studi Studi dilakukan di Kebun Anggrek yang terletak dalam areal Taman Kyai Langgeng (TKL) di Jalan Cempaka No 6, Kelurahan Kemirirejo, Kecamatan Magelang Tengah,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Kerangka Pemikiran Provinsi Lampung memiliki kegiatan pembangunan yang berorientasikan pada potensi sumberdaya alam

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Kerangka Pemikiran Provinsi Lampung memiliki kegiatan pembangunan yang berorientasikan pada potensi sumberdaya alam 13 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Kerangka Pemikiran Provinsi Lampung memiliki kegiatan pembangunan yang berorientasikan pada potensi sumberdaya alam pada sektor pertanian terutama subsektor tanaman pangan.

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. penduduk di Indonesia bergantung pada sektor pertanian sebagai sumber. kehidupan utama (Suparyono dan Setyono, 1994).

I. PENDAHULUAN. penduduk di Indonesia bergantung pada sektor pertanian sebagai sumber. kehidupan utama (Suparyono dan Setyono, 1994). I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan negara agraris yang menjadikan sektor pertanian sebagai sektor utama dalam pembangunan perekonomian di Indonesia, karena sekitar 70% penduduk di Indonesia

Lebih terperinci

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. lahan pasir pantai Kecamatan Ambal Kabupaten Kebumen dengan daerah studi

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. lahan pasir pantai Kecamatan Ambal Kabupaten Kebumen dengan daerah studi IV. TATA CARA PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan mulai bulan Desember sampai bulan April di lahan pasir pantai Kecamatan Ambal Kabupaten Kebumen dengan daerah studi terdiri

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan pada areal lahan pasca tambang batubara di Kabupaten Kutai Kartanegara. Lokasi penelitian terdapat di dua kecamatan yaitu Kecamatan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Kebutuhan beras di Indonesia meningkat seiring dengan peningkatan laju

I. PENDAHULUAN. Kebutuhan beras di Indonesia meningkat seiring dengan peningkatan laju 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Kebutuhan beras di Indonesia meningkat seiring dengan peningkatan laju pertumbuhan penduduk, namun hal ini tidak dibarengi dengan peningkatan kuantitas dan

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan waktu Penelitian lapangan dilaksanakan di areal IUPHHK PT. Sari Bumi Kusuma Propinsi Kalimantan Tengah. Areal penelitian merupakan areal hutan yang dikelola dengan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Lokasi dan Waktu Penelitian

METODE PENELITIAN. Lokasi dan Waktu Penelitian METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di dalam areal Hak Pengusahaan Hutan (HPH) PT. Sari Bumi Kusuma, Unit S. Seruyan, Kalimantan Tengah. Areal hutan yang dipilih untuk penelitian

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Waktu dan Tempat

BAHAN DAN METODE. Waktu dan Tempat 18 BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April 2006 - Agustus 2006 di wilayah daerah aliran sungai (DAS) Dodokan (34.814 ha) dengan plot pengambilan sampel difokuskan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian adalah cara yang digunakan oleh peneliti dalam

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian adalah cara yang digunakan oleh peneliti dalam 39 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian adalah cara yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data penelitian, data yang dikumpulkan bisa berupa data primer maupun

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 41 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tipe Penelitian Penelitian ini merupakan tipe penelitian yang memakai metode deskripstif kuantitatif dan kualitatif melalui eksplorasi data dan fakta di lapangan. Selain

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum Penelitian ini dilaksanakan di Unit Lapangan Pasir Sarongge, University Farm IPB yang memiliki ketinggian 1 200 m dpl. Berdasarkan data yang didapatkan dari Badan Meteorologi

Lebih terperinci

1BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

1BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan produsen kelapa sawit terbesar di dunia. Sebanyak 85% perdagangan kelapa sawit dikuasai oleh Indonesia dan Malaysia. Kelapa sawit dikembangkan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. devisa non migas, penyedia lapangan kerja, dan berkaitan langsung dengan

I. PENDAHULUAN. devisa non migas, penyedia lapangan kerja, dan berkaitan langsung dengan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkebunan merupakan salah satu subsektor yang berfungsi sebagai sumber devisa non migas, penyedia lapangan kerja, dan berkaitan langsung dengan pemanfaatan sumberdaya

Lebih terperinci

ANALISIS KEBERLANJUTAN KAWASAN MINAPOLITAN BUDIDAYA DI DESA SARASA KECAMATAN DAPURANG KABUPATEN MAMUJU UTARA

ANALISIS KEBERLANJUTAN KAWASAN MINAPOLITAN BUDIDAYA DI DESA SARASA KECAMATAN DAPURANG KABUPATEN MAMUJU UTARA ANALISIS KEBERLANJUTAN KAWASAN MINAPOLITAN BUDIDAYA DI DESA SARASA KECAMATAN DAPURANG KABUPATEN MAMUJU UTARA Iis Arsyad¹, Syaiful Darman dan Achmad Rizal² iis_arsyad@yahoo.co.id ¹Mahasiswa Program Studi

Lebih terperinci

Tri Fitriani, Tamaluddin Syam & Kuswanta F. Hidayat

Tri Fitriani, Tamaluddin Syam & Kuswanta F. Hidayat J. Agrotek Tropika. ISSN 2337-4993 Fitriani et al.: Evaluasi Kuanlitatif dan Kuantitatif Pertanaman Jagung Vol. 4, No. 1: 93 98, Januari 2016 93 Evaluasi Kesesuaian Lahan Kualitatif dan Kuantitatif Pertanaman

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 4 2.1 Survei Tanah BAB II TINJAUAN PUSTAKA Salah satu kegiatan yang dilakukan untuk mempelajari lingkungan alam dan potensi sumber dayanya adalah survei. Sebuah peta tanah merupakan salah satu dokumentasi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Beras merupakan bahan pangan yang dikonsumsi hampir seluruh penduduk

I. PENDAHULUAN. Beras merupakan bahan pangan yang dikonsumsi hampir seluruh penduduk I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Beras merupakan bahan pangan yang dikonsumsi hampir seluruh penduduk Indonesia. Perkembangan produksi tanaman pada (Oryza sativa L.) baik di Indonesia maupun

Lebih terperinci

III METODOLOGI. Gambar 2. Peta lokasi penelitian.

III METODOLOGI. Gambar 2. Peta lokasi penelitian. III METODOLOGI 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan pada kawasan Gunung Kapur Cibadak Ciampea Bogor, Propinsi Jawa Barat. Lokasi penelitian terlihat pada Gambar 2. Penelitian dilaksanakan

Lebih terperinci

Kata Kunci : Kedelai, Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT), Produktivitas, Pendapatan, Keberlanjutan

Kata Kunci : Kedelai, Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT), Produktivitas, Pendapatan, Keberlanjutan Judul : Analisis Keberlanjutan Usahatani Kedelai melalui Pendekatan Pengelolaan Tanaman Terpadu di Kabupaten Jember Peneliti : Titin Agustina 1 Mahasiswa Terlibat : Dewina Widyaningtyas 2 Sumberdana :

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif (descriptive research) yaitu

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif (descriptive research) yaitu BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif (descriptive research) yaitu jenis penelitian yang memberikan gambaran atau uraian atas suatu kejadian sejelas

Lebih terperinci

I. TINJAUAN PUSTAKA. bahan induk, relief/ topografi dan waktu. Tanah juga merupakan fenomena alam. pasir, debu dan lempung (Gunawan Budiyanto, 2014).

I. TINJAUAN PUSTAKA. bahan induk, relief/ topografi dan waktu. Tanah juga merupakan fenomena alam. pasir, debu dan lempung (Gunawan Budiyanto, 2014). I. TINJAUAN PUSTAKA A. Tanah dan Lahan Tanah merupakan sebuah bahan yang berada di permukaan bumi yang terbentuk melalui hasil interaksi anatara 5 faktor yaitu iklim, organisme/ vegetasi, bahan induk,

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu 4.2. Metode Pengambilan Responden 4.3. Desain Penelitian

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu 4.2. Metode Pengambilan Responden 4.3. Desain Penelitian IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilakukan di Desa Blendung, Kecamatan Purwadadi, Kabupaten Subang, Provinsi Jawa Barat. Pemilihan lokasi ini ditentukan secara sengaja (purposive)

Lebih terperinci

Soal Jawab DIT (dibuat oleh mahasiswa)

Soal Jawab DIT (dibuat oleh mahasiswa) Soal Jawab DIT (dibuat oleh mahasiswa) 1. Cara memperbaiki tanah setelah mengalami erosi yaitu dengan cara?? Konservasi Tanah adalah penempatansetiap bidang tanah pada cara penggunaan yang sesuai dengan

Lebih terperinci

H2O2 10%, HCl 2 N, KCNS, K4Fe(CN)6, H2O, KCl, K2Cr2O7, H2SO4,

H2O2 10%, HCl 2 N, KCNS, K4Fe(CN)6, H2O, KCl, K2Cr2O7, H2SO4, III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan mulai bulan Mei sampai November 2015 di Kabupaten Demak, Provinsi Jawa Tengah. Analisis tanah dilakukan di Laboratorium

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pengembangan tanaman tahunan khususnya kakao dan kelapa dalam di Provinsi Sulawesi Selatan dari tahun ke tahun mengalami peningkatan. Hal ini disebabkan oleh meningkatnya

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. A. Lahan Pasir Pantai. hubungannya dengan tanah dan pembentukkannya.

TINJAUAN PUSTAKA. A. Lahan Pasir Pantai. hubungannya dengan tanah dan pembentukkannya. II. TINJAUAN PUSTAKA A. Lahan Pasir Pantai Lahan adalah bagian daratan dari permukaan bumi sebagai lingkungan fisik yang meliputi tanah beserta faktor yang mempengaruhi penggunaannya seperti iklim relief/topografi,

Lebih terperinci

3.2 Alat. 3.3 Batasan Studi

3.2 Alat. 3.3 Batasan Studi 3.2 Alat Alat yang digunakan dalam penelitian ini antara lain alat tulis dan kamera digital. Dalam pengolahan data menggunakan software AutoCAD, Adobe Photoshop, dan ArcView 3.2 serta menggunakan hardware

Lebih terperinci

Paket ANALISIS SOSIAL, EKONOMI DAN FINANSIAL PEMBANGUNAN HUTAN TANAMAN PENGHASIL KAYU

Paket ANALISIS SOSIAL, EKONOMI DAN FINANSIAL PEMBANGUNAN HUTAN TANAMAN PENGHASIL KAYU Paket ANALISIS SOSIAL, EKONOMI DAN FINANSIAL PEMBANGUNAN HUTAN TANAMAN PENGHASIL KAYU Jenis Bambang Lanang Analisis Ekonomi dan Finansial Pembangunan Hutan Tanaman penghasil kayu Jenis bawang Analisis

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Gambar 6 Lokasi penelitian

METODE PENELITIAN. Gambar 6 Lokasi penelitian METODE PENELITIAN 36 Bahan dan Alat Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini antara lain adalah : Peta-peta tematik (curah hujan, tanah, peta penggunaan lahan, lereng, administrasi dan RTRW), data-data

Lebih terperinci

ANALISIS INDEKS DAN STATUS KEBERLANJUTAN SISTEM KETERSEDIAAN BERAS DI BEBERAPA WILAYAH INDONESIA

ANALISIS INDEKS DAN STATUS KEBERLANJUTAN SISTEM KETERSEDIAAN BERAS DI BEBERAPA WILAYAH INDONESIA ANALISIS INDEKS DAN STATUS KEBERLANJUTAN SISTEM KETERSEDIAAN BERAS DI BEBERAPA WILAYAH INDONESIA Analysis of Sustainability Index and Status of Rice Availability System in Several Regions in Indonesia

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE PENELITIAN

BAHAN DAN METODE PENELITIAN BAHAN DAN METODE PENELITIAN Tempat dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian terletak di 7 lokasi lahan kering di daerah Kabupaten dan Kota Bogor yang terbagi ke dalam tiga kelompok berdasarkan perbedaan

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di wilayah Kecamatan Jatiyoso, Kabupaten Karanganyar pada bulan Juli-September 2009. Analisis tanah dilaksanakan di Laboratorium

Lebih terperinci

III. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

III. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 35 III. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 3.1. Kondisi Geografis dan Administratif Kawasan Minapolitan Bontonompo terletak di Kabupaten Gowa, Provinsi Sulawesi Selatan. Secara geografis Kabupaten Gowa terletak

Lebih terperinci

BAB I. kemampuannya. Indonesia sebagai Negara agraris memiliki potensi pertanian

BAB I. kemampuannya. Indonesia sebagai Negara agraris memiliki potensi pertanian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Lahan merupakan sumberdaya yang sangat penting untuk memenuhi segala kebutuhan hidup sehingga dalam pengelolaan harus sesuai dengan kemampuan agar tidak menurunkan produktivitas

Lebih terperinci

Analisis Kesesuaian Lahan Pertanian dan Perkebunan

Analisis Kesesuaian Lahan Pertanian dan Perkebunan Analisis Kesesuaian Lahan Pertanian dan Perkebunan Oleh : Idung Risdiyanto 1. Konsep dan Batasan Evaluasi Lahan dan Zonasi Pertanian 1.1. Pengertian Dasar (dikutip dari Evakuasi Lahan Puslitanak) Dalam

Lebih terperinci

ANALISIS INDEKS KEBERLANJUTAN INDUSTRI KECIL DAN MENENGAH DI KABUPATEN BOGOR

ANALISIS INDEKS KEBERLANJUTAN INDUSTRI KECIL DAN MENENGAH DI KABUPATEN BOGOR ANALISIS INDEKS KEBERLANJUTAN INDUSTRI KECIL DAN MENENGAH DI KABUPATEN BOGOR Oleh : Sigit Pranoto F34104048 2008 DEPARTEMEN TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN

Lebih terperinci

Governance of Dagho fishing port, Sangihe Islands Regency, Indonesia

Governance of Dagho fishing port, Sangihe Islands Regency, Indonesia Aquatic Science & Management, Vol. 1, No. 2, 188-192 (Oktober 2013) Pascasarjana, Universitas Sam Ratulangi http://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/jasm/index ISSN 2337-4403 e-issn 2337-5000 jasm-pn00042

Lebih terperinci

III METODE PENELITIAN

III METODE PENELITIAN 55 III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian akan dilaksanakan di Wilayah DAS Citarum yang terletak di Propinsi Jawa Barat meliputi luas 6.541 Km 2. Secara administratif DAS Citarum

Lebih terperinci

Metode Penelitian Kerangka penelitian penelitian secara bagan disajikan dalam Gambar 4. Penelitian ini dipilah menjadi tiga tahapan kerja, yaitu:

Metode Penelitian Kerangka penelitian penelitian secara bagan disajikan dalam Gambar 4. Penelitian ini dipilah menjadi tiga tahapan kerja, yaitu: 15 METODOLOGI Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan di lapang pada bulan Februari hingga Desember 2006 di Desa Senyawan, Kecamatan Tebas, Kabupaten Sambas, Kalimantan Barat (Gambar 3). Analisis

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. bercocok tanam. Berdasarkan luas lahan dan keragaman agroekosistem, peluang

I. PENDAHULUAN. bercocok tanam. Berdasarkan luas lahan dan keragaman agroekosistem, peluang I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pertanian merupakan salah satu sektor penting bagi perekonomian Indonesia. Hal ini dikarenakan kondisi alam dan luas areal lahan pertanian yang memadai untuk bercocok tanam.

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian mengenai tambang timah rakyat dilakukan di Kabupaten Bangka Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Penelitian dilaksanakan pada bulan April

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 14 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini telah dilaksanakan pada tanggal 10 Desember 2015 sampai 03 Maret 2016, bertempat di Kecamatan Ngargoyoso, Kabupaten Karanganyar.

Lebih terperinci

IV. METODOLOGI PENELITIAN. Pemilihan lokasi dilakukan secara sengaja (purposive) dengan pertimbangan

IV. METODOLOGI PENELITIAN. Pemilihan lokasi dilakukan secara sengaja (purposive) dengan pertimbangan IV. METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di Pulau Panggang, Kecamatan Kepulauan Seribu Utara, Kabupaten Administratif Kepulauan Seribu, Provinsi DKI Jakarta. Pemilihan lokasi

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Kondisi Eksisting Fisiografi Wilayah Studi. wilayahnya. Iklim yang ada di Kecamatan Anak Tuha secara umum adalah iklim

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Kondisi Eksisting Fisiografi Wilayah Studi. wilayahnya. Iklim yang ada di Kecamatan Anak Tuha secara umum adalah iklim V. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Kondisi Eksisting Fisiografi Wilayah Studi Kecamatan Anak Tuha, Kabupaten Lampung Tengah terdiri dari 12 desa dengan luas ± 161,64 km2 dengan kemiringan kurang dari 15% di setiap

Lebih terperinci

BAB I PENGANTAR. pola curah hujan, kenaikan muka air laut, dan suhu udara serta peningkatan

BAB I PENGANTAR. pola curah hujan, kenaikan muka air laut, dan suhu udara serta peningkatan BAB I PENGANTAR 1.1 Latar Belakang Indonesia sebagai negara kepulauan yang terletak di daerah khatulistiwa termasuk wilayah yang sangat rentan terhadap perubahan iklim seperti perubahan pola curah hujan,

Lebih terperinci

PROPOSAL POTENSI, Tim Peneliti:

PROPOSAL POTENSI, Tim Peneliti: PROPOSAL PENELITIAN TA. 2015 POTENSI, KENDALA DAN PELUANG PENINGKATAN PRODUKSI PADI PADA LAHAN BUKAN SAWAH Tim Peneliti: Bambang Irawan PUSAT SOSIAL EKONOMI DAN KEBIJAKAN PERTANIAN BADAN PENELITIAN DAN

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dan hubungan dengan kelingkungan (Versatappen, 1983 dalam Suwarno 2009).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dan hubungan dengan kelingkungan (Versatappen, 1983 dalam Suwarno 2009). 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Geomorfologi Geomorfologi merupakan ilmu yang mempelajari bentuklahan yang menyusun permukaan bumi, baik diatas maupun dibawah permukaan air laut dan menekankan pada asal mula

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Potensi lahan kering untuk menunjang pembangunan pertanian di Indonesia sangat besar yaitu 148 juta ha (78%) dari total luas daratan Indonesia sebesar 188,20 juta ha

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian 8 III. BAHAN DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Pengambilan contoh tanah dilaksanakan di petak percobaan Balai Penelitian Tanaman Sayuran (BALITSA) Lembang, Jawa Barat. Sementara analisis tanah

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tembakau sebagai bahan baku rokok kretek merupakan komoditas perkebunan yang mempunyai peranan strategis dalam perekonomian nasional, yaitu sebagai sumber pendapatan

Lebih terperinci