3 METODOLOGI. Laut Jawa. D K I J a k a r ta PULAU JAWA. Gambar 3. Lokasi Penelitian (Kabupaten Tangerang) S e l a t M a d u r a.

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "3 METODOLOGI. Laut Jawa. D K I J a k a r ta PULAU JAWA. Gambar 3. Lokasi Penelitian (Kabupaten Tangerang) S e l a t M a d u r a."

Transkripsi

1 3 METODOLOGI 3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian dilakukan selama 6 bulan, mulai bulan Juni hingga Desember Lokasi penelitian adalah beberapa desa di wilayah Kabupaten Tangerang dan Kabupaten Pasuruan yang merupakan cakupan wilayah kerja dua LKM, yaitu KSU Mikro Mitra Mina yang mereplikasi Grameen Bank (Kabupaten Tangerang) dan KSU LEPP yang mereplikasi Bank Konvensional di Kabupaten Pasuruan (gambar 3 dan 4). Laut Jawa U Tangerang D K I J a k a r ta Lokasi Penelitian PULAU JAWA Gambar 3. Lokasi Penelitian (Kabupaten Tangerang) S e l a t M a d u r a U Lokasi Penelitian Pasuruan PULAU JAWA Gambar 4. Lokasi Penelitian (Kabupaten Pasuruan) 50

2 3.2 Jenis dan Sumber Data Data yang dikumpulkan terdiri dari data primer dan sekunder. Data primer adalah berbagai data dan informasi yang diperoleh langsung dari informan maupun responden di lapangan yang merupakan pengurus dan anggota LKM. Data sekunder adalah berbagai data dan informasi yang diperoleh dari berbagai literatur maupun referensi yang terkait dengan tujuan dan sasaran penelitian. Data sekunder didapatkan dari laporan dan penelitian terdahulu mengenai Pengembangan KUKM. Data sekunder didapat dari sejumlah dinas dan instansi pemerintah seperti Kantor Statistik, Dinas Koperasi dan UKM, Dinas Perindustrian dan Perdagangan, Dinas Kelautan dan Perikanan maupun instansiinstansi penelitian. 3.3 Metode Pengumpulan Data Data tentang aspek kelembagaan dari LKM yang dianalisis (KSU M3 dan LEPP) diperoleh melalui wawancara semi terstruktur dengan informan kunci yang merupakan pengelola masing-masing LKM. Informasi tambahan diperoleh dari para anggota LKM yang dipilih secara acak berdasarkan latar belakang mata pencaharian. Instrumen pengumpulan data dalam hal ini adalah berupa panduan pertanyaan tentang kelembagaan LKM (lampiran 1). Data mengenai kinerja keuangan LKM diperoleh melalui penelusuran laporan keuangan masing-masing lembaga serta wawancara semi terstruktur dengan pengelola LKM untuk mendapatkan gambaran tentang kinerja keuangan yang tertuang didalam laporan keuangan. Data mengenai dampak intermediasi LKM berupa tingkat kesejahteraan diperoleh melalui wawancara terstruktur. Sedangkan data mengenai dampak intermediasi LKM berupa persepsi dan aspirasi diperoleh melalui Focus Group Discussion. Topik didalam FGD adalah hal-hal yang terkait dengan fokus kajian, mencakup: kemudahan memperoleh kredit, waktu penyaluran, kesesuaian jumlah dan bentuk kredit dengan kebutuhan usaha dan suku bunga. Peserta FGD adalah para anggota dari masing-masing LKM yang mewakili keragaman anggota LKM berdasarkan jenis mata pencaharian. Pemilihan peserta dilakukan secara acak di lokasi penelitian. Penggalian data terhadap aspek dampak ini dilengkapi dengan 51

3 pengamatan langsung terhadap kegiatan usaha responden yang dipandu dengan instrumen berupa daftar obyek pengamatan. Tabel 5 Dimensi, fokus kajian (variabel) serta faktor (parameter) penelitian analisis pengentasan kemiskinan masyarakat pesisir melalui pengembangan LKM No. Dimensi Fokus Kajian / Variabel Faktor / Parameter 1. Kelembagaan LKM 2. Kinerja Keuangan LKM 3. Dampak Intermediasi LKM Kebijakan dan prosedur Kesesuaian kebijakan dengan syarat replikasi Grameen Bank/LEPP Kesesuaian prosedur dengan syarat replikasi Grameen Bank/LEPP Pengelolaan Organisasi Kelengkapan struktur dan uraian pekerjaan jabatan personel pengurus Kesesuaian kualifikasi SDM pengurus Pemahaman atas tupoksi jabatan per pengurus Jaringan Perkembangan jumlah kelompok/nasabah Perkembangan lapangan usaha Perkembangan mitra kerja Struktur keuangan Rasio total modal terhadap simpanan nasabah/kmp Aktiva produktif Rasio total pembiayaan bermasalah terhadap total pembiayaan yang diberikan Likuiditas Rasio total pembiayaan terhadap dana (Kemampuan menutupi yang diterima dari anggota (Loan to penarikan simpanan Deposit Ratio) nasabah) Efisiensi (Kemampuan pengendalian biaya operasional) Rentabilitas (Kemampuan menghasilkan keuntungan) Tingkat kesejahteraan anggota Persepsi masyarakat terhadap keberadaan / fungsi Program dan LKM Rasio biaya operasional terhadap jumlah pendapatan operasional (Operating Profit Margin Ratio) - BOPO Rasio laba bersih terhadap total harta/asset (Return on Assets) Rasio laba bersih terhadap total modal sendiri (Return on Equity) Tingkat pendapatan Kepemilikan asset Jumlah tanggungan keluarga Frekuensi kredit Total nominal kredit Kesesuaian kredit dengan kebutuhan usaha Suku bunga Motivasi menabung 52

4 3.4 Metode Analisis Data Data terkumpul diolah dan dianalisis secara kuantitatif atau kualitatif. Secara rinci, analisis terhadap setiap aspek-aspek tersebut diuraikan sebagai berikut: Analisis kelembagaan LKM Kehadiran koperasi di perekonomian dunia dilatarbelakangi oleh gerakan otomatis untuk membela diri dari suatu kelompok masyarakat terhadap tekanantekanan hidup yang dilakukan oleh kelompok lain dalam masyarakat, baik yang berupa dominasi sosial maupun yang berupa eksploitasi ekonomi, sehingga menimbulkan rasa tidak aman bagi kehidupan mereka (Hendrojogi, 2004). Latar belakang koperasi ini tercermin dari salah satu definisi koperasi yaitu perkumpulan manusia seorang-seorang yang dengan sukanya sendiri hendak bekerja sama untuk memajukan ekonominya (Djojohadikoesoemo, 1941 yang diacu dalam Hendrojogi, 2004). Berdasarkan latar belakang dan definisi tersebut maka analisis kelembagaan koperasi didalam penelitian ini diarahkan pada jawaban atas seberapa jauh aturan main (rules of the game) yang dikembangkan dalam wadah koperasi seperti KSU M3 di Kabupaten Tangerang dan KSU LEPP di Kabupaten Pasuruan dapat hidup dan berjalan di atas realitas sosial masyarakat. Pada saat aturan main yang dikembangkan oleh kedua koperasi dapat diterima oleh kelompok miskin di masyarakat pesisir maka diharapkan kelompok sasaran dari kedua koperasi ini akan dapat keluar dari tekanan sosial ekonomi yang menimpa mereka selama ini. Analisis kelembagaan LKM (KSU) dilakukan dengan menggunakan pendekatan kualitatif yaitu teknik evaluasi implementasi (Patton, 2006). Secara prinsip, dengan teknik tersebut dianalisis bagaimana dan pada tingkatan mana aturan main yang berlaku di masing-masing pendekatan (Grameen Bank dan LEPP) diterapkan oleh kedua KSU. Tiga fokus kajian/variabel untuk mendapatkan gambaran tentang dua hal tersebut adalah: (1) Kesesuaian antara kebijakan dan prosedur berdasarkan pendekatan pengelolaan LKM (Grameen Bank dan LEPP) yang ditetapkan dengan yang diterapkan oleh pengelola LKM di lokasi penelitian; (2) Kesesuaian kebutuhan pengelolaan organisasi dibandingkan dengan kelengkapan dan dinamika struktur dan uraian jabatan pengelola LKM, 53

5 kualifikasi dan pemahaman terhadap uraian jabatan para pengelola LKM. Aspek ini krusial untuk dianalisis mengingat organisasi adalah suatu alat pencapaian tujuan yang telah ditentukan sebelumnya yang strukturnya bersifat relatif permanen tanpa menutup kemungkinan terjadinya regorganisasi apabila hal itu dipandang perlu, baik demi percepatan laju usaha pencapaian tujuan maupun dalam usaha peningkatan efisiensi, efektivitas dan produktifitas kerja; (3) Ada tidaknya dan atau seberapa jauh pengembangan jaringan usaha LKM. Penambahan jumlah dan jaringan anggota/nasabah maupun jaringan dengan instansi pemerintah maupun non-pemerintah mengindikasikan berkembangnya prinsip kemitraan. Prinsip ini merupakan indikator penting terpenuhi atau tidaknya konsep pemberdayaan ekonomi masyarakat didalam suatu program pembangunan dengan berbasis pada pengembangan koperasi. Hasil evaluasi dengan teknik analisis kualitatif terhadap parameter-parameter atau faktor penyusun ketiga fokus kajian kelembagaan LKM selanjutnya menjadi landasan nilai kategorik didalam analisis MDS (tabel 6). Tabel 6 Pengkategorian dan nilai kategori untuk masing-masing parameter dalam analisis kelembagaan LKM No. Parameter Nilai Kategorik Kesesuaian kebijakan dengan syarat Tidak Kurang Cukup replikasi 2. Kesesuaian prosedur dengan syarat Tidak Kurang Cukup replikasi 3. Kelengkapan struktur dan uraian pekerjaan jabatan personel pengurus Tidak Kurang Cukup 4. Kesesuaian kualifikasi SDM pengurus Tidak Kurang Cukup 5. Pemahaman atas tupoksi jabatan per Tidak Kurang Cukup pengurus 6. Perkembangan jumlah kelompok/nasabah Tidak Kurang Cukup 7. Perkembangan lapangan usaha Tidak Kurang Cukup 8. Perkembangan mitra kerja Tidak Kurang Cukup Keterangan: Penentuan selang nilai kategorik didasarkan pada bobot kepentingan masing-masing parameter kinerja kelembagaan LKM. 54

6 3.4.2 Analisis kinerja keuangan LKM Kinerja keuangan LKM adalah cerminan dari hasil kegiatan operasional dan non-operasional LKM yang disajikan dalam bentuk angka-angka keuangan. Hasil analisis kinerja keuangan merupakan informasi bagi manajemen untuk membuat berbagai keputusan di bidang pembiayaan, investasi dan operasi. Dalam hal ini, setiap manajer membutuhkan informasi keuangan untuk membuat program kerja, anggaran dan pengendalian. Untuk itu, analisis kinerja keuangan LKM (KSU M3 dan LEPP) dilakukan dengan melakukan analisis vertikal dan analisis horizontal serta analisis rasio keuangan Analisis vertikal dan analisis horizontal Analisis vertikal adalah upaya menganalisis laporan keuangan untuk satu periode tertentu dengan cara membanding-bandingkan pos yang satu dengan pos lainnya. Perbandingan tersebut dilakukan dengan menggunakan persentase dimana salah satu pos ditetapkan sebagai patokan 100%. Analisis horizontal adalah perbandingan antar pos-pos laporan keuangan untuk dua periode atau lebih. Tujuan perbandingan ini adalah untuk mengetahui perubahan dan perkembangan masing-masing pos selama jangka waktu tertentu. Sebagai patokan digunakan kondisi satu tahun pertama terhadap tahun-tahun berikutnya. Keterkaitan antara neraca keuangan dan laporan laba rugi diperuntukkan untuk melihat faktor yang dominan mempengaruhi kondisi atau kinerja keuangan masing-masing LKM yang diteliti Analisis rasio keuangan Dalam penelitian ini analisis rasio keuangan yang digunakan dikelompokkan kedalam lima indikator, masing-masing ditentukan berdasarkan kebutuhan, yaitu: (1) Struktur keuangan Struktur keuangan secara umum didefinisikan sebagai aktiva perusahaan yang dibiayai dengan kewajiban (jangka pendek dan jangka panjang) dan modal sendiri (Darsono, 2006). Dalam kasus perusahaan pembiayaan, seperti LKM, kewajiban sebagian besar berupa simpanan pihak ketiga yang setiap saat dapat ditarik. Oleh karena itu, agar suatu LKM dapat terjamin kondisi keuangannya maka diperlukan suatu jumlah modal tertentu 55

7 yang harus dimiliki dan siap dikeluarkan oleh LKM untuk mengantisipasi terjadinya penarikan dana oleh pihak ketiga. Kondisi keuangan LKM akan semakin baik apabila persentase modal sendiri dibandingkan dengan simpanan pihak ketiga semakin besar, begitu pula sebaliknya. Struktur Keuangan = Total mod al x 100% Total simpanan pihak ketiga Nilai rasio yang diperoleh akan tergolong Baik (nilai 4) jika bernilai >25%, Cukup Baik (nilai 3) jika bernilai >15-25%, Cukup Buruk (nilai 2) jika bernilai >5-15% dan Buruk (nilai 1) jika bernilai <5%. Nilai kategorik dari analisis rasio ini akan ditabulasi untuk keperluan analisis MDS. (2) Aktiva Produktif Aktiva produktif mengindikasikan kemampuan pihak pengelola mengoptimalkan aktiva yang dimiliki untuk menghasilkan pendapatan (Darsono, 2006). Dalam kasus lembaga pembiayaan, seperti LKM, kinerja keuangannya akan semakin baik jika pihak pengelola mampu mengoptimalkan aktiva yang dimiliki dengan seminimal mungkin menimbulkan pembiayaan bermasalah. Adapun suatu pembiayaan diartikan bermasalah apabila nasabah gagal dalam memenuhi kewajiban untuk membayar angsuran setelah jatuh tempo seperti yang telah disepakati bersama. Aktiva Produktif = Total pembiayaan bermasalah x 100% Total pembiayaan diberikan Nilai rasio yang diperoleh akan tergolong Baik (nilai 4) jika bernilai <3%, Cukup Baik (nilai 3) jika bernilai >3-5%, Cukup Buruk (nilai 2) jika bernilai >5-10% dan Buruk (nilai 1) jika bernilai >10%. Nilai kategorik dari analisis rasio ini akan ditabulasi untuk keperluan analisis MDS. (3) Likuiditas/Loan to Deposit Ratio Likuiditas secara umum didefinisikan sebagai kemampuan perusahaan (LKM) untuk memenuhi semua kewajibannya yang jatuh tempo (Darsono, 56

8 2006). menyediakan dana lancar setiap saat diperlukan untuk mengantisipasi penarikan simpanan. Kinerja keuangan LKM dalam hal ini dianalisis berdasarkan nilai rasio total pembiayaan terhadap total kewajiban dalam bentuk modal, simpanan pihak ketiga dan pembiayaan dari pihak lain. LDR = Total pembiayaan [ Total mod al+ simpanan+ pembiayaan pihak lain] x 100% Nilai rasio yang diperoleh akan tergolong Baik (nilai 4) jika bernilai 81-85%, Cukup Baik (nilai 3) jika bernilai 75-80% atau 86-90%, Cukup Buruk (nilai 2) jika bernilai 71-74% atau 91-94% dan Buruk (nilai 1) jika bernilai <71% atau >94%. Nilai kategorik dari analisis rasio ini akan ditabulasi untuk keperluan analisis MDS. (4) Efisiensi/BOPO Rasio ini digunakan untuk melihat seberapa jauh efisiensi dan efektivitas penggunaan dana didalam menghasilkan pendapatan. Semakin kecil rasio menunjukkan pengelola LKM semakin efisien dalam menggunakan dana untuk menghasilkan pendapatan. BOPO = Biaya operasional Pendapa tan operasional x 100% Nilai rasio yang diperoleh akan tergolong Baik (nilai 4) jika bernilai <60%, Cukup Baik (nilai 3) jika bernilai 60-75%, Cukup Buruk (nilai 2) jika bernilai >75-90% dan Buruk (nilai 1) jika bernilai >90%. Nilai kategorik dari analisis rasio ini akan ditabulasi untuk keperluan analisis MDS. (5) Rentabilitas Return on Asset (ROA) atau disebut juga Return on Investment (ROI) merupakan indikator tingkat pengembalian dari usaha yang dilakukan atas seluruh investasi yang telah dilakukan (Jusuf, 1996). Semakin tinggi nilai rasio ROA berarti semakin baik kinerja pengelola LKM. Sedangkan nilai rasio Return on Equity (ROE) menunjukkan keberhasilan usaha yang dilakukan oleh LKM untuk meningkatkan kekayaan pemberi modal (Jusuf, 57

9 1996). Rasio ini sangat tepat untuk digunakan karena LKM memiliki karakter modal bersumber dari banyak pihak. Semakin tinggi nilai ROE menunjukkan kinerja LKM yang semakin baik. ROA = ROE = Laba tahun berjalan x 100% Total aktiva Laba tahun berjalan x 100% Total mod al Nilai rasio yang diperoleh akan tergolong Baik (nilai 4) jika bernilai >25%, Cukup Baik (nilai 3) jika bernilai >15-25%, Cukup Buruk (nilai 2) jika bernilai 5-15% dan Buruk (nilai 1) jika bernilai <5%. Nilai kategorik dari analisis rasio ini akan ditabulasi untuk keperluan analisis MDS. Disamping pengkategorian yang menunjukkan kinerja keuangan berdasarkan rasio keuangan yang dianalisis, masing-masing nilai rasio keuangan juga dikaji berdasarkan perbandingan antar waktu (tahun ) serta diperbandingkan dengan nilai rasio keuangan yang sama dari perusahaan yang sejenis Analisis dampak intermediasi LKM Analisis dampak intermediasi LKM mencakup analisis tentang dampak yang ditimbulkan kepada masyarakat karena beroperasinya LKM. Analisis ini terbagi kedalam dua fokus kajian yaitu dampaknya terhadap tingkat kesejahteraan masyarakat dan dampaknya terhadap persepsi masyarakat terhadap keberadaan KSU Tingkat kesejahteraan anggota Analisis terhadap tingkat kesejahteraan dilakukan dengan cara pentabulasian dan pengkategorian data. Tingkat pendapatan, kondisi rumah, nilai kepemilikan aset produktif, jumlah tanggungan keluarga, frekuensi penerimaan kredit dan total nominal pinjaman diterima ditabulasi. Kemudian nilai-nilai dari setiap variabel tingkat kesejahteraan tersebut dikategorisasi kedalam empat kategori, yaitu nilai rasio yang diperoleh akan tergolong Baik (nilai 4), Cukup Baik (nilai 3), Cukup Buruk (nilai 2) dan Buruk jika (nilai 1). Pemberian nilai dilakukan 58

10 dengan teknik justifikasi kepakaran (expert judgement) yang dikelola obyektivitas penilaiannya melalui pendekatan studi analog terhadap kasus-kasus yang relatif serupa dengan variabel yang diukur Persepsi masyarakat Analisis terhadap persepsi masyarakat dilakukan dengan cara pentabulasian dan pengkategorian persepsi yang muncul dari jawaban responden terkait dengan kemudahan memperoleh kredit, waktu penyaluran kredit, kesesuaian jumlah nominal kredit yang diberikan dengan kebutuhan usaha, kesesuaian bentuk kredit yang diberikan dengan kebutuhan usaha serta suku bunga dikelompokkan dan diberi nilai kategori yang masing-masing sesuai dengan kategori yang diberikan (tabel 7). Pemberian nilai dilakukan dengan teknik justifikasi kepakaran yang dikelola obyektivitas penilaiannya melalui pendekatan studi analog terhadap kasus-kasus yang relatif serupa dengan variabel yang diukur. Tabel 7 Pengkategorian dan nilai kategori untuk masing-masing variabel dalam analisis persepsi masyarakat terhadap keberadaan LKM, No. Variabel Kategori / Nilai Kategori 1. Kesesuaian kredit dengan kebutuhan usaha Belum (nilai 1) (nilai 3) 2. Suku bunga Tidak (nilai 1) 3. Motivasi menabung Tidak Penting (nilai 1) (nilai 2) Belum Penting (nilai 2) Sangat / dipertahankan (nilai 4) Penting (nilai 4) Kajian tentang persepsi diperlukan untuk mengukur kondisi sesuatu kejadian atau hal. Semakin baik persepsi seseorang terhadap suatu kejadian yang diamati pada umumnya merupakan cerminan semakin baik kejadian atau hal yang diamatinya tersebut Analisis kebijakan pengembangan LKM dalam mengentaskan kemiskinan di masyarakat pesisir Untuk mengintegrasikan hasil analisis ketiga dimensi (kelembagaan, keuangan maupun dampak intermediasi) sehingga didapat suatu kebijakan dan strategi pengembangan LKM dalam mengentaskan kemiskinan di masyarakat pesisir digunakan suatu pendekatan analisis. Pengolahan Analisis MDS dan 59

11 Analisis Leverage dilakukan dengan menggunakan program RAPFISH (Pitcher and Preikshot, 2001) yang telah dimodifikasi sesuai dengan fokus kajian yang digunakan. Analisis ini adalah suatu teknik multi-diciplinary rapid appraisal untuk mengevaluasi comparative sustainability (Fauzi dan Anna, 2002). Lembaga keuangan mikro sebagai suatu entitas dalam lingkup yang luas seperti dalam suatu kawasan tertentu atau dalam lingkup yang sempit seperti model LKM itu sendiri. Atribut dari setiap demensi yang akan dievaluasi harus merefleksikan perkembangan LKM dalam mengentaskan kemiskinan. Ordinasi dari set atribut digambarkan dengan menggunakan multi-dimensional scaling (MDS). MDS sendiri pada dasarnya adalah teknik statistik yang mencoba melakukan transformasi multi dimensi kedalam demensi yang lebih rendah (Fauzi dan Anna, 2002). Dimensi dalam penelitian ini adalah menyangkut aspek pengembangan LKM dari sisi kelembagaan, kinerja keuangan dan dampak intermediasi. Setiap dimensi memiliki atribut atau indikator yang terkait dengan pengembangan LKM dalam mengentaskan kemiskinan, sebagaimana dalam lampiran 9. Analisis ini dilakukan melalui tiga tahapan, mencakup: (1) Tabulasi dan pelevelan data; (2) Analisis Multidimensional Scaling (MDS); dan (3) Analisis Leverage. Penjabaran masing-masing tahapan adalah sebagai berikut: (1) Tabulasi dan pelevelan data Data-data kualitatif maupun kuantitatif yang dikumpulkan dan menjelaskan kondisi parameter-parameter penelitian dianalisis secara deskriptif. Hasil analisis seluruh parameter kemudian dikuantitatifkan (penilaian/skoring kategorik) dan ditabulasikan. Teknik skoring ini dilakukan terhadap seluruh parameter yang mencerminkan kinerja kelembagaan, kinerja keuangan dan kinerja dampak intermediasi dari KSU M3 Kabupaten Tangerang dan KSU LEPP Kabupaten Pasuruan didalam mengentaskan kemiskinan masyarakat pesisir. Rentang nilai dalam skoring sesuai dengan pengkategorian untuk masing-masing indikator/parameter. Proses tabulasi dilakukan dengan menggunakan perangkat MS Excel

12 (2) Analisis MDS Analisis MDS digunakan untuk mengetahui gambaran posisi/status kinerja KSU M3 dan KSU LEPP didalam upaya pengentasan kemiskinan masyarakat pesisir. Didalam MDS, obyek atau titik yang diamati dipetakan dalam ruang dua atau tiga dimensi, sehingga obyek atau titik tersebut diupayakan sedekat mungkin dengan titik asal. Sebaliknya titik yang tidak sama digambarkan dengan titik-titik yang berjauhan. Teknik ordinasi (penentuan jarak) di dalam MDS didasarkan pada Euclidian distance yang dalam ruang yang berdimensi n dapat ditulis sebagai berikut (Fauzi dan Anna, 2002): d = ( x 1 x2 + y1 y2 + z1 z2 +...) Konfigurasi atau ordinasi dari suatu obyek atau titik dalam MDS kemudian diaproksimasi dengan meregresikan jarak euclidian (d ij ) dari titik i ke titik j dengan titik asal (d ij ) sebagaimana dalam persamaan : d ij = a + bd ij + e Teknik regresi yang digunakan adalah algoritma ALSCAL yang biasa digunakan pada software statistika (Alder et al. dalam Fauzi dan Anna, 2002). Metode ALSCAL mengoptimalisasi jarak kuadrat (square distance = d ijk ) terhadap data kuadrat (titik asal = O ijk ) yang dalam tiga dimensi ditulis dalam formula yang disebut S-Stress sebagai berikut : S = ditulis : 1 m m k= ( dijk Oijk) i j i j O 4 ijk 2 Dimana jarak kuadrat merupakan jarak euclidian yang dibobot, atau d 2 ijk = r a= 1 w ka ( ) 2 x x ia ja Pada setiap pengukuran yang bersifat mengukur (metric) seberapa fit (goodness of fit), jarak titik pendugaan dengan titik asal menjadi sangat penting. Goodness of fit dalam MDS adalah mengukur seberapa tepat (how well) konfigurasi dari suatu titik dapat mencerminkan data aslinya. Hal ini 61

13 dicerminkan dari besaran nila S-Stress yang dihitung berdasarkan nilai S diatas. Nilai S yang rendah menunjukkan good fit sementara nilai S yang tinggi menunjukkan sebaliknya. Didalam RAPFISH model, nilai S yang baik adalah lebih kecil dari 0,25 (S<0,25). Untuk memudahkan penggambaran status kinerja LKM, analisis MDS dilakukan dalam bentuk skala persentase dari 0% (buruk) hingga 100% (baik) pada suatu sumbu x. Nilai 0% atau buruk mengindikasikan kinerja LKM sama sekali belum mampu berperan dengan baik didalam mengentaskan kemiskinan masyarakat pesisir. Sebaliknya nilai 100% atau baik mengindikasikan kinerja LKM sudah mampu berperan dengan baik didalam mengentaskan kemiskinan masyarakat pesisir. Adapun selang nilai 0-100% tersebut dibagi kedalam empat kategori status kinerja LKM, yaitu: Tabel 8 Pengkategorian status kinerja LKM berdasarkan rentang nilai hasil analisis MDS Rentang Nilai Kategori 0,00 25,00 Buruk > 25,00 50,00 Cukup Buruk > 50,00 75,00 Cukup Baik > 75,00 100,00 Baik (3) Analisis Leverage Analisis Leverage merupakan bagian dari Analisis MDS. Analisis statistik ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh parameter-parameter di setiap hal yang dikaji atau fokus kajian kinerja LKM. Dengan menggunakan metode analisis ini akan dapat dinilai parameter-parameter kunci atau parameter-parameter yang paling berpengaruh (baik bersifat mendukung maupun menghambat) terhadap kinerja LKM. Melalui hasil analisis leverage ini (parameter-parameter kunci), selanjutnya akan dapat diperoleh bahan rumusan kebijakan pengembangan LKM dalam pengentasan kemiskinan di masyarakat pesisir. Untuk menggambarkan penggunaan analisis tersebut, secara sistimatika diuraikan dalam gambar 5 sebagai berikut : 62

14 Desain Penelitian Penetapan Lokasi Data Primer Pengumpulan Data Data Sekunder - FGD - Kuestioner Tabulasi Data - Kelembagaan LKM - Keuangan LKM - Dampak LKM - Laporan Manajemen Koperasi - Laporan Keuangan LKM Review Attribut (meliputi berbagai kategori dan skoring kriteria) Identifikasi dan Pendefinisian (didasarkan kriteria yang konsisten) Skoring Data (Mengkonstruksi reference point untuk good dan bad serta anchor) Multi dimensional Scaling Ordination (untuk setiap attribut) Menggambarkan status kinerja LKM Analisis Leverage (Analisis Anomali) Menilai parameter kunci terhadap kinerja LKM Perumusan strategi intermediasi LKM dalam pengentasan kemiskinan masyarakat pesisir Gambar 5 Alur pikir metodologi penelitian dengan aplikasi RAPFISH (analisis MDS dan leverage) 63

III. METODE KAJIAN 1. Lokasi dan Waktu 2. Pengumpulan Data

III. METODE KAJIAN 1. Lokasi dan Waktu 2. Pengumpulan Data 23 III. METODE KAJIAN 1. Lokasi dan Waktu Tugas akhir ini dilaksanakan di Kabupaten Karawang, Jawa Barat sebagai salah satu daerah penerima dana stimulan Program Pengembangan KSP Sektoral, P3KUM dan Program

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Indonesia ada dua macam yaitu bank konvensional dan bank syariah.

III. METODE PENELITIAN. Indonesia ada dua macam yaitu bank konvensional dan bank syariah. 31 III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Bank merupakan lembaga kepercayaan yang berfungsi sebagai lembaga intermediasi, membantu kelancaran sistem pembayaran, dan yang tidak kalah pentingnya

Lebih terperinci

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN 21 BAB III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Teoritis 3.1.1. Analisis Kinerja Keuangan Suatu pengukuran tingkat kesehatan Usaha Simpan Pinjam (USP) dalam kemampuan kerja dan produktifitasnya adalah dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. antara pihak-pihak yang memiliki dana dengan pihak-pihak yang memerlukan. manajemen bank perlu memperhatikan kinerja bank.

BAB I PENDAHULUAN. antara pihak-pihak yang memiliki dana dengan pihak-pihak yang memerlukan. manajemen bank perlu memperhatikan kinerja bank. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Peningkatan kualitas hidup masyarakat Indonesia merupakan salah satu tujuan yang hendak dicapai dalam pelaksanaan program pembangunan. Meningkatkan kualitas hidup antara

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Laporan Keuangan Pengertian laporan keuangan menurut Feriansya (2015:4) : Laporan keuangan merupakan tindakan pembuatan ringkasan dan keuangan perusahaan. Laporan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Dalam hal ini penulis akan melakukan analisa kinerja keuangan bank yang

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Dalam hal ini penulis akan melakukan analisa kinerja keuangan bank yang BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN Dalam hal ini penulis akan melakukan analisa kinerja keuangan bank yang menjadi sampel dalam penelitian ini yaitu: PT Bank Mandiri dan PT Bank Rakyat Indonesia. Analisis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lembaga yang menghimpun dana (Funding) dari masyarakat yang. kembali kepada masyarakat yang kekurangan dana (Deficit unit) untuk

BAB I PENDAHULUAN. lembaga yang menghimpun dana (Funding) dari masyarakat yang. kembali kepada masyarakat yang kekurangan dana (Deficit unit) untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam perekonomian, sektor perbankan merupakan sektor yang mempunyai peranan penting bagi perkembangan perekonomian suatu negara. Peran tersebut diwujudkan dalam fungsi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Industri perbankan memegang peranan yang sangat penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. Industri perbankan memegang peranan yang sangat penting dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Industri perbankan memegang peranan yang sangat penting dalam perkembangan ekonomi suatu negara, karena perbankan merupakan tulang punggung dalam membangun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kemakmuran suatu negara. Para pelaku ekonomi baik perusahaan besar maupun. anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya.

BAB I PENDAHULUAN. kemakmuran suatu negara. Para pelaku ekonomi baik perusahaan besar maupun. anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tingkat kemakmuran negara antara lain terlihat dari pendapatan nasional dan tingkat pertumbuhan ekonomi. Tingkat pendapatan nasional dan pertumbuhan ekonomi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Krisis yang terjadi di Indonesia sejak pertengahan tahun 1997 berawal dari krisis

BAB I PENDAHULUAN. Krisis yang terjadi di Indonesia sejak pertengahan tahun 1997 berawal dari krisis BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG MASALAH Krisis yang terjadi di Indonesia sejak pertengahan tahun 1997 berawal dari krisis moneter sebagai akibat jatuhnya nilai tukar rupiah terhadap valuta asing

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perekonomian tumbuh dan berkembang dengan berbagai macam

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perekonomian tumbuh dan berkembang dengan berbagai macam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perekonomian tumbuh dan berkembang dengan berbagai macam lembaga keuangan. Salah satu di antara lembaga-lembaga keuangan tersebut yang nampaknya paling besar

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 27 III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian Initial Public Offering (IPO) adalah proses pertama suatu perusahaan berubah statusnya yaitu dari perusahaan milik perorangan menjadi perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sejak adanya Undang-Undang No. 21 Tahun 2008 Tentang Perbankan Syariah

BAB I PENDAHULUAN. sejak adanya Undang-Undang No. 21 Tahun 2008 Tentang Perbankan Syariah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Eksistensi perbankan syariah di Indonesia saat ini semakin meningkat sejak adanya Undang-Undang No. 21 Tahun 2008 Tentang Perbankan Syariah yang memberikan

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penilaian kinerja keuangan suatu perusahaan merupakan hal yang sangat membantu terhadap suatu keputusan yang diambil karena kinerja keuangan akan menunjukkan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. bagian yang tidak dapat dipisahkan dari pembangunan ekonomi. Bank adalah lembaga keuangan yang kegiatan utamanya adalah

BAB 1 PENDAHULUAN. bagian yang tidak dapat dipisahkan dari pembangunan ekonomi. Bank adalah lembaga keuangan yang kegiatan utamanya adalah 1 A. Latar Belakang Penelitian BAB 1 PENDAHULUAN Di negara seperti Indonesia, bank memegang peranan penting dalam pembangunan karena bukan hanya sebagai sumber pembiayaan untuk kredit investasi kecil,

Lebih terperinci

III. METODOLOGI KAJIAN

III. METODOLOGI KAJIAN 39 III. METODOLOGI KAJIAN 3. Kerangka Pemikiran Pengembangan ekonomi lokal merupakan usaha untuk mengoptimalkan sumberdaya lokal yang melibatkan pemerintah, dunia usaha, masyarakat lokal, dan organisasi

Lebih terperinci

3 METODE UMUM PENELITIAN

3 METODE UMUM PENELITIAN 47 3 METODE UMUM PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan pada bulan Juli sampai Agustus 2010 yang meliputi tahap-tahap : persiapan, pengumpulan data primer/sekunder, dan pengolahan/analisa

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan 1. Penilaian kesehatan bank berdasarkan metode CAMEL mengandung lima unsur komponen yaitu: faktor permodalan (capital), faktor kualitas aktiva produktif (assets),

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diharapkan mampu mengembangkan dan memajukan perekonomian di

BAB I PENDAHULUAN. diharapkan mampu mengembangkan dan memajukan perekonomian di BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Perbankan merupakan sasaran pembangunan ekonomi, dimana perbankan diharapkan mampu mengembangkan dan memajukan perekonomian di Indonesia. Hal tersebut menandakan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan pada laporan keuangan PT.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan pada laporan keuangan PT. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan pada laporan keuangan PT. Kimia Farma Tbk., maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Hasil kinerja likuiditas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memiliki banyak kebutuhan, terutama yang berkaitan dengan dana. Dana

BAB I PENDAHULUAN. memiliki banyak kebutuhan, terutama yang berkaitan dengan dana. Dana BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam menjalankan suatu bisnis setiap perusahaan perbankan memiliki banyak kebutuhan, terutama yang berkaitan dengan dana. Dana merupakan elemen utama yang

Lebih terperinci

ANALISIS KINERJA KEUANGAN

ANALISIS KINERJA KEUANGAN VI ANALISIS KINERJA KEUANGAN Analisis kinerja keuangan atau analisis finansial pada suatu perusahaan atau organisasi merupakan salah satu faktor yang dapat mencerminkan kondisi perusahaan atau organisasi

Lebih terperinci

3 METODE PENELITIAN. 1. Pangkep 4 33' ' ' ' 2, Takalar , Bulukumba

3 METODE PENELITIAN. 1. Pangkep 4 33' ' ' ' 2, Takalar , Bulukumba 3 METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Sulawesi Selatan mulai bulan Februari 2011 hingga Oktober 2011. Lokasi penelitian dilakukan di 3 kabupaten yaitu Kabupaten

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Analisis ini digunakan untuk mengetahui seberapa besar tingkat efisiensi dari

BAB III METODE PENELITIAN. Analisis ini digunakan untuk mengetahui seberapa besar tingkat efisiensi dari BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Definisi Operasional Variabel 3.1.1 Analisis Efisiensi. Analisis ini digunakan untuk mengetahui seberapa besar tingkat efisiensi dari penggunaan modal kerja yang dioperasikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perbankan merupakan salah satu lembaga keuangan, alat penggerak

BAB I PENDAHULUAN. Perbankan merupakan salah satu lembaga keuangan, alat penggerak BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perbankan merupakan salah satu lembaga keuangan, alat penggerak pertumbuhan dan penggerak ekonomi yang fungsinya tidak dapat dipisahkan dari pembangunan. Kegiatan

Lebih terperinci

ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN MENGGUNAKAN METODE CAMEL PADA PT BANK MANDIRI SYARIAH (PERIODE )

ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN MENGGUNAKAN METODE CAMEL PADA PT BANK MANDIRI SYARIAH (PERIODE ) ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN MENGGUNAKAN METODE CAMEL PADA PT BANK MANDIRI SYARIAH (PERIODE 2006-2010) NASKAH PUBLIKASI Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan Program Sarjana

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. ekonomi sebagai financial intermediary atau perantara pihak yang kelebihan dana

BAB 1 PENDAHULUAN. ekonomi sebagai financial intermediary atau perantara pihak yang kelebihan dana BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam kehidupan masyarakat modern sekarang ini, perbankan sebagai lembaga keuangan memiliki peran besar dalam menggerakkan roda perekonomian suatu negara, bank telah

Lebih terperinci

II TINJAUAN PUSTAKA Perbedaan Syariah dengan Konvensional

II TINJAUAN PUSTAKA Perbedaan Syariah dengan Konvensional II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Perbedaan Syariah dengan Konvensional 2.1.1. Perbandingan Kinerja Bank Syariah dengan Bank Konvensional Kusafarida (2003) dalam skripsinya meneliti tentang perbandingan kinerja

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. A. Pengaruh Current Ratio (CR) terhadap Rentabilitas BMT SAHARA. signifikan terhadap ROA dengan arah negatif pada BMT SAHARA

BAB V PEMBAHASAN. A. Pengaruh Current Ratio (CR) terhadap Rentabilitas BMT SAHARA. signifikan terhadap ROA dengan arah negatif pada BMT SAHARA BAB V PEMBAHASAN A. Pengaruh Current Ratio (CR) terhadap Rentabilitas BMT SAHARA Tulungagung Hasil pengujian hipotesis 1 pada penelitian ini menunjukkan bahwa Current Ratio (CR) sebagai rasio likuiditas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Persaingan dalam dunia usaha yang semakin ketat menuntut perusahaan perusahaan sejenis untuk terus mengembangkan skala usahanya. Dalam menghadapi persaingan ini perusahaan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Pengertian perbankan dalam pasal 1 ayat 1 Undang-Undang No.10 Tahun

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Pengertian perbankan dalam pasal 1 ayat 1 Undang-Undang No.10 Tahun BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Landasan Teori dan Konsep 2.1.1 Pengertian Bank Pengertian perbankan dalam pasal 1 ayat 1 Undang-Undang No.10 Tahun 1998 adalah segala sesuatu yang menyangkut

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. data tertulis lainnya yang berhubungan dengan informasi yang dibutuhkan.

BAB III METODE PENELITIAN. data tertulis lainnya yang berhubungan dengan informasi yang dibutuhkan. 52 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yaitu dari berbagai literatur, catatan, artikel, penelitian terdahulu dari dokumen,

Lebih terperinci

ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN PT. BANK NEGARA INDONESIA (PERSERO) TBK DENGAN PT.BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) TBK. Nama : Sarah Natya

ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN PT. BANK NEGARA INDONESIA (PERSERO) TBK DENGAN PT.BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) TBK. Nama : Sarah Natya ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN PT. BANK NEGARA INDONESIA (PERSERO) TBK DENGAN PT.BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) TBK Nama : Sarah Natya Dosen Pembimbing: Erny Pratiwi, SE, MMSI Latar Belakang Masalah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teoritis 2.1.1 Pengertian dan Fungsi kredit Berdasarkan Undang-Undang Nomor 10 tahun 1998 pasal 1 angka 11, kredit merupakan penyediaan uang atau tagihan yang dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Industri perbankan memegang peranan penting bagi pembangunan ekonomi

BAB I PENDAHULUAN. Industri perbankan memegang peranan penting bagi pembangunan ekonomi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Industri perbankan memegang peranan penting bagi pembangunan ekonomi sebagai financial intermediary atau perantara pihak yang kelebihan dana dengan pihak

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA Pengertian dan Peran Bank

II. TINJAUAN PUSTAKA Pengertian dan Peran Bank 5 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian dan Peran Bank Bank secara sederhana dapat diartikan sebagai lembaga keuangan yang menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkannya kembali dana tersebut ke masyarakat,

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan 1. Penilaian kesehatan bank yang dilakukan berdasarkan metode CAMEL mengandung lima unsur komponen yaitu: faktor permodalan (capital), faktor kualitas aktiva produktif

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Implikasi Grameen Bank di Indonesia Grameen Bank pertama kali direplikasikan di Indonesia pada tahun 1989 di Kecamatan Nanggung, Kabupaten Bogor, Jawa Barat oleh Yayasan Karya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menerima simpanan giro, tabungan dan deposito. Bank juga dikenal sebagai

BAB I PENDAHULUAN. menerima simpanan giro, tabungan dan deposito. Bank juga dikenal sebagai BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bank dikenal sebagai lembaga keuangan yang kegiatan utamanya menerima simpanan giro, tabungan dan deposito. Bank juga dikenal sebagai tempat untuk meminjam

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. periode tertentu. Namun bila hanya melihat laporan keuangan, belum bisa

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. periode tertentu. Namun bila hanya melihat laporan keuangan, belum bisa BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Analisis Rasio Keuangan Laporan keuangan merupakan cerminan dari kinerja perusahaan pada satu periode tertentu. Namun bila hanya melihat laporan keuangan, belum

Lebih terperinci

VI. ANALISIS KEBERLANJUTAN FINANSIAL KOPERASI BAYTUL IKHTIAR

VI. ANALISIS KEBERLANJUTAN FINANSIAL KOPERASI BAYTUL IKHTIAR VI. ANALISIS KEBERLANJUTAN FINANSIAL KOPERASI BAYTUL IKHTIAR 6.1. Analisis Rasio Keuangan Koperasi Analisis rasio keuangan KBI dilakukan untuk mengetahui perkembangan kinerja keuangan lembaga. Analisis

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kinerja Keuangan 2.1.1 Pengertian Kinerja Keuangan Menurut pendapat Darsono (2010: 47), Kinerja Keuangan adalah hasil kegiatan perusahaan yang disajikan dalam bentuk angka-angka

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Kerangka Pikir Penelitian ini ditujukan untuk membuktikan adanya pengaruh perubahan PDB, tingkat inflasi, suku bunga SBI dan perubahan nilai tukar rupiah terhadap kinerja

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. (Nopirin, 2009:34). Kelangkaan dana yang dimiliki dunia perbankan memicu

BAB 1 PENDAHULUAN. (Nopirin, 2009:34). Kelangkaan dana yang dimiliki dunia perbankan memicu BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada pertengahan tahun 1997 Indonesia mengalami krisis ekonomi yang terus berkelanjutan. Pada akhir tahun 1997, suku bunga untuk jangka waktu bulanan di Bank

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan mengenai pengaruh capital adequacy ratio (CAR), bad debt ratio (BDR), return on assets (ROA),

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan bank syariah di Indonesia menunjukan arah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan bank syariah di Indonesia menunjukan arah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan bank syariah di Indonesia menunjukan arah peningkatan, menurut data dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK), kini sudah ada 12 Bank Umum Syariah (BUS),

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. metode deskreptif pada perusahaan, yaitu dengan cara menganalisis data-data

BAB III METODE PENELITIAN. metode deskreptif pada perusahaan, yaitu dengan cara menganalisis data-data 28 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Dalam penelitian ini, jenis penelitian yang digunakan adalah studi kasus dengan metode deskreptif pada perusahaan, yaitu dengan cara menganalisis data-data

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan pada umumnya, bank juga berorientasi untuk mendapatkan laba yang

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan pada umumnya, bank juga berorientasi untuk mendapatkan laba yang BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini akan dijelaskan mengenai latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan dan manfaat dari tugas akhir ini. Berikutnya diuraikan mengenai batasan masalah dan sistematika

Lebih terperinci

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN UNTUK MENGEVALUASI KINERJA KEUANGAN PADA KOPERASI MAHASISWA UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN UNTUK MENGEVALUASI KINERJA KEUANGAN PADA KOPERASI MAHASISWA UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA ANALISIS LAPORAN KEUANGAN UNTUK MENGEVALUASI KINERJA KEUANGAN PADA KOPERASI MAHASISWA UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA JURNAL PUBLIKASI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Tingkat Kesehatan Bank Berdasarkan Peraturan Bank Indonesia Nomor 6/10/PBI/2004, tingkat kesehatan bank adalah hasil penilaian kualitatif

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Bank merupakan suatu lembaga yang berperan sebagai perantara keuangan antara pihak-pihak yang memiliki dana dengan pihak-pihak yang memerlukan dana (Merkusiwati,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilakukan di PT. Bank Sahabat Sampoerna karena pada tanggal 9 Mei

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilakukan di PT. Bank Sahabat Sampoerna karena pada tanggal 9 Mei BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Penelitian dilakukan di PT. Bank Sahabat Sampoerna karena pada tanggal 9 Mei 2011 merupakan tonggak sejarah dimana secara resmi PT Sampoerna Investama

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini menggunakan data sekunder yaitu data yang telah

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini menggunakan data sekunder yaitu data yang telah 23 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Sumber Data Dalam penelitian ini menggunakan data sekunder yaitu data yang telah dikumpulkan dan dipublikasikan. Data sekunder yaitu laporan keuangan publikasi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. aman dan percaya untuk menanamkan investasi atau dananya di bank.

BAB 1 PENDAHULUAN. aman dan percaya untuk menanamkan investasi atau dananya di bank. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bank adalah suatu lembaga keuangan yang cukup vital pengaruhnya terhadap perekonomian di Indonesia. Bank merupakan suatu lembaga keuangan yang memegang peranan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 20 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Keuangan Pengertian manajemen keuangan menurut beberapa pendapat, yaitu: Segala aktifitas yang berhubungan dengan perolehan, pendanaan, dan pengelolaan aktiva dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dagang bertujuan untuk mencari laba, agar kelangsungan hidup dan

BAB I PENDAHULUAN. dagang bertujuan untuk mencari laba, agar kelangsungan hidup dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Setiap perusahaan baik yang bergerak di bidang industri, jasa maupun dagang bertujuan untuk mencari laba, agar kelangsungan hidup dan perkembangan perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lembaga perbankan sangat dibutuhkan dalam suatu perekonomian. Kestabilan ini

BAB I PENDAHULUAN. lembaga perbankan sangat dibutuhkan dalam suatu perekonomian. Kestabilan ini BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Industri perbankan di Indonesia telah mengalami pasang dan surut. Kestabilan lembaga perbankan sangat dibutuhkan dalam suatu perekonomian. Kestabilan ini tidak hanya

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. dengan menggunakan pendekatan CAMELS pada data penelitian yang digunakan

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. dengan menggunakan pendekatan CAMELS pada data penelitian yang digunakan BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Berdasarkan analisis kinerja keuangan BPR Konvensional di Jawa dan Sumatera dengan menggunakan pendekatan CAMELS pada data penelitian yang digunakan antara tahun 2007

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Syariah Dau Kabupaten Malang Jl. Raya Sengkaling No. 293 Dau Malang Telp.

BAB III METODE PENELITIAN. Syariah Dau Kabupaten Malang Jl. Raya Sengkaling No. 293 Dau Malang Telp. BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di Koperasi Agro Niaga Indonesia (KANINDO) Syariah Dau Kabupaten Malang Jl. Raya Sengkaling No. 293 Dau Malang Telp. (0341) 464445-464444

Lebih terperinci

BAB I P E N D A H U L U A N

BAB I P E N D A H U L U A N BAB I P E N D A H U L U A N 1.1. Latar Belakang Penelitian Sistem ekonomi berbasiskan syariah dalam beberapa tahun belakangan ini semakin populer, bukan hanya di negara-negara Islam tetapi juga negara-negara

Lebih terperinci

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sistem keuangan merupakan salah satu hal yang krusial dalam masyarakat

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sistem keuangan merupakan salah satu hal yang krusial dalam masyarakat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sistem keuangan merupakan salah satu hal yang krusial dalam masyarakat modern. Sistem pembayaran dan intermediasi hanya dapat terlaksana bila ada sistem keuangan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Landasan Teori dan Konsep 2.1.1 Capital Adequacy Ratio (CAR) Menurut Undang-Undang RI nomor 10 tahun 1998 tanggal 10 November 1998 tentang perbankan,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Lokasi Penelitian Koperasi Pegawai Republik Indonesia di Bojonegoro terdiri dari 55 unit.

BAB III METODE PENELITIAN. A. Lokasi Penelitian Koperasi Pegawai Republik Indonesia di Bojonegoro terdiri dari 55 unit. BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Koperasi Pegawai Republik Indonesia di Bojonegoro terdiri dari 55 unit. Lokasi yang digunakan sebagai tempat penelitin ini adalah 3 koperasi di Bojonegoro.

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 117 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan analisis data yang telah dilakukan pada bab sebelumnya maka dapat diambil kesimpulan dari hipotesis yang diajukan sebagai berikut : Berdasarkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. digunakan sebagai bahan acuan dalam penelitian ini, yaitu :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. digunakan sebagai bahan acuan dalam penelitian ini, yaitu : BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Dalam penelitian ini penulis menggunakan dua jurnal yang digunakan sebagai bahan acuan dalam penelitian ini, yaitu : 1. Ayu Yanita Sahara (2013) Penelitian

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

BAB V PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN BAB V PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN 5.1. Analisis Perkembangan Penyaluran Kredit Dalam pelaksanaan aktivitas operasional bank, salah satu upaya yang dilakukan oleh setiap perbankan adalah peningkatan kinerja

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bidang keuangan merupakan bidang yang sangat penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. Bidang keuangan merupakan bidang yang sangat penting dalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bidang keuangan merupakan bidang yang sangat penting dalam perusahaan. Banyak perusahaan yang berskala besar atau kecil, akan mempunyai perhatian besar di bidang keuangan,

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 12 III. METODE PENELITIAN 3.1. Alur Pikir Penelitian Tingkat kesehatan bank merupakan cerminan dari kondisi suatu bank yang dilihat dari laporan keuangan. Bank yang sudah go public wajib menerbitkan laporan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Menurunnya kapasitas permintaan dan produksi di sektor riil berpotensi

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Menurunnya kapasitas permintaan dan produksi di sektor riil berpotensi 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Menurunnya kapasitas permintaan dan produksi di sektor riil berpotensi kuat terhadap kualitas aktiva perbankan, sehingga perbankan harus lebih berhati hati

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Sampel bank umum syariah yang digunakan dalam penelitian ini adalah Bank Syariah Mandiri

BAB III METODE PENELITIAN. Sampel bank umum syariah yang digunakan dalam penelitian ini adalah Bank Syariah Mandiri BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Sampel Penelitian Sampel bank umum syariah yang digunakan dalam penelitian ini adalah Bank Syariah Mandiri (BSM) dan Bank Muamalat Indonesia (BMI) dan bank konvensional yang

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Berdasarkan uraian pada bagian pengolahan data, pengujian hipotesis serta pembahasan dibagian sebelumnya, dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : 1. Perputaran

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 14 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kinerja Keuangan 2.1.1 Pengertian Kinerja Keuangan Perusahaan sebagai salah satu bentuk organisasi pada umumnya memiliki tujuan tertentu yang ingin dicapai dalam usaha untuk

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Analisis Laporan Keuangan Analisis laporan keuangan merupakan proses yang penuh pertimbangan dalam mengevaluasi kondisi keuangan suatu perusahaan. Menurut Horne dan Machowicz

Lebih terperinci

ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN METODE RGEC PADA PT. BANK RAKYAT INDONESIA (Persero), Tbk PERIODE

ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN METODE RGEC PADA PT. BANK RAKYAT INDONESIA (Persero), Tbk PERIODE ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN METODE RGEC PADA PT. BANK RAKYAT INDONESIA (Persero), Tbk PERIODE 2013-2015 Nama : Yacob Berkat NPM : 27212774 Fakultas : Ekonomi Jurusan : Akuntansi Latar Belakang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian sebagai wujud peningkatan kualitas hidup. Peningkatan kualitas hidup

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian sebagai wujud peningkatan kualitas hidup. Peningkatan kualitas hidup 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perbankan merupakan lembaga yang ikut andil maupun berperan penting dalam laporan keuangan suatu perusahaan, terutama untuk mengembangkan dan mengatur perekonomian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terjadi perkembangan yang sangat pesat dari tahun-tahun sebelumnya. Hal

BAB I PENDAHULUAN. terjadi perkembangan yang sangat pesat dari tahun-tahun sebelumnya. Hal BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kondisi perbankan di Indonesia saat ini memang sangat baik, dimana terjadi perkembangan yang sangat pesat dari tahun-tahun sebelumnya. Hal tersebut terlihat dari berkurangnya

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 1. Waktu dan Tempat Penelitian Data yang diolah dalam Tugas Akhir ini diambil dari PT. Central Asia Tbk. Menurut waktu pengumpulannya, data yang digunakan adalah data time series,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Peranan bank dalam kegiatan perekonomian sangat fundamental, setiap

BAB I PENDAHULUAN. Peranan bank dalam kegiatan perekonomian sangat fundamental, setiap BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Peranan bank dalam kegiatan perekonomian sangat fundamental, setiap aktivitas ekonomi memerlukan jasa perbankan untuk memudahkan transaksi keuangan. Di

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memerlukan akan ketersediaan pendanaan atau biaya. Sektor perbankan memiliki

BAB I PENDAHULUAN. memerlukan akan ketersediaan pendanaan atau biaya. Sektor perbankan memiliki 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pembangunan ekonomi suatu negara memerlukan peran serta lembaga keuangan untuk membiayainya, karena suatu pembangunan tentunya sangat memerlukan akan ketersediaan

Lebih terperinci

Analisis pengaruh capital adequacy ratio, operating efficiency ratio, return on equity dan loan to deposits ratio terhadap real return saham

Analisis pengaruh capital adequacy ratio, operating efficiency ratio, return on equity dan loan to deposits ratio terhadap real return saham Analisis pengaruh capital adequacy ratio, operating efficiency ratio, return on equity dan loan to deposits ratio terhadap real return saham di Bursa Efek Jakarta (studi empiris pada perusahaan Perbankan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. fungsinya sebagai lembaga intermediasi, penyelenggara transaksi

BAB I PENDAHULUAN. fungsinya sebagai lembaga intermediasi, penyelenggara transaksi BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perbankan memiliki peranan yang sangat strategis dalam menunjang berjalannya roda perekonomian dan pembangunan nasional mengingat fungsinya sebagai lembaga

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Loan to Deposit Ratio (LDR) 2.1.1 Pengertian Loan to Deposit Ratio (LDR) Pengertian Loan to Deposit Ratio menurut Peraturan Bank Indonesia Nomor 15/7/PBI/2013 Tentang

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Abstraksi Prakata. Daft ar Tabel dan Gambar

DAFTAR ISI. Abstraksi Prakata. Daft ar Tabel dan Gambar Abstraksi ABSTRAKSI Asset dan Liability merupakan dua sisi gambaran keuangan suatu bank, dimana kedua-duanya menggambarkan pos-pos keuangan bank, baik yang berbentuk kekayaan atau harta milik bank, maupun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHALUAN. Sistem ekonomi berbasiskan syariah dalam beberapa tahun belakangan

BAB I PENDAHALUAN. Sistem ekonomi berbasiskan syariah dalam beberapa tahun belakangan BAB I PENDAHALUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Sistem ekonomi berbasiskan syariah dalam beberapa tahun belakangan ini semakin popular, bukan hanya di Negara-negara islam tetapi juga di Negaranegara barat

Lebih terperinci

PENGGUNAAN ANALISIS RASIO KEUANGAN DENGAN METODE TIME SERIES UNTUK MENILAI KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN

PENGGUNAAN ANALISIS RASIO KEUANGAN DENGAN METODE TIME SERIES UNTUK MENILAI KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN PENGGUNAAN ANALISIS RASIO KEUANGAN DENGAN METODE TIME SERIES UNTUK MENILAI KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN Syamsul Arif R. Rustam Hidayat Achmad Husaini Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya Malang

Lebih terperinci

ANALISIS KINERJA KEUANGAN DAN KESEHATAN BANK. Muniya Alteza

ANALISIS KINERJA KEUANGAN DAN KESEHATAN BANK. Muniya Alteza ANALISIS KINERJA KEUANGAN DAN KESEHATAN BANK Muniya Alteza Laporan Keuangan Bank Tujuan pembuatan laporan keuangan bank: 1. Memberikan informasi keuangan tentang jumlah aktiva da jenis aktiva yang dimiliki

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian (Yuliani, 2007) (Dendawijaya,2006:120).

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian (Yuliani, 2007) (Dendawijaya,2006:120). BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perbankan mempunyai peranan penting dalam membangun sistem perekonomian Indonesia. Bank sebagai lembaga keuangan berfungsi sebagai intermediasi atau perantara

Lebih terperinci

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN 4.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil pembahasan analisis laporan keuangan Bank BUMN selama periode 2010 sampai tahun 2014 maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Berdasarkan

Lebih terperinci

BAB 5 PENUTUP. normal. Berdasarkan uji normalitas, uji multikolinearitas, uji heteroskedastisitas,

BAB 5 PENUTUP. normal. Berdasarkan uji normalitas, uji multikolinearitas, uji heteroskedastisitas, BAB 5 PENUTUP 5.1 Simpulan Selama periode pengamatan menunjukkan bahwa data penelitian berdistribusi normal. Berdasarkan uji normalitas, uji multikolinearitas, uji heteroskedastisitas, dan uji autokorelasi

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Kebijakan struktur modal melibatkan pertimbangan trade-off antara risiko

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Kebijakan struktur modal melibatkan pertimbangan trade-off antara risiko BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Landasan Teori dan Konsep 2.1.1 Teori trade-off (trade-off theory) Kebijakan struktur modal melibatkan pertimbangan trade-off antara risiko dengan tingkat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembangunan nasional suatu bangsa mencakup di dalamnya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembangunan nasional suatu bangsa mencakup di dalamnya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan nasional suatu bangsa mencakup di dalamnya pembangunan ekonomi. Dalam pembangunan ekonomi diperlukan peran serta lembaga keuangan untuk menbiayai, karena

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan perusahaan pada umumnya ditandai dengan kemampuan

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan perusahaan pada umumnya ditandai dengan kemampuan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Keberhasilan perusahaan pada umumnya ditandai dengan kemampuan manajemen melihat kemungkinan dan kesempatan di masa yang akan datang, baik jangka pendek

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Pengertian dan Fungsi Kredit Menurut Dahlan Siamat (2005 : 349), kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat disamakan dengan itu, berdasarkan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian pada bab sebelumnya serta pembahasan yang disertai dengan teori-teori yang mendukung mengenai Pengaruh perputaran modal kerja (X 1

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan industri perbankan saat ini cukup pesat, dilihat dari volume

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan industri perbankan saat ini cukup pesat, dilihat dari volume BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan industri perbankan saat ini cukup pesat, dilihat dari volume usaha, mobilisasi dana masyarakat maupun pemberian kredit. Hal ini dimulai dengan adanya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian, Tujuan dan Jenis Laporan Keuangan 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Laporan keuangan suatu perusahaan memiliki peranan yang sangat penting bagi pihak manajemen perusahaan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sangat dipengaruhi oleh krisis ekonomi yang sedang terjadi. dalam menanam modalnya di Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sangat dipengaruhi oleh krisis ekonomi yang sedang terjadi. dalam menanam modalnya di Indonesia. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam beberapa tahun belakangan ini, kinerja perekonomian Indonesia sangat dipengaruhi oleh krisis ekonomi yang sedang terjadi. Ada beberapa indikator ekonomi yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Proses tersebut melibatkan banyak pihak dimana pihak yang satu dengan yang

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Proses tersebut melibatkan banyak pihak dimana pihak yang satu dengan yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pembangunan ekonomi suatu negara merupakan syarat untuk mencapai kesejahteraan masyarakat. Proses tersebut melibatkan banyak pihak dimana pihak yang satu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dari hasil produksinya baik dalam bentuk barang dan jasa yang besar

BAB I PENDAHULUAN. dari hasil produksinya baik dalam bentuk barang dan jasa yang besar BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perusahaan pada umumnya bertujuan memperoleh keuntungan atau laba dari hasil produksinya baik dalam bentuk barang dan jasa yang besar pengaruhnya terhadap

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Setelah dilakukan penelitian dan pembahasan pada bab IV, serta berdasarkan teori yang mendasari penelitaian ini, maka penulis menarik beberapa kesimpulan sebagai

Lebih terperinci