BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. menjadi semakin ketat akibat perubahan teknologi, ekonomi, dan kondisi situasi

BAB I PENDAHULUAN. Menjaga penampilan merupakan hal yang sangat penting bagi wanita hal ini

BAB 1 PENDAHULUAN. Shampoo merupakan salah satu kategori produk dengan tingkat persaingan

HUBUNGAN ANTARA CITRA PRODUK DENGAN LOYALITAS KONSUMEN PRODUK PERAWATAN RAMBUT SKRIPSI. Oleh : A.Wilda Oktavia

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. potensial bagi pemasaran, berbagai jenis informasi, teknologi, dan

1. PENDAHULUAN. Tingkat persaingan dunia perdagangan di Indonesia sangat ketat, karena seluruh

KATA PENGANTAR PENGARUH KEPUASAN KONSUMEN TERHADAP KESETIAAN. memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Progdi Manajemen pada Fakultas Ekonomi

BAB I PENDAHULUAN. Dalam persaingan yang semakin ketat di zaman modern sekarang ini, pemasaran

BAB I PENDAHULUAN. semakin ketat, semua produsen baik barang maupun jasa dituntut untuk terus

BAB I PENDAHULUAN. Fenomena persaingan yang ada dalam era globalisasi akan semakin ketat untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Memiliki pelanggan yang loyal adalah tujuan akhir dari semua bisnis

BAB I PENDAHULUAN. pergantian merek dalam satu produk yang mempunyai spesifikasi manfaat yang

BAB 1 PENDAHULUAN. persaingan semakin ketat, khususnya pada perusahaan sabun mandi. Saat ini ada

I. PENDAHULUAN. Persaingan dunia bisnis semakin lama terasa semakin ketat dalam memperebutkan

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan keuntungan kompetitif yang berkelanjutan. unsur-unsur tersebut yang membantu untuk mengenali produk-produk sebuah

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan menciptakan keunggulan bersaing untuk mempertahankan produknya

BAB I PENDAHULUAN. banyak industri yang juga mengalami fenomena tersebut. Industri fast moving

KATA PENGANTAR. Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT karena berkat rahmat. Pengaruh Ekuitas Merek terhadap Loyalitas Pelanggan shampo merek

BAB I PENDAHULUAN. Suatu perusahaan dapat mencapai kesuksesan apabila semua komponennya berusaha

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan macam-macam pilihan dan keistimewaannya. mereka dalam kaitannya menghadapi persaingan yang ketat dengan competitor.

BAB I PENDAHULUAN. dipandang oleh semua orang sehingga mereka berusaha mencari produk

BAB I PENDAHULUAN. percaya diri seorang wanita maupun pria akan timbul dengan rambut yang

BAB I PENDAHULUAN. pangsa pasar, setiap perusahaan berusaha menarik perhatian konsumen melalui. pemberian informasi tentang produk yang ditawarkan.

I. PENDAHULUAN. Persaingan bisnis yang semakin ketat membuat perusahaan harus berkompetisi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dunia usaha di Indonesia. Peralatan canggih dan ditunjang dengan

I. PENDAHULUAN. perusahaan yang menghasilkan barang maupun jasa, yang menyebabkan persaingan

BAB I PENDAHULUAN. Perubahan dan kemajuan teknologi meningkatkan daya kreativitas sehingga

BAB I PENDAHULUAN. industri tersebut memproduksi kebutuhan pembersih badan sehari-hari seperti sabun,

ANALISIS PENGARUH ATRIBUT PRODUK YANG DIPERTIMBANGKAN DALAM PEMBELIAN KOSMETIK TERHADAP KEPUASAN KONSUMEN DI SURAKARTA

II. TINJAUAN PUSTAKA. kebutuhan dan keinginan konsumen, mengembangkan produk, menetapkan harga,

BAB 1 PENDAHULUAN. mungkin kompetensi yang mereka miliki. Agar dapat memenangkan persaingan,

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. Pemasaran dalam era globalisasi saat ini banyak mengalami tantangan terutama dalam

BAB I PENDAHULUAN. menentukan keputusan pembelian. Menurut Setiadi (2007: 44) perilaku konsumen

BAB I PENDAHULUAN. maka semakin banyak pula pilihan bagi pelanggan untuk dapat memilih produk

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

perusahaan berlomba-lomba untuk mendapatkan keuntungan yang banyak,

BAB I PENDAHULUAN. memposisikan produknya sesuai dengan kebutuhan dan keinginan pasar. variabel yang mempengaruhi kepercayaan terhadap produk.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang masalah

BAB I PENDAHULUAN UKDW. bervariasi dan semakin selektif. Melihat hal ini perusahaan pun berlomba

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan konsumen memiliki banyak pilihan produk yang dapat digunakan untuk

BAB I PENDAHULUAN. perencanaan dan pelaksanaan konsepsi, penetapan harga, promosi, dan jasa

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan penjualan produk yang beraneka macam tersebut dan pelayanan

BAB I PENDAHULUAN. banyaknya industri yang bermunculan dengan produk dan kualitas yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tanggapan yang diinginkan perusahaan dalam pasar sasaran (Kotler,2003).

BAB I PENDAHULUAN. terbesar di Indonesia. (www. ism/ 52?%21/ mie_ instans.co.id,, 18 Maret 2013,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dunia bisnis saat ini berkembang dengan begitu pesat. Setiap perusahaan bersaing

I. PENDAHULUAN. manusia akan suatu produk menjadi semakin beragam. Hal inilah yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. nilai yang terkandung didalam produk tersebut. Salah satu nilai yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. produk pelumas mesin kendaraan bermotor merek Mesran SAE. Pihak produsen

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. kebutuhan dan keinginan konsumen. Seiring dengan perkembangan jaman,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. American Marketing Association dalam Kotler dan Keller (2009:5), Pemasaran adalah

BAB I PENDAHULUAN. menuju kebebasan dalam memilih, perusahaan sudah tidak mampu lagi memaksa

BAB I PENDAHULUAN. bergerak di bidang industri, perdagangan maupun jasa. Selain itu banyak produk

BAB I PENDAHULUAN. ditandai dengan adanya perusahaan-perusahaan yang mampu menawarkan produk

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dunia bisnis dan usaha di Indonesia saat ini sangatlah berkembang.

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan tiap perusahaan salah satunya adalah untuk menciptakan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. cara-cara baru dalam mempertahankan pelanggan atau mencari pembeli-pembeli

BAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi kebutuhan mereka di pasar. Perusahaan akan mendapat tempat di

BAB I PENDAHULUAN. yang dituntut untuk menjaga penampilannya melainkan kaum pria telah mulai

BAB I PENDAHULUAN. mempertahankan (brand loyalty) loyalitas merek. Loyalitas terhadap merek

BAB I PENDAHULUAN. bagian yang tidak dapat dilepas dari kaum wanita. Secara psikologis wanita memang

BAB I PENDAHULUAN. Kesuksesan persaingan dalam dunia usaha akan dapat. apabila perusahaan bisa menciptakan dan mempertahankan pelanggan

BAB I PENDAHULUAN. Semakin maju perkembangan teknologi, semakin marak pula

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. pada BAB IV maka, penulis membuat beberapa kesimpulan sebagai berikut:

BAB II LANDASAN TEORI. Pemasaran merupakan pekerjaan rumah yang harus dikerjakan manajer

BAB I PENDAHULUAN. retail. Khususnya penjualan pada produk sabun antiseptik, para penjual harus

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan zaman, teknologi dan. mengakibatkan berbagai perilaku manusia sebagai konsumen semakin mengalami

BAB I PENDAHULUAN. Bagi konsumen wanita, kosmetik adalah salah satu kebutuhan yang tidak

BAB I PENDAHULUAN. batik. Batik Indonesia dibuat di banyak daerah di Indonesia dan memiliki

BAB I PENDAHULUAN. dalam dunia bisnis. Sehingga menimbulkan persaingan-persaingan dalam

BAB I PENDAHULUAN. keinginan dan kebutuhan konsumen maka produsen perlu memahami perilaku

BAB I PENDAHULUAN. yang semakin ketat dan berbentuk sangat kompleks. Menghadapi persaingan

BAB I PENDAHULUAN. sehingga menghasilkan laba yang optimal serta dapat mempertahankan

BAB I PENDAHULUAN. bidang yang sama sehingga banyak perusahaan yang tidak dapat. mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan.

BAB I PENDAHULUAN. besar bagi perubahaan gaya hidup. Manusia selalu berusaha untuk memenuhi

Bab II TINJAUAN PUSTAKA. Bab ini membahas mengenai teori-teori yang mendukung dalam konteks

Pertemuan Pertemuan 7 3

I.PENDAHULUAN. dengan membentuk identitas produk yang kuat melalui persaingan merek,

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini banyak pihak yang menaruh perhatian terhadap kepuasan atau

BAB I PENDAHULUAN. setiap manusia. Begitu pula yang dialami oleh pelaku bisnis. Dalam dunia bisnis,

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan primer untuk menunjang segala aktifitas masyarakat di Kabupaten Karawang.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan pemasaran perusahaan bersaing semakin ketat terutama

BAB I PENDAHULUAN. sedang pesat. Hal ini dilihat dari jumlah pengguna kartu kredit yang terus meningkat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Akhir-akhir ini, pertumbuhan ekonomi dunia semakin meningkat sejalan UKDW

BAB I PENDAHULUAN. Meningkatnya perkembangan suatu bangsa mengindikasikan telah terjadi

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG. Indonesia merupakan salah satu negara dengan jumlah penduduk

BAB I PENDAHULUAN. Pada kondisi pasar seperti sekarang ini, kosumen memiliki. berbagai alasan memilih suatu produk untuk memenuhi kebutuhannya.

BAB I PENDAHULUAN. menjadi demikian kompleks dan kompetitif. Perkembangan yang serta merta

HUBUNGAN ANTARA KOHESIVITAS KELOMPOK TEMAN SEBAYA DENGAN LOYALITAS MEREK KARTU PRABAYAR IM3 PADA REMAJA

BAB I PENDAHULUAN. yang perlu dilakukan dan diperhatikan oleh setiap perusahaan adalah

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menjaga dan meningkatkan loyalitas konsumen merupakan salah satu langkah penting dalam pemasaran. Konsumen yang loyal merupakan sumber kehidupan bagi perusahaan atau produsen. Dengan adanya konsumen yang loyal, perusahaan atau produsen dapat menguasi pangsa pasar. Loyalitas pelanggan merupakan tujuan inti yang diupayakan pemasar. Hal ini dikarenakan dengan menumbuhkan loyalitas sesuai dengan yang diharapkan, dapat dipastikan perusahaan akan meraih keuntungan. Istilah loyalitas pelanggan sebetulnya berasal dari loyalitas merek yang mencerminkan loyalitas pelanggan pada merek tertentu (Dharmesta, 1997). Pada saat ini, kesadaran akan pentingnya menjaga kebersihan tubuh sangatlah meningkat, secara tidak langsung penggunaan produk kebersihan tubuh juga akan meningkat. Salah satu produk yang berfungsi untuk menjaga kebersihan tubuh adalah produk perawatan rambut. Dengan demikian minat konsumen pada produk perawatan rambut akan meningkat. Sejalan dengan semakin tinggi jumlah peminat produk perawatan rambut banyak bermunculan industri-industri perawatan rambut menyebabkan persaingan antara perusahaan tersebut semakin ketat. Para perusahaan berlomba-lomba menghasilkan produk perawatan rambut yang sesuai dengan kebutuhkan dan keinginkan konsumen. Produk yang ditawarkan oleh perusahaan yang berbeda-beda membuat konsumen sulit untuk menentukan pilihannya. Persaingan industri-industri perawatan rambut yang tentunya memberikan peluang bagi industri perawatan rambut lain untuk ikut memperkenalkan produknya. Salah satunya adalah persaingan antara produk shampoo PT Unilever Indonesia Tbk. dan PT P&G Indonesia yang sangat sengit. Pada Unilever melempar empat produk shampoo, yaitu Sunsilk, Clear, 1

2 Lifebuoy dan Dove. Hal yang sama juga dilakukan P&G, yaitu mengeluarkan produk Pantene, Rejoice, Head & Shoulders serta Herbal Essences. Maka, tak ayal lagi, pertempuran head-to-head dua musuh bebuyutan ini pun tak bisa dihindari. (www.kompas.com) Di tengah keadaan seperti ini loyalitas konsumen terhadap produk jadi dipertanyakan, konsumen yang memiliki banyak pilihan akan lebih selektif memilih produk mana yang sesuai dengan kebutuhannya. Untuk itu pada produsen bekerja keras guna menjaga loyalitas konsumen di tengah ketatnya persaingan bisnis. Loyalitas konsumen secara umum dapat diartikan sebagai kesetiaan seorang konsumen atas suatu produk, baik barang atau jasa tertentu. Loyalitas konsumen merupakan manifestasi dan kelanjutan dari kepuasan konsumen dalam menggunakan fasilitas maupun pelayanan yang diberikan oleh pihak perusahaan. Loyalitas konsumen terhadap barang atau jasa tertentu tergantung pada beberapa faktor seperti besarnya biaya perpindahan barang atau jasa lain, adanya kesamaan mutu, kualitas atau pelayanan dari jenis barang atau jasa pengganti, adanya resiko perubahan biaya akibat barang atau jasa pengganti. Konsumen dalam memenuhi kebutuhan dan keinginannya, akan membeli produk dengan merek tertentu. Apabila produk yang dipilih dapat memuaskan kebutuhannya, maka konsumen akan memiliki suatu ingatan terhadap produk tersebut. Dalam keadaan semacam ini kesetian konsumen akan mulai timbul dan berkembang. Dan dalam pembelian berikutnya, konsumen akan membeli produk yang telah memberinya kepuasan, sehingga akan terjadi pembelian berulang-ulang terhadap produk tersebut. Loyalitas produk membawa keuntungan bagi konsumen maupun bagi perusahaan. Bagi konsumen, perilaku loyal konsumen tertentu akan menghemat waktu dan tenaga dalam proses pengambilan keputusan serta mengurangi resiko terjadinya ketidakpuasan terhadap produk karena salah membeli. Sedangkan bagi perusahaan atau produsen, pemahaman mengenai pentingnya loyalitas konsumen akan menjadi dasar yang kuat bagi prediksi penjualan produknya dimasa yang akan datang. Loyalitas konsumen

3 merupakan tujuan inti yang diupayakan pemasar. Hal ini dikarenakan dengan loyalitas sesuai dengan yang diharapkan, dapat dipastikan perusahaan akan meraih keuntungan. Kotler dan Amstrong (1997), bahwa bagi konsumen, loyalitas dapat mengajarkan konsumen mengenai komitmennya terhadap suatu pilihan produk tertentu, baik itu segala hal yang menyangkut kebaikan produk, juga bagaimana loyalitas dapat membentuk kepribadian konsumen terhadap produk. Selain itu, meningkatkan jumlah konsumen yang loyal akan berdampak pada pendapatan perusahaan. Loyalitas konsumen dapat timbul karena adanya faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal meliputi hal-hal yang menyangkut diri konsumen, yang terdiri dari fisik dan psikologis konsumen. Bagaimana konsumen mempersepsikan suatu produk dan mampu memberikan kepercayaan terhadap produk. Faktor yang kedua adalah faktor eksternal, yakni faktor dari luar konsumen yaitu dari produk itu sendiri. Bagaimana produk tersebut mampu mempengaruhi konsumen baik itu melalui inovasi, kualitas atau pelayanan, dan atribut produk yang ditawarkan oleh perusahaan, sehingga konsumen melihat, merasakan, dan mengevaluasi produk pilihanya, yang akhirnya dapat mempengaruhi konsumen untuk menyatakan keloyalannya terhadap produk. Dalam beberapa penelitian, loyalitas konsumen memiliki pengaruh terhadap beberapa perilaku konsumen lainnya seperti pada penelitian yang dilakukan oleh Syahputra (2005) menunjukkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara loyalitas konsumen dengan minat membeli ( hasil r = 0,537 dan P = < 0,01). Hal ini berarti bila loyalitas konsumen tinggi maka semakin tinggi pula minat membeli pada konsumen. Griffin et. al (2003) menunjukkan adanya kepastian bahwa pembelian berulang yang merupakan loyalty behavior (perilaku setia) akan meningkatkan retensi pelanggan.

4 Dari uraian beberapa penelitian di atas dapat kita ketahui bahwa loyalitas konsumen menimbulkan pengaruh terhadap minat membeli dan retensi pelanggan. Loyalitas konsumen terdiri beberapa tingkatan, mulai dari loyalitas yang tinggi sampai yang paling rendah. Banyak faktor yang bisa menimbulkan loyalitas konsumen. Beberapa penelitian menunjukkan ada beberapa faktor yang bisa mempengaruhi loyalitas konsumen. Penelitian oleh Anggara (2004) menunjukan bahwa ada hubungan yang positif antara citra toko dengan loyalitas konsumen. Hasil = 0,390 dan p = 0,000, menunjukkan ketika citra toko di mata konsumen adalah positif maka akan muncul loyalitas yang tinngi, begitu pula sebaliknya jika citra toko negatif maka loyalitas konsumen juga rendah. Dengan hasil ini membuktikan bahwa hipotesa peneliti yaitu ada hubungan antara citra toko dengan loyalitas konsumen diterima. Wiyono (2004) menunjukkan bahwa antara kepuasan dan loyalitas pelanggan mempunyai hubungan positif (r = 0,276), hasil ini menyebutkan bahwa jika kepuasan konsumen meningkat maka loyalitas konsumen juga akan mengalami peningkatan. Sebaliknya, jika kepuasan konsumen menurun maka loyalitas konsumen akan mengalami penurunan. Saputro (2008) dalam penelitiannya tentang hubungan antara persepsi konsumen pada reward sales promotion dengan loyalitas konsumen, dan didapatkan hasil bahwa ada hubungan yang sangat signifikan antara persepsi konsumen dengan loyalitas konsumen (r = 0,563 dan P < 0,000). Hal ini berarti bahwa semakin positif persepsi konsumen pada reward sales promotion maka semakin tinggi loyalitas konsumen. Rayninuk (2010) dalam penelitiannya menunjukkan ada hubungan yag signifikan antara kepercayaan dengan loyalitas konsumen (r = 0,431dan p = 0,000). Hasil ini menunujukkan bahwa jika kepercayaan konsumen tinggi maka loyalitasnya juga akan tinggi. Sebaliknya jika kepercayaan konsumen rendah maka loyalitas konsumen juga rendah.

5 Penelitian oleh Putra (2009) mengenai pengaruh tingkat kepercayaan citra produk terhadap loyalitas pelanggan. Memperoleh hasil bahwa tingkat kepercayaan citra produk berpengaruh signifikan terhadap loyalitas pelanggan (r= 0,485). Jadi semakin tinggi tingkat kepercayan citra produk maka semakin tinggi pula loyalitas konsumen. Dari beberapa uraian penelitian di atas didapatkan hasil bahwa konsumen menjadi loyal karena dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu konsep diri konsumen, persepsi konsumen, kepercayaan terhadap citra produk, dan kepuasan konsumen. Pembelian berulang juga tidak lepas dari kesan awal yang diterima konsumen mengenai suatu produk yang dampaknya akan akan menibulkan loyalitas konsumen. Oleh karena itu, kesan konsumen terhadap produk perlu dipertimbangkan dalam memasarkan produk mereka. Bila konsumen beranggapan bahwa produk memiliki kesan dimasyarakat adalah produk yang bagus maka tidak menutup kemungkinan konsumen akan mencoba produk tersebut dan apabila produk tersebut benar adanya secara tidak langsung konsumen akan mempersepsikan produk tersebut baik untuknya sehingga akan menimbulkan perilaku konsumen untuk melakukan pembelian ulang secara teratur dan bahkan merekomendasikan produk tersebut pada orang lain serta tidak mudah beralih ke produk pesaing. Melihat pentingnya kesan serta persepsi dalam mencapai loyalitas kosumen terahadap produk membuat banyak perusahaaan berlomba-lomba membangun kesan dan persepsi positif atas produk mereka. Ketika berbicara tentang loyalitas konsumen, tidak dapat disangkal persepsi dan kesan konsumen terhadap produk menjadi salah satu faktor penentu menuju loyalitas. Produk merupakan sesuatu yang ditawarkan ke pasar untuk mendapatkan perhatian, untuk dibeli, digunakan dan dapat memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen. Konsumen akan berusaha memenuhi kebutuhan mereka dengan mencari manfaat-manfaat dari sebuah produk. Konsumen melihat sebuah produk sebagai serangkaian sifat-sifat atau ciri-ciri tertentu dengan kemampuan yang beragam yang dapat memenuhi kebutuhan konsumen.

6 Pemilihan produk dari sekian banyak alternatif produk lainnya yang dilakukan oleh konsumen berdasarkan pada atribut-atribut khusus atau khas. Sebagai langkah awal pemilihan, konsumen harus memiliki pengetahuan tentang produk yang kemudian diikuti dengan pembelian atas produk. Jadi sangat penting bagi perusahaan untuk menanamkan kesan tertentu tentang produk mereka yang nantinya akan dipersepsikan sedemikian rupa oleh konsumen.. Konsumen akan selalu membeli produk sesuai kebutuhan. Tapi produk mana yang dibeli dan bagaimana mereka mengambil keputusan untuk membeli sangat erat hubungannya dengan persepsi mereka terhadap produk tersebut. Persepsi konsumen terhadap produk biasa disebut dengan citra produk. citra produk sangat penting karena citra konsumen terhadap produk adalah hal yang biasanya diingat oleh konsumen. Citra produk merupakan persepsi masyarakat terhadap produk yang dihasilkan perusahaan. Citra produk dibangun agar menjadi postitif di mata publik, baik publik yang telah menggunakan produk itu maupun potensial customer yang hendak dibidik agar mengkonsumsi produk tersebut. Manakala citra produk telah menancap dalam pikiran konsumen, maka pada saat itu dia mempunyai rencana untuk membeli barang sejenis produk tersebut, yang pertama kali muncul dalam ingatan adalah produk yang sudah tertancap dipikirannya. Sehingga secara reflek mereka membelinya. Bagi perusahaan, menciptakan citra produk sangatlah penting, hal ini karena citra sebuah produk merupakan perpanjangan dari citra perusahaan itu sendiri. Perusahaan bekerja keras untuk menciptakan citra yang tepat untuk suatu produk unik yang nantinya menjadi nilai tambah. Selain itu, citra produk menjadi suatu hal yang penting karena dengan adanya citra produk yang positif tersebut diharapkan para konsumen tertarik untuk tetap menggunakan produk tersebut karena produk tersebut memang berbeda dari produk yang lainnya (Davey & Jacks, 2001). Beberapa penelitian terdahulu diketahui bahwa citra produk juga berpengaruh terhadap beberapa faktor. Penelitian yang dilakukan oleh Dika (2008) dengan judul hubungan antara image product pakaian batik dengan minat membeli pada remaja menunjukkan bahwa dari hasil (r =0,676)

7 menjelaskan adanya korelasi antar image product dengan minat membeli. Jadi apabila image product pakaian batik positif, maka minat membeli pakaian batik akan meningkat. Sebaliknya apabila image produk bakaian batik negatif maka minat membeli pakaian batik juga menurun. Masqiatul (2005) meneliti tentang hubungan antara citra produk sabun mandi Lifeboy dengan kepuasan konsumen pada ibu rumah tangga di kelurahan Kramas Temblang. Dari hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan positif antara citra produk sabun mandi Lifeboy dengan kepuasan konsumen. Semakin positif citra produk sabun mandi Lifeboy maka semakin tinggi kepuasan konsumen, sebaliknya semakin negatif citra produk maka semakin rendah kepuasan konsumen. Hasil r squere sebesar 0,616 yang berarti bahwa citra produk memberikan sumbangan sebesar 61,6% pada kepuasan konsumen. Berdasarkan penelitian di atas diketahui bahwa citra produk mempengaruhi minat membeli dan kepuasan konsumen. Konsumen akan berpikir tentang citra produk dalam konteks konsekuensinya. Konsekuensi adalah rekasi apa yang terjadi ketika seseorang menggunakan sebuah produk, misalnya menggunakan produk A dapat membuat rambut konsumen menjadi kering. Reaksi yang muncul pada saat konsumen menggunakan produk B akan mempengaruhi tindakan selanjutnya. Pada saat menggunakan sebuah produk, secara tidak langsung konsumen akan menciptakan sebuah citra terhadap produk tersebut yang akhirnya berlanjut pada pemilihan produk dengan merek tertentu. Hal serupa dikemukankan oleh Sunarto (2003) bahwa konsumen dianggap loyal terhadap merek jika secara aktif menggunakan produk tersebut. Timbulnya citra produk juga dipengaruhi oleh beberapa faktor. Menurut hasil penelitian yang dilakukan oleh Purbadi (2005) bahwa ada pengaruh yang signifikan antara komunikasi persuasive distributor kosmetik Avon dengan citra produk kosmetik Avon pada mahasiswi, dan digunakan distributor dalam rangka menumbuhkan dan mengembangkan persepsi maupun opini-opini yang

8 berkembang dikalangan mahasiswi, hal inilah yang pada akhirnya membentuk citra produk kosmetik Avon dengan sumbangan sebesar 50,5%. Taufik (2008) dalam penelitiannya menunjukkan bahwa ada pengaruh antara daya tarik iklan Pond s Flawless white versi cinta segitiga di televise terhadap citra produk Pond s institude. Hasil dari penelitian ini adalah apabila desain iklan Pond s Flawless white versi cinta segitiga mengalami peningkatan sebesar 1 satuan, maka citra produk pond s institude akan meningkat sebesar 0,862. Pada penelitian yang dilakukan oleh Lestari (2006) bahwa dalam membangun citra produk musicool, PT. Pertamina melakukan kegiatan dengan memberikan pengenalan informasi melalui media cetak, brosur, spanduk, menyampaikan segala aspek yang menyertai produk termasuk keunggulan dalam cara pemakaiannya. Jadi dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa citra produk dipengaruhi oleh komunikasi persuasif distributor dan daya tarik iklan. Citra produk atau image product diciptakan dengan memberikan pengenalan informasi melalui media cetak, brosur, iklan, dan menyampaikan segala aspek yang menyertai produk tersebut termasuk keunggulannya. Dalam penelitian ini, yang menjadi objek penelitian adalah produk perawatan rambut. Pembelian produk perawatan rambut biasanya dilakukan oleh perempuan. Hal ini karena rambut adalah makhota bagi wanita yang paling berharga, bahkan rasa percaya diri seorang wanita akan timbul dengan rambut yang sehat dan indah. Selain itu, perempuan juga lebih banyak memberikan perhatian dalam hal penampilan fisik karena perempuan selalu ingin tampil cantik dan menarik. Agar rambut wanita tampak indah dan sehat logikanya adalah memakai produk yang akan menunjang penampilan mereka. Dengan kata lain berkaitan dengan kesehatan dan keindahan rambut, produk perawatan rambut merupakan produk yang paling diutamakan oleh kaum wanita karena produk perawatan

9 rambut merupakan produk yang setiap saat bisa dikonsumsi oleh konsumen khususnya konsumen wanita. Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat dikemukakan bahwa konsumen membentuk loyalitas mereka terhadap produk bilamana produk tersebut mampu bekerja sesuai apa yang diharapkan. Loyalitas konsumen banyak dipengaruhi oleh persepsi dan kesan mereka terhadap produk yang biasa disebut dengan citra produk. Pentingnya peran citra sebuah produk dalam menjaga loyalitas konsumen pada produk perawatan rambut guna meningkatkan penjualan produk, menjaga pangsa pasar bagi perusahaan serta menjadi dasar acuan apabila konsumen akan memperluas merek dari produknya, hal inilah yang membuat peneliti memfokuskan penelitian dengan judul hubungan antara citra produk dengan loyalitas konsumen produk perawatan rambut B. Rumusan Masalah Adapun rumusan masalah dari penetian ini adalah apakah ada hubungan antara citra produk dengan loyalitas konsumen produk perawatan rambut C. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengkaji hubungan antara citra produk dengan loyalitas konsumen produk perawatan rambut D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis Diharapkan hasil penelitian ini dapat menjadi masukan bagi pengembangan ilmu Psikologi Industri dan Organisasi khususnya tentang citra produk dan loyalitas konsumen.

10 2. Manfaat Praktis Manfaat praktis dari penelitian ini yaitu memberikan informasi kepada perusahaan khususnya bagi produsen produk perawatan rambut agar perusahaan mengetahui peran citra produk pada loyalitas produk sehingga perusahaan dapat mendesain pembentukan citra produk yang lebih baik untuk peningkatan jumlah penjualan produk dan meningkatkan loyalitas pelanggan terhadap produk.