GANGGUAN AFEKTIF BIPOLAR MANIA DENGAN PSIKOTIK: SEBUAH LAPORAN KASUS

dokumen-dokumen yang mirip
EPIDEMIOLOGI MANIFESTASI KLINIS

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. gejala klinik yang manifestasinya bisa berbeda beda pada masing

A. Gangguan Bipolar Definisi Gangguan bipolar merupakan kategori diagnostik yang menggambarkan sebuah kelas dari gangguan mood, dimana seseorang

Gangguan Bipolar. Febrilla Dejaneira Adi Nugraha. Pembimbing : dr. Frilya Rachma Putri, Sp.KJ

REFERAT Gangguan Afektif Bipolar

GANGGUAN SKIZOAFEKTIF FIHRIN PUTRA AGUNG

LAPORAN PSIKIATRI GANGGUAN AFEKTIF BIPOLAR CAMPURAN

Gangguan Mood/Suasana Perasaan

CASE REPORT SESSION. Oleh: Denny Maulana Preseptor: Veranita Pandia, dr., SpKJ (K)

BAB I. Pendahuluan. 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Istilah obsesi menunjuk pada suatu idea yang mendesak ke dalam pikiran.

POST TRAUMATIC STRESS DISORDER

A. Pemeriksaan penunjang. - Darah lengkap

BIPOLAR. Dr. Tri Rini BS, Sp.KJ

Mata: sklera ikterik -/- konjungtiva anemis -/- cor: BJ I-II reguler, murmur (-) gallop (-) Pulmo: suara napas vesikuler +/+ ronki -/- wheezing -/-

GANGGUAN PSIKOTIK TERBAGI. Pembimbing: Dr. M. Surya Husada Sp.KJ. disusun oleh: Ade Kurniadi ( )

BIPOLAR AFFECTIVE DISORDER AND MANIC EPISODE WITH PSYCHOTIC SYMPTOMS IN A 39 YEARS OLD MAN

GANGGUAN SKIZOAFEKTIF TIPE MANIK : SEBUAH LAPORAN KASUS

MOOD DISORDER. DITA RACHMAYANI, S.Psi., M.A / YUNITA KURNIAWATI, S.Psi., M.Psi dita.lecture.ub.ac.id

GANGGUAN BIPOLAR PENDAHULUAN

LAPORAN KASUS SKIZOFRENIA HEBEFRENIK

BIPOLAR. oleh: Ahmad rhean aminah dianti Erick Nuranysha Haviz. Preseptor : dr. Dian Budianti amina Sp.KJ

SKIZOFRENIA HEBEFRENIK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. Gangguan bipolar dulunya dikenal sebagai gangguan manik

PEMERIKSAAN PSIKIATRI

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA. Kedaruratan psikiatri adalah sub bagian dari psikiatri yang. mengalami gangguan alam pikiran, perasaan, atau perilaku yang

GANGGUAN MOOD. dr. Moetrarsi SKF., DTM&H, Sp.KJ

INSOMNIA DAN DIAGNOSIS PSIKIATRI PADA PASIEN DI INSTALASI RAWAT DARURAT (IRD) RSUP SANGLAH

BAB III ASUHAN KEPERAWATAN JIWA. PADA Sdr.W DENGAN HARGA DIRI RENDAH. DI RUANG X ( KRESNO ) RSJD Dr. AMINO GONDOHUTOMO SEMARANG. 1. Inisial : Sdr.

Sinonim : - gangguan mood - gangguan afektif Definisi : suatu kelompok ggn jiwa dengan gambaran utama tdptnya ggn mood yg disertai dengan sindroma man

SISTEM KLASIFIKASI DAN DIAGNOSIS GANGGUAN MENTAL DITA RACHMAYANI, S.PSI., M.A

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Gangguan Afektif Bipolar episode Manik dengan Gejala Psikotik Muhammad Hazim Afif b Amirudin

SKIZOFRENIA HEBEFRENIK. Siska Nurlaela Dina Astiyanawati Dr. Tuti Wahmurti A.S., dr., Sp.KJ (K)

BAB 1 PSIKIATRI KLINIK

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang

A. Pengertian Defisit Perawatan Diri B. Klasifikasi Defisit Perawatan Diri C. Etiologi Defisit Perawatan Diri

BAB I PENDAHULUAN. riskan pada perkembangan kepribadian yang menyangkut moral,

GANGGUAN STRESS PASCA TRAUMA

STATUS PASIEN PSIKIATRI. : Hagu Barat Laut, Banda Sakti, Aceh Utara Status Pernikahan : Belum menikah

SISTEM KLASIFIKASI DAN DIAGNOSIS GANGGUAN MENTAL DITA RACHMAYANI, S.PSI., M.A

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Gangguan Mental Terkait Trauma. Pusat Kajian Bencana dan Tindak Kekerasan Departemen Psikiatri FKUI/RSCM

PERSOALAN DEPRESI PADA REMAJA

Terapi Kognitif dan Perilaku Untuk Penderita Hipomania dan Mania

EPISODE DEPRESI BERAT DENGAN GEJALA PSIKOTIK PADA WANITA: SEBUAH LAPORAN KASUS

1. Dokter Umum 2. Perawat KETERKAITAN : PERALATAN PERLENGKAPAN : 1. SOP anamnesa pasien. Petugas Medis/ paramedis di BP

Pendekatan Umum Menuju Pemulihan

LAPORAN KASUS A. ANAMNESA PSIKIATRI 1. IDENTITAS PASIEN

RIWAYAT PSIKIATRI Anamnesis dilakukan secara autoanamnesis pada tanggal 5 Juni 2013, pukul WIB di Poliklinik Psikiatri RSUP Persahabatan.

JOURNAL READING GANGGUAN GEJALA SOMATIK. Diajukan Kepada : dr. Rihadini, Sp.KJ. Disusun oleh : Shinta Dewi Wulandari H2A012001

EARLY-ONSET BIPOLAR DISORDERS. Dr. Ika Widyawati, SpKJ(K)

Hamilton Depression Rating Scale (HDRS)

BUNUH DIRI DAN GANGGUAN BIPOLAR

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. proses berpikir, perilaku, dan persepsi (penangkapan panca indera). Gangguan

FORMAT PENGKAJIAN KEPERAWATAN KESEHATAN JIWA

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. Gangguan bipolar menurut Diagnostic and Statistical Manual of

DAFTAR KOMPETENSI KLINIK

STATUS PSIKIATRI. Tempat, Tanggal Lahir : Bogor, 11 Februari Suku bangsa /warga Negara : Sunda/ Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Congestive Heart Failure (CHF) atau gagal jantung merupakan salah

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. penutupan rumah sakit jiwa dan cepatnya pengeluaran pasien tanpa

BAB II PEMBAHASAN. 2.1 Definisi

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. pengamatan terhadap suatu objek tertentu (Wahid, dkk, 2006).

FORMAT PENGKAJIAN KEPERAWATAN KESEHATAN JIWA

Gangguan Suasana Perasaan. Dr. Dharmawan A. Purnama, SpKJ

GANGGUAN MOOD (ALAM PERASAAN)

UNIVERSITAS SEBELAS MARET FAKULTAS KEDOKTERAN SILABUS PSIKIATRI

BAB I PENDAHULUAN. disabilitas atau disertai peningkatan resiko kematian yang. kebebasan (American Psychiatric Association, 1994).

Karakteristik Demografi Pasien Depresi di Rumah Sakit Umum Pusat Sanglah Denpasar Bali Periode

LAMPIRAN. Depresi. Teori Interpersonal Depresi

Post-Traumatic Stress Disorder (PTSD)

PENGARUH TERAPI MUSIK DANGDUT RITME CEPAT TERHADAP PERBEDAAN TINGKAT DEPRESI PADA PASIEN DEPRESI DI RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA

GAMBARAN POLA ASUH KELUARGA PADA PASIEN SKIZOFRENIA PARANOID (STUDI RETROSPEKTIF) DI RSJD SURAKARTA

Bab 1. Pendahuluan. Keberhasilan ekonomi sebagai akibat dari kemajuan teknologi menjadikan Jepang

BAB III TINJAUAN KASUS

KLASIFIKASI GANGGUAN JIWA

BAB 1 PENDAHULUAN. Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD) atau Gangguan

Proses Adaptasi Psikologi Ibu Dalam Masa Nifas

Rekam Medis Penghuni Panti Sosial. Tanggal masuk panti: 25 Mei 2015 Tanggal wawancara: 29 Mei 2015

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

APLIKASI PROBABILITAS BAYES DALAM SISTEM PAKAR UNTUK MENDIAGNOSIS GANGGUAN KEJIWAAN BIPOLAR

SATUAN ACARA PENYULUHAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PEDOMAN DIAGNOSTIK. Berdasarkan DSM-IV-TR, klasifikasi gangguan bipolar adalah sebagai berikut:

KEHIDUPAN ACARA KHUSUS: GANGGUAN BIPOLAR DIBANDINGKAN DENGAN DEPRESI UNIPOLAR

ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN SP DENGAN HALUSINASI

POST TRAUMATIC STRESS DISORDER

1. Gangguan Bipolar. A. Definisi

BAB 1 PENDAHULUAN. disertai suatu perubahan pada keseluruhan tingkat aktivitas. 1. Gangguan afektif bipolar adalah salah satu gangguan mood yang

Rekam Medis Penghuni Panti Sosial. Nama : Tn. B Umur : 47 tahun. Jenis kelamin : Laki-laki Status pernikahan : Menikah

BAB V PEMBAHASAN. A. Rangkuman Hasil Penelitian. Subjek NA, ARW, dan ITM adalah beberapa dari mahasiswa

Gambaran Singakt Penyakit Jiwa Berat

BAB 1. PENDAHULUAN. Agitasi adalah gejala perilaku yang bermanifestasi dalam penyakit-penyakit psikiatrik yang luas.

BAB I PENDAHULUAN. Proses menua adalah proses alami yang dialami oleh mahluk hidup. Pada lanjut usia

BAB I PENDAHULUAN. bahwa gangguan jiwa merupakan penyakit yang sulit disembuhkan, memalukan,

PENATALAKSANAAN PASIEN DEPRESI MAYOR DI RSJ PROF. DR. SOEROYO MAGELANG DENGAN MENGGUNAKAN REPETITIVE TRANSCRANIAL MAGNETIC STIMULATION (rtms)

Strategi pemulihan gangguan jiwa berdasar stress vulnerability model

MAYOR DEPRESSION DISORDER

Transkripsi:

GANGGUAN AFEKTIF BIPOLAR MANIA DENGAN PSIKOTIK: SEBUAH LAPORAN KASUS Hendrikus Gede Surya Adhi Putra, S Fakultas Kedokteran Universitas Udayana, Denpasar, Bali ABSTRAK Gangguan bipolar merupakan gangguan yang terdiri dari afek yang meningkat, dan juga aktivitas yang berlebih (mania atau hipomania), dan dalam jangka waktu yang berbeda terjadi penurunan afek yang disertai dengan penurunan aktivitas (depresi) Kejadian pada gangguan bipolar berkisar antara 0,3-1,5% Prevalensi serupa pada pria dan wanitagejala gangguan bipolar episode manik meliputi perasaan sensitif, kurang istirahat, harga diri melonjak naik, dan pada episode depresi meliputi kehilangan minat, tidur lebih atau kurang dari normal, gelisah, merasa tidak berharga, dan kurang konsentrasi Laporan ini membahas kasus gangguan bipolar episode kini manik yang terjadi pada seorang laki-laki berusia 45 tahun Pasien ini mendapatkan psikoterapi, haloperidol 1 x 5 mg, dan trihexyphenidyl 1 x 2 mg per oral Kata kunci: gangguan bipolar BIPOLAR AFFECTIVE DISORDER MANIA WITH PSYCHOSIS: A CASE REPORT ABSTRACT Bipolar disorder is an affective disorder consisting of increased, and also excessive activity (mania or hypomania), and in different time periods affect the decline is accompanied by a decrease in activity (depression) Events in bipolar disorder ranged between 0,3-1,5% The prevalence was similar in men and women Symptoms of manic episodes of bipolar disorder include sensitive feelings, lack of rest, self-esteem shot up, and the episode of depression include loss of interest, sleep more or less than normal, anxiety, feeling of worthlessness, and lack of concentration This report discusses the case now manic episodes of bipolar disorder that occurs in a man aged 45 years These patients receive psychotherapy, 1 x 5 mg haloperidol and trihexyphenidyl 1 x 2 mg orally Keywords: bipolar disorder 1

PENDAHULUAN Gangguan bipolar terdiri dari afek yang meningkat, dan juga aktivitas yang berlebih (mania atau hipomania), dan dalam jangka waktu yang berbeda terjadi penurunan afek yang disertai dengan penurunan aktivitas (depresi) Gangguan bipolar terdiri dari afek yang meningkat, dan juga aktivitas yang berlebih (mania atau hipomania), dan dalam waktu yang berbeda terjadi penurunan mood yang diikuti dengan penurunan energi maupun penurunan aktivitas (depresi) (Rusdi M, 2003) Sebagian besar orang yang mengalami manik, setidaknya sekali dalam hidup mereka di lain waktu akan memiliki gangguan depresi Kombinasi dari dua episode, yang berada di kutub yang berlawanan dari suasana hati, disebut gangguan bipolar atau gangguan afektif bipolar Jarang terjadi, beberapa orang menunjukkan fitur dari kedua manik dan depresi pada saat yang sama Mereka hiperaktif sementara juga mengalami suasana hati yang depresi Pasien tersebut dikatakan memiliki gangguan afektif campuran (Dell Osso L, dkk 2006) Jumlah kejadian setiap tahun dari gangguan bipolar dalam populasi diperkirakan antara 10-15 per 100000 di antara manusia Angka ini lebih tinggi di kalangan wanita dan bahkan dapat mencapai 30 per 100000 Kondisi ini dapat mempengaruhi orang dari hampir semua usia, dari anak-anak sampai usia lanjut Prevalensi serupa terjadi pada pria maupun wanita (Ketter, 2010) ILUSTRASI KASUS Pasien laki-laki, 45 tahun datang ke Poliklinik Psikiatri RSUD Wangaya (29/07/2013) dengan keluhan tidak bisa tidur Pasien diwawancara dalam posisi duduk, pasien menggunakan jaket berwarna biru dan memakai topi di kepalanya Roman muka tampak sesuai dengan umur dan rambut terpotong pendek dan tersisir rapi Selama wawancara pasien tampak tenang, kontak verbal/visualnya cukup Saat ditanya nama, alamat, umur dan saat ini berada dimana pasien dapat menyebutkannya dengan benar Saat ditanya keluhan saat ini, pasien mengatakan dirinya sulit untuk tidur apabila mendengar suara-suara gamelan yang tidak didengar oleh orang lain Pasien biasanya mampu tidur, dari jam 8 malam, kemudian pasien terbangun kirakira jam 10 malam karena mendengar suara gamelan yang dikatakan mengganggu, dan pasien merasa ditarik untuk mondar-mandir di jalan raya selama kurang lebih dua jam Setelah itu pasien tidak bisa tidur lagi Pasien mengatakan dirinya sulit untuk tidur sejak enam bulan yang lalu Parahnya dikatakan sejak satu bulan yang lalu Bila pasien susah tidur dikatakan biasanya pasien memasak dan memakan sesuatu Saat ditanya tentang bagaimana perasaannya saat ini, pasien mengatakan perasaannya senang Saat ditanya kenapa pasien merasa senang, pasien menjelaskan bahwa dia senang karena akan ada yang membantu dirinya melawan orang yang sengaja mengerjai dirinya Pasien mengatakan bahwa ada orang yang sengaja mengerjai dan menyakiti dirinya Orang itu mengerjai pasien dengan cara membuat pasien tidak bisa tidur Sejak dua minggu terakhir, suara gamelan semakin sering didengarnya, dan semakin jelas, tidak samar-samar lagi, namun pasien tidak tahu jenis suara gamelan itu Pasien juga tidak jelas tahu apakah itu suara gamelan kematian atau suara gamelan untuk jenis upacara lainnya Suara gamelan ini kembali didengarnya di malam hari, setelah pasien tertidur beberapa jam Suara gamelan itu terdengar sangat jelas dan keras, sehingga mengganggu pasien 2

Pasien merasa yakin bahwa ada yang berusaha mengerjai dia dan ingin membuat pasien sakit Pasien mencurigai salah seorang sepupunya Dia merasa bahwa sepupunyalah yang menggunakan kekuatan gaib untuk membuat pasien agar sakit Pasien mengatakan merasa malu jika menikahi seorang wanita tapi tidak memiliki tanah atau rumah untuk ditempati Pasien sebenarnya ingin untuk menikah, namun dikatakan bahwa dirinya berpacaran tidak lama Hingga saat ini pasien belum memiliki pacar lagi Pasien mengatakan tidak pernah melihat adanya bayangan-bayangan yang tidak bisa dilihat oleh orang lain Pasien juga mengatakan tidak mencium bau-bau busuk/bau-bau yang lain yang tidak bisa dicium oleh orang lain dan pasien juga mengatakan tidak pernah merasakan sentuhan-sentuhan yang tidak ada benda ataupun objek yang menyentuh pasien Pasien mengatakan pernah dirawat di RSUP Sanglah sekitar satu bulan yang lalu karena keluhan yang sama Pasien mengatakan ulian saudara mati, saudara pisah, tiang buduh kene Pasien mengatakan saat dirawat di Sanglah karena pasien mengamuk dan merusak barang Pasien mengamuk dan mencangkul tanah yang ada di halaman Saat itu juga pasien susah tidur dan berbicara sendiri Pasien merasakan kehilangan yang sungguh dalam ketika ditinggalkan oleh saudara dan ayahnya Akibat dari kejadian tersebut pasien sering terbayang terutama ketika pasien diam atau saat melamun Apabila pasien sedang kumat, dirinya merasa khawatir akan sesuatu hal yang buruk terjadi pada dirinya, pasien juga merasa berdebar dan keringat dingin, selain itu pasien juga susah memulai tidur dan jika bisa tidur pasien sangat mudah bangun karena mimpi buruk Saat kambuh pasien juga merasa sedih, kehilangan minat untuk beraktivitas dan merasa dirinya tidak berguna Gejala-gejala tersebut akhirakhir ini jarang timbul setelah pulang dari RSUP Sanglah dan juga dirasakan lebih ringan terutama setelah pasien mulai berobat ke dokter Pasien mengatakan saat ini dia sudah bisa bekerja baik seperti biasa Pasien menceritakan dirinya adalah seorang yang percaya diri terutama sebelum ia ditinggal oleh saudara dan ayahnya Tetapi setelah kejadian tersebut pasien merasa memiliki keluarga yang berantakan Pasien juga merasa minder untuk bergaul dengan teman-temannya saat itu dan cenderung menjauhi mereka Pasien sering merasa dirinya tidak memiliki masa depan dan ketakutan akan menjadi apa nantinya terutama ketika mengingat riwayat keluarganya Pasien mengatakan akhir-akhir ini tidurnya tidak baik dari biasanya Pasien sangat susah memulai tidur, terkadang jam 2 pagi baru bisa tertidur dan segera setelahnya pasien terbangun Salah satu penyebab pasien terbangun karena pasien sering bermimpi yang tidak menyenangkan, tetapi pasien tidak bisa mengingat isi mimpinya Saat pasien bangun pasien merasa kelelahan serta tidak tidur walaupun pasien dapat tidur beberapa jam sebelumnya Makan dikatakan saat ini lebih baik, tidak ada penurunan nafsu makan Jika sedang kambuh pasien sangat tidak enak makan Mandi dikatakan dua kali sehari Pasien juga mengatakan aktivitasnya saat ini tidak terganggu, pasien masih dapat berkerja sebagai tukang sablon, namun konsentrasi saat bekerja dikatakan menurun Tetapi saat pasien merasa cemas dan bingung semua kegiatan yang dapat ia lakukan sebelumnya jadi kacau dan tidak terselesaikan Saat ditanya apakah pernah terlintas keinginan untuk mengakhiri hidup, pasien mengaku tidak pernah Pasien mengatakan sejak kecil tidak pernah memiliki riwayat penyakit serius 3

Riwayat penyakit yang sama di keluarga disangkal Riwayat penyakit fisik lain disangkal Riwayat minum-minuman keras serta obat-obatan terlarang disangkal Pasien pernah punya riwayat merokok dengan mengkonsumsi dua sampai tiga batang rokok perhari, namun sudah ditinggalkannya setelah mengetahui bahaya dari akibat merokok Riwayat mengkonsumsi minuman beralkohol dan obat-obatan terlarang disangkal oleh pasien Pasien juga mengatakan memiliki kebiasaan minum kopi Berdasarkan heteroanamnesis dari adik pasien dikatakan bahwa pasien tidak bisa tidur yang semakin memberat sejak 1 minggu yang lalu Pasien seharusnya sudah tertidur pukul 2000 WITA dan bangun pukul 0600 WITA, namun sejak seminggu yang lalu pasien terbangun ditengah-tengah tidurnya, kemudian berjalan mondar mandir keliling halaman rumah Pasien terbangun kirakira pukul 2200 WITA hingga pukul 0000-0200 WITA Sebelum 1 minggu ini pasien sebenarnya pernah mengatakan sudah mendengar suarasuara seperti gong yang samar-samar, namun hanya sesekali saja, dan tidak sampai begitu mengganggu pasien Walaupun tidak bisa tertidur pasien masih memiliki semangat kerja yang tinggi Dikatakan bahwa pasien masih semangat untuk pergi bekerja Pasien dikatakan mengalami kejadian seperti ini sejak akan masuk kelas 1 SMA Saai itu umur pasien adalah 18 tahun Pasien adalah orang yang berkepribadian sangat bersemangat Selalu mengambil banyak pekerjaan dan seperti tidak lelah-lelah Pasien juga dikatakan sangat ramah kepada sesamanya, namun pasien jika mengalami masalah jarang mau bercerita dan memilih sering memendam sendiri Pada pemeriksaan fisik didapatkan status interna dan status neurologi dalam batas normal Pada pemeriksaan psikiatri didapatkan penampilan tidak wajar, kesadaran jernih, orientasi waktu, tempat, dan orang baik, kemampuan berpikir abstrak baik, tanpa gangguan daya ingat dan intelengensia sesuai tingkat pendidikan Mood pasien hipomanik dan riwayat iritable afek inappropriate Bentuk pikir logis non realis dengan arus pikir flight of idea dan logorea Tidak terdapat halusinasi maupun ilusi Terdapat kesulitan dalam memulai dan mempertahankan tidur Psikomotor pasien meningkat saat pemeriksaan dan pemahaman pasien akan penyakitnya memiliki tilikan enam Diagnosis multiaksial pasien adalah aksis I: Gangguan Afektif Bipolar, Manik, Dengan Gejala Psikotik (F311), aksis II: ciri-ciri kepribadian dissosial, aksis III: tidak ada diagnosis, aksis IV: permasalah dengan primary support group, aksis V: GAF 60-51 Pasien mendapatkan terapi yaitu psikoterapi, dan farmakoterapi berupa haloperidol 1 x 5 mg dan trihexyphenidyl 1 x 2 mg DISKUSI Gangguan afektif bipolar merupakan peringkat kedua terbanyak sebagai penyebab disabilitas Sebanyak 4% dari populasi menderita gangguan bipolar Bahaya kematian bisa terjadi pada penderita bipolar Salah satu penyebab kematian pada penderita bipolar mengakhiri hidupnya dengan bunuh diri Populasi diperkirakan antara 10-15 per 100000 di antara manusia Prevalensi serupa pada pria dan wanita pada semua kelompok budaya dan etnis Gangguan ini dimulai sejak awal masa dewasa, tetapi pada kasus gangguan bipolar lainnya sudah terjadi pada masa remaja maupun pada masa kanak-kanak (Chawla, 2006) Gangguan bipolar yang berdasarkan pada Pedoman Penggolongan dan 4

Diagnosis Gangguan Jiwa (PPDGJ) III ini sifatnya berulang dimana pasien memperlihatkan bagaimana perasaannya, gangguan ini terjadi meningkatnya suasana pemikiran, aktivitas, perilaku dan pada saat yang berbeda berupa afek menurun juga rendahnya perilaku, energi dan kegiatan (depresi) Pada gangguan ini spesialnya adalah ada penyembuhan total yang sempurna di setiap episode Episode manik biasanya terjadi tak terduga dan berlangsung paling cepat dua minggu sampai dengan lima bulan, lain halnya jika depresi yang cenderung lebih lama (Rusdi M, 2003) Episode manik terdiri dari 3 tingkatan keparahannya, meliputi (1) hipomanik, (2) manik dengan gejala psikotik dan (3) manik tanpa gejala psikotik Contoh gangguan hipomanik yaitu jika wanita sedang jatuh cinta terhadap pria Perasaan sangat gembira, bersemangat dalam melakukan segala aktivitas, dan gairah seksual yang meningkat Gangguan hipomanik lebih bisa dikontrol daripada manik karena gejala yang dialami tidak menyimpang dari masyarakat (Dell Osso L, dkk 2006) Contoh gangguan manik seperti sangat optimis dalam suatu pekerjaan Selain itu perasaan mudah tersinggung saat berdiskusi dan curiga bila ada pasangan selingkuh Gejala tersebut sangat berat karena aktivitas sosialnya menjadi sangat kacau Selain itu manik merupakan hiperaktifitas motorik seperti bekerja melebihi kemampuan/kewajaran yang terkadang tidak produktif, kegembiraan yang berlebihan, banyak bicara, dan disertai dengan waham kebesaran Pengertian waham kebesaran yaitu perilaku yang sesuai dengan keinginan wahamnya, tidak sistematik, perilaku yang menyimpang dari normanorma yang ada di masyarakat Apabila gejala tersebut lalu berkembang selanjutnya menjadi waham untuk itu diagnosis dengan gejala psikotik harus ditegakkan Etiologi gangguan bipolar, belum diketahui secara pasti Bisa terjadi karena berbagai faktor seperti faktor genetika dan psikososial Para peneliti juga berpendapat bahwa disregulasi heterogen terjadi dari neurotransmitter di otak Gangguan jiwa bipolar adalah penyakit gangguan jiwa yang bukan disebabkan tekanan psikologis, melainkan karena terjadinya gangguan keseimbangan pada otak(barbara DIngersol, PhD dan Sam Goldstain,1993) Bipolar terjadi secara biologis berupa gangguan di neurotransmitter otak yang berfungsi mengatur keseimbangan (Barbara DIngersol, PhD dan Sam Goldstain,1993) Faktor genetika dianggap sebagai mekanisme gen yang saling bergantung, sedangkan aktivitas dalam kehidupan sehari-hari di lingkungan sekitar merupakan faktor dari segi psikososial biasanya mendahului episode awal dari gangguan bipolar Ada 10-12% kasus pada gangguan jiwa bipolar yang semakin memburuk setelah mengkonsumsi NAPZA (Barbara DIngersol, PhD dan Sam Goldstain,1993) Berdasarkan Diagnostic and Statistical Manual (DSM) IV, gangguan bipolar dibedakan menjadi dua bagian meliputi (1) gangguan bipolar I dan (2) bipolar II Gangguan bipolar I ditandai adanya dua episode yang berbeda yaitu episode manik dan depresi, sedangkan gangguan bipolar II ditandai dengan hipomanik dan depresi Pembagian PPDGJ III membagi dengan klasifikasi yang berbeda meliputi episode saat kini yang dialami penderita (Kaplan, 2010) Gangguan bipolar terbentuk oleh episode berulang (paling sedikit dua) yang tertuju pada suasana hati pasien (mood) dan aktivitas yang terganggu, pada 5

waktu tertentu gangguan ini terdiri dari suasana hati yang berubah-ubah (mood), pada waktu lainnya bisa terjadi penurunan suasana hati (mood) peningkatan aktivitas, energi dan perilaku (mania atau hipomania), energi dan pengurangan aktivitas (depresi) Terlihat lebih khas ketika adanya penyembuhan antar episode Episode manik biasanya diawali secara tak terduga berlangsung sekitar dua minggu sampai dengan lima bulan Episode ini sangat sering terjadi setelah kehidupan yang penuh beban pikiran (stres) atau trauma Menurut PPDGJ III, pedoman diagnostik untuk gangguan afektif bipolar, episode manik dengan psikotik, episode saat ini harus memenuhi kriteria untuk manik dengan gejala psikotik dan harus ada sekurang-kurangnya satu episode afektif hipomanik, manik, atau campuran di masa lampau (Rusdi M, 2003) Keadaan tersebut disertai paling sedikit empat gejala berikut peningkatan aktivitas atau ketidaktenangan fisik, lebih banyak bicara dari biasanya atau adanya dorongan untuk bicara terus menerus, rasa harga diri yang melambung, berkurangnya kebutuhan tidur, mudah teralih perhatian, keterlibatan berlebih dalam aktivitas Pada pasien ini terdapat gejala utama dan empat gejala lainnya yaitu keadaan afek yang meningkat, atau iritabel, peningkatan aktivitas, lebih banyak berbicara, lompat gagasan, berkurangnya kebutuhan tidur Gejala-gejalan tersebut sudah berlangsung selama satu bulan Pasien yang memiliki gangguan bipolar sangat membutuhkan semangat serta dorongan untuk mempertahankan dan melanjutkan pengobatan dengan segala keterbatasannya lithium yang merupakan salah satu pengobatan yang telah lama digunakan pada penderita gangguan bipolar Meskipun saat ini terdapat obatobat terbaru yang sudah ditemukan, namun kasus bunuh diri masih sering dilakukan Pada masa anak-anak dan masa remaja gangguan bipolar dapat disembuhkan dengan lithium Litium karbonat merupakan obat pilihan utama untuk meredakan sindrom mania akut atau profilaksis terhadap serangan sindrom mania yang kambuhan pada gangguan afektif bipolar Efek anti mania dari lithium disebabkan kemampuan mengurangi dopamine receptor supersensitivity, dengan meningkatkan cholinergic muscarinic activity, dan menghambat Cyclic AMP (adenosine monophosphate) & phosphoinositides (Rusdi M, 2003) Tapi bukan berarti lithium tanpa cela Indeks terapi sempit dan perlu pengawasan ketat kadar lithium saat berada dalam darah Penggunaan lithium kontraindikasi pada gangguan ginjal karena akan menghambat proses ekskresi yang nantinya dapat menghasilkan toksik Dilaporkan juga lithium dapat merusak ginjal bila digunakan dalam jangka waktu yang lama Karena kontraindikasi itulah, penggunaan lithium mulai ditinggalkan pemakaiannya (Soreff S, 2008) Pengobatan antipsikotik lebih baik pada penderita bipolar dengan agitasi psikomotor Pada pasien ini diberikan antipsikotik tipikal haloperidol untuk mengatasi hiperaktivitas, impulsivitas, iritabilitas dengan onset yang cepat Ketelitian harus dilakukan jika ingin memberi antipsikotik jangka panjang khususnya pada generasi pertama (golongan tipikal) karena dapat menimbulkan adanya efek samping Trihexyphenidyl diberikan untuk mencegah gangguan ekstrapiramidal, sindrom neuroleptic maligna, dan tardive dyskinesia (Rusdi M, 2003) Pasien pada gangguan bipolar episode manik mendapatkan hasil yang lebih buruk Dua tahun pertama setelah peristiwa pertama, hampir 50%, pasien mengalami gangguan manik lain (Soreff 6

S, 2008) Sekitar 60% pasien dengan serangan bipolar episode manik bisa disembuhkan gejalanya dengan menggunakan lithium 7% pasien tidak lagi mengalami serangan bipolar 45% pasien mengalami kekambuhan lebih dari sekali dan lebih dari 40% gejalanya menetap (Soreff S, 2008) Faktor-faktor yang semakin memperburuk prognosis yaitu kemiskinan, pekerjaan yang buruk, jenis kelamin laki-laki, menyalahgunakan konsumsi minuman keras dan alkohol, gejala psikotik, dan pada keadaan depresi yang lama Prognosis akan menjadi lebih baik pada pasien bila gejala masih berada dalam episode manik, tidak ada keinginan untuk mengakhiri hidup, tanpa atau minimal adanya gejala psikotik, usia lanjut, dan jika tidak ada masalah yang serius dengan kesehatan medis RINGKASAN Pada penderita gangguan bipolar, suasana perasaan yang labil, mudah berubah, kadang sedih berlebihan dan di saat lain gembira luar biasa Jenis-jenis pengobatan yang diberikan tergantung dari gejala yang dialami, seperti adanya gejala psikotik, agresi, agitasi maupun adanya gangguan tidur Pemilihan obat antipsikosis tipikal semakin sering digunakan untuk episode manik akut dan sebagai mood stabilizer Prognosis pada penderita dengan gangguan bipolar episode manik dan depresi lebih buruk daripada penderita dengan depresi berat DAFTAR PUSTAKA Barbara DIngersol, PhD dan Sam Goldstain 1993 Attention Deficit Disorder Main street books Chawla, JM, Singh-Balhara, YP, Mohan, I and Sagar, R 2006 Chronic mania: an unexpectedly long episode Indian Journal of Medical Science, 60(5) Dell Osso, L, Pini, S, Cassano, GB, Mastrocinque, C, Seckinger, RA, Saettoni, M et al 2002 Insight into illness in patients with mania, mixed mania, bipolar depression and major depression with psychotic features Bipolar Disorders, 4, 315-322 DeIl Osso, L, Pith, S, Tundo, A, Samo, N, Musetti, L and Cassano, GB 2000 Clinical characteristics of mania, mixed mania and bipolar depression with psychotic features Comprehensive Psychiatry, 41, 242-247 Drever, J and Wallerstein, H 1981 The Penguin Dictionary of Psychology (Rev ed) Harmondsworth, England: Penguin Harold I Kaplan, Benjamin J Sadock, Jack A Grebb 2010 Sinopsis Psikiatri Jakarta: Binarupa Aksara Jamison, KR 1993 Touched with Fire: Manic-depressive illness and the artistic temperament New York: The Free Press Sadock, BJ and Sadock, VA 1998 Katzung, Betram G 2001 Farmakologi Dasar dan Klinik Buku 2 Edisi 8 Jakarta: Salemba Medika Ketter TA Diagnostic features, prevalence, and impact of bipolar disorder J Clin Psychiatry Jun 2010;71(6):e14 Mood Disorders Dalam: Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders, DSM-IV-TR 4th Ed Arlington, Va: 7

American Psychiatric Association, Washington DC, 2005 NIMH Bipolar disorder 2010 Diunduh dari: http://wwwnimhnihgov/health/publicat ions/bipolardisorder/completeindexshtml Price AL, Marzani-Nissen GR Bipolar disorders: a review Am Fam Physician Mar 1 2012;85(5):483-93 Rusdi Maslim 2003 Diagnosis Gangguan Jiwa, Rujukan Ringkas PPDGJ III Jakarta: Bagian Ilmu Kedokteran Jiwa FK Unika Atma Jaya Rusdi Maslim 2007 Penggunaan Klinis Obat Psikotropik Jakarta: Bagian Ilmu Kedokteran Jiwa FK Unika Atma Jaya Soreff S Bipolar affective disorder treatment & management 2011 Diunduh dari: http://emedicinemedscapecom/article/2 86342-Treatment Stemberg, RJ and O Hara, LA 1999 Creativity and intelligence In RJ Sternberg (Ed) New York: Cambridge: University Press Watson, DL and Thaw, RG 2002 Self-directed Behavior: self-modification for personal adjustment (8th ed) Belmont, CA: Thomson/Wadsworth Weiten, W and Halpem, DF 2004 Psychology: themes and variations (6th ed) Belmont, CA: Thomson/Wadsworth 8