BAB I PENDAHULUAN. disampaikan melalui rangkaian kata-kata. Bahasa terangkai dari kalimat-kalimat

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. kalimat. Untuk menghubungkan kalimat satu dengan kalimat lainnya, digunakan

ANALISIS KONTRASTIF PENGGUNAAN KONJUNGSI /-TARA/ BAHASA JEPANG DENGAN KONJUNGSI /KALAU/ BAHASA INDONESIA

Bab 2. Landasan Teori. perubahan dan dengan sendirinya dapat menjadi predikat. Contoh : 歩く 倒れる 話す.

BAB I PENDAHULUAN. termasuk bahasa Jepang. Salah satu keunikan bahasa Jepang ialah adanya. 助詞は 単独で用いられず 名詞や動詞などの他の語に後接する 活用のない語です (Iori, 2000 : 345)

BAB IV KESIMPULAN. Penulis berkesimpulan bahwa di dalam penerjemahan kata tanya doko dan

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa dari berbagai negara memiliki ciri universal dan ciri khusus.

BAB I PENDAHULUAN. Setiap bahasa di dunia memiliki ciri khas masing-masing. Salah satunya

Bab 2. Landasan Teori. Istilah sintaksis dalam bahasa Jepang disebut dengan togoron 続語論 atau

BAB 1 PENDAHULUAN. dipelajari sebagai ilmu dasar bagi ilmu-ilmu lain seperti kesusastraan, filologi,

Bab 2. Landasan Teori. Mengenai definisi kelas kata Jepang (hinshi) Noda (1991 : 38) mengatakan :

3. Dimasa mendatang, saya bermaksud menjadi pelukis terkenal. ~ つもりです. 4. Sekarang, pertandingan baseball dapat ditonton di televisi.

BAB I PENDAHULUAN. bergantung dan berkelompok dengan anggota masyarakat lainnya. Di dalam

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa adalah perilaku mengekspresikan, menyampaikan, dan

BAB I PENDAHULUAN. di seluruh dunia. Melalui bahasa, manusia dapat saling berinteraksi dan

BAB I PENDAHULUAN. pikiran, pendapat, perasaannya kepada orang lain. Setiap bahasa memiliki ciri

BAB I PENDAHULUAN. Untuk berkomunikasi, masyarakat sebagai makhluk sosial membutuhkan

BAB I PENDAHULUAN. kata sifat, kata kerja bantu, partikel, dan kata keterangan.

BAB I PENDAHULUAN. satu keunikan bahasa Jepang adalah penggunaan partikel sebagai pemarkah yang

BAB I PENDAHULUAN. Komunikasi dalam kehidupan sehari-hari manusia sebagai makhluk sosial

BAB I PENDAHULUAN. secara lisan maupun tertulis. Dalam komunikasi secara lisan, makna yang

Bab 1. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang

ABSTRAK. lambang tertentu ada yang dilambangkan. Maka yang dilambangkan disini yaitu

BAB I PENDAHULUAN. hal ini disebabkan karena keunikan dari bahasa-bahasa tersebut.

BAB 1 PENDAHULUAN. Pengertian bahasa dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1989) adalah sistem

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam suatu bahasa terdapat bermacam macam jenis kata, di antaranya,

BAB I PENDAHULUAN. struktur inilah menjadikan struktur bahasa Jepang menarik. Salah satunya disebabkan

BAB I PENDAHULUAN. nomina abstrak yang dalam bahasa Jepang disebut 形式名詞 (keishikimeishi).

PERLUASAN MAKNA PARTIKEL DE UNTUK MENYATAKAN BAHAN DASAR PRODUKSI DALAM MAJALAH KYOU NO RYOURI ABSTRAK

UJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2007/2008

BAB I PENDAHULUAN. manusia dikenal sebagai makhluk sosial. Seperti yang dikatakan oleh P.W.J

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan manusia, bahasa merupakan salah satu unsur yang

PROGRAM TAHUNAN. Kompetensi Dasar Materi Pokok Alokasi Waktu. Salam. Mengucapkan salam : おはようございます こんにちは こんばんは. Mengucapkan salam ketika berpisah :

BAB 2. Landasan Teori

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa Jepang terbagi dalam 10 jenis kelas kata. Partikel merupakan salah

BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG PARTIKEL GURAI DAN GORO. Menurut Drs. Sugihartono ( 2001:178 ), joshi adalah jenis kata yang tidak

Bab 1. Pendahuluan. hasrat, dan keinginan (Sutedi, 2003:2). Selain bahasa tentunya dalam, berkomunikasi

UJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2006/2007

Bab 2. Landasan Teori

BAB 2. Tinjauan Pustaka

MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA JEPANG

映画 野ブタをプロデュース における社会的 現象 苛め の分析

BAB 1 PENDAHULUAN. antaranya adalah partikel atau kata bantu yang disebut joshi ( 助詞 ). Joshi dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. Setiap bahasa mempunyai keunikannya masing-masing. Baik dari segi penulisan,

PENGGUNAAN SHUUJOSHI RAGAM BAHASA WANITA DALAM DRAMA SHOKOJO SEIRA EPISODE 1,2,3 SKRIPSI OLEH: ANINDYA PURI PRIMASWARI NIM

membahas dari penggunaan dan arti tiga kata kerja tersebut,...ok,...he,.,he,.,he,.,.

Bab 2. Landasan Teori. Dalam KBBI, definisi dari tanda baca adalah tan da n 1 yang menjadi alamat

Bab 2. Landasan Teori. Masuoka dan Takubo (1992, hal.8), mengungkapkan bahwa Hinshi 品詞 atau. kelas kata dibagi menjadi sebelas jenis, diantaranya:

BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG JOSHI

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan salah satu alat komunikasi yang penting dalam kontak

KESALAHAN PENGGUNAAN SETSUZOKUSHI SOREDE DAN DAKARA PADA MAHASISWA PENDIDIKAN BAHASA JEPANG ANGKATAN 2012 SKRIPSI

Bab 2. Landasan Teori. Istilah sintaksis dalam bahasa Jepang disebut dengan togoron 続語論 atau

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu bahasa yang cukup diminati oleh pembelajar bahasa asing di

BAB I PENDAHULUAN. sehingga pesan dimaksud dapat dipahami. (KBBI:1998:445) dengan adanya penggunaan joshi atau kata bantu dalam kalimat.

ENJO KOUSAI SEBAGAI SALAH SATU BENTUK PENYIMPANGAN REMAJA DI JEPANG SKRIPSI DIAJUKAN SEBAGAI SALAH SATU PRASYARAT MENDAPAT GELAR SARJANA SASTRA

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan sistem informasi dan sistem komunikasi. Dengan

BAB I PENDAHULUAN. Setiap bahasa terdiri dari unsur kalimat, klausa, frase dan kata. Salah satu

Bab 1. Pendahuluan. semua ahli yang bergerak dalam bidang pengetahuan yang lain semakin memperdalam

ABSTRAK. tujuan. Ketika kita berbahasa, orang lain dapat mengerti apa maksud, ide, pesan,

BAB I PENDAHULUAN. dan informasi serta kebutuhan komunikasi dengan negara Jepang, bahasa Jepang

BAB 2. Landasan Teori

SILABUS PERKULIAHAN CHUKYU BUNPO I (JP 201) SEMESTER 3 /TINGKAT II

SATUAN ACARA PERKULIAHAN JITSUYO KAIWA I (JP 301) SEMESTER 6 /TINGKAT III

BAB I PENDAHULUAN. Dalam berkomunikasi sehari hari, seringkali muncul pengutaraan kalimat

UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN PERCAKAPAN BAGI PENGAJAR BAHASA JEPANG

PENGGUNAAN KONJUNGSI SOSHITE, SOREKARA, DAN SORENI DALAM MAJALAH NIPPONIA SKRIPSI OLEH LINA SUSANTI NIM

Bab 2. Landasan Teori. digunakan sebagai landasan teori untuk mendukung penelitian skripsi ini. Teori-teori

BAB II SOFTWERE JLOOK UP. Softwere kamus Jlook up adalah softwere kamus Jepang yang cukup

Bab 2. Landasan Teori. Dalam bahasa Jepang, terdapat pembagian kelas kata yang disebut dengan

Bab 2. Landasan Teori. Menurut Minami dalam Hinata ( 1990: 1 ), danwa dapat disebut juga discourse

KESALAHAN PENGGUNAAN SETSUZOKUSHI SOSHITE ( そして ), SOREKARA ( それから ), DAN SORENI ( それに ) PADA

ANALISIS PEMAKAIAN PARTIKEL ~NI DAN ~DE DALAM BAHASA JEPANG (Studi kasus pada Mahasiswa Semester III)

BAB I PENDAHULUAN. dapat menyampaikan informasi yang ingin disampaikan kepada orang. salah satunya adalah mempelajari bahasa Asing.

Bab 2. Tinjauan Pustaka

BAB 1 PENDAHULUAN. terciptanya interaksi antara manusia dengan sesamanya. Tanpa bahasa, manusia tidak

BAB I PENDAHULUAN. Setiap bahasa memiliki nuansa makna yang berbeda pada setiap struktur

SILABUS. Kegiatan Pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. Kelas kata dalam bahasa Jepang (hinshi bunrui) diklasifikasikan ke dalam 10

Bab 2. Landasan Teori. kata memiliki fungsi yang sangat penting dalam pembentukan suatu kalimat.

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam kehidupan sosial, manusia tidak terlepas dari aktivitas komunikasi untuk

BAB I PENDAHULUAN. pikiran dan keinginan kepada seseorang. Secara garis besar bahasa yang. 日常の言語生活で 実際に話される言葉 (Kindaichi, 1989:1045)

Dikerjakan O L E H SUNITA BR

Bab 2. Landasan Teori. Pada bab ini penulis akan menjabarkan teori-teori yang akan digunakan dalam

BAB II KAJIAN PUSTAKA. penelitian di lingkungan Fakultas Sastra Universitas Udayana, belum ditemukan

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH. Alat komunikasi paling sederhana dan bersifat universal yang

BAB 1 PENDAHULUAN. kata. Menurut ( Chaer, 2003: 224 ) frasa adalah gabungan kata yang tidak. memiliki makna baru dan dapat disela dengan unsur lain.

TEMA 5 JADWAL PELAJARAN じかんわり

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam proses penelitian, mutlak diperlukan sebuah metode untuk menjawab

BAB I PENDAHULUAN. Manusia tidak pernah lepas dari apa yang dinamakan interaksi atau

Bab 2. Landasan Teori. baik dalam memberikan penjelasan tentang hubungan antara satu kata dengan kata

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penulisan

ビナ ヌサンタラ大学日本語科三年生にみられる ~ てある と ~ ておく という動詞の使用能力の分析

BAB I PENDAHULUAN. Belajar bahasa lain mungkin menjadi penting dalam aktivitas intelektual manusia

PENGGUNAAN SHUUJOSHI JOSEIGO DAN DANSEIGO DALAM KOMIK NIHONJIN NO SHIRANAI NIHONGO VOLUME 1 DAN 2 KARYA HEBIZOU DAN UMINO NAGIKO SKRIPSI

BAB 2. Landasan Teori

BAB I PENDAHULUAN. bantu, atau postposisi termasuk dalam kelompok fuzokugo. Menurut Sudjianto

Hasil Technical Meeting Lomba Benron Umum Nihongo no Hi 2018

ANALISIS KESALAHAN BAHASA JEPANG DILIHAT DARI LATAR BELAKANG CARA PEMEROLEHAN BAHASANYA. Oleh: Juju Juangsih, M.Pd

BAB 1 PENDAHULUAN. Sutedi (2003:2) mengatakan, Bahasa digunakan sebagai alat untuk

PENGGUNAAN FUKUSHI DALAM SURAT KABAR ONLINE ASAHI SHIMBUN EDISI 9 DAN 10 FEBRUARI 2015

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan alat komunikasi yang digunakan manusia untuk mengungkapkan ide, pemikiran, perasaan, maupun ekspresi manusia yang disampaikan melalui rangkaian kata-kata. Bahasa terangkai dari kalimat-kalimat yang mempunyai makna, yang tersusun dari klausa, frase, dan kata. Penyambung antarklausa disebut dengan kata sambung. Kata sambung menurut Keraf (1972 : 78) adalah: Contoh: Kata yang menghubungkan kata-kata, bagian-bagian kalimat, atau menghubungkan kalimat-kalimat. 1. Kami tidak pergi ke taman karena terlalu sibuk. (PPBJ : 55) 2. Karena ada kecelakaan mobil, jalan raya jadi ramai. (PPBJ : 79) Kata sambung karena pada contoh kalimat (1) menyambungkan dua klausa yang memiliki hubungan makna sebab akibat. Begitu pula dengan contoh kalimat (2). Walaupun kata sambung karena diletakkan pada awal kalimat, klausa sebelum dan setelah tanda baca koma (,) bermakna sebab akibat. Selain karena ada pula kata sambung dengan yang apabila digunakan dalam kalimat tertentu akan menimbulkan makna yang berbeda-beda seperti contoh kalimat berikut: 3. Adik menulis dengan pinsil. (TBI : 79) 1

4. Ia ke sekolah dengan kawannya. (TBI : 79) 5. Perkara itu diselidiki dengan cermat. (TBI : 79) 6. Adik sama tinggi dengan Ali. (TBI : 79) Pada contoh kalimat (3) kata sambung dengan digunakan untuk menyatakan alat yang digunakan. Kata sambung dengan pada contoh kalimat (4) mempunyai makna kesetaraan bahwa ia dan kawannya bersama-sama pergi ke sekolah, sedangkan contoh kalimat (5) bermakna kualitatif atau skala kualitas pekerjaan (melakukan dengan cermat) dan contoh kalimat (6) untuk menyatakan keterangan komparatif atau perbandingan. Dalam bahasa Jepang terdapat kata sambung yang disebut 接続詞 (setsuzokushi) (Tomita, 1993 : 2). Selain setsuzokushi ada pula kelas kata 助詞 (joshi) atau partikel yang berfungsi sebagai kata sambung. Joshi ini disebut 接続 助詞 (setsuzokujoshi). Tomita (1993 : 68) mengemukakan definisi setsuzokujoshi dan perbedaannya dengan setsuzokushi sebagai berikut. この助詞は接続詞のような働きをするので 接続助詞と呼ばれています 接続詞は主に文と文をつなぐ役目をしますが 接続助詞は主に用言に付いて 一つの文の中で そこまでの部分とその後ろの部分とをつなぐ役目をします Kono joshi wa setsuzokushi no youna hataraki wo suru node, setsuzokujoshi to yobareteimasu. Setsuzokujoshi wa shu ni bun to bun wo tsunagu yakumei wo shimasuga, setsuzokujoshi wa shu ni yougen ni tsuite, hitotsu no bun no naka de, sokomade no bubun to sono ushiro no bubun to wo tsunagu yakume wo shimasu. Karena partikel ini mempunyai fungsi yang mirip dengan setsuzokushi, partikel ini disebut setsuzokujoshi. Setsuzokushi berfungsi untuk menyambungkan kalimat inti dengan kalimat lain, sedangkan setsuzokujoshi berfungsi sebagai penyambung kata yang dapat menjadi predikat utama dengan kata sebelumnya dalam satu kalimat. 2

Tomita (1993 : 26) mengemukakan ada tujuh jenis fungsi setsuzokushi yaitu: 1. Untuk menyatakan hubungan yang setara dengan kalimat sebelumnya menggunakan そして / そうして (soshite/soushite), それから (sorekara), それに (soreni), しかも (shikamo), また (mata), dan および (oyobi). 2. Untuk menyatakan alasan dari kalimat sebelumnya menggunakan ですから / だから (desukara/dakara), それで (sorede), そこで (sokode), したがって (shikagatte), dan すると (suruto). 3. Untuk menyatakan pertentangan dari kalimat sebelumnya menggunakan しかし (shikashi), けれども (keredomo), でも (demo), だが (daga), dan ところが (tokoroga). 4. Untuk menyatakan pilihan dari kalimat sebelumnya menggunakan それとも (soretomo), または (matawa), dan あるいは (aruiwa). 5. Untuk menyatakan penjelasan atau tambahan dari kalimat sebelumnya menggunakan たとえば (tatoeba), すなわら (sunawara), つまり (tsumari), なぜなら (nazenara), dan ただし (tadashi). 6. Unuk mengawali topik pembicaraan menggunakan ところで (tokorode) dan さて (sate). 7. Pada saat menghadapi lawan bicara seperti kalau begitu menggunakan それでは / では (soredewa/dewa), そうしたら / そしたら (soudeshitara/soshitara), dan それなら (sorenara). 3

Sedangkan joshi yang termasuk setsuzokujoshi menurut Tomita (1993 : 69) adalah ば (ba), と (to), ても (temo), けれども (keredomo), のに (noni), が (ga), から (kara), ので (node), し (shi), て (te), たら (tara), dan ながら (nagara). Berdasarkan pernyataan Tomita, setsuzokushi dan setsuzokujoshi dapat dibedakan dengan memperhatikan contoh kalimat berikut. 7. 私は 昨日 新宿へ行きました そして映画を見ました (BKCSO: 26) Watashi wa, kinou, shinjuku e ikimashita. Soshite, eiga wo mimashita. Kemarin saya pergi ke Shinjuku. Lalu (saya) menonton filem. 8. お金が入れたのに 切符が出ません (MN : 162) Okane ga ireta noni, kippu wo demasen. Walaupun telah memasukkan uang, tiketny tidak keluar. Kata そして (soshite) dalam kalimat (7) menunjukkan bahwa kata tersebut merupakan setsuzokushi karena berfungsi sebagai penyambung kalimat inti dengan kalimat lain yang masih saling berhubungan secara makna, sedangkan のに (noni) dalam kalimat (8) merupakan setsuzokujoshi karena berfungsi sebagai penyambung kata yang menjadi predikat dengan kata sebelumnya dalam satu kalimat. Dapat disebut juga sebagai penyambung antarklausa dalam satu kalimat. Dari berbagai macam setsuzokujoshi, から dan ので mempunyai arti yang sama yaitu karena. Karena mempunyai arti yang sama, kedua partikel ini sering menjadi masalah bagi orang asing yang mempelajari bahasa Jepang karena kedua partikel ini mempunyai makna berbeda tergantung situasi pembicaraan. Tomita (1993 : 107) mendeskripsikan setsuzokujoshi から dan ので sebagai berikut. 4

ので は 原因 理由 を表します 原因 理由を表す助詞には ほか に次の項で取り上げた から がありますが ので と から の使用は一般の社会生活ではかなり ゆれ ています しかし 文法的には ので は現在あるいは過去の事実に関して その原因 理由を述べる場合に使われ から は話し手の意志や考えを言う場合にその理由 根拠を述べるときに使われる と説明されています (node) wa (genin,riyuu) wo arawashimasu. Genin, riyuu wo arawasu joshi ni wa, hoka, ni tsugi no kou de tori ageta (kara) ga arimasuga, (node) to (kara) no shiyou wa ichi han no shakai seikatsu de wa kanari (yure) teimasu. Shikasi, bunpou teki wa ((node) wa genzai warui wa kako no jijitsu ni kanshite, sono genin, riyuu wo noberu baai ni tsukaware, (kara) wa hanashi te no ishi ya kangae wo iu baai ni sono riyuu, konkyo wo noberu toki ni tsukawareru)) to setsumesareteimasu. Node adalah partikel yang mewakili sebuah alasan. Selain node terdapat pula partikel kara. Kedua partikel ini penggunaannya cukup membingungkan dalam masyarakat. Node digunakan untuk menyatakan waktu sekarang atau waktu lampu, sedangkan kara digunakan pada saat menunjukkan alasan yang mengandung pemikiran penutur dan kemauan penutur. Makino dan Tsutsui (1989 : 329) mengemukakan tentang setsuzokujoshi か ら dan ので sebagai berikut. The conjunction kara also expresses reason or cause. However, kara and node differ in the following way. Node is used when the speaker believes that the information he provides in S1 node as cause of reason for S2 is valid and is also evident and acceptable to the hearer. However, does not involve that assumption. Kata sambung kara juga menunjukkan alasan atau sebab. Tetapi kara dan node digunakan dalam situasi yang berbeda. Node digunakan saat penutur percaya bahwa kalimat 1 merupakan alasan terjadinya kalimat 2 dan alasan tersebut terbukti dan dapat diterima oleh petutur. Bagaimana pun penutur tidak terlibat dalam asumsi yang disampaikannya tersebut. Berdasarkan kedua definisi di atas, setsuzokujoshi から dan ので digunakan untuk menunjukkan alasan atau sebab. Setsuzokujoshi から digunakan untuk menunjukkan alasan penutur dan keinginan penutur sedangkan setsuzokujoshi の 5

で digunakan saat penutur menyatakan alasan yang dapat dibuktikan dan dapat diterima oleh petutur dan penutur tidak terlibat langsung dalam asumsi yang disampaikannya. Perbedaan penggunaan kedua setsuzokujoshi ini dapat dilihat pada contoh berikut. 9. 雨が降っていますから 傘を貸してください (GBJM : 107) Ame ga futte imasukara, kasa wo kashitekudasai. Karena hujan turun, (tolong) pinjamkan (saya) payung. 10. 雨が降っていますので 子どもはうちの中で遊んでいます (GBJM : 107) Ame ga futte imasunode, kodomo wa uchi no naka de asondeimasu. Karena hujan turun, anak-anak bermain di dalam rumah. Kedua kalimat ini mempunyai fungsi sintaksis yang sama yaitu digunakan setelah verba bentuk ます. Setsuzokujoshi から pada kalimat (9) lebih bersifat subjektif karena mengandung makna permohonan atau permintaan agar petutur melakukan sesuatu untuk dirinya. Sedangkan setsuzokujoshi ので pada kalimat (10) lebih bersifat objektif karena menyatakan fakta atau realitas yang terjadi tanpa adanya pendapat sendiri maupun keterlibatan langsung terhadap petutur. Walaupun kebanyakan dari setsuzokujoshi から tidak dapat diganti dengan setsuzokujoshi ので dalam kalimat yang sama, terdapat pula kalimat yang dapat menggunakan setsuzokujoshi から dan ので seperti contoh berikut. 11. 春になったので 暖かくなった (NB : 60) Haru ni natta node, atatakakunatta. Karena sudah musim semi, cuaca menjadi hangat. 12. 春になったから 暖かくなった (NB : 60) Haru ni natta kara, atatakakunatta. Karena sudah musim semi, cuaca menjadi hangat. 6

Kedua kalimat ini mempunyai arti yang sama tetapi memiliki makna berbeda. Contoh kalimat (11) mengandung makna akibat. Dapat diartikan bahwa akibat musim semi adalah cuaca yang menjadi hangat. Kalimat ini juga bermakna fakta atau realita yang seharusnya terjadi. Contoh kalimat (12) lebih menunjukkan alasan bahwa cuaca menjadi hangat karena musim semi. Jadi cuaca yang hangat disebabkan oleh musim semi. Berdasarkan contoh kalimat di atas, secara sintaksis setsuzokujoshi から dapat diubah menjadi ので dan setsuzokujoshi ので dapat diubah menjadi から tetapi hal tersebut akan mengubah fungsi semantiknya. Perbedaan makna dan penggunaan dari setsuzokujoshi から dan ので ini membuat penulis tertarik untuk meneliti setsuzokujoshi から dan ので lebih lanjut. Dalam lingkup Universitas Kristen Maranatha, joshi から telah diteliti sebelumnya oleh Asri Nur Immanasari dengan judul Analisis Penggunaan Kakujoshi Kara dalam Kalimat Bahasa Jepang pada tahun 2010. Tetapi beliau hanya meneliti から sebagai kakujoshi yaitu joshi yang menghubungkan antara subjek dengan predikat (Tomita, 1993: 68) bukan sebagai kata sambung yang bermakna karena. Pada penelitian ini penulis akan meneliti penggunaan joshi から sebagai setsuzokujoshi dan membandingkan struktur dan maknanya dengan setsuzokujoshi ので dalam kalimat bahasa Jepang. Apakah di dalam kalimat kedua joshi ini dapat saling menggantikan atau tidak dan apakah kedua joshi ini memiliki makna yang sama atau tidak akan dibahas pada penelitian ini. 7

1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan penjelasan pada latar belakang masalah, berikut ini adalah rumusan pokok masalah dalam penelitian ini. 1. Bagaimanakah penggunaan setsuzokujoshi から dan ので dalam kalimat bahasa Jepang? 2. Bagaimanakah makna setsuzokujoshi から dan ので dalam kalimat bahasa Jepang? 1.3 Tujuan Penelitian 1. Mendeskripsikan penggunaan setsuzokujoshi から dan ので dalam kalimat bahasa Jepang. 2. Mendeskripsikan makna setsuzokujoshi から dan ので dalam kalimat bahasa Jepang. 1.4 Metode dan Teknik Penelitian 1.4.1 Metode Penelitian Dalam penelitian ini metode penelitian yang akan digunakan adalah metode deskriptif. Menurut Sudaryanto (1993:62) metode deskriptif adalah metode penelitian yang dilakukan semata-mata berdasarkan fakta kebahasaan yang ada atau fenomena yang secara empiris hidup pada penuturnya. Tujuan dari metode deskriptif ini adalah untuk membuat gambaran atau lukisan yang secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat, serta hubungan antar sesama fenomena yang diselidiki. 8

1.4.2 Teknik Penelitian Teknik penelitian yang digunakan adalah teknik substitusi atau teknik penggantian. Sudaryanto (1993: 48) mengemukakan bahwa teknik ini berguna untuk mengetahui kadar kesamaan kelas atau kategori unsur terganti (UT) dengan unsur pengganti (UP), khususnya bila tataran pengganti sama dengan tataran terganti. Bila dapat digantikan atau saling menggantikan, berarti baik UT maupun UP berada dalam kelas atau kategori yang sama. Dalam penelitian ini teknik substitusi berguna untuk mengetahui perbedaan fungsi dan makna setsuzokujoshi から apabila ditukar dengan setsuzokujoshi ので dan apabila setsuzokujoshi ので diganti dengan setsuzokujoshi から dalam kalimat bahasa Jepang. Misalnya: 11. 道路が混んでいるだろうから 早めに出発しよう (NBH : 213) Douro ga kondeiru darou kara, hayameni shuppatsushiyou. Karena jalan penuh (kan), ayo (kita) mempercepat keberangkatan. * 道路が混んでいるだろうので 早めに出発しよう Douro ga kondeiru darou node, hayameni shuppatsushiyou. Karena jalan penuh (kan), ayo (kita) mempercepat keberangkatan. Berdasarkan contoh kalimat di atas dapat dipahami teknik substitusi dalam penelitian ini, yaitu untuk mengetahui apakah setsuzokujoshi から dan ので dapat saling menggantikan atau tidak dalam kalimat bahasa Jepang. 1.5 Organisasi Penulisan Organisasi penulisan penelitian ini disusun sebagai berikut. Bab I dalam penelitian ini yang berisi Pendahuluan yang dibagi menjadi 5 subbab yaitu Latar Belakang Masalah, Rumusan Masalah, Tujuan Penelitian, 9

Metode dan Teknik Penulisan, dan Organisasi Penulisan. Pada bab II memuat tentang kajian teori Sintaksis, Semantik, dan Setsuzokujoshi から dan ので dalam Kalimat Bahasa Jepang. Selanjutnya pada bab III merupakan analisis tentang Penggunaan Setsuzokujoshi から dan ので dalam Kalimat Bahasa Jepang. Pada bab IV memuat Simpulan Penelitian. Selain itu desertai pula Daftar Pustaka, Lampiran. Sinopsis, dan Riwayat Hidup Penulis. Sistematika penulisan di atas ditujukan untuk memudahkan pembaca membaca penelitian ini dan agar pembaca dapat mengikuti pola pikiran saya secara terstruktur. Saya harap pembaca dapat memahami isi penelitian ini dengan baik. 10