PENGARUH WAKTU BLANCHING DAN KONSENTRASI LARUTAN METABISULFIT TERHADAP KARAKTER FISIK DAN KIMIA STIK UWI PUTIH (DIOSCOREA ALATA) ABSTRAK

dokumen-dokumen yang mirip
Pengaruh Suhu Pengeringan Dan Konsentrasi Natrium Metabisulfit (Na 2 S 2 O 5 ) Terhadap Sifat Fisik-Kimia Tepung Biji Durian (Durio zibethinus)

PENGARUH LAMA BLANCHING TERHADAP KUALITAS STIK UBIJALAR (Ipoema batatas L.) DARI TIGA VARIETAS

BAB III METODOLOGI. Laporan Tugas Akhir Pembuatan Mie Berbahan Dasar Gembili

PENGARUH METODE PERLAKUAN AWAL (PRE-TREATMENT) DAN SUHU PENGERINGAN TERHADAP MUTU FISIK, KIMIA, DAN FUNGSIONAL TEPUNG UBI JALAR UNGU

PENGARUH PENAMBAHAN GULA AREN DAN SUHU PEMANASAN TERHADAP ORGANOLEPTIK DAN KUALITAS SIRUP AIR KELAPA

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Ilmu dan Teknologi Pangan

III METODOLOGI PENELITIAN. Bahan-bahan yang digunakan dalam pembuatan noga kacang hijau adalah

PENGARUH KONSENTRASI LARUTAN CALCIUM CHLORIDE TERHADAP SIFAT FISIKOKIMIA DAN ORGANOLEPTIK MANISAN KERING BUAH BELIMBING WULUH

KARAKTERISTIK MUTU PATI UBI TALAS (Colocasia esculenta) PADA PERBANDINGAN AIR DENGAN HANCURAN UBI TALAS DAN KONSENTRASI NATRIUM METABISULFIT SKRIPSI

DAFTAR ISI. Halaman KATA PENGANTAR... i. DAFTAR ISI... iii. DAFTAR TABEL... vi. DAFTAR GAMBAR... vii. DAFTAR LAMPIRAN... viii. INTISARI...

ABSTRAK. Kata kunci : ampas padat brem, hidrolisis, H 2 SO 4, gula cair

HASIL DAN PEMBAHASAN

2016 ACARA I. BLANCHING A. Pendahuluan Proses thermal merupakan proses pengawetan bahan pangan dengan menggunakan energi panas. Proses thermal digunak

KAJIAN PERAN BAHAN PEMUTIH NATRIUM PIROPOSPHATE (Na 2 H 2 P 2 O 7 ) TERHADAP PROSES PEMBUATAN TEPUNG UBI JALAR. Tjatoer Welasih 1) dan Nur Hapsari1 )

FORMULASI BISKUIT KELAPA PARUT KERING DENGAN PERLAKUAN PENYANGRAIAN DAN TANPA PENYANGRAIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian Jurusan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Pada proses penggolahan stick singkong, singkong yang digunakan yaitu

HASIL DAN PEMBAHASAN

METODE. Waktu dan Tempat

Jurnal Teknologi dan Industri Pertanian Indonesia Open Access Journal

III. BAHAN DAN METODOLOGI PENELITIAN

KADAR KARBOHIDRAT DAN KUALITAS TEPUNG BIJI GAYAM PADA LAMA PERENDAMAN DAN METODE PENGERINGAN YANG BERBEDA

Kajian Pembuatan Bumbu Dari Bawang Putih (Allium sativum) Dan Daun Jeruk Purut (Cytrus hystrix) Menggunakan Pengering Tipe Rak

OLEH : GLADYS AMANDA WIJAYA

SIFAT KIMIA DAN TINGKAT KESUKAAN PERMEN KERAS (Hard Candy) SARI BUAH PALA (Myristica fragrans houtt famili myristicaseae)

HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGARUH RASIO TEPUNG KOMAK DENGAN TEPUNG TERIGU DAN PENGGUNAAN PUTIH TELUR TERHADAP KARAKTERISTIK BROWNIES YANG DIHASILKAN

S K R I P S I. Oleh : NI LUH DESI RASTIYATI

PEMBUATAN PATI DARI BIJI DURIAN MELALUI PENAMBAHAN NATRIUM METABISULFIT DAN LAMA PERENDAMAN

Pengaruh Konsentrasi Natrium Bisulfit Dan Suhu Pengeringan Terhadap Sifat Fisik-Kimia Tepung Biji Nangka (Artocarpus heterophyllus)

PENGOLAHAN TALAS. Ir. Sutrisno Koswara, MSi. Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan dan Seafast Center IPB 2013

PENGARUH LAMA PEREBUSAN DAN LAMA PENYANGRAIAN DENGAN KUALI TANAH LIAT TERHADAP MUTU KERIPIK BIJI DURIAN (Durio zibethinus Murr)

Optimasi Proses Pembuatan Bubuk (Tepung) Kedelai

(Colocasia esculenta) Wardatun Najifah

Studi Komposisi Sari Jagung Manis dan Karagenan Pada Kualitas Jeli Jagung Manis

SIFAT FISIKOKIMIA DAN ORGANOLEPTIK FLAKE

METODOLOGI PENELITIAN

PENGARUH SUBSTITUSI PARSIAL TELUR DENGAN ISOLAT PROTEIN KEDELAI DAN KONSENTRASI EMULSIFIER TERHADAP KARAKTERISTIK CAKE BERAS SKRIPSI

BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Rekayasa Proses Pengolahan Pangan dan Hasil Pertanian,

BAB III METODE PENELITIAN

Meningkatkan Nilai Tambah Bawang Merah Oleh: Farid R. Abadi

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian dan

Pisang merupakan tanaman yang banyak terdapat di Indonesia, umumnya. tumbuh di daerah tropis maupun subtropis. Di antara buah-buah tropika yang

HASIL DAN PEMBAHASAN Pembuatan Adonan Kerupuk

BAB III METODE PENELITIAN

PENGARUH PERENDAMAN NATRIUM BISULFIT (NaHSO 3 ) DAN SUHU PENGERINGAN TERHADAP KUALITAS PATI UMBI GANYONG (Canna Edulis Ker)

PENGARUH KONSENTRASI PEKTIN DAN LAMA PENYIMPANAN TERHADAP MUTU SELAI NANAS LEMBARAN SKRIPSI

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian dan

PEMBUATAN TEPUNG BENGKUANG DENGAN KAJIAN KONSENTRASI NATRIUM METABISULFIT (Na 2 S 2 O 5 ) DAN LAMA PERENDAMAN SKRIPSI

PENGARUH WAKTU PENGUKUSAN DAN KONSENTRASI GULA TERHADAP SIFAT FISIKOKIMIA DAN ORGANOLEPTIK DENDENG GILING AYAM PETELUR AFKIR BAGIAN DADA SKRIPSI

BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Penelitian pendahuluan dilaksanakan pada bulan Februari 2017 dan

III. BAHAN DAN METODE

BAB III METODE PENELITIAN

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN

ANALISIS KOMPOSISI KIMIA PADA PEMBUATAN MAKANAN TRADISIONAL EMPEK-EMPEK PALEMBANG BERBAHAN BAKU DAGING, KULIT DAN TULANG IKAN GABUS

METODE Waktu dan Tempat Alat dan Bahan Metode Penelitian Penelitian Pendahuluan

KAJIAN LAMA BLANCHING DAN KONSENTRASI CaCl 2 TERHADAP SIFAT FISIK PEMBUATAN FRENCH FRIES UBI JALAR (IPOMOEA BATATAS L.)

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan selama bulan Mei hingga Agustus 2015 dan

Keywords: blanching, drying temperature, vacuum drying, dried pineapple pulp

Padang, Maret Putri Lina Oktaviani

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Balai Besar Penelitian dan

PENGARUH LAMA PENGGORENGAN TERHADAP KADAR VITAMIN C DAN DAYA TERIMA KERIPIK PEPAYA YANG DIGORENG MENGGUNAKAN METODE KONVENSIONAL DAN VAKUM

III. MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret 2014 di Laboratorium

SUBSTITUSI TERIGU DENGAN TEPUNG LABU KUNING TERHADAP SIFAT FISIK DAN ORGANOLEPTIK MUFFIN

Jusniati, Et al. / Jurnal Pendidikan Teknologi Pertanian, Vol. 4 (2017) 365. Kata Kunci : Jantung Pisang, Ikan Tongkol, Abon Jantung Pisang

KAJIAN PENGOLAHAN PERMEN RUMPUT LAUT (Glacilaria Sp) DENGAN KONSENTRASI GULA YANG BERBEDA TERHADAP TINGKAT PENERIMAAN KONSUMEN

BAB II LANDASAN TEORI

Menerapkan Teknik Pengolahan Menggunakan Media Penghantar Panas. KD 1. Melakukan Proses Pengolahan Abon Ikan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara tropis yang kaya akan buah-buahan. Dari sekian

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei sampai dengan Juli 2013 di

LAPORAN TUGAS AKHIR PEMBUATAN TEPUNG DARI BUAH SUKUN. (Artocarpus altilis)

METODOLOGI PENELITIAN

SUBSTITUSI TEPUNG KACANG HIJAU (Phaseolus radiathus L) DALAM PEMBUATAN BISKUIT KIMPUL (Xanthosoma sagittifolium (L) schott)

BAB III MATERI DAN METODE. putus, derajat kecerahan, kadar serat kasar dan sifat organoleptik dilaksanakan

I. PENDAHULUAN. Sayur-sayuran dan buah-buahan adalah jenis komoditi pertanian yang mempunyai

BAB III METODE PENELITIAN

PENGARUH SUBSTITUSI TEPUNG BERAS DENGAN UBI JALAR UNGU TERHADAP KARAKTERISTIK KLEPON YANG DIHASILKAN

PENGGUNAAN BUAH LABU KUNING SEBAGAI SUMBER ANTIOKSIDAN DAN PEWARNA ALAMI PADA PRODUK MIE BASAH

3. METODOLOGI PENELITIAN

BAB III MATERI DAN METODE. Kimia dan Gizi Pangan, Departemen Pertanian, Fakultas Peternakan dan

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April 2011 sampai bulan Mei 2011 bertempat

BAB III METODE PENELITIAN

PENGARUH KONSENTRASI NATRIUM METABISULFIT (Na2S2O5) DAN LAMA PERENDAMAN TERHADAP KARAKTERISTIK TEPUNG KECAMBAH KEDELAI

PENGARUH JENIS BAHAN PERENDAM TERHADAP KARAKTERISTIK KERIPIK KETELA UNGU (Ipomoea batatas)

BAB III TATA LAKSANA PELAKSANAAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan selama 5-6 bulan di Laboratorium Ilmu dan

PENGARUH LAMA PENGUKUSAN TERHADAP SIFAT FISIKOKIMIA MASHED SWEET POTATO POWDER

SIFAT FISIKOKIMIA DAN ORGANOLEPTIK JELLY DRINK AIR KELAPA DENGAN VARIASI KONSENTRASI KARAGENAN SKRIPSI OLEH: CECILIA SENDUK

BAB I PENDAHULUAN. beragam. Penyediaan bahan pangan sesuai potensi daerah masingmasing

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di laboratorium Balai Riset dan Standardisasi Industri

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGARUH PENGGUNAAN BEBERAPA JENIS DAN KONSENTRASI GULA TERHADAP SIFAT FISIKOKIMIA DAN ORGANOLEPTIK DENDENG GILING AYAM PETELUR AFKIR BAGIAN PAHA

III. METODOLOGI PENELITIAN

PEMANFAATAN DAUN KELOR (Moringa oleifera Lamk.) SEBAGAI BAHAN CAMPURAN NUGGET IKAN TONGKOL (Euthynnus affinis C.)


ABSTRACT

PENGARUH PROPORSI UBI JALAR ORANYE DAN MAIZENA TERHADAP SIFAT FISIKOKIMIA DAN ORGANOLEPTIK KERIPIK UBI JALAR ORANYE

LAPORAN TUGAS AKHIR PEMBUATAN MIE BERBAHAN DASAR GEMBILI

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian dan

Transkripsi:

PENGARUH WAKTU BLANCHING DAN KONSENTRASI LARUTAN METABISULFIT TERHADAP KARAKTER FISIK DAN KIMIA STIK UWI PUTIH (DIOSCOREA ALATA) Lusiana Nurfitasari *, Sumardi Hadi Sumarlan, Rini Yulianingsih Jurusan Keteknikan Pertanian - Fakultas Teknologi Pertanian - Universitas Brawijaya Jl. Veteran, Malang 65145 *Penulis Korespondensi, Email: lusifita94@ub.ac.id ABSTRAK Uwi putih (Dioscorea alata) (dalam bahasa jawa) mengandung lendir yang sangat tinggi, yang menyebabkan browning ketika kontak langsung dengan udara. Untuk mengatasi browning dapat dilakukan dengan proses blanching yang dapat menginaktifkan enzim fenolase dan perendaman natrium metabisulfit yang dapat berinteraksi dengan gugus karbonil dan hasil reaksi tersebut dapat mengikat melanoidin sehingga mencegah timbulnya warna coklat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh waktu blanching dan konsentrasi natrium metabisulfit terhadap karakter fisik dan kimia stik uwi putih serta mengetahui perlakuan terbaik berdasarkan stik uwi putih yang disukai panelis. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) dua faktor yaitu waktu blanching dan konsentrasi natrium metabisulfit. Faktor pertama yaitu waktu blanching terdiri dari 5 level yaitu, 2, 4, 6 dan 8 detik. Faktor kedua yaitu konsentrasi natrium metabisulfit yang terdiri dari 3 level yaitu,,3 dan,6 mg/l dengan 2 kali ulangan. Parameter yang diamati meliputi kadar air, kadar abu, kadar pati, kadar gula reduksi, kerenyahan dan warna serta dilakukan uji organoleptik meliputi warna, rasa, aroma dan kerenyahan. Hasil pengamatan terbaik untuk kadar air yaitu 6,33%, kadar abu,15%, kadar pati 46,1%, kadar gula reduksi,39%, kerenyahan 1,485 Kg/cm 2, warna r:g:b 143:119:72. Dari semua parameter dilakukan uji indeks efektivitas didapatkan stik uwi putih terbaik pada perlakuan tanpa natrium metabisulfit dan waktu blanching 8 detik. Kata kunci : uwi putih (Dioscorea alata), browning, blanching, natrium metabisulfit The Influence of Blanching Time And Natrium Metabisulfit Solution Concentration on Physical And Chemical Characteristics of Uwi Putih (Dioscorea alata) ABSTRACT Uwi putih (Dioscorea alata) (Javanese) contains very high mucous that caused browning when it has direct interaction with the air. In order to overcome browning, blanchingcan be done to deactivate phenolic enzyme and sodium metabisulfite steeping that can cooperate with carbonic cluster and those reaction result can bind melanin so that prevent browning to appear. The purposes of this research is to understand the influence of blanching time and concentration of natrium metabisulfit toward physical and chemical characteristics on uwi putih stick and to understand the best treatment according to uwi putih stick which preferred by panelist. This study used random group programwith two factors that were blanching time and sodium metabisulfite concentration. The first factor was blanching time that consisted of 5 levels that were, 2, 4, 6 and 8 seconds. The second factors was sodium metabisulfite concentration that consisted of 3 levels that were,,3 and,6 mg/l with two times repetition. Parameter that was studied consisted of water degree, dust degree, starch degree, reduction sugar degree, crispy and color. In addition, organoleptic test was done including color, taste, and aroma and crispy. The best observation result for water degree was 6,33%, dust degree,15%, starch degree 46,1% reduction sugar degree,39%, crispy 1,485 Kg/cm2, color r:g:b 143:119:73. According to all parameter that index test was done, the effectiveness was obtained that the best uwi putih stick was on treatment without sodium metabisulfite and blanching time 8 seconds. Keywords : uwi putih (Dioscorea alata), browning, blanching, sodium metabisulfit 39

PENDAHULUAN Uwi (dalam bahasa jawa) merupakan salah satu tanaman pangan pokok berpati yang penting dalam pertanian tropika dan sub tropika. Di Indonesia, dikenal beragam varietas uwi yang dapat dibedakan beradasarkan warna daging umbinya serta komposisi kimianya. Komposisi uwi ( Dioscorea spp.) sangat beragam tergantung dari varietasnya. Umumnya uwi memiliki kandungan pati tinggi yaitu sebesar 25%, serta kandungan pro-vitamin A rendah tetapi vitamin C beragam antara 5-15 mg/1gr, kandungan protein uwi sebesar 2% (Rubatzky dan Yamaguchi, 1998). Uwi biasanya hanya dikonsumsi dengan cara direbus, dikukus atau di goreng. Dalam pengembangannya uwi dapat dibuat produk seperti tepung dan pati. Namun saat ini masih sedikit penggunaan tepung uwi sebagai bahan dasar pembuatan makanan berbahan dasar tepung. Sehingga perlu dilakukan usaha untuk membuat produk olahan uwi lain berupa stik uwi yang dapat memberikan nilai tambah bagi komoditas uwi serta memperluas pemanfaatannya. Permasalahan yang timbul pada produk olahan ini ialah adanya proses pencoklatan ( browning) ketika uwi dikupas. Getah yang banyak pada daging sebagai sumber enzim phenolase yang menyebabkan reaksi browning bila terjadi luka (William dan Walter,1982). Oleh karena itu dalam penulisan ini dilakukan pengkajian terhadap waktu blanching dan konsentrasi larutan natrium metabisulfit yang sesuai untuk produk stik supaya diperoleh produk stik uwi dengan kualitas tinggi. Tujuan dari penelitian ini adalah (1) mengetahui pengaruh waktu blanching terhadap karakter fisik dan kimia stik uwi putih, (2) mengetahui pengaruh konsentrasi larutan natrium metabisulfit terhadap karakter fisik dan kimia stik uwi putih, (3) mengetahui perlakuan terbaik berdasarkan stik uwi yang paling disukai panelis. METODE PENELITIAN Alat dan Bahan Alat yang digunakan untuk pembuatan stik uwi putih meliputi : oven, freezer, panci, kompor, timbangan, saringan, pisau, talenan, wajan, gelas ukur, termometer, muffle furnace, spiner, stopwatch. Bahan yang digunakan meliputi : uwi putih, natrium metabisulfit, air, minyak goreng. Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) Faktorial yang terdiri dari dua faktor dengan dua ulangan. Faktor pertama adalah waktu blanching terdiri dari lima level yaitu: (nol) detik; 2 detik; 4 detik; 6 detik; dan 8 detik. Faktor yang kedua yaitu konsentrasi larutan natrium metabisulfit terdiri dari tiga level yaitu: mg/l;,3 mg/l; dan,6 mg/l. Data hasil pengamatan dianalisa menggunakan ragam ANOVA. Sedangkan untuk parameter yang akan dilakukan ada dua yaitu pengamatan kimia dan organoleptik. Untuk pengamatan sifat kimia dilakukan uji proksimat yang meliputi kadar air (sudarmadji et al., 1997), kadar abu (Fauzi, 26), kadar gula reduksi (sudarmadji dkk., 1984), kadar pati (Harrow, 1946), kerenyahan (TA-XTPlus, 215) dan warna (Francis, 1982). Serta uji organoleptik yang meliputi rasa, warna, kerenyahan dan aroma. Tahapan Penelitian Uwi segar disortasi untuk dipilih yang baik dan layak untuk diolah menjadi stik uwi. Selanjutnya dicuci untuk membersihkan uwi dari kotoran tanah dan debu yang menempel pada kulit uwi. Kemudian dilakukan blanching awal untuk menginaktifkan enzim pada bagian kulit dan daging terluar dari uwi putih sehingga pada saat pengupasan dapat mengurangi peristiwa browning. Pada penelitian ini menggunakan metode hot water blanching (perebusan) sebagai blanching awal pada suhu 85 C selama 2 menit untuk semua bahan. Setelah di blanching, uwi dikupas dan dirajang dengan bentuk stik memanjang dengan ukuran tebal + 1 cm dan panjang + 7 cm. Kemudian direndam dalam larutan natrium metabisulfit (;,3; dan,6 mg/l) selama 15 menit. Dilakukan blanching yang kedua ini adalah untuk menginaktifkan enzim, serta memberi pengaruh yang baik terhadap kualitas produk akhir stik uwi yaitu warna dan tekstur. Stik uwi setelah di blanching ditiriskan selama + 3 menit agar air dari proses blanching terpisah dengan baik. Setelah itu uwi dimasukkan kedalam freezer pada suhu -2 C selama 24 jam. Stik uwi yang telah didinginkan, selanjutnya digoreng untuk menjadi produk atau siap santap dengan menggunakan minyak pangan. Pada tahap ini dilakukan dengan dua kali penggorengan yaitu pada suhu + 12 C dan 15 C. Penggorengan awal dilakukan pada minyak dengan 12 C hingga setengah matang + 9 menit kemudian penggorengan kedua dengan suhu 15 C selama + 2 menit. Penggorengan awal ini dilakukan untuk mendapatkan tingkat kematangan yang baik sedangkan untuk penggorengan kedua untuk mendapatkan 4

warna yang diinginkan. Setelah dilakukan proses penggorengan, stik uwi dimasukkan ke dalam spinner selama 2 menit. Spinner ini dilakukan untuk memisahkan minyak goreng pada stik uwi sehingga didapatkan stik uwi dengan kandungan minyak yang rendah akan menambah daya tahan dan kerenyahan dari stik uwi tersebut. HASIL DAN PEMBAHASAN Kadar Air Stik Uwi Analisa kadar air bahan baku uwi putih (Dioscorea alata) segar didapatkan hasil sebesar 82,73%. Kadar air stik uwi putih (Dioscorea alata) yang dihasilkan berkisar antara 6,33-24,13 %. Grafik hubungan perlakuan waktu blanching dan konsentrasi larutan natrium metabisulfit terhadap kadar air ditunjukkan pada Gambar 1. 3 Kadar Air (%) 25 2 15 1 17,9 6.33 24.13 12,47 9,88 16,74 11,66 6,55 21,8 16,88 14,65 8,55 13,81 11,54 9,57 Tanpa natrium metabisulfit,3 mg/l natrium metabisufit,6 mg/l natrium metabisulfit 5 2 4 6 8 Gambar 1. Hubungan Perlakuan Lama Blanching Dan Konsentrasi Larutan Natrium Metabisulfit Terhadap Kadar Air Kadar air terendah terdapat pada stik uwi putih dengan perlakuan tanpa blanching dan konsentrasi natrium metabisulfit sebanyak,3 mg/l. Sedangkan kadar air tertinggi terdapat pada stik uwi putih dengan perlakuan tanpa blanching dan konsentrasi natrium metabisulfit,6 mg/l. Rendahnya kadar air disebabkan karena natrium metabisulfit dapat merusak jaringan stik uwi. Makin tinggi kadar air suatu bahan maka makin rendah kelarutannya. Makin lama waktu perendaman maka makin banyak pati yang terhidrolisa sehingga kelarutannya makin tinggi (Prabowo, 21). Dari analisa sidik ragam diketahui bahwa konsentrasi natrium metabisulfit memberikan pengaruh berbeda nyata terhadap nilai kadar air yang diperoleh. Untuk waktu blanching tidak berpengaruh nyata terhadap nilai kadar air stik uwi putih. Sedangkan untuk kedua kombinasi perlakuan waktu blanching dan konsentrasi natrium metabisulfit tidak memberi pengaruh nyata terhadap nilai kadar air stik uwi putih. Kadar Abu Analisa kadar abu stik uwi putih (Dioscorea alata) yang dihasilkan berkisar antara,2,43%. Grafik hubungan perlakuan waktu blanching dan konsentrasi natrium metabisulfit terhadap kadar abu stik uwi putih yang dihasilkan ditunjukkan pada Gambar 2. 41

Kadar Abu (%).45.4.35.3.25.2.15.1.5,42,43.33,29,26,22,16,13,13,11,9,8,6,3,2 2 4 6 8 tanpa natrium metabisulfit,3 mg/l natrium metabisulfit,6 mg/l natrium metabisulfit Gambar 2. Hubungan Perlakuan Waktu Blanching Dan Konsentrasi Larutan Natrium Metabisulfit Terhadap Kadar Abu Pada nilai kadar abu stik uwi putih tidak menunjukkan adanya pengaruh yang signifikan antara waktu blanching dan konsentrasi natrium metabisulfit. Berdasarkan hasil analisis sidik ragam, perlakuan konsentrasi natrium metabisulfit dan waktu blanching tidak berpengaruh nyata terhadap nilai kadar abu yang diperoleh. Menurut Sudarmadji, et al., (1989), semakin tinggi konsentrasi natrium metabisulfit maka kadar abu pada bahan semakin tinggi. Hal ini terjadi karena pada natrium metabisulfit terdapat mineral Na dan S. Kadar abu ada hubungannya dengan mineral suatu bahan. Kadar Gula Reduksi Analisa kadar gula reduksi stik uwi putih (Dioscorea alata) yang dihasilkan berkisar antara,39,89%. Grafik hubungan antara waktu blanching dan konsentrasi natrium metabisulfit terhadap kadar gula reduksi terhadap kadar gula stik uwi putih ditunjukkan pada Gambar 3. Kadar Gula Reduksi (%) 1..9.8.7.6.5.4.3.2.1.,89,88,77,75,68,69,61,62,63,5,46,48,42,43,39 2 4 6 8 tanpa natrium metabisulfit,3 mg/l natrium metabisulfit,6 mg/l natrium metabisulfit Gambar 3. Hubungan Perlakuan Waktu Blanching Dan Konsentrasi Larutan Natrium Metabisulfit Terhadap Kadar Gula Reduksi Pada nilai kadar abu stik uwi putih tidak menunjukkan pengaruh yang signifikan antara waktu blanching dan konsentrasi natrium metabisulfit. Berdasarkan hasil analisis sidik ragam, perlakuan konsentrasi natrium metabisulfit juga berpengaruh tidak nyata terhadap kadar gula reduksi stik uwi putih. Di sisi lain, perlakuan waktu blanching berpengaruh nyata terhadap kadar gula reduksi stik uwi, sedangkan untuk kombinasi perlakuan natrium metabisulfit dan waktu blanching berpengaruh tidak nyata terhadap kadar gula reduksi stik uwi. Kualitas stik uwi yang baik adalah stik dengan kadar gula reduksi yang rendah. Hal ini disebabkan karena semakin kecil kadar gula reduksi dalam bahan menyebabkan lambatnya proses pencoklatan pada saat penggorengan. Semakin tinggi penambahan konsentrasi natrium metabisulfit maka 42

kadar gula reduksi akan semakin kecil. Natrium metabisulfit menginaktifkan enzim dengan cara mereduksi ikatan disulfida pada enzim sehingga enzim menjadi inaktif (Winarno, 24). Kadar Pati Analisa kadar pati stik uwi putih (Dioscorea alata) yang dihasilkan berkisar antara 36,75 46,1%. Grafik hubungan waktu blanching dan konsentrasi natrium metabisulfit terhadap kadar pati stik uwi putih yang dihasilkan ditunjukkan pada Gambar 4. Kadar Pati (%) 5 45 4 35 3 25 2 15 1 5 45,93 44,96 44,92 46,1 44,62 45,45 44,18 43,36 44,16 43,78 45,53 38,16 42,69 42,4 36,75 2 4 6 8 tanpa natrium metabisulfit,3 mg/l natrium metabisulfit,6 mg/l natrium metabisulfit Gambar 4. Hubungan Perlakuan Waktu Blanching Dan Konsentrasi Larutan Natrium Metabisulfit Terhadap Kadar Pati Sumber keragaman kelompok berpengaruh nyata terhadap kadar pati stik uwi putih. Perlakuan dengan konsentrasi natrium metabisulfit tidak berpengaruh nyata terhadap kadar pati stik uwi putih. Sedangkan perlakuan waktu blanching memberikan pengaruh yang sangat nyata terhadap kadar pati yang dihasilkan. Perlakuan natrium metabisulfit memberi pengaruh tidak nyata karena kandungan dari natrium metabisulfit tidak mempengaruhi komposisi kimia yang terkandung didalam stik uwi sehingga dengan perendaman natrium metabisulfit, kandungan pati dalam stik uwi tetap konstan. Sedangkan untuk pengaruh sangat nyata terhadap kadar pati stik uwi disebabkan karena larutnya pati ke dalam air pada saat proses blanching sehingga terjadi penurunan kadar pati dari uwi segar menjadi stik uwi. Karena kadar air rendah menyebabkan kelarutannya tinggi karena tepung lebih mudah menyebar dalam air. Penurunan kadar pati yang dihasilkan disebabkan karena semakin besar terdegradasinya komponen pati oleh enzim pemecah komponen pati (amylase) (Priestly, 1979). Kerenyahan Analisa kerenyahan stik uwi putih ( Dioscorea alata) yang dihasilkan berkisar antara 1,49 6,46 Kg/cm 2. Grafik hubungan perlakuan perendaman natrium metabisulfit dengan waktu blanching terhadap kerenyahan stik uwi putih ditunjukkan pada Gambar 5. 43

Kerenyahan (Kg/cm) 7 6 5 4 3 2 1 5,66 4,96 3,2 3,82 1,49 2,88 6,46 5,39 4,87 3,12 2,64 2,7 2,25 1,96 1,58 tanpa natrium metabisulfit,3 mg/l natrium metabisulfit,6 mg/l natrium metabisulfit 2 4 6 8 Gambar 5. Hubungan Perlakuan Waktu Blanching Dan Konsentrasi Larutan Natrium Metabisulfit Terhadap Kerenyahan Dari analisis perhitungan sidik ragam, diketahui bahwa sumber keragaman kelompok berpengaruh tidak nyata terhadap kerenyahan stik uwi putih yang dihasilkan. Perlakuan dengan konsentrasi natrium metabisulfit memberikan pengaruh sangat nyata terhadap kerenyahan stik uwi putih sedangkan untuk perlakuan waktu blanching berpengaruh nyata terhadap kerenyahan stik uwi putih. Perlakuan natrium metabisulfit dan waktu blanching berpengaruh beda sangat nyata.semakin tinggi suhu pemasakan, semakin besar air yang teruapkan sehingga kadar air semakin rendah. Kadar air yang rendah menghasilkan tekstur yang lebih keras. Hal ini sesuai dengan Sudarmadji dkk. (1989) yang mengatakan bahwa semakin lama pemasakan akan menghasilkan kadar air yang semakin rendah dan kadar air yang semakin rendah akan menghasilkan tekstur yang lebih keras. Hubungan Kadar Air, Kadar Abu, Kadar Pati, Kadar Gula Reduksi, Kerenyahan dan Warna Stik Uwi Putih Grafik hubungan waktu blanching dan konsentrasi natrium metabisulfit terhadap kadar air, kadar abu, kadar pati, kadar gula, kerenyahan dan warna stik uwi ditunjukkan pada Gambar 6. Dengan konsentrasi natrium metabisulfit yaitu N : tanpa natrium metabisulfit, N1 :,3 mg/l natrium metabisulfit dan N2 :,6 mg/l natrium metabisulfit serta waktu blanching yaitu T : tanpa blanching, T2 : 2 detik, T4 : 4 detik, T6 : 6 detik dan T8 : 8 detik. Hubungan kadar air dengan warna cenderung berbanding lurus. Pada grafik kadar air naik, grafik warna juga menunjukkan arah naik dan begitu sebaliknya. Hubungan kadar air dengan kadar abu yaitu cenderung tidak mempengarui, dimana pada grafik warna fluktuasi perubahan pada setiap sampel sangat tajam, sedangkan pada garfik kadar abu cenderung konstan dengan perubahan yang tidak terlalu besar. Hubungan kadar air dengan kadar gula reduksi berbanding terbalik, karena semakin tinggi kadar air maka kadar gula reduksi semakin rendah. Hal ini bisa dikarenakan banyaknya kandungan gula reduksi yang terhidrolisis oleh air pada stik uwi. Selanjutnya hubungan kadar air dengan kerenyahan yaitu berbanding terbalik, dimana semakin sedikitnya kadar air dalam stik uwi maka stik uwi yang dihasilkan akan semakin renyah. Kadar air dan kadar pati berbanding lurus. Pada Gambar 6 terlihat dengan jelas bahwa kadar air yang rendah selalu diikuti kadar pati yang rendah. Hal ini dikarenakan bahwa pada stik uwi dengan kadar air rendah, menyebabkan kadar pati juga ikut rendah karena pati ikut larut atau keluar bersama air yang keluar dari dalam stik uwi. 44

5 4 Satuan % dan KG/cm2 45 4 35 3 25 2 15 1 5 35 3 25 2 15 1 5 Satuan Warna NT NT2 NT4 NT6 NT8 N1T N1T2 N1T4 N1T6 N1T8 N2T N2T2 N2T4 N2T6 N2T8 kadar air (%) Kadar Abu (%) Kerenyahan (Kg/cm2) Kadar Pati (%) Kadar Gula Reduksi (%) Warna NT : Tanpa natrium metabisulfit, tanpa blanching NT2 : Tanpa natrium metabisulfit, blanching 2 detik NT4 : Tanpa natrium metabisulfit, blanching 4 detik NT6 : Tanpa natrium metabisulfit, blanching 6 detik NT8 : Tanpa natrium metabisulfit, blanching 8 detik N1T :,3 mg/l natrium metabisulfit, tanpa blanching N1T2 :,3 mg/l natrium metabisulfit, blanching 2 detik N1T4 :,3 mg/l natrium metabisulfit, blanching 4 detik N1T6 :,3 mg/l natrium metabisulfit, blanching 6 detik N1T8 :,3 mg/l natrium metabisulfit, blanching 8 detik N2T :,6 mg/l natrium metabisulfit, tanpa blanching N2T2 :,6 mg/l natrium metabisulfit, blanching 2 detik N2T4 :,6 mg/l natrium metabisulfit, blanching 4 detik N2T6 :,6 mg/l natrium metabisulfit, blanching 6 detik N2T8 :,6 mg/l natrium metabisulfit, blanching 8 detik Gambar 6. Grafik Hubungan Kadar Air, Kadar Abu, Kadar Pati, Kadar Gula Reduksi, Kerenyahan Dan Warna Dengan Perlakuan Waktu Blanching dan Konsentrasi Natrium metabisulfit Perlakuan Terbaik Penentuan perlakuan terbaik menggunakan metode indeks efektivitas ( effectiveness index) (De Garmo, et al., 1984) adalah pada perlakuan tanpa natrium metabisulfit dan waktu blanching 8 detik yaitu sebesar,67. KESIMPULAN Waktu blanching berpengaruh nyata terhadap karakter fisik dan kimia stik uwi putih. Terhadap kadar air dan kadar abu, waktu blanching tidak berpengaruh nyata, namun berpengaruh nyata terhadap kerenyahan dan gula reduksi (,39%) serta berpengaruh sangat nyata terhadap kadar pati (46,1%). Konsentrasi natrium metabisulfit berpengaruh nyata terhadap karakter fisik dan kimia stik uwi putih. Terhadap kadar air (6,33%), konsentrasi natrium metabisulfit berpengaruh nyata, namun tidak berpengaruh nyata terhadap kadar abu (,15%), kadar pati dan kadar gula reduksi dan berpengaruh sangat nyata terhadap kerenyahan (1,485 Kg/cm 2 ). Pada warna stik uwi paling terang terdapat pada perlakuan 45

konsentrasi natrium metabisulfit,3 mg/l dan waktu blanching 8 detik. Sedangkan interaksi antara waktu blanching dan konsentrasi natrium metabisulfit berpengaruh sangat nyata terhadap kadar pati. Perlakuan terbaik berdasarkan stik uwi yang disukai panelis untuk warna terdapat pada perlakuan tanpa natrium metabisulfit dan waktu blanching 6 detik serta pada perlakuan konsentrasi natrium metabisulfit,6 mg/l dan waktu blanching 4 detik. Untuk rasa terdapat pada perlakuan waktu blanching 4 detik dengan konsentrasi natrium metabisulfit,3 mg/l dan,6 mg/l. Untuk kerenyahan terdapat pada perlakuan konsentrasi natrium metabisulfit,3 mg/l dan waktu blanching 4 detik. Dan untuk aroma terdapat pada perlakuan tanpa natrium metabisulfit dan waktu blanching 6 detik serta konsentrasi natrium metabisulfit,6 mg/l dan waktu blanching 4 detik. Perlakuan tanpa natrium metabisulfit dan waktu blanching 8 detik merupakan perlakuan terbaik berdasarkan uji indeks efektivitas dengan NP,67. DAFTAR PUSTAKA De Garmo, E. D., W. G. Sullivan and J. R. Canada. 1984. Engineering Economics. Mc. Millan Publishing Company. New York Fauzi, M. 26. Analisa Pangan dan Hasil Pertanian. Handout. FTP UNEJ. Jember. Francis, F. J. 1982. Anthocyanin as Food Colour. Academic Press. New York. Harrow, B. 1946. Textbook of Biochemistry. W. B. Saunder Company. London. Prabowo, B. 21. Kajian Sifat Fisikokimia Tepung Millet Kuning Dan Tepung Millet Merah. Skripsi. Program Studi Teknologi Hasil Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta. Priestly. R. J. 1979. Effects of Heating On Food Stuff Applied Science. Publisher Ltd. London Rubatzky dan Yamaguchi. 1998. Sayuran Dunia I/rinsip, Produksi & Gizi Edisi II. Penerbit ITB. Bandung Sudarmadji. S. H. dan Suhardi. 1984. Prosedur Analisa untuk bahan Makanan dan Pertanian. (Edisi ketiga). Liberty. Yogyakarta. Sudarmadji, S., B. Haryono., Suhadi. 1989. Analisis Bahan Makanan dan Pertanian. Edisi I Cetakan Pertama. Liberty. Yogyakarta. Sudarmaji, S., B. Haryono dan Suhardi. 1997. Analisis Bahan Makanan dan Hasil pertanian. Edisi ke 2. Pusat Antar Universitas Ilmu Pangan dan Gizi UGM. Yogyakarta TA-XT Plus. 21. Texture Analyser for Food Testing Application. http://www.njcforce.com/materials%2testing/ta%2plus%2with%2grips.pdf (9 Maret 215). William. M. and B. S. Walter. 1982. Effect of Lye Delling Condition on sweet Potato Tissue. Journal of Food Science. Winarno F. G. 24. Kimia Pangan dan Gizi. PT Gramedia Pustaka Utama. Jakarta. 46