Analisis Performansi Perawatan Pada Mesin Bending KOMATSU PT. METAPLAS CITRA CEMERLANG

dokumen-dokumen yang mirip
Sistem Manajemen Maintenance

ANALISA SITEM PENJADWALAN PERAWATANMESIN DEPARTEMEN UTILITY DI PT.INDORAMA SYNTHETICS, Tbk DENGAN MENGGUNAKAN METODE MTBF

BAB 2 LANDASAN TEORI. Pendapat tersebut sejalan dengan pendapat Stephens (2004:3), yang. yang diharapkan dari kegiatan perawatan, yaitu :

IMPLEMENTASI TOTAL PRODUCTIVE MAINTENANCE DI DEPARTEMEN NON JAHIT PT. KERTA RAJASA RAYA

Analisis Perhitungan Nilai Overall Equipment Effectivness Pada Mesin Gang Rip Saw. (Studi Kasus CV Cipta Usaha Mandiri)

PERHITUNGAN DAN ANALISIS NILAI OVERALL EQUIPMENT EFFECTIVITY (OEE) PADA CYLINDER HEAD LINE PT. TOYOTA MOTOR MANUFACTURING INDONESIA JAKARTA

Analisis Efektivitas Mesin Batching Plant 1 dan Mesin Batching Plant 2 dengan Overall Equipment Effectiveness Pada PT. X

BAB IV ANALISIS HASIL PENGOLAHAN DATA

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Pengantar Manajemen Pemeliharaan. P2M Departemen Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Indonesia

Kata Kunci Life Cycle Cost (LCC), Overall Equipment Effectiveness (OEE), Six Big Losses

PENERAPAN SISTEM PERAWATAN TERPADU DALAM UPAYA MENINGKATKAN KONDISI OPERASIONAL PERALATAN WORKSHOP DAN LABORATORIUM

BAB II LANDASAN TEORI

PRESENTASI SIDANG SKRIPSI. September

PENJADWALAN PERAWATAN MESIN PAKU DI PT. PRIMA WARU INDUSTRI

Analisa Total Productive Maintenance pada Mesin Machining Center pada PT. Hitachi Power System Indonesia (HPSI) Dengan Menggunakan Metode

Jl. Kaliurang Km 14.4 Sleman, DIY ,2) ABSTRAK

PENENTUAN JADWAL PERAWATAN MESIN POMPA MELALUI ANALISIS KEANDALAN PADA PDAM GUNUNG LIPAN, SAMARINDA SEBERANG, KALIMANTAN TIMUR

Seminar Nasional IENACO 2015 ISSN

PERHITUNGAN DAN ANALISIS NILAI OVERALL EQUIPMENT EFFECTIVENESS (OEE) PADA LINE POUCH PT.XYZ

STUDI KASUS PENINGKATAN OVERALL EQUIPMENT EFFECTIVENESS (OEE) MELALUI IMPLEMENTASI TOTAL PRODUCTIVE MAINTENANCE (TPM)

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

ANALISIS PERHITUNGAN EFEKTIFITAS MESIN FILLER LINE LAB MENGGUNAKAN METODE OVERALL EQUIPMENT EFFECTIVENESS (OEE) (Studi Kasus di PT.

PENGUKURAN PRODUKTIFITAS MESIN UNTUK MENGOPTIMALKAN PENJADWALAN PERAWATAN (STUDI KASUS DI PG LESTARI)

BAB V ANALISIS PEMECAHAN MASALAH Analisis Perhitungan Overall Equipmenteffectiveness (OEE).

BAB IV METODE PENELITIAN

Analisis Kebijakan Maintenance dengan Mempertimbangkan Biaya Maintenance Teroptimal pada Sub Bagian Forklift PT Pura Barutama PM 5/6/9 Kudus

Maintenance and Reliability Decisions

SKRIPSI PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS BHAYANGKARA JAKARTA RAYA

Analisis Pemeliharaan Mesin Raw Mill Pabrik Indarung IV PT Semen Padang

BAB I PENDAHULUAN. berperan sebagai pengolah bahan mentah kelapa sawit untuk menghasilkan minyak

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

T U G A S A K H I R. Diajukan guna melengkapi sebagai syarat. Dalam mencapai gelar Sarjana Strata Satu (S1) DISUSUN OLEH : : Puguh Mursito adi

Prosiding SNATIF Ke-1 Tahun ISBN:

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. tersebut adalah performance mesin yang digunakan (Wahjudi et al., 2009). Salah

PENERAPAN MANAJEMEN PERAWATAN PADA MESIN STAMP AND CUTTING OUTER CASING DI PT. HARAPAN CITRA JAYA BATAM

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

PENJADWALAN PREVENTIVE MAINTENANCE MESIN B.FLUTE PADA PT AMW

Total Productive Maintenance (TPM) Sistem Perawatan TIP FTP UB Mas ud Effendi

BAB I PENDAHULUAN. operasi pada suatu perusahaan adalah kesiapan mesin mesin produksi dalam. diperlukan adanya suatu sistem perawatan yang baik.

Analisis Performance Maintenance pada Crane Kato 35 Ton dengan Metode Total Productive Maintenance di PT. Shinko Plantech

BAB 3 LANDASAN TEORI

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

Total Productive Maintenance (TPM) Sistem Perawatan TIP FTP UB Mas ud Effendi

Evaluasi Efektivitas Mesin Creeper Hammer Mill dengan Pendekatan Total Productive Maintenance (Studi Kasus: Perusahaan Karet Remah di Lampung Selatan)

TUGAS AKHIR ANALISIS PENGUKURAN PRODUKTIVITAS MESIN CNC DI PT. RAJA PRESISI SUKSES MAKMUR DENGAN METODE OVERALL EQUIPMENT EFFECTIVENESS (OEE)

PENGUKURAN MANAJEMEN PERAWATAN MENGGUNAKAN METODE TOTAL PRODUCTIVE MAINTENANCE

ANALISA TOTAL PRODUCTIVE MAINTENANCE DENGAN MENGGUNAKAN METODE TOTAL PRODUCTION RATIO PADA ALUMUNIUM DIE CASTING DI PT SEMPANA JAYA AGUNG

Mutmainah, Febriana Dewi Fakultas Teknik Industri Universitas Muhammadiyah Jakarta ABSTRAK

BAB 3 METODE PENELITIAN

ANALISA KEEFEKTIFAN MESIN OVERHEAD CRANE DENGAN METODE OVERALL EQUIPMENT EFFECTIVENESS (OEE) DI PT BUKAKA TEKNIK UTAMA DIVISI BOARDING BRIDGE

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB V ANALISA DAN PEMECAHAN MASALAH

AKTIFITAS UNTUK MENINGKATKAN EFISIENSI KEGIATAN PERAWATAN

SKRIPSI USULAN PERENCANAAN PERAWATAN PADA MESIN CURING MENGGUNAKAN METODE RCM II (RELIABILITY CENTERED MAINTENANCE II)

Universitas Widyatama

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

Analisis Availability Mesin Kompressor Dengan Penerapan TPM Dalam Produksi Blowing Agent Di PT. Dong Jin

Analisis OEE (Overall Equipment Effectiveness) pada Mesin Discmill di PT Tom Cococha Indonesia

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II KERANGKA TEORITIS

BAB I PENDAHULUAN. masalah dalam mesin/peralatan produksi, misalnya mesin berhenti secara tiba-tiba,

Upaya Penurunan Downtime pada Mesin Moulding di PT. X

Nia Budi Puspitasari, Avior Bagas E *) Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro Jl. Prof. Sudharto, Tembalang, Semarang

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

PREVENTIVE MAINTENANCE

1. Tingkat efectivitas dan efisiensi mesin yang diukur adalah dengan Metode Overall

USULAN INTERVAL PERAWATAN KOMPONEN KRITIS PADA MESIN PENCETAK BOTOL (MOULD GEAR) BERDASARKAN KRITERIA MINIMASI DOWNTIME

Implementasi Metode Overall Equipment Effectiveness Dalam Menentukan Produktivitas Mesin Rotary Car Dumper

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PERANCANGAN RCM UNTUK MENGURANGI DOWNTIME MESIN PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR ALUMINIUM RCM TO REDUCE DOWNTIME MACHINE AT ALUMINIUM MANUFACTURING

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB II LANDASAN TEORI

Tri Yuningsih¹,Refdilzon Yasra²,HeryIrwan³ ABSTRAK

BAB III METODELOGI PENELITIAN

BAB II LANDASAN TEORI

1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

AUTONOMOUS MAINTENANCE UNTUK MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS PRODUKSI DI PILOT LINE FACTORY 4

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. menciptakan barang dan jasa yang ditawarkan perusahaan kepada. perusahaan tersebut seperti man, machine, material, methode serta

MODEL SIMULASI PENGALOKASIAN JUMLAH MONTIR PERAWATAN MESIN DI PT. ISTW SEMARANG

BAB V ANALISA HASIL. sebelumnya menggunakan metode OEE maka dapat disimpulkan bahwa hasil

BAB II LANDASAN TEORI

PENGUKURAN KINERJA OPERASIONAL MELALUI IMPLEMENTASI TOTAL PRODUCTIVE MAINTENANCE DI PT. XYZ

BAB 2 LANDASAN TEORI

Manajemen Montir dalam Perbaikan Mesin berdasarkan Simulasi Discrete-Event (Studi Kasus: PT. ISTW Semarang)

BAB III LANDASAN TEORI

PENINGKATAN KINERJA MESIN DENGAN PENGUKURAN NILAI OEE PADA DEPARTEMEN FORGING DI PT. AAP

Analisis Overall Equipment Effectiveness dalam Meminimalisasi Six Big Losses pada Area Kiln di PT. Semen Indonesia (Persero) Tbk.

ANALISIS TOTAL PRODUCTIVE MAINTENANCE PADA LINI PRODUKSI MESIN PERKAKAS GUNA MEMPERBAIKI KINERJA PERUSAHAAN

1 BAB I PENDAHULUAN. ini disebabkan karena tim perbaikan tidak mendapatkan dengan jelas

BAB II LANDASAN TEORI

Transkripsi:

Analisis Performansi Perawatan Pada Mesin Bending KOMATSU PT. METAPLAS CITRA CEMERLANG Agvirillia Melinda Astridenia, Hery Suliantoro, *) Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro Jl. Prof Soedarto, SH Tembalang Semarang 50239 Telp (024) 7460052 Melinda.astridenia@gmail.com Abstrak PT Metaplas Citra Cemerlang merupakan perusahan yang memproduksi electrical panel dan memberikan jasa metal processing. Menjaga kualitas dari produk yang dihasilkan dengan mengetahui dan memahami secara detail mengenai permasalahan yang dihadapi dalam proses produksi. Buruknya manajemen perawatan akan menurunkan fungsi mesin hingga mesin mengalami kerusakan, dan akan menurunkan kualitas dari produk yang dihasilkan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui performansi perawatan mesin pada PT Metaplas Citra Cemerlang dengan mencari nilai MTBF (Mean Time Between Failure), MTTR (Mean Time To Repair), dan Availability. Dari hasil perhitungan diketahui mesin bending Komatsu yang paling tinggi frekuensi kerusakannya, penyebab kerusakan yang paling sering terjadi diantaranya PLC, monitor RAM Top eror, dan Fan Servo Valvt yang mati. Kata Kunci : Perawatan, Total Productive Maintenance, Performansi Perawatan, MTBF, MTTR, Availability. Abstract PT Metaplas Citra Cemerlang is a company that produces electrical panels and provides metal processing services. Maintaining the quality of products produced by knowing and understanding in detail the problems faced in the production process. Poor management of care will reduce the function of the machine until the engine suffered damage, and lowers the quality of products produced. This study aims to determine the performance of engine maintenance at PT Citra Cemerlang Metaplas to find the value of MTBF ( Mean Time Between Failure), MTTR ( Mean Time To Repair ), and Availability. From the results of the calculation are known bending machines Komatsu highest frequency of damage, causes the most damage often occurs among PLC, monitor RAM Top error, and Fan Servo Valvt dead. Keywords : Maintenance, Total Productive Maintenance, Performance Maintenance, MTBF, MTTR, Availability.

1. Pendahuluan Kegiatan proses produksi yang berjalan di suatu perusahaan sangat ditentukan oleh peralatan dan terutama mesin mesin yang memiliki kondisi baik sehingga dapat melakukan fungsinya dengan baik yang akan menciptakan kondisi baik sehingga dapat melakukan fungsinya dengan baik yang akan menciptakan suatu produktivitas yang tinggi. Hal tersebut juga yang terjadi pada PT Metaplas Citra Cemerlang yang merupakan perusahaan yang bergerak dengan sistem make to order, sehingga perusahaan selalu dituntut untuk melakukan peningkatan produktivitas secara total. Proses produksi yang berjalan pada kegiatan pembuatan cabinets dan electrical panel merupakan kegiatan utama yang dilakukan perusahaan ini. Oleh karena itu, sangat penting bagi perusahaan untuk menjaga kualitas dari produk yang dihasilkan dengan mengetahui dan memahami secara detail mengenai permasalahan yang dihadai dalam proses produksi. Kualitas atau mutu suatu produk dipengaruhi oleh banyak faktor, salah satunya yang merupakan faktor paling penting adalah mesin produksi. Mesin produksi merupakan alat yang paling berpengaruh dan paling penting dalam proses produksi dalam sebuah industri. Namun performa suatu mesin akan menurun seiring dengan semakin lama usianya dan semakin sering digunakan, tidak akan bisa sebaik ketika masih baru. Dibutuhkan perawatan (maintenance) terhadap mesin agar kondisinya sama dengan ketika masih baru, atau setidaknya berada dalam kondisi wajar untuk melakukan operasi. Buruknya manajemen perawatan akan menurunkan fungsi mesin hingga mesin mengalami kerusakan. Akibatnya kapasitas produksi menurun dan kualitas produk yang dihasilkan bisa saja tidak sesuai dengan spesifikasi yang diharapkan. Oleh karena itu, untuk mendapatkan mesin yang dapat terjaga keandalannya dan menghasilkan produk yang berkualitas dibutuhkan suatu konsep yang baik. Total Productive Maintenance (TPM) merupakan sebuah konsep yang baik yang dapat merealisasikan hal tersebut dimana konsep ini membantu perusahaan untuk meningkatkan efektivitas peralatan produksi. Konsep tersebut tidak hanya bertujuan untuk merawat semua fasilitas produksi, pada konsep ini juga melibatkan semua personil dalam perusahaan. Sistem produksi pada PT Metaplas Citra Cemerlang menggunakan berbagai jenis mesin yang jumlahnya lebih dari sepuluh jenis mesin dari yang terdiri dari mesin manual maupun tidak. Mesin mesin yang digunakan diantaranya Bending Komatsu, Laser Cut Trulaser 2525, Laser Mark Trupmf, dan lain sebagainya. Dari pengamatan yang dilakukan terlihat bahwa mesin Bending Komatsu merupakan mesin yang mempunyai frekuensi breakdown terbesar diantara jenis mesin yang lain. Akibat kerusakan mesin, proses produksi menjadi tersendat dan tidak dapat memenuhi target yang ditentukan. Oleh karena itu, perusahaan akan selalu berusaha mengidentifikasi breakdown dan faktor penyebabnya serta bagaimana usaha penanggulangannya untuk meminimalkan terjadinya breakdown tersebut.

PT Metaplas Citra Cemerlang memiliki beberapa mesin produksi, namun yang memiliki frekuensi breakdown terbesar adalah mesin Bending Komatsu. Padahal apabila terdapat satu mesin yang mengalami kerusakan maka proses produksi menjadi tersendat dan tidak dapat memenuhi target yang ditentukan. Untuk itu penelitian ini dilakukan dengan tujuan melakukan perhitungan performance maintenance mesin dan melakukan analisa terjadinya breakdown mesin yang memiliki frekuensi terbesar. 2. Kajian Literatur Sistem Perawatan Maintenance merupakan bagian pelaksanaan pemeliharaan dan perawatan mesin-mesin maupun fasilitas produksi lainnya supaya dapat berjalan dengan baik, lancar dengan tujuan dapat memberikan hasil produksi dengan tujuan dapat memberikan hasil produksi dengan kualitas yang baik, selain itu agar umur masin dapat diusahakan diperpanjang melebihi umur penyusutannya (Corder, 1988). Kegiatan perawatan atau maintenance merupakan kegiatan yang penting dalam suatu industri agar produksi dapat berjalan lancar. Dalam usaha untuk dapat menggunakan terus fasilitas atau peralatan-peralatan produksi agar kontinuitas produksi dapat terjamin, maka dibutuhkan kegiatan-kegiatan pemeliharaan dan rawatan yang meliputi kegiatan pengecekan dan perbaikan atau reparasi atas kerusakankerusakan yang ada serta penggantian spare part atau komponen yang terdapat pada fasilitas tersebut. Semua kegiatan ini sebenarnya merupakan tugas maintenance. Totap Productive Maintenance Total Productive Maintenance merupakan suatu filosofi yang bertujuan memaksimalkan efektivitas dari fasilitas yang digunakan di dalam industri, yang tidak hanya dialamatkan pada perawatan saja tapi pada semua aspek dari operasi dan instalasi, dari fasilitas produksi termasuk juga didalamnya peningkatan motivasi dari orang-orang yang bekerja dalam perusahaan tersebut. Komponen dari TPM secara umum terdiri atas 3 bagian, yaitu (Stok dan Amelia, 2001) : Total Approach, merupakan suatu pendekatan dimana semua orang ikut terlibat, bertanggung jawab dan menjaga pelaksanaan TPM Productive Action, merupakan sikap proaktif dari seluruh karyawan terhadap kondisi dan operasi dari fasilitas produksi. Maintenance, merupakan pelaksanaan perawatan dan peningkatan efektivitas dari fasilitas dan kesatuan operasi produksi. Tujuan utama dari TPM adalah : 1. Mengurangi waktu (delay) saat operasi. 2. Meningkatkan avaibility (ketersediaan), menambah waktu yang produktif. 3. Meningkatkan umur peralatan. 4. Melibatkan pemakai peralatan dalam perawatan, dibantu oleh personil maintenance. 5. Melaksanakan preventive maintenance (regular dan condition based). 6. Meningkatkan kemampuan merawat peralatan, dengan menggunakan expert system untuk mendiagnosis serta

mempertimbangkan langkah-langkah perancangannya. Tools yang dipergunakan dalam metode TPM adalah : teamwork, preventive maintenance, housekeeping, training, Autonomous Maintenance, serta work standardization. 1. Teamwork Teamwork merupakan sekumpulan individu yang bekerjasama, memiliki serangkaian nilai,sikap, dan perilaku serta saling tergantung antara satu dengan yang lain dalam mencapai suatu tujuan tertentu. 2. Preventive Maintenance Preventive Maintenance adalah aktivitas perawatan yang dilakukan sebelum terjadinya kegagalan atau kerusakan pada sebuah sistem atau komponen, dimana sebelumnya sudah dilakukan perencanaan dengan pengawasan yang sistematik, deteksi, dan koreksi, agar sistem atau komponen tersebut dapat mempertahankan kapabilitas fungsionalnya. 3. Housekeeping Housekeeping merupakan metodologi organisasi untuk tempat kerja, menggunakan lima huruf jepang yang diterjemahkann ke Inggris dimulai dengan huruf S. 5S adalah filosofi dan suatu cara dari mengorganisir dan mengatur tempat kerja serta aliran kerja dengan meningkatkan efisiensi sehingga dapat mengeliminasi waste, meningkatkan aliran proses dan mengurangi ketidakstabilan dalm proses 4. Trainning Trainning adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan dengan beberapa metode yang bertujuan untuk mengembangkan potensi individu dan organisasi, pelatihan operasional pengembangan. 5. Autonomous Maintenance Autonomous Maintenance adalah salah satu bentuk pemeliharaan secara mandiri yang dilakukan oleh operator, yang memberikan tanggung jawab pada operator terhadap fasilitas yang digunakan, melakukan aktivitas perawatan fasilitas sendiri, operator dilatih, dibangun, dan didorong untuk membersihkan, melumasi, memeriksa, melakukan perbaikan sederhana terhadap setiap kerusakan yang terjadi pada fasilitasnya. Performance Maintenance Performance maintenance terdiri dari 3 bagian (Kostas N. D, 1981): Reliability adalah kemungkinan (probabilitas) dimana peralatan dapat beroperasi dibawah keadaan normal dengan baik. Mean Time Between Failure (MTBF) adalah rata rata waktu suatu mesin dapat dioperasikan sebelum terjadinya kerusakan. MTBF ini dirumuskan sebagai hasil bagi dari total waktu pengoperasian mesin dibagi dengan jumlah/frekuensi kegagalan pengoperasian mesin karena breakdown. Hasil perhitungannya dapat dilihat pada tabel dibawah ini :

Maintainability adalah suatu usaha dan biaya untuk melakukan perawatan (pemeliharaan). Suatu pengukuran dari maintainability adalah Mean Time To Repair (MTTR), tingginya MTTR mengindikasikan rendahnya maintainability. Dimana MTTR merupakan indikator kemampuan (skill) dari operator maintenance mesin dalam menangani atau mengatasi setiap masalah kerusakan. Dimana Breakdown Time adalah termasuk waktu menunggu untuk repair, waktu yang terbuang untuk melakukan repair, waktu yang terbuang untuk melakukan pengetesan dan mendapatkan peralatan yang siap untuk mulai beroperasi. Availability adalah proporsi dari waktu peralatan/mesin yang sebenarnya tersedia untuk melakukan suatu pekerjaan dengan waktu yang ditargetkan seharusnya tersedia untuk melakukan suatu pekerjaan. Atau dengan definisi lain bahwa availability adalah ratio untuk melihat line stop ditinjau dari aspek breakdown saja. Satu pengukuran dari availability (A) adalah : perusahaan. Data data yang diambil adalah data kerusakan mesin pada periode Desember 2013 hingga Mei 2014 dengan rata-rata waktu set up adalah 15 menit. Pengolahan data dilakukan untuk menghitung performance maintenance untuk mengetahui performansi perawatan mesin dengan mencari nilai MTBF (Mean Time Between Failure), MTTR (Mean Time To Repair), dan Availability. 4. Hasil dan Pembahasan Gambaran singkat mengenai frekuensi kerusakan mesin pada perusahaan, yang dapat dilihat pada tabel 1. Tabel 1. Data Frekuensi Kerusakan Mesin No. Jenis Mesin Freq Waktu 1 KAESER SK 19 2 600 2 KRISBOW KW13 2 600 3 BURNER OVEN POWER 1 540 4 BURNER OVEN THREATMENT 2 540 5 SPOT WELDING MACHINE 2 150 6 HITACHI INVERTER PAIR 300 P4 3 2040 7 MILLER CO2 MIGMATIC 273 2 600 8 MILLER CO2 MIGMATIC 333 2 600 9 MILLER ARGON 2 600 10 CO2 CORD 253C SAFRO 1 150 11 ROBOT MOTOMAN 1 540 12 ARGON HERCULES P1 315 1 60 13 CUT WHEEL 2 600 14 SURFACE GRINDING KGS-250 1 60 15 GERINDA GREIFZ 2 75 16 GERINDA SANCO 2 50 17 MESIN BUBUT 2 600 3. Metode Penelitian Penelitian dilakukan dengan menggunkan data primer yaitu dengan melakukan observasi secara langsung dilapangan dan melakukan wawancara pada bagian maintenance 18 MILLING FIRST LC-185VN 1 540 19 DRILL MANUAL 1 25 20 PUNCH FINN POWER 5 90 21 PUNCH TRUMPF 5 30 22 BENDING FOLDING RAS 3 750

Tabel 1. Data Frekuensi Kerusakan Mesin (lanjutan) No. Jenis Mesin Freq Waktu 23 BENDING YSD 6 360 24 BENDING FINN POWER 3 1140 25 BENDING KOMATSU 12 3480 26 SHEARING KOMASU 2 570 27 PEMSETER H4-1684 2 120 28 LASER CUT TRULASER 2525 9 540 29 LASER MARK TRUPMF 2 600 30 GENSET STAMFORD 1 540 31 FORKLIFT TCM 5 1920 32 FORKLIFT SAMSUNG 5 840 Dari data kerusakan mesin yang ada dilakukan rekap terhadap mesin mesin apa saja yang sering mengalami kerusakan, frekuensi terjadinya, serta lamanya waktu kerusakan. Frekuensi kerusakan mesin berdasarkan waktu kerusakan dapat dilihat pada gambar 1. Berikut lamanya kerusakan dan penyebab kerusakan pada mesin Bending Komatsu diampilkan pada tabel 2. Tabel 2. Data Record Perbaikan Mesin Bending Komatsu No. Problem Freq. Downtime 1 Fan Servo Valvt mati 2 90 2 M/C tidak bisa beroperasi 1 40 3 PLC bermasalah 3 2890 4 Power Suplay mati 1 45 5 Relay Coil putus 1 20 6 Fan Pendingin Oil mati 1 30 7 Mesin tidak bisa Ram Top 1 125 8 Monitor Ram Top error 2 240 Total 12 3480 Dari kerusakan yang terjadi dilakukan identifikasi penyebab kerusakan pada mesin Bending Komatsu yang dapat dilihat pada gambar 2. Manusia Metode Kurang hati-hati dan teliti Tidak bisa ram top Monitor error Kurang pelatihan Kejenuhan Fan mati PLC bermasalah Zero Position Power cut PLN Kerusakan Mesin Gambar 1. Grafik Distribusi Frekuensi Kerusakan Mesin Dari grafik di atas, terlihat bahwa mesin yang paling sering mengalami kerusakan dengan breakdown time terbesar terjadi pada mesin Bending Komatsu. Frekuensi breakdown pada mesin Bending Komatsu selama periode Desember 2013 sampai Mei 2014 adalah sebanyak 12 kali. Breakdown time mesin Bending Komatsu selama periode Desember 2013 sampai Mei 2014 adalah 2890 menit. Mesin Lingkungan Gambar 2. Diagram Penyebab Kerusakan Mesin Bending Komatsu Penanggulangan kerusakan yang dapat dilakukan, diantaranya menjalankan preventive maintenance secara berkala dimana dilakukan pencucian filter dan penggantian oli mesiin, mengganti fan yang rusak, membersihkan power suplay secara rutin, melakukan pengecekan pada PCB, memanggil teknisi dari luar, mengganti Relay Coil yang putus, serta

Periode mengecek dan memasang baut PCB pada board monitor. Untuk mengetahui performance maintenance pada PT Metaplas Citra Cemerlang, perlu dicari terlebih dahulu loading time dan total operating time seperti pada tabel 3. dan tabel 4. Jam Kerja Tabel 3. Loading Time Set Up Istirahat Others Loading Time Desember 16.800 1.260 2.520 675 12.345 Januari 16.800 1.200 2.400 1.610 11.590 Febuari 16.800 1.200 2.400 600 12.600 Maret 16.800 1.200 2.400 600 12.600 April 16.800 1.260 2.520 630 12.390 Mei 16.800 1.080 2.160 540 13.020 Periode Tabel 4. Total Operating Time Freq. Breakdown Total Operation Time Loading Breakdown Total Desember 2 12.345 90 12.255 Januari 3 11.590 580 11.010 Febuari 0 12.600 0 12.600 Maret 0 12.600 0 12.600 April 5 12.390 2.570 9.820 Mei 2 13.020 240 12.780 MTBF adalah indikator keandalan (reliability) sebuah mesin. Penurunan nilai MTBF menyatakan bahwa keandalan dari mesin dapat beroperasi menurun, karena banyaknya waktu terjadinya kerusakan. Sebaliknya Kenaikan nilai MTBF menandakan bahwa mesin memiliki keandalan yang baik. Hasil perhitungan MTBF dapat dilihat pada tabel 5. Tabel 5. MTBF Periode Menit Jam Desember 6.128 102,13 Januari 3.670 61,17 Tabel 5. MTBF (lanjutan) Periode Menit Jam Febuari ~ ~ Maret ~ ~ April 1.964 32,73 Mei 6.390 106,5 MTTR adalah indikator kemampuan (skill) dari bagian maintenance untuk menangani atau mengatasi setiap masalah kerusakan pada mesin. MTTR dapat dilihat pada tabel 6. Tabel 6. MTTR Periode Menit Jam Desember 45 0,75 Januari 193,3 3,22 Febuari 0 0 Maret 0 0 April 514 8,57 Mei 120 2 Hasil perhitungan Availability adalah rasio untuk melihat kondisi line stop yang ditinjau dari aspek breakdown saja. Hasil perhitungan availability dapat dilihat pada tabel 7. Periode Tabel 7. Availability Availability Desember 99,27 % Januari 95 % Febuari 100 % Maret 100 % April 79,26 % Mei 98,16 % 5. Kesimpulan 1) Pada PT Metaplas Citra Cemerlang terdapat tiga jenis mesin yang paling sering mengalami kerusakan pada periode Desember 2013 hingga Mei 2014, yaitu mesin Bending Komatsu,

mesin Laser Cut Trulaser 2525, dan mesin Bending YSD. Namun dari ketiga mesin tersebut yang frekuensi kerusakannya paling banyak adalah mesin Bending Komatsu. 2) Untuk mesin Bending Komatsu kategori kerusakan mesin yang paling sering terjadi, yaitu PLC bermasalah, monitor Ram Top error, dan Fan Servo Valvt mati. 3) Performance maintenance selama periode Desember 2013 hingga Mei 2014 adalah sebagai berikut : - Penurunan nilai MTBF menunjukkan keandalan dari mesin Bending Komatsu mengalami penurunan, namun pada bulan Mei mengalami kenaikan yang menandakan bahwa keandalan dari mesin Bending Komatsu meningkat. - Nilai MTTR mengalami penurunan dan kenaikan. Tingginya MTTR mengindikasikan rendahnya maintainability. Sebaliknya, rendahnya nilai MTTR mengindikasikan tingginya maintainability. Sehingga dapat dikatakan maintainability pada bulan Januari mengalami peningkatan, sedangkan pada bulan April mengalami penurunan. - Availability yang mengalami peningkatan menunjukkan bahwa ketersediaan mesin dapat diandalkan. Namun pada bulan April nilai menurun, menunjukkan banyaknya gangguan breakdown yang menurunkan produktivitas. Daftar Pustaka Corder, AS. 1992. Teknik Manajemen Pemeliharaan. Jakarta : Erlangga Dervitsiotis, Kostas N. 1984. Operation Management. Newyork : Mc Graw Hill Company. Jahja, Kristianto. 2001. Tantangan Industri Manufaktur. Jakarta : PQM Consultans. Gasperz, Vincent. 1992. Analisis Sistem Terapan Berdasarkan Pendekatan Teknik Industri. Edisi Pertama. Bandung : Tassano. Nakajima, Seiichi. 1984. Introduction to Total Productive Maintenance (TPM). Cambridge : Massachussets. Stok, R. & Amelia, Y. 2001. Implementasi Total Productive Maintenance Departemen Non Jahit PT. Kerta Rajasa Raya. Jurnal Teknik Industri 3(01). 18-25.