PENCARIAN RUTE TERPENDEK ARENA KONTES ROBOT PEMADAM API INDONESIA (KRPAI) MENGGUNAKAN ALGORITMA HILL CLIMBING

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PELACAKAN/PENCARIAN

KECERDASAN BUATAN. Simple Hill Climbing. Disusun Oleh:

KECERDASAN BUATAN METODE HEURISTIK / HEURISTIC SEARCH ERWIEN TJIPTA WIJAYA, ST., M.KOM

Pencarian. Kecerdasan Buatan Pertemuan 3 Yudianto Sujana

SISTEM PENENTUAN LINTASAN TERPENDEK TRAVELING SALESMAN PROBLEM DENGAN ALGORITMA SIMPLE HILL CLIMBING

PENYELESAIAN TRAVELLING SALESMAN PROBLEM DENGAN ALGORITMA SIMPLE HILL CLIMBING

Pendakian Bukit (Hill Climbing)

HEURISTIC SEARCH. Irvanizam Zamanhuri, M.Sc Dr. Taufiq A. Gani, M.EngSc

memberikan output berupa solusi kumpulan pengetahuan yang ada.

Teknik Pencarian Heuristik

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

PENYELESAIAN TRAVELLING SALESMAN PROBLEM MENGGUNAKAN METODE SIMPLE HILL CLIMBING

Case Study : Search Algorithm

BAB IV TEKNIK PELACAKAN

Metode Pencarian & Pelacakan dengan Heuristik

Pencarian Rute Terpendek pada Tempat Wisata di Kota Bogor Menggunakan Metode Heuristik

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. ditentukan oleh pemilik kos sedangkan lama waktu penyewaan ditentukan sendiri

METODE PENCARIAN DAN PELACAKAN

Contoh 4/7/ HEURISTIC METHOD. Pencarian Heuristik

Search Strategy. Search Strategy

ROBOT MOBIL PENCARI RUTE TERPENDEK MENGGUNAKAN METODE STEEPEST ASCENT HILL CLIMBING

APLIKASI METODE HILL CLIMBING PADA STANDALONE ROBOT MOBIL UNTUK MENCARI RUTE TERPENDEK

STUDI PENERAPAN ALGORITMA DIJKSTRA DAN ALGORITMA A* DALAM MENENTUKAN RUTE TERPENDEK PADA ROBOT PEMADAM API

INTELEGENSI BUATAN. Pertemuan 2,3 Problem, Space, Search. M. Miftakul Amin, M. Eng. website :

Artificial Intelegence/ P_3 EKA YUNIAR

ANALISA KEBUTUHAN WAKTU PADA PROSES PENYELESAIAN TRAVELING SALESMAN PROBLEM

Sistem Kecerdasan Buatan. Masalah, Ruang Masalah dan Pencarian Solusi. Masalah. Masalah Sebagai Ruang Keadaan 10/7/2015

ALGORITMA PENCARIAN. 1. Iterative-Deepening Depth-First Search (IDS) Nama : Gede Noverdi Indra Wirawan Nim : Kelas : VI A

IMPLEMENTASI METODE STEEPEST ASCENT HILL CLIMBING PADA MIKROKONTROLER MCS51 UNTUK ROBOT MOBIL PENCARI RUTE TERPENDEK

ANALISA ALGORITMA GENETIKA DALAM TRAVELLING SALESMAN PROBLEM SIMETRI. Lindawati Syam M.P.Siallagan 1 S.Novani 2

HEURISTIC SEARCH UTHIE

UJI KINERJA DAN SIMULASI PENENTUAN JARAK TERPENDEK DENGAN SIMULATED ANNEALING PADA SUHU TETAP DAN SUHU BERUBAH

PENCARIAN RUTE TERPENDEK DENGAN MENGGUNAKAN ALGORITMA DEPTH FIRST, BREATH FIRST DAN HILL CLIMBING (STUDY COMPARATIVE)

Pencarian Rute Terpendek dengan Menggunakan Algoritma Depth First, Breath First dan Hill Climbing (Study Comparative)

PENERAPAN METODE STEEPEST ASCENT HILL CLIMBING PADA MODEL PENCARIAN RUTE TERDEKAT FASILITAS PELAYANAN DARURAT DI KOTA BOGOR BERBASIS ANDROID

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

LAMPIRAN 1. Proses Pembuatan Kopi Tanpa Ampas. Green Bean Kopi Tempur. Jadi. Digiling. Diseduh. Jadi. Hasil Seduhan Kopi Tempur. Disaring.

KATA PENGANTAR. DAFTAR TABEL.. xviii. 1.1 Latar Belakang Masalah 1

ALGORITMA PENCARIAN (HEURISTIC)

APLIKASI SIMULATED ANNEALING UNTUK MENYELESAIKAN TRAVELLING SALESMAN PROBLEM

Implementasi Metode Simulated Annealing pada Robot Mobil untuk Mencari Rute Terpendek

IMPLEMENTASI ALGORITMA GENERATE AND TEST PADA PENCARIAN RUTE TERPENDEK

BAB I PENDAHULUAN. wisata budaya, wisata belanja, hingga wisata Alam. Untuk menarik minat

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1-1. Howard. W. Sams & Co.1987, hal 1. 1 Frenzel, L.W. Crash Course In Artifical Intelligence And Expert Systems. 1st Edition.

Penerapan Metode Hill Climbing Pada Sistem Informasi Geografis Untuk Mencari Lintasan Terpendek

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

LESSON 6 : INFORMED SEARCH Part II

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PENYELESAIAN TRAVELLING SALESMAN PROBLEM DENGAN METODE TABU SEARCH

PENYELESAIAN TRAVELING SALESMAN PROBLEM (TSP) MENGGUNAKAN ALGORITMA RECURSIVE BEST FIRST SEARCH (RBFS)

Aplikasi Algoritma Genetika Untuk Menyelesaikan Travelling Salesman Problem (TSP)

Metode Searching. Blind/Un-informed Search. Heuristic/Informed Search. Breadth-First Search (BFS) Depth-First Search (DFS) Hill Climbing A*

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

DAFTAR ISI. Tim Redaksi... i Kata Pengantar... ii Daftar Isi... iii

STUDI PERBANDINGAN ALGORITMA CHEAPEST INSERTION HEURISTIC DAN ANT COLONY SYSTEM DALAM PEMECAHAN TRAVELLING SALESMAN PROBLEM

BAB II LANDASAN TEORI

ANALISIS ALGORITMA ANT SYSTEM (AS) PADA KASUS TRAVELLING SALESMAN PROBLEM (TSP)

BAB II LANDASAN TEORI

TUGAS AKHIR PERENCANAAN SISTEM DITRIBUSI HASIL PRODUKSI BUKU PADA PT. BINA PUTRA MANDIRI

Combinatorics. Aturan Jumlah. Teknik Menghitung (Kombinatorik) Contoh

PRESENTASI TUGAS AKHIR

BAB 2 LANDASAN TEORI

MILIK UKDW BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Kajian Penelitian Sebelumnya

1. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang

PENERAPAN ALGORITMA GENETIKA PADA PENYELESAIAN TRAVELLING SALESMAN PROBLEM (TSP)

BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Algoritma Genetika

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Pada bab kajian pustaka berikut ini akan dibahas beberapa materi yang meliputi

BAB 2 LANDASAN TEORI Visualisasi

PERBANDINGAN KINERJA ALGORITMA GENETIK DAN ALGORITMA BRANCH AND BOUND PADA TRAVELLING SALESMAN PROBLEM

BAB 3 PENANGANAN JARINGAN KOMUNIKASI MULTIHOP TERKONFIGURASI SENDIRI UNTUK PAIRFORM-COMMUNICATION

Optimasi Multi Travelling Salesman Problem (M-TSP) Menggunakan Algoritma Genetika

IMPLEMENTASI ALGORITMA GREEDY PADA LAYANAN TAKSI WISATA BERBASIS WEB

GENETIKA UNTUK MENENTUKAN RUTE LOPER KORAN DI AGEN SURAT KABAR

BAB 2 LANDASAN TEORI

7. LAMPIRAN Formula Adonan Arem-Arem 1 kilogram beras 3 liter santan Kara yang diencerkan 1 sachet royco rasa daging ayam Daun pandan

Masalah, Ruang Masalah dan Pencarian

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PENYELESAIAN MASALAH 8 PUZZLE DENGAN ALGORITMA HILL CLIMBING STEPEST ASCENT LOGLIST HEURISTIK BERBASIS JAVA

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Masalah, Ruang Keadaan dan Pencarian 4/7/2016. fakultas ilmu komputer program studi informatika

BAB I PENDAHULUAN. yang juga diterapkan dalam beberapa kategori game seperti real time strategy

SEARCHING. Blind Search & Heuristic Search

SIMULASI ROBOT PEMADAM API DENGAN METODE ALGORITMA GENETIK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III PERANCANGAN. Gambar 3.1 Blok Diagram Sistem

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Pendahuluan

Pengembangan Teknik Pencarian Optimal Menggunakan Algoritma Generate and Test dengan Diagram Precedence (GTPRE)

03/03/2015. Agenda Teknik Dasar Pencarian Teknik Pemecahan Masalah Strategi Pencarian Mendalam Pencarian Heuristik

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PENERAPAN ALGORITMA STEEPEST ASCENT HILL CLIMBING DAN LINEAR CONGRUENT METHOD (LCM) DALAM GAME SLIDE PUZZLE PENGENALAN SEMBILAN SUNAN BERBASIS ANDROID

Analisis Beberapa Algoritma dalam Menyelesaikan Pencarian Jalan Terpendek

Update 2012 DESAIN DAN ANALISIS ALGORITMA SEARCHING

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang dan Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan Ilmu dan Teknologi (IPTEK) di berbagai bidang terasa sangat

PROTOTIPE IMPLEMENATSI ALGORITHMA HILLCLIMBING UNTUK MEMBUAT JADWAL PRODUKSI GARMENT DI PT XX

Optimalisasi Pengantaran Barang dalam Perdagangan Online Menggunakan Algoritma Genetika

BABI PENDAHULUAN. Pada bab ini akan membahas mengenai latar belakang, tujuan, perumusan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Transkripsi:

ABSTRAK PENCARIAN RUTE TERPENDEK ARENA KONTES ROBOT PEMADAM API INDONESIA (KRPAI) MENGGUNAKAN ALGORITMA HILL CLIMBING Pamor Gunoto Dosen Tetap Program Studi Teknik Elektro Universitas Riau Kepulauan (UNRIKA) Batam Kontes Robot Indonesia (KRI) adalah ajang bentuk kreativitas dari mahasiswa dalam penerapan teknologi tinggi pada robot. Dalam pertandingan ini menggunakan arena sejenis simulasi interior rumah dengan 4 ruangan. Salah satu kriteria yang dipertandingkan adalah robot dapat memadamkan api dengan cepat. Oleh karena itu diperlukan suatu simulasi untuk mendapatkan rute terpendek yang harus dilalui oleh robot agar supaya waktu yang diperlukan dalam memadamkan api dapat secepat mungkin. Penggunaan algoritma dipakai dalam menentukan rute terpendek yang dapat ditempuh agar supaya waktu yang diperlukan dapat lebih singkat. Pada penelitian ini digunakan algoritma Hill Climbing dengan mengetahui jarak tiap ruangan yang akan dilaluinya. Proses pencarian adalah mendapatkan solusi jarak rute terpendek dengan nilai heuristik yang terbaik. Hasil simulasi dengan menggunakan program Matlab didapatkan bahwa rute terpendek (tercepat) yang harus dilalui oleh robot adalah ruangan 2-1-3-4 (=795,6 cm). 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kontes Robot Pemadam Api Indonesia (KRPAI) dapat merupakan suatu wacana yang sangat menarik untuk mengimplementasikan gagasan dan ide menjadi suatu robot yang fungsional dengan memanfaatkan pengetahuan yang sangat multidisiplin. Robot-robot tersebut harus dirancang dan dibuat sendiri, dengan menggunakan sensor-sensor, aktuator serta mikrokontroler yang ada dan harus diprogramkan sesuai dengan tema kontes setiap tahunnya. Selain itu kerjasama yang baik antara anggota tim peserta juga akan menjadi faktor penting dalam kontes robot. Setiap tim akan memiliki gagasan strategi yang terbaik untuk memenangkan kontes tersebut, sehingga dapat menjadikan tolak ukur suatu perguruan tinggi dalam penerapan teknologi yang tepat guna dan sasaran. Dalam KRPAI salah satu penentuan kriteria menjadi pemenang adalah dapat memadamkan api di dalam ruangan dengan secepat mungkin. Dalam hal ini maka dengan menentukan rute terpendek di dalam ruangan arena akan diperoleh waktu pemadaman api yang tercepat pula. Pencarian rute terpendek saat melakukan perjalanan merupakan hal yang perlu dilakukan selain menemukan kota tujuan juga untuk menghemat biaya perjalanan. Algoritma pencarian (searching algorithm) yang mendasari kerja dari software atau program banyak modelnya, akan tetapi kefektifan suatu algortima pencarian dalam menemukan rute atau tujuan tergantung pada proses atau langkah-langkah yang di berikan oleh algortima itu sendiri. Untuk dapat membuat robot cerdas adalah dengan cara mengimplementasikan metode-metode kecerdasan buatan pada robot tersebut agar robot dapat melakukan penjelajahan dan pencarian sendiri. 1

Hill Climbing (pendakian bukit) merupakan metode pembangkitan dan pengujian secara fungsi heuristic. Fungsi heuristic digunakan untuk mengevaluasi keadaan-keadaan problem individual dan menentukan seberapa jauh hal tersebut dapat digunakan untuk mendapatkan solusi yang diinginkan. 1.2 Tujuan Menentukan rute yang akan dilalui robot dengan jarak terpendek pada arena Kontes Robot Pemadam Api Indonesia (KRPAI) dengan menggunakan algoritma metode simple hill climbing. Sehingga didapatkan waktu yang paling cepat oleh robot dalam melalui ruanganruangan yang ada pada arena. 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Arena KRPAI Arena yang digunakan pada KRPAI adalah mensimulasikan interior dari sebuah rumah dengan 4 ruangan. Penomoran ruangan adalah sebagai berikut : ruang 1 (room 1) adalah ruang dengan ukuran terbesar, berturut-turut ruang 2 (room 2), ruang 3 (room 3) dan ruang 4 (room 4) adalah ruangan yang berada searah dengan jarum jam dengan ruang 1 seperti gambar 1. Pada ruang 1 terdapat dua pintu, yang satu lokasinya bisa berubah, yang lain lokasinya tetap. Ruang 4, lokasi pintu juga bisa berubah. Lapangan terbuat dari papan multipleks dengan ketebalan 1,8 s.d 2 cm dan berukuran 244 cm x 244 cm x 30 cm. Gambar 1. Arena KRPAI Lapangan memiliki roda agar dapat dipindah atau diputar dengan mudah. Lapangan dibuat sedekat mungkin dengan lantai agar mempermdah dalam pengambilan robot saat pertandingan. 2.2 Metode Pencarian Hill Climbing Teknik heuristik adalah teknik yang digunakan untuk mempercepat pencarian solusi. Teknik heuristik digunakan untuk mengeliminasi beberapa kemungkinan solusi tanpa harus 2

mengeksplorasinya secara penuh. Selain itu teknik heuristik juga membantu memutuskan kemungkinan solusi mana yang pertama kali dievaluasi. Ada beberapa metode pencarian heuristik salah satunya adalah metode hill climbing. Hill climbing adalah metode yang dikenal untuk pencarian lokal. Gagasan untuk metode hill climbing dimulai secara acak dari state yang sudah ada, bergerak ke tetangga dengan nilai evaluasi yang terbaik dan jika suatu minimum lokal telah dicapai lalu memulai lagi secara acak pada state yang berbeda. Metode Pencarian Hill Climbing adalah suatu metode untuk mencari dan menentukan rute yang paling singkat dengan memperkecil jumlah kota atau tempat yang disinggahi dengan menggunakan cara heuristic. Cara kerjanya adalah menentukan langkah berikutnya dengan menempatkan node yang akan muncul sedekat mungkin dengan sasarannya. Langkah-langkah Algoritma Pencarian Hill Climbing adalah sebagai berikut : 1. Mulai dari keadaan awal dan dilakukan pengujian, apabila merupakan tujuan maka berhenti dan bila tidak maka dilanjutkan dengan keadaan sekarang sebagai keadaan awal. 2. Dilanjutkan hingga tujuan tercapai atau hingga iterasi tidak memberikan perubahan pada keadaan sekarang. a. Tentukan successor sebagai nilai heuristik terbaik dari successor-successor. b. Kerjakan untuk tiap operator yang digunakan oleh keadaan sekarang Gunakan operator dan bentuk keadaan baru Evaluasi keadaan baru tersebut. Jika merupakan tujuan maka selesai. Jika bukan, bandingkan nilai heuristiknya dengan successor. Jika lebih baik, jadikan nilai heuristiknya keadaan baru tersebut. c. Jika successor lebih baik daripada nilai heuristik keadaan sekarang, ubah node successor menjadi keadaan sekarang. Algoritma akan berhenti kalau mencapainilai optimum lokal Urutan penggunaan operator akan sangat berpengaruh pada penemuan solusi Tidak diijinkan untuk melihat satupun langkah sebelumnya. Berdasarkan penjelasan Algoritma Pencarian Hill Climbing untuk mencari jarak terpendek dapat digambarkan dalam bentuk diagram pohon seperti dibawah ini Gambar 2. Diagram pohon Pencarian Hill Climbing 2.3 Travelling Salesman Problem (TSP) dengan Pencarian Hill Climbing 3

Pada permasalahan TSP, disini ruang keadaan berisi semua kemungkinan lintasan yang mungkin. Operator digunakan untuk menukar posisi kota-kota yang bersebelahan. Apabila ada 4 kota,untuk mencari kombinasi lintasan dengan menukar posisi urutan 2 kota, maka akan mendapatkan kombinasi sebanyak : 4! 2! (4 2)! Atau sebanyak 6 kombinasi. Fungsi heuristic yang digunakan adalah panjang lintasan yang terjadi. Keenam kombinasi ini akan dipakai semuanya, sebagai operator : 1. Tukar 1,2 (menukar urutan posisi kota ke-1 dengan kota ke-2) 2. Tukar 2,3 (menukar urutan posisi kota ke-2 dengan kota ke-3) 3. Tukar 3,4 (menukar urutan posisi kota ke-3 dengan kota ke-4) 4. Tukar 4,1 (menukar urutan posisi kota ke-4 dengan kota ke-1) 5. Tukar 2,4 (menukar urutan posisi kota ke-2 dengan kota ke-4) 6. Tukar 1,3 (menukar urutan posisi kota ke-1 dengan kota ke-3) Proses pencarian TSP seperti gambar dibawah ini Gambar 3. Diagram proses pencarian TSP Algoritma TSP Keadaan awal, lintasan ABCD (=19) Level pertama, hill climbing mengunjungi BACD (=17), dimana BACD (=17) < ABCD (=19), sehingga BACD menjadi pilihan selanjutnya dengan operator Tukar 1,2 Level kedua, mengunjungi ABCD, karena operator Tukar 1,2 sudah dipakai BACD, maka pilih node lain yaitu BCAD (=15), dimana BCAD (=15) < BACD (=17) 4

Level ketiga, mengunjungi CBAD (=20), CBAD (=20) > BCAD (=15) maka pilih node lain yaitu BCDA (=18), pilih node lain yaitu DCAB (=17), pilih node lain yaitu BDAC (=14) < BCAD (=15) Level keempat, mengunjungi DBAC (=15), dimana DBAC (=15) > BDAC (=14), maka pilih node lain yaitu BADC (=21), pilih node lain yaitu BDCA (=13), dimana BDCA (=13) < BDAC (=14) Level kelima, mengunjungi DBCA (=12), dimana DBCA (=12) < BDCA (=13) Level keenam, mengunjungi BDCA, karena operator Tukar 1,2 sudah dipakai DBCA, maka ilih node lain yaitu DCBA, pilih ABCD, pilih DACB, pilih CBDA Karena sudah tidak ada node yang memiliki nilai heuristik yang lebih kecil dibanding nilai heuristik DBCA, maka node DBCA (=12) adalah lintasan terpendek (SOLUSI) 3. HASIL DAN PEMBAHASAN Dalam proses pencarian jarak terpendek pada arena robot, dilakukan pemetaan terlebih dahulu. Pemetaan dilakukan untuk mengetahui gambaran area yang akan dilalui sehingga dengan adanya pemetaan ini robot dapat mengetahui rute-rute yang yang dapat diambil. Pemetaan pada arena yang dilakukan dapat dilihat pada gambar 4. 244 cm 72 cm Ruang 3 62 cm 59 cm 70,5 cm 75 cm 51 cm 244 cm 87 cm 49,5 cm 63 cm Ruang 4 70 cm 153 cm 72 cm 58 cm Ruang 2 62 cm 59 cm 103 cm 49 cm 48 cm Ruang 1 91 cm 63 cm 118 cm Gambar 4. Pemetaan pada arena KRPAI Penentuan rute diambil dengan mengambil posisi tengah dari jalur pada arena, sehingga dapat diketahui jarak masing-masing jalur dari pemetaan yang dilakukan pada arena. Setiap robot diharuskan melewati setiap ruangan yang ada dalam mencari titik api yang akan 5

dipadamkan. Rute yang terpendek menuju tujuan yang diinginkan ditentukan dengan menggunakan metode pencarian hill climbing. Dalam proses algoritma ini digunakan bantuan program Matlab untuk mempercepat proses perhitungan dan komputasi data. Tabel 1 memperlihatkan jarak antar ruangan dari hasil pemetaan yang telah dilakukan. Tabel 1. Jarak rute antar ruang arena No Ruang Jarak Rute (cm) Jarak total antar ruang (cm) 1 1-2 62+48+63+25 222 2 2-3 49+63+48+58+63+70,5 351,5 3 3-4 70,5+63+75+62+49,5 320 4 4-1 49,5+59+153+59 320,5 5 4-2 62+75+58+48+63+49 355 6 1-3 62+58+63+70,5 253,5 Dari hasil diatas dapat digambarkan secara lebih sederhana jarak antar ruang seperti pada gambar 5. 4 320 cm 3 355 cm 320,5 cm 351,5 cm 253,5 cm 1 2 222 cm Gambar 5. Jarak rute antar ruang Adapun perhitungan pencarian untuk mendapatkan rute yang terpendek dapat dilakukan dengan membuat diagram seperti gambar 6 dibawah ini 6

1 2 3 4 893,5 795,5 960 897 960 992 894 2 1 3 4 1 3 2 4 1 2 4 3 4 2 3 1 1 4 3 2 3 2 1 4 893,5 925,5 862,5 925,5 928,5 830,5 1 2 3 4 2 3 1 4 2 1 4 3 4 1 3 2 2 4 3 1 3 1 2 4 Gambar 6. Proses pencarian rute terpendek dengan metode hill climbing Pada gambar 6 diatas terlihat bahwa, keadaan awal lintasan terpilih adalah ruang 1-2-3-4(893,5). Pada level pertama, hill climbing akan memilih nilai heuristik terbaik dari keenam successor yang ada, yaitu : 2-1-3-4(795,5), 1-3-2-4(960), 1-2-4-3(897), 4-2-3-1(960), 1-4-3-2(992) dan 3-2-1-4(894) dan yang terpilih adalah 2-1-3-4 karena memiliki nilai heuristik yang paling kecil (=795,5). Kemudian dari 2-1-3-4 ini akan dipilih nilai heuristik terbaik dari successornya yaitu 1-2-3-4(893,5), 2-3-1-4(925,5), 2-1-4-3(862,5), 4-1-3-2(925,5), 2-4-3-1(928,5) dan 3-1-2-4(830,5). Ternyata dari keenam successor tersebut tidak memiliki nilai heuristik yang lebih kecil dari 795,5 sehingga tidak ada perubahan nilai keadaan (2-1-3-4). Hasil yang diperoleh dengan rute yang terpendek adalah 2-1-3-4 dan merupakan solusi. Hasil pencarian rute terpendek dengan menggunakan program matlab dalam proses komputasi dapat dilihat pada gambar 7 dibawah ini. Level ke-2--> Jalur :2 1 3 4--> Rute Terpendek =795.6793 3 4 1 2 Gambar 7. Pencarian rute terpendek dengan Matlab 7

4. KESIMPULAN Pencarian rute terpendek menggunakan algoritma hill climbing pada arena KRPAI ditentukan oleh pemetaan arena yang dibuat. Hasil yang diperoleh (solusi) dengan menggunakan algoritma hill climbing merupakan nilai perbandingan terkecil dari diantara successor-successor yang dibangkitkan dari data yang ada. Hasil penelitian didapatkan bahwa rute terpendek (tercepat) yang harus dilalui oleh robot adalah ruangan 2-1-3-4 (=795,5 cm) DAFTAR PUSTAKA Kusumadewi, Sri., 2003, Artificial Intelligence (Teknik & Aplikasinya), Graha Ilmu, Jogjakarta Purnomo, Hari dan Kusumadewi, Sri., 2005, Optimasi dengan Teknik Heuristik, Graha Ilmu, Jogyakarta Linfield, G and Penny, J., 1995, Numerical Methods Using Matlab, Ellis Horwood Limited Nirabel, Ferdi dan Thiang.,2009, Robot Mobil Pencari Rute Terpendek Menggunakan Metode Steepest Ascent Hill Climbing, Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Informasi, Jogyakarta Wibowo, AW, Purwanto, Y dan Purwitasari, D., 2005, Implementasi dan Analisis Algoritma Pencari Rute Terpendek di Kota Surabaya, Jurnal Penelitian dan Pengembangan Telekomunikasi 8